Sudut pandang di Dunia Nyata
STM 5 adalah Sekolah Teknik dimana siswanya selalu saja berkelahi melawan Sekolah-sekolah lain. Meski begitu, kepada orang yg lebih tua, maupun senior, mereka bisa dibilang memiliki kesopanan yang sangat sangat tinggi. Mereka juga menghormati Ketua mereka yang merupakan orang terkuat disana. Julukan untuk orang terkuat disana adalah Cerberus yang terdiri atas tiga orang yg paling kuat di antara beberapa murid lainnya. Mereka tidak pernah terkalahkan.
Halo semuanya, kenalin nama gw Arip. Gw adalah salah satu dari Trio Cerberus. Julukan gw adalah kayu kematian dikarenakan senjata utama gw adalah pedang kayu kendo yang biasa digunakan oleh atlet kendo di Jepang. Untuk menekuni passion gw dalam kendo, gw juga ikut Komunitas Kendo yang ga jauh dari Sekolah gw.
Biasalah, di Sekolah gw banyak banget masalah-masalah yg selalu terjadi, yaitu perebutan pangkat. Di STM 5, ada 3 pangkat yg mewakili para murid-muridnya. Yang paling bawah adalah pangkat Warrior. Pangkat Warrior adalah pangkat bagi para petarung yang biasa-biasa aja. Berikutnya, ada pangkat Serial Killer. Sesuai bahasa Indonesianya yaitu pembunuh berantai, skill bertarung mereka sangat kuat. Sayangnya pangkat Serial Killer ga ada apa-apanya dibanding pangkat gw ini, yaitu Monster. Sesuai namanya, pangkat ini di isi sama petarung-petarung super kuat bahkan kekuatan mereka udah kayak bukan manusia lagi. Ngeri kan? Di antara yg paling kuat, ada tiga yang menjadi grup trio yang gw sempat maksud tadi, yaitu Cerberus. Salah satu Cerberus akan menjadi pemimpin. Btw, pemimpinnya bukan gw ya guys ya...
Pada saat itu, STM 5 sedang kacau-kacaunya. Banyak banget murid yang melanggar melawan para petarung pangkat Serial Killer dan Monster. Ya, mereka adalah orang² Warrior. Mereka memang berhasil mengalahkan siapapun yang menghalangi mereka. Tak lama kemudian, mereka juga berhasil ngalahin orang-orang Serial Killer. Dan pada akhirnya, gw dan dua temen gw yang berasal dari Cerberus turun tangan. Ada pemimpin Cerberus sekaligus pemimpin dari STM ini. Namanya adalah Dwikie atau dikenal sebagai Algojo. Dia adalah sosok terkuat disini. Dan satu lagi adalah Rifki atau dikenal sebagai Cheetah karena kegesitannya.
"Wih seru nih berantemnya. Ajak-ajak dong,,,," kata Rifki.
"Siapapun yang berani berbuat onar disini, akan gw eksekusi sampai kalian nyerah!" tegas Dwikie.
"Ga akan gw biarin kalian ngerusak kedamaian dan ketenangan di STM 5. Langsung kita babak belurin!" ajak Arip kepada Dwikie dan Rifki.
Pertarungan melawan banyaknya petarung Warrior pun terjadi. Meski tiga orang, kami berhasil menumbangkan seluruh petarung dari Warrior hingga tersisa sedikit pun. Karena ada yg tidak sanggup, salah satu dari mereka kemudian pergi.
"Dah minggat sana! DASAR KALENG PENYOK!" hardik Arip.
"Dah udah udah, Rip. Udah kapok dia. Gua yakin, dia ga akan berani lagi sama kita-kita. Sekarang gimana, Dwik?" tanya Rifki kepada Dwikie yang masih berfikir.
Dwikie kemudian membantu mereka yang tumbang untuk bangun. Melihat tindakan. Dwikie, gw dan Rifki kemudian membantu Dwikie yang kemudian dibantu oleh beberapa petarung yang belum tumbang. Mereka semua dibawa ke Aula. Setelah itu, Dwikie naik ke atas panggung, kemudian menggunakan toa untuk berbicara dengan mereka semua. Dan pastinya, sang ketua yaitu Dwikie dikawal oleh gw dan Rifki selaku trio terkuat di STM 5.
