“Huh,”
Seorang anak muda yang sedang tidur membuka matanya, namun matanya langsung membulat karena dia melihat seseorang di atasnya sedang mengangkat pisau untuk menusuk dirinya dan tersenyum menyerigai. Sang anak muda menggeser kepalanya, “crep,” pisau menancap di bantal tidurnya tepat di sebelah pipinya, “waaaa,” dengan sekuat tenaga, dia mendorong orang yang duduk di atasnya ke samping, “bruaak,” orang yang di dorong terlihat kaget dan jatuh ke belakang menimpa meja di sebelah ranjang. Sang anak muda melompat turun dari ranjang, dia melihat orang yang dia dorong masih berlutut di lantai sambil memegang kepalanya, ternyata kepalanya terkena bagian ujung meja dan mengeluarkan darah.
“Kurang ajar,”
Orang itu berteriak berbalik berusaha berdiri sambil menghunus pisau dan memegang kepalanya, sang anak muda yang sekarang sudah siap menangkap tangan orang itu dan memutar lengannya, “creep,” “kuh...khaaah,” pisau di tangan orang itu menancap ke lehernya sendiri dan “bruk,” orang itu langsung ambruk jatuh ke tanah tidak bergerak lagi. “Huf...huf...huf,” sang anak muda terduduk di bawah ranjang dengan nafas terengah engah dan jantung yang berdegup kencang. Dia sama sekali tidak tahu siapa orang yang berniat membunuhnya karena kamarnya yang gelap, dia berdiri dengan perlahan berpegangan ke tepi ranjang kemudian berjalan tertatih menuju tombol lampu di tepi pintu.
“Klik,” sang anak muda menekan tombol lampu, seketika kamarnya menjadi terang, namun wajah sang anak muda mendadak menjadi kaget,
“Loh...ini dimana ? ini bukan kamar ku ?” tanya sang anak muda.
Dia melihat sekeliling, ternyata kamarnya adalah kamar sebuah asrama yang hanya ada sebuah ranjang, sebuah meja dan sebuah lemari, dia melihat sebuah seragam sekolah tergantung di daun pintu lemari dan melihat lampu di atas yang menerangi kamar, ternyata lampu itu bukanlah lampu biasa melainkan bohlam sihir, dia langsung menoleh ke tombol di dinding yang ternyata adalah alat sihir berbentuk seperti tombol.
“I..ini....jelas bukan kamar ku, aku dimana ?” tanya sang anak muda sambil berjalan mundur.
“Pyek,” kakinya menginjak sesuatu di lantai, dia menoleh melihat kalau kakinya menginjak genangan darah dan dia langsung jatuh terduduk, dia melihat sesosok tubuh laki laki mengenakan kaus dan celana panjang hitam dengan design seperti design jaman dahulu di eropa.
“Huh...be..benar, barusan aku mau di bunuh...si..siapa yang mau membunuh ku ?” tanya sang anak muda.
Dengan perlahan dia merangkak maju mendekati tubuh yang terbaring terlungkup bersimbah darah di depannya. Kedua tangannya memegang tubuh itu dan dengan sekuat tenaga dia membalik tubuhnya, ketika melihat wajah anak muda yang mau membunuhnya, sang anak muda langsung merangkak mundur sampai menghantam dan bersender ke lemari di belakangnya. Mulutnya ternganga dan matanya membulat, keringatnya deras mengucur dan seluruh tubuhnya gemetar. Anak muda yang di lihatnya adalah seorang anak muda berkebangsaan eropa yang tampan, berambut pirang dan nampak seperti bukan orang sembarangan.
Tapi semua itu bukanlah hal yang membuatnya kaget sampai gemetar, yang membuatnya kaget karena dia mengenal wajah pria yang penuh darah dan terbaring di depannya,
“Di..dia.....Desmond....count Desmond....villain keji yang bekerja sama dengan raja iblis dan pada akhirnya di bunuh tokoh utama di akhir cerita....huh,” ujar sang anak muda gemetaran.
******
Stop dulu sampai disini, sebelum di lanjutkan, perkenalkan, namaku Rayhan Saputra, usiaku 27 tahun dan hanyalah pegawai kantoran biasa. Aku tidak memiliki keluarga, seluruh keluargaku meninggal karena terjebak dalam kebarakan di kota ku. Aku ke Jakarta untuk bekerja dan mencari rejeki disini, syukur syukur mudah mudahan aku bisa bertemu jodoh juga disini walau hal itu menjadi prioritas yang kesekian bagiku.
Hobi ku yang paling ku gemari adalah membaca light novel di sebuah situs online gratisan, novel favorit ku berjudul Twilight Twins, sebuah novel karangan seorang sensei dari negeri sakura, novel tersebut juga sudah di adaptasi menjadi manga dan anime sebanyak 13 episode, tentu saja aku yang seorang fans berat, pasti menonton anime nya dan membaca manga nya. Tapi tokoh yang aku sukai bukanlah karakter utama atau mc nya, memang kisah asmara mereka benar benar menyentuh hati namun ada satu karakter yang sangat menyentuh hatiku.
