Malam semakin larut, gelapnya malam semakin menghalangi kemampuan melihat indera penglihatan manusia yang di sebut mata.
Namun....
Meski demikian, sebuah motor sport keluaran terbaru nampak dengan percaya dirinya menyusuri jalanan beraspal di sepanjang jalan raya itu dengan kecepatan di atas batas kecepatan maksimum.
Seorang pemuda dengan tubuh tegap dan atletis yang menutupi kepalanya dengan helm ful face warna hitam tampak mengendalikan kuda besi itu dengan gagahnya.
Pemuda itu mengenakan celana jeans warna hitam berikut dengan jaket kulit warna senada.
Sepatu kulit warna hitam turut menyempurnakan penampilannya yang arrogant dan misterius.
Nampak jelas terlihat, jika stelan yang ia pakai bukanlah stelan pakaian biasa.
hanya dengan melihatnya saja, semua orang bisa tahu.
jenis pakaian apa dan berapa harga pakaian yang di kenakan oleh pemuda itu.
Sarung tangan menutup rapat ke dua tangannya.
Deru suara mesin kendaraannya meraung keras seolah siap menantang siapa saja yang berani menghalangi dan merintangi jalannya.
Dia adalah Kayvan, sang raja jalanan sekaligus pewaris kerajaan bisnis " HADI WIJAYA GROUP "
Sorang pemuda berparas tampan bak dewa Yunani dengan bentuk tubuh dan postur tubuh yang dapat memikat siapa saja wanita yang melihatnya.
Kulit tubuhnya putih bersih dan mengkilap.
Namun paras tampan wajah Kayvan tak di barengi dengan raut wajahnya juga akhlaknya.
Raut wajah pemuda itu cenderung dingin dan tanpa ekspresi.
Akhlaknya juga benar benar di luar nalar.
Tak ada yang bisa mengendalikannya selain dirinya sendiri.
Kesibukan kedua orang tuanya sebagai seorang pemimpin tertinggi perusahaan besar yang cabang usahanya telah merambah hampir ke seluruh dunia, membuat ia merasa di abaikan dan menjadikan dia kehilangan rasa hormatnya kepada mereka.
Beban berat yang harus ia pikul di pundaknya sebagai seorang pewaris pun menjadikan Kayvan sebagai sosok yang semakin keras dan semau gue.
Tatapan mata pemuda itu begitu tajam bak belati tajam yang siap mengoyak siapa saja yang berani melawan keinginannya.
" Kayvan......Kayvan.....Kayvannnnn........!! "
Teriakan membahana menyebutkan sebuah nama, keluar dari bibir bibir gadis gadis cantik yang berada di seantero tempat balapan liar itu
Ya....
Tempat itu adalah sebuah tempat yang di jadikan para pemuda pemuda dengan taraf ekonomi di atas rata rata itu sebagai arena untuk menyalurkan hobi mereka.
Sebuah hobi yang tak seharusnya mereka salurkan di sana.
Sebuah jalan raya yang sebenarnya sama sekali tak layak karena memang tak di peruntukkan untuk kegiatan liar seperti itu.
Entahlah...
Sebenarnya mereka tak kekurangan uang jika hanya untuk menyewa sebuah tempat untuk mereka bisa menyalurkan hobi mereka itu.
Namun nyatanya...
Para pewaris dengan kekayaan bernilai miliaran bahkan triliunan rupiah itu justru lebih suka memilih jalur yang membayakan nyawa mereka itu.
Bagaimana tidak membahayakan, tempat itu adalah sebuah jalan umum di sebuah tebing yang menanjak dengan jurang yang dalamnya mencapai puluhan meter di sisi kirinya.
Salah mengambil langkah sedikit saja, motor mereka akan jatuh melayang masuk ke dalam jurang dan tentu saja....
Itu artinya...
Nyawa mereka yang akan menjadi taruhannya.
Pemuda yang namanya di teriakkan oleh orang orang itu berdiri di atas motornya yang masih melaju kencang di jalanan beraspal itu dengan pongahnya.
