NovelToon NovelToon

NO.14 I'M LEGENDS

1. Tobias Eswara dan Ibu Sylvia Ervina

Berlin, Jerman.

Rumah yang sangat sederhana dengan interior yang nyaman untuk di lihat di lengkapi dengan beberapa furniture yang sederhana membuat orang orang akan sangat nyaman untuk tinggal di rumah seperti ini.

Apalagi melihat furniture furniture sederhana itu di letakkan di tempat tempat yang sangat cocok dan tidak mengganggu penglihatan juga aktivitas di dalam rumah.

Rumah ini di tempati oleh seorang ibu yang sangat cantik dan seorang remaja laki laki berusia 17 tahun yang tak lain adalah anak dari ibu cantik tersebut.

Keduanya merupakan warga Indonesia yang telah menetap di sini selama beberapa tahun setelah sang ibu kesulitan mencari pekerjaan di Indonesia.

Dengan bantuan teman temannya di Jerman, ibu cantik tersebut akhirnya mendapatkan pekerjaan di Jerman dan membawa sang anak yang berusia 10 tahun ke Jerman.

Di dalam rumah saat ini, ibu cantik bernama Sylvia Ervina ini sedang terburu buru memakai sepatunya.

Baru saja menerima kabar bahwa anaknya mengalami kecelakaan saat pertandingan tim junior Union Berlin dan saat ini sudah di larikan ke rumah sakit.

Membuka pintu rumah dan segera berlari menuju mobil kecil yang terparkir di halaman rumah.

Menyalakan mobil dan segera mengemudi menuju rumah sakit yang sudah di sebutkan oleh pihak staf pelatihan tim junior.

Rumah sakit.

Sylvia yang terburu buru akhirnya di temukan oleh staf pelatih tim junior dan di ajak untuk segera ke ruang anaknya.

Melihat anaknya terbaring di ranjang rumah sakit, Sylvia merasa tertekan.

"Tuan Stuff, bagaimana Tobias bisa menjadi seperti ini?" Sylvia yang sudah menenangkan dirinya bertanya pada staf tim junior yaitu Christian Stuff yang menjabat sebagai asisten pelatih kedua setelah Willi Weibe.

"Nona Sylvia, Tobias melakukan duel udara dengan pemain bertahan lawan dan saat itu keduanya beradu kepala tanpa memenangkan bola sama sekali. Pemain bertahan lawan juga saat ini masih tak sadarkan diri dan masih berada di ruangan itu." Tunjuk Stuff pada ruangan yang tak jauh dari ruangan Tobias.

Sylvia berjalan dan melihat ruangan yang di tunjuk oleh Stuff dan memang seperti yang dikatakan.

Apalagi pemain yang bertabrakan dengan anaknya ini memiliki tubuh yang besar.

Sylvia kembali lagi pada Stuff dan menanyakan bagaimana hasil pemeriksaan dokter apakah sudah keluar atau belum.

"Nona Sylvia, dokter sudah memberikan hasil pemeriksaannya dan tidak ada yang parah, Tobias dan pemain lawan akan sadar dalam beberapa jam lagi."

Sylvia mengangguk dan berterima kasih pada Stuff dan klub karena sudah cekatan membawa Tobias ke rumah sakit.

Sylvia berjalan ke samping ranjang kasur Tobias yang sedang terbaring.

Melihat tidak ada luka luar apapun, Sylvia masih khawatir karena takut adanya luka dalam yang parah dan tersembunyi.

Beberapa jam kemudian, Sylvia yang sedari tadi menunggu Tobias bangun akhirnya bisa tenang setelah melihat Tobias sadar.

Sylvia berjalan mendekat dan langsung menekan bel untuk memberitahu dokter dan perawat mengenai pasien yang sudah bangun untuk di lakukan pengecekan lagi.

Tak lama, dokter dan perawat datang dan langsung memeriksa Tobias.

"Bu Sylvia, anak ibu tidak memiliki luka tersembunyi apapun dan biarkan anaknya untuk beristirahat beberapa waktu lagi." Dokter menjelaskan apa yang ingin di ketahui oleh Sylvia dan dengan perhatian memberikan saran agar Tobias di biarkan kembali beristirahat saja dulu.

"Terima kasih dokter." Sylvia mengangguk dan tersenyum cerah.

Setelah melihat kepergian dokter dan perawat, Sylvia melihat anaknya yang sudah sadar tapi matanya kembali tertutup.