"Denger semuanya! Baik Warrior maupun Serial Killer! Gue tau kalian mau ada di posisi kami. Tapi ga semudah itu. Setelah insiden ini, gw mau kalian semua berdamai, ga ada yang sikut-sikutan dan lain-lain. STM 5 mengajarkan kedamaian dan ketenangan! Bukan kekacauan dan sebagainya! NGERTI LU PADA?!" tanya Dwikie kepada teman-temannya.
"SIAP MENGERTI!" sahut mereka semua.
Dan semuanya pun berakhir damai.
Sudut pandang di Dunia Peri
Di sebuah Dunia fantasi indah, akhir-akhir ini sering terjadi sebuah invasi yang dilakukan oleh Peri kegelapan dan pasukan monsternya. Banyak sekali kekacauan yang terjadi dimana-mana. Semua orang tampak sengsara, kalah, menangis, tidak berdaya, dan menerima nasib mereka yang akan segera mati menjadi korban pembantaian dari Peri jahat itu.
Peri kegelapan yang jahat itu bernama Sabilia Von Kurayami yang haus akan kedamaian, kekuatan, dan wilayah.
Sabilia Von Kurayami
Peri Kegelapan yang cinta damai dan membenci kejahatan akan tetapi ia menghalalkan segala cara agar bisa menegakan hukum di Kerajaannya.
Sebenarnya, Sabilia adalah sosok Peri yang baik hati. Dia adalah Permaisuri yang disegani oleh banyak Peri. Akan tetapi, di bagian utara di Kerajaan Peri memang banyak sekali kejahatan yang merajalela. Disitulah awal mula dari kejahatan Sabilia dimana ia membantai seluruh penduduk di bagian utara. Semua orang memang resah dengan bagian utara. Akan tetapi, cara dari Sabilia tidaklah manusiawi. Karena hal itu, tindakan gegabahnya telah mencoreng nama baik Keluarganya.
"APA-APAAN KAMU SABILIA? Kamu tahu? Tindakan tak manusiawimu itu telah mencoreng nama baik Keluarga kita! Kita di cap pembunuh! Dan cepat atau lambat, para Peri akan melakukan kudeta ke Keluarga kita kau tahu?" tanya sang Ayah yang merupakan Raja di Keluarga Peri.
"Ayah! Bukankah Ayah membenci dengan hal-hal yang melawan hukum seperti yang dilakukan oleh orang-orang di Utara Kerajaan kita? Bukankah Ayah membencinya?" tanya Sabilia.
"Ayah memang membenci. Ayah memang cinta damai! Tapi ingatlah bahwa mereka juga punya hak untuk hidup!" tegas sang Ayah.
"AAAARRRRGGGHHH!"
Karena semakin sengitnya perdebatan, semakin tantrum juga Sabilia.
"Cara Ayah memang kolot! Aku tidak ingin ada kejahatan yang ingin mengotori wilayah kita karena Kota maksiat itu! Dasar kakek tua yang hanya bisa duduk manis di singgasana!"
Hinaan Sabilia membuat sang Ayah murka. Sang Ayah kemudian menyerang Sabilia dengan tongkat kegelapannya.
"Beraninya kamu memanggil aku dengan sebutan seperti itu?! Dengar! SAYA ADALAH AYAH KANDUNGMU! TIDAK SEPANTASNYA ANAK KANDUNGKU BERBICARA SEPERTI ITU PADA AYAHNYA!" kesal sang Ayah.
Sang Ibu yang berada di tengah mereka mencoba melerai mereka dengan sihirnya.
"Pak sudah, Pak. Jangan perlakukan Sabilia dengan seperti itu, dia kan anak kita, Pak." kata sang Ibu.
"Lihat kelakuan anakmu, Bu! Dia telah berani menghina ayah kandungnya sendiri! Dan dia juga melakukan hal tak manusiawi!" kata sang Ayah.
Karena sang Ayah adalah Raja yang tegas dan patuh aka hukum, sang Ayah kemudian mengurung Sabilia di penjara bawah tanah dengan penjagaan yang sangat-sangat ketat. Kedua tangannya dirantai, dan kekuatannya pun diambil oleh sang Ayah.
"Ayah! Lepasin aku, Yah! Aku ga mau berada disini!" pinta Sabilia.
Bukannya melepaskan, sang Ayah kemudian menembakan serangan kegelapan pada Sabilia.
"Itu adalah balasan kepada seseorang yang melanggar peraturan seperti kamu! Kamu boleh keluar jika kamu sudah menebus kesalahan-kesalahanmu!" kata sang Ayah.
Sementara itu, sang Ibu hanya bisa menatap kasihan sambil menangis kepada sang anak. Tapi, mau bagaimana lagi, suaminya sangat patuh terhadap hukum yang berlaku.
