NovelToon NovelToon

SISTEM PAHLAWAN WANITA

Bab 1: Insiden Malam

"Tolong!"

Suara teriakan wanita terdengar dari sebuah gang kecil di Jakarta, suaranya mengandung ketidakmauan yang jelas. Sesuatu yang buruk sedang terjadi.

Di malam hari, suasana kota tetap sepi dan sunyi, tidak ada pengecualian di jam tengah malam seperti ini, bahkan para pria pun enggan keluar.

Namun, tidak tahu kenapa suara meminta tolong dari seorang wanita bisa muncul di jam seperti ini.

Gala yang baru saja pulang bekerja di sebuah mall seketika mengehentikan langkah kakinya, kepalanya menoleh tepat ke arah gang kecil di sisi jalan yang biasa ia lewati.

Telinga Gala sedikit bergerak, teriakan wanita masih terdengar sayup. "Sial! Tidak bagus!"

Tanpa banyak berpikir Gala pergi ke arah sumber suara dengan langkah kaki yang cepat. Diam-diam ia mendekat, berusaha untuk tidak meninggalkan suara.

Tepat saat Gala hampir berada di ujung gang kecil, beberapa bayangan terlihat di kejauhan di depannya. Tampak ada beberapa orang pria mengelilingi seseorang, tidak perlu menebak itu pasti wanita di tengahnya.

Sosok Gala bersembunyi di balik tempat sampah besar, pandangannya terfokus pada mereka. "Bagaimana cara aku menolong wanita itu?" pikir Gala sambil mengintip.

Terlihat wanita yang dikelilingi para bajingan meronta-ronta mencoba menepis sentuhan mereka. Tetes air mata jatuh, rasa pasrah mulai menghinggapi hatinya.

"Tidak, aku tidak mau! Tolong aku!" Suara keras keluar terus-menerus dari mulut wanita itu.

"Haha, percuma kamu berontak, tidak ada gunanya di malam hari. Ayolah! Buat kita melayang malam ini!" Salah satu pria berkata dengan air liur menetes di dagunya.

Mendengar ucapan pria tersebut, rekan rekan yang lain makin terus terang mencoba menikmati tubuh wanita tersebut dengan tangannya.

"Hentikan, bajingan bau!"

Berikutnya, suara pemuda yang lugu terdengar membuat gerakan kelompok penjahat wanita terhenti di udara.

Kepala mereka menoleh bersamaan melihat Gala berdiri tegap menghadap mereka. Jika dilihat lebih jelas dengan penerangan yang cukup, beberapa butir keringat terlihat di wajah Gala.

Di atas penampilannya sosok Gala bagai seorang pria yang pemberani, di dalam hatinya ia sudah ketakutan dan takut mati.

"Apa ini? Pahlawan ingin menolong wanita cantik di tengah malam? Apakah bercanda?" Pria berbadan lebih besar dari yang lain menatap Gala.

Dari sudut matanya jelas ada rasa meremehkan begitu memandang Gala, bahkan ia ingin tertawa.

"Apa yang ingin kamu lakukan, bocah ingusan? Ingin menghajar kami semua?" tanya salah satu pria. Matanya tidak lepas dari penghinaan terhadap Gala.

Mendengar ucalan mereka semua, hati Gala yang menciut menjadi membara. Walau dirinya takut, tapi harga dirinya tidak bisa diinjak begitu saja.

Gala terdiam sambil menatap mereka semua, matanya yang tampak takut mulai dipenuhi keberanian.

Melihat Gala seperti ini, wanita yang meminta tolong diam-diam melangkah mundur dan hendak menjauh. Sayangnya ada tembok besar yang menahannya. Gang kecil itu ternyata buntu.

"Apakah akan baik-baik saja? Semoga dia tidak terluka." Di dalam hatinya wanita itu berdoa.

Akan tetapi, beberapa detik selanjutnya ekspresi wajah wanita tersebut berubah.

"Tidak!!!"

Dalam matanya terlihat gambar seorang pria yang meringkuk penuh oleh darah merah. Beberapa pria menusuk benda tajam ke tubuh pria tersebut dengan ganas tanpa ampun.

