Narendra Kusuma Faroby adalah Putra pertama keluarga Faroby. Pemuda tampan dan Gagah berani itu adalah pelindung bagi adik-adiknya.
Kisah cinta Naren bersama Nadia begitu sangat romantis dan sangat membuat iri mata yang memandang. Nadia Maheswari adalah seorang pramugari di salah satu maskapai penerbangan. Naren dan nadia sudah menjalin kasih semenjak masih duduk di bangku SMA. Nadia yang mandiri dan dewasa membuatnya sangat menarik di mata Narendra yang sejatinya terbiasa akan hal mandiri.
Cinta mereka yang begitu menguar di sekolah dan di luar sekolah membuat Narendra terpaksa harus menikahi Mahesa seusai sekolah SMA. Kedua pihak keluarga tidak mau jika mereka sampai kebablasan akan sebuah kehamilan. Sehingga pernikahan di usia muda itu tak dapat di elakkan lagi.
Hingga pada 5 Tahun Pernikahan ...
" Rendra ... Itu hanya gosip murahan! Tak seharusnya kamu mendengarkan itu," Protes Nadia Maheswari.
" Maheswari ... Kamu tahu aku tak pernah memaksamu memiliki keturunan selama kamu belum siap. Tapi bukan berarti kamu mempermainkanku seperti ini," jawabnya datar.
" Iya ... Kita sudah sepakat! Aku paham Rendra. Tapi ... Video dan foto itu tidak seperti yang kamu pikirkan!" belanya.
Ya, Video kemesraan Nadia Maheswari bersama pilot penerbangannya. Lelaki yang tak begitu tampan tapi cukup untuk di tempat singgah. Rendra selama ini memang tak membatasi Nadia istrinya. Kepercayaan selalu dia sematkan pada Nadia. Hanya saja Rendra pernah berujar.
Secinta apapun aku padamu Maheswari, kelak ketika kamu bermesraan dengan lelaki lain entah apapun status kalian. Lebih baik kita tidak tinggal bersama lagi. Milikku adalah milikku orang lain tidak berhak menjamah walau sedikit saja.
" Dia hanya teman Rendra!" sanggahnya.
" Dan aku ... Sudah mendapatkan Video dan foto kalian beberapa kali! Tidak hanya sekali saja," jawabnya dengan ketus.
Rendra tak pernah mengejar perihal keturunan pada Nadia Maheswari. Dia beranggapan agar Nadia fokus dulu pada karirnya. Usia mereka baru menginjak 24 Tahun. Rendra tak ingin buru - buru. Pernikahan mereka yang di usia 20 membuat keduanya menjalani semuanya dengan naluri anak muda. Namun seiring berjalannya waktu kedewasaan Narendra semakin nampak. Dia tak pernah sekali pun terlihat kekanakan. Tapi, agaknya Maheswari yang lupa akan batasan bahwa dirinya sudah menikah.
" Ren ... Jangan begini! Kita menikah agar bahagia," rengeknya.
" Tapi kamu tidak bahagia bersamaku Maheswari. Pergilah aku sedang sibuk!" serunya dengan memutar arah kursinya ke belakang dan membelakangi Maheswari.
" Ren ... Pikirkan sekali lagi," ujarnya memohon.
" Pergilah! Sebelum aku mengusirmu secara kasar. Kita sudah tidak ada hubungan apapun. Ku bebaskan kamu dari pernikahan kita," ucapnya dengan hati tergugu nan sakit.
Nadia Maheswari merasa langitnya runtuh seketika kala mendapatkan kalimat talak dari sang suami. Kisah mereka yang romantis gugur bak bunga di musim gugur. Tidakkah Rendra memahami bahwa dia juga harus mengakrabkan diri dengan awak kapal. Salahkah dirinya kala dekat dengan mereka.
Rendra yang mendapati istrinya pergi dari sana langsung melorot dari kursi dan memukul tembok dengan kasarnya.
Bugh!!!!
Buggghhh!!!!
" Maheswari ... Kamu sudah mempermainkan pernikahan kita! Meskipun kamu tidak melakukan hal terkutuk itu tapi kamu sudah berselingkuh dengannya!!! Kenapa Maheswari??? Kenapa kamu mengkhianati cintaku yang sedalam lautan ini. Tidak cukupkah pengorbananku untukmu!!!!" seru Narendra meratapi nasib cintanya bersama Nadia Maheswari. Runtuh sudah pertahanannya saat ini. Tangisannya menjadi - jadi karena ulah Maheswari.
.
.
.
Sesampainya di rumah ....
