NovelToon NovelToon

Starla

Bab 1 - Dalam Pengaruh Obat

"Hah...hah...hah..."

Nafasnya tengah ngos-ngosan setelah melepas benihnya tumpah ruah. Setara lari maraton mengitari stadion besar seperti GBK sebanyak 100 kali di siang bolong. Panas membara, bermandi keringat dan penuh emosi jiwa.

"SIAL !!" umpatnya.

"Siapa yang menaruh obat lak nat di minumanku? Huft !!"

Tembakan benihnya pun bersarang penuh ke dalam rahim wanita yang usianya tak beda jauh dengan dirinya. Wanita yang selama hampir dua jam berada di bawah kungkungannya akibat pengaruh obat perang_sang.

Dorongan zat afro*disiak yang terkandung dalam minumannya, entah ulah siapa yang menjebak dirinya. Benar-benar sial.

Hal ini membuat AKP. Brahma Satria Mahendra, putra kandung Irjen Pol. Arjuna Sabda Mahendra dengan Bening Putri Prasetyo, dengan terpaksa merenggut kesucian seorang wanita yang sebelumnya ia kenal bernama Starla hanya sepintas lalu, tepatnya beberapa hari sebelum kejadian malam naas ini. Keduanya pernah sekali bertemu di stasiun perihal mengembalikan dompet yang terjatuh.

Ia tak menyangka ternyata di zaman sekarang ini masih ada gadis pera*wan yang tinggal di kota besar. Sebab sepanjang yang ia tahu dari pergaulan terutama kehidupan teman-teman di sekitarnya, hari gini cari pera*wan itu langka. Ibarat kata seperti mencari jarum kecil dalam tumpukan jerami. Keberuntungan atau musibah, dirinya pun tak tahu.

Ya, Brahma sadar bahwa dirinya yang pertama bagi Starla. Ia melihat noda darah suci itu di atas sprei putih setelah dirinya merudapaksa Starla. Tentu sebagai laki-laki ia menyadari hal ini saat pertama kali menyatu dengan Starla.

Entah bagaimana nantinya Brahma menghadapi masalah baru yang tanpa sengaja hadir di hidupnya ?

Brahma adalah putra mahkota kesayangan kedua orang tuanya. Arjuna baru saja sebulan yang lalu purnabakti dari tugas dan jabatannya di kepolisian. Sedangkan Brahma sendiri baru saja naik pangkat dari Inspektur Polisi Satu (Iptu) dengan lambang 2 balok emas menjadi Ajun Komisaris Polisi (AKP) dengan lambang 3 balok emas.

Setelah dua jam lebih melepaskan segala kedutan yang tengah melanda di sekujur tubuhnya, rasa kantuk pun menghampirinya. Akan tetapi tubuhnya jauh lebih rileks.

Pertama kali melepas keperjakaannya, namun bukan pada wanita yang ia cintai. Lebih mirisnya dengan campur tangan obat. Tanpa sadar Brahma memeluk wanita yang tengah tertidur di sebelahnya akibat kelelahan setelah berbagi keringat dengannya.

Sedangkan di tempat lain, seseorang tengah mengumpat dan uring-uringan tidak jelas karena misinya gagal total. Ia berharap bisa menghabiskan malam indah dengan Brahma lalu berujung laki-laki yang ia cintai itu bertanggung jawab padanya dengan cara menikahinya.

Sejak lama ia sudah menyukai putra kandung Arjuna dan Bening tersebut. Bahkan sebelum Brahma menjadi polisi. Namun rencana manusia hanya sebatas rencana. Takdir Tuhan berkata lain. Sasaran mendadak hilang, otomatis misinya pun gagal.

"Sial !" umpat seorang gadis.

☘️☘️

Jabatan dan kredibilitasnya tengah dipertaruhkan. Bahkan nama baik keluarga besarnya. Dirinya pun tak mau sembarangan mengambil wanita malam yang biasa menjajakan tubuhnya ke banyak pria. Tentu saja Brahma juga tak mau tertular virus mematikan dan sebagainya.

