NovelToon NovelToon

Fell In Love With My Arogan Fiance

Begining

Maaf bila typo mengganggu saat membaca dan alur cerita lambat

So

Happy reading

¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶

Di sebuah kediamanan, dengan papan nama bernama Wicaksono. Sedang ada pertemuan kecil antar anggota keluarga, dimana pemeran utama kita yaitu Kiara Arya Wicaksono yang adalah cucu dari konglomerat no. 2 di kota S.

Saat ini Ia sedang Menatap ketiga orang dewasa di depannya, dengan sorot mata tidak terima.

Ketiga orang tersebut adalah seorang Kakek bernama Bagus Arya Wicaksono . Seorang Kakek yang sangat menyayanginya karna kebetulan Ia adalah cucu satu-satunya di keluarga Wicaksono .

Lalu dua yang lainya adalah Papanya bernama Fandi Arya Wicaksono dan Mamanya bernama Sarah Budiman .

Kiara sendiri tumbuh menjadi gadis cantik dan baik.Walaupun tumbuh di tengah keluarga yang kaya,tidak membuatnya menjadi gadis sombong dan itu semua berkat ajaran dari Mamanya serta Neneknya .

Siang itu, sedang terjadi keributan atau juga protesan di ruang tengah keluarga Wicaksono, Karena mereka sedang membahas perihal perjodohan.

"Kakek sangat berharap dengan perjodohan ini, Kakek harap Kamu mengerti dan menerima ini,Kiara!" ucap Sang Kakek .

Di usianya yang sudah kepala enam akhir, walaupun tua secara fisik.Namun,Kakeknya masih mampu untuk berwisata keliling dunia.

Sang Kakek dengan tegas menyampaikan maksud dari keinginannya, kepada Kiara cucunya yang langsung protes tidak terima.

"Kakek aku tidak mau .... Kenapa harus acara jodoh-jodohan sih? Ini bukan Zamannya lagi Kek,Sekarang sudah modern!" balas Kiara membantah, memandang Sang Kakek dengan sorot mata menolak yang tegas.

Sebenarnya Kiara bukanlah anak yang pembangkang. Ia selalu menuruti apa mau dari Kakek maupun Orang tuanya.

"Kiara sayang, Kakekmu melakukan ini untuk kebaikanmu juga. Percaya sama mama, Calonmu adalah Pria yang Tampan dan Mapan,"ujar Sarah lembut membujuk.

Tapi sayang, Kiara melengoskan kepalanya tetap tidak peduli.

Bahkan nasihat Mamanya pun lewat begitu saja, karena baginya pernikahan adalah sesuatu yang Sakral dan harus di landasi cinta.

"Darimananya kebaikanku Kenal pun belum, apa jaminannya Aku akan bahagia "gumam Kiara dalam hati.

"Kiara .... Kamu sudah dewasa, sudah seharusnya kamu memikirkan masa depan mu"ujar Papa Fandi menyahuti Sang Istri. Ia membujuk Anak semata wayang mereka, yang di kenal keras kepala jika sudah menyangkut masalah masa depan.

"Justru karena Kiara sudah dewasa Pah , Mah.Kiara mau menentukan dengan siapa nanti Kiara akan menikah!" balas Kiara keras kepala. Ia tidak habis fikir, kenapa Zaman sekarang masih pake cara kