NovelToon NovelToon

Nona Muda Jadi Anak Pembantu

1. Memilih menikahi anak pembantu

"Uh uh uh...."

Di dalam sebuah kamar remang-remang, seorang perempuan meramas sprei dengan sangat kuat merasakan sentuhan-sentuhan di atas kulitnya yang polos.

Seorang pria berada di atasnya tersenyum sambil berkata, "Kau sangat ingin menikah denganku kan? Sampai memanfaatkan keluarga untuk menjodohkan kita. Baiklah, akan kuberikan yang kau inginkan malam ini!" Kata Sang pria sebelum melanjutkan sentuhannya ke area pribadi perempuan bernama Vanessa.

Vanessa menggertakkan giginya, dia benar-benar tak kuasa menahan rasa tangisnya harus menggantikan anak majikan ayahnya berada di atas ranjang seorang pria asing.

Pada saat perempuan itu Tengah berada dalam kegelisahannya, tiba-tiba saja ia merasakan jantungnya berdegup amat kencang, sangat kencang sampai ia bisa mendengarnya seperti drum yang dipukul langsung di dekat telinganya.

Dump dump dump!

Obat keras yang dicecokkan padanya mulai bekerja dengan sangat cepat, dan karena terlalu banyak dosis yang ia minum membuat perempuan itu langsung kehilangan nyawanya di atas tempat tidur.

Sang pria yang berada di atasnya sangat terkejut mendapati tubuh perempuan di bawahnya tiba-tiba saja menjadi begitu kaku dan dingin.

"Hei! Jangan membuat drama!" Kata Sang pria segera menyalakan lampu di samping tempat tidur dan melihat wajah perempuan cantik Di bawahnya yang perlahan-lahan mulai memucat.

Tapi beberapa saat kemudian, perempuan itu membuka mata dan mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Siapa kau?" Tanya sang perempuan Sambil memandangi pria tampan di atasnya dan berusaha mengenali situasi mereka saat itu.

"Gila! Apa kau hadiah dari perempuan tua itu lagi? Ck!" Vanessa tersenyum mengejek sebelum akhirnya mengulurkan tangannya ke leher sang pria dan segera mencumbui pria itu dengan penuh birrahi.

Cup cup cup...

Sang pria sangat terkejut, dia tak menyangka perempuan yang dari tadi yang menahan diri kini berubah menjadi agresif, bahkan tubuhnya didorong ke bawah hingga Vanessa lah yang berada di atasnya.

Iwan pun tidak tahan, Dia berkata, "Kau!"

"Sssttt!!!" Vanessa tersenyum sambil meletakkan jarinya di bibir Iwan, "Jangan khawatir, aku akan menyenangkanmu! Karena kalau tidak begitu, sia-sia perempuan tua itu mengirimmu padaku!" Kata Vanessa sebelum akhirnya kembali memcumbui pria di bawahnya dengan penuh gairah.

Tetapi di tengah-tengah permainan mereka yang sangat panas, Vanessa tiba-tiba saja merasakan sakit luar biasa di area pribadinya hingga perempuan itu mengerutkan keningnya.

Tapi untungnya rasa sakit itu hanya sebentar saja sebelum akhirnya mereka melanjutkan permainan panas mereka tanpa memikirkan hari esok.

"Sial!! Kau menarik perhatianku!" Kata Sang pria saat menyadari kalau perempuan yang bersama-sama dengannya ialah seorang gadis perawan.

"Aku memang selalu menarik perhatian," ucap Vanessa dengan penuh percaya diri melanjutkan permainan mereka sampai kedua orang itu kelelahan dan tertidur di atas keranjang berukuran king size.

.. ..

.

Pada keesokan paginya, Vanessa mengerjapkan matanya dan tatapannya langsung tertuju pada sebuah cermin yang memantulkan tubuhnya.

Melihat wajahnya, Vanessa langsung melototkan matanya dan segera bangun melihat dirinya pada pantulan cermin itu.

'Siapa ini?' kata Vanessa sambil memegangi dirinya sendiri, sekarang wajahnya telah berubah dan bentuk tubuhnya yang sebelumnya penuh dengan otot karena rajin berolahraga juga terlihat sangat lemah.