Karakter itu adalah seorang villain atau musuh abadi sang tokoh utama, bernama Desmond Roderick, seorang anak bangsawan yang nampak sangat jahat karena merundung sampai ingin membunuh kedua tokoh utamanya yang di katakan kembar dan akhirnya bersekutu dengan raja iblis untuk menguasai dunia. Di balik kisahnya, menurut sensei author, sebetulnya Desmond hanyalah seorang anak yang melakukan kesalahan besar dan berusaha menutupinya dengan cara mengubah rasa bersalahnya menjadi dendam kepada tokoh utama yang tidak mengerti apa apa.
Kalau di baca kisahnya, memang kasihan, dia sejak kecil di sanjung sebagai pahlawan bahkan oleh raja sekalipun karena dia memenuhi ramalan yang berbunyi, “sepasang pahlawan kembar yang lahir di bawah bintang pahlawan dan memiliki dua elemen dewa akan mengalahkan raja iblis yang kembali meneror dunia.” Alasan Desmond di sanjung karena dia lahir tepat di malam bintang pahlawan muncul dan terlihat sangat terang, selain itu dia juga tidak lahir sendirian, dia memiliki saudara kembar. Tapi rasa senang dan sanjungan terhadap dirinya tiba tiba terhenti karena ada seorang filsuf istana yang menterjemahkan ramalan itu.
Sepasang anak kembar yang di maksud adalah seorang laki laki dan seorang perempuan, kemudian elemen dewa adalah elemen darkness dan elemen holy yang memang tidak ada di dunia. Desmond yang semula di sanjung langsung di acuhkan begitu saja, bahkan oleh kedua orang tuanya yang merasa kecewa tanpa sebab kepada dirinya. Desmond terpuruk dan merasa sedih, namun dia menjadi benci kepada saudara kembarnya, alasannya karena saudara kembarnya adalah laki laki dan lebih parahnya lagi, dia tidak memiliki elemen sama sekali, dengan kata lain, dia tidak bisa sihir.
Akhirnya Desmond memutuskan untuk membunuh adik kembarnya yang dia anggap tidak berguna dan membuat dirinya menderita, setelah itu dia melimpahkan semuanya kepada seorang pelayan yang kebetulan menemukan jasad adiknya pertama kali. Setelah semua itu terjadi, sifat Desmond berubah total, dia menjadi kejam dan sombong, namun dia tidak memiliki teman dan selalu sendirian. Hatinya di penuhi rasa sesal karena membunuh adiknya ketika dia emosi, tapi karena semua sudah terjadi dan dia tidak bisa apa apa, akhirnya dia hanya menutup diri dan diam seribu bahasa.
Tapi ketika dia masuk ke tahun ajaran baru di akademi tepat ketika usianya menginjak 15 tahun, dia bertemu dengan sepasang anak kembar dari kalangan rakyat biasa yang menguasai elemen darkness dan holy tepat di depannya, sepasang anak kembar itu baru masuk ke akademi karena baru di temukan oleh seorang ksatria kerajaan di sebuah desa yang hancur akibat di serang monster. Amarahnya kembali muncul, rasa penyesalan di dadanya berbalik berubah menjadi dendam kepada anak kembar yang adalah tokoh utama di dalam novel. Namun di akhir cerita, ketika raja iblis berhasil di kalahkan, Desmond yang putus asa bertarung dengan kedua tokoh utama.
Di tengah pertarungan, Desmond sadar dan membiarkan dirinya di bunuh oleh kedua tokoh utama untuk menebus semua dosanya dan terutama dosa karena membunuh adik kandungnya. Dia jatuh terhempas dan terkapar di lantai, ketika kedua tokoh utama memegang kedua tangannya, Desmond meminta maaf kepada mereka sambil mengucurkan air mata sebelum matanya tertutup untuk selama lamanya. Akhir novel ini adalah happy ending, bagi kedua tokoh utama dan sad ending bagi Desmond sang villain.
Nah menyedihkan bukan, itulah sekelumit garis besar kisah Desmond sang villain kejam yang sebenarnya hanyalah anak yang kesepian dan di tinggalkan semua orang hanya karena dia bukan pahlawan di saat dia tidak mengerti apa apa. Selesai membaca, aku menutup smartphone ku selesai membaca ending novel itu yang sudah berkali kali ku baca, kepala ku pusing karena aku belum tidur selama lima hari dan baru saja pulang ke rumah dari kantor, alasannya bos ku minta diriku lembur untuk mengaudit pembukuan selama lima tahun ke belakang, sendirian.