Bau amis darah memenuhi gang kecil, baunya bisa dicium dari jarak beberapa meter jauhnya.

Saat ini, Gala yang tergeletak di tanah hanya bisa merasakan sakit yang tak terkatakan. Tubuhnya masih ditusuk oleh lima macam pisau yang masih menyangkut kuat.

Keheningan membuat kesadaran Gala kian meredup setiap detik, rasa sakit ini benar-benar membuatnya ingin mati secepat mungkin. Sangat-sangat menyiksa.

Wajah wanita memucat dengan ekspresi ketakutan. Tidak tahu apa yang bisa ia lakukan sekarang untuk menolong pemuda di depannya.

"Sial! Kita tak bisa di sini!" Salah satu pria yang menusuk Gala sadar akan sesuatu.

Mendengar kata-kata itu semua rekannya ikut tersadar bahwa mereka melakukan sesuatu yang berlebihan.

Satu per satu dari kelompok penjahat kelamin itu pergi tanpa memedulikan Gala yang sekarat, mereka semua terlihat panik. Buru-buru mereka pergi dari tempat kejadian mereka menusuk Gala.

Saking paniknya mereka yang belum pernah membuat orang sekarat, wanita yang ingin mereka jadikan mangsa dilepas begitu saja.

"Apa yang harus aku lakukan?!" Wanita itu berlutut di samping tubuh Gala yang mulai kaku. Tidak peduli dengan darah di tanah menyentuh kulitnya.

Lengan putih itu bergetar saat menyentuh tubuh Gala penuh darah. Kepalanya kosong, ia benar-benar tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

Mendadak ia merogoh kantongnya, teringat dia memiliki ponsel. Wajahnya berubah menjadi serius, dengan cepat tangannya mengetik layar ponsel dan menelepon polisi serta ambulans.

"Apakah aku akan mati di sini?" Kesadaran Gala makin buyar hendak menghilang.

Gala tahu kondisi dirinya sekarang. Sekejap neberapa ingatan penting diputar di kepalanya seolah memutar video keseluruhan tentang hidupnya.

Rasa enggan dan penolakan akan kematian mulai muncul dari hatinya. Semua itu karena dia teringat kenangan ibunya saat kecil.

"Mamah! Aku tidak mau mati sekarang! Aku belum menggapai cita-citaku! Aku belum mewujudkan keinginanmu, mamah!"

"Tidak! Aku tidak boleh mati! Kumohon aku ingin hidup! Aku mau mewujudkan mimpi kecilku!!"

Seluruh hati dan sisa kesadaran Gala memberontak, mencoba bangkit dari ancaman kematian yang menyeramkan.

Namun, rasa dingin yang terus menyelimuti tubuhnya menyadarkan Gala bahwa kematiannya tak bisa dihindari.

Pada saat ini, keanehan terjadi di dalam kepala Gala, suara mekanis yang terdengar seperti robot entah dari mana muncul di sisa kesadarannya.

[Ding! Tuan Rumah telah ditemukan!]

[Mulai mengikat ....]

[Selamat Sistem Pahlawan Wanita berhasil diaktifkan!]

[Terdeteksi kondisi Tuan Rumah mengkhawatirkan!]

[Mulai melakukan proses penyembuhan ....]

Tepat setelah suara itu datang, kesadaran Gala menghilang. Bukan karena mati, melainkan tubuhnya telah mencapai batas dan butuh istirahat.

"Tidak tidak! Jangan mati!"

Sebelum ia pingsan, suara tangisan dan jeritan wanita yang ditolongnya terdengar hingga kesadarannya lenyap sementara.

Namun, Gala merasakan bahwa tubuhnya dituang energi asing. Terasa hangat dan nyaman, ia bahkan merasa kondisinya mulai membaik.

Mata Gala menutup pelan berbarengan dengan kesadarannya yang runtuh.

[Ding! Proses penyembuhan selesai!]

"Hmm? Ini di mana?"

Begitu Gala membuka matanya, ia menemukan dirinya sekarang berada di sebuah ruangan bersih dengan wewangian obat-obatan yang menyengat.

Duduk di atas kasur, mata Gala yang diterpa sebagian sinat matahari mulai mengamati sekelilingnya, kemudian pandangan Gala jatuh ke lengannya yang ditusuk oleh selang kecil.

