"Pagi ze..." kata zahra.
"Pagi, ra.." kata zenata melihat gigi pepsodent nya.
Pagi ini zenata dan zahra berlari karena lima menit lagi upacara yang biasa di lakukan di hari senin akan segera di mulai dan mereka masih di pakiran sekolah.
"Bahkan ara juga kesiangan." batin zenata.
Semalam mereka melakukan obrolan bersama, bersama zahira yang sudah di alam mimpi dulu sebelum obrolan mereka selesai.
"Kalian bangun kesiangan.?" tanya zahira.
"Hmmm ... Kita di temani suara aneh semalam." kata zahra.
"Suara aneh." kata zahira sok polos.
"ngorok....mu, " kata zenata dan zahra memukul pundak zahira kesal.
"Och... Sakit." kata zahira.
"Ssstttt..." teguran riana menghentikan obrolan mereka dengan tersenyum.
Di baris belakang, seorang siswa dengan wajah dingin nya melihat kearah tiga gadis yang sedari tadi tidak bisa diam.
Yudha permana si ketua osis dan di kenal sebagai pangeran es di SMA Graha merdeka, tapi banyak siswi yang mengidolakannya.
Walaupun sudah terbiasa melihat trio Z selalu membuat kegaduhan di manapun mereka berada, tapi yudha sangat kesal jika mereka bertiga gaduh saat upacara.
Karena nantinya dia akan di panggil oleh guru BP dan meminta nya menghukum TZ alias tiga gadis rusuh dan yang lainnya.
Kerena melihat wajah pak bayu yang sedari tadi melihat keributan di barisan pada saat upacara di lakukan.
"Mereka lagi, apa mereka selalu makan sambal hingga selalu nyerocos seperti orang kepedasan." batin yudha.
Zahra yang tidak sengaja melihat ke belakang tersenyum melihat yudha, saat tahu jika pemuda itu melihat kearah mereka.
"Ze... Si kulkas melihat kita dan kayaknya dia marah." kata zahra.
"Alamat kita akan jadi tukang kebun lagi, semua ini gara gara gadis ini." kata zenata yang lagi lagi memukul tangan zahira.
"Auch... Ze kenapa sih." kata zahira kesal karena zenata memukulnya lagi.
"Di kira samsak kali tanganku ini," dongkol zahira mengusap tangannya.
Ze melihat ke belakang dan matanya bersitatap dengan yudha lalu.. Mereka sama sama mengalihkan tatapan fokus kedepan.
Setelah selesai dari upacara TZ ke kelas mereka dan sepuluh menit kemudian, yudha dan beberapa pengurus osis lainnya ada di depan pintu kelasnya.
Ardi memanggil zenata dan teman temannya, sadar diri mereka menghampiri ardi dan ikut berbaris seperti tahanan yang akan masuk ke sel penjara, mengikuti yudha dkk ke lapangan sekolah.
"Kak tadi aku ngk ramai lho saat upacara." kata sinta melihat arah yudha.
"Kalian sudah di blacklist ama pak bayu, semua ini bukan kami yang menginginkan." ucap ardi, dia adalah wakil osis.
Setelah membacakan hukuman yang mereka dapatkan, yudha dan kawan kawannya kembali ke kelasnya masing masing.
Di sekolah graha merdeka, mereka mendisiplinkan muridnya dngan memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar tata tertib sekolah pada jam pulang sekolah.
Karena tidak ingin menganggu para murid lain yang sedang belajar di jam belajar mereka.
"Ra, Nanti kita kabur saja." kata zenata.
zahra menganggukkan kepalanya dan setuju dengan ide zenata.
"Tapi kalau ketahuan kita ngk menjalankan hukuman... Tahu sendiri kan bisa bisa bertambah lagi hukuman kita." kata zahira tidak setuju.
"Haish.... Diem aja, kalau ngk ikut ya sudah." kata zahra dan ze mengangguk setuju.
Seperti biasa mereka akan kabur lewat jalan rahasia yang mana hanya anak anak tertentu yang mengetahui jika di belakang gudang sekolah ada celah untuk kabur.