Aku memejamkan mata dengan smartphone di dada, nafas ku mulai tersengal sengal dan kesadaran ku semakin memudar, aku pun tertidur lelap tanpa menyadari kalau diriku tidak akan bangun lagi untuk selama lamanya dan sekarang....benar sekarang, aku malah terbangun di kamar yang nampak seperti kamar asrama di sebuah akademi seperti di dalam novel atau manga dan usiaku kira kira 12 tahun, wajahku sama persis dengan pria yang terbaring di lantai, terlihat tampan, sangat tampan malah dengan mata biru yang sama, bedanya hanya rambut pria itu pirang dan rambut ku silver, aku terbangun menjadi adik kembar Desmond dan juga korban kematian pertama yang di sebutkan di dalam novel jika di liat dari point of view (pov) Desmond.
Yang menjadi masalah di sini, aku sadar aku berada di dalam dunia novel favorit ku, tapi villain yang seharusnya menggerakkan keseluruhan cerita sampai mengarahkan raja iblis menyerang kerajaan kecil bernama Farness yang di apit oleh dua kerajaan besar yang sedang berperang dengan raja iblis, tergeletak bersimbah darah di depan ku yang seharusnya tergeletak di ranjang dalam kondisi meninggal, kematian ku seharusnya menjadi picu bagi Desmond yang menjadi seorang villain, sekarang aku hidup padahal namaku saja tidak di sebutkan di novel, aku hanya di sebut sebagai korban pertama atau first victim di dalam biografi Desmond sebagai villain utama di cerita ini. Bagaimana ini bisa terjadi ?
Rayhan berputar putar di dalam kamar mengelilingi jasad Desmond yang terkapar di tengahnya, dia bingung harus berbuat apa, jangankan di dunia barunya, di kehidupan sebelumnya dia belum pernah melihat ada orang yang meninggal akibat di bunuh tepat di depan mata nya dan tentunya hal itu jelas membuat dirinya sangat takut dan panik apalagi dia sadar kalau dia yang melakukan nya.
“Aku harus apa sekarang....aku tahu ini dunia di dalam novel, tapi ini semua nyata...ini semua sekarang dunia ku....dan aku kenal dia....bagaimana ini...aku harus melakukan apa sekarang,”
Dia menoleh melihat jendela, dia berlari ke jendela dan membukanya, kemudian melihat keluar, dia menjulurkan kepalanya, ternyata kamarnya berada di lantai tiga dan terlihat cukup jauh untuk ke bawah.
“Ok...aku pasti jadi tersangka...aku pasti akan di tangkap....tapi...aku membela diri kan...dia yang menyerangku...benar...dia yang menyerangku, aku tidak bersalah..... arrgh, kenapa begini sih, kenapa juga aku mati dan masuk ke dalam dunia ini....kenapa,” ujar Rayhan panik sambil mengacak ngacak rambutnya menggunakan kedua tangannya.
Dengan terhuyung, Rayhan kembali duduk di sisi ranjangnya, kedua tangannya tetap memegang kepalanya, dia masih sangat bingung dan tidak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi, tiba tiba “blak,” pintu kamarnya di buka kencang, Rayhan menoleh melihat pintu, seorang pria muda berpakaian seorang pelayan (buttler) berdiri di depan pintu, wajahnya yang tampan terlihat kaget ketika melihat seseorang terkapar di lantai, kemudian dia melayangkan pandangannya melihat Rayhan yang sedang menatapnya dengan air mata bercucuran dan memegang kepalanya dengan kedua tangannya.
Pria itu langsung lari masuk ke dalam dan duduk di sebelah Rayhan, dia langsung mendekap Rayhan dan membenamkan kepala Rayhan di dadanya,
“Tenang tuan muda Raymond, pelayan setia mu Patrick ada disini,” ujar Patrick.
“Huh...Patrick ? bukankah dia yang di tuduh oleh Desmond sebagai pembunuh ku ? dan namaku ternyata....Raymond ?” tanya Rayhan dalam hati.
Di ingatan Rayhan yang sudah membaca novel secara keseluruhan, ketika kejahatan Desmond di bongkar, nama Patrick di sebut sebagai pelayan yang di fitnah oleh Desmond ketika dia membunuh adiknya, Raymond. Setelah melihat Rayhan atau Raymond sudah agak tenang, Patrick melepaskan pelukannya, dia turun dari ranjang dan jongkok di sebelah jasad Desmond, dia memegang lehernya untuk memeriksa detak jantungnya, “hpmh,” Patrick terlihat tersenyum sinis setelah memastikan Desmond sudah tiada. Dia kembali berdiri dan duduk di sebelah Rayhan,
“Anda tidak apa apa tuan muda Raymond ?” tanya Patrick penuh perhatian.
“A..aku tidak apa apa...di..dia mau membunuh ku....aku...panik dan aku membunuh nya,” ujar Rayhan terbata.