Bersambung
Seperti yang gue bilang sebelumnya, gw adalah salah satu dari anggota Komunitas Kendo deket STM gw. Setiap hari Rabu dan Jum'at, gue selalu ikut latihan di Komunitas gw itu. Pada hari itu, sedang ada ujian duel satu melawan satu. Yang menang akan mendapat nilai di atas 75. Yang kalah akan mendapat nilai 75 pas.
"Berikutnya, Arip Suhardjo melawan Nashathra Berliana Hendra." panggil guru.
Gw maju ke depan, dan berhadapan dengan member Komunitas Kendo paling kuat, lincah, dan paling cantik juga. Banyak banget yang pengen sama dia. Kecuali gue sih, karena emang gue emang ga tertarik sama cinta-cintaan.
"Maju lo anak STM. Jangan kalah sama anak normal kayak gue ya, bleeee." ledek Nasha.
"Iya si paling kuat, iya. Takut gue sama lo." kesal Arip.
Setelah gue dan Nasha berdebat ga penting, akhirnya kami pun memulai pertarungan.
"Siap, MULAI!" teriak guru.
Kami berdua beradu pedang kayu. Suara beruntun, terdengar jelas di telinga kami. Meski gue adalah sosok yang tak terkalahkan di STM, tapi itu semua ga berlaku di Komunitas gw, karena gw berkali-kali kalah dari nih cewek.
"PLETAK! PLETAK! PLETAK!"
Ambisi gue seakan di dengar oleh pedang kayu kendo yang gue pegang. Gue berkali-kali nyerang Nasha seperti manusia purba yang primitif.
"Gila, sensian banget si Arip."
"Iya, primitif banget. Pasti dia belum menemukan tata krama, hahaha!" canda beberapa orang.
Gue ga peduli bacotan mereka. Yang gue inginkan, adalah mengalahkan Nasha dan tetap menjadi sosok yang tak terkalahkan.
"Hhhh... Hhh... Hhh..."
Saking gesitnya Nasha, dan dirinya selalu bertahan, gue akhirnya jadi ngos-ngosan. Susah banget sih ngalahin dia. Kayak lawan final boss aja. Tatapan Nasha seakan meremehkan harga diri gue. Selama pertarungan dia memang fokus. Tapi seakan gue mendengar bahwa dia meremehkan gue.
"Mana nih, kayu kematian dari STM 5? Segini doang? Kaleng banget." katanya meski itu hanya feeling gw.
"WAAAAAAARRGGGGHH!"
Akhirnya gue kembali ngereog. Akan tetapi, Nasha menghindar lalu berhasil mukul gue pake pedang kayunya.
"PLETAK!"
Dan akhirnya, gue kalah karena terlalu fokus nyerang.
"NASHA MENANG!" kata Juri.
Nasha kemudian menghampiri gue dan menasehati gw suatu hal.
"Ini Komunitas Kendo, bro. Bukan STM. Bedain!" kata Nasha yang kemudian pergi meninggalkan gw.
Gw memang kesel seakan diremehin sama seorang perempuan. Setelah semua itu selesai, kita semua ngumpul.
"Baik. Saya ucapkan selamat bagi kalian yang sudah mendapatkan nilai 100. Pertahankanlah nilai 100 itu. Sedangkan untuk yang nilainya dibawah 100, saya ucapkan janganlah kalian putus asa. Tetap nyalakan semangat kalian yang membara. Kalau udah masuk kendo ga ada kata 'lemes,' 'males,' atau apapun itu. Kalian harus punya courage! Baik, ii jou desu, arigatou gozaimasu!" kata Guru Kendo.
Kami menunduk dan sama-sama berteriak,
"Otsukare sama deshita!"
Setelah latihan kendo, gue makan malam di Warung makan di depan Komunitas Kendo. Enak banget dah, ga ada lawan memang masakan Ibu yang satu ini.
"Bu, pesen mie goreng pedes ya, Bu! Sama kopi cappucino pake es banyakin!"
Sambil nunggu, di samping gue kemudian duduk seseorang. Dan ternyata, dia adalah si Nasha yang tadi ngalahin gw.
"Lu lagi." kesal Arip.
"Ya elah, jangan baper gitu dong. Kayak lawan musuh aja lu." kata Nasha.
