Selamat pagi,
aku adalah Kartika Wulandari mahasiswi tingkat ahkir di sebuah Universitas di Negara S kegiatanku sehari - sehari adalah menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana yang selama ini mungkin sebenarnya tidak aku inginkan.
Ya semua yang kulakukan karena paksaan dari om dan tante tempat di mana aku tinggal sekarang,semua kulakukan untuk membalas budi,karena merekalah yang sekarang merawatku dan menjadi wali orang tua setelah kepergian mama dan papa ke Surga, tante dan om memiliki ambisi untuk anak- anaknya bisa kuliah Jurusan Psikologi dan sampai sekarang aku tidak tahu apa alasan terbesar mereka begitu menginginkan keturunannya untuk masuk pada jurusan itu.
Namun pada kenyataannya anak om dan tante si kembar Kevin dan Rico memilih untuk kuliah di Jurusan Bisnis dan saat mereka selesai kuliah mereka melanjutkan gelar S2 di luar negeri dengan merintis bisnis mereka di bidang kuliner Indonesia.
Ya ya dan sudah beberapa tahun aku tidak pernah bertemu dengan Kevin ataupun Rico lagi,biasanya kami hanya sekedar voice call dengan aplikasi aplikasi handphone yang sudah ada.
Dan pada akhirnya akulah yang menuruti om dan tante untuk kuliah di Jurusan Psikologi.
Pagi ini cuacanya cerah sekali,tanpa terasa aku sudah bangun pagi-pagi dan lansung menuju ke kamar mandi.
Tok tok" Tika, Tika bangun Tika, tante masuk yah ke dalam"
Brakkk!! seketika aku yang di kamar mandi kaget mendengar suara pintu kamar dibuka dengan sangat keras dan disitulah baru tersadar bahwa aku lupa mengunci pintu kamar semalam, lansung saja aku menyelesaikan ritual mandi dengan terburu- buru dan keluar dari kamar mandi.
"tante Sarah, ada apa tan? Tika kamu lupa hari ini hari apa?
Hari minggu tan Tika tidak akan mungkin lupa hari,
bukan Tika maksud tante hari ini adalah hari peringatan kematian mama kamu,cepat bersiap- siap dan segera turun ke bawah untuk sarapan setelah itu kita pergi ke makam mama kamu"
Astaga Tika lupa tante maafkan Tika
aku sengaja melupakannya tante, karena mengingat hari ini adalah hari terperih yang pernah aku alami beberapa tahun yang lalu, seandainya mama tidak mendengarkan pengakuanku yang pada ahkirnya membuat mama kepikiran dan jatuh sakit mungkin saat ini aku masih bisa merasakan pelukan mama.
"Hei Tika jangan melamun!! segera bersiap- siap tante tunggu di bawah bersama dengan om"
Seketika aku tersentak karena suara tante Sarah, "ya tante Tika ganti baju dulu" jawabku dengan setengah kesal karena tante Sarah sepertinya sengaja membuat aku untuk tidak memikirkan kembali cerita di masa lalu dengan teriakan tante sarah yang membuat kaget.
Ingatan- ingatan yang masih membuat hati ini perih jika diteruskan mengingatnya.
Papa jahat! papa jahat! papa jahat! papa jahat! papa jahat! tanpa terasa air mata ku mengalir lagi dan tak butuh waktu lama untuk membuat pada ahkirnya tangisku kembali meledak di dalam kamar,saat aku mengingat hal perih tersebut dan seketika aku mengambil silet dan bersiap untuk mengoreskannya lagi dilenganku seperti yang aku sering lakukan,
karena dengan melakukan ini sejenak dapat meredakan rasa yang begitu perih didalam hatiku.
"TIKAAAAAA CEPAT TURUN" terdengar suara tante Sarah dari bawah,
"iya tante Tika sebentar lagi turun"
Lansung ku lempar silet tersebut ke lantai kamar, berganti pakaian dan berdandan seadanya dan segera turun menemui om dan tante di meja makan untuk sarapan bersama.