Semua keluarga termasuk adik - adiknya sedang di ruang tengah. Ada Maheswari yang menangis di sana. Rendra berupaya tegar, di jahat anggap saja seperti itu. Dia sudah terlanjur sakit hati pada Maheswari. Sentuhan lelaki itu membuat hati Rendra sebagai suami semakin jijik pada istrinya.
" Abang! Kenapa ??? Jelaskan pada Mom. Dia masih Maheswari yang sama. Yang abang cintai 5 tahun lalu," ujar Mom pada Rendra. Rendra yang sudah di penuhi rasa tidak percaya akhirnya menenangkan hati sebab yang bertanya mom bukan Mahes lagi.
" Mom ... Biarkan proses perceraian kami lancar. Rendra tak ingin membahas apapun saat ini. Bukan hanya Maheswari yang terpukul Narendra pun sama. Tapi keputusan Narendra sudah bulat. Permisi!!!" seru Narendra kemudian berjalan menaiki tangga. Mata elang Ahmad menangkap kesedihan kakaknya bukan ketegasan. Ada kekecewaan yang dia pendam seorang diri.
Abang!!!!
Abang!!!!
Abang!!!
" Nak ... Kasihanilah Maheswari! Dia syok kala abang menalak dia. Ayo abang maafkan Maheswari atas kesalahannya kali ini. Mom ... Yang jadi jaminannya!!!" seru Mom yang akhirnya menghentikan langkah kaki Naren.
" Mom ... Jangan pernah menjadi jaminan untuk siapapun! Naren memiliki keputusan sebelum pernikahan dan itu berlaku sampai kapanpun. Dan Maheswari tahu betul apa yang Rendra suka dan tidak! Jadi, cukup Mom ... Jangan seperti anak kecil. Kami sudah dewasa ... Mahes adalah seorang istri. Dia tahu mana batasan yang tidak boleh di langgar!!" serunya dengan menatap Mommy dan kembali berjalan.
Maheswari menyesal telah mempermainkan rumah tangganya. Mahes tidak berniat selingkuh tapi agaknya omongan sang pilot membekas dalam dirinya. Lelaki itu romantis sekali sedang suaminya kaku sekali. Meskipun cintanya besar Mahes juga butuh sebuah keromantisan. Mahes pun melangkah pergi menjauhi rumah mewah itu.
Rendra mengunci dirinya di kamar tanpa ingin di ganggu siapapun.
" Beginikah Mahes caramu membuatku terpuruk!!! Apakah aku begitu buruk dalam hal cinta sehingga kamu mencari kenyamanan di pelukan pria lain. Aku ... Adalah suamimu Mahes setidaknya katakan kekuranganku jangan malah selingkuh dariku seperti akhir - akhir ini.
Aku sudah menemukan buktinya tidak satu kali Mahes. Kau berciuman dengannya room private, kau memeluknya dengan erat, dia mencium tubuhmu tanpa risih. Ada apa denganmu Maheswari????! Maafkan aku sayang .... Jika kekurangan itu datang dariku," ujar Rendra dengan dlosor di lantai dengan perasaan hancur berkeping - keping. Dia menyesal atau tidak??? Yang jelas saat ini dia akan menghindari pernikahan baru dan wanita. Baginya Maheswari adalah pukulan terbesar dan cinta pertamanya. Dia tak bisa di gantikan bahkan dia juga menjadi wanita satu - satunya yang sudah menyakiti Rendra.
🥀🥀🥀
" Ada apa Maheswari??? Bagaimana bisa suamimu tahu bahwa kita memiliki hubungan," bingung lelaki itu. Devano Atala, Seorang Pilot yang sudah menikah dan memiliki anak satu. Dia juga butuh kehangatan di luar rumah. Dia tergoda akan kecantikan Maheswari. Maheswari pun tergoda akan sikap manisnya sehingga terjadilah hubungan perselingkuhan itu.
" Hancur rumah tanggaku Vano! Aku begitu tergiur padamu sehingga aku lupa dan mengingkari janjiku pada Rendra. Aku menyesal ... Kala dia membuangku seperti ini. Kami menikah karena cinta berpisah pun dia yang memutuskan," sesal Maheswari dengan tangisan di wajah cantiknya.
" Menikahlah denganku Mahes! Jadilah istri keduaku. Aku akan membahagiakanmu," jujurnya. Devano pun kadung pincut pada Maheswari. Tapi, dia tak bisa meninggalkan Sang istri. Dia juga sudah mencurahkan cinta kasihnya serta memberikan keturunan.
" Menjadi yang kedua?? Gila kamu Vano. Malang benar nasibku jika sampai itu terjadi," protesnya.