Untuk kesekian kalinya, pemuda itu kembali menjadi The Winner.
segerombolan pemuda seusianya segera mengerubunginya.
belum lama pemuda itu berhenti dengan di kerumuni oleh gerombolannya,
suara sirene mobil polisi terdengar nyaring dan melengking di belakang sana.
" Kay....!! " pekik seorang yang saat ini berada persis di sebelah pemuda itu.
" brengsek...ada yang melaporkan kita, bubar....!! " umpat Kayvan dengan kasar.
Dengan cepat pemuda itu kembali melajukan kuda besinya dengan kecepatan di atas rata rata maksimum kendaraan itu meninggalkan tempat itu bersama gerombolannya dan kawan kawannya.
Menembus gelapnya jalan raya yang memang tak memiliki penerangan di sana.
🌿
Matahari telah beranjak semakin tinggi ketika seorang wanita paruh baya nampak menyingkap tirai sebuah kamar super luas dan super mewah dengan di lengkapi ranjang king size yang tak bisa lagi di ungkapkan kemewahannya.
Juga perabot perabot mewah bertekhnologi tinggi yang turut melengkapi kamar itu.
Sayang,
Kamar mewah itu terkesan dingin dan sunyi karena pemilihan warna cat yang di pakai oleh pemiliknya.
Hitam dan putih.
Ya....
Itulah warna cat tembok kamar super luas.
Sinar matahari masuk melalui celah celah jendela yang tirainya terbuka.
Seorang pria yang nampak tengkurap di atas ranjangnya dengan bertelanjang dada terlihat sedikit menggeliatkan tubuhnya dan beberapa kali bergerak.
Sepertinya ia mulai terganggu dengan pencahayaan yang mulai menerangi kamarnya.
" tutup...." perintahnya dengan nada suara dingin.
" mas Kay...sudah siang " kata wanita baya yang berdiri tak jauh dari jendela balkon kamar itu.
Wanita baya itu adalah satu satunya pelayan rumah besar ini yang berani sedikit membantah sang pewaris.
Dia adalah bi Sarma,
Pengasuh Kayvan sejak kecil.
bi Sarma adalah satu satunya orang asing yang mendapat perlakuan sedikit lunak dari sang pewaris itu.
Selama ini,
Sikap dan perlakuan Kayvan cenderung kasar dan sombong kepada orang lain.
Hanya kepada kedua orang tuanya juga kakek dan neneknya Kayvan bersikap lebih lunak meski terkesan dingin dan menjaga jarak.
Terutama kepada kedua orang tuanya.
Pemuda itu mendongak menatap ke arah sumber suara.
Menatap sejenak wanita tua itu sebelum ia terdengar menghela nafas.
Sementara bi Saram menatap sang tuan muda dengan tatapan tanpa ekspresi.
Tak lama kemudian Kayvan mengalihkan penglihatannya ke arah jam dinding yang menempel di dinding kamarnya.
12 : 00
" shit....." pemuda itu mengumpat kasar dan dengan gerakan cepat dan segera pria itu bangkit dari tengkurapnya.
Ia ada meeting siang ini,
Dan itu adalah sebuah meeting yang sangat penting baginya.
Karena meeting itu yang akan menjadi penentu keberadaan dirinya di masa depan.
perusahaan besar itu memang milik sang papi.
Tapi sang papi bukanlah pemilik saham seluruhnya perusahaan itu.
Meski sang papi adalah pemilik saham mayoritas.
Tetap,
Keputusan perusahaan harus mengikut sertakan para pemegang saham yang lain.
Dan para pemegang saham itu meragukan kemampuannya sebagai penerus tuan besar Roy Hady Wijaya di masa depan karena sepak terjang dan kebadungannya selama ini.
Keberhasilan ia meyakinkan pihak investor dalam proyek baru yang di gagas perusahaannya pada meeting siang ini benar benar akan menjadi penentu kelayakannya.
Dan jika tidak.
Seorang pria bernama David Mahendra Sukon yang merupakan putra adik kandung sang mommy, nyonya Grace Natali Hadi Wijaya.
Akan di tunjuk sebagai presiden direktur selanjutnya.
Kayvan telah nampak rapi dengan stelan jazznya dan juga sepatu mahalnya yang begitu mengkilap.