Sesampainya di bawah segera ku menuju meja makan,dan mengambil beberapa potong roti tanpa sepatah katapun.
"Tika apa sedang kamu lakukan? om sudah menunggu kamu dari tadi, ini ambil roti nya lagi supaya kamu kenyang dan tenaga mu lebih terisi
Terima kasih Om Hendra tapi ini sudah cukup untuk Tika, Tika sudah kenyang" sambil mengembalikan roti yang diberikan ke om Hendra ke tempatnya dengan wajah yang masih menunduk karena aku tidak mau om dan tante melihat wajahku yang habis menangis.
"Ya sudah,om tidak mau melihat keponakan tersayang om ini kelaparan pada nantinya dijalan, jadi sebelum kita ke makam mama kamu,kita harus sarapan dulu"sambil om Hendra mengelus rambut dan seketika aku menghindar dari tangan om Hendra dengan rasa yang amat sangat takut.
"Hei Tika kamu itu kenapa ada yang salah dengan sikap Om kepada mu?"seketika suara tante yang kencang itu membuat aku kaget untuk yang ke dua kalinya.
"Tidak tan,Tika hanya belum keramas" Jawaban apa ini Ya Tuhan, hanya ini yang sejenak terlintas dipikiran ku.
"Haha haha Tika tika kamu adalah keponakan kami yang sudah kami anggap seperti anak kami sendiri"
kulihat om dan tante tertawa bersama,dan kulihat mereka berdua sangat bahagia, mereka menikmati masa tua mereka dengan penuh bahagia.
"Tika dirumah ini hanya tinggal kita bertiga dan para pembantu dan supir,kamu lah saat ini ada di masa tua kami berdua,jadi terkadang kami masih anggap kamu anak kecil, tanpa terasa usia kamu sebentar lagi sudah 21 tahun,maafkan om ya Tika"
Iya om harusnya Tika yang meminta maaf, ya sudah mari segera kita selesaikan makan pagi ini dan segera ke makam mama"
Pada ahkirnya setelah selesai makan kami bertiga sudah ditunggu supir di halaman depan.
"Selamat pagi tuan Hendra,nyonya Sarah, nona Kartika mobil sudah dicuci bersih dan siap untuk digunakan,selamat pagi pak Udin"
sambil kami masuk kedalaman mobil,pak Udin adalah salah satu supir setia yang masih bekerja pada keluarga Hendra Darmawan, beliau bekerja dari beliau muda sampai masa tuanya,meskipun sudah tua tapi penglihatan nya masih tajam untuk bekerja sebagai supir pribadi om dan tante,sekaligus orang kepercayaan mereka.
Semenjak perusahaan dipegang oleh Kevin dan Rico om dan tante memang lebih banyak dirumah dan sesekali pergi liburan.
Sepanjang perjalanan aku banyak merenung tentang hidupku yang terkadang seperti komidi putar yang bisa diputar setiap saat
Beberapa saat kemudian.
"Stop!! stop!! pak Udin stop!! hentikan mobil ini,stop! "
Lansung pak Udin rem mendadak mobil tersebut om dan tante begitu syok melihat aku.
" Tika ada apa dengan musik?"seketika tante Sarah lansung memeluk aku dengan erat, "tante Tika pusing, tante kepala Tika sakit apa kita pulang saja tanpa ke makam mama?
tidak Tika kita akan tetap kesana, tapi tan? Sudahlah Tika om yakin kamu akan baik baik saja,jalan lagi pak Udin,"
Seketika om dan tante memeluk aku dan menenangkan aku didalam mobil.
Tuhan apa yang kurasakan ini? kenapa hati aku terasa sakit? dan kepala aku nyeri sekali ketika akan pergi ke makam mama? sampai kapan hal ini terjadi Tuhan?
Aku terus memeluk tante Sarah dalam setiap perjalanan menuju ke makam mama.
Setelah kami sampai di makam mama ternyata sudah ada Dion dan Lusi,mereka berdua terlihat sudah berada di makam mama sambil menaburkan bunga.
Dion dan Lusi adalah sahabat aku dari kecil mereka berdua sudah seperti saudara kandung,kami kuliah pada satu kampus yang sama, meskipun kami berbeda jurusan Dion pada Jurusan Bisnis dan Lusi seorang calon dokter persahabatan kami tetap terjaga dengan sangat baik,jadi ketika kami memperingati hari kematian mama pasti mereka juga akan disana,kulihat Dion dan Lusi mulai mendatangi kami untuk saling berbicara.
"Hai om Hendra,hai tante Sarah dan hai my Princess Kartika"sambil tiba tiba Dion membelai rambutku yang aku rasa sudah semakin panjang, dan seketika itu juga aku kembali menghindar dengan ketakutan.
"Oke oke Tika aku tak akan menyentuh seujung jari dari dirimu lagi,aku minta maaf"
tidak Dion bukan kamu yang salah tapi aku yang aneh,ingin rasanya aku seperti gadis normal lainnya yang bisa menerima sentuhan dari lawan jenis,bukan malah ketakutan ketika mendapatkan sentuhan tersebut,seandainya peristiwa itu tidak terjadi mungkin aku tidak akan menjadi aneh seperti ini.
"Tika Tika hai hai apakah kamu mendengarkan suaraku?"seketika aku tersadar dari lamunan ketika aku merasakan Lusi sudah merangkulkan tangannya dipundak,dan entah kenapa rasanya jantung ini berdegup kencang serasa orang yang sedang jatuh cinta.
Tuhan apakah ini normal?apa yang aku rasakan Tuhan?rasa yang tak biasa ketika Lusi menyentuhku,tidak ada rasa takut namun rasa seperti seseorang yang menginginkan untuk sentuhan itu tak boleh dilepaskan
"Lusi aku sehat dan baik baik saja hari ini cuaca nya lumayan panas jadi itu mungkin yang membuatku sedikit agak pusing" sambil kupeluk Lusi dari samping.
" Oh oke Tika kita tau kamu memiliki darah rendah sehingga hal ini bisa terjadi pada dirimu,iya Lusi mungkin apa yang kamu katakan ada benarnya karena sejak didalam mobil Tika sudah mengeluhkan sakit kepala"
Terdengar suara tante Sarah yang datang menghampiri kita.
"Sudah mari kita selesaikan tabur bunga dan membersihkan makam mama Tika setelah itu kita pergi makan siang bersama,
siap tante,Lusi dan Dion pasti akan ikut dengan senang hati jika tante dan om menawarkan makan siang bersama apalagi gratis hahaha"
Terdengar suara tawa Dion yang sangat kencang,sedangkan Lusi hanya sesekali tertawa ketika mendengarkan Dion terus memberikan guyonan kepada tante Sarah dan om Hendra,ya Dion memang seorang yang sangat humoris banyak gadis gadis yang terpikat karena karakter dia yang seperti ini.
Setelah kami selesai dari makam,om dan tante mengajak kami semua makan di salah satu tempat makan favorit kami yaitu gudeg merecon mbak Gina masakan gudeg mbak Gina ini memang tiada yang bisa menandingi, kami semua makan dengan sangat lahap sesekali Dion membuat kita semuanya tertawa dengan guyonan dia yang khas, di sela waktu makan aku mencoba memberanikan diri untuk bertanya satu hal kepada om Hendra dan Tante Sarah.
"Om,tante bolehkah Tika bertanya sesuatu? Ya tentu saja Tika om akan dengan menjawabnya jika om bisa menjawab pertanyaan kamu,om Tika sudah dewasa boleh Tika bertanya dimana makam papa Tika? karena setiap tahun yang kita kunjungi hanya makam mama saja,Tika bahkan tidak tau papa dikuburkan dimana,kenapa papa bisa meninggal?
om dan tante seakan menutupinya dari Tika"
Seketika suasana makan kami menjadi sangat hening karena baik om dan tante tidak ada satupun yang memulai pembicaraan atas pertanyaanku tadi, selama ini aku sudah cukup untuk bertanya tanya tentang papa tapi semua selalu aku simpan seorang diri dan saat ini sepertinya waktu yang tepat untuk bertanya.