Saat jam istirahat zenata berjalan melewati ruang osis sendiri karena dua temannya sudah ke kantin lebih dulu.
Zenata berhenti saat melihat seorang siswi sedang berdiri dengan mengulurkan tangan dan yudha berjalan melewati siswi itu.
Siswi itu mengatakan rasa suka nya kepada ketua osis itu, bahkan yudha mengabaikan tidak menerima surat yang di yakini zenata adalah surat cinta.
Saat zenata berjalan kembali dan berselisih jalan dengan yudha mereka hanya diam dan zenata pura pura tidak melihat.
"Aneh..." kata yudha dalam hati.
"Jahat.." kata zenata.
Melewati maria yang masih tertegun dengan wajah sedihnya, zenata pun tidak menegur adik kelasnya itu.
Zenata berjalan ke arah kantin dan berkumpul dengan teman temannya, tertawa riang melupakan apa yang tadi dia lihat.
"Ze lama banget ke toiletnya." kata zahra.
"Hmm... Aku pup tadi." kata zenata memberi alasan kenapa dia lama dari toilet.
"Zia, nanti malam kita kumpul di rumah ara.!" kata zenata.
Zahira menganggukkan kepala setuju, karena malam ini mereka akan membahas untuk rencana camping mereka saat liburan sekolah nanti.
Saat mereka keluar dari gedung sekolah dengan melewati lobang tembok di belakang gedung sekolah dengan perasaan lega.
Zenata dan zahra berlari untuk memberhentikan bis mereka untuk pulang ke rumah.
Hari ini zenata tidak membawa motornya karena kemarin dia menabrak tiang listrik dan lagi lagi karena mereka bercanda saat mengendarai motor.
Beruntung zenata dan zahira tidak kenapa napa, hanya mendapatkan lecet ringan pada kaki dan tangan mereka.
Di dalam bis zahra menepuk lengan temannya dan berbisik.
"Ze... Ada kak yudha, di belakang... Belakang." kata zahra yang menutupi wajahnya dengan tas nya.
Zenata melihat belakang dengan pelan pelan dan wajahnya sedikit tersenyum dan jarinya membentuk V.
Zenata berharap besok kakak kelasnya itu tidak mengadu pada guru BP.
Yudha kembali melihat buku nya dan tersenyum kecil, dirinya sangat paham kepada adik kelasnya yang sangat super nakal itu.
Hukuman sekolah tidak akan membuatnya jera dan dia tidak ingin terlalu banyak berinteraksi dengan gadis nakal seperti zenata dan kawan kawannya.
" Ze... Aku turun duluan ya.. Jangan ketiduran di bis lagi." pesan zahra.
Karena zahra tahu zenata kadang suka ketiduran di bis, padahal sepuluh menit lagi dia turun di perhentian selanjutnya setelah zahra.
"Bang, nanti temanku itu bangunin kalau ketiduran.!" kata zahra pada kernet bis yang memang zahra juga zenata kenal.
"Tenang non zahra, nanti abang bangunin non ze nya." kata toni.
Yudha juga turun sama di perhentian seperti zenata hanya melihat sekilas saat bang toni membangunkan zenata.
"Benar benar gadis aneh." kata yudha setelah melihat zenata juga turun dari bis
Zenata berjalan cepat dan tidak menyadari jika yudha juga berjalan di belakangnya.
Sebenarnya zenata dan yudha tinggal berdekatan hanya saja yudha baru seminggu pindah dan menjadi tetangga sebelah rumah zenata dan zenata belum menyadarinya.
"Mama... aku pulang." kata zenata dengan suara nyaringnya dan mengambil kue yang ada di meja dapurnya.
"Ze... Cuci tangan dulu." kata miranda melihat putrinya.
"Upps..." kata zenata yang tertawa karena kue itu sudah terlanjur masuk ke mulutnya.
"Dasar." kata miranda.
"Ma, kue nya enak, mama yang buat.?" tanya zenata.
"Tetangga baru yang memberi kapada kita." kata miranda.
🌺 bersambung🌺
Terimakasih sudah membaca, tunggu keseruan zenata selanjutnya ya... dan jangan lupa tinggalkan jejaknya dan tap tap... Like like.🙏
"Tetangga baru." kata zenata melihat mamanya.