Lalu tiba-tiba saja sebuah ingatan yang panjang terputar di kepalanya membuat perempuan itu runtuhnya lantai dan melongo menatap dirinya di cermin.

'Apa ini cerita yang ada di novel? Seseorang berpindah tubuh ke tubuh orang lain dan melanjutkan kehidupannya di sana?' ucap Vanessa dalam hati dengan bibir gemetar, perempuan itu berbalik ke atas ranjang menatap pria di atas ranjang yang terlelap dalam tidurnya.

'Ini bodoh!' kata Vanessa dalam hati sambil memungut pakaiannya, perempuan itu cepat-cepat memakai pakaiannya dan meninggalkan tempat itu dengan langkah terburu-buru.

Saat keluar dari hotel, Vanessa merogoh sakunya yang hanya meninggalkan uang 100.000.

Dia pun buru-buru menghentikan sebuah taksi dan menaiki taksi tersebut dengan tubuh gemetar.

"Jadi aku bukan perempuan kaya lagi? Sekarang hanya seorang anak sopir? Dan berada di hotel itu bersama pria yang dijodohkan dengan anak majikan ayahku? Bagaimana ceritanya?" Vanessa berusaha memahami jalan ceritanya, perempuan itu berkali-kali memikirkannya dalam mobil sampai akhirnya dia tiba di sebuah kediaman yang sangat mewah.

"Akhirnya kau kembali juga?! Kenapa pakaianmu seperti itu?!" Seorang perempuan menyambut Vanessa dengan penuh amarah.

Vanessa pun melongo menatap perempuan di hadapannya, itu adalah ibunya yang baru!

"Cepat pergi mandi dan berganti pakaian, Nyonya memintamu untuk menjadi salah seorang pelayan yang menyambut tamu penting hari ini!" Kata Sang Ibu sambil menarik Vanessa memasuki paviliun tempat keluarga mereka tinggal.

Vanessa pun mengikuti langkah perempuan itu sambil memperhatikan rumah barunya dan keluarga barunya yang terlihat penuh kehangatan namun hidup dalam keadaan pas-pasan.

"Cepat mandi lalu kenakan pakaian yang ada di sana! Susul ibu ke dapur utama!" Tegas sang Ibu sebelum meninggalkan Vanessa sendirian.

Vanessa pun mengikuti kata-kata perempuan yang bersama-sama dengannya sebelum akhirnya dengan penasaran pergi ke dapur utama rumah mewah di hadapannya.

Saat tiba di sana, ia langsung diberikan nampan dan disuruh pergi ke ruang tamu untuk melayani tamu yang baru saja datang.

Vanessa mengikuti arahan ibunya, namun begitu sampai di ruang tamu, dia menghentikan langkahnya saat melihat seorang pria duduk dengan dingin di hadapan semua orang.

"Kau!" Vanessa berbicara dengan rasa terkejutnya, pria di hadapannya ini adalah pria yang kemarin malam menghabiskan waktu dengannya.

Iwan yang mendengar ucapan Vanessa pun mengangkat kepalanya menatap Vanessa, lalu mengukir sebuah senyuman tipis di wajahnya.

Nyonya rumah di tempat itu terkejut melihat ketidaksopanan Vanessa sehingga dia dengan cepat berkata, "jaga sopan santunmu di hadapan tuan muda!"

"Eh?" Vanessa terkejut, sebelum akhirnya dia menunduk dan segera meletakkan makanan dan minuman yang ia bahwa di atas meja.

Seorang perempuan lain pun turun dari tangga rumah dan nyonya rumah yang ada di sana menatap putrinya dengan penuh semangat.

"Ini adalah putriku, kemarin malam kalian sudah bertemu di hotel 'kan?" Ucap sang Nyonya rumah sambil tersenyum melihat putrinya yang berjalan mendekati mereka.

Iwan memperhatikan perempuan yang mendekat itu, "Aku tidak pernah bertemu dengannya!" Tegas Iwan.

"Apa?" Nyonya rumah yang bernama Veronica sangat terkejut.