" Ayolah sayang ... Menikahlah denganku. Kebahagiaan jaminannya," rayu Vano.
" Terserah!" malas Maheswari. Bayang - bayang kemarahan Rendra membuatnya menyesal saat ini.
Di sisi lain ....
Mom masuk menggunakan kunci cadangan. Mom melihat Renda tidur di lantai dengan menangisi kisah rumah tangganya. Mom tidak tega melihat putra pertamanya itu.
" Nak ... Kenapa tidak mencegah Maheswari?! Jika perpisahan ini membuatmu terpuruk seperti ini," Mom membawa kepala putranya di pangkuan. Rendra tergugu dan memeluk tangan ibunya.
" Bagaimana mungkin rendra kembali menyentuhnya mom! Ada lelaki lain yang sudah menjamahnya, menyentuhnya dan membelainya. Rendra tidak sanggup menyakiti Maheswari lebih baik kami berpisah saja," terang Rendra. Dadanya seperti di hantam godam besar ber ton - ton.
" Tidurlah nak! Kita istirahat di ranjang. Mom temani sampai kamu bisa tidur," ajak Mommy. Hal itu tak luput dari pandangan Ahmad Sulaiman. Pemuda remaja yang kini berusia 19 tahun.
Seterpuruk itukah permasalahanmu kak??!!! Kenapa tidak membiarkan kak Maheswari di sini jika kakak masih bisa memaafkan. Cantik memang bukan jaminan. Ahmad berharap kakak tidak selemah itu.
Hai ... Sayang sudah sampai pada karya baru Author. Kita lanjut ya cin!!! Kisah Naren dan Nara di judul ini. Jangan lupa dukungannya sayang.
" Aku tidak ingin bercerai dengannya pak! Berapapun akan saya bayar," seru Maheswari pada pengacaranya.
" Saya usahakan Nona ... Tuan Narendra memberikan kasus dan bukti yang berat Nona!" jawab pengacara Maheswari.
" Apa tuduhannya??! Selingkuh? Dia tak punya bukti yang cukup untuk hal itu pak," jawab Maheswari dengan PD-nya.
" Tuan Narendra memasukkan bukti foto- foto anda serta video," jawabnya dengan jelas. Maheswari hanya tersenyum getir. Dia tahu bukti itu bukan hal yang kuat untuk membahas perceraian. Karena gestur gerakannya seperti biasa. Layaknya pergaulan orang dewasa pada umumnya.
" Itu saja belum cukup pak! Narendra terlalu munafik. Perempuan mana zaman sekarang yang tak tersentuh sama sekali. Jika dia tidak mau istrinya tersentuh suruh saja diam di rumah tidak kerja!!!" selorohnya dengan PD. Pengacara hanya menghembuskan nafasnya merasa was - was.
" Ada bukti satu lagi Nona," jawabnya.
" Apalagi??? Sudahlah aku harus pulang dan aku menunggu kabar baiknya," ujarnya kemudian pergi tanpa mempedulikan pengacaranya lagi.
" Nona !!!!" seruan itu tak di hiraukannya. Maheswari pergi dengan perasaan yang bangga dia yakin kasus perceraiannya di tolak.
Nona ! Bukti yang satu ini memberatkanmu. Kenapa tidak di dengarkan dulu. Tuan Narendra sudah di ambang batas kesabarannya. Seharusnya kamu pikir jika Devano di samping anda bukan malah menyerang tuan Narendra.
" Kemana Nadia!?" tanya Devano dengan ketus.
" Dia sudah pergi keluar Tuan devano!" seru sang pengacara. Devana menatap tajam pengacara Maheswari yang merupakan paman dari Maheswari sendiri.
" Jangan batalkan perceraian mereka! Biarkan saja Narendra mengobarkan api cemburunya untukku. Dia juga sedang bosan pada Maheswari. Jadi, sekali lagi biarkan mereka bercerai!!!" serunya dengan ketus dan mengatur dan pergi begitu saja tanpa jejak. Paman Maheswari hanya menghela nafas berat kala melihat semua ini. Keponakannya berselingkuh??? Ini sangat salah. Sang paman tahu bagaimana cinta Narendra untuk Maheswari begitu sebaliknya. Kedatangan Devano dalam kehidupan Maheswari telah merusak segalanya.
.
.
.
" Paman! Apakah Maheswari memintamu mengurusi segala keperluan perceraian kami???" tanyanya dengan sopan. Walau bagaimana paman Maheswari adalah orang baik. Hubungan mereka tidak ada kaitannya dengan kehancuran rumah tangganya.
