“Kamu sudah menikah lagi, mas?” tanya Kanaya dengan mata sembab karena menangis sejak tadi. Sejak ia tahu kalau suami nya Ibra sudah menikah lagi dengan wanita lain, Mayang namanya, padahal saat ini ia sedang hamil 3 bulan.
“Iya! Sekarang aku dan Mayang sudah menikah.” jawab Ibra dengan rasa tanpa bersalah sedikit pun, tak ada iba dalam hati nya melihat istri nya yang makin kurus karena mulai mual patah yang ia alami di kehamilan pertama ini.
Kanaya dan Ibra sudah menikah tiga tahun, tapi Kanaya baru hamil. Dan selama proses kehamilan anak pertama mereka, ternyata Kanaya mengalami mual muntah yang sangat parah, hingga diri nya terlihat kurus dan tidak terawat.
“Tega kamu mas, padahal saat ini aku lagi hamil anak kamu!"
"Jangan drama lah, Nay! Coba kamu bercermin sekarang, badan kamu masih menggairahkan tidak? Melihat nya saja aku mual. Sudah terlalu kurus, kulit kamu kusam.. muka kamu sudah seperti nenek-nenek. Coba lihat bagaimana Mayang? Dia cantik dan menggoda.. bisa lihat perbedaannya kan?" Jawab Ibra mengejek. Memang sudah sebulan terakhir ini, Ibra tidak lagi meminta hak nya.. Kanaya pikir suami nya akan mengerti dengan kondisi nya yang seperti ini di sebabkan karena diri nya yang sedang mengandung. Rupanya tidak.. Ibra terang-terangan mengatakan sudah menikah lagi di hadapan nya. Sebegitu tidak berarti nya kah perasaan Kanaya di mata nya.
Mayang yang berdiri tepat di samping Ibra menaikan alis nya sebelah, seperti nya ia merasa senang dengan perlakuan Ibra yang terang-terangan memuji diri nya cantik di hadapan istri pertama suami nya. Jika begini, maka dia akan menang telak dari Kanaya yang katanya selama ini begitu cantik.
“Apa kamu sadar dengan ucapan mu barusan?” tanya Kanaya sembari mengusap air mata di pipi nya. Jujur.. hati nya masih tak percaya Ibra yang selalu memuja nya, mendadak berubah jadi bengis seperti ini. Bahkan sampai berani menghina fisik nya yang berubah karena sedang mengandung buah hati mereka.
“Aku sadar mengatakan semua itu, kenapa? Apa kamu tidak terima?”
“Aku begini karena sedang mengandung anak kamu, mas! anak kita.." Kanaya masih mencoba meyakinkan Ibra.
“Sudah lah, Nay! ini sudah jadi keputusan ku untuk menikah lagi dengan Mayang! Mulai sekarang dia juga akan tinggal disini, kalau kau ingin tetap menjadi istriku . Maka terima dia sebagai madu mu, mulai sekarang.” tegas Ibra pada Kanaya. Setelah mengatakan itu, Ibra langsung menggenggam tangan Mayang untuk masuk ke dalam kamar tamu.. Kamar yang akan mereka tempati untuk malam pertama.
Dengan senang hati, Mayang menerima nya. Ia langsung berlenggak lenggok berjalan menggandeng suami nya di hadapan Kanaya, Wanita malang itu langsung ambruk ke lantai. Ia menangis sejadi-jadinya karena ulah Ibra yang sesuka hati seperti ini.
Ia masih tak habis pikir, alasan nya untuk menikah lagi hanya karena diri nya tak menarik lagi di mata nya, terlalu kurus dan kulit nya kusam. Padahal Kanaya seperti itu karena sedang hamil. Setelah melahirkan, bisa saja Kanaya kembali cantik seperti dulu.
Tiba-tiba perut Kanaya beras kram hebat, ia langsung meringis kesakitan di lantai karena kebanyakan menangis. Dengan tertatih dan berjongkok sembari merangkak menuju kamar Ibra dan Mayang, untuk meminta bantuan. Semakin lama perut nya semakin sakit.