"Aku dirawat? Apakah semalam itu nyata?" Gala bergumam pada dirinya sendiri.

Kedua tangannya meraba semua anggota tubuh, memastikan tidak ada yang luka.

Setengah ingatan tentang tadi malam masih bisa Gala ingat begitu jelas. Meninggalkan rasa takut dan panik yang mendalam di hatinya.

"Sebentar, apakah teknologi obat medis zaman sekarang seampuh itu? Aku ingat aku ditusuk beberapa kali, mengapa tidak ada lubang atau jaitan di sekujur tubuhku?"

Setelah memeriksa kondisi tubuhnya sekarang, rasa heran menyelimuti pikiran Gala. Sangat aneh dirinya bisa sembuh dengan cepat dalam semalam. Sungguh tidak ada satu pun lecet atau bekas sayatan di tubuhnya.

Sangat aneh, tapi Gala langsung teringat sesuatu di malam hari kemarin.

Tepat saat Gala bertanya-tanya tentang apa yang sudah terjadi padanya, suara robot yang pernah didengar kembali datang.

Suara dingin mekanis seolah memberikan suatu informasi yang penting.

[Ding! Selamat kepada tuan rumah telah menyelamatkan nyawa seorang wanita!]

[Sistem menghadiahkan 1 kesempatan memutar lotere!]

[Paket Pemula telah diberikan!]

"Hah? Sistem?!"

Bab 2: Keajaiban dan Kenyataan

"Nyata? Ini beneran nyata?"

Pemuda seperti Gala tidak mungkin tidak tahu apa itu sistem. Novel telah menjadi satu di antara cara pelariannya menghibur diri di waktu istirahat dan senggang, tentu Gala pernah membaca novel bertema sistem. Akan tetapi, tidak pernah dia harapkan dalam hidupnya keajaiban di dalam novel ternyata datang kepadanya hari ini.

Dengan teliti dan cermat, panduan penggunaan sistem dibaca Gala sampai kata terakhir. Beberapa fungsi sistem sedikit dimengerti Gala dalam waktu singkat.

[Sistem Pahlawan Wanita adalah alat yang dapat membantu tuan rumah menjadi manusia hebat mampu menolong wanita tanpa peduli masalah serta rintangannya.]

[Misi atau tugas akan dirilis oleh sistem untuk tuan rumah selesaikan, misi akan terpicu sendirinya di berbagai kondisi, tentu saja berhubungan dengan wanita. Setiap misi yang berhasil diselesaikan akan diberikan hadiah kesempatan memutar lotere atau kesempatan lotere.]

[Mesin lotere akan mengeluarkan item atau keterampilan yang luar biasa, contohnya miliaran uang, mobil, sepeda motor, perhiasan, harta karun, senjata, kekuatan super, dan banyak lainnya. Mungkin jika tuan rumah beruntung, hadiah yang dikeluarkan memiliki nilai setara dengan alam semesta beserta isinya]

Petunjuk telah diberikan sistem langsung ke dalam benak Gala, menguraikan lebih ringkas lagi mengenai fungsi sistem.

Sistem memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi lotere dan tugas. Fungsi lotere sama seperti lotere pada umumnya, hanya berbeda bentuk hadiahnya. Untuk tugas sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh sistem.

Ada yang unik dengan sistem ini, yaitu sistem memiliki kekuatan ruang dan waktu yang dapat membuat Gala pergi ke dimensi lain. Jika suatu saat ada misi yang mengharuskan pergi ke dunia lain, sistem bisa melakukannya.

Sayangnya, kekuatan ruang dan waktu sistem tidak bisa digunakan Gala. Fitur tersebut menyatu dengan sistem tanpa bisa dipisahkan. Gala kecewa fakta tersebut.

"Paket pemula? Ini seperti apa yang aku pikirkan, bukan?" Perhatian Gala terfokus pada salah satu pemberitahuan sistem.

Sebuah paket atau hadiah pemula diberikan untuk Gala sebagai hadiah pertemuan. Sama halnya para pencipta gim yang memberikan hadiah awal untuk para pemain yang menginstal gim buatannya.