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Saat Brahma berada di area parkiran cafe hendak menuju mobilnya, ekor matanya melihat Starla sedang berjalan gontai dalam kondisi menundukkan kepalanya. Brahma sempat bingung di jam yang sudah larut malam begini, mengapa Starla berada di area yang cukup berisiko seperti ini?

Ya, lokasi mereka berdua saat ini tepatnya di area sebuah cafe yang bersebelahan dengan klub malam. Di mana cafe dan klub malam ini keduanya sangat ternama di daerah itu. Black Meong adalah nama klub malam tersebut. Tanpa Brahma ketahui jika Starla adalah salah satu karyawati pengantar minuman di klub malam itu.

Starla juga dikenal sebagai primadona di Black Meong. Bagi orang yang melihat Starla di sana, pasti berpikiran jika wanita itu bekerja sebagai wanita malam alias P S K. Padahal faktanya tidak seperti itu.

Don't judge a book by its cover adalah sebuah pepatah yang bermakna jangan menilai sesuatu atau seseorang hanya berdasarkan apa yang kamu lihat dari luarnya atau hanya dari apa yang kamu rasakan tanpa kamu sadari sepenuhnya.

Alhasil Brahma tanpa basa-basi membuang jauh keraguannya itu, ia langsung menarik keras lengan Starla dan membawanya masuk secara paksa ke dalam mobil pribadinya.

"Ka_mu," gumam Starla yang cukup terkejut melihat Brahma menariknya dengan cepat.

"Please, tolong aku." Brahma berusaha sekuat tenaga menahan rasa dorongan obat yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuhnya. Starla sudah berada di dalam mobilnya. Brahma langsung menekan pedal gas mobilnya dan pergi dari sana tanpa meminta persetujuan dari Starla.

"Hah, tolong apaan? Kan dompetmu sudah aku kembalikan beberapa hari yang lalu,"

"Nanti aku jelasin," jawab Brahma singkat.

Beruntung malam ini Brahma tidak menggunakan seragam dinasnya. Ia hanya memakai baju casual. Brahma juga masih bisa mengemudikan mobil miliknya dengan baik hingga tiba selamat di sebuah hotel. Tak mungkin membawa Starla ke rumah dinasnya. Alhasil hotel berbintang cukup ternama menjadi pilihannya kala terdesak seperti ini. Kebetulan lokasi hotel tak jauh dari tempat mereka bertemu tadi.

Awalnya Starla ingin menolak untuk masuk ke dalam hotel. Namun dirinya yang terbiasa hidup di dunia malam, ia akhirnya tersadar bahwa Brahma sedang tidak baik-baik saja. Mungkin saja ada orang yang berniat jahat dengan menjebak Brahma, pikirnya.

Starla tahu bahwa Brahma seorang polisi dengan jabatan Kapolsek, statusnya belum menikah sesuai KTP yang dilihatnya dari dompet laki-laki ini beberapa hari yang lalu. Alhasil dengan sesadar-sadarnya, Starla membantu Brahma dengan merelakan kesuciannya. Dan terjadilah sesuatu yang memang ditakdirkan terjadi pada mereka berdua.

Starla membuka matanya. Ia melihat Brahma yang tertidur pulas di sampingnya dalam kondisi memeluknya. Keduanya dalam kondisi polos tanpa sehelai benang pun di bawah selimut yang sama.

"Aku tak begitu mengenalmu. Baru sekali kita bertemu tapi kau sudah mengambil sesuatu yang berharga dariku. Ya, walaupun aku sadar karena memang aku yang merelakan untukmu. Aku yakin kamu dan keluargamu orang baik. Jika pun kamu dan keluargamu bukan orang baik, aku tak menyesal melakukan ini. Semoga ini bisa menjadi kebaikan paling berharga dalam hidupku untuk menolong sesama manusia di sisa umurku," batin Starla.

Ia menatap langit-langit kamar hotel dengan kecamuk rasa.

"Mungkin dengan begini, Mami enggak menjualku pada lelaki hidung b3lang yang enggak jelas bentukannya seperti Pak Wiryo. Sudah tua bukannya tobat, malah hobi nambah bini muda. Dijejer kayak deretan baju di etalase toko saja. Tiap hari ganti, yang ada malah makan ati terus ngenes sing dadi bojone. Makin memperpendek umurku saja!" keluh Starla dalam hati.

