Jatuh cinta pada pandangan pertama, itulah yang dirasakan oleh seorang Kenza Ria Nugraha. Sayangnya, sosok pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta sudah dimiliki oleh seseorang. Alhasil, selama bertahun-tahun Ria hanya bisa memendam perasaannya dalam diam. Ria juga harus menerima kenyataan saat pria itu menikahi kekasihnya.
Namun, sebuah harapan kembali hadir saat mendengar jika pria yang dicintainya, yaitu Sandi Pangestu bercerai dengan sang istri dan menjadi seorang duda. Ria pun bertekad untuk berjuang mendapatkan cintanya, tanpa peduli dengan status Sandi. Dia mulai mendekati pria yang juga adalah sahabat dari kakak kandungnya.
Akankah Ria mampu untuk mendapatkan hati Sandi? Ataukah sebuah penolakan yang akan Ria dapatkan?
***
" Hello, Mas Duda! Boleh aku isi hatinya? " ~ Kenza Ria Nugraha.
...~~~...
Tring, tring, tring.
Suara alarm yang begitu nyaring memenuhi sebuah kamar yang didominasi dengan warna biru. Gadis cantik yang masih tertidur di atas tempat tidur langsung terbangun. Kedua tangannya terulur ke arah nakas dan mematikan alarm itu sebelum membuat telinganya semakin sakit.
" Hoam, padahal masih mengantuk " gumam Ria menutup mulutnya yang menguap.
Ria segera bangkit dari posisi tidurnya dan mendudukkan tubuhnya di tepi tempat tidur. Dengan wajah yang masih lesu, Ria mengambil ponsel miliknya yang diletakkan di atas nakas.
Seperti pagi-pagi sebelumnya selama dua bulan terakhir ini, Ria selalu mengirimkan sebuah pesan pada pria yang dicintainya sejak lama. Sekedar mengucapkan selamat pagi dan mengingatkan untuk makan, meski terkadang tidak mendapatkan balasan. Tidak masalah, Ria akan terus berjuang untuk mendapatkan hati pria itu.
" Selamat pagi, Kak Sandi! Jangan lupa sarapan sebelum berangkat kerja ya. Kakak hari ini ada apel pagi, kan? Pokoknya semangat terus ya, Kak! " tulis Ria dalam pesan singkatnya dan langsung mengirimkannya ke nomor milik Sandi.
Kemudian, Ria segera beranjak pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Tidak lupa mengambil handuk yang tergantung di depan kamar mandinya. Dia memiliki jadwal kuliah pagi ini dan tentunya tidak boleh sampai terlambat.
Sekitar tiga puluh menit, Ria sudah selesai mandi dan sudah siap dengan pakaian rapinya untuk pergi ke kampus. sebelum berangkat, Ria akan sarapan terlebih dahulu bersama dengan kedua orang tuanya.
" Selamat pagi, Ayah, Bunda! " sapa Ria lalu mendudukkan tubuhnya di salah satu kursi yang biasa didudukinya.
" Selamat pagi, Tuan Putri Ayah " balas Ayah Adi mengusap lembut puncak kepala sang putri.
" Selamat pagi, Sayang " sambung Bunda Sisi tersenyum.
Di rumah yang tidak terlalu besar dan sangat sederhana itu, Ria hanya tinggal bersama dengan kedua orang tuanya saja. Sebenarnya Ria memiliki satu kakak laki-laki, tetapi kakaknya itu sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri sehingga tidak tinggal lagi bersama dengan mereka.
" Wah, ada tempe orek " ucap Ria saat melihat salah satu makanan kesukaannya.
Makanan yang paling disukainya adalah masakan sang ibu dan tempe orek adalah salah satunya.
" Bunda sengaja memasak tempe orek
kesukaan kamu, jadi kamu harus makan yang banyak " ucap Bunda Sisi pada Ria.
" Siap, Bunda " jawab Ria.
Setelah itu, Ria serta Ayah Adi dan Bunda Sisi memulai sarapan pagi itu. Mereka bertiga makan dengan tenang dan terdengar suara dentingan sendok serta garpu yang saling beradu di atas piring.