"Ya gimana ya, gue agak heran aja sama diri gue. Gue selama bertahun-tahun jadi anak STM terkuat ngelawan preman sekolah sampai tumbang pake pedang kayu, tapi gue mampus sama orang kayak lo." kesal Arip terhadap dirinya.
"Hahaha. Just be yourself, Rip. Lu tetep kuat kok seperti yang gue pandang. Lu aja bisa ngalahin banyak orang kan?" tanya Nasha.
Gw hanya mengangguk. Nasha adalah sosok yang mengerti tentang temannya termasuk gw sendiri. Tanpa gue sadari, dia ternyata memesan cappucino hanya untuk gue. Cappucino adalah minuman mood booster gue. Maka dari itu, agar mood gw balik, Nasha membelikan gue minuman.
"C-Cappucino?" tanya Arip.
"Ya iyalah, buat lo. Biar mood lu di top up lagi." kata Nasha.
Gw tersentuh mendengar kata-kata Nasha. Dia memang ngerti banget tentang diri gue. Gue hanya tersenyum kecil mendengar kata-katanya.
"Tau aja lo tentang gue." kata Arip.
"Yoi lah, sohib bro, sohib!" kata Nasha sambil menyenggol gue dengan pundaknya.
Meski kami rival, Nasha tetap menganggap gue sebagai sohibnya. Persetan dengan status kami, yang penting yang baik kepada Nasha begitu sebaliknya akan dianggap teman olehnya.
"Tau dari gitu, harusnya pada awalnya gue ke terima di SMA Cahaya Berjaya." kata Arip.
Kata-kata itu membuat Nasha melihat gue secara serius.
"Maksud lo?" tanya Nasha.
"Kita deket kayak gini, lu bilang kita sohib, harusnya dari awal gue masuk ke SMA Cahaya Berjaya. Gue waktu itu pernah ikut tes. Sayangnya gue ga lolos. Pada akhirnya, mau ga mau gue join STM 5." kata Arip.
Nasha kemudian tertawa kecil lalu menepuk punggung gue.
"Hahaha.... Keren keren. Ternyata, lu memang orangnya ga gampang untuk terima nasib ya? Ternyata lu memang ada niatan untuk masuk ke SMA Cahaya Berjaya meski lu udah masuk STM 5? Tapi, gue saranin itu kan passion lu, dan lu akan masuk di prodi teknik sipil saat kuliah nanti kan?" tanya Nasha.
"Iya. Tapi kalau gue masuk ke SMA elu, lu dan gue mungkin akan semakin deket. Kita kan ketemu cuma di hari Rabu sama Jum'at." kata Arip.
"Deket ga harus di Sekolah aja. Di Komunitas kita kan bisa deket. Dan jaman sekarang kan udah ada hp. Jadi pake hp aja kan bisa selain ketemuan di Dojo." kata Nasha.
"Iya sih. Tapi, masalahnya gue pengen banget deket sama seseorang. Apalagi cewek. Seperti yang lu tahukan, STM kan cowok semua." kata Arip.
"Oh... Jadi lu pengen deketin gue, dasar buaya!" kesal Nasha.
"Ya ga gitu juga kali!" kesal Arip.
"Pffftt ahahaahaha! Ya enggaklah. Just kidding. Gausah baper gitu dong..." kata Nasha.
Ya, Nasha memang orangnya bisa diajak bercanda. Dan kadang candaannya bikin gue panik.
Beberapa hari kemudian, ada kejadian yang bikin STM heboh. Banyak banget 2 orang dari STM kami dihajar oleh seseorang hingga bonyok.
"Ada apa ini?" tanya Arip.
"Gue dihajar sama anak-anak SMA Cahaya Berjaya!" kata teman Arip.
Gue sedikit kaget dengan kata-kata mereka. Pelaku dari pemukulan mereka hingga bonyok adalah SMA Cahaya Berjaya. SMA dimana sohib gue yaitu Nasha bersekolah disana. Terus sekarang gimana ini? Apakah gue harus lawan mereka, atau gue ga join untuk lawan mereka?
Bersambung
Sebelumnya, sang Permasuri dari Kerajaan Peri sekaligus Peri Kegelapan bernama Sabilia melakukan sebuah tindakan gegabah yang telah melanggar HAM kelas berat yaitu melakukan pembantaian tanpa persetujuan dari Raja. Karena tindakannya itu, banyak menuai respon dan menjadi perbincangan hangat di mulut masyarakat. Ada yang senang karena orang-orang jahat di bagian Utara dimusnahkan. Akan tetapi, ada beberapa rakyat yang tidak setuju dengan tindakan dari Sabilia yang telah melakukan hal yang tidak manusiawi. Karena itu, semua rakyat jelata baik Peri maupun Manusia Kucing melakukan aksi demo pada Kerajaan Peri.