“Tidak apa apa tuan muda, aku akan bersaksi kepada ayah anda kalau dia memang ingin membunuh anda, setelah mengaku ngaku menjadi pahlawan dan berbesar kepala, pada akhirnya seperti ini ya,” ujar Patrick melihat jasad Desmond dengan tatapan yang meremehkan.
“Hmm ini aneh, memang benar Patrick termasuk salah satu pelayan yang boleh di bilang menghina Desmond dan bersikap sebagai seorang bully terhadap Desmond sejak di ketahui kalau dia bukan pahlawan.....tapi dia tidak begitu padaku ? pada Raymond ?” tanya Rayhan dalam hati.
“Mentang mentang kemampuan sihir apinya di atas rata rata, dia sombong dan berani menantang ayahnya, keterlaluan memang, tapi aku bersyukur anda tidak apa apa tuan muda,” ujar Patrick sambil melihat Rayhan dan tersenyum.
Karena merasa bingung, Rayhan menatap wajah Patrick yang duduk di sebelahnya dan sedang melihat dirinya sambil tersenyum,
“Kenapa kamu baik pada ku Patrick ? bukankah aku dan Desmond sama saja ? kita kembar kan ?” tanya Rayhan.
“Tentu saja berbeda tuan muda, walau ayah dan ibu anda lebih memilih Desmond sebagai penerus keluarga dan masih menganggap dia walau kecewa, kami para pelayan dan para pengawal jauh lebih menghargai anda di banding kakak kembar anda atau orang tua anda, anda selalu ramah terhadap kami para pelayan dan rakyat biasa tanpa memandang status,” jawab Patrick tersenyum.
“Be..begitu ya (masa iya sih, rasanya ga gitu deh yang ku baca di novel),” balas Rayhan menunduk.
“Mari pergi tuan muda Raymond, kita tinggalkan kamar ini dan kita panggil penjaga asrama, kita katakan kepadanya kalau ada pencuri masuk dan kakak anda terbunuh oleh pencuri itu, jendela kita biarkan terbuka,” ujar Patrick.
“Ba..baik,” ujar Rayhan.
Patrick memapah Rayhan berdiri dan kemudian berjalan keluar dari kamar, Rayhan melihat sekeliling, dia benar benar berada di dalam asrama akademi seperti yang di gambarkan di dalam novel, manga dan animenya. Tapi tiba tiba, Rayhan yang berjalan sambil menunduk dan di rangkul Patrick, menyadari sesuatu,
“Tunggu....kalau ini asrama akademi....kenapa Patrick ada disini malam malam begini ? bukankah seharusnya dia berada di mansion ? pembunuhan yang di lakukan Desmond juga terjadi di asrama dan Patrick menemukan Raymond sudah meninggal di kamarnya....apa jangan jangan...ah benar...alasan Desmond menuduh Patrick sebagai pelakunya adalah...”
Rayhan menghentikan langkahnya tepat di depan tangga untuk turun ke bawah, Patrick yang sudah melangkah turun menoleh melihat Rayhan yang berdiri terpaku di tepi tangga,
“Ada apa tuan muda ?” tanya Patrick.
“Patrick, kenapa kamu bisa ke kamar ku ?” tanya Rayhan.
“Aku mendengar suara seseorang jatuh di dalam kamar anda dan saya khawatir, saya bergegas masuk ke kamar anda dan syukurlah anda tidak apa apa,” jawab Patrick.
“Hmm lalu pertanyaan selanjutnya, kenapa kamu malam malam begini ada di dalam asrama pria yang hanya boleh di masuki oleh siswa yang menggunakan tanda pengenal dan bagaimana cara kamu masuk ?” tanya Rayhan.
Wajah Patrick sedikit berubah dan terlihat langsung berpikir, dia tetap berrusaha tenang dan menatap Rayhan yang ada di depannya,
“Aku ke sini karena di minta oleh tuan Desmond walau sebenarnya aku enggan menurutinya, dia yang membukakan pintu di bawah,” jawab Patrick.
“Apa yang Desmond inginkan dari kamu ?” tanya Rayhan.
“Dia ingin aku membantunya membawakan barang berat dari kamar untuk membuangnya, tidak di sangka dia merencanakan membunuh anda malam ini,” jawab Patrick.
“Apa dia mengatakan rencananya pada mu ?” tanya Rayhan.
“Benar, dia menjelaskan semuanya pada ku secara detail, itu sebabnya aku masuk dan berniat menolong mu tuan muda,” jawab Patrick tersenyum.
“Begitu ya, baiklah, kita ke kamar pengawas asrama yang ada di ujung lorong ini,” ujar Rayhan menunjuk ke arah lorong.
“Jangan tuan muda, anda harus ikut saya karena saya tidak mau anda di tuduh sebagai pembunuh Desmond, kakak anda,” ujar Patrick.