"I,, ibu, kemarin aku tidak pergi ke hotel," ucap Putri Veronica sambil duduk di kursi, ia memandangi pria tampan di hadapannya sambil menggigit Bibir bawahnya, 'jadi pria ini yang kemarin hendak dijodohkan denganku? Kalau tahu dia setampan ini, aku pasti akan menghadiri pertemuan itu dan bukannya menyuruh Vanessa pergi menggantikanku!' gerutu perempuan bernama Heriyani.

"Apa? Kenapa kau tidak pergi?" Tanya Veronica pada putrinya.

Heriyani menjawab, "Ibu, Aku kira Ibu kembali menjodohkanku dengan pria yang buruk rupa, jadi aku menyuruh Vanessa menggantikanku, tapi--"

"Apa?!" Veronica sangat terkejut.

"Tapi meski begitu, Aku tidak masalah dengan perjodohan ini. Aku akan menerima perjodohan ini," kata Heriyani sambil menatap pria di hadapannya dengan penuh kegembiraan karena pria di hadapannya terlihat sangat tampan dan tampaknya berasal dari keluarga kaya raya, berbeda dengan pria-pria sebelumnya yang dijodohkan dengannya.

"Eh? Tentu saja," Veronica mengangguk, "kalau begitu tidak ada lagi yang perlu kita khawatirkan. Kalian berdua adalah pasangan yang serasi, Dan pernikahan akan kita diskusikan setelah suamiku tiba di--"

"Tidak!" Sela Iwan, "Aku tidak akan menikah dengan putrimu," ucap Iwan.

"Apa?!"

"Apa?!"

Dua perempuan di sana sangat terkejut.

"Aku akan menikah dengan perempuan yang bertemu denganku di hotel kemarin!" Tegas Iwan membuat mata Veronica dan putrinya melotot sempurna.

"Ta,,, tapi dia hanya anak sopir dan pembantu kami!" Tegas Veronica.

Ssstt . . .

Otor bagi tahu ya,, Bab 2-nya gak bakal muncul kalo kalian gak tekan tombol subscribe!

2. Keributan antara majikan dan pembantu

"Aku akan menikah dengan perempuan yang bertemu denganku di hotel kemarin!" Tegas Iwan membuat mata Veronica dan putrinya melotot sempurna.

"Ta,,, tapi dia hanya anak sopir dan pembantu kami!" Tegas Veronica.

Heryani mengangguk, "I,, iya, kemarin aku tidak punya waktu dan tidak ingin mengecewakan mu, Jadi aku membiarkan dia pergi untuk bertemu denganmu. Aku menyuruhnya untuk mengatakan kalau aku tidak bisa datang, tapi tidak tahu apa yang terjadi, apa dia berpura-pura menjadi aku?" Tanya Heriyani sambil meramas ujung gaunnya.

Pria tampan tidak hadapannya ialah pria yang sangat cocok dengannya, dan lagi pula pria itu terlihat berasal dari keluarga kaya raya.

Iwan mengangkat sebelah alisnya, 'justru kalau dia berusaha merayu ku, dia tidak akan kabur Setelah malam yang kami habiskan!' kata Iwan dalam hati sebelum akhirnya berdiri, "pernikahannya diadakan minggu depan, beberapa orang suruhanku akan menjemputnya di hari itu," ucap Iwan dengan tenang.

"Apa?!" Heryani melirik ibunya.

"Itu tidak mungkin! Dia hanya anak pembantu dan sopir di sini! Yang dijodohkan denganmu adalah putriku!" Kata Veronica.

Iwan yang hendak melangkah pergi menghentikan gerakannya, "aku tidak peduli, yang penting dia adalah perempuan yang kemarin bersamaku di hotel!" Tegas Iwan sebelum melanjutkan langkahnya, benar-benar meninggalkan tempat itu.

Veronica dan putrinya mengejar keluar, mereka memandangi pria yang langsung naik ke mobil dan meninggalkan kediaman mereka.