" Ayah, Bunda, aku berangkat dulu ya. Takut terlambat nanti " pamit Ria setelah menyelesaikan sarapannya.
Gadis itu bangkit dari tempat duduknya dan meraih tas miliknya. Tidak lupa Ria mengulurkan tangannya dan menyalami kedua orang tuanya.
" Iya Sayang. Hati-hati ya " sahut Bunda Sisi.
Ria pun menganggukkan kepalanya. Lalu, Ria segera keluar dari rumah dengan sedikit berlari. Dia akan mengendarai motornya untuk pergi ke kampus.
***
Sebelum pergi ke kampus, seperti biasa, Ria akan mampir ke rumah Sandi untuk sekedar melihat pujaan hatinya itu. Kebetulan arah kampus dan rumah pria itu dalam satu arah, sehingga Ria tidak perlu khawatir akan terlambat nantinya.
" Mana sih Kak Sandi? Motornya masih ada, jadi artinya Kak Sandi belum berangkat bekerja " ucap Ria yang terus mengawasi rumah sang pujaan hati.
Meski cukup jauh, tetapi Ria masih bisa melihat dengan jelas seandainya Sandi keluar dari rumahnya. Hampir setiap pagi beginilah yang Ria lakukan. Dia merasa takut Sandi akan merasa tidak nyaman dan risih jika dirinya terus menemui pria itu setiap hatinya.
Kurang lebih selama lima menit Ria menunggu, akhirnya seseorang yang ditunggunya keluar juga. Terlihat Sandi sudah rapi dengan seragam polisinya dan pasti akan berangkat bekerja. Sungguh, sosoknya yang sangat gagah dan tampan membuat Ria semakin menyukainya.
" Memang ya, pesona duda itu sangat menggoda. Kak Sandi lebih tampan setelah menjadi duda dibandingkan saat pertama kali aku bertemu dengan dia " ucap Ria yang sangat terpesona dengan sosok Sandi.
Kedua matanya terus tertuju pada pria itu dan enggan untuk beralih ke arah lainnya. Memang pesona Sandi semakin terpancar ketika sudah menjadi seorang duda dan terlihat sebagai seorang pria dewasa. Ria ingin memuaskan diri untuk melihat Sandi sebelum harus pergi dan terpisah untuk beberapa. Dia selalu merasakan rindu ketika tidak melihat Sandi sehari saja.
" Oh, jantungku. Aku benar-benar akan sakit jantung kalau terus seperti ini " gumam Ria memegang dadanya yang terasa detak jantungnya.
Debaran dan degupan jantung yang masih sama seperti pertama kalinya mereka bertemu. Rasa cintanya tidak pernah berkurang sedikit pun pada Sandi. Dia memang telah jatuh cinta pada pria itu pada pandangan pertama.
Selama ini, tidak ada yang mengetahui tentang perasaannya, bahkan Sandi sekali pun. Ria memang memendamnya dalam diam karena sadar sebelum pria itu sudah dimiliki orang wanita lain.
" Lah, kok pergi sih? " protes Ria melihat motor Sandi yang sudah melaju meninggalkan area rumah.
Jujur saja, Ria belum puas untuk melihat wajah tampan pujaan hatinya itu. Tapi ya mau bagaimana, Sandi harus berangkat bekerja dan dia juga harus berangkat ke kampus.
" Tidak apa-apa, Ria. Besok pagi kamu bisa datang ke sini lagi dan melihat Kak Sandi lagi. Ayo semangat! " ucap Ria pada dirinya sendiri.
Akhirnya Ria pun memutuskan untuk pergi saja dari sana karena memang tidak ada yang dilakukannya lagi. Tujuannya adalah untuk melihat Sandi, tetapi pria itu sudah pergi.
***
Assalamualaikum warahmatullahi wabarrakatuh guys 🥰 Bulan baru, minggu baru, dan saya bawa karya baru nih❤️ Saya harap kalian menyukai karya ini ya ☺️ Jangan bosan-bosan untuk menemani saya juga, karena tanpa kalian saya juga tidak bisa maju banyak di karya ini🥺 Kalian itu sangat penting untuk perjalanan karya ini guys🥰 Lop yuuuu guys❤️
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus "
ya 😘
Ketika Ria akan pergi dari sana, tiba-tiba saja motornya tertahan dan tidak bisa untuk dilajukan. Entah apa yang membuatnya begitu, padahal semuanya sudah seperti biasanya dan tidak ada yang aneh dari motornya.