“Mas!!” Kanaya mengetuk kamar mereka dengan kuat, berharap kali ini Ibra masih mau membantu nya untuk pergi ke rumah sakit. Namun.. Saat gedoran pintu itu sampai pada hitungan ketiga, Kanaya justru mendengar suara des*Han dari dalam sana berasal dari mulut Mayang. Suara itu semakin lama semakin kuat, dan Mayang tak segan-segan nya meracau yang Kanaya pastikan saat itu mereka sedang meneguk malam pengantin mereka. Membuat hati Kanaya semakin tercabik di buat nya.
“Tega sekali kamu, mas! padahal saat ini aku sedang kesakitan disini, tapi kau malah...” Tak ingin berlama-lama mendengar racauan pengantin baru di dalam sana, Kanaya memutuskan untuk menelpon Laura sahabat nya.
“Lau.. Tolong bantu aku!" ucap nya di ujung telepon.
Setelah mengatakan itu, Kanaya langsung berjalan lagi menuju teras rumah. Kali ini ia sudah berjalan membungkuk karena sakit di perut nya sangat lah hebat.
Dalam waktu beberapa menit kemudian , Laura.. Orang yang dihubungi Kanaya tadi langsung tiba di sana.
“Astaga, Kanaya!” Laura kaget melihat kondisi sahabat nya yang seperti sedang menahan sakit yang luar biasa itu. Tanpa basa basi Laura langsung membawa nya kerumah sakit. Ia tak banyak bertanya perihal dimana keberadaan Ibra, Suami nya.
Setelah sampai di sana, Laura langsung menghubungi dokter kandungan. Karena dia sendiri seorang dokter spesialis anak, dan kebetulan bertugas di rumah sakit itu juga, jadi akses nya untuk menghubungi teman sesama dokter nya sangatlah mudah.
Dokter Annie langsung memeriksa keadaan Kanaya, “Ibu jangan banyak menangis ya.. Bayi nya bisa ikutan stress kalau ibu nya tertekan! bicarakan sama suami kalau misal nya ada masalah, ya Bu?” ucap Dokter, Laura langsung mengerutkan kening nya kala mendengar kalau Kanaya tertekan. Pasal nya selama ini, rumah tangga sahabat nya itu sangat harmonis. Mereka baru memiliki anak setelah tiga tahun pernikahan.
Laura mengikuti dokter Annie ke meja nya setelah memeriksa Kanaya, sedang wanita itu masih ingin beristirahat sebentar di brankar rumah sakit. Jelas sekali mata nya juga masih sembab karena air mata yang sejak keluar tanpa henti. Laura mungkin mengira, Kanaya seperti itu karena merasakan sakit di bagian perut nya, dan bukan karena hal lain.
“Bagaimana keadaan teman saya, Dok?” tanya Laura.
“Dia terlalu stress, seperti yang aku katakan tadi! Seperti nya dia sedang ada masalah rumah tangga yang mengguncang jiwa nya. Kandungan nya lemah, Laura.. Tolong kamu awasi dia.” kata dokter Annie lagi, ia langsung memberikan resep pada Laura.
“Lemah.. apa itu bisa membahayakan janin nya?”
“Sangat! meskipun sudah memasuki tujuh bulan, tapi kandungan nya begitu lemah! aku khawatir kalau dia stress berlebihan maka dia akan melahirkan secara prematur!” Laura menarik nafas dalam-dalam dan membuang nya secara perlahan. Dia dan Kanaya sudah bersahabat sejak mereka duduk di sekolah dasar. Kedua orang tua Kanaya sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Lebih tepat nya saat dia dan Ibra akan melangsungkan pernikahan. Setelah tiga tahun ini sahabat nya sedang mengalami masalah rumah tangga?
................
Halo.. selamat datang di karya terbaruku..