"Bagaimana ini Bu? Tidak mungkin pembantu itu tiba-tiba beruntung dan menikah dengan orang kaya!" Tegas Heriyani yang tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Veronica menatap putrinya dengan kesal, "ini bukan sepenuhnya salah anak pembantu itu, ini juga salahmu! Kenapa kau menyuruh anak pembantu itu menggantikanmu di pertemuan kalian?!" Gerutu Veronica yang merasa kesal pada putrinya.

Heriyani mendengus kesal, "Mana ku tahu kalau perjodohan kali ini dengan seorang pria tampan! Siapa suruh sebelum sebelumnya ibu dan ayah menjodohkan aku dengan pria-pria yang jelek, jadinya aku malas pergi ke perjodohan itu!" Gerutu Heriyani.

"Tapi mereka adalah pria dari keluarga kaya! Hah,,, apapun itu, sekarang semuanya jadi berantakan!" Gerutu Veronica sambil memasuki rumah, perempuan itu langsung pergi ke dapur dan mendapati Vanessa di dapur sedang membantu ibunya mencuci piring.

"Vanessa!" Teriak Veronica membuat Vanessa langsung berbalik menatap perempuan yang berteriak padanya.

"Ada apa?" Tanya Vanessa.

"Ada apa?! Berani-beraninya kau bicara seperti itu padaku!!!" Geram Veronica sambil mendekati Vanessa dan langsung mengulurkan tangannya menarik rambut Vanessa.

"Nyo,, nyonya, Tolong maafkan Vanessa," kata ibu Vanessa yang juga terkejut dengan kelakuan putrinya.

Biasanya putrinya berbicara dengan suara yang sangat pelan, tapi entah kenapa hari ini volume suaranya cukup keras dan terlebih berani mengeluarkan satu kalimat dari mulutnya.

"Dasar anak pembantu!" Garam Veronica melepaskan tangannya dari rambut Vanessa membuat Vanessa langsung memegangnya kepalanya yang terasa sakit.

"Apa yang sudah kau lakukan di hotel kemarin?! Kau pasti berpura-pura menjadi putriku kan?!" Bentak Veronica sambil melototi perempuan di hadapannya.

"Apa?" Ibu Vanessa terkejut, dia ikut menatap putrinya dengan harapan putrinya akan menyangkal ucapan majikan mereka.

Tetapi sang Ibu sangat terkejut saat melihat Vanessa malah tersenyum konyol.

Senyuman itu ikut membuat emosi Veronica semakin naik ke ubun-ubunnya sehingga dia mengambil baki yang paling dekat dengan tangannya dan mengayunkannya ke arah perempuan muda di hadapannya.

Prank!!!!

Baki tersebut tidak mengenai kepala Vanessa karena Vanessa menahannya dengan tangan kirinya.

"Aku diperintahkan untuk berpura-pura menjadi anak anda, Jadi tidak mungkin Aku membantah perintah dari anak majikan kedua orang tuaku!" Tegas Vanessa membuat mata Veronica melotot.

Beraninya seorang anak pembantu membantah ucapannya dan bahkan balik menyalahkan anak majikan nya!

"Anak gila!!" Teriak Veronica kembali mengayunkan bagi ke arah Vanessa.

Vanessa mengulurkan tangannya untuk kembali menahan baki itu, namun dia terkejut saat ibunya langsung melangkah ke samping kanannya dan membiarkan baki itu menimpa kepalanya.

Prank!!!

"Ibu!" Kata Vanessa langsung memegangi ibunya yang seketika merasa lemas gara-gara pukulan yang sangat keras.

Pada saat itu juga, Heriyani telah muncul di belakang ibunya, ia menatap Vanessa yang sementara berusaha membangunkan Sang ibu yang pingsan.

"Tangan Ibu baik-baik saja?" Tanya Heriyani langsung memeriksa tangan ibunya yang memegang baki, dan perempuan itu terkejut melihat jari telunjuk ibunya mengeluarkan setitik darah karena terkena ujung baki.

"Astaga, ibu terluka!" Kata Heriyani sambil berbalik melototi Vanessa.

"Dasar kau anak pembantu gila!!!" Heryani langsung mengulurkan tangannya menjambak rambut Vanessa, "Berani beraninya kau menyakiti ibuku!" Teriak Heryani.