" Maafkan Maheswari Nak! Dia sudah salah jalan. Agaknya Devano yang gencar mengajaknya bertemu sedang Maheswari selalu ingin mempertahankan hubungannya denganmu," Terang paman Maheswari membuat Narendra mengangguk.
" Aku sudah memaafkannya paman. Tapi, kembali padanya bukanlah pilihan dan solusi yang tepat. Bisa jadi setelah ini bukan kebahagiaan yang Maheswari dapatkan melainkan keburukan! Pahamilah paman posisiku pun tidak menguntungkan sama sekali," jawab Narendra dengan berjongkok di hadapan pamannya.
Narendra tak menghilangkan rasa sopan pada keluarga istrinya. Permasalahan hanyalah antara dirinya dan Maheswari bukanlah orang lain. Paman Nadia Maheswari memeluk menantunya dengan penuh rasa bangga. Bodohnya Maheswari telah menduakam pemuda baik ini hanya demi seorang lelaki beristri.
" Keputusanmu sudah final nak! Paman harap kebahagiaan akan datang padamu di kemudian hari. Lupakan sakitmu atas Maheswari. Kamu berhak bahagia dengan yang lainnya," ujar Paman Maheswari memeluk menantunya dengan penuh rasa kehilangan.
" Semoga paman," jawabnya singkat.
Tak ada bayangan Maheswari lainnya yang akan membahagiakannya. Hatinya sudah dia penuhkan untuk istrinya itu. Bagaimana dia menapaki kehidupan ini??? Entahlah ... Semua di jalani dengan tanpa meninggalkan kenangan Maheswari yang begitu mencintainya dulu. Berbekal itu Narendra rasa cukup.
Di kesempatan lain ...
" Mahes! Kenapa kamu ingin menggagalkan perceraian!!!! Sudah ku katakan aku akan menikahimu," seruan Devano membuat bising telinganya.
" Jika kamu menceraikan istrimu akan aku ceraikan suamiku yang baik itu. Jawaban ini final dariku. Semua keputusan ada di tanganmu! Jangan plin plan dalam kehidupan Devano. Kamu merusak kebahagiaanku secara tidak langsung," cecar Maheswari menyalahkan sang partner kerja.
" Kamu pun menikmatinya Mahes jangan lupa!" serunya dengan enggan mengalah sama sekali.
" Tapi aku yang di rugikan di sini! Kamu masih aman bersama istrimu dan aku malah mendapatkan talak dari suami baikku!!!" kesal Maheswari dengan melotot tajam pada selingkuhannya.
" Ayolah Mahes!!! Suamimu itu yang terlalu ingin tahu! Dia sakit hati karena ulahnya sendiri bukan orang lain!" terangnya tak mau kalah sama sekali.
" Terserah denganmu Devan. Lakukan saja yang ku minta. Jika tidak kita pun tidak akan pernah bersama sampai kapan pun itu tidak akan!!! Dan jangan harap," ancam Maheswari kemudian pergi dari sana.
Ya, Maheswari selingkuhan yang memiliki etika. Dia tak mau menjadi kedua dalam biduk rumah tangga orang lain. Jika saja Devano tak menceraikan istrinya maka dia pum tak akan mau menikah dengan lelaki itu. Biarkan saja dia mau apa.
Sedang Devano sebenarnya hanya tertarik akan kemolekan dari Maheswari yang menjadi rekan kerjanya.
Sh*t!!!!! Maheswari terlalu menjaga martabatnya. Mana mungkin aku menceraikan istriku. Aaarrrrrgghhhh sial!!!! Batin Devano kemudian pergi berlawanan arah dengan maheswari. Dia juga tak mengejarnya.
Plaaakkkkk!
" Pergi dari sini Maheswari!!!! Jangan berulah seperti perempuan murahan di hadapanku," teriak Narendra dengan emosi. Beruntung Ruangan Narendra kedap suara jika tidak bisa berhamburan pegawainya di sana mendengar kemarahannya.
" Aku tidak ingin pisah Narendra! Hiks ... " tangis Maheswari sambil terduduk. Narendra menekan emosinya dan menghadap ke belakang.
Allahu Akbar!!! Ya Allah ya Tuhanku ... Aku benar - benar tidak bisa kembali padanya saat ini dan di masa depan sekali pun. Bukan aku tidak mencintainya tapi aku takut menyakitinya.
" Aku mohon Ren ... Maafkan aku ... " lirihnya dengan tangisan pilu.