“Oh bukankah tadi kamu bilang kita mau ke kamar pengawas ya, dan kalau aku di tangkap bukankah tugas mu selesai ?” tanya Rayhan.
“A..apa maksud anda tuan muda ?” tanya Patrick.
“Benar, alasan Desmond menuduh Patrick, karena Patrick adalah mata mata ayah kita berdua, tugasnya adalah membunuh Desmond dan juga diriku yang di anggap membuat malu keluarga, dia menghasut Desmond untuk membunuh adiknya karena memang Desmond juga aku menganggap Patrick sebagai kakak walau Patrick bersikap dingin kepada kita berdua. Ketika Desmond sudah berhasil, dia berniat membunuh Desmond hanya saja Desmond yang meguasai sihir api ternyata lebih kuat dari dirinya dan malah membekuknya sehingga menjadikan dia tersangka, aku mengerti kenapa Desmond menyesal membunuh adiknya dan menjadi tertutup sampai akhirnya menjadi jahat, menurut ingatan Raymond, keduanya sangat akrab karena merasa senasib dan di benci semua orang termasuk para pelayan hanya karena tidak memenuhi harapan orang tua mereka yaitu anak mereka pahlawan,” ujar Rayhan dalam hati.
“Ke..kenapa diam tuan muda ?” tanya Patrick.
Rayhan melihat Patrick yang mendekat kepada dirinya namun terlihat jelas tangan Patrick berada di belakang, Rayhan langsung berbalik dan lari ke arah lorong untuk menuju ke kamar pengawas asrama di ujung. Tentu saja Patrick langsung mengejarnya dan ternyata tangan di sebelahnya yang sebelumnya di sembunyikan di belakang, memegang sebilah pisau. Tentu saja, Rayhan yang lemah, tidak bisa bela diri dan sihir dengan mudah tertangkap oleh Patrick, “blugh,” Rayhan terjatuh terlentang dan Patrick sudah menduduki perutnya dengan pisau terangkat siap menghujam tubuhnya,
“Maaf tuan muda, tapi anda harus mati demi nama baik keluarga anda hehe,” ujar Patrick tersenyum.
“Ti..tidak...aku tidak mau mati, aku baru hidup lagi kan...aku tidak mau mati lagi...tolong...tolong...tolong,” teriak Rayhan di dalam hati.
Rayhan terus menggerakkan tangannya dan menahan tangan Patrick yang memegang pisau mati matian supaya tidak menusuknya,
“Menyerah saja tuan muda, anda lemah, di banding kakak kesayangan anda, anda tidak bisa apa apa hehehe,” ujar Patrick sambil terus menekan Rayhan yang menahan pergelangan lengannya menggunakan tangannya.
Pisau semakin lama semakin turun dan akhirnya mendekat tepat di depan wajah Rayhan yang terlihat semakin ketakutan, di dalam hatinya, Rayhan terus mengatakan kalau dia tidak ingin mati dan teriak minta tolong apalagi ketika pisau sudah di depan matanya. “Ti..tidak...tolong...tolong...siapa saja...tolong,” teriaknya dalam hati. Tiba tiba keajaiban pun terjadi, “aaah,” Patrick tiba tiba berteriak dan melompat mundur, dia melihat pergelangan tangannya, ternyata ada luka bakar berwarna hitam berbentuk jari jari yang terlihat sedang mencengkramnya.
“Aaaaaaah...apa ini,” teriak Patrick kesakitan.
“Huh...apa,”
Rayhan menoleh melihat tangan kirinya, ternyata ada sebuah bola sinar berwarna hitam membungkus tangan nya, dia menoleh melihat tangan kanan dan melihat bola sinar berwarna putih membungkus tangan nya.
“Huh...si..sihir darkness dan holy ?” tanya Rayhan bingung.
Bola sinar di kedua tangannya berubah bentuk, bola sinar hitam di tangan kiri nya membentuk sebilah pedang dari sinar berwarna hitam yang di pegang oleh tangannya dan bola sinar putih di tangan kanan nya membentuk sebuah tombak bermata tiga dari sinar berwarna putih.
“Huh...Dark Sword....Holy Lance....walau belum sempurna...tapi ini wujud dua senjata yang di gunakan oleh dua tokoh utama, masa sih aku bisa menggunakan nya ?” tanya Rayhan dalam hati.
“Ti..tidak mungkin...kamu seharus nya tidak bisa sihir....ini tidak mungkin,” teriak Patrick sambil memegang pergelangan lengannya yang sakit.
Melihat dirinya memegang dua senjata pamungkas yang masih berwujud sinar dan belum bermaterialisasi menjadi nyata, Rayhan berjalan maju mendekati Patrick yang bergerak mundur,
“Tu...tuan muda, saya hanya menjalankan tugas dari ayah mu,” ujar Patrick ketakutan.