Bersambung...

🍁🍁🍁

*ngenes\=tekanan batin (menyedihkan).

*sing dadi bojone\=yang jadi istrinya/pasangannya.

Bab 2 - Kontrak Pernikahan

Keesokan paginya, Brahma dan Starla sudah membersihkan diri. Keduanya kini duduk saling berhadapan di meja makan.

Mereka berdua baru saja selesai sarapan. Brahma sengaja meminta pelayan hotel membawa sarapan pesanannya ke dalam kamar. Ia ingin berbicara empat mata dengan Starla setelah semua yang terjadi semalam. You know what I mean.

"Minum ini," titah Brahma seraya menyodorkan sebuah obat berbentuk pil.

Ya, itu adalah pil kontra*sepsi darurat atau morning after pill. Salah satu cara mencegah kehamilan setelah berhubungan yang dapat dilakukan. Brahma menyuruh pelayan hotel secara khusus untuk membelinya tadi sebelum Starla bangun.

Starla melirik sekilas obat yang disodorkan Brahma padanya. Tentu saja ia tahu fungsi obat tersebut. Lalu Starla hanya tersenyum tipis. Bukan senyuman tanda bahagia tetapi senyuman yang membuatnya semakin tersadar dan menampar siapa dirinya ini baik secara materi, kasta, maupun strata sosial. Dirinya seakan seperti rumput liar yang tak akan pernah dilirik oleh siapapun. Bahkan jati diri ayah kandungnya saja hingga detik ini dia tak tahu. Sungguh ironi.

"Bangun Starla! Jangan mimpi dia bakal jadi pangeran berkuda putih yang didatangkan Tuhan untuk menolongmu dari dunia yang kejam ini apalagi mencintaimu," batin Starla bermonolog pada dirinya sendiri.

"Kamu sudah biasa melakukan hal ini ya sama banyak wanita," sindir Starla seraya tangannya menerima obat dari Brahma dan tanpa basa-basi langsung meminumnya.

"Ini yang pertama kali,"

"Maksudmu yang pertama menumpahkan benih di dalam rahim wanita. Sebelumnya selalu tumpah di luar ya. Mahir sekali," Starla tertawa kecil seraya menyeruput teh hangat miliknya.

"Hal seperti ini tentu saja aku tahu sebagai laki-laki tanpa harus melakukan hubungan in_tim dengan wanita mana pun. Menuduh orang tanpa bukti yang valid sama saja hoax sekaligus penyebaran fitnah. Kamu bisa saya kasuskan sekalian menginap gratis di pen*jara," ucap Brahma secara jujur dan tegas. Ia merasa tak terima atas sindiran Starla yang menganggapnya sebagai pemain wanita atau lelaki hidung b3lang yang hobi jajan dalam tanda kutip.

"Siap Pak Kapolsek AKP. Brahma Satria Mahendra yang terhormat," ucap Starla seraya memberi hormat ala-ala militer pada Brahma. "Tapi ngomong-ngomong kalau ada anggota polisi setingkat jabatan Kapolsek yang merudapaksa seorang gadis di hotel berbintang seperti ini, bisa dikasuskan juga atau jalan damai, Ndan?" sambungnya.

Skakmat !!

"Uhuk-uhuk..." Brahma yang tengah menyeruput kopi latte hangat miliknya langsung tersedak setelah mendengar kalimat Starla barusan yang menohok dirinya.

"Haishh !! Kalau minum hati-hati, Ndan. Jangan mati tersedak saat bersama saya. Cicilan hidupku masih banyak, jadi jangan mempersulitku. Kalau aku sampai menjadi tersangka pembunuhan seorang Kapolsek sekelas AKP. Brahma Satria Mahendra yang tampan ini, bisa-bisa aku diamuk para warganet yang jadi fans garis kerasmu."

Starla menepuk pelan area tengkuk dan punggung Brahma guna meredamnya seraya bibir mungilnya tanpa sadar terus mengomel.

"Aku tampan ya," celetuk Brahma.