" Mau kemana kamu? " tanya seseorang dari arah belakang.
Spontan Ria langsung menoleh ke arah belakang dan kedua matanya langsung membulat sempurna saat melihat sosok yang menjadi tujuannya datang sudah berada di sana dengan menahan motornya. Padahal sepertinya tadi pria itu sudah pergi dengan menggunakan motornya untuk berangkat bekerja.
" Heih? Kak Sandi? " ucap Ria sangat terkejut.
Sebisa mungkin Ria tetap mengendalikan dirinya yang sudah tidak karuan dan detak jantungnya sudah sangat kencang. Tidak pernah Ria bayangkan bisa sedekat ini menatap wajah tampan pria yang dicintainya itu. Biasanya dia hanya bisa mencuri-curi pandang dan melihatnya dari kejauhan saja.
" Ke-napa Kak Sandi a-da di sini? " tanya Ria sangat gugup.
" Ya wajar dong aku ada di sini, ini adalah kompleks perumahanku " jawab Sandi yang tidak salah juga.
" Seharusnya aku yang tanya sama kamu, kenapa kamu ada di sini, Ria? Bukan sekali dua kali saja aku melihatmu di sini, tapi sepertinya hampir setiap hari " ucap Sandi menatap Ria penuh kecurigaan.
Sebenarnya Sandi cukup sering melihat Ria berkeliaran di sekitar kompleks perumahan tempat tinggalnya, bahkan hampir setiap hari. Awalnya Sandi tidak peduli dan mengira Ria sedang mengunjungi rumah salah satu temannya, tapi lama-kelamaan dia menjadi curiga. Terlebih lagi pagi ini dia mendapati Ria yang sedang mengawasi rumahnya. Belum lagi pesan-pesan yang hampir tiap hari juga gadis itu kirimkan, meski sangat jarang dirinya balas.
" Itu, em, itu karena... " Ria sangat bingung untuk menjawabnya.
Seandainya jujur pun, Ria belum siap secara tiba-tiba seperti karena kepergok oleh Sandi. Dia memang sudah berniat untuk menyatakan perasaannya pada pria itu, tapi tidak di situasi yang seperti ini. Jangankan berharap untuk diterima, sepertinya dia akan langsung ditolak mentah-mentah dan diusir saat mengatakannya.
" Kenapa, Ria? Jawab dong! " desak Sandi karena Ria tidak segera memberikan jawaban.
" Jangan-jangan, kamu sedang memata-matai seseorang ya? Siapa? Kekasihmu? Atau laki-laki incaranmu? By the way, di sini banyak anak-anak yang satu kampus dengan kamu dan tampan-tampan juga " lanjut Sandi mulai menduga-duga.
Bukan tanpa alasan Sandi menduga seperti itu, karena itu kemungkinan terbesar setelah melihat apa yang dilakukan oleh Ria selama beberapa waktu terakhir ini. Jika memang ingin mengunjungi salah satu temannya, tidak mungkin gadis itu seperti bersembunyi-sembunyi.
" Iya, memang, tapi bukan kekasihku dan bukan teman satu kampus denganku " jawab Ria tanpa sadar.
Sedetik kemudian, Ria langsung tersadar dan langsung menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Ria merutuki kebodohannya sendiri yang bisa-bisanya menjawab seperti itu, seharusnya dia bisa mencari alasan yang yang.
" Lalu siapa, hayo? Aku adukan pada Raka ya, ternyata adiknya sudah bisa jatuh cinta pada laki-laki dan selalu memata-matainya " ucap Sandi dengan wajah yang seperti menggoda Ria.
Di lingkungan persahabatannya, hanya Ria satu-satunya adik dari sahabatnya. Oleh karena itu, Sandi juga sudah menganggapnya seperti adiknya sendiri. Jadi, ketika Ria sudah ketahuan seperti ini, maka dia harus mengintrogasinya. Untuk berjaga-jaga, siapa tahu sosok yang dimata-matai dan mungkin disukai oleh Ria itu bukanlah orang yang baik.