Dan tahu bahwa anak nya kembali untuk beristirahat.

Sylvia juga duduk di sampingnya dan memilih untuk menunggu.

Sementara itu, Tobias yang sudah sadar dan menutup matanya kembali bukan karena ingin istirahat, tapi karena Tobias ingin memastikan sesuatu.

Sebelum membuka matanya tadi, sebuah suara yang misterius dan sebuah layar transparan berwarna kebiruan muncul di benaknya.

Tobias sebagai remaja yang hidup di abad ke - 21 samar samar memiliki harapan pada hal hal seperti ini.

Sebab Tobias kadang kadang membaca novel dan mengetahui bahwa hal seperti ini berkaitan dengan novel bergenre sistem.

[Selamat! Anda memiliki kesempatan untuk menjadi pemilik sistem football. Apakah anda ingin terikat dengan sistem football?]

Tobias yang mendengar kembali suara misterius ini langsung yakin bahwa dirinya benar benar tidak berhalusinasi.

Harapan juga semakin menguat di diri Tobias saat ini. Sebagai orang Indonesia yang memiliki cita cita menjadi pemain sepak bola profesional di Eropa, di butuhkan kemampuan yang sangat luar biasa agar bisa bertahan di dalam bidang ini.

'Ikat sistemnya!'

[Selamat! Anda sekarang telah terikat dan menjadi pemilik sistem football. Hadiah pemula telah di berikan. Apakah pemilik ingin membuka hadiah pemula?]

'Buka!'

[Selamat! Pemilik mendapatkan 100 poin ball + (x3) tangan pencuri.]

Tobias melihat tumpukan bola kecil dengan tulisan x100 dan sebuah tangan emas dengan tulisan x3 di bawahnya di layar sistemnya saat ini.

Sekilas Tobias langsung tahu bahwa ini adalah hadiah yang di dapatkannya dari hadiah pemula.

Setelah menerima hadiah, Tobias langsung berkomunikasi dengan sistem mengenai cara kerja dari sistem football ini.

Tobias mendengarkan penjelasan singkat dari sistem ini mengenai cara kerja dan kegunaannya.

Sistem ini akan membantu dirinya untuk menjadi pemain yang luar biasa sesuai dengan posisi yang dimainkannya.

Cara kerja nya berfokus pada tangan pencuri tadi, dimana tangan pencuri ini memiliki kegunaan terpenting dalam jalan Tobias menjadi pemain yang luar biasa.

Dengan menggunakan tangan pencuri ini, Tobias bisa mencuri atribut lawan maupun kawan.

Tentu syaratnya adalah kawan yang berlatih bersama dan lawan yang bertemu di pertandingan.

Ini juga merupakan pembatasan bagi Tobias yang dimana jalannya pasti akan mudah di tebak, dimana Tobias hanya perlu mendatangi pemain hebat saja dan langsung mencuri atributnya.

Selain syarat itu, syarat lainnya hanyalah Tobias hanya perlu memiliki tangan pencuri saja dan semuanya bisa di lakukan kapan saja.

Kegunaan poin ball di gunakan untuk membeli item tangan pencuri yang tersedia di toko sistem.

Selain itu, poin ball juga bisa di gunakan untuk membuka atribut miliknya yang saat ini masih dalam keadaan terkunci.

Untuk membeli item tangan pencuri di toko sistem, Tobias memerlukan biaya 100 poin ball untuk (x1) tangan pencuri.

Dan untuk membuka atribut milik nya yang terkunci, Tobias memerlukan biaya 10 poin ball dan atribut yang akan di buka akan di acak sistem.

Poin ball ini di dapatkan dengan beberapa cara;

Berlatih bersama tim dan dapatkan 3 poin ball.

Bermain di pertandingan dan dapatkan 5 poin ball.

Cetak gol di pertandingan dan dapatkan 10 poin ball.

Cetak assist di pertandingan dan dapatkan 7 poin ball.

Tobias menghitung cara cara pendapatan poin ball ini.

Jika dirinya hanya mengandalkan latihan saja untuk mendapatkan poin ball, maka mengumpulkan poin ball akan memerlukan banyak waktu.

Jika dirinya mencetak 10 goal, maka Tobias bisa segera membeli lagi tangan pencuri.

Tobias merasa sangat puas dengan cara kerja sistem ini.

'Sepertinya penggunaan tangan pencuri ini harus di gunakan dengan sangat baik dan harus di pikirkan dengan cermat dan juga jangan sembarang.'

'Jika menggunakan tangan pencuri hanya untuk mencuri atribut dengan nilai hanya lebih tinggi +5 dari atribut pribadi ku, lebih baik tidak perlu melakukannya.'

2. Sistem dan Panel Pribadi

'Sistem! Perlihatkan panel pribadiku!'

[Nama : Tobias Eswara.

Lahir : 18/8/2000.

Tinggi/Berat Badan : 1,75 meter/66 kg.

Penggunaan Kaki : Kanan (5) Kiri (4).

Tim Afiliasi : Union Berlin (U - 19).

Tim Nasional : -

Poin Ball : 100.

Item : x3 Tangan Pencuri.

Atribut : Terkunci.]

Panel pribadi yang di tampilkan di layar membuat Tobias mengangguk puas.

Apalagi melihat penilaian sistem mengenai penggunaan kaki nya.

Ini jelas menandakan bahwa Tobias memiliki keseimbangan yang baik dalam menggunakan kedua kakinya ketika bermain sepak bola.

'Di butuhkan 10 poin ball untuk membuka atribut yang terkunci, saat ini aku memiliki 3 kesempatan mencuri.'

'Aku bisa bermain dimanapun di posisi depan, entah itu sayap kanan dan kiri ataupun penyerang tengah. Tapi posisi ku sebenarnya adalah penyerang kedua.'

'Penyerang kedua ini harus memiliki kemampuan mencetak gol yang luar biasa karena dengan bantuan penyerang tengah, penyerang kedua bisa memaksimalkan setiap ruang ruang yang kosong dan kesempatan juga lebih banyak.'

'Aku takut saat membuka atribut dengan 10 poin ball, aku hanya akan membuka atribut bodoh yang tidak ada kaitannya dengan posisiku.' Tobias semakin berpikir dan banyak keraguan saat ini.

Tobias melihat atribut yang terkunci di layar dan bingung harus membukanya atau tidak.

Di layar nya saat ini, semua atribut di tampilkan seperti :

???? : ????.

???? : ????.

'Baiklah nanti saja aku bukanya setelah kembali ke rumah.' Tobias segera mematikan sistemnya dan membuka matanya.

Menemukan ibunya yang sedang duduk diam tanpa melakukan apapun.

"Bu...?" Mendengar suara Tobias, Sylvia langsung sadar.

"Bagaimana perasaan mu?"

"Aku baik baik saja."

"Inilah yang ibu takutkan ketika kamu memilih bermain sepak bola."

"Mau bagaimana lagi Bu, ini adalah keinginan terbesar ku."

"Terserah kamu saja. Lain kali hati hati."

"Aku mengerti Bu."

Tobias dan ibunya yaitu Sylvia mengobrol lebih lanjut mengenai kejadian Tobias sebelum mengalami kejadian seperti ini.

Meski Sylvia sudah mendengarkan dari Stuff, Sylvia masih ingin mendengarkan dari anaknya.

Saat sore hari, Tobias di izinkan untuk kembali ke rumah namun dokter rumah sakit memintanya untuk melakukan pengecekkan pada dokter tim setelah 3 hari dan memastikan semuanya aman.

Meski sudah di periksa di rumah sakit, tidak tahu apa yang akan terjadi setelah 3 hari, jadi dokter memintanya untuk melakukan persiapan saja.

Dan ini juga untuk kebaikan Tobias.

Kembali ke rumah menggunakan mobil ibunya dan duduk di kursi penumpang, Tobias bermain dengan ponselnya.

Melakukan chatting dengan gadis yang sudah 2 bulan ini dekat dengannya.

"Kamu senyum senyum seperti ini padahal baru saja keluar dari rumah sakit."

"Haha." Tobias hanya membalas perkataan ibunya dengan tawa kering kemudian mematikan ponselnya.

"Apakah itu gadis yang kamu dekati?" Tanya Sylvia tapi tidak mendapatkan jawaban apapun dari Tobias yang memilih diam.

Tobias takut ibunya melarang.

"Kamu boleh dekat dengannya tapi kamu jangan mengikuti gaya orang orang di sini." Maksud ibu sangat jelas dan Tobias mengerti ini.

"Aku tahu." Akhirnya Tobias membalas perkataan ibunya dan segera mengeluarkan ponselnya lagi.

"Kamu ini, baru saja ibu mengatakan setuju dan kamu langsung melakukannya."