"Rumah sebelah kita." kata miranda.
"Oh.." kata zenata lalu berjalan ke kamarnya.
Miranda mengelengkan kepala dan melanjutkan memasaknya di bantu bibi inah.
Yudha melihat keluar jendela kamarnya, melihat zenata yang berjalan dengan malas ke kasurnya.
"Pemalas." kata yudha dalam hati lalu menutup tirai jendela nya.
Zenata beranjak dari kasurnya melihat arah jendela, sekilas dia melihat jendela tirai rumah sebelah baru tertutup.
"Sepertinya tetangga baru ku juga memiliki anak seusia ku." kata zenata dalam hati karena melihat seragam sekolah abu abu di balkon mereka.
Zenata berjalan ke kamar mandi karena dia akan mandi dan setelah itu turun untuk makan malam bersama keluarganya.
di kamar yudha yang sedang bermain game di ponselnya, yara adik yudha masuk ke kamarnya.
"Mas yudha, ajari PR matematika aku belum bisa" kata yara yang sudah tiduran di kasur kakaknya.
Yura, adiknya itu, baru duduk di kelas enam sekolah dasar.
Yudha mengajari adiknya belajar dan setengah jam kemudian yura meninggalkan kamar kakaknya karena sudah paham dengan rumus yang di ajarkan kakaknya.
Sebelum meninggalkan kamar kakaknya...
"Mas tetangga kita memiliki anak yang sama sekolahnya dengan kak yudha." kata yara.
Yudha diam walaupun mendengar perkataan yura dan melanjutkan bermain dengan ponselnya, karena sebentar lagi mamanya pasti akan memanggilnya untuk makan malam bersama.
Esok hari kemudian, yudha yang sudah berangkat dan menunggu di halte bis seperti biasa dia akan berangkat sekolah lebih pagi.
Sedangkan zenata masih di kamar mandi dan dia seperti hari hari yang lalu bangun kesiangan karena asyik ngerumpi tadi malam dengan genk TZ nya melalui video call.
Semalam mereka tidak jadi berkumpul karena zahra ada acara dadakan dengan mama nya.
Di sekolah graha merdeka di pagi yang ceria.
"Pagi semua." kata zenata saat melihat dua sohib nya sudah berada duduk di tempat nya.
"Zenata." kata zahra dan zahira berbarengan dan tertawa.
"Teman teman hari ini jam olah raga di majukan karena jam pertama kosong bu artha melahirkan." kata andre ketua kelas.
"Hore..." kegaduhan terdengar di kelas 2 IPA 2.
"Ze, ayo... Kita ganti baju olah raga." kata zahirah.
"Zia mana.?" tanya zenata karena dalam hitungan beberapa detik temannya itu menghilang.
"Kamu kayak ngk tahu aja, dia mengejar andre keluar." kata zahra.
Zahirah memang sedang mengejar ketua kelasnya dan sudah sejak kelas satu zahirah sudah suka dengan andre.
Zenata melihat kakak kelas nya yang sudah berada di lapangan untuk olah raga, karena memang memiliki jam pertama olah raga.
"Baiklah, anak anak karena hari ini adalah olah raga gabungan jadi mari kita mulai dengan pemanasan yaitu kita lari pagi." kata pak brian tersenyum.
"Ya... " Kata TZ bersamaan dan teman teman zenata lainnya khususnya anak perempuan mereka sibuk mencari perhatian kepada kakak kelas mereka terutama yudha dan ardi.
"Ngk nyangka ya, kak yudha terlihat lebih tampan dengan baju olah raganya." kata mita dengan genitnya.
Sedangkan zenata dan lainnya sudah bersiap untuk pemanasan yaitu lari keliling lapangan.
Zenata bersama dua temannya merasa aneh karena hanya mereka bertiga yang berada di belakang dan yang lainnya berbaris di belakang yudha dan ardi, seperti semut berbaris rapi saat berjalan.
"Lihat... Mereka seperti tidak ada kerjaan, berbaris berlari di belakang kak yudha." kata zahra sewot.