Vanessa yang tidak tahan lagi dengan kelakuan anak ibu itu akhirnya ikut mengulurkan tangannya dan balik menjambak rambut Heriyani.

"Kau pikir hanya kau yang bisa melukai orang lain?! Aku jauh lebih ahli!" Geram Vanessa mengejutkan semua orang yang ada di sana karena tak menyangka Vanessa yang selama ini adalah anak yang pendiam dan penurut tiba-tiba berubah menjadi sangat buas.

"Apa yang kalian lihat?! Cepat singkirkan perempuan bodoh itu dari putriku!" Bentak Veronica pada para pelayan yang masih terpaku karena terkejut.

Para pelayan akhirnya menghampiri dua perempuan yang sedang menjambak satu sama lain.

"Jangan menghalangiku!" Geran Vanessa tidak mau melepaskan kedua tangannya dari kepala Heriyani.

Hal itu membuat para pelayan di sana bekerja lebih keras dan salah seorang pelayan berkata, "hentikan Vanessa! Kau harus membawa ibumu ke rumah sakit sekarang!"

Ucapan pelayan itu akhirnya menyadarkan Vanessa, dia akhirnya melepaskan cekalannya pada rambut Heriyani dan berbalik menatap ibunya.

"Tolong bantu aku mengangkatnya," kata Vanessa dengan panik menghampiri sang ibu.

Tetapi saat itu,, Heryani yang sangat kesal pada Vanessa dengan emosi mengambil sebuah pajangan di atas meja dan tanpa basa-basi melemparkan nya ke arah Vanessa.

Buk!

Pajangan yang terbuat dari keramik tersebut langsung mengenai kepala Vanessa hingga Vanessa langsung jatuh tak sadarkan diri.

"Dasar perempuan gila! Pecat mereka sekarang juga Bu!" Tegas Heriyani menahan amarahnya.

"Tentu saja mereka berdua harus dipecat!" Geram Veronica sambil berbalik meninggalkan tempat itu dan para pelayan membantu Vanessa dan ibunya dipindahkan ke tempat lain.

"Cepat hubungi suaminya! kita harus membawanya ke rumah sakit!" ucap salah seorang pelayan yang cemas melihat dua perempuan di sana.

"I,, iya," jawab salah seorang pelayan sambil mengeluarkan ponselnya.

3. Bertekad untuk balas dendam

Saat Vanessa sadar dari pingsannya, perempuan itu mendapati dirinya berada di rumah sakit dengan ibunya duduk di hadapannya.

"Ibu," kata Vanessa mengejutkan perempuan bernama Jayanti yang sedang sibuk mengupas buah.

Jayanti langsung meletakkan pisau dan buah yang ada di tangannya dan mendekati Vanessa dengan cemas, "kau baik-baik saja? Apa kau merasa tidak nyaman?" Tanya sang ibu.

"Tolong bantu aku duduk," kata Vanessa membuat sang ibu dengan cepat membantu putrinya duduk, dan memperbaiki sandaran perempuan itu agar Vanessa bisa nyaman di tempat tidur.

"Ada yang tidak nyaman?" Tanya sang ibu sambil memegang tangan Vanessa dengan hangat.

"Apa yang terjadi pada 2 perempuan itu? Ibu sudah menghubungi polisi?" Tanya Vanessa yang tentunya tidak bisa membiarkan masalah tersebut, mereka harus melaporkan kekerasan itu pada polisi agar bisa diproses sesuai hukum yang berlaku.

Jayanti menggelengkan kepalanya, "jangan berkata seperti itu. Itu hanya salah paham biasa, jadi kita tidak perlu membawanya ke kantor polisi. Keluarga mereka sudah sangat baik pada keluarga kita hingga mempekerjakan ayah dan ibu untuk menafkahimu selama ini. Jadi tidak perlu--"

"Apa yang ibu katakan? Kalau seandainya aku mati gara-gara dipukul oleh perempuan itu, apakah ibu masih akan berkata seperti itu?" Gerutu Vanessa.