"Dasar narsis! Bicara panjang lebar tapi yang disimpulkan dan diingat cuma kata tampan doang!" gerutu Starla seraya memutar bola matanya jengah melihat tingkah Brahma barusan. Sedangkan senyum tipis terbit di wajah tampan putra kandung Arjuna dan Bening tersebut.

☘️☘️

Starla pun kembali duduk di kursinya dan ia memutuskan tak melirik Brahma yang ada di hadapannya. Ia lebih memilih untuk melihat pemandangan kota dari kaca hotel, tempat dirinya berada saat ini.

"Jujur ini yang pertama buatku. Terserah kamu percaya atau tidak. Soal pil itu karena memang aku belum siap benihku tumbuh dalam rahimmu. Apalagi kita baru bertemu sekali dan aku belum mengenalmu. Tapi aku akan tetap bertanggung jawab. Kamu enggak perlu khawatir," ucap Brahma.

"Tanggung jawab? Dengan cara?"

"Tentu saja menikahimu," jawab Brahma singkat.

"Hah, apa aku enggak salah dengar?"

"Kalau dua kupingmu tetap berada di tempatnya tanpa cacat sekalipun dan masih bisa menyahut kalimatku, artinya kamu tidak tuli."

Dingin pada wanita selain keluarganya dan sering membuat lawan bicaranya mati kutu, itu ciri khas seorang Brahma Satria Mahendra. Namun hal ini muncul sejak Brahma putus dari mantan kekasihnya yakni Ajeng Notokusumo. Brahma tidak pernah menjalin percintaan lagi dengan wanita mana pun. Namun tetap saja banyak wanita yang mendekati dan mengejarnya.

Terlebih ibunya, Bening Putri Prasetyo, sering menjodohkan dan mengenalkannya dengan beberapa wanita yakni putri dari rekan sejawat Arjuna di kepolisian. Ada juga putri dari kolega bisnis kedua orang tuanya. Namun tak ada satu pun yang berhasil memikat hatinya. Justru kini mendadak dirinya menyodorkan sebuah pernikahan pada Starla, wanita yang masih abu-abu identitas sekaligus sifat aslinya.

"Buat apa menikah? Apa hanya karena kamu telah mengambil kesucianku?"

"Salah satunya karena itu," jawab Brahma singkat.

"Kan aku sudah minum obat anti hamil. Lagi pula saat ini bukan masa suburku jadi aku enggak akan hamil. Kamu tenang saja,"

"Mungkin terdengar klise tapi sebagai laki-laki, orang tuaku mengajarkan rasa tanggung jawab atas segala hal yang aku perbuat di dunia ini. Aku tak mau disebut sebagai laki-laki pengecut yang lari dari tanggung jawab setelah mengambil kesucian anak gadis orang,"

"Lantas, sisanya karena alasan apa?" cecar Starla yang penasaran.

Brahma pun berusaha jujur pada Starla perihal hubungan dirinya yang kandas dengan mantan kekasihnya, Ajeng, dan juga terus lelah dikejar serta dijodohkan oleh ibunya.

"Dasar aneh! Menikah dengan wanita yang dijodohkan orang tua kan enak. Enggak perlu ribet karena sudah dicarikan orang tua. Bobot, bibit dan bebet juga sudah jelas. Restu pasti sudah didapat pula. Kok malah cari jalan berliku dengan menikahi wanita yang enggak jelas kayak aku,"

"Kamu manusia juga kok, bukan hantu. Jadi bukan wanita enggak jelas atau wanita jadi-jadian. Buktinya megalodonku sudah masuk semalam ke tubuhmu," goda Brahma.

Entah mengapa ia merasakan sesuatu yang berbeda pada diri Starla. Tidak seperti wanita lain yang selama ini berada di sekitarnya seperti yang diucap Starla yakni fans garis kerasnya. Tanpa disadari Brahma, sifat blak-blakan dan apa adanya yang ditampilkan Starla justru menarik hatinya secara tak kasat mata.

Dirinya sering digoda banyak wanita namun jarang sekali membalas godaan tersebut. Walaupun hanya sekedar ucapan yang keluar dari bibirnya atau berupa tulisan.

"Megalodon? Apa itu?" tanya Starla dengan mimik wajah polosnya.

"Sejenis ular berbisa," jawab Brahma asal ceplos.