" Jangan dong, Kak. Kak Raka saja tidak tahu apa yang aku lakukan ini " larang Ria dengan cepat.
Jika kakaknya itu mengetahui tentang apa yang dilakukannya ini, maka kemungkinan akan memarahinya. Kakaknya itu sangat menjaganya dan selalu mewanti-wanti dirinya untuk tidak memikirkan tentang pria terlebih dahulu. Ria diminta untuk fokus pada kuliahnya terlebih dahulu agar bisa menyelesaikan dengan cepat.
" Kalau begitu, katakan padaku kenapa kamu berada di sini setiap hari? Siapa yang sedang kamu mata-matai? Siapa laki-laki yang sudah membuatmu jatuh cinta itu? " tanya Sandi pada Ria.
" Oh iya, lalu kenapa kamu mengirimkan pesan padaku hampir setiap hari? Bukankah seharusnya kamu mengirimkan pesan dan memberikan perhatian pada laki-laki yang kamu sukai? " lanjut Sandi yang merasa sedikit bingung.
" Ya karena kamu yang aku sukai, Kak Sandi. Selama ini kamu yang aku mata-matai dan yang sudah membuatku jatuh cinta " jawab Ria dengan cepat.
Plek.
Lagi-lagi Ria menutup mulutnya karena kelepasan berbicara dan akhirnya berkata jujur tentang perasaannya. Demi apapun Ria merutuki mulutnya yang mudah sekali kelepasan dan jujur seperti ini. Memang bagus untuk selalu jujur, tapi tidak di situasi seperti ini juga.
" Hah? Apa katamu, Ria? Kamu suka aku? " ucap Sandi tentu saja sangat terkejut.
Pria itu bahkan sampai memundurkan tubuhnya saking terkejutnya. Dia mencoba memastikan apa yang didengarnya dari Ria. Seperti tidak percaya rasanya jika memang gadis yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri itu ternyata menyukainya.
" Maaf karena sudah lancang, Kak, tapi memang aku suka sama kamu. Aku tidak tahu kenapa aku bisa suka dan jatuh cinta pada kamu, Kak. Sejak pertama kali bertemu kamu, aku sudah jatuh cinta dan semakin hari rasa itu semakin besar. Bertahun-tahun aku memendam perasaan ini karena aku tahu kamu sudah ada yang memiliki. Tapi, saat tahu kamu sudah sendiri lagi, aku memberanikan diri untuk memperjuangkan cintaku ini. Ya meskipun aku belum bisa mengatakan padamu, Kak " jawab Ria menundukkan kepalanya.
Sudah kepalang tanggung, Ria sudah kelepasan bicara dan Sandi pasti akan menuntut penjelasan darinya. Biarlah dia merasa malu, setidaknya ada sedikit kelegaan karena sudah mengatakan tentang perasaannya pada Sandi.
" Kalau begitu, aku pergi dulu ya, Kak. Aku harus berangkat ke kampus, sudah hampir terlambat soalnya " pamit Ria pada Sandi yang masih terdiam.
Sebenarnya Ria masih ingin berada di sana untuk melihat respon serta tanggapan dari Sandi. Namun, pria itu masih saja terdiam sembari terus menatap dirinya. Sedangkan dia sendiri harus segera pergi ke kampus.
Setelah itu, Ria pun menyalakan mesin motornya dan langsung melajukannya meninggalkan Sandi. Dia hanya berharap pria itu segera tersadar dan tidak membencinya karena dia mengatakan perasaannya.
" Ria benar-benar jatuh cinta padaku? Hah? Sungguh? " gumam Sandi menatap motor Ria yang semakin menjauh.
***
Eps pertama hari ini ya, guys🥰❤️Semoga kalian juga suka kisah Sandi-Ria dan kawal terus mereka sampai bisa bersatu🤗 Temani saya juga sampai novel ini bisa banyak pembacanya dan tamat☺️ Kasih pendapat kalian juga tentang Sandi-Ria ya🥰 Terima kasih 🙏
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
Selama di perjalanan ke kantor tempatnya tugas hingga selesai apel pagi, Sandi sama sekali tidak bisa fokus dan terus memikirkan pengakuan Ria. Sandi masih tidak percaya jika ternyata gadis yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri ternyata jatuh cinta padanya. Parahnya lagi sejak pertemuan pertama mereka dan itu artinya sudah sejak lima tahunan yang lalu.
