Selamat datang di karya terbaru author, jangan lupa dukungannya ya readers, klik like, subscribe dan komentar. Jika berkenan, jangan lupa lemparkan vote dan hadiahnya. Jika tidak suka, silahkan di skip ya, bebas berkomentar, namun tidak di harapkan meninggalkan jejak rating buruk.
...----------------...
Lin Yuelan, seorang gadis desa yang polos dan lugu, terlihat sibuk mencari sayuran liar di lereng gunung Xian yang sepi dan indah.
Gunung itu terkenal dengan kekayaan alamnya, dan Lin Yuelan sering datang ke sana untuk membantu keluarganya mencari bahan makanan. Namun, hari itu, nasib buruk menimpanya. Tiba-tiba, seorang pria tampan muncul dari balik semak-semak. Wajahnya tampak gelisah dan tubuhnya terlihat tegang.
Tanpa peringatan, pria itu langsung memeluk Lin Yuelan dengan erat. Terkejut dan ketakutan, Lin Yuelan meronta dengan sekuat tenaga, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman pria tersebut. Namun, usahanya sia-sia. Pria itu terlalu kuat, dan dalam perlawanan mereka, Lin Yuelan terjatuh ke tanah.
Tanpa diketahui oleh Lin Yuelan, pria itu baru saja terkena aphrodisiak, racun yang membangkitkan gairah yang sangat kuat. Dia memasuki pegunungan untuk menenangkan diri, berharap alam yang tenang bisa membantu menurunkan gejolak di tubuhnya.
Namun, ketika dia bertemu dengan Lin Yuelan, hasrat yang tak tertahankan menguasai dirinya. Dalam kekacauan hasratnya, pria itu hanya bisa memaksa Lin Yuelan untuk melayaninya dengan kasar. Perasaan takut dan tak berdaya memenuhi hati Lin Yuelan, namun dia tidak memiliki kekuatan untuk melawan.
"Tuan, jangan!" Lin Yuelan memohon sambil terisak, saat pria itu berusaha untuk menjamahnya.
"Diam atau aku akan berbuat lebih kejam!" jawab pria itu, wajahnya terlihat sangat merah dengan tatapan mata yang tajam.
Lin Yuelan hanya bisa menangis saat satu-satunya harta yang dia miliki di renggut secara paksa, tubuhnya di penuhi bercak merah dan luka lebam, hati dan seluruh tubuh gadis itu terasa sakit, perih dan teriris.
"Kau benar-benar jahat! Langit pasti tidak akan tinggal diam!" suara Lin Yuelan terdengar parau, sebelum akhirnya gadis itu pingsan. Dia tak dapat menahan rasa sakit yang begitu besar, dan membenci kehidupan malang yang menimpanya.
"Ciih! Jalang kecil! Kau benar-benar pandai berpura-pura!" jawab pria itu sambil melepaskan tubuh kurus yang telah di lecehkannya. Dia berbaring sambil menstabilkan nafasnya yang masih memburu.
Setelah melampiaskan hasratnya, pria itu menoleh ke arah gadis di depannya, tatapannya menunjukkan rasa jijik yang sangat dalam. Namun matanya menyipit melihat darah segar di kaki gadis itu, dia menarik nafas panjang, sebelum akhirnya melepaskan kalung di lehernya dan memasangkannya pada Lin Yuelan. "Maaf!"
Pria itu segera berdiri, dia memasang kembali pakaiannya tanpa melirik sedikitpun ke arah Lin Yuelan, dia langsung meninggalkannya begitu saja.
Selang satu jam kemudian, Lin Yuelan terbangun, Dia meringis kesakitan. Dengan tubuh yang lemah, gadis itu mengambil kembali pakaiannya, dia memasangnya sambil terus berderai air mata.
"Dewa! Masih adakah keadilan untuk gadis bodoh dan lemah sepertiku? Kenapa kau melakukan ini padaku? Apa salahku, dewa? Kau benar-benar tidak adil!" teriak Lin Yuelan sambil menatap langit, dia menyeret tubuhnya yang kesakitan dan langsung berjalan menuju sungai.
Byur...
Gadis itu memejamkan matanya, dia melompat dari tebing yang cukup tinggi, membawa kekecewaan dan sakit hati. Dia, seorang gadis desa berusia 16 tahun hanya bisa menerima nasib buruk yang menimpanya, dengan tubuh dan hati yang terluka.