"Tidak baik berkata seperti itu. Saat ini ayahmu sedang berbicara dengan tuan, dia berusaha meminta maaf atas apa yang sudah kita lakukan. Yang bisa kita harapkan sekarang ialah kebaikan hati mereka untuk melupakan kejadian yang sudah terjadi dan membiarkan ayah dan ibu terus bekerja di sana agar keluarga kita tidak hidup di jalanan," kata Jayanti dengan penuh kecemasan keluarga mereka tidak akan bisa bertahan kalau dia dan suaminya berhenti bekerja.

Vanessa memutar bola matanya, "jadi ibu tetap ingin kembali ke keluarga itu dan bekerja di sana dengan perlakuan yang tidak baik?! Aku tidak setuju, mulai sekarang aku yang akan mencari nafkah untuk keluarga kita!" Tegas Vanessa.

"Memangnya apa yang bisa kau lakukan untuk mencari nafkah menggantikan ayah dan ibu?" Suara seorang pria yang baru saja memasuki ruangan membuat Vanessa terkejut.

"Sayang, apa kata Tuan? Mereka tidak memecat kita kan," tanya Jayanti pada suaminya dengan penuh kecemasan.

Kalau mereka dipecat dan diusir dari paviliun tempat tinggal mereka, maka mereka akan hidup di jalanan!

"Tuan masih bermurah hati pada kita, jadi kita masih diizinkan tinggal di paviliun. Meski begitu, setelah Vanessa keluar dari rumah sakit, dia tidak diizinkan pergi ke mana-mana, apalagi berkeliaran di sekitar rumah majikan, dan juga tidak diizinkan keluar dari paviliun!" Tegas pria bernama Danu membuat mata Vanessa melotot sempurna.

"Apa?" Vanessa tidak terima, "Kenapa bisa seperti itu?! Jelas-jelas merekalah yang telah salah, mereka membuat aku dan ibu pingsan, bahkan aku mendapat jahitan di kepalaku seperti ini gara-gara mereka! Seharusnya mereka yang meminta maaf pada kita!" Geram Vanessa kesal.

Sang ayah terkejut dengan ucapan putrinya, "Vanessa, kenapa kau jadi keras kepala begini? Kita bertiga bisaa hidup karena kemurahan hati Tuan, jadi--"

"Dan kita bisa mati karena kelakuan Nyonya dan Nona muda manja itu!" Tegas Vanessa melototi pria di hadapannya.

"Vanessa, bagaimana bisa kau bicara seperti itu pada ayahmu?" Tanya sang ibu rasa bingung nya. Biasanya Putri mereka tidak sekeras kepala itu.

Clek!

Tiba-tiba pintu terbuka memperlihatkan seorang pria yang datang bersama putrinya, itu adalah majikan ayah dan ibu Vanessa bersama putri mereka Heriyani.

"Tu,, tuan," Ayah Vanessa sangat terkejut dengan kedatangan kedua orang itu.

"Bagaimana kabarmu Vanessa?" Tanya sang pria bernama Regar sambil menatap Vanessa.

Vanessa menghela nafas panjang, "apa yang anda lakukan datang kemari? Apa Anda datang untuk mentertawakan saya setelah saya masuk rumah sakit gara-gara perbuatan Putri anda?" Tanya Vanessa membuat kedua orang tuanya langsung melotot menatap Vanessa dengan rasa tak percaya mereka.

Itu sangat tidak sopan.

Hal itu membuat Jayanti dan suaminya dengan panik menatap Regar untuk meminta maaf atas nama Putri mereka.

Tetapi mereka terkejut saat Regar malah tertawa, "ha ha ha... Aku tidak tahu kalau kalian memiliki Putri yang sangat pemberani sepertinya." Ucap Regar.

"I,, itu, Tolong maafkan putri saya."

"Tolong maafkan putri kami, Dia belum sadar total setelah apa yang menimpanya," kedua orang tua Vanessa berusaha memohon maaf atas nama Putri mereka.

"Bagaimana mungkin? Aku datang kemari untuk mengantar putriku meminta maaf padanya," ucap Regar sambil menatap putrinya membuat Hariyani sangat kesal.