Jika kalian suka dengan cerita ini , mohon like dan subscribe ya.. Juga lampirkan komentar kalian , jika Mimin salah menulis 🙏
Terimakasih banyak💜
“Terima kasih dok.. Mungkin Kanaya akan istirahat sebentar disini.” kata Laura lagi.. Dia melihat sahabat nya sedang terbaring lemah menatap langit-langit ruangan dokter Annie. Memang sejak kehamilan nya ini, Kanaya yang cantik berubah drastis bentuk tubuh nya. Biasa nya orang hamil akan menjadi gemuk, dia tidak.. Justru tubuh nya semakin kurus dan tidak terawat. Mungkin karena dia mengalami mual muntah yang sangat parah, dan mungkin saja Ibra tidak memperhatikan dia lagi. Bisa saja kan?
“Silahkan.. Jika dia tidak ingin kembali kerumah, maka kamu bisa menyarankan nya untuk menginap dirumah sakit ini.”
“Apa separah itu, dok?”
“Laura, kamu sendiri seorang dokter kan.. Teman kamu ini, harus nya dibawa kerumah sakit saat mual muntah yang dia alami di luar kendali. Apa kamu tidak tahu soal itu?” Laura kembali diam dengan ucapan dokter Annie. Ia kembali mengingat-ingat saat Kanaya mengabari kalau diri nya tengah hamil waktu itu. Memang mereka tidak bertemu selama tujuh terakhir bulan ini, di karena kan Laura sedang belajar di luar negeri oleh papa tiri nya. Mama Laura sendiri juga sudah meninggal empat tahun belakangan , lebih dulu dari kedua orang tua Kanaya. Beruntung ia mendapatkan papa tiri yang begitu sangat menyayangi nya selama ini.
Saat itu, Kanaya mengatakan kalau diri nya sedang dalam fase mual muntah yang teramat parah. Padahal usia kandungan nya sudah memasuki trimester akhir, jelas Semua itu mengganggu aktivitas nya. Memang.. normal nya ibu hamil akan mengalami hal demikian, Morning sicknes juga akan di alami setiap ibu hamil.. Tapi Kanaya sudah masuk dalam ranah yang parah. Ia tidak bisa selalu makan banyak dalam bulan terakhir ini. Mungkin itu sebab nya badan nya jadi jauh lebih kurus.
“Apa yang harus kita lakukan, dok.. Anda tahu teman ku ini sudah lama ingin punya anak!”
“Aku tahu, Lau.. Maka dari itu lebih baik kau menyarankan nya untuk rawat inap disini, selain karena kondisi nya yang memang butuh perawatan, seperti nya rumah tangga nya juga sedang tidak baik-baik saja. Itu lah yang menyebabkan ia kram hebat tadi. Psikis nya terganggu.. Dan kondisi itu tidak baik untuk ibu hamil.”
“Baiklah.. Kalau begitu aku akan bicara dulu pada Kanaya.. terimakasih untuk resep nya , dok?”
“Sama-sama.. saya tinggal dulu untuk memeriksa pasien lain ya,” Dokter Annie pamit dari sana. Dan Laura langsung menghampiri Kanaya yang sedang terbaring lemah di brankar.
“Bagaimana keadaan mu, Nay? Sudah lebih baik?”
“Perut ku masih sakit, tapi sudah tidak seperti tadi.. Apa yang dokter katakan, Lau? Apa anak ku baik-baik saja?”
“Anak mu baik-baik saja, tapi kenapa kondisi mu seperti ini, Nay?? dokter mengatakan kalau saat ini kamu tertekan, dan kondisi itulah yang menyebab kan reaksi kram yang luar biasa. Kamu sudah menghubungi Ibra? Di mana dia?” tanya Laura, sudah sejak tadi ia ingin tahu di mana suami dari sahabat nya itu. Di saat kondisi seperti ini kenapa Ibra justru tidak menemani Kanaya.
“Dia ada dirumah!” jawab Kanaya dengan wajah yang ia paling kan ke samping brankar. Air mata nya kembali mengembun mengingat kejadian tadi.
“Di rumah? Kalau dia ada di rumah kenapa kamu justru menghubungi aku, Nay? Bukan aku keberatan, tapi Ibra di rumah.. Apa kalian sedang bertengkar?” selidik Laura, seperti nya dugaan dokter Annie benar. mereka sedang tidak baik-baik saja.