.
.
.
"Tabib, bagaimana keadaan gadis itu? Apakah dia baik-baik saja?" seorang wanita berusia 40 tahun menatap wajah tabib tua di depannya, dia telah menikah selama 25 tahun, namun tak kunjung diberi momongan, hingga akhirnya suaminya meninggal dan dia menjadi seorang janda.
Pada saat mencuci pakaian di sungai, tiba-tiba saja dia melihat sesosok tubuh yang terhanyut, dengan hati-hati, wanita itu menghampirinya, dia sangat syok melihat wajah gadis di depannya. Meskipun tertutupi luka dan lebam, namun aura kecantikannya bagaikan seribu matahari yang terbit di ufuk timur, sangat menawan.
"Nyonya Zhang, gadis ini baru saja mendapatkan pelecehan, meskipun dia bisa di selamatkan, kemungkinan besar akan mengalami trauma." jawab tabib tua itu, dia mendesah pelan sambil menatap sosok cantik yang terbaring di depannya.
Wanita yang dipanggil Nyonya Zhang tersebut langsung menganggukkan kepala, "Tidak masalah, selama dia masih bisa diselamatkan, aku akan menjadikan gadis ini sebagai putri angkatku,"
Kelopak mata gadis itu perlahan-lahan terbuka, dia menatap 2 sosok asing di depannya sambil mengerutkan dahi. "Dimana aku?"
"Gadis, kau sudah bangun? Jangan bergerak dulu, tubuhmu baru saja terluka. Aku akan membawakan air, agar kau bisa minum," ucap nyonya Zhang, dia bergegas pergi ke dapur.
Sementara tabib itu menatap ke arahnya, "Aku akan menyiapkan obat, untuk sementara waktu, kau harus banyak beristirahat. Mengerti?"
Lin Yuelan menganggukkan kepala, dia masih bingung dengan apa yang terjadi padanya. Beberapa saat yang lalu, dia bersama gerombolannya merampok di sebuah rumah mewah, namun tanpa diduga mereka ketahuan oleh pemiliknya, sehingga terjadi perkelahian hebat.
Pemilik rumah ternyata seorang pejabat negara yang berkuasa, dia memiliki pasukan khusus yang melindunginya. Pada saat terjadinya perampokan, orang-orang itu telah berada di posisi masing-masing untuk menyergap, sehingga dia dan gerombolannya terkepung dengan berbagai macam senjata.
Dalam kemarahannya, Lin Lian Wei meledakkan diri, sehingga membuat semua yang ada di sana hancur berantakan. Namun alih-alih berpindah ke neraka, jiwa gadis itu malah memasuki tubuh gadis lain dalam dimensi yang berbeda, gadis yang mati akibat bunuh diri, setelah dilecehkan oleh seorang pria.
"Huh! Gadis yang sangat malang, dia disia-siakan oleh keluarganya, selalu mendapatkan perlakuan buruk dan dianggap sebagai kutukan, karena keluarga mereka tidak bisa mendapatkan seorang anak laki-laki setelah melahirkannya, tapi masih terus berbakti. Benar-benar bodoh!" cibir Lin Lian Wei, dia tidak mengerti dengan jalan pikiran pemilik tubuh yang sebenarnya karena lemah dan idiot.
Kriet...
Pintu kamar terbuka, nyonya Zhang muncul dengan semangkuk air putih. "Gadis kecil, minumlah! Aku akan menyiapkan bubur, agar kau bisa mengisi perutmu!"
Lin Lian Wei yang berada di dalam tubuh Lin Yuelan tersenyum tipis, "Terimakasih banyak, bibi!"
"Ya, sama-sama. Beristirahatlah!" ucap nyonya Zhang, dia kembali ke dapur untuk memasak.
Tabib Zhao mendekat, dia menyerahkan 3 bungkusan obat. "Seduh obat ini selama tiga hari dan berikan padanya! Jika dia demam, segera kirim orang untuk mencariku."
"Baiklah tabib, terima kasih banyak untuk kerja kerasmu," ucap nyonya Zhang, dia menerima bungkusan obat itu, dan memberikan sekeranjang telur untuk tabib Zhao.
"Nyonya Zhang, ini?" tabib Zhao terlihat sungkan menerima pemberian dari wanita itu, namun Nyonya Zhang segera melambaikan tangannya.