Patrick jatuh terduduk ketakutan dan merangkak mundur, Rayhan sudah berdiri di depannya dengan amarah meluap luap dan penuh nafsu membunuh, dia mengangkat pedang hitam nya ke atas, Patrick menutup wajahnya menggunakan kedua lengannya dan memejamkan matanya, tapi ketika Rayhan ingin mengayunkan pedangnya, “tap,” pundaknya di pegang seseorang dari belakang. Rayhan menoleh dan melihat seorang pria bertubuh besar, kekar dan berjanggut lebat berdiri di belakangnya.
“Kepala asrama....Duran,” ujar Rayhan.
“Sudah cukup, jangan di teruskan,” ujar Duran.
Duran langsung membekuk Patrick dan membawanya masuk ke ruangannya, setelah itu, Rayhan mengajak Duran untuk melihat kamarnya, begitu membuka pintu terlihat sekali Duran terkejut melihat Desmond terlentang di lantai bersimbah darah dengan pisau yang menancap di lehernya. Duran masuk ke dalam dan memeriksa jasad Desmond kemudian dia menoleh melihat Rayhan,
“Sekarang tolong ceritakan semua pada ku dan jangan ada yang di tutupi, kalian adalah anak count Roderick dan kalian tanggung jawab ku karena berada di asrama ini,” ujar Duran.
“Baik, pak Duran,”
Rayhan menceritakan seluruhnya dari awal sampai akhir, sama seperti Desmond di dalam novel, Rayhan juga menuduh Patrick karena memang sejak awal Patrick yang mengatur semuanya dan menghasut Desmond. Selesai mendengarkan cerita Rayhan, Duran berpikir,
“Aku mengerti, kamu membunuh Desmond karena membela diri sendiri, tapi ini jadi masalah, walau yang menggerakkan tangan Desmond untuk membunuh mu adalah Patrick, pelayan keluarga Roderick, tetap saja yang melakukan pembunuhan adalah kamu, ayah mu tidak akan tinggal diam dan pasti dia akan menghukum mu, mengingat rasa benci dirinya yang sudah sangat terang terangan sampai semua orang di kota ini tahu terhadap kalian berdua,” gumam Duran.
“Jadi aku harus bagaimana ?” tanya Rayhan.
Duran berpikir, dia melihat sekeliling di dalam kamar, matanya mengarah ke lemari yang terbuka, jendela yang terbuka dan ranjang yang berantakan, kemudian dia menoleh melihat Rayhan yang berdiri di sebelahnya dan menundukkan kepalanya,
“Begini saja, aku akan membantu mu, aku akan limpahkan seluruh kesalahan ini kepada Patrick dan anggap saja dia memiliki kaki tangan yang menculik kemudian membawa mu pergi entah kemana, sekarang lepas pakaian mu dan ikut aku,” ujar Duran.
“Ba..baik,”
Rayhan membuka bajunya dan sesuai dengan instruksi Duran, dia melemparkan bajunya ke atas ranjang yang sudah acak acakan. Duran mengajak Rayhan turun dengan mengendap ngendap, setelah sampai lantai satu, dia mengajak Rayhan masuk ke dalam ruang makan dan masuk ke dalam dapur, setelah melewati dapur, mereka tiba di ruang loker yang berada di antara dapur dan pintu belakang. Duran membuka sebuah loker dan mengambil baju kaus lusuh berwarna coklat, kemudian dia mengambil sebuah kantung berisi uang dari sakunya dan menarik tangan Rayhan, dia menaruh kantung uang itu di atas telapak tangan Rayhan.
“Sekarang kamu ganti pakaian di sini, aku akan ke atas untuk menulis surat sebentar, setelah itu kamu pergi melalui pintu belakang, ada kuda milik ku di belakang, bawa saja dia, pergi ke kota Lindhorn yang berada di antara dekat perbatasan dengan kekaisaran Agares. Sesampainya di sana, berikan surat ku kepada ketua guild petualang di sana, pakai uang ini untuk biaya perjalanan mu,” ujar Rayhan.
“Ta..tapi...aku...”
“Tidak ada tapi, terlalu berbahaya kalau kamu disini,” balas Duran memotong ucapan Rayhan.
“Kenapa anda menolong ku ?” tanya Rayhan.
Duran tersenyum, tangannya yang besar mendarat di atas kepala Rayhan, dia langsung mengacak ngacak rambut Rayhan, kemudian dia menurunkan kembali tangannya,
“Menurut cerita mu tadi, tidak semua yang di katakan Patrick itu salah, walau tidak ada yang menunjukkannya, banyak rakyat termasuk saya yang suka dan prihatin kepada kalian berdua...tidak ada waktu lagi, kamu harus pergi,” ujar Duran.
“Te..terima kasih pak Duran,” ujar Rayhan.