"Tika maafkan tante dan om yang belum memberitahukan cerita tentang ayahmu, namun tante berjanji beberapa hari lagi tepat di saat ulang tahun mu yang ke 21 tahun, tante dan om akan memberitahukan segala kebenaran yang terjadi. Baik tante Tika tunggu janji om dan tante untuk Tika"
Jujur rasanya belum puas dengan jawaban tante Sarah, namun aku tidak mungkin berdebat dengan mereka ditengah suasana yang ramai terlebih disini ada Dion dan Lusi juga.
"Sudahlah Tika hari ini kita lupakan yang membuat hati sedih,hari ini mari kita bersenang senang"sambil Lusi menepuk- nepuk bahuku dan entah kenapa perasaan aneh ini kembali datang saat Lusi memberikan sentuhan lagi padaku.
"Hei benar apa yang dikatakan Lusi mari kita bersenang - senang sebelum esok hari kita kembali dengan skripsi kita yang melelahkan itu,minggu depan aku sudah sidang kalian bagaimana"?
suara Dion mengingatkanku bahwa aku juga akan sidang pada minggu depan.
"Aku sidang juga minggu depan semoga kita bisa melalui sidang dengan baik dan mendapat hasil yang sangat memuaskan yah, amin" Dion dan Lusi menjawabnya dengan bersamaan.
"Lusi bagaimana dengan koas mu? apa sudah bisa dimulai? ehem dua hari lagi aku sudah mulai menjalankannya doakanlah supaya aku bisa melalui sampai selesai dengan baik,amin Lusi pasti kamu bisa semangat yah,terima kasih Tika kamu memang salah satu sahabat terbaik aku"
Sambil memeluk dan sekali lagi aku merasakan perasaan yang berbeda ketika Lusi menyentuhku.
"sudah ayo kita pulang tante dan om masih ada pekerjaan yang harus sesegera diselesaikan"
kami bergegas keluar dari tempat Gudeg mbak Gina dan berjalan menuju mobil masing masing,kebetulan Dion dan Lusi searah jadi mereka pulang dengan hanya satu mobil.
Sepanjang perjalanan pulang aku terus bertanya ada apa denganku?ada apa dengan perasaanku terhadap Lusi?kenapa aku jadi begini?Sejak kapan?pertanyaan pertanyaan yang aku hanya bisa tanyakan dalam hati tanpa aku berani untuk menceritakan hal ini pada om ataupun tante.
Sesekali dalam perjalanan aku mengeluarkan cokelat yang selalu aku simpan di dalam tas untuk ku makan,aku sangat menyukai cokelat sehingga makanan ini selalu ada didalam tas kemanapun aku pergi,karena bagiku hanya cokelat yang bisa meredakan setiap kemarahan,kegelisahan yang mungkin aku sedang alami.
Apakah perasaan ini normal?apa aku jatuh cinta pada Lusi? apa yang terjadi denganku? kalau memang benar aku mulai jatuh cinta pada Lusi ini adalah perasaan terlarangku yang tidak akan mungkin aku ungkapkan, tapi apakah benar ini perasaan cinta?aku bingung, aku harus bagaimana?jika rasa ini terus tumbuh apa aku tidak normal?apa aku baik baik saja?apa aku harus mencari psikiater untuk masalah aku?tapi aku sendiri seorang mahasiswi psikologi. Arrh entahlah
Aku terus mengunyah cokelat ini banyak- banyak sampai mulutku penuh dengan isi coklat.
"Tika jangan seperti itu makan cokelatnya, seperti anak kecil saja"terdengar suara tante Sarah yang menegurku karena melihat mulutku penuh dengan cokelat, pada ahkirny sepanjang perjalanan aku memilih untuk tidur daripada mendengarkan tante Sarah berbicara kepada pak Udin yang membahas sinetron sinetron favoritnya.
Setelah sampai di rumah aku lansung naik ke atas kamar dan mengunci pintu kamarku.