Pemuda tampan berwajah dingin itu segera turun ke lantai dasar,
Seorang pria seumurannya juga berpakaian tak jauh beda dengannya telah nampak berdiri di ujung bawah tangga dengan sebuah buku agenda di tangannya.
" anda bangun terlambat lagi tuan muda.." sapa pria itu yang tak lain adalah Zack assistan pribadi Kayvan yang di percaya tuan Roy untuk mengawal sang putra.
" hmmm...." jawab Kayvan dengan membenarkan letak jam di pergelangan tangannya.
Tak lama, kedua pria tampan berbadan tegap itu terlihat melangkah meninggalkan ruangan itu.
Di luar,
sebuah mobil mewah berwarna hitam telah menunggu.
dua orang pria berjazz hitam yang berdiri tak jauh dari mobil mewah itu menundukkan kepala menyapa Kayvan saat melihat sang pewaris melangkah mendekat ke arah mereka.
Kemudian salah satu dari mereka membukakan pintu untuk Kayvan.
Setelah Kayvan.
Ketiga orang pria itu turut masuk ke dalam mobil yang sama.
Satu orang duduk di depan kemudi memegang setir.
Satu lagi yang lainnya duduk di sisi supir.
Sementara di bangku belakang.
Kayvan duduk bersisihan dengan Zack sang asisstan pribadi.
Kedua pria itu nampak serius menatap layar lapo top di hadapan mereka.
Mata tajam Kayvan juga Zack terus mengamati pergerakan garis di layar benda berbentuk persegi empat yang tampak terus menanjak naik.
" yess..." Kayvan nampak mengepalkan tangannya di depan dadanya.
Seulas senyum tipis tersungging di sudut bibirnya.
" selamat tuan muda, anda berhasil menaikkan kembali nilai saham anda setelah skandal semalam " kata Zack.
Kayvan sekali lagi menyeringai.
Seseorang telah memanfaatkan momen dirinya semalam.
Ada yang memotret dirinya saat ia membuka kaca helmnya.
Dan kemudian menjadikan itu sebagai alat untuk membuktikan jika dirinya memang benar benar tak layak untuk menjadi seorang presiden direktur HADI WIJAYA GROUP.
" tak semudah itu menjatuhkan diriku.
Mereka pikir hanya berbekal foto dari pengkhianat itu mereka akan bisa menjatuhkan saham dan namaku begitu saja.
Mimpi..." kata Kayvan dengan dingin dan pongahnya.
Senyum miring tersungging di salah satu sudut bibirnya.
Zack mengangguk.
" lalu apa yang akan kita lakukan padanya ?! " tanya Zack.
Semalam,
paskah kegiatan Kayvan hampir saja tertangkap oleh pihak berwajib.
Zack langsung melakukan pemeriksaan.
Dan benar apa yang di katakan oleh Kayvan. Ada seorang penyusup di antara kawan kawan Kayvan.
" biarkan saja, kita lihat sampai sejauh mana ia akan bertindak " jawab Kayvan.
" tetap awasi dia..." lanjut Kayvan.
" baik tuan muda..." bukan hanya Zack yang menjawab, tapi dua orang di bangku depan yang menjawab.
Keduanya adalah Yogi dan Samir.
dua pengawal pribadi yang lagi lagi di percaya dan di pilih oleh sang komisaris utama HADI WIJAYA GROUP tuan Roy Herald Hadi Wijaya untuk menjaga keselamatan sang putra semata wayang.
Bukan tanpa alasan pria yang bak mesin pengatur Kayvan itu melakukannya.
Ia tahu persis bagaimana posisi sang putra yang keselamatannya seolah selalu berada di ujung tanduk.
Bukan hanya karena Kayvan yang seorang pewaris satu satunya,
tapi juga karena sepak terjang sang putra sebagai preman jalananlah yang membuatnya semakin mengkhawatirkan putranya itu.
Kayvan memiliki banyak musuh akibat sepak terjangnya di jalanan.
Meski tak dapat di pungkiri, hubungannya dengan sang putra tidaklah baik baik saja.
Tetap saja, kasih sayang sebagai orang tua tak bisa ia abaikan.