"KELUAR KAMU SABILIA!"
"DASAR PEMBUNUH! KELUAR KAMU!"
"PSIKOPAT TIDAK BERADAB! SIALAN!"
Banyak sekali cacian dari masyarakat. Para tentara Kerajaan berusaha untuk menghalangi mereka. Akan tetapi, aksi mereka terlalu nekat yang dimana, para Peri dan Manusia Kucing kemudian menggunakan kekuatan mereka untuk menerobos para tentara sehingga mereka berhasil masuk ke dalam Kerajaan untuk mencari sang Raja. Akhirnya, mereka bertemu dengan sang Raja dan Ratu.
"Wahai Raja, dimanakah anak anda berada? Dimana si pembunuh brengsek itu?"
"Iya cepat serahkan ke dia! Dia melakukan pelanggaran hukum kelas berat! Raja dan Ratu sebagai orang tuanya, apakah tidak mendidik anak anda dengan benar?"
Sang Raja kemudian mencoba menenangkan Rakyat.
"Tenang Rakyatku, tenang! Saya harap tenang!" Kata sang Raja.
"Suami saya akan menjelaskan semuanya. Jadi saya mohon kepada para demonstran untuk tenang!" Kata sang Ratu.
"Kami sudah. Memenjarakan anak kami dibawah Istana ini! Jadi saya harap, semuanya bubar!" Kata sang Raja.
Akan tetapi, bukannya bubar, suasana malah kembali panas dikarenakan menurut mereka, dipenjara tidaklah cukup. Minimal hukuman mati menurut mereka. Maka dari itu, mereka tetap mengotot mencari Sabilia untuk mengeksekusinya. Tak lama kemudian, tiba-tiba Sabilia datang dan menggunakan dinding kegelapan untuk menghalangi mereka.
"Muncul juga kamu, Peri Pembunuh!" Kata salah satu warga.
Setelah membuat dinding, Sabilia mencoba berpidato untuk menjelaskan kejahatannya.
"Saya melakukan itu, untuk kalian! Untuk Rakyat saya tercinta! Jadi berterima kasihlah pada saya yang telah menyingkirkan orang-orang jahat dari Kerajaan tercinta kita ini!" Kata Sabilia dengan pedenya melantangkan kata-kata itu dengan embel-embel 'Demi Kerajaan tercinta' meski cara yang dilakukan adalah cara yang salah dan melanggar hukum.
"Tapi cara anda terlalu brutal, Sabilia!"
Mereka berusaha untuk menerobos penghalang kegelapan itu. Sabilia yang terbawa emosi tanpa sadar malah menyerang salah satu Demonstran.
"Lihatkan semuanya? Sabilia Von Kurayami adalah Peri pembunuh!"
Kejadian semakin ricuh. Hingga karena kericuhannya itu, mereka malah bertempur. Darj pertempuran itu, tewaslah sang Raja dan Ratu karena serangan dari kedua kubu.
"Ibu! Ayah! Kenapa kalian bisa mati begini? IBU! AYAH!" Sedihnya.
Kejadian itu membuat Rakyat merasa prihatin kepada sang Raja dan sang Ratu sekaligus merasa bersalah karena tak sengaja membunuh mereka berdua. Sosok yang paling disegani di Negeri itu akhirnya pergi meninggalkan mereka. Semenjak kejadian itu, Sabilia menghilang dan tak diketahui keberadaannya dimana.
Usut punya usut, Sabilia ternyata pergi ke sebuah Gua di sebuah Gunung yang terletak di bagian Barat Kerajaan Peri itu.
"Karena kalian, kedua orang tuaku mati! Aku tidak terima, AKU TIDAK TERIMA!!!" kesal Sabilia sambil menembakan sihir kegelapannya ke arah dinding itu. Ternyata, dinding itu menahan beberapa monster-monster mengerikan yang sudah tersegel sejak lama. Monster itu tidak menyerang Sabilia karena menganggap Sabilia adalah penyelamat mereka. Mereka justru tunduk kepada Sabilia yang telah menyelamatkannya.
"Hormatlah kepadaku. Aku adalah tuan kalian! Semuanya, kita mulai perburuan besar-besaran ini, SAAT FAJAR MENYINGSING!" perintah Sabilia kepada para monster itu.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!