" Aku benar-benar masih tidak percaya dengan semua ini. Bagaimana bisa Ria menyukaiku? " gumam Sandi mengusap kasar wajahnya.
Sandi merasa sangat bingung dan tidak tahu harus seperti apa. Di saat dirinya baru bangkit dari kehancuran rumah tangganya, malah ada seorang gadis yang mengatakan jatuh cinta padanya. Dia belum siap untuk membuka hatinya kembali setelah bercerai dengan mantan istrinya, terlebih lagi untuk Ria, adik sahabatnya sendiri.
" San, lo kenapa? Gue lihat dari tadi lo seperti orang yang sedang ada masalah " tanya Satria yang mendudukkan tubuhnya di mejanya, tepat di samping Sandi.
Sepertinya pria itu telah memperhatikan Sandi yang cukup berbeda sedari pagi. Biasanya Sandi yang akan menyapanya lebih dulu ketika baru tiba di kantor, tapi tadi tidak.
" Tidak apa-apa, Sat " jawab Sandi lesu.
" Jangan bohong deh, gue tahu kalau lo sedang ada sesuatu. Katakan, apa yang sedang lo pikirkan? " ucap Satria yang tentu saja tidak percaya.
Keduanya sudah bersahabat sangat lama atau sejak sama-sama menjalani pendidikan di akademi kepolisian, sehingga Satria bisa sangat mengerti tentang perubahan sahabatnya itu. Jika sudah diam dan tidak ceria seperti biasanya, maka sudah pasti ada sesuatu yang mengganggu perasaan Sandi.
Terlihat Sandi menghela napasnya panjang dan menyugar rambutnya yang sudah mulai memanjang. Sepertinya memang Sandi tidak bisa menutupi apapun dari sahabatnya itu, kecuali penyebab perceraian ditutupinya dengan sangat rapat dan hanya dirinya lah yang mengetahuinya.
" Ini soal Ria, tadi gue bertemu dengan dia tidak jauh dari rumahku " sahut Sandi terpaksa jujur.
" Kenapa Ria? Dia sudah menyatakan perasaannya ke lo? " tanya Satria yang sepertinya sudah mengetahui tentang itu.
Spontan Sandi langsung menoleh ke arah Satria dan menatapnya dengan tatapan yang sangat terkejut. Entah darimana sahabatnya itu mengetahuinya, padahal dia juga belum mengatakan apa-apa.
" Kok lo tahu, Sat? " tanya Sandi pada Satria.
" Ya tahu lah, terlihat sangat jelas kok. Lo saja yang tidak peka kalau Ria sudah suka sama lo dari lama " jawab Satria dengan sangat santai.
Sebagai seseorang yang sangat peka terhadap sekitar, Sandi benar-benar merasa bodoh karena tidak menyadari perasaan Ria padanya. Seharusnya dia sudah tahu dengan intensnya gadis itu mengirimkan pesan-pesan yang penuh perhatian setiap harinya.
" Sebenarnya gue sudah cukup sering melihat Ria yang diam-diam mencuri pandang ke lo. Gue diam karena saat itu lo masih bersama dengan Ayla dan tidak ingin membuat lo malah kepikiran soal ini. Lagipula selama lo memiliki pasangan juga, Ria tidak pernah mengganggu lo dan memendam perasaannya sendiri " ucap Satria yang sudah mengetahuinya sedari lama.
" Sekarang karena lo sudah sendiri, saran gue sih terima saja cinta dari Ria. Sudah satu tahun lo bercerai dari Ayla dan sebaiknya lo mulai mencari pasangan. Apalagi lo sudah mengenal Ria dan sudah tahu bagaimana Ria " lanjut Satria sangat mendukung sang sahabat untuk memiliki pasangan lagi.