Mobil yang di tumpangi Kayvan mulai memasuki area pelataran parkiran gedung bertingkat itu.
mobil mewah itu terlihat melipir cantik di area parkiran depan lobi utama gedung bertingkat itu,
kemudian mobil itu terparkir dengan rapi di tempatnya yang seharusnya.
Yogi dengan cekatan keluar lebih dulu kemudian pria berbadan tegap itu pun segera membuka pintu untuk Kayvan.
Kayvan keluar dari mobil.
Pria itu tengah mengancingkan kancing jazznya ketika tanpa sengaja matanya menatap segerombolan anak anak kecil nampak berbaris rapi di depan pintu lobi samping gedung perkantoran itu.
Mata pemuda tampan itu pun menyipit dengan alis yang berkerut.
" kenapa bisa tiba tiba ada banyak anak anak kecil di sini ?! " tanya Kayvan kemudian.
" ini adalah terobosan baru executif direktur dalam rangka mengenalkan produk baru perusahaan kita yang menyasar anak anak tuan muda " jelas Zack.
" Davit ?! " tanya Kayvan dengan mata tak lepas menatap keriwehan di sana.
" ya tuan muda, direktur Davit menjadikan promosi ini melalui outing class untuk anak anak setingkat TK dan SD " jelas Zack lagi.
Kayvan mengangguk angguk sambil bibirnya terlihat sedikit mencebik.
Ia akui,
Saudara sepupunya itu memang memiliki otak yang cukup briliant.
Dan ia tahu....
Davit sengaja di posisikan oleh para pemegang saham sebagai rivalnya meski ia tahu Davit sendiri tak pernah menanggapi itu.
tiba tiba mata Kayvan menangkap sosok seorang gadis dengan penampilan yang sedikit berbeda.
Meski semua guru pendamping itu memakai hijab dan warna pakaian yang sama.
Tapi entahlah,
Di mata Kayvan....seseorang itu terlihat berbeda.
Jika guru yang lain memakai stelan celana meski tidak ketat.
Gadis itu berbeda, ia memakai gamis warna putih dengan hijab panjang warna hitam yang menjuntai menutupi dada juga punggungnya.
Bahkan tak jarang, hijab gadis itu terlihat berkibar tertiup angin.
Tak heran melihat hal itu tentu saja....
Area perkantoran ini memang terkenal memiliki hembusan angin yang cukup kencang dan besar.
Mungkin karena pelataran gedung ini yang langsung terhubung dengan jalan raya, mengakibatkan hal itu.
Gadis yang terus di tatap oleh Kayvan itu nampak paling sibuk mengatur anak anak itu.
Meski jarak mereka tak begitu dekat dengan Kayvan saat ini berada,
Tapi mata pria itu masih bisa menangkap dengan jelas sosok itu.
Kepala Kayvan sampai ikut miring demi terus mengikuti pergerakan gadis itu.
Mata Kayvan tak lepas terus menatap gadis berhijab lebar itu.
" tuan muda...komisaris sudah menunggu anda " kata Zack membuyarkan perhatian Kayvan dari gadis itu.
Kayvan menoleh kepada Zack.
" anda sudah di tunggu..." kata Zack lagi.
" hmmm..." jawab Kayvan.
Sekali lagi, Kayvan masih menoleh ke arah samping sana.
Seolah ada medan magnet yang menarik perhatiannya untuk menoleh ke arah di mana ada gadis itu.
Tapi ia tak lagi melihat sosok itu.
Kemudian Kayvan pun melangkahkan kakinya menuju pintu lobi utama dengan di ikuti tiga orang di belakangnya.
Sementara itu, Rombongan anak anak TK yang di dampingi oleh 7 orang guru pendamping nampak di terima oleh perwakilan dari pihak perusahaan pengundang.
" selamat datang ibu...perkenalkan saya Dimas manager humas dan ini pak Agung manager produksi di perusahaan ini "
Dua orang pria dari beberapa orang di ruangan itu nampak memperkenalkan diri di hadapan guru guru wanita pendamping itu dengan menangkup kedua tangan mereka di depan dada.
Dari penampilan para guru guru itu, kedua pria itu sudah bisa mengambil sikap.
Guru guru itu kesemuanya berhijab.
" iya pak terimakasih atas undangan dan sambutannya.