Tujuan diberikan paket pemula untuk memudahkan para pemain menghadapi rintangan di awal permainan. Peluang untuk mendapatkan hadiah yang bagus cukup besar menurutnya.

Menggosok telapak tangannya dengan cepat, raut wajah Gala menjadi tidak sabar. Ia berharap mendapatkan barang bagus.

Segera Gala berkata di dalam hatinya, "Sistem, tolong buka Paket Pemula sekarang!"

[Paket Pemula dibuka!]

[Selamat kepada tuan rumah telah mendapatkan +100 Juta Rupiah!]

[Selamat kepada tuan rumah telah mendapatkan Seni Bela Diri Taekwondo Lv.5!]

[Selamat kepada tuan rumah telah mendapatkan Hydra Physique!!]

[Selamat kepada tuan rumah telah mendapatkan Penampilan Pria Sempurna!]

Pupil mata Gala melebar melihat ini. Tubuhnya menjadi kaku seketika layaknya batu karang di pinggir pantai.

Pandangan Gala langsung menatap ke arah tulisan pemberitahuan sistem yang ketiga, mengabaikan dua hadiah pertama di awal. Sama sekali ia tidak mengerti apa maksud dari hadiah ketiga.

"Apa maksudnya hadiah ketiga ini? Apakah aku akan berubah menjadi makhluk Hydra seperti di mitologi?" tanya Gala penuh heran.

Hydra setahunya adalah makhluk atau monster legenda dari mitologi Yunani yang cukup menyeramkan. Salah satu keunikan yang bisa disebut kehebatan makhluk satu ini, yaitu regenerasi super. Siapa yang tidak tahu dengan monster legenda berkepala banyak, apabila dipotong salah satu kepalanya akan tumbuh kembali.

Memikirkan tentang makhluk tersebut membuat Gala takut. Sama sekali di hatinya ingin berubah menjadi makhluk menyeramkan seperti itu, pasti dia tidak bisa berbaur lagi bersama manusia, lalu bagaimana caranya memicu misi dengan tubuh monster? Pasti mustahil.

[Ding! Menjawab kekhawatiran tuan, hadiah yang diberikan sistem berupa Hydra Physique tidak akan mengubah penampilan tuan rumah!]

[Hanya atribut dan unsur kekuatan Fisik Hydra yang akan disematkan kepada tubuh tuan rumah, termasuk regenerasi super!]

Kepala Gala mengangguk kejam mengetahui hal ini. Siapa sangka pikirannya salah, ternyata tidak akan mengubah tampilannya berubah sama sekali.

Tanpa banyak berpikir lagi, Gala meminta sistem menggabungkan semua hadiah dari Paket Pemula.

[Mulai proses integrasi hadiah ....]

Bertepatan dengan suara sistem, tubuh Gala mengalami perubahan mengguncang langit.

Energi asing dengan perasaan hangat mengalir ke sekujur tubuh Gala. Sel-sel di tubuh Gala bergetar hebat karena dibanjiri kekuatan tak diketahui. Namun, wajah Gala yang menikmati kehangatan pada tubuhnya langsung berubah.

Dahi Gala mengerut dengan alisnya menegang. Seluruh wajah Gala menekuk menahan rasa nyeri tak terelakan.

Ingin rasanya dia berteriak, tapi Gala sadar dirinya tidak sedang di rumah. Kondisi seperti sekarang harus dirahasiakan oleh orang-orang. Beberapa saat Gala menahan rasa sakit luar biasa tanpa mengeluarkan teriakan dan ekspresi tubuh ekstrim.

Apa yang Gala rasakan sekarang seperti sedang ditusuk-tusuk oleh ribuan pisau ke semua anggota tubuhnya. Nyeri, gemetar, lemas, dan linu membombardir Gala tanpa ampun. Kesadarannya beberapa kali ingin menyerah, sesuatu mencegah kesadarannya menghilang, ini membuat Gala merasa tersiksa.

"Arghh!" Gala mengerang sambil mencubit sprei kasur rumah sakit yang sudah basah.

Entah berapa lama ia menahan teriakan dari rasa sakitnya, sosok Gala yang berbeda terbujur kaku di atas kasur dengan wajah memerah.