" Tapi gue sudah menganggap Ria seperti adik gue sendiri, Sat. Gue tidak ingin membuka hati terlebih dulu. Gue juga memikirkan Raka yang pasti tidak setuju seandainya adiknya sama gue yang seorang duda " sahut Sandi tidak bisa mengikuti saran dari Satria.
Banyak sekali hal yang dipikirkannya setelah mendengar pengakuan cinta dari Ria, terutama statusnya. Tidak mungkin keluarga Ria membiarkan gadis itu untuk bersama dengan dirinya yang sudah pernah menikah dan gagal. Hingga saat ini hatinya juga masih tertutup rapat dan tidak ingin dibuka untuk siapapun, meski ada beberapa orang yang terang-terangan ingin menjadi istrinya.
" Gue rasa Raka juga tidak masalah tentang itu, San. Bukannya dia seharusnya senang karena adiknya suka sama lo yang merupakan sahabatnya sendiri. Raka pasti akan lebih tenang melepaskan adiknya sama lo daripada laki-laki lain " ucap Satria karena merasa sosok pria yang paling tepat untuk Ria adalah Sandi.
Memang benar yang dikatakan oleh Satria, tapi Sandi belum bisa memikirkannya lebih lanjut lagi. Baginya Ria adalah adik sahabatnya yang sudah seperti adiknya juga, jadi rasanya seperti tidak mungkin saja jika gadis itu menyukai bahkan jatuh cinta padanya.
" Entahlah, Sat! Sampai saat ini saja gue masih tidak percaya kalau Ria suka sama gue " jawab Sandi yang malah merasa pusing.
" Ya sudah, jangan terlalu dipikirkan. Seandainya setelah ini Ria mengejar lo, maka dia benar-benar suka sama lo. Menurut gue terima saja dia dan buka hati lo, tapi kalau lo tidak mau dan tidak siap ya jangan dipaksakan. Kasihan juga anak orang harus bersama dengan laki-laki yang masih terbelenggu dengan masa lalu. Lagipula alasan perceraian lo dengan Ayla sangat tidak jelas, belum ada sebulan menikah tapi sudah bercerai " ucap Satria menepuk pundak Sandi.
" Bukan tidak jelas, tapi memang gue yang belum siap cerita sama siapapun. Nanti kalau sudah waktunya juga gue akan bercerita pada kalian semua " jawab Sandi dengan kesal.
Bukan tidak ingin memberitahu para sahabatnya tentang alasan perceraiannya, tetapi karena memang belum siap untuk bercerita. Perceraian satu tahun yang lalu itu meninggalkan rasa sakit yang mendalam sehingga Sandi tidak ingin membuka luka lamanya. Terlebih lagi butuh waktu berbulan-bulan hingga dirinya bisa kembali seperti sebelumnya.
" Terserah lo lah, San. Tapi kamu harus ingat, kita semua akan selalu ada untuk lo. Lo bisa mengatakan semuanya pada kami " ucap Satria yang tidak bisa terlalu memaksakan sahabatnya itu.
" Iya Sat. Gue mengerti kok dan sangat berterima kasih untuk itu " jawab Sandi.
Satria pun menganggukkan kepalanya lalu bangkit dari duduknya. Pria itu berjalan menuju pantry, sepertinya akan membuat kopi seperti biasanya.
" Ah, sebaiknya aku membuat kopi juga. Aku butuh sesuatu untuk menyegarkan kepalaku yang sangat pusing karena gadis cantik itu " ucap Sandi berusaha mengabaikan sesuatu yang baru diketahuinya.
Setelah itu, Sandi juga bangkit dari duduknya lalu mengikuti langkah kaki sang sahabat menuju pantry. Memang di kantor polisi tempat mereka bertugas sudah disediakan pantry, sehingga mereka bisa membuat kopi atau minuman lainnya dengan sesuka hati. Terkadang Sandi dan Satria juga sesekali memasak mie instan di sana.
***
Lengkap sudah dua eps hari ini ya guys 🥰 Insya Allah akan dilanjutkan besok lagi up-nya ☺️ Semoga kalian suka dengan dua eps ini ya🤗 Jangan lupa tinggalkan jejak kalian semua di bawah ya🙏
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!