Kami dari TK Albeer Al Karim mengucapkan terimakasih.
Saya Zalwa selaku kepala sekolah TK ini.
Mewakili yayasan kami sungguh mengucapkan banyak banyak terimakasih karena pihak perusahaan anda berkenan menerima proposal yang kami ajukan " seorang gadis cantik dengan wajah yang begitu lembut berkata dengan sopan.
Kecantikan gadis itu cukup membuat dua orang di hadapannya terpana menatapnya sejenak.
Bahkan pak Agung selaku manager produksi sampai mengangkat satu alisnya demi menatap gadis di hadapannya itu.
Seakan sulit di percaya,
Di lihat dari wajahnya.
Nampaknya gadis itu masih muda, mungkin usianya masih kisaran 20 tahunan.
Tapi ia sudah menjadi seorang kepala sekolah.
Pasti gadis itu sangat pintar.
Wajah putih bersih dengan bibir tipis dan mungil semerah cerry.
Tak ada make up tebal yang menghiasi wajah cantik gadis itu.
Hanya ada make up tipis yang menghiasi wajahnya, namun itupun sudah menyempurnakan kecantikan gadis itu dengan begiru luar biasanya.
" ah iya bu...mari kami akan langsung membawa anak anak didik ibu menuju ruang pengepakan.
Mohon maaf....kami tidak bisa membawa anda dan anak anak didik anda ke ruang produksi.
Sesuatu yang sedang kami promosikan ini adalan makanan, karenanya kami sangat menjaga betul kesterilan ruangan " jelas pak Agung sang manager produksi.
" tidak apa apa pak, kami mengerti " jawab gadis itu kemudian.
Tak lama,
Rombongan itu nampak melangkah dengan berjajar rapi dan terkoordinir menuju ruang yang di tuju.
Sepanjang perjalan menuju gedung belakang.
Tepatnya gedung produksi dan pengepakkan yang walau memiliki pintu masuk yang menyatu dengan gedung office.
Namun sebenarnya memiliki gedung yang terpisah dengan gedung tempat mereka masuk tadi.
Rombongan anak anak TK itu cukup menyita atensi perhatian para pekerja yang tak sengaja berpapasan dengan mereka.
Sementara itu di sebuah ruangan di dalam gedung utama.
Kayvan nampak berdiri dengan tegak di hadapan cukup banyak orang yang duduk melingkari meja oval di hadapannya.
Di sisinya duduk dengan tenang seorang pria yang memiliki paras hampir sebelas dua belas dengan Kayvan.
Hanya saja wajah pria itu terlihat telah jauh berumur.
Dia adalah tuan Roy Hadi Wijaya.
Di seberang tuan Roy duduk pria tampan lainnya yang tak lain adalah sepupunya.
Dia adalah Davit Mahendra Sukon.
Kayvan terlihat sibuk menjelaskan tentang gambar yang kini terpampang jelas di layar monitor di hadapannya.
" di gedung ini tetap akan menjadi pusat kendali proyek baru kami ini.
Hanya saja, proses produksinya saja di sana " terang Kayvan di akhir penjelasannya.
Penjelasan pria tampan itu tampak bisa di mengerti dengan jelas oleh relasi bisnisnya itu.
" so...kami membutukan keputusan anda saat ini juga. Jujur kami tak punya banyak waktu untuk menunggu lebih lama keputusan dari perusahaan anda " kata Kayvan dengan tegas.
" dan asal anda tahu, kami masih mempunyai beberapa kandidat lain selain perusahaan anda.
Jangan khawatir, tidak masalah bagi kami jika anda menolak kami " kata Kayvan lagi.
Terdengar arrogant memang. Tapi memang itulah jati diri seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya.
Sombong, angkuh dan tanpa tedeng aling aling.
Dan satu lagi....
Tidak mau di bantah.
Dua orang yang duduk berhadapan di sisi Kayvan berdiri nampak diam tanpa ekspresi.
Sikap Kayvan ini bukan hal baru bagi keduanya.
Tuan Roy sangat hafal watak dan sikap sang putra.
Begitupun dengan Davit.
bersama hampir enam tahun di Luar Negri demi menuntut ilmu,
Davit pun cukup mengenal sikap Kayvan yang satu itu.