'Ayah ini benar-benar mempermalukan aku! Masak aku di suruh minta maaf sama pembantu?!' gerutu Heriyani dalam hati.

"I,, itu tidak perlu. Kamilah yang pertama Putri Kamila yang bersalah sehingga menyulut amarah Nona muda, jadi Nona muda tidak perlu meminta maaf," usap Jayanti sambil membungkuk merasa begitu malu atas apa yang terjadi. Mana ada seorang majikan meminta maaf pada bawahnya?

"Tidak! Heriani harus minta maaf," kata Regar sambil menata putrinya.

"Maaf," ucap Heriyani dengan suara yang begitu ketus, Tentu saja dia tidak ikhlas minta maaf pada perempuan yang hanya anak pembantu dan sopir di keluarga mereka.

"Sebagai permintaan maaf Putriku, Aku akan mengabulkan satu permintaan mu, katakanlah Apa Yang Kau minta," ucap Regar sambil menatap Vanessa dengan hangat.

"Apa pun?" Tanya Vanessa dengan mata menyipit.

"Tentu saja!" Jawab Regar.

Ayah Vanessa menggelengkan kepalanya, "Itu tidak perlu, keluarga kami sudah cukup dengan menerima permintaan maaf dari Nona muda. Kebaikan keluarga kalian pada keluarga kami sudah sangat besar, jadi--"

"Aku meminta ayah dan ibuku dipecat," ucap Vanessa membuat semua orang terkejut.

Permintaan macam apa itu?

"Vanessa," sang ayah menatap putrinya, sebelum berbalik menatap Regar, "Tolong jangan dengarkan dia. Kepalanya masih rusak gara-gara--"

"Aku baik-baik saja, dan aku minta ayah dan ibuku dipecat! Atau kalau tidak, aku akan membawa masalah kekerasan ini ke kantor polisi!" Tegas Vanessa.

"Apa?!" Heryani terkejut, "beraninya kau mengancam Keluarga kami yang--"

"Ssst!!" Regar menatap putrinya dan menyuruh putrinya diam sebelum berbalik menatap Vanessa yang masih duduk santai di ranjang, "Tentu saja aku akan menuruti permintaanmu, tapi memecat Ayah dan ibumu bukanlah permintaan yang baik. Aku akan menerima permintaan yang baik dari mukena bukan permintaan yang akan merugikan kedua orang tuamu. Jadi kalau kau sudah memikirkannya baik-baik, kau bisa mendatangiku dan mengatakannya kapan saja," ucap Regar.

"Hah,," Vanessa menghela nafas kesal, Tentu saja dia tahu kalau itu tidak akan dikabulkan karena ayah dan ibunya bekerja di rumah itu dengan gaji yang paling sedikit diantara para pekerja lainnya.

Sehingga Vanessa dengan cepat memutar otaknya sebelum berkata, "kalau begitu berikan aku satu set alat gaming. Aku mau komputer keluaran terbaru dan peralatan-peralatan pendukung lainnya," ucap Vanessa.

'Aku harus mencari uang dari kompentisi game online dan membawa kedua orang tua ini keluar dari rumah orang-orang toxic ini!' ucap Vanessa dalam hati yang hendak menggunakan bakatnya mencari uang.

"Ah,, tentu saja. Kalau begitu aku akan menyuruh seseorang untuk segera menyiapkannya dan mengirimnya ke paviliun tempat tinggal kalian," kata Regar.

"Tolong pasang juga wi-fi di sana," ucap Vanessa.

"Tentu," jawab Regar.

Vanessa merasa puas, 'lihat saja, aku akan menggunakan kemampuanku sebagai gamer dan mendapatkan banyak uang untuk membawa pergi ayah dan ibuku, Lalu membalas perbuatan keluarga kalian!' geram Vanessa dalam hati.

Sementara Hariyani yang mendengar ucapan Vanessa, perempuan itu menahan tawanya, 'dasar bodoh, apa yang bisa kau lakukan? Sok-sok mau menjadi seorang gamer, memakai komputer saja tidak bisa,' ucap Heriyani dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!