"Hah, di mana ularnya?" Starla seketika ketakutan hingga tanpa sadar saat ini dirinya sudah naik dan berdiri di atas kursi. Ia melihat area sekelilingnya terutama di lantai, khawatir ular berbisa yang dimaksud Brahma mendadak menggigit kakinya. Dirinya belum ingin mati sekarang, pikirnya.

Brahma menutup mulutnya dengan salah satu telapak tangannya yang terkepal. Ia tertawa kecil melihat Starla yang ketakutan dengan megalodon miliknya. Padahal semalam wanita ini mend3sah hebat akibat keganasan megalodon yang bercampur efek obat.

"Kok kamu malah ketawa sih!" omel Starla.

"Duduklah dengan tenang. Megalodonnya sedang tidur jadi dia enggak akan gigit kamu kok. Semalam dia sudah banyak mengeluarkan tenaga saat memasuki tubuhmu. Malam pertama kita," cicitnya lirih terutama di ujung kalimatnya namun terdengar jelas oleh Starla.

BUGH !!

Seketika sebuah bantal sofa yang ada di dekat Starla melayang pada wajah Brahma setelah wanita ini tersadar jati diri megalodon yang sebenarnya. Ternyata Brahma sedang menggodanya.

"Dasar polisi m3sum!" maki Starla.

Brahma hanya terkekeh melihat kemarahan Starla padanya yang justru terlihat menggemaskan. Ia sangat jarang tertawa seperti ini ketika bersama orang lain yang notabene bukan keluarganya.

Brahma tanpa basa-basi menyodorkan sebuah kontrak pernikahan dengan Starla. Mungkin dengan begini, Brahma berharap bisa membuat para wanita yang menjadi fans garis kerasnya mundur teratur sekaligus membalas rasa kecewanya pada Ajeng Notokusumo. Walaupun rasa cinta di hatinya masih terpatri untuk nama mantan kekasihnya itu.

"Berapa lama?" tanya Starla.

"Dua tahun," jawab Brahma.

"Jika lebih dari itu?"

Bersambung...

🍁🍁🍁

Bab 3 - Gang Ding Dong

"Kamu akan terima bayaran dua kali lipat dari kesepakatan kita. Dan ada dua hal penting yang perlu digarisbawahi selama nanti kita menikah secara kontrak," tegas Brahma.

"Apa?"

"Tidak ada cinta atau perasaan karena kita hanya suami istri sebatas kontrak. Yang kedua, tak ada anak dalam pernikahan kita."

Deg...

"Kalau Tuhan mendadak kasih anak ke kita, gimana?" cicit Starla lirih.

"Itu kesalahanmu. Terserah mau kamu apakan anak itu," tegas Brahma.

Starla menelan salivanya dalam-dalam. Entah mengapa kalimat yang terlontar dari bibir Brahma barusan seketika menghujam sukmanya. Kalimat perihal 'anak' sungguh membuat perih hatinya. Sebab, ia sudah merasakan pahitnya menjadi seorang anak tidak jelas yang kata orang-orang di luar sana yakni sebutan anak haram.

Sejak kecil yang Starla tahu bahwa dirinya adalah anak yatim piatu. Orang tuanya sudah meninggal dunia, tapi ia tak tahu siapa ayah dan ibu kandungnya. Akan tetapi, sebuah fakta mengejutkan akhirnya ia ketahui ketika berumur sepuluh tahun yakni ibu kandungnya ternyata masih hidup.

Semakin menyayat hatinya, wanita yang selama ini merawatnya dan mengaku padanya sebagai ibu angkatnya adalah ibu kandungnya sendiri. Hal itu terbongkar karena sang ibu yang bernama Mami Monic keceplosan berucap ketika sedang marah padanya. Akhirnya Mami Monic yang dikenal sebagai mantan primadona di Gang Ding Dong sebagai P S K, mengakui bahwa Starla adalah anak kandungnya bukan anak angkat yang selama ini digaungkan. Kini Mami Monic berubah profesi dari mantan P S K menjadi muci_kari.