Diktaktor,
Sombong dan tak bisa di bantah.
Dan itulah yang menjadikan gentar para pemegang saham lain jika benar Kayvan yang akan menjadi presiden direktur selanjutnya.
Yang posisinya saat ini masih kosong.
Karena selama ini, tuan Roy langsunglah yang merangkap posisi itu dengan di bantu seseorang yang saat ini tengah mendekam di penjara karena telah menyalah artikan fungsi dan kekuasaan jabatannya.
Karena kerangkapan jabatan itu memperlemah
pengawasan tuan Roy terhadap manajemen pusat.
Sehingga orang yang ia percaya membantunya justru menikungnya dari belakang.
Menggelapkan keuangan perusahaan juga uang uang yang mengalir dari para investor untuk mendanai beberapa proyek kerjasama.
Beruntung tuan Roy segera menyadari hal itu.
Ia yang segera mencium bau bau adanya mar'ap di perusahaannya dengan cepat melakukan audit dadakan.
Dan hasilnya....
Nyata,
Bobby,salah satu orang yang ia percaya menjalankan tugas sebagai presiden direktur nyatanya telah mengeruk keuangan perusahaan dengan nilai yang begitu fantastis.
350 Milyar.
Uang yang di gelapkan pria itu.
Tak mau rugi,
Tuan Roy menarik semua aset Bobby dan kemudian memenjarakan pria itu.
Sebagai gantinya, ia memanggil sang putra berikut sang keponakan yang tengah berada di Jerman untuk segera pulang dan membatunya.
Masalah baru terjadi.
Davit dengan cepat dapat di terima dengan baik dan mendapat dukungan dari hampir seluruh pemegang saham
Karena memang Davit memiliki rekam jejak yang sangat bagus.
Davit juga memiliki pembawaan yang kalem dan bersahaja.
Sementara Kayvan.
Meski ia adalah sang pewaris, kehadirannya justru mendapat penolakan dari sebagian besar pemegang saham meski tak terang terangan.
Mereka sengaja mengulur ulur waktu bahkan mencari cari dan alasan untuk menggagalkan pengangkatan Kayvan sebagai presiden direktur HADI WIJAYA GROUP selanjutnya.
Mereka bahkan mencoba membangun opini adanya persaingan antara Davit dan Kayvan.
Namun yang sesungguhnya adalah,
Mereka khawatir akan kepemimpinan Kayvan di masa yang akan datang karena rekam jejak pria itu yang terkenal brutal dan berandalan.
belum lagi sikap Kayvan yang cenderung angkuh, sombong dan tak bisa di bantah.
Berbanding terbalik dengan sikap Davit yang jauh lebih ramah dan hamble kepada siapa saja.
Kayvan yang masih berdiri di depan layar proyektor nampak terus menatap satu persatu orang orang di meja itu.
Kemudian tatapan matanya berhenti pada seseorang yang duduk di depan sana.
Seseorang yang saat ini tengah di tatap oleh Kayvan segera bangkit dari duduknya.
" tuan Kayvan...kami sangat suka dengan projeck dan terobosan anda ini.
tidak ada alasan bagi kami untuk terlalu banyak berpikir.
Ini sangat luar biasa.
Air mineral sekaligus mengandung ion yang jelas sangat bermanfaat bagi tubuh.
kami sangat optimis dengan keberhasilan mega proyek ini.
kami setuju " kata pria itu yang bernama Yohanes.
" deal ?! " kata Kayvan lagi dan masih dengan wajah datarnya.
ujung matanya melirik kearah beberapa orang yang turut duduk di meja itu.
Wajah wajah yang nampak mulai gelisah.
" deal.... " jawab Yohannes.
" ok...saat ini juga, kita tanda tangani surat kerjasamanya. Anda keberatan tuan Yohannes ?! " tanya Kayvan kemudian.
" tentu tidak tuan Kayvan..." jawab Yohannes.
" Zack, persiapkan berkas berkasnya..." kata Kayvan kepada sang assistan sekaligus sang sekretaris pribadi.
Membuat atensi perhatian orang orang di meja itu langsung terarah kepadanya.