Rayhan langsung mengganti pakaiannya menjadi pakaian lusuh milik rakyat biasa dan mengenakan topi baret untuk menutupi rambutnya, kemudian dia melihat wajahnya sendiri di cermin dan terkejut, ada sedikit perubahan di wajahnya, warna pupil matanya yang semula biru berubah warna menjadi merah.
“Huh....benar juga, ketika Desmond menjadi jendral iblis dan mendapat kekuatan dari raja iblis, matanya juga berubah menjadi merah, begitu juga dengan dua tokoh utama yang di jauhi karena matanya berwarna merah dan awalnya di anggap antek antek iblis....tentu saja yang menyebarkan gosip dan menuding mereka akan hal itu adalah Desmond, mungkin kah perubahan ini ada hubungannya dengan sihir darkness dan holy yang baru saja ku gunakan,” ujar Rayhan dalam hati.
“Klek,” pintu di buka, Rayhan menoleh dan melihat Duran masuk ke dalam, Duran menghampiri dirinya dan memberikan sepucuk surat yang di beri stempel berwarna merah, ketika melihat stempelnya,
“Loh...ini kan stempel keluarga kaisar dari kekaisaran Agares.....pak Duran dari Aga....”
“Ada sesuatu yang sebaiknya tidak di ucapkan kan walau kamu sudah tahu,” ujar Duran memotong ucapan Rayhan.
“Ah...maaf pak Duran,” ujar Rayhan.
“Sekarang pergilah dan jangan kembali lagi dalam waktu yang lama, semoga para dewa melindungi mu,” ujar Duran.
“Terima kasih pak Duran, aku pergi,”
Rayhan mengambil kantung pakaian yang ada di dalam loker dan melangkah keluar dari pintu belakang, dia berbalik dan melambaikan tangan kepada Duran yang juga membalas lambaian tangannya sambil tersenyum. Setelah pintu di tutup, Rayhan melihat ada seekor kuda di dalam istal kecil yang berada di dekat pintu, dia membuka pagarnya dan menarik kudanya keluar, pelana sudah terpasang di punggung kuda itu, Rayhan langsung melompat naik dan menarik tali kekangnya, kuda langsung berlari menuju ke gerbang untuk keluar dari kota.
Setelah keluar, Rayhan terus memacu kudanya, dia menoleh melihat kota tempat tinggalnya semakin menjauh, Rayhan terus berpikir, dia sudah menyadari reinkarnasi nya menjadi Raymond, jika dia menggantikan Desmond menjadi villain dia pasti akan mati, jika dia menggantikan main character atau protagonis, hidupnya akan sama seperti sebelum dia bereinkarnasi, yaitu bekerja sampai mati karena semua orang akan tergantung pada dirinya, dia menoleh sekali lagi melihat kotanya untuk memastikan perasaan dan keinginan nya di kehidupan baru nya,
“Nope...aku sama sekali tidak sedih, sekarang aku akan hidup di dunia ini, masa bodoh lah dengan alur novel, aku sudah bersyukur sekali bisa ke dunia gaias, setting latar novel kegemaran ku dan sudah tidak di bumi lagi, aku harus memastikan aku tidak terjebak di plot alur atau semua rencana ku berantakan (berpikir sejenak mengenang kehidupan sebelum nya) yah...di bumi juga tidak ada yang akan kehilangan diriku, keluarga ku sudah lama tiada, pacar ga punya apalagi istri, paling kalaupun ada yang kehilangan ya bos ku hehe, cinta banget dia sama aku, tiap malem di suruh lembur ngaudit pembukuan, gaji kecil minta naik di tolak mulu padahal kerja udah lima tahun lebih, parah lah, aku mau bersenang senang aja di dunia yang jelas jelas menjadi idaman ku sejak sma, satu lagi karena namaku di kehidupan dulu adalah Rayhan dan nama adik kembar Desmond ternyata Raymond, berarti sekarang namaku Ray, hiaah,” ujar Ray dalam hati sambil memacu kudanya dan tersenyum.
Wajah tampan Ray terlihat berseri seri sambil terus memacu kudanya dengan kecepatan tinggi, mengikuti jalan menuju ke perbatasan kerajaan Farness dan kekaisaran Agares.
******
“Glutuk,” “aduh,” Ray membuka matanya, dia melihat atap kain melengkung di atas, “greek..greek,” terdengar suara roda berjalan melindas batu, dia langsung duduk melihat ke depan, ada seorang pria bertubuh kekar, berambut hitam dengan berewok di wajahnya dan membawa sebuah perisai serta sebuah kapak besar di punggungnya. Di sebrangnya duduk seorang pria yang memakai sorban dan pakaian kulit menutupi seluruh tubuhnya, di pinggangnya terlihat dua buah pedang pendek melengkung, dia sedang duduk melipat kedua tangannya di dada, kakinya naik dengan santai dan matanya terpejam, sepertinya dia sedang tidur.