"Haha."

Tak lama, mobil kecil itu sampai di rumah sederhana dengan seluruh dinding rumah memiliki cat berwarna putih.

Tobias turun dari mobil dan langsung masuk ke rumah dan menuju kamarnya.

3 hari kemudian, Tobias menyelesaikan pemeriksaan dengan dokter tim dan tidak ada apa pun dari hasilnya yang menandakan tidak ada bahaya tersembunyi.

Tobias langsung menuju lapangan latihan U - 19, dimana rekan rekannya sudah berlatih terlebih dulu di bawah arahan Willi Weibe dan Christian Stuff yang berperan sebagai asisten pelatih.

Sementara pelatih Andre Hofschneider mengamati dari pinggir lapangan.

Tobias berjalan menuju pelatih Andre dan menjelaskan bahwa dirinya sudah diizinkan berlatih oleh dokter.

"Ayo kamu ikut lakukan pemanasan dulu lalu menyusul yang lain!" Tobias berlari mengelilingi lapangan dan melakukan pemanasan sendirian.

Saat Tobias bergabung dengan pelatih bersama rekan lainnya.

Menu pelatihannya juga di sajikan dengan latihan fisik yang di pimpin oleh Maximillian Kallensee.

Kemudian melakukan latihan teknik untuk memperkuat teknik dan membangun fondasi para pemain agar lebih kokoh lagi.

Sisa waktu dari latihan di gunakan untuk berlatih taktikal dengan tujuan menerapkannya di pertandingan Liga Pemuda selanjutnya.

Lawan selanjutnya adalah Holsten Kiel U - 19 dan Union Berlin akan menjadi tuan rumah di pertandingan ini.

Peringkat Union Berlin U - 19 ada di peringkat 14 dan Holsten Kiel ada di 11.

Menandakan bahwa Union Berlin berada di peringkat terakhir karena Liga Pemuda hanya memiliki 14 tim dengan total pertandingan 26.

13 home dan 13 away.

Usia pelatihan, Tobias mendapatkan 3 poin ball karena berlatih bersama tim dan membuat jumlah poin ball nya menjadi 103.

Tobias tidak kembali ke rumah secara langsung tapi menuju kantin bersama para pemain untuk makan siang.

Di pelatihan tadi, Tobias melihat atribut teman temannya, hanya saja semuanya tidak jelas.

???? : 64.

???? : 61.

Tobias tidak mengetahui dengan jelas atribut atribut apa ini dan Tobias berencana untuk membuka atribut dengan membayar 10 poin ball setelah sampai di rumahnya nanti.

Menyelesaikan makan siangnya, Tobias tidak langsung pulang ke rumah dan pergi menuju tempat pertemuan yang telah di janjikan dengan gadis yang didekatinya itu.

Gadis itu memintanya untuk menemaninya ke sebuah karena dia ingin mengambil foto dan vidio.

Tobias juga tahu apa yang di lakukan gadis yang di dekatinya itu.

Gadis ini ingin menjadi seorang seleb atau model dengan mengandalkan platform media sosialnya.

Entah itu 'instagram', 'tiktok' dan 'youtube'.

Sesampainya di tempat yang di janjikan, Tobias mengirimkan pesan bahwa dirinya sudah sampai.

Tak lama, seorang gadis cantik dan tinggi datang.

Memiliki tubuh yang benar benar harus di miliki oleh mahasiswa awal 20 tahunan padahal umurnya baru saja 17 tahun karena baru saja berulang tahun.

Memakai pakaian berwarna putih polos dengan rok pendek hitam di pasangkan dengan rambutnya yang berwarna pirang.

Benar benar memancarkan pesona dan Tobias tertegun.

"Tobias, ayo berangkat sekarang." Tobias mengangguk dan berjalan berdampingan sambil mengobrol kan mengenai tema apa yang akan di ambil untuk pembuatan vidio nya.

Sesampainya di tempat, Tobias melihat bagaimana gadis ini beraksi. Ada perasaan luar biasa karena gadis ini sangat pintar.

"Emi, ayo aku akan mengambilkan foto untukmu. Kamu diam di situ." Ujar Tobias sambil mengeluarkan ponselnya.

Gadis bernama Emilia itu juga senang dan langsung memasang pose yang menurutnya cantik dan bagus.