Kini sosok Gala berubah sepenuhnya, pria muda yang awalnya terlihat biasa dengan wajah tidak begitu menarik diganti dengan wajah tampan tanpa cacat. Tinggi Gala yang sebelumnya hanya 1,7 meter menjadi 1,9 meter dalam sekejap. Akan tetapi, perubahan yang paling besar adalah otot pada tubuhnya.

Gala termasuk pria kurus yang jarang sekali makan nasi atau karbohidrat lain, kurus kerempeng hanya ada sedikit lemak. Kali ini tubuhnya telah dibungkus oleh otot sempurna penuh dengan kekuatan. Perut ten pack, pinggul duyung, dada kokoh, bahu lebar, dan lengan berotot, tubuh ideal yang tidak berlebihan ketika dilihat tampilannya. Benar-benar badan yang diimpikan banhak pria.

"Aku harap ini bukan mimpi," ucap Gala mengangkat tangannya ke atas.

Di sudut matanya terlihat ada sebuah layar transparan dengan barisan informasi.

[Nama: Gala]

[Ras: Manusia]

[Tinggi: 1,90 cm]

[Fisik: 50 (1 poin untuk rata-rata manusia biasa)]

[Kecepatan: 650 km/jam]

[Penampilan: Batas Puncak Manusia]

[Keterampilan: Fisik Super Hydra, Seni Bela Diri Taekwondo Lv.5 ]

[Lotere: 1 kali]

Informasi yang dicantumkan pada layar bukan lagi atribut seorang manusia. Kekuatan fisik Gala setara dengan 50 orang dewasa yang di mana bisa mengangkat beban berat sebesar 1,250 kg dengan mudah.

Tak terbayangkan betapa kuatnya pukulan Gala, terlebih digabungkan dengan kecepatannya berlari. Manusia biasa akan mati terkena pukulannya.

Belum lagi seni bela diri taekwondo yang telah dikuasai Gala secara instan. Gabungan fisik, kecepatan, dan keterampilan bela diri menciptakan sosok mematikan untuk musuh.

Gala duduk kembali di atas kasur, mengabaikan kasurnya yang basah, ia membuka pakaian atas dan bertelanjang dada.

Senyuman muncul di ujung bibirnya ketika melihat perutnya, segera Gala berdiri untuk merasakan setiap inci ototnya.

"Luar biasa! Aku merasa sangat kuat, penuh energi tak terbatas!"

Suara tulang yang diregangkan terdengar, urat-urat di sekujur tubuh Gala terlihat menonjol tampak begitu kuat. Asap bahkan terlihat melayang.

"Hehe, kalau seperti ini aku bisa mengalahkan preman-preman busuk itu!" kata Gala dalam hatinya.

Ceklek!

Tepat ketika Gala senyum sendirian sambil berdiri di tengah kamar, pintu tiba-tiba terbuka dan sosok wanita cantik muncul dengan mata melebar melihat Gala.

"Eh?" Gala terkejut bingung melihat wanita cantik yang datang.

"Kamu?"

Bab 3: Perubahan Diri

"Sepertinya aku salah masuk ruangan," kata wanita itu yang hendak balik badan dan menutup pintu.

Gala segera sadar dari terkejutnya, tangannya terulur cepat menahan pintu. "Sebentar, kamu tidak salah ruangan!"

Wanita cantik itu melihat Gala sekali lagi dengan tatapan tidak percaya. Ingat jelas pria yang sebelumnya tidur di atas kasur tak setampan di depannya ini.

Namun ada beberapa bagian yang mirip dengan pria yang menolongnya semalam. Tetap saja perbedaannya sangat banyak, hal ini sulit dipercaya.

"Kenalkan namaku Gala, terima kasih sudah membawaku ke rumah sakit." Gala duduk di atas kasur, matanya menatap wanita cantik yang masih berdiri menghadap dirinya.

Kesadaran wanita cantik itu tidak ada di kepalanya sekarang, kebingungan mengalihkan perhatiannya.

Menggelengkan kepalanya sedikit, tatapan penuh sadar jatuh ke wajah Gala. Pelan-pelan rona merah muncul di kedua pipi putih wanita tersebut. "Tidak-tidak, harusnya aku yang berkata seperti itu. Terima kasih sudah menolongku!"