"Tika ayo kita makan malam dulu nak,bibi sudah menyiapkan makanan untuk kita makan bersama"terdengar suara tante Sarah dari meja makan.
"Maaf tante Tika mau makan di kamar saja, Tika ingin memperbaiki skripsi Tika yang terahkir kali sebelum sidang nanti,tolong untuk bibi membawakan makanan itu ke kamar Tika" sebenarnya aku sedang malas makan namun jika aku bilang yang sebenarnya kepada tante Sarah pasti tante akan marah padaku.
Tok,tok,tok "non Kartika bibi masuk kekamar yah membawa makanan,masuk saja bi pintu tidak dikunci"
Kulihat bibi masuk kedalam kamar dan mulai meletakkan semua makanan tersebut di atas meja.
" Terima kasih bi,sekarang bibi boleh keluar dari kamar karena aku akan beristirahat,baik non jika memang ada yang dibutuhkan segera panggil bibi"dengan cepat kuanggukan kepala supaya bibi cepat - cepat pergi dari hadapanku.
Rasanya hari ini lelah sekali,lelah secara fisik dan mental,ingin segera ku rebahkan badan ini di atas ranjang yang sangat empuk itu.
Namun aku harus mengurus makanan ini terlebih dahulu,kuambil plastik dan kubuang semua makanan yang sudah disiapkan bibi tadi.
Maafkan aku bi,bukan maksud aku tidak mau makan masakan bibi namun entah kenapa aku tidak memiliki rasa lapar sedikitpun.
Selesai aku membuang semua makanan itu dan pada ahkirnya aku juga selesai mandi, lansung ku rebahkan diriku di kasur dan tidak butuh waktu lama untuk mataku terpejam, karena aku sangat mengantuk.
"Tolong! tolong! arrrrrhhh "aku berteriak histeris karena tiba-tiba aku kembali bermimpi melihat sang pria bertopeng yang pernah sengaja mengambil kesucianku dengan memaksa, orang bertopeng datang bersama dengan ke empat teman - temannya ya aku adalah korban pemerkosaan yang sampai saat ini aku sendiri belum tau siapa pelakunya.
Flashback On
Waktu itu 5 tahun yang lalu, saat aku pergi ke sebuah Negara H karena sebuah perjalanan liburan,saat aku berada di hotel tengah malam tiba - tiba kamar hotel tempat aku menginap diketuk seseorang,kondisi saat pintu di ketuk sebenarnya aku sudah tertidur karena orang tersebut mengetuknya lumayan kencang, sehingga membuatku terbangun kondisiku setengah sadar karena mengantuk ketika membukakan pintu kamar hotel tersebut.
Namun begitu pintu di buka, beberapa orang pria memaksa masuk dan menarik aku kembali ke dalam kamar serta melemparkan aku diatas kasur.
Mulutku dibekap,tangan dan kakiku diikat,aku hanya bisa menangis histeris namun teriakan aku tak terdengar oleh siapapun,aku memaksa berontak namun mereka mengikatku sangat kencang sehingga semua usaha yang kulakukan sia sia,aku tidak bisa melihat wajah mereka satu per satu karena mereka semua memakai topeng,suara mereka pun di samarkan,saat itu aku sangat ketakutan.
"Dengar nona jika engkau masih mau hidup maka harus patuh,jika tidak pisau ini akan menggores wajahmu sehingga engkau jadi buruk rupa"kudengar suara salah satu dari mereka mulai mengancam dan menempelkan pisau di pipi kananku,setelah itu hanya air mataku yang terus mengalir.
Perlahan - lahan mereka mulai menyentuh semua area tubuhku,dari yang awalnya lembut hingga semuanya menjadi kasar, melucuti semua pakaian ku satu demi satu hingga tak tersisa sedikitpun.
Aku mulai menangis histeris tapi yang kudengar mereka semua malah tertawa - tertawa salah satu dari mereka memegang camera dan mulai merekam diriku dalam keadaan tanpa pakaian sedikitpun dan satu orang mulai maju mendekati aku.