"Oke. Lihatlah ini!" Tobias menyodorkan ponselnya pada Emilia yang berjalan mendekat dan tanpa menyentuh ponsel Tobias, kepalanya sedikit kedepan untuk melihat photo yang di ambil Tobias.

Tobias mencium wangi parfum dari tubuh Emilia.

3. Emilia dan Penggunaan Poin Ball

Menjelang malam hari, Tobias mengantar Emilia pulang dengan jalan kaki.

Untungnya jarak rumah keduanya dengan lokasi terbilang cukup dekat.

"Apakah kamu senang hari ini?" Tanya Emilia pada Tobias yang berjalan di samping nya.

"Yah senang karena menghabiskan waktu denganmu."

"Aku juga."

"Kapan pertandingan mu selanjutnya?" Tanya Emilia.

"3 hari lagi, kami bermain di rumah jadi jika kamu ingin menonton, kamu bisa datang."

"Oke aku akan datang nanti."

"Benar?" Tobias berbalik dan menatap Emilia.

"Umm, aku akan menonton nanti."

"Oke bagus! Aku akan bermain dengan baik nanti. Agar kamu..." Tobias berhenti dan memilih tidak melanjutkan nya.

"Agar aku apa?" Emilia bertanya dan mengejar Tobias yang berjalan lebih cepat.

"Tidak ada, aku salah bicara jangan di pikirkan."

"Kamu!" Emilia menarik baju Tobias agar berhenti berjalan dan memintanya untuk menjelaskan tapi Tobias tidak menjelaskan dan memintanya untuk datang saja saat pertandingan nanti.

Setelah mengantarkan Emilia dengan selamat ke rumahnya, Tobias segera berbalik dan menuju rumahnya.

Ada beberapa pemain yang tinggal di asrama, tapi karena rumahnya dekat, Tobias memilih untuk tinggal di rumah saja.

Sesampainya di rumah, ibunya sudah selesai memasak.

"Nak, ayo makan malam setelah itu kamu bisa kembali ke kamar."

Tobias melihat menu makanan yang sama seperti di kantin klub, ibu nya telah belajar dan menanyakan makanan makanan bergizi pada ahli gizi di tim agar bisa menyiapkan makanan yang baik untuk dirinya.

"Bu, kamu semakin mirip dengan paman dan bibi di kantin klub jika seperti ini." Ujar Tobias sambil menarik kursi untuk duduk.

"Ini juga demi kebaikan mu. Kamu berkata ingin menjadi pemain profesional, makanan seperti ini sangat di butuhkan, jadi makanlah."

Tobias memulai makan malam dengan ibunya dimana menu makanan ibunya dan dirinya sendiri sangat berbeda.

Setelah menyelesaikan makan malam, Tobias melemparkan tubuhnya sendiri ke kasur.

"Ah lelahnya."

"Tapi setidaknya aku menghabiskan waktu dengan Emilia lagi."

"Ini adalah pertemuan ke 3 setelah 2 bulan dekat."

"Haruskah aku menyatakan cinta ku padanya nanti?"

Tobias mengabaikan pemikirannya ini dan segera membuka sistem.

'Sistem! Gunakan 10 poin ball untuk membuka atribut!'

[10 poin ball di kurangi. Total poin ball yang tersisa adalah 93.]

[Selamat! Pemilik berhasil membuka atribut stamina.]

[Atribut Stamina pemilik saat ini memiliki nilai 65.]

"Atribut yang pertama di buka adalah stamina?"

"Ini sangat penting, tapi yang dibutuhkan saat ini adalah meningkatkan nilai kemampuan ku yang berdampak pada pendapatan poin ball."

"Tapi sudahlah, ini tak masalah. Apakah aku harus menggunakan 10 poin ball lagi untuk membuka atribut yang lain?"

Tobias menggertak kan giginya dan sudah memutuskan.

'Sistem! Gunakan lagi 10 poin ball untuk membuka atribut!'

[10 poin ball di kurangi. Total poin ball yang tersisa adalah 83.]

[Selamat! Pemilik berhasil membuka atribut reactions.]

[Atribut Reactions pemilik saat ini memiliki nilai 61.]

"Lagi? Dan itu sangat kecil?"

"Apakah aku sia sia? Apakah jika sistem tidak terikat, masa depan ku adalah keluar dan pensiun dari sepak bola?" Tobias bertanya tanya tapi malah bingung sendiri.

Tobias akhirnya menenangkan dirinya.