Sejak kecil Starla tinggal di lingkungan yang tak lazim yakni sebuah gang yang di cap negatif oleh masyarakat sekitar. Gang Ding Dong yakni sebuah wilayah permukiman yang dikenal sebagai tempat pros*titusi. Lokasinya tak jauh dari klub malam tersohor Black Meong.

Jalan utama di Gang Ding Dong cukup lebar bisa dilalui mobil dan kendaraan lainnya. Banyak warung remang-remang serta rumah b0rdir berdiri di sana. Dominan penghuni di sana yakni para muci_kari dan P S K.

Jika siang hari hanya ada lalu-lalang kendaraan pada umumnya secara wajar karena Gang Ding Dong sebagai jalan pintas tercepat menuju tol dan jalan utama kota. Tentu siang hari rumah b0rdir dan warung remang-remang itu sedang tutup. Para penghuninya dominan tidur siang hari karena akan bekerja di malam hari.

Masyarakat yang sudah tahu mengenai kehidupan malam di Gang Ding Dong, pastinya akan menghindar dan tidak lewat ke sana terutama saat malam hari. Banyak kupu-kupu malam yang berpakaian se_xy selalu berjejer di jalanan guna mencari pelanggan.

Suasana hingar bingar serta dentuman musik sudah biasa terdengar di sana ketika malam datang. Dominan lampu-lampu warna merah menyala sepanjang Gang Ding Dong. Kelap-kelip lampu hingga suara musik seperti berdisco di klub malam, akan kalian temukan ketika melewati area terlarang itu di malam hari. Dan Starla tinggal di sana sejak kecil hingga sekarang.

Mami Monic mengatakan pada Starla bahwa ayah kandungnya tidak jelas siapa karena sebagai mantan P S K tentu pelanggan yang sudah menja*mah tubuhnya sangat banyak. Mami Monic berusaha bermain aman dan rutin memeriksa kesehatannya, sebab ia tak mau terjangkit oleh penyakit atau virus mematikan.

Namun sayang, Starla sudah memiliki masalah jantung sejak bayi. Penyakit jantung bawaan (PJB) atau congenital heart disease (CHD) adalah kelainan struktur jantung yang sudah ada sejak lahir. Kelainan ini dapat memengaruhi cara jantung memompa dan mengalirkan darah, sehingga dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

PJB dapat terjadi akibat pembentukan jantung yang tidak sempurna pada fase awal perkembangan janin dalam kandungan. Penyebabnya dapat terjadi karena beberapa faktor yakni infeksi virus rubella pada saat kehamilan, bayi terlahir dengan down syndrome, penyakit gula pada saat kehamilan, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol selama hamil.

Mami Monic selama hamil Starla memang punya kebiasaan merokok dan menkonsumsi alkohol yang cukup tinggi. Alhasil kemungkinan Starla mengalami masalah jantung bawaan karena faktor tersebut.

Gejala PJB dapat beragam, dari ringan hingga berat. PJB harus dideteksi dan diberikan perawatan medis sedini mungkin untuk mencegah komplikasi, bahkan kematian.

Selama ini jantung Starla masih dalam kategori gejala ringan hingga sedang namun mampu diatasi dengan baik. Tetapi sejak tiga tahun terakhir, Starla merasakan sesuatu masalah di jantungnya. Memutuskan ke dokter untuk mengeceknya namun hasilnya tak sesuai harapannya. Alhasil dirinya saat ini hanya berpasrah dan ingin menikmati sisa hidupnya. Berbuat banyak kebaikan agar nanti ketika menghadap Sang Pencipta, bekalnya sudah banyak dan siap.

"Tuhan, aku ingin jadi wanita yang sempurna. Menikah dan punya anak. Tak apa jika dia tak ingin anak dariku. Tapi, mau kah Engkau berbaik hati padaku dengan memberikan satu anak saja yang bisa aku lahirkan dari rahimku sebelum aku mati. Darah daging dari lelaki yang mengambil kesucianku yang sedang ada bersamaku saat ini. Jika anak itu tak bisa menemani ayahnya karena aku harus pergi dari dunia ini untuk selamanya, minimal Mami nanti ada yang menemani. Seorang cucu yang menjadi pelipur lara hatinya jika aku pergi untuk selamanya," batin Starla sendu seraya telapak tangannya mengelus lembut perutnya sendiri.