"Tidak apa-apa, aku masih memiliki beberapa puluh ekor ayam dan akan bertelur setiap hari. Kau bisa memakannya dengan nyaman."
Nyonya Zhang mengantar tabib tua itu hingga ke halaman rumahnya, setelah itu dia kembali ke kamar yang saat ini ditempati oleh Lin Yuelan.
"Bagaimana keadaanmu? Apakah sangat sakit?" tanya nyonya Zhang, mengawali pembicaraan.
Lin Yuelan menggelengkan kepala, "Tidak sakit!"
"Syukurlah, aku akan menyiapkan ramuan obat untukmu. Beristirahatlah!" ucap nyonya Zhang sambil berdiri, dia meninggalkan kamar itu dan kembali ke dapur untuk merebus ramuan obat dari tabib.
Lima belas menit kemudian, nyonya Zhang kembali, dia membawa mangkuk berisi bubur dan telur rebus, "Makanlah! Kau harus mengisi perutmu agar cepat sehat."
Lin Yuelan mengambil mangkuk itu, dia benar-benar sangat lapar sekarang. Pemilik tubuh asli belum memakan apa pun sejak pagi, di tambah dia mendapatkan siksaan dari seorang pria yang tidak di kenal, sehingga membuat tubuhnya benar-benar hancur.
"Makan perlahan, masih ada bubur yang tersisa di atas kompor." ucap nyonya Zhang, dia terlihat sangat prihatin dengan nasib gadis di depannya, tubuhnya kurus, seolah hanya tinggal kulit dan tulang.
Lin Yuelan mengangguk, "Aku menyusahkanmu, bibi!"
"Tidak, tidak! Jangan pikirkan itu, aku juga hidup sendirian, jadi tidak masalah." jawab nyonya Zhang, dia segera mengambil mangkuk obat dan menyerahkannya.
"Minum obatnya, setelah itu kau bisa beristirahat. Jangan banyak pikiran, mengerti?" nyonya Zhang tidak secara langsung menyinggung masalah yang baru saja menimpa Lin Yuelan, dia takut gadis itu akan mengalami trauma seperti yang diucapkan oleh tabib sebelumnya.
Lin Yuelan mengangguk, dia dengan patuh mengambil mangkuk itu dan segera meneguk cairan obat di dalamnya.
"Apakah pahit? Aku memiliki gula di sini, buka mulut mu!" ucap nyonya Zhang, dia terlihat sangat berhati-hati dalam merawat gadis itu.
Lin Yuelan menggelengkan kepala, "Tidak pahit!"
"Hei! Jangan berbohong padaku, cepat buka mulutmu! Gula ini sangat manis," ucap nyonya Zhang lagi. Lin Yuelan akhirnya membuka mulutnya dan segera menyesap rasa manis dari gula yang di berikan nyonya Zhang.
"Tidurlah, kau harus lebih banyak beristirahat, jika butuh sesuatu, berteriak saja, aku berada di kamar sebelah." ucap nyonya Zhang sambil membantu Lin Yuelan untuk berbaring.
Melihat wanita itu pergi, Lin Yuelan menghela nafas kasar, nasibnya saat ini tidak jauh lebih baik dibandingkan kehidupan sebelumnya. Dulu, dia adalah seorang mahasiswi kedokteran, namun karena sebuah kecelakaan lalu lintas, dia kehilangan kedua orang tuanya.
Beberapa bulan kemudian, dia mengetahui bahwa kecelakaan tersebut adalah skema yang dibuat oleh paman dan bibinya sendiri, yang memiliki niat untuk merampas harta milik keluarga mereka.
Lin Lian Wei yang putus asa akhirnya bergabung dengan sekelompok bandit, dia mendapatkan pelatihan berat, hingga akhirnya berhasil menjadi seorang gadis yang memiliki kemampuan bela diri cukup tinggi. Dia bahkan mampu menerobos masuk ke dalam beberapa bangunan besar, untuk mencuri benda-benda berharga di sana.
"Hidup memang sangat sulit untuk di tebak, awalnya aku benar-benar yakin akan segera terlempar ke istana neraka, tapi ternyata nasib membawaku ke tempat ini." gumam Lin Yuelan pelan, tanpa sengaja kesadarannya memasuki sebuah tempat yang sangat di kenal baik olehnya.