“Dia sedang Malam pertama dengan istri baru nya, Laura!” Ucap Kanaya dengan Isak tangis yang memilukan di telinga Laura.
"Apa?? Apa maksud nya ini, Nay? Dia menikah lagi.. Ibra mengkhianati kamu?”
Kanaya mengangguk, semua pertanyaan Laura dijawab dengan anggukan oleh Kanaya. Dan itu sudah cukup menjelaskan kenapa Kanaya bisa seperti ini. Dia sangat tertekan dan sakit hati.
Untuk sepersekian detik, Laura merasa geram. Emosi nya tersulut mendengar penuturan sahabat nya. Bagaimana bisa pria bajingan itu bermalam pertama sedang istri nya merasa kesakitan seperti ini?
“Brengsek!!” Laura meninju bantal yang ada di sebelah Kanaya. Rasa kesal nya berasa sampai ke tulang nya. Laura kembali teringat saat dulu mama nya di buang jauh-jauh oleh papa kandung nya sendiri karena wanita lain. Beruntung mereka bertemu dengan papa tiri nya yang sekarang. Dia sangat baik dan dermawan mau menikahi mama nya dan menjadikan hidup mereka nyaman.
“Aku tidak ingin kembali kerumah itu malam ini, Lau.. bayangan mereka sedang bersenang-senang di kamar itu membuat hati ku sakit, Mas Ibra mengatakan kalau aku tidak menggairahkan lagi sekarang, memandang ku saja dia menjadi mual.. Apa yang harus aku lakukan?”
“Tinggalkan saja laki-laki itu?”
“Apa?” Kanaya terlonjak dengan mendengar solusi dari teman nya, saat itu ia belum berpikir untuk berpisah dari Ibra. Karena selain dia masih mencintai nya. Anak nya juga butuh figur seorang Ayah nanti nya. Apa jadi nya kalau anak itu tumbuh besar tanpa sosok Ayah?
“Dia sudah menikah lagi kan? Apa lagi yang kamu harapkan?"
“Laura, aku akan jadi seorang ibu.. Dia juga akan jadi Ayah, bisa saja setelah melahirkan dia akan kembali menyayangi ku. Aku bisa merawat tubuh ku lagi.”
“Lalu perselingkuhan nya? kau akan tetap berlapang dada menerima semua itu? Kalau aku yang jadi kamu langsung aku tinggalkan dan menyuruh mereka berdua pergi dari sana, itu rumah mu kan?”
Kanaya diam, ia tak tahu harus menjawab apa saat ini. Memang rumah yang saat ini mereka tinggali masih atas nama nya, dan itu warisan dari kedua orang tua nya. Dan Ibra juga yang mengurus perusahaan dari mendiang ayah nya itu. Ia mempercayakan semua nya pada suami nya tanpa curiga sedikitpun. Tapi apa sekarang.. Terang-terangan Ibra punya istri lain selain diri nya. Tapi perpisahan bukan solusi yang Kanaya pikirkan saat ini. Bagaimana jika suatu hari nanti anak nya akan di ambil oleh Ibra?
“Lau.. kasihan anak ku jika aku harus pergi dari mas Ibra, dan aku juga sudah berjanji pada Almarhum kedua orang tua ku, untuk tidak berpisah dari suami.. Di keluarga ku tidak ada yang seperti itu..” jawab Kanaya pelan...ia takut karena saat ini teman nya sedang tersulut emosi. Kanaya tahu betul bagaimana paman Ryu mendidik nya selama ini. Meskipun papa tiri, Tapi Ryu tidak memandang itu, Laura di ajarkan untuk membela diri nya di saat kondisi yang sedang terjepit. Di tambah, siapa yang tidak kenal dengan Banyu Ryu Anjasmara. Pemimpin yang terkenal bengis dalam segi apapun.
“Demi anak kau akan kembali pada laki-laki itu, Nay?”
“Mau bagaimana lagi.. Untuk sekarang aku harus menerima segala keputusan nya, doakan aku baik-baik saja, Lau.. Sampai anak ku lahir ke dunia ini.”
“Enggak habis pikir aku sama kamu, Nay!”