☘️☘️

Brahma dan Starla kini sudah berada di dalam mobil. Brahma hendak mengantarkan pulang Starla ke Gang Ding Dong sekaligus melamar serta meminta restu pada keluarga calon istrinya. Awalnya Starla menolak, namun bukan Brahma namanya jika tak bisa memaksa.

Brahma awalnya terkejut mendengar fakta perihal keluarga dan asal usul Starla serta tempat tinggal calon istrinya itu selama ini. Namun ia tetap meneruskan langkah untuk menikahi Starla. Lalu Brahma meminta KTP Starla.

Di sana tertera nama lengkap calon istrinya itu yakni Starla Jelita. Ia kembali terkejut karena ternyata usia wanita ini di atas dirinya. Sebab, wajah Starla terlihat masih muda dan imut alias baby face di benak Brahma.

"Nama panggilanmu siapa kalau di rumah?" tanya Brahma.

"Panggil saja Lala,"

"Lala," gumam Brahma lirih. "Usiamu ternyata seperti kakak perempuanku. Padahal kalau dilihat-lihat kamu seperti sebaya dengan adik laki-lakiku," sambungnya.

"Bapak doyan sama wanita yang lebih tua ya. Hehe..." ledek Starla.

"Tua apaan? Kan umur kita cuma bedanya gak sampai dua tahun. Kalau misal tua dan beda jauh itu kamu sama aku jaraknya sepuluh tahun. Nah itu baru beda. Kita masih bisa lah disebut seumuran. Apalagi dulu waktu aku sekolah masuk kelas akselerasi atau percepatan jadi saat kita sama-sama sekolah, aku langsung mengejarmu biar bisa setara di tingkat yang sama,"

"Ngeles terus kayak bajaj," balas Starla.

"Cerdas bukan ngeles, Neng."

"Tau ah, gelap!" Starla mendadak sewot.

Sepertinya jika ia beradu argumen dengan Brahma akan selalu kalah. Kadang ia juga merasa minder karena pendidikan dirinya hanya sebatas SMA. Ia tidak kuliah karena tak punya uang. Lagi pula Mami Monic melarang dirinya kuliah. Alhasil setelah lulus SMA, ia memutuskan bekerja.

Saat ini dirinya bekerja sebagai customer service di stasiun besar yang ada di kota ini. Namun statusnya hanya pegawai kontrak belum sebagai pegawai tetap. Jika malam hari, ia harus bekerja sebagai pelayan minuman di Black Meong tanpa gaji. Hanya demi membayar hutang-hutang ibunya yang setinggi gunung. Entah kapan lunasnya, ia pun tak tahu.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, mobil Brahma tiba di depan rumah Starla di area Gang Ding Dong. Hanya ada beberapa orang di sana yang melihat dari kejauhan sambil berbisik-bisik karena kedatangan sebuah mobil asing di depan rumah sang muci_kari di siang bolong seperti ini.

"Mobil siapa ya itu di depan rumah Mami Monic?"

"Jangan-jangan Starla baru jual diri sama yang punya mobil itu,"

"Ngawur kamu! Starla kan katanya mau jadi bini kelima Pak Wiryo, juragan besi tua yang duitnya enggak pakai seri itu alias tajir melintir. Mami Monic kalau sampai denger ucapanmu barusan, bisa dikirim langsung kamu ke akhirat pakai kilat cepat yang sedetik sampai,"

"Ih, ngeri deh. Hehe..."

Begitulah desas-desus suara sumbang para kupu-kupu malam di bawah naungan Mami Monic.

Starla yang turun lebih dahulu dari mobil pribadi Brahma, langsung berjalan kemudian mengetuk pintu utama karena terkunci dari dalam. Tak lama pintu rumah dibuka oleh seseorang dari dalam. Brahma baru berjalan menyusul Starla yang sudah berdiri di depan pintu utama rumah.

Ceklek...

Pintu utama dibuka lebar-lebar. Jantung Starla bergemuruh hebat tak karuan melihat wajah ibunya bak tajam seakan hendak membunuhnya.

PLAK !!

Seketika...

Bersambung...

🍁🍁🍁

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!