"Mansion? Tunggu! Bukankah aku baru saja terlempar ke zaman kuno? Tapi bagaimana bisa kembali ke rumah ku sendiri di zaman modern? Mungkinkah ini ruang dimensi?'' gumam Lin Yuelan lagi, dia melangkahkan kakinya ke beberapa tempat, semuanya masih utuh, ruangan senjata penuh dengan berbagai macam peralatan.
Dia berbalik dan membuka gudang, ada begitu banyak tumpukan makanan di sana, beras, biji-bijian, mie instan, minyak goreng, tepung bahkan bumbu. Dia kembali melangkah ke arah apotek, mengambil beberapa macam obat untuk menyehatkan tubuhnya.
Saat Lin Yuelan membuka mata, dia telah kembali ke rumah nyonya Zhang, obat yang di ambilnya dari apotek juga terbawa olehnya. Lin Yuelan tersenyum tipis, nampaknya dia tidak terlalu sial, masih ada begitu banyak harta berharga yang mengikutinya hingga kehidupan saat ini.
Lin Yuelan menggeser tubuhnya yang sakit, dia segera menelan beberapa pil, kemudian mengambil air putih yang sengaja di simpan oleh nyonya Zhang di atas meja.
"Baiklah, aku akan segera menyembuhkan diri!" ucapnya dengan semangat, dia kembali berbaring di atas tempat tidurnya.
Efek obat itu cukup keras, dia mengalami tidur yang cukup panjang hingga membuat nyonya Zhang menjadi sangat cemas, bahkan tabib tua tidak meninggalkan kamarnya selama dua hari.
"Tabib, bagaimana keadaan gadis itu? Apakah dia masih bisa di selamatkan?" tanya nyonya Zhang. Meskipun wajah Lin Yuelan tidak terlihat pucat seperti sebelumnya, namun gadis itu belum juga mau membuka mata.
"Nyonya Zhang, aku juga merasa sedikit aneh, resep obat yang aku berikan tidak mungkin memiliki efek tidur panjang seperti ini," jawab tabib itu sambil beberapa kali mengerutkan dahinya.
Nyonya Zhang terlihat semakin ketakutan, "Tabib, dua hari yang lalu, dia masih mau memakan semangkuk bubur dan dua butir telur rebus, dia juga meminum obat yang di berikan olehmu."
Tabib tua itu memijat keningnya, "Nyonya Zhang, anda tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya, denyut nadi gadis ini sangat stabil, begitupun dengan detak jantungnya. Dia tidak berada dalam kondisi kritis."
"Tapi tabib, kenapa dia tidak mau bangun? Apakah kau meresepkan obat yang salah? Tabib, aku baru saja ingin membawa gadis ini kembali ke kota dan mengenalinya sebagai seorang anak, tapi dia malah tidur seperti ini." ucap nyonya Zhang dengan sedih.
Tabib tua itu menghela nafas panjang, "Nyonya Zhang, kita tidak pernah bisa tahu apa yang di rencanakan oleh langit. Bersabarlah! Cepat ataupun lambat, gadis itu pasti akan kembali sadar."
Nyonya Zhang hanya bisa menahan perasaan masam di dalam hatinya, dia tidak bisa terus mengeluh pada tabib. "Nak, kehidupan buruk seperti apa yang telah kau lewati, hingga menjadi seperti ini? Cepatlah bangun! Mulai saat ini, aku akan mengangkatmu sebagai putriku, kau akan mewarisi seluruh harta milik keluarga Zhang kami."
Suasana seketika menjadi sedikit tak tertahankan, bahkan tabib tua itu hampir saja menjatuhkan air matanya, dia tak menyangka bahwa Nyonya Zhang benar-benar serius ingin mengadopsi gadis itu sebagai putrinya sendiri.
"Nyonya Zhang! Bersabarlah! Dia pasti mendengar kata-katamu!" ucap tabib sambil menahan rasa haru di hatinya.
Nyonya Zhang menyentuh wajah Lin Yuelan dengan lembut, kemudian mencium dahi gadis itu. "Ayo bangun! Kau bisa meminta apapun pada ibu angkatmu! Aku memiliki banyak uang."
Sementara di tempat lain, seorang gadis terlihat melirik ke kiri dan ke kanan, takjub dengan suasana indah di sekelilingnya.
Sebuah bangunan megah dengan gaya klasik Cina berdiri diantara awan yang biru, membawa suasana nyaman yang sangat sulit untuk diungkapkan.