“Maaf Laura, bukan aku tidak dengar nasehat kamu! Tapi izinkan aku bicara dulu pada mas Ibra, untuk mencari jalan terbaik nya.”
“Jadi kau akan kembali pulang kesana? Bagaimana kalau dia menyakitimu, Nay?”
Kanaya diam.. Hati nya bergelut dengan kenyataan dan logika. Jika dia bertahan dan memilih untuk tetap berada disisi Ibra, laki-laki itu sudah pasti akan semakin menjadi-jadi membuat nya sakit setiap hari. Apalagi Mayang, wanita itu sudah merebut hati suami nya. Bagaimana mungkin dia masih bisa berada di antara mereka?
Di saat seperti ini saja, Ibra sudah tidak peduli.. bagaimana jika kelak, anak nya yang akan dia sia-siakan. Kanaya berpikir keras untuk mengambil keputusan. Saat ini mental dan anak nya adalah hal yang utama. Persetan dengan cinta yang masih tumbuh di dalam sana tanpa perasaan.
“Baiklah.. Aku akan mengikuti saran mu, untuk berpisah dari mas Ibra. Tapi besok aku akan kembali pulang untuk menyelesaikan semua nya, Lau.. Perusahaan ku masih di kendalikan oleh nya. Meskipun seluruh aset aku yang pegang..” Ucap Kanaya pada akhir nya. Setelah itu Kanaya bangkit dan duduk, ia mencoba meraih tas ransel yang cukup besar yang berada di atas nakas.
“Tolong ambil dan bawa semua ini, Laura. Aku percayakan semua nya pada mu.. besok saat aku kembali, surat-surat ini sudah tidak ada lagi bersama ku. Jadi mas Ibra tidak akan bisa mendapatkan nya lagi.
Laura terdiam untuk beberapa saat, tak sangka kalau Kanaya justru sudah mempersiapkan semua nya sendiri. Ia pikir Kanaya akan sama seperti perempuan pada umum nya, yang akan bertahan dan melupakan kesalahan suami dengan alasan anak dan cinta nya. Rupanya perkiraan nya meleset jauh.
“Kapan kau mempersiapkan semua ini?”
“Aku sudah curiga saat pengeluaran perusahaan di luar dari biasa nya. Pihak Accounting menghubungi aku, kalau ada penarikan dana besar beberapa bulan terakhir ini, dan setelah aku telusuri.. rupanya dana itu di transfer ke rekening Mayang. Sejak itu.. Aku langsung mengamankan seluruh aset perusahaan pada tas ini. Dan aku letakan di ruangan.. Untung nya mas Ibra tidak pernah curiga sedikitpun.”
Laura geleng-geleng kepala, ternyata Kanaya masih realistis dalam berpikir. Tidak lembek sesuai dugaan nya.
“Lalu kenapa tadi kau menolak untuk berpisah?"
“JuJur aku masih memikirkan anak ku, Laura! hidup tanpa figur ayah itu berat sekali..”
“Tapi akan lebih berat kalau ada papa nya, tapi dia seperti anak yatim! pikiran mu tak salah.. tapi kalau berada dalam kubangan lumpur setiap hari nya, bukan tidak mungkin kau akan tenggelam juga kan?”
“Ya.. Kau benar!”
“Jadi madumu itu Mayang? Teman kita sewaktu SMA kan?”
”Iya!”
“Dasar pelacur!”
”Kau masih ingat dengan nya?”
“Jelas aku ingat, karena dia anak dari wanita yang merebut papa ku! Buah memang jatuh tak jauh dari pohonnya kan, mama nya pelakor anak nya juga sama.” geram Laura. Jika diingat lagi.. Ingin sekali saat ini ia mendatangi papa dan juga pelakor itu lalu mencakar habis wajah nya biar mereka tahu rasa. Tapi Ryu, papa tiri nya melarang Laura berbuat itu.
“Jadi Mayang itu anak nya..”
“Iya!! Sudah lah.. lupakan saja soal masalah ku, aku bawa amanah kamu keruangan ku ya.. Sebentar lagi akan ada perawat untuk memindah kan kamu keruang rawat.. Aku ada jadwal sebentar lagi.. Jadi aku pergi dulu.” ucap Laura.