Tubuh wanita cantik itu sedikit menunduk, tanpa disadari sebuah jurang dalam terlihat di dalam penglihatan Gala. Seketika Gala salah memandang sesuatu.

"Besar sekal," batin Gala tidak sadar. Tatapannya masih fokus ke arah jurang di tubuh wanita di depannya.

Merasakan sorot mata Gala, pipi wanita itu merasa panas. Malu sekali rasanya. Tidak tahu apakah ia harus marah atau sedih, tahu kalau Gala memandanginya seperti orang mesum.

"Anu, bisakah kamu tidak melihat aku seperti itu? Aku tidak nyaman," ucap wanita itu dengan gelagat takut.

"Maaf, aku tidak sengaja."

Gala menggaruk kepalanya dan tersenyum canggung. Ia merasa malu serta bersalah.

"Um, tidak apa-apa."

"Itu, aku boleh bertanya?" Gala ingin melontarkan pertanyaan. "Apa aku harus bayar biaya rawat sendiri?"

Pertama kali yang dipikirkan oleh Gala sekarang selain sistem adalah biaya perobatan. Semua tahu kalau biaya berobat sangatlah mahal. Apalagi melihat infrastruktur rumah sakit sebagus ini, Gala rasa akan cukup mahal.

Bukan karena Gala tidak mau membayar dengan alasan tidak punya uang, sistem telah memberinya uang. Seharusnya, tidak masalah untuk membayar biaya rawat sendiri. Hal yang Gala khawatirkan adalah wanita ini akan kerepotan membayar biaya berobatnya.

"Tidak, aku akan membayar biayanya sebagai rasa terima kasihku," balas wanita dengan suara lembut.

Mendengar jawaban wanita itu membuat hati Gala sedikit terkejut. Tampaknya wanita yang berdiri di hadapannya memiliki uang yang banyak.

Saat mengatakan bahwa dia ingin membayar biaya rumah sakit terlihat tidak keberatan sama sekali. Seakan tidak masalah dengan harganya, tipikal orang kaya.

"Tidak perlu, aku saja yang bayar." Gala menggelengkan kepalanya lalu bangkit untuk mengambil baju pasien.

Di bawah tatapan terkejut wanita itu, Gala melepaskan semua selang yang tertinggal di tubuhnya, kemudian pergi ke depan pintu.

"Mau ke mana?" Wanita itu bingung untuk sekian kalinya melihat Gala.

Tangan Gala terhenti di kanal pintu dan berkata, "Aku ingin pulang ...."

Usai mengatakan kalimatnya Gala membuka pintu lalu melangkah keluar ruangan. Dengan sengaja Gala meninggalkan wanita cantik di belakangnya tanpa peduli.

Menurutnya sekarang ada yang lebih penting dari mengurus urusan wanita ini, yaitu sistem. Ia harus mencoba lebih lagi untuk tahu secara rinci fungsi sistem.

"Tunggu! Jangan pergi! Aku ingin memberikan sesuatu padamu!"

Pada saat ini, sosok Gala keluar dari rumah sakit dan di belakangnya terdapat wanita cantik yang ditolongnya semalam sedang mengejarnya. Beberapa dokter juga berdiri di depan pintu kaca rumah untuk melihat Gala.

Anehnya mereka semua memiliki ekspresi yang sama, ada kejutan di wajah mereka.

Sebelumnya, beberapa dokter yang menangani kasus luka Gala mencoba merayu dan membujuknya untuk diperiksa sekali lagi, agar mereka mengetahui bagaimana luka tusuk Gala sembuh sepenuhnya dalam waktu singkat.

Melihat cara mereka yang tergesa-gesa dan terlalu bersemangat, perasaan tidak baik memberi tahu hatinya. Maka dari itu, Gala segera pergi tanpa ada peduli.

"Ada apa?" Gala bertanya tanpa menoleh melihat wanita tersebut.

Linda, nama dari wanita cantik yang masih membuntuti Gala.