Lin Yuelan berjalan selangkah demi selangkah menapaki setiap anak tangga, dia tidak melihat seorangpun di sana, kecuali dirinya sendiri. Namun pada saat sampai di tingkat teratas, ketika tangan rampingnya akan membuka pintu bangunan tersebut, tiba-tiba saja tubuh kurus nya terpental, hingga beberapa meter ke belakang.
Dia terjatuh dengan wajah yang membentur lantai, namun pemandangan setelahnya berubah hingga 180 derajat, dia tidak lagi berada di depan istana megah itu, namun di sebuah tempat yang sedikit suram.
Seorang pria berjubah putih, dengan janggut yang berwarna putih sedang memainkan pedang, tubuhnya terlihat sangat lincah, dia bagaikan seekor rusa yang mengelak kejaran musuh, setiap gerak tangannya mengandung kekuatan besar, bahkan tebasan pedangnya membawa aura yang dingin dan mematikan.
"Kau sudah datang? Aku menunggumu hingga janggut ku hampir rontok!" ucap pria itu.
Lin Yuelan mengerutkan dahi, "Menungguku? Bagaimana anda tahu, apakah aku akan datang atau tidak?"
Pria tua itu tersenyum tipis, "Gadis, kau adalah jiwa dari dunia lain, yang datang dan mengisi kekosongan tubuh seorang gadis yang baru saja meninggal dunia. Apakah menurutmu ini akan menjadi perjalanan yang mudah?"
Lin Yuelan menyipitkan matanya, "Lalu apa yang anda inginkan?"
"Aku memanggilmu datang untuk mewariskan beberapa jurus milikku, di masa depan, mungkin kau akan berhadapan dengan bahaya yang sangat sulit untuk dihindari. Akan lebih baik jika kau menguasainya sejak awal! Gadis, ada perbedaan waktu antara dunia modern dan dunia yang kau tempati saat ini, satu bulan di dunia modern, sama seperti 1 tahun di dunia ini. Jadi, seberapa banyak waktu yang kau miliki untuk tetap hidup? jawabannya hanya terletak pada layak atau tidaknya kau mengemban tugas dan misi yang diberikan untukmu." ucap pria itu kembali.
Lin Yuelan melotot, "Gunakan bahasa yang lebih sederhana dan tidak perlu berbelit-belit denganku!"
"Gadis, bukankah mansion modern mu juga ikut bertransmigrasi? Apakah kau yakin persediaan bahan makanan, obat-obatan dan yang lainnya tidak terbatas? Semua itu memiliki batas waktu, satu-satunya hal yang akan mengikutimu selamanya adalah keterampilan dan kemampuan." ucap pria itu lagi, kali ini dia menjelaskan dengan sangat sederhana.
"Lalu?" Lin Yuelan terlihat sedikit tertarik, mendengar penjelasan pria tua itu.
"Kau akan tinggal di sini selama 3 tahun, mempelajari berbagai keterampilan yang seharusnya kau miliki. Dan setelah itu, aku akan mengirimkanmu kembali."
"Tiga tahun? Pria tua, apakah kau yakin bahwa tubuh ini masih tetap hidup? Mungkin saja orang-orang di luar sana telah memasukkan tubuhku ke dalam peti mati atau menguburnya."
"Hahaha... Gadis kecil, 3 tahun di alam langit sama seperti 3 hari di dunia kuno. Ibu angkatmu tidak akan membiarkan siapapun untuk menyentuh tubuhmu, apalagi menguburkannya. Jangan terlalu khawatir, hanya tabib tua itu dan dia yang mengetahui tentang keadaanmu saat ini."
Lin Yuelan mengangguk, "Baiklah, aku bersedia."
"Gadis, aku tahu bahwa kau membawa dendam lama dari kehidupan yang sebelumnya, dalam beberapa tahun kedepan, mungkin kau akan menemukan sesuatu yang menarik di tempat ini!" ucap pria itu lagi.
"Maksudmu? Apakah paman brengsek dan bibi licik ku ada di sini?" tanya Lin Yuelan.
"Kau akan bertemu dengan mereka suatu hari nanti, namun untuk itu, kau harus bersedia mendapatkan bimbingan keras dariku. Kemampuan mereka tidak akan mungkin bisa dipatahkan oleh seorang gadis mentah yang baru saja melakukan perpindahan jiwa, kau harus benar-benar menguatkan tekad dan melatih jiwamu dengan baik."