“Ok.. Makasih banyak untuk bantuan nya, Laura!”
Setelah Laura pergi, Kanaya kembali berbaring.. Tepat setelah itu ada dua orang perawat yang membawa nya pindah dari ruangan dokter Annie keruang rawat VIP. Malam itu, Kanaya benar-benar menghabiskan malam di rumah sakit, sesak rasanya jika kembali teringat akan des*Han Suami dan istri kedua nya dari kamar tamu sebelum ia berangkat ke rumah sakit. Ia sudah memutuskan untuk mengakhiri pernikahan nya saja.
*
Keesokan hari nya, Ibra sudah rapi pagi-pagi sekali.. sedang Mayang masih terlelap karena kelelahan bertempur semalaman.
Setelah selesai membersihkan diri, Ibra langsung datang ke meja makan, biasa nya di jam segini sudah ada makanan di meja makan. Namun saat ia tiba di sana, ART dirumah itu masih sibuk di dapur dan belum menyelesaikan ritual masak nya.
“Bi, kenapa hari ini lambat sekali menyiapkan sarapan? Naya belum bangun?” tanya Ibra pada Bibik yang bekerja di rumah nya dengan Kanaya.
“Iya pak.. Bu Naya belum turun.. Apa beliau sakit pak?? biasa nya setiap hari dia akan meminta saya memasak sesuatu untuk hari ini.. Tapi sudah jam segini beliau belum ada."
“Naya belum turun?”
“Belum pak!”
Ibra bergegas menuju kamar utama yang ia tempati bersama dengan Kanaya. Saat pintu di buka, kamar tersebut masih dalam kondisi rapi, dan belum tersentuh.
“Nay! kamu di mana?” panggil Ibra, namun tidak ada jawaban apapun dari dalam kamar sana. Hati nya semakin resah. Jika Kanaya yang pergi hanya membawa badan tak apa, tapi sertifikat dan surat-surat penting perusahaan ada pada nya. Bisa bangkrut mendadak Ibra jika semua fasilitas itu di cabut oleh Kanaya.
Semua ruangan tak luput dari pandangan nya, namun Kanaya tidak ada di sana. Karena merasa Kanaya tidak ada di kamar, Ibra kembali turun...dan saat itu, rupanya Mayang sudah duduk di meja makan masih dalam keadaan memakai lingerie panas nya tadi malam. Ia tidak merasa malu sama sekali padahal saat ini ada Bibik yang sedang memasak di dapur, dan bisa melihat nya dengan jelas dari sana.
“Kamu cari apa sayang!” sapa Mayang lembut. Dalam keadaan bangun tidur saja menurut Ibra Mayang masih begitu menggoda. Dulu, Kanaya juga cantik.. bahkan sangat cantik di bandingkan dengan Mayang saat ini. Namun semua berubah saat ia mulai hamil, Ibra mendadak jadi haus wanita cantik dan dia merasa tidak mendapatkan nya lagi dari Kanaya.
Seiring berjalan nya waktu, Ibra yang dulu nya memang mencintai Kanaya apa ada nya, jadi haus akan kekuasaan dan menginginkan lebih, termasuk harta peninggalan orang tua Kanaya. Ia lebih membutuhkan uang saat ini, jika punya uang.. Pasti gampang mendapatkan wanita manapun, begitulah pikir nya.
“Kanaya tidak ada dirumah.. Aku khawatir dia kabur!"
“Kabur?? Serius?” Mayang membulatkan mata nya saat tahu kalau Kanaya lebih memilih pergi dari rumah ini. Rencananya sudah berhasil.. Tinggal rencana selanjut nya saja.
“Iya, tidak ada siapapun di kamar, aku sudah memeriksa nya dan Kanaya memang tidak ada di sana!”
“Bagus kan kalau dia tidak ada.. Aku bisa memuaskan mu setiap hari, sayang.. Jadi lupakan saja Kanaya!”
“Masalah nya seluruh surat-surat penting perusahaan ada pada nya, Mayang!”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!