Tidak tahu mengapa Linda mengikuti Gala. Padahal, Gala sudah acuh tak acuh kepadanya secara terang-terangan. Bukannya tidak menyukai wanita cantik, Gala kini sedang sibuk ingin mengetahui seluruh kegunaan sistem. Ada banyak yang harus dijelajahi sendiri.

Berhenti di depan Gala berniat menghalangi jalannya, Linda mengatur napasnya yang sedikit sesak. "Ini, aku ingin memberikan ini." Tangan Linda menyodorkan satu kotak kecil hitam ke Gala.

Mengambil barang itu tanpa sopan, Gala langsung membuka kotaknya. Ternyata ada satu buah gelang hitam terbuat dari kulit. Tercantum merk pada gelangnya, mungkin mahal.

Dengan diam Gala memasang gelang itu di tangan kirinya dan terlihat pas. Tampilannya menjadi lebih keren dengan gelang hitamnya, ada sedikit sentuhan kejantanan lebih dalam.

Menganggukan kepala, bibir Gala membentuk bulan sabit. "Terima kasih, aku menerima pemberianmu. Sekarang kamu bisa melepaskan aku, aku baik-baik saja." Tatapan bola mata Gala terlihat damai melihat Linda.

Melihat pandangan lembut tersebut, Linda mengangguk kecil sambil sedikit cemberut.

Gala mengangkat alis kanannya, heran dengan Linda yang tiba-tiba menjadi penurut. Kaki kanannya mulai bergerak, kembali berjalan menuju rumahnya.

Belum lima langkah berjalan, mendadak senasasi dingin muncul di pipi kanan Gala disertai suara kecupan bibir seseorang.

"Muah!"

Setelah mencium pipi Gala, buru-buru wanita itu pergi dengan lari kecil.

"Sial, aku diam-diam dicium," ucap Gala sambil menyentuh bekas ciuman di pipinya.

Senyum tak berdaya muncul di mulutnya, lalu Gala kembali lagi berjalan pulang ke rumah.

Di perjalanan pulang menggunakan ojek online, banyak sekali mata tertuju pada sosok Gala. Pesona Gala kini sulit dihindari oleh banyak orang. Wajah tampannya sangat mencolok di tengah-tengah orang, ditambah dengan tubuhnya yang tidak kecil dan besar.

Pakaian yang Gala kenakan adalah pakaian yang dibelikan Linda. Tidak menyangka wanita itu memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Sebenarnya, Gala cukup terkesan dengan Linda, wanita yang cukup dewasa.

"Terima kasih, pak." Gala mengeluarkan uang satu lembar 100 ribu kepada Bapak ojek.

Uang sebanyak itu tidak lagi berarti bagi Gala yang kini memiliki uang 100 juta rupiah. Meski begitu, Gala juga tetap akan menghemat.

"Benar-benar tak menyangka keajaiban datang padaku."

Pada saat ini, Gala tengah memandangi lagi sosoknya di cermin, entah sudah berapa kali dia melakukannya.

Di rumah kecil alias kostan kecil dengan beberapa pintu menjadi tempat Gala tinggal. Gala bukan orang berada yang punya banyak harta, keluarganya sangat sederhana. Sayangnya, kesederhanaan itu tak bertahan lama sebelum jatuh ke dalam kemiskinan akibat kedua orang tuanya telah tiada.

Sejak lulus sekolah menengah Gala hidup tanpa orang tua, tinggal bersama neneknya yang sudah tiada tahun lalu.

Kini tak bisa dipungkiri penampilan Gala punya level yang berbeda dengan pria tampan yang lain. Bentuk wajahnya yang sempurna, lekukan pipi sampai ke bibir terlihat indah. Sama sekali tidak ada cacat, simetris sempurna.

"Sebentar, bukankah aku memiliki satu kesempatan memutar lotere?"

Baru saja Gala ingat masih ada satu kali kesempatan lotere yang belum digunakan. Ia terlalu bersemangat dengan hadiah paket pemula sistem sampai-sampai melupakannya.

"Sistem, aku ingin memutar lotere sekarang!"

Gala duduk di atas kasur lantainya, matanya melihat mesin lotere yang diproyeksikan sistem di depannya.

[Ding! Selamat kepada tuan rumah mendapatkan Gelang Ruang Penyimpanan!]

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!