"Aku setuju," ucap Lin Yuelan, bahkan tanpa memikirkan seberapa kejam, resiko dari keputusan yang diambil hari ini.
"Baiklah, kau akan menyembahku sebagai guru! Panggil aku Guru besar Du, kau adalah satu-satunya murid yang telah aku tunggu selama berabad-abad, jadi jangan pernah mengecewakan kepercayaanku! Bekerja keraslah!" ucapnya.
bruk...
"Yuelan menyapa guru besar," ucapnya sambil berlutut, dia melakukan gerakan kowtow tiga kali.
"Tuangkan teh!" ucap guru besar Du.
"Baik guru," Lin Yuelan terlihat sangat penurut, dia patuh melakukan apa yang diperintahkan oleh guru Du.
"Sangat baik, mulailah dengan latihan pernafasan. Lompat ke dalam air dan tahan nafasmu selama 10 menit!" ucap guru Du.
"Baik guru," Lin Yuelan tidak membantah, dia melompat dengan senang hati.
"Latihan kuda-kuda, tetap di posisi seperti ini hingga matahari tenggelam, ingat! Kau bahkan tidak boleh menggeser satu jari kaki sekalipun." ucap guru Du.
"Ya guru!" Lin Yuelan setuju dengan cepat.
"Perbaiki posisi kaki!"
"Tegakkan tubuh!"
"Tangan mengepal di samping pinggang!"
"Fokus!" guru Du terus memberikan instruksi setiap kali Lin Yuelan melakukan kesalahan, dia juga sengaja menggunakan telapak kakinya sendiri untuk melatih kekuatan dan keseimbangan kuda-kuda muridnya.
"Stabilkan nafas!"
"Tahan!"
"Bagus!"
Keringat mulai mengucur deras, namun guru Du masih belum memberikan izin untuk beristirahat. Dia terus memperbaiki gaya kuda-kuda Lin Yuelan.
"Guru!"
"Beristirahatlah! Ambil ini!" ucap guru Du, dia melemparkan toples air pada Lin Yuelan.
"Terima kasih guru!" jawab Lin Yuelan sambil menangkap toples itu. Dia meneguk air yang diberikan oleh gurunya, tiba-tiba saja tubuh yang sebelumnya merasa lelah dan dipenuhi dengan keluhan, berubah menjadi semakin kuat dan bersemangat.
"Guru! Ini?"
"Air spiritual, bisa membantumu memulihkan semangat, kecepatan latihan dan ketahanan tubuh. Gunakan hanya saat kamu benar-benar terdesak, jangan sia-siakan satu tetes pun yang berharga!" ucap guru Du.
"Murid mengerti!" Lin Yuelan meneguk kembali airnya, kemudian menutup rapat toples itu dan menyimpannya di tempat yang aman. Dia takut jika sampai toples itu rusak, sehingga menyia-nyiakan air yang sangat berharga.
"Sangat patuh!" guru Du memberikan sedikit pujian.
"Terima kasih guru." Lin Yuelan kembali berdiri, kali ini dia tidak lagi merasakan kesulitan, air yang diminumnya seolah-olah membuka setiap pori-pori tubuh dan mempercepat kinerja otak, sehingga apapun yang dikatakan oleh guru tua itu, berhasil dicerna dengan baik dalam memorinya.
"Hmm..." guru Du menghilang.
Lin Yuelan tidak terlihat panik, dia kembali mempelajari beberapa latihan yang telah di ajarkan padanya.
Keesokan harinya, latihan mulai berubah, kali ini dia diminta agar mendaki gunung, kemudian menuruninya dalam setengah hari. Gunung itu dikelilingi oleh kabut, bahkan ketinggiannya melebihi gunung Everest.
Lin Yuelan tidak berkomentar, dia meneguk air dari toples, kemudian bersiap untuk melakukan gerakan berlari. Namun hal yang paling menyebalkan tiba-tiba saja terjadi, di pergelangan tangan dan kaki gadis itu, gelang besi terpasang dan masing-masing memiliki berat sebesar 5 kilo gram.
Apakah dia berpikir, bahwa latihan di hari kedua akan jauh lebih lambat dibandingkan latihan sebelumnya? Itu hanya mimpi! Setiap harinya, guru Du akan menambah kesulitan dalam setiap latihan, itu untuk menguji kekuatan mental dan kesabaran muridnya.
"Lakukan!"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!