Zack mengangkat sebuah tas kulit besar berwarna hitam kemudian meletakkannya di atas meja.
Mata mereka semakin membulat manakala Zack benar benar mengeluarkan sebuah map yang berisikan berkas berkas lumayan tebal.
Kemudian di bantu oleh Yogi dan Samir, mereka membagi lembaran lembaran kertas berisi perjanjian kerjasama itu.
Tanpa banyak kata, Kayvan segera menandatangani berkas berkas yang di letakkan oleh Zack di hadapannya sebelumnya.
Begitupun dengan Yohannes.
Pria itupun nampak serius menandatangani berkas berkas yang di sodorkan Yogi kepadanya.
" baca dengan teliti terlebih dahulu sebelum anda menandatanganinya tuan Yohannes " kata Kayvan tanpa menghentikan pergerakan tangannya di atas lembaran lembaran kertas itu.
" karena aku tidak mau ada keluhan di kemudian hari nantinya " kata Kayvan lagi masih dalam posisi yang sama.
" tentu saja tuan Kayvan, jangan khawatir " jawab Yohannes dengan percaya diri kerena ia tahu, timnya telah melakukan itu terlebih dahulu.
" kalian dengar semua...?! " kali ini Kayvan telah menyelesaikan kegiatannya.
Mata tajamnya menatap ke arah orang orang yang tak lain para pemegang saham di perusahaan sang ayah ini.
" pertemuan kali ini telah ku rekam, sebagai bukti bagiku jika ada pihak yang mungkin akan mempermasalahkan ke absahan penanda tanganan kerja sama ini " kata Kayvan dengan lantangnya.
Beberapa orang di sana terlihat menelan ludahnya sendiri demi mendengar apa yang sudah Kayvan katakan juga melihat penanda tanganan berkas kerja sama itu.
Sungguh tak mereka sangka.
Hanya dengan dua kali pertemuan, Kayvan sanggup meyakinkan investor baru itu.
Kayvan bangkit dari duduknya.
Menghadap sang komisaris utama yang tak lain adalah sang papa sendiri.
Mengangguk sebentar juga tanpa ekspresi.
Tuan Roy turut mengangguk pelan.
Tak lama Kayvan memutar tubuhnya dan segera melangkah meninggalkan tempat itu.
" mari tuan Yohannes, tuan muda akan menjamu anda dan tim anda di ruangannya " kata Zack mempersilahkan partner bisnis baru sang atasan itu.
" terimakasih asisstan Zack.
Sebenarnya ini tidak perlu...." kata Yohannes berbasa basi.
Sebenarnya ia sedikit jengah dan merasa tak nyaman dengan sikap Kayvan yang arogant itu.
Tapi mengingat prospek yang begitu menggiurkan di masa depan.
Ia berusaha untuk menahannya.
Ia akui,
Kayvan bukanlah pewaris sembarangan.
Bukan hanya memiliki harta berlimpah tanpa dia harus bekerja keras terlebih dulu.
Tapi pemuda itu juga memiliki otak yang sangat jenius.
Dapat bekerjasama dengan pemuda itu merupakan keberuntungan bagi Yohannes.
Karenanya ia tak ingin menyia nyiakan kesempatan yang datang kepadanya.
" tak ada lagi yang perlu kalian ragukan tentang kemampuan putraku sebagai seorang presdir di masa yang akan datang.
Percayalah, tak ada satu pun di antara kalian yang akan mampu menyaingi kemampuan putraku.
Dua kali...
Hanya dengan dua kali pertemuan, putraku sudah bisa meyakinkan investor.
Nilai yang di gelontorkan tuan Yohannes pada proyek Kayvan ini bukanlah nilai yang sedikit.
1,7 Triliun rupiah.
Jika ada yang bisa menyaingi keberhasilan putraku.
Maka aku pasti akan menerima keberatan kalian akan pengangkatannya sebagai presiden direktur " suara tuan Roy terdengar membahana memecah kesunyian ruangan meeting itu setelah kepergian Yohannes berikut dengan timnya dari ruangan itu.
" Clayton....siapkan segala berkas berkas yang berkaitan dengan pengangkatan putraku "
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!