Zenata tertawa renyah, melihat teman temannya yang berlari bersemangat mengekor di belakang yudha sang idola SMA graha merdeka.
"Ngak usah sewot, jika mau boleh ikut berbaris di sana." kata zenata menunjuk ke depan.
"Benar, boleh." kata zia sumringah senang.
"Sana, nanti biar aku lari sama andre." kata zahra.
Zia baru sadar jika andre berlari berdua dengan tiara dan zia dengan cepat berlari mendekat menengahi mereka.
"Dre... Aku gabung kalian." kata zia yang sudah berada di tengah antara andre dan tiara.
Tiara sangat kesal karena zahira menganggu mereka.
Andre sendiri merasa biasa biasa saja dan dia tersenyum kepada zahira.
Lagi lagi tiara merasa kesal karena dia juga sedang mendekati andre.
Setelah tiga kali putaran akhirnya mereka selesai, zenata duduk bersama teman temannya untuk istirahat.
Zahra melihat inara mendekati yudha memberikan pemuda itu air minum.
"Lihat... Kak inara sedang mendekati kak yudha." kata zia.
Zahra langsung melihat kearah zia memandang.
"Kak inara memang pejuang tangguh dan dia pantang menyerah." kata zahra.
Hanya zenata yang tidak begitu tertarik dengan ucapan kedua temannya.
"Kalian kenapa ngurusi urusan orang, ngk ada kerjaan." kata zenata.
Zahra dan zahira melihat zenata, mereka merasa heran kenapa temannya yang satu ini tidak tertarik dengan pemuda seperti yudha.
"Ze, kamu sama sekali ngk tertarik dengan kak yudha.?" tanya zia.
Bahkan zahra juga penasaran dengan zenata.
"Hmmm... Bukan aku yang tertarik tapi kak yudha yang akan tertarik padaku." kata zenata menjawab sekenanya.
"Hu..u... " Kali ini zia dan ara yang memukul kompak lengan zenata gemas.
Mereka tertawa bersama dan yang lain ikut tertawa karena tingkah lucu trio Z yang tidak ada jaim jaim nya sebagai anak gadis.
Andre tersenyum melihat tingkah zia yang bergumul bergantian mengelitik tubuh kedua temannya.
Tiara melihat senyum pada andre, ada rasa iri melihat tiga temannya itu tidak merasa terganggu dengan pikiran sekitar mereka.
" kayak anak TK." gerutu yudha pelan.
"Ayo... Anak anak berkumpul.!" kata pak brian.
Mereka semua berkumpul dan bryan sejenak melihat anak murid nya.
"Karena sekarang ada dua kelas bagaimana jika kita melakukan sesuatu yang seru dan kita lihat kemampuan kekompakan kalian, hmmm... Kita akan melakukan pertandingan lari tongkat estafet." kata pak brian
"Ya.... Lari lagi, capek pak..." kata anak anak khususnya para gadis.
"Ezzz... Bapak sudah memikirkan dari tadi dan bapak kira jika kalian tidak mau bisa kalian lari lagi dua putar lapangan." kata brian
"Tidak ...tidak ... Pak... kami setuju lari estafet tongkat." kata mereka kemudian.
"Ayo...untuk kelas 11 dan 12 pilih siapa yang akan mewakili kelas masing masing." kata brian kemudian.
"Ze, andre, dio dan empat anak yang lain terpilih mewakili kelas mereka.
Sedangkan di kelas dua belas yudha ikut bergabung dengan temannya.
"Baiklah semua sudah siap." kata brian.
Mereka sudah bersiap di tempat masing masing dan yudha juga zenata mereka ada di posisi terakhir.
"Ayo... Ze... Lari cepat..." Kata teman temannya bersorak memberi semangat.
Ze merasa sudah lelah karena dia tadi pagi tidak sarapan dan buk... Zenata merasa lemas dan pingsan.
"Ze...." terdengar suara remang remang dan zenata jatuh pingsan.
🌺 bersambung...🌺
Jangan lupa untuk like dan vote nya, terimakasih banyak🙏
"Ze... Zenata..."
Sayup sayup zenata mendengar suara seseorang memanggil namanya.
"Ze... Akhirnya kamu bangun." kata zahra.