Atribut reaksi ini sangat di butuhkan untuk pemain yang bermain di posisi penyerang kedua seperti Tobias.

Dengan reaksi yang cepat, Tobias bisa langsung memanfaatkan setiap peluang yang ada, tapi Tobias tidak menyangka atributnya akan sangat kecil.

"Haruskah membuka lagi sampai aku membuka atribut yang paling ku inginkan?"

'Sistem! Gunakan 30 poin ball untuk membuka 3 atribut!'

[30 poin ball di kurangi. Total poin ball yang tersisa adalah 53.]

[Selamat! Pemilik berhasil membuka atribut balance.]

[Selamat! Pemilik berhasil membuka atribut strength.]

[Selamat! Pemilik berhasil membuka atribut shot power.]

[Atribut Balance pemilik saat ini memiliki nilai 60.]

[Atribut Strength pemilik saat ini memiliki nilai 60.]

[Atribut Shot Power pemilik saat ini memiliki nilai 69.]

Setelah melihat layar yang di penuhi dengan berbagai atribut yang terbuka, Tobias tidak tahu apakah harus menangis atau tidak.

Atribut atribut yang di buka ini tidak ada atribut yang diinginkannya.

Atribut yang diinginkannya adalah finishing.

Ini adalah atribut yang sangat penting baginya untuk memanen poin ball dari mencetak gol.

"Ah!" Tobias mengacak acak rambutnya sedikit stres.

"Kenapa begini?" Tobias menatap sistem dengan penuh kekesalan.

"Oke ayo tenang Tobias, coba pikirkan apa kelebihan kelebihan dari atribut yang di dapatkan ini dan cobalah untuk memanfaatkannya untuk membantu memanen poin ball di setiap pertandingan." Tobias mengusap dadanya dan menarik nafas berulang kali untuk menenangkan dirinya.

Setelah tenang, Tobias melihat kembali layar atribut yang sudah ada beberapa perubahan karena atribut atribut yang di buka.

"Shot power ku memiliki nilai tinggi, ini bisa dimanfaatkan dengan sangat baik apalagi jika aku memiliki kemampuan tembakan jarak jauh, juga bisa di gunakan untuk melakukan tendangan bebas keras yang di perlukan tetap akurasi untuk mendukungnya."

"Balance, strength dan stamina sangat berkaitan erat, jika aku bisa meningkatkan ini untuk awal awal, aku bisa menjadi seorang pemain pemantul untuk memberikan assist kepada teman temanku karena bisa bergerak kemanapun dengan stamina yang banyak."

"Kemampuan balance dan strength di gunakan sebagai penahan bagi pemain lawan agar aku bisa menahan bola dan menunggu teman temanku mendekat dan berikan lah operan yang baik dan berharap menjadi sebuah gol agar aku mencatatkan assist."

"Reactions bisa aku gunakan dengan baik jika aku mendapatkan peluang peluang di tempat tempat tak terduga dan tentunya untuk menghindari jebakan offside, di perlukan juga reaksi yang baik agar bisa dengan cepat meloloskan diri."

Tobias menganalisis kelebihan dari atribut atributnya yang di buka ini.

"Oke baiklah, semuanya juga berguna dan aku akan memanfaatkannya sebaik baiknya."

"Apalagi meningkatkan atribut nya juga harus mencuri dari atribut orang lain dan saat ini aku hanya memiliki 3 tangan pencuri saja."

"Aku harus mencari orang orang yang memiliki atribut tertinggi. Sayangnya ada pembatasan, jika tidak aku akan berlari ke tempat latihan tim utama untuk menyalin beberapa atribut ini."

Mematikan sistemnya, Tobias jam yang menempel di dinding dan sudah menunjukan pukul 9.

"Sungguh tak terasa."

"Lebih baik tidur saja sekarang."

Tobias menarik selimutnya dan segera tidur.

Dalam mimpi, Tobias bermimpi mengangkat sebuah tropi dan menggunakan jersey berwarna merah.

Kemudian, dalam mimpi itu Tobias berfoto dengan seorang wanita dengan rambut pirang.

Keduanya memegang tropi yang di dapatkan oleh Tobias.

Setelah itu, Tobias berfoto lagi bertiga. Dimana di sampingnya ada dua wanita yang sangat cantik.

Tangan tangan dari kedua wanita cantik itu ikut memegang tropi juga.

Saat foto di ambil dengan kamera yang menggunakan flash, Tobias terbangun dari tidur nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!