Akibat dari perbuatan tidak baik tidak akan berakhir baik pula. Maheswari tak memikirkan ke depannya. Tapi Narendra sudah memperhitungkan sakit hati yang harus dia tempuh kala tak bersama maheswari lagi. Itu adalah hal yang berat dia hadapi. Tapi dia siap menanggung resiko itu dengan menjalaninya seumur hidup.
" Pergilah ... Maheswari! Ku harap setelah hal ini kamu menjadi perempuan setia pada pasanganmu. Maaf ... Aku memang masih mencintaimu tapi bukan berarti aku ingin kembalu padamu," jawab Narendra kemudian pergi dari ruangannya.
Semua mata sedang menatap Narendra. Tatapan tajam Narendra membuat pegawai menundukkan kepala. Dia mengatakan hal yang membuat tangan kanannya tak bisa menolak.
" Bawa keluar Nona Maheswari keluar dari ruanganku! Dan kalian semua ... Jika ada Maheswari kemari bersikap biasa saja. Dia kini bukan Nyonya Narendra Kusuma!" tegasnya tanpa menatap siapapun. semua orang mangap - mangap tak percaya bahwa Narendra menceraikan istri cantiknya.
Kenapa Maheswari mendapatkan musibah ini????
Apa Tuan Narendra sudah bosan???
Cintanya sudah hilang??!!!! Sudah 5 tahun mereka menikah.
Itulah mengapa anak penting dalam rumah tangga!!
Dia terlalu sibuk dengan karirnya sajaa sih!!!
Apakah Maheswari selingkuh????
Kebisingan suara sumbang itu sangatlah jelas di telinga Maheswari. Tapi, Bagaimana bisa maheswari membela diri?? Padahal jelas tidak mungkin bisa dia membela diri lagi. Maheswari bukanlah istri atasan mereka.
.
.
.
Di pantai Narendra mencoba untuk menenangkan pikirannya. Dia berlibur sejenak dan memutuskan untuk ke pantai dan membuang semua beban masalahnya di sana.
Takkkkkggghhhh!!!!
" Haiisssshhhhhh ... Nah, loh kenapa kepala orang!!! Kamu gimana sih Fi. Astaga Fifi," rengeknya. Fifi pun nampak takut.
" Please Momon .... Majulah tapi gunakan namaku!!! Janji deh gak bakal di ulang," pintanya dengan sebal.
" Wait!!!! Aku yang harus meminta maaf. Eh, loe lihat tuh .... Wajahnya serem gila!" cebik Momon kala melihat wajah Naren yang sudah menatap tajam.
" Eh, Fi yang benar loe!!! Gak Ah," Momo memundurkan langkah kakinya. Namun Narendra sudah memanggil dirinya dengan memberi bahasa isyarat. Terpaksa Momon maju dengan takut - takut.
Dia berjalan mendekat ....
Ya Allah ... Semoga dia bukan cabul! Masa ganteng gagah gitu cabul. Batinnya takut dan khawatir.
" Cepat katakan!!! Kenapa melempar botol ke kepalaku?" tanya narendra dengan nada tinggi dan ngebass.
" Bukan aku Om! Suwerrr ... Tuh, orangnya yang lempar botol. Panggil aja dia! Mana mau aku di jadikan tumbal olehnya. Mana orangnya kayak om!!!" ejek gadis mungil itu. Nyatanya dia gadis yang sudah beranjak remaja. Naren mengernyitkan alis saat di panggil Om.
" Om??? Kamu kata ... Wajahku setua itu??? Ngadi - ngadi ini bocah. Sini gak kamu???? Kamu ke sini sama siapa????!" ujar Naren ikut kekanakan. Sejenak dia lupakan tentang Maheswari karena gadis ingusan di depannya itu.
" Ya elah Om! Udah tua jangan ngerasa muda terus dong!!! Kami ada rekreasi sekolah. Mau cari guru kita??!!! Noh, sebelah sana. Udah gak sih om ... Kesalnya??? Momon capek nih diri terus daritadi ngadepin tiang listrik kayak Om!" protesnya. Narendra menghela nafas dan menjewer telinga bocil.
" Momon!!! Jelek amat namamu ... Dasar anak ingusan. Sini!" Naren menarik tangan gadis kecil itu. Naren juga mengatakan pada sahabat momon yang membuatnya panik.
" Teman kamu saya bawa!!! Ini kartu nama saya berikan pada gurumu agar menjemputnya!!! Kamu ikut saya ke penginapan," ujar Naren menyeret momon dengan paksa. Tubuh momon yang imut itu di angkat layaknya karung beras.
Enak aja mau kabur segala! Gak ada sopan - sopannya sama orang tua. Jangan harap pulang tanpa tanggung jawab. Batinnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!