Zenata melihat dua temannya menatapnya, bukan menatapnya kasihan lebih jelasnya mereka berdua seperti senang dirinya pingsan tadi.
"Kok... Kalian sepertinya senang..." kata zenata bingung.
"Eh... Ze tau ngk siapa yang membawamu ke ruangan UKS. Kak yudha ze...." kata zia dengan wajah senang seperti dapat lotre.
"Beruntung sekali kamu ze," kata ara.
Bagi kedua temannya itu mungkin keberuntungan tapi untuk zenata hal itu sangat memalukan.
Zenata menutup wajahnya dengan tangan.
"Aaah... Memalukan." teriak zenata.
"Kamu sudah sadar." suara berat itu zenata mengenalnya.
Ara dan zia cepat cepat berdiri karena di hadapannya ada yudha yang membawa susu dan roti.
"Kami keluar... Di luar, permisi." kata kedua teman zenata yang tersenyum dan pergi meninggalkan zenata malu.
"Ini untukmu, tadi kak intan mengatakan penyebab kamu sampai pingsan." kata yudha.
Zenata wajahnya memerah menahan malu, dia tidak bisa berkata kata hanya merasa hari ini dia begitu sial dan di dalam hati berkata, "mulai besok dia harus sarapan pagi tidak menyepelekan yang namanya sarapan."
"Terimakasih kak." kata zenata.
"Roti dan susu itu pemberian kak intan, kamu berterimakasih padanya saja." kata yudha.
"Terimakasih sudah membawaku ke UKS ,itu...kata zia...ka..kak." kata zenata pelan.
"Kebetulan aku yang dekat denganmu tadi, jadi itu hanya kebetulan." kata yudha.
"Kamu sudah sadar.?" tanya dokter intan tersenyum.
"Hmmm...kak intan terimakasih." kata zenata.
Intan adalah dokter sementara di sekolah taruna jaya, dia baru lulus dari sekolah kedokteranya dan untuk sementara dia bekerja di sekolah yang dulunya juga dia bersekolah di graha merdeka.
"Sama sama." kata intan tersenyum kepada zenata.
"Kalau begitu aku kembali ke kelas." kata yudha yang sudah berjalan keluar ruangan itu.
Intan tersenyum melihat yudha keluar dan duduk di ranjang bersama zenata.
"Kalau sudah kuat berjalan kamu juga kembali kekelasmu dan ze, kamu harus sarapan tiap pagi apalagi saat olah raga seperti ini." kata intan menasehati zenata.
"Hmmm...terimakasih." kata zenata.
"Ayo ze kita kekelas." kata kedua temannya yang langsung masuk lagi ke dalam dan memegang tangan zenata, membantunya berdiri.
"Aku bisa sendiri." kata zenata yang berdiri sendiri.
Intan melihat tiga siswi itu meninggalkan ruangannya dan mengelengkan kepalanya, biar mereka anak anak nakal seperti yang sering intan dengar.
Tapi bagi intan mereka sangat lucu dan setia kawan.
Intan membasuh tangannya dan duduk di kursinya, dia mengingat jika tadi yudha tersenyum.
"Ha... Dia bisa juga tersenyum." kata intan bermonolog sendiri.
Setelah pulang dari sekolah, karena ada jam kosong tadi triple z akhirnya memutuskan untuk nongkrong di warung bakso langganan mereka.
"Mang udin bakso tiga seperti biasa." kata ara.
"Baik non." kata bang udin tersenyum.
"Ze, gimana rasanya di gendong kak yudha.?" tanya zia penasaran.
"Huh... Orang pingsan siapa yang tahu." kata ara menepuk lengan zia.
"Tahu... Ngk,kak yudha sampai panik dan langsung berhenti larinya dan bopong kamu gitu pokoknya keren... Deh..." kata ara.
Zenata semakin malu mendengar perkataan zia.
"Ze, kenapa wajahmu memerah kamu demam." kata ara yang memegang jidat sahabatnya itu.
"Haish... Kalian itu, aku malu bagaimana aku... Jika bertemu orang itu nantinya." kata ze dalam hati.