"Tubuhmu sangat indah, malam ini kamu adalah miliki kita semua hahahaha"tawa yang sangat mengerikan dan saat itu juga aku merasakan orang tersebut menyentuhku dan mulai melakukan pelecehan sexual terhadapku,aku hanya bisa menangis tanpa mengeluarkan suara karena mulutku masih dibekap dan keadaan diriku semuanya terikat, badanku rasanya sakit semua dengan apa yang orang ini lakukan.
"teman teman ternyata dia masih suci selanjutnya silahkan harap bergantian menikmati tubuhnya hahahaha"
Lalu orang ke dua maju membuka mulutku dan memaksakan aku untuk minum satu obat yang pada akhirnya membuat kesadaranku hilang perlahan - lahan,samar - samar aku masih bisa melihat mereka semua tertawa, dan salah satu dari mereka masih memegang camera.
"Hei nona ketahuilah beberapa tahun lagi kami akan kembali melakukan hal yang sama kepadamu seperti malam ini, jadi tunggu kedatangan kami untuk yang kedua kalinya dan ingat jika kamu berani melaporkan semua kejadian malam ini,maka bisa dipastikan kami semua akan membunuh keluarga mu satu per satu,jika kamu tidak percaya pada ucapanku buktikan saja dengan berani menceritakan kejadian ini pada satu orang,maka kami akan membunuhnya"
Setelah suara tersebut keadaan sekitar gelap dan paginya ketika aku bangun,aku masih dalam keadaan telanjang dan semua badanku sakit sekali,semua ikatan di tangan dan kaki sepertinya sudah mereka lepaskan saat aku tidak sadar dan aku tidak tahu apa saja yang semalam mereka lakukan terhadapku, saat aku hendak menghubungi petugas hotel aku mengingat ancaman para pria bertopeng tadi dan pada ahkirnya aku hanya bisa menangis meratapi segala sesuatu yang sudah terjadi sendiri dan bungkam sampai saat ini karena kejadian di hotel tersebut,dan setelah peristiwa itu aku menjadi gadis yang sangat aneh
FLASHBACKOFF
"Arrrrrhhhh tolong, tolong, tolong huhuhu, Tika!Tika! Tika sadar Tika, Tika, sadar"aku merasakan ada yang menguncang tubuhku
"Lusi?" saat kubuka mata kulihat sudah ada Lusi disampingku dan aku lansung memeluknya
"Lusi aku takut, aku takut jangan pergi, tenang Tika, tenang kamu bermimpi buruk lagi yah? "kuanggukan kepalaku saat Lusi bertanya.
" Tika apa kamu tidak mau bercerita padaku sebenarnya mimpi apa yang membuatmu begitu menderita ahkir - ahkir ini,kita sudah bersahabat dari kecil apakah kamu tidak percaya kepadaku?" aku hanya bisa terdiam dengan setiap pertanyaan Lusi yang kulakukan sekarang hanya memeluk Lusi sambil menangis.
Tika sampai kapan kamu akan memendam semuanya sendirian?, aku tau ada satu hal besar yang terjadi kepada kamu semenjak kepulanganmu dari negara H, apapun akan aku lakukan untuk membuat mu kembali menjadi Tika yang kukenal dulu.
"Baiklah Tika jika sampai saat ini kamu belum berani untuk bercerita kepadaku sebenarnya apa yang sedang terjadi denganmu sebagai sahabat ada satu hal yang aku minta dari dirimu, dan jika kamu masih anggap aku sahabatmu Ku harap kamu bisa mengabulkan permintaan aku ini,namun sebelum itu mandilah dan kita turun ke bawah untuk sarapan bersama om dan tante karena mereka sudah menunggu kita untuk sarapan.
Tadi aku datang ke kamarmu karena ingin membangunkanmu, karena kita hari ini mau ke kampus kebetulan tadi aku mampir karena semalam ku habis menginap di rumah oma yang pasti kamu tau lokasinya tak jauh dari rumahmu, maaf aku juga belum memberitahukanmu jika pagi ini aku akan ke rumahmu untuk kita sama - sama pergi ke kampus"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!