Di sebelah pria bertubuh kekar, terlihat seorang gadis yang memakai kerudung dan tidak terlihat wajahnya sedang duduk menopang busurnya yang besar dan di punggungnya terlihat sebuah tempat anak panah yang sudah kosong. Seseorang melambaikan tangannya di depan sang gadis, Ray menoleh, dia melihat seorang wanita berambut merah yang sangat cantik sedang melambai melihat dirinya sambil tersenyum. Wanita itu memakai jubah dan gaun seperti penyihir lengkap dengan topi lebar dan lancipnya. Melihat Ray yang duduk dengan wajah bingung, wanita itu turun dari duduknya ke lantai, dia merangkak ke depan Ray yang langsung memalingkan wajahnya karena melihat dada besar wanita itu.
“Wah sudah bangun, nama kamu siapa nak ?” tanya sang wanita.
“Ra..Ray,” jawab Ray malu malu.
“Namaku Ariane, di kiri, pria besar yang jarang mandi ini bernama Matthew, di sebrangnya pria yang sedang tidur bernama Shamir dan gadis di sebelah Matthew bernama Frill, bagaimana keadaan mu ?” tanya Ariane.
“Um...baik baik saja, kita dimana ?” tanya Ray.
“Kita di dalam kereta menuju ke desa terdekat, kita berempat adalah petualang rank A dan nama kelompok kita adalah Red Fox,” jawab Matthew.
“Huh...kereta ? kok aku bisa di dalam kereta ?” tanya Ray bingung.
“Oh kamu tidak ingat ? semalam kamu di serang goblin,” jawab Matthew.
“Huh...goblin....ah,”
Ray baru mengingat kejadian semalam, ketika dia sedang berjalan melewati tepi hutan, tiba tiba segerombolan goblin menyeruak keluar dari dalam hutan dan membunuh kudanya, Ray terjatuh kemudian berlari tunggang langgang masuk ke dalam hutan meninggalkan tas dan kudanya yang sudah mati sembari di kejar goblin di belakangnya. Ray yang berlari semakin dalam masuk ke hutan, malah bertemu dengan perkampungan goblin dan dia tidak bisa lari lagi. Dia berusaha menggunakan sihir darkness dan holynya tapi tidak bisa karena dia tidak mengerti caranya, lalu saking takutnya melihat goblin goblin yang baru pernah di lihatnya berjalan mendekatinya, Ray pun jatuh pingsan dan tidak ingat apa apa lagi,
“A..aku ingat aku di kejar goblin di dalam hutan lalu pingsan, jadi tante yang menolong ku ?” tanya Ray sambil menoleh melihat Ariane.
“Ta..tante ?” tanya Ariane kaget.
“Pffft,” terlihat Frill menahan tawanya dan Shamir yang tidur tersenyum, “buahahahaha,” Matthew langsung tertawa dengan kencang dan suaranya menggelegar, tapi tiba tiba tawanya terhenti dan kedua tangannya terangkat ke atas karena sebuah tongkat dengan ujung permata indah berada tepat di depan wajahnya. Ray melihat wajah Ariane yang tersenyum namun terlihat marah sekali,
“Ma..maaf,” ujar Ray.
“Tidak apa apa, ku maafkan, lain kali panggil kakak ya,” ujar Ariane tersenyum marah.
“I..iya kakak,” balas Ray.
“Bagus...bagus...anak pintar,” ujar Ariane sambil memeluk Ray.
“Oh tas mu sudah ku bawakan, ada di sana, kita menemukan kuda mu dan tas mu ketika keluar dari hutan,” tunjuk Matthew ke arah tirai kereta.
“Te..terima kasih o..eh..kakak,” ujar Ray.
“Hahaha sama sama hahaha,” balas Matthew senang.
“Ngomong ngomong kamu mau kemana ?” tanya Ariane.
“Aku mau ke kota Lindhorn,” jawab Ray.
“Hmm sebetulnya kita mau ke kota Lindhorn juga, tapi kita mampir dulu ke desa Ragal untuk melapor kepada kepala desa mengenai pembasmian goblin di hutan tadi, kamu ikut kita saja,” ujar Matthew.
“Baik, terima kasih kak,” ujar Ray.
Setelah itu, Ray duduk di antara Ariane dan Shamir, dia terus melihat keluar melalui jendela kain kereta, dia melihat hamparan padang hijau dan hutan yang mengelilinginya, wajahnya yang terterpa angin membuat Ray merasa kalau dia benar benar sudah berpindah dunia dan dia tersenyum melihat pemandangan yang baru baginya, sampai dia melupakan sesuatu yang sangat penting, sesuatu yang akan mengubah jalan hidupnya jauh dari yang dia inginkan di dunia barunya yaitu nama desa tempat dua pahlawan kembar di lahirkan dan di besarkan yang di tulis dalam novel, nama desa itu adalah desa Ragal.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!