"Aku ngk papa, cuma kepanasan." kata ze kepada kedua sahabatnya itu.
"Bakso datang dan ini pesanan non ze, dua bakso besar." kata mang udin yang hafal pesanan ze.
Mereka menyantap bakso sambil ngerumpi di warung bakso bang udin langganan mereka.
Setelah selesai makan bakso zia pamit pulang dan tinggal ze dan ara yang berboncengan.
Di banding dengan zia, memang ara lebih klop dan sefrekuensi dengan ze.
Mereka berdua hampir seperti saudara kembar karena memiliki kesamaan di segala hal.
Entah itu ze yang mengikuti atau ara, karena memang selalu sama.
"Ra, rencana camping, liburan nanti sudah siap kan.?" tanya zenata.
"Hmmm... Semua beres, kita tinggal berangakat dan berangkat siangan aja jam sembilanan kira kira." kata ara.
"Bestie ku memang terbaik." kata ze memeluk ara.
Seperti biasa mereka pergi nanti di antar oleh sopir zia, karena mama zia sangat takut jika mereka motoran ke puncak untuk camping.
zenata dan zahra berbaringan di kasur, karena mama zahra sibuk bekerja makanya dia malas di rumah sendiri dan memilih kerumah zenata dan nanti pulang.
Zahra tinggal bersama mama nya sebagai single mom, bekerja di sebuah perusahaan besar milik keluarga zia.
"Ze, rumah sebelah sudah di tempati.?" tanya ara melihat kearah rumah sebelah.
"Hmmm... Baru beberapa hari lalu." kata zenata yang sibuk dengan ponselnya.
"Ze, kita nyanyi." kata ara yang sudah mengambil gitar milik zenata.
Zenata mengambil gitar pemberian pamannya dan memetik gitar dan mereka berdua menyanyikan sebuah lagu kepastian milik pas band.
"Boleh juga dia." kata yudha melihat zenata memainkan gitar dan bernyanyi bersama temannya.
Yudha bersiap untuk pergi, karena hari ini dia sudah membuat janji dengan ardi untuk bermain basket.
Menaiki motor yudha berangkat ke lapangan, andre yang melihat yudha tersenyum.
"Bagaimana.. rasa nya mengendong ze." kata ardi.
"Lumayan." kata yudha.
Hai... Ayolah.. Ini sudah hampir kelulusan kenapa tidak mencoba untuk mendekati dan mengatakan jika kamu suka sama zenata." kata ardi.
Ardi tahu jika sohib nya menyukai adik kelas nakal nya itu dan yudha yang terlihat dingin kadang kadang tersenyum saat melihat kelakuan nakal zenata secara diam diam.
Yudha hanya tersenyum menanggapi sohib nya itu, jika di pikir pikir kenapa dia menyukai gadis nakal itu.
Ardi mengelengkan kepalanya, dia tidak habis pikir, yudha menunggu apa, secara dia adalah murid terpopular di sekolah graha merdeka.
Sudah pasti gadis banyak yang mau menjadi kekasihnya dan dia malah menyukai gadis seperti zenata, gadis nakal, selalu rusuh tidak ada manis manisnya berbanding balik dengan yudha dia adalah pria tenang dan pintar.
Bahkan para guru menomer satukan yudha karena dari kelas sepuluh sampai dua belas dia selalu juara dan apalagi dia adalah ketua osis selama dua tahun.
Yudha adalah kebanggaan sekolah dan menjadi idola semua murid khususnya murid murid wanita.
Mungkin zenata yang terlihat tidak tertarik pada yudha, karena ze sibuk dengan kenakalannya sendiri.
"Di, liburan semester kita camping di vila paman ku," kata yudha
"Boleh nanti aku ajak yang lain." kata ardi dengan wajah senang.
"Hmmm... Kita berangkat pagi, karena biasanya akan macet jika musim liburan." kata yudha.
"Siap...aku mah ikut aja, orang gratisan." kata ardi nyegir terlihat gigi kelincinya.
"Ck..ck.. Dasar muka gratisan.," kata yudha tersenyum.
🌺 bersambung...🌺
Jangan lupa untuk like dan vote nya, terimakasih banyak🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!