NovelToon NovelToon

Lucky Daisy

Daisy Bianchi Mancini

Turin, Italia. Hotel NH Torino Linggoto Congress

Daisy perlahan membuka matanya yang terasa berat akibat semalam dirinya menerima tantangan minum dari rekannya seorang dokter forensik dari Scotland Yard yang berdarah Irlandia. Sudah bukan rahasia umum jika orang Irlandia sangatlah suka minum alkohol dan jiwa kompetitif Daisy pun terusik. Meskipun dia menang dan sudah berusaha makan acar serta buah-buahan untuk mengurangi Hangover, tetap saja Daisy masih merasa mabuk.

Daisy melirik ke arah nakas di sebelahnya dengan mata masih belum fokus. Pandangannya masih kabur dan dia merasa bingung tidak menemukan smartwatch nya.

Dimana jam aku? Daisy pun hendak membuka selimutnya dan merasa terkejut karena dia tidak mengenakan sehelai benangpun. Daisy berusaha mengingat kejadian semalam. Tunggu... Aku tidak pernah tidur tanpa baju.

Daisy pun menoleh dan melihat punggung seorang pria yang cukup berotot tapi tidak sekekar Dominic atau Shaqeer, dua sepupunya yang menjadi tentara dan agen FBI, tampak tidur tengkurap. Perlahan Daisy mengangkat selimut yang menutupi tubuh bagian bawah pria itu. Sontak gadis itu terkejut karena pria itu sama polosnya dengan dirinya.

Keringat dingin mulai mengalir dari kening Daisy. Apakah ... Apakah aku ... Daisy mencoba mengingat kejadian semalam namun kepalanya dilanda pusing yang hebat.

Duh ! Apakah aku melakukan hal yang dilarang ? Ya Allah... Daisy, ayo ingat ! Ayo diingat ! Daisy memejamkan matanya dan sekarang dirinya merasakan tubuhnya sakit semua terutama di bagian intimnya.

Astaghfirullah... Aku melakukan One Night Stand ? Daisy menoleh ke arah punggung putih mulus dan berotot itu. Please, jangan suami orang. Please... Jangan sampai Daddy dan Mommy tahu.

Daisy ingin bergerak tapi entah mengapa tubuhnya lelah sangat. Apa gara-gara aku minum terlalu banyak semalam ?

Suara gerakan dari sosok pria yang tidur di sebelahnya, membuat Daisy bersikap waspada. Meskipun tubuhnya terasa seperti dilolosi ( tulang-tulangnya seperti dicopot ), Daisy tetap bersikap waspada. Tangannya mengepal bersiap memukul pria yang sudah tidur bersamanya.

Mata hijau Daisy terbelalak saat pria itu membalikkan tubuhnya dan wajahnya sangat familier di ingatan Daisy.

Astaghfirullah... Bukankah ini dokter ... Lucky Buwono ? Daisy langsung memucat. Aku tidur sama dia ! Ya Allah ! Bagaimana sih kejadiannya tadi malam ?

Daisy semakin melihat lebih dekat wajah Dokter Lucky. Tunggu, dia bukan suami orang kan? Tidak tampan, B saja. Shea kenal tidak ya ? Aduuuhhh bagaimana aku bisa bangun. Daisy berusaha untuk bangun tapi tangan Dokter Lucky memeluk tubuhnya.

"Tidur saja dulu... " gumamnya sambil terpejam.

Daisy mengerjap-ngerjapkan matanya menatap wajah Dokter Lucky. Seriously?

***

Mansion Milik Keluarga Mancini

"Mana Daisy ?" tanya Vicenzo saat tidak melihat putrinya di meja makan. "Katanya pulang dari hotel tadi malam."

"Sepertinya Daisy tidak pulang, Vic," jawab Iris.

"Coba aku cari Daisy," timpal Dylan, kakak dari Daisy sambil membuka ponselnya guna melacak adiknya. "Aneh..."

Vicenzo dan Dante langsung mendongak kepalanya saat mendengar ucapan Dylan.

"Ada apa Dylan ?" tanya Dante. "Daisy tidak di hotel?"

Dylan mengernyitkan dahinya. "Kamar Daisy harusnya 315 tapi kenapa dia di kamar 325?"

Vicenzo dan Dante saling berpandangan.

"Cek, D ... Kamar siapa itu !" Vicenzo pun meletakan serbetnya diatas meja, begitu juga dengan Dante yang langsung panik mendengar cucunya tidak di kamarnya.

"Kamarnya ... Dokter Lucky Buwono, dokter RS Bhayangkara Jakarta." Dylan menatap ayah dan Nonno ( opa - bahasa Italia ) nya. "Dad ... ?"

"Kita ke hotel sekarang!" ucap Vicenzo dingin.

Leia dan Iris yang melihat dua pria mereka sedang emosi, hanya bisa bilang "Hati-hati. Daisy jangan dimarahi..."

***

Kamar Dokter Lucky Buwono

"BANGUN!" bentak Daisy membuat Dokter Lucky terbangun dan matanya menatap mata hijau yang menyorotkan kebencian amat sangat.

"Eh? Apa ... "

BUGH !

Dokter Lucky terjatuh dari tempat tidur akibat didorong Daisy dan gadis itu memerah wajahnya karena tubuh polos Dokter Lucky terpampang jelas membuat pria itu segera mengambil bantal untuk menutupi area pribadinya.

"Tunggu..." Dokter Lucky melihat sekelilingnya dengan sedikit kabur karena tidak memakai kacamata. "A.. Aku pakai kacamata dulu..." Pria itu memakai kacamatanya yang terdapat di nakas dan baru menyadari bahwa bajunya dan baju gadis itu berserakan di lantai. "Kita ... Tunggu ... Kita ..."

Daisy mengambil selimutnya untuk menutupi tubuhnya dan matanya pun berkaca-kaca saat melihat bercak darah diatas seprai putih itu.

"Ya Allah... Tunggu. Aku minta maaf karena.. Aku tidak ingat apa yang terjadi semalam ..." Dokter Lucky mengambil boxernya dan Daisy memalingkan wajahnya saat pria itu mengenakan celananya.

"Aku... Aku akan bertanggungjawab... Maafkan aku... Maaf ..." ucap Dokter Lucky sambil menghampiri Daisy yang tampak terluka. "Aku akan bertanggungjawab..." ucapnya serius.

Daisy langsung meninju wajah dokter Lucky hingga pria itu terjatuh dan kacamatanya terlepas entah kemana.

"Tanggung jawab bagaimana, huh ! Mi hai offuscato ( Kamu sudah menodai aku )!" bentak Daisy sambil terisak.

Dokter Lucky memegang wajahnya yang diyakini memar sekarang. "Aku benar-benar tidak ingat kejadian semalam, Dokter Daisy. Dan tolong bahasa Inggris karena aku tidak bisa bahasa Italia..."

Daisy pun berdiri meskipun kakinya sedikit goyah. Langkahnya sedikit tidak nyaman dan gadis itu mengambil pakaiannya lalu menuju kamar mandi.

"Aku bantu ..." tawar Dokter Lucky dengan memegang tangan Daisy.

"Tidak usah !" bentak Daisy lalu membanting pintu tepat di hadapan wajah Dokter Lucky.

Pria itu memejamkan matanya lalu melihat kamar hotelnya dan mengambil kacamatanya yang terlepas akibat tinju Daisy.

Ya Allah, aku sudah merusak anak gadis ... Duh ! Mana besok aku harus pulang ke Jakarta ... Dokter Lucky mengacak-acak rambutnya. Bodoh kamu Lucky ! Apa yang kamu lakukan semalam ?

Dokter Lucky mulai membereskan bajunya hingga suara gedoran di pintu kamarnya terdengar. Dokter Lucky pun mengintip dari lubang pintu dan terkejut melihat ada tiga orang pria beda generasi yang mirip dengan Daisy garis wajahnya. Dokter Lucky pun memakai kaosnya untuk kesopanan lalu membuka pintu.

"Mana Daisy ?" tanya pria yang usianya diantara dua pria yang datang dengan bahasa Indonesia.

"Di ... Di kamar mandi ..." jawab Dokter Lucky sedikit mundur dan pria yang paling tua itu melihat ada bercak darah diatas seprai yang belum sempat dibereskan.

"Kamu tidur dengan cucuku ? Kamu menodai dia ?" ucap pria yang paling tua itu dengan bahasa Italia.

"Nonno, dia tidak akan paham bahasa Italia," ucap pria yang paling muda dengan wajah mirip Daisy. "Kamu tidur dengan adik perempuanku ?"

Dokter Lucky melongo. Oh shiiiitttt ! Jadi ini Opa, Papa dan saudaranya Daisy?

"Maafkan saya tapi ... Sepertinya semalam kami memang tidur bersama ..." Dokter Lucky terkejut saat Vicenzo meninju wajahnya hingga terjatuh.

"Beraninya ! BERANI-BERANINYA KAMU !"

"Daddy !" panggil Daisy yang keluar dari kamar mandi dengan wajah sembab dan Dylan langsung memeluk adiknya.

"Apa yang terjadi Dash ?" tanya Dylan dan hatinya seperti disayat sembilu saat mendengar adiknya menangis pilu.

"Aku tidak ingat ..." jawab Daisy.

"D, bawa Daisy pulang." Vicenzo memberikan kode ke dua pengawalnya. Shaun sedang berlibur ke Amerika jadi hanya ada Gerardo menjadi tangan kanannya. "Bawa dia ke markas !"

Dokter Lucky hanya pasrah saat dibawa pergi dua pengawal ayah Daisy itu.

Duh ! Aku berurusan dengan gadis dari keluarga mafia!

***

Yuhuuuu Up Malam Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️

Visual Daisy - Lucky

Dokter Lucky Buwono

Victor melongo melihat Dokter Lucky dibawa oleh beberapa orang yang mendapatkan hormat dari para pegawai hotel dan pria itu juga melihat seorang gadis dengan mata sembab dalam pelukan seorang pria tampan khas Italia.

Tunggu ... Jangan-jangan si tuyul itu bikin ulah ? Duh ! Mati aku ! - batin AKP Victor. Pria itu pun segera menghampiri mereka dan seorang pengawal orang itu melihat dirinya.

"Maaf tapi teman saya mau dibawa kemana ?" tanya AKP Victor.

"Kamu temannya ?" tanya pria berwajah dingin itu.

"Iya," jawab AKP Victor. Mereka semua sedang berada di lobby hotel.

"Signore, questo è un amico di quell'uomo ( tuan, ini ada temannya pria itu )," lapor Gerardo.

Vicenzo menoleh begitu juga dengan Dante ke arah AKP Victor. Meskipun pria bertubuh tinggi itu tidak pernah takut apapun kecuali Tuhan dan Sandra, tapi untuk kali ini dia merasa diintimidasi oleh dua pria beda usia ini.

"Bawa dia sekalian ! Aku tidak perduli dia polisi sekalipun!" ucap Dante dingin.

AKP Victor melongo. What's going on here?

AKP Victor pun dibawa serta dengan mereka dan dimasukkan ke dalam mobil Range Rover dengan diapit satu pengawal yang terlihat membawa SIG Sauer di pinggangnya. AKP Victor menoleh ke arah Dokter Lucky yang tampak kebingungan.

"Apa yang terjadi Lucky? Apakah kamu melakukan sesuatu ?" tanya Victor dengan bahasa Indonesia sementara mobil itu berjalan meninggalkan hotel. AKP Victor bisa melihat dua pria di depan pun sama, memegang SIG dan Glock. Tunggu, apakah ini Mafioso? "Lucky ?"

"Aku ... Tidur dengan anak gadis orang, Vic..." jawab Dokter Lucky lemah dan AKP Victor bisa melihat wajah dokter itu memar kiri kanan.

AKP Victor melongo. "Apa?"

"Dia ... Masih virgin Vic..."

AKP Victor menepuk jidatnya. "Ya Tuhan ! Bagaimana bisa ?"

"Aku tidak tahu ..." Dokter Lucky menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

AKP Victor menatap seorang pengawal. "Maaf, tapi kalian dari keluarga mana ?"

"Keluarga Mancini."

AKP Victor tampak berpikir. Mancini ? Tunggu... Mata coklat AKP Victor terbelalak. "Astaga Tuhan ! Kamu tidur dengan sepupu Shea ?"

Dokter Lucky menatap AKP Victor. "Hah?"

"Ingat tidak ... Saat Shea menikah dengan Steven, ada keluarga Mancini yang datang dan para Mafioso berkumpul dengan pak Lachlan ?" seru AKP Victor. "Ya Tuhan, Lucky ! Benar-benar kamu bikin masalah di Turin !"

Dokter Lucky hanya terbengong-bengong. Daisy itu sepupunya Shea ? Aduuuhhh... Mati beneran kau, Lucky ! Mafioso !

AKP Victor memegang pelipisnya. "Alamat kita tidak akan pulang besok !"

***

Mansion Keluarga Mancini

AKP Victor dan Dokter Lucky melongo melihat rumah mewah dua lantai yang sangat luas dengan penjagaan ketat. Banyak pengawal berbaju hitam berjaga di sekitar rumah dengan persenjataan di tangan.

"Lucky, kamu memang cari perkara," ucap AKP Victor. Ini sudah diluar kemampuannya.

Dokter Lucky hanya tampak pasrah.

"Bisa-bisa aku bawa kamu dalam peti pulang ke Jakarta," gumam AKP Victor. "Kamu mau dimakamkan dimana?"

Dokter Lucky menatap judes ke AKP Victor. "Shibal Sekiya !"

***

Mereka pun turun dan Dokter Lucky melihat Daisy disambut dua wanita berbeda usia. Mata pria itu tampak sendu melihat bagaimana terlukanya Daisy dan rasanya ingin memohon ampun di bawah kaki gadis itu. Jujur dia tidak menyangka akan bisa berbuat seperti itu.

"Kalian kesini ..." ucap Gerardo membawa AKP Victor dan Dokter Lucky ke dalam ruang kerja.

Kedua pria asal Indonesia itu melihat foto-foto disana dan betapa terkejutnya mereka saat melihat foto Daisy bersama Shea.

Alamat Lucky dicincang sama Shea, Pak Sakera, Pak Longga dan Darussalam - batin AKP Victor.

Duh, kenapa berhubungan dengan keluarga Shea. Mati beneran aku ini ! Jangan-jangan benar nanti aku dikirim dalam peti mati - batin Dokter Lucky.

Mereka masuk ke dalam ruang kerja mewah itu dan melihat pria yang paling tua duduk di kursi kebesarannya yang berada di balik meja kayu mewah tersebut. Sementara pria yang diantara mereka yang mengaku ayah Daisy, berdiri di sebelah pria yang paling tua. Saudara laki-laki nya bersandar di meja sambil bersedekap.

"Duduk," ucap pria yang lebih tua.

AKP Victor dan dokter Lucky pun duduk di kursi depan meja kerja mewah itu. Keduanya bisa melihat ada dua pengawal di pintu dan mereka tahu bahwa pengawal tersebut membawa senjata di balik jasnya.

"Dokter Lucky Buwono, apa yang kamu lakukan pada cucuku ?" tanya Dante Mancini sambil menatap tajam.

Dokter Lucky berusaha menelan ludahnya tapi sepertinya sulit.

***

Kamar Daisy

Iris memeluk putrinya yang menangis dan meminta maaf pada mommy dan Nonna ( Oma - Italia ).

"Maafkan aku mommy, Nonna... Aku tidak bisa jaga diri ..." isak Daisy.

"Apa kamu ingat sesuatu ?" tanya Leia berusaha dengan nada paling lembut maksimal meskipun hatinya merasa remuk karena cucunya sudah melakukan perbuatan yang fatal. Tidak ada sejarahnya gadis Pratomo tidur bersama dengan seorang pria dengan berhubungan intim sebelum menikah.

"Aku tidak ingat Nonna. Tahu-tahu aku bangun sudah bersama ... Dengan ... Pria itu," jawab Daisy. Iris mengelus punggung putrinya.

"Oh sayang... " ucap Iris.

Leia mengeraskan rahangnya. "Biar Nonna tunggu bagaimana Nonno, Vicenzo dan Dylan dengan pria itu."

"Mommy ... Aku harus bagaimana?" tanya Daisy bingung.

"Kalau melihat gelagat Daddymu dan Nonno mu, bisa jadi dia harus bertanggung jawab sama kamu," jawab Iris. "Dia kan sudah mengambil kehormatan kamu..."

"Dash, apa kamu mabuk semalam ?" tanya Leia. Setahunya cucu perempuannya ini sangat kuat minum mirip dengan Dante.

"Aku memang adu minum dengan rekan dari Scotland Yard dan sudah makan acar serta buah supaya tidak Hangover tapi ... " Daisy tampak berpikir. "Aku ... berjalan di lorong menuju kamarku ... Dan melihat dia juga berjalan ke lorong kamarnya ... "

"Apa yang terjadi Dash ?" tanya Iris.

Mata hijau Daisy menatap horor ke Iris dan Leia.

***

Ruang Kerja Dante Mancini

"Saya rasa saya juga mabuk dan ... Saya melihat Daisy berjalan sempoyongan lalu .. Saya berusaha membawanya ke kamarnya tapi... " Dokter Lucky tampak berpikir. "Entah apa yang terjadi ... Kami ... Kami berciuman ... Dan ... " Mata hitam dokter Lucky menatap bingung ke ketiga generasi Mancini. "Kami masuk ke dalam kamar saya ... Dan ... Ya Allah ..."

AKP Victor memegang pelipisnya. Fix ! Kita tidak bisa pulang ke Jakarta.

"Kenapa kalian bisa mabuk ?" tanya Vicenzo dengan nada terkendali.

"Sa... Saya juga tidak tahu. Saya hanya minum segelas red wine tapi setelahnya... semua berputar ... Padahal saya tidak pernah mabuk hanya dengan satu gelas red wine..." jawab Dokter Lucky.

"D, cari tahu apa yang terjadi semalam. Bawa Gerardo," perintah Vicenzo.

"Yes Daddy." Dylan pun berjalan keluar bersama Gerardo.

"Dokter Lucky Buwono. Apa yang akan kamu lakukan setelah ini ?" tanya Dante dingin.

"Saya akan bertanggung jawab, Signor Mancini."

***

Yuhuuuu Up Sore Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️

Awal Pertemuan

Ruang Kerja Dante Mancini di Mansion Mancini Turin

"Apa maksud kamu dengan bertanggung-jawab?" tanya Vicenzo.

"Saya ... Ehem, saya sudah mengambil kehormatan putri dan cucu anda, dan itu kesalahan fatal. Saya benar-benar minta maaf karena sudah berbuat bejat. Saya ..."

"Kamu menikah besok dengan Daisy !" putus Dante dengan tatapan tajam.

"Eh?" Dokter Lucky dan AKP Victor melongo.

Tunggu, aku memang akan bertanggung jawab tapi masa secepat ini ? - batin Dokter Lucky.

"Padre ?" Vicenzo menoleh ke arah ayahnya.

"Zo, dia sudah tidur dengan Daisy dan sudah pasti kita memikirkan kemungkinan terburuknya jika Daisy hamil, bagaimana? Setidaknya, yang bertanggung jawab adalah orang yang melakukannya," jawab Dante. "Toh dia bukan suami orang juga kan ?"

Keringat dingin terbit di kening Dokter Lucky. Iya benar, aku memang ingin menikah tapi tidak dengan putri Mafioso juga ! Lucky, Lucky... Sepertinya nama kamu perlu diruqyah ! - batin Dokter Lucky.

"Biar aku tanya sama Daisy. Memberikan pria ini bertanggung jawab atau ... " Vicenzo melirik menyeramkan ke Dokter Lucky. "Melemparkannya ke Empang piranha hitam yang sudah lama tidak makan daging segar."

Dokter Lucky dan AKP Victor melongo tidak percaya karena selama ini mereka hanya mendengar soal Empang piranha tapi tidak menyangka akan melihat dan mendengar sendiri.

"Daisy pasti saat ini bersama Leia dan Iris. Coba aku yang maju," ucap Dante.

"No Padre, aku ayah Daisy. Sudah kewajiban aku," potong Vicenzo yang keluar dari ruang kerja Dante.

Kedua anggota law enforcement dari Indonesia itu hanya duduk diam di kursi masing-masing.

"Apakah Shea masih menjadi anggota tidak resmi tim kasus dingin, AKP Victor?" tanya Dante tanpa melihat Dokter Lucky.

"Masih Signor Mancini. Apalagi setelah menikah dengan dik Steven, kami semakin kompak dan solid bersama dik Shea dan pak Lachlan," jawab Pak Victor.

Dante mengangguk lalu menatap ke arah Dokter Lucky. "Benar kamu tidak ada tujuan aneh-aneh pada Daisy ?"

Dokter Lucky menggelengkan kepalanya.

Dante hanya menatap dingin ke dokter itu.

Dokter Lucky teringat kembali saat empat hari lalu dirinya tiba di Turin bersama dengan AKP Victor.

***

Flashback Empat Hari Lalu

Turin Italia, Hotel NH Torino Linggoto Congress

Dokter Lucky bersama dengan AKP Victor tiba di hotel tempat dilaksanakannya kegiatan pertemuan antara law enforcement dan pihak medical baik dokter maupun dokter forensik. Keduanya memang terpilih untuk mewakili Polri apalagi sebelumnya AKP Victor berhasil memecahkan kasus pembunuh berantai yang sudah memakan korban banyak. AKP Victor pun akhirnya menikah kembali dengan jaksa Sandra setelah kasus itu selesai. ( setting cerita ini setahun setelah kasus di Chelsea and The Ghosts ).

"Whoah Victor... Kita sendiri yang cupu ..." ujar dokter Lucky sambil melihat bagaimana para law enforcement lainnya tampak begitu keren.

"Santai saja... Kita juga tidak kalah kok..." jawab AKP Victor saat tiba di resepsionis. "Inspector Victor Sihasale and Doctor Lucky Buwono from Republic of Indonesia Police Department."

"Yes. You have room 323 for Signor Sihasale and 325 for Signor Buwono." Resepsionis itu memberikan dua key card untuk mereka.

"Grazie." AKP Victor memberikan key card milik Dokter Lucky dan mereka pun hendak ke lift.

"Excuse me. Dari Indonesia?"

Keduanya menoleh dan melihat dua orang berdarah Melayu di belakangnya.

"Yes, kami dari Indonesia. Anda dari ?" tanya AKP Victor.

"Kepolisian Diraja Malaysia. Saya kira akan datang Pakcik Dean dan Pakcik Rayyan," senyum pria itu.

"Eh ? Kok kenal Pak Dean dan pak Rayyan?" tanya Dokter Lucky.

"Saya Kapten Ismed, anaknya Kapten Ismail. Pakcik Dean dan Pakcik Rayyan pernah bekerja sama dengan ayah dulu kasus lintas negara," senyum pria itu. ( Baca Ghost Detective ).

"Ohhh kasus Alvinas ya. Kami tahu kasus itu. Sayang, yang dikirim saya AKP Victor dan ini dokter Lucky." Mereka saling bersalaman dan ternyata mereka berada di lantai kamar yang sama.

***

Seminar Hari Pertama

Para law enforcement dari seluruh dunia berada di ballroom untuk mengikuti program seminar keamanan nasional dan domestik serta kemungkinan akan adanya kasus lintas negara. AKP Victor dan dokter Lucky mengikuti dengan serius kasus kejahatan pembunuhan berantai yang harus dilakukan kerjasama antara polisi Italia dan polisi Inggris tanpa harus melibatkan agen federal.

Selain itu banyak juga kasus-kasus yang berkaitan dengan lintas negara. AKP Victor pun diberikan kesempatan maju bersama dengan kapten Ismet dari Diraja Malaysia untuk menceritakan kasus yang mereka usut yaitu pembunuhan berencana. Beruntung AKP Victor sudah mempelai sebelumnya dari Brigjen Rayyan.

"Pimpinan saya waktu itu yang bekerja sama dengan ayah Kapten Ismet. Dan kata pimpinan saya, lebih seru dari film Bollywood," senyum AKP Victor membuat para peserta tertawa. "Kenapa saya pakai Bollywood, sebab pelaku dan korban adalah orang India."

Seminar pun break sementara untuk makan siang dan para peserta pun menuju ruang makan. AKP Victor dan dokter Lucky bersyukur karena adanya label halal disana. Meskipun AKP Victor non muslim, dia tidak terlalu suka babi.

***

AKP Victor dan dokter Lucky pun menuju coffee place untuk menikmati kopi usai makan siang.

"Ini keren, Victor. Semua dokter kepolisian, forensik dan polisi lintas negara pun hadir !" Seru Dokter Lucky sambil berjalan ke ballroom tempat makanan disediakan.

"Iya ... Iya tapi jalan kamu diperhatiin ..." Ucap AKP Victor.

Dokter Lucky berjalan mundur menuju tempat kopi. "Sepi saja kok ..."

"Awas !" seru AKP Victor.

BRUK !

Dokter Lucky terdiam karena merasa menabrak seseorang. Pria itu berbalik dan melihat seorang gadis dengan baju pink, yang sekarang sudah kena noda kopi, tampak berdiri dengan cangkir di tangannya.

Dokter Lucky melongo karena sudah membuat gadis itu terkena kopi panas tapi yang membuat dirinya tidak bisa bergerak adalah wajah judesnya.

"Dove sono i tuoi occhi ( Matamu picak ya ) ? Bastardo sbadato ( Dasar brengseeekkk )!" Umpat gadis itu dengan bahasa Italia.

"Eh, maaf maaf. A... Ku ganti ..." Dokter Lucky mengambil tissue dan berusaha melap kopi di baju gadis itu tapi karena terlalu gugup, dirinya tanpa sengaja menyentuh dadanya. Tentu saja gadis tersebut semakin marah.

PLAK !

Wajah dokter Lucky terkena tamparan gadis itu.

"Dannazione ( Kurang ajar )!" Gadis itu lalu pergi meninggalkan Dokter Lucky yang termangu kena gampar.

"Kamu baik-baik saja Dok?" Tanya AKP Victor.

"Apakah tadi bidadari yang menampar aku?" Jawab dokter Lucky sambil memegang pipinya.

"Oke. Kamu gegar otak !" Sungut AKP Victor.

"Vic ! Dia cantik Vic !"

"Iya tapi kamu tahu harga bajunya ?" ucap AKP Victor. "Itu Morr limited edition."

Dokter Lucky melongo. "Itu harga berapa?"

"Googling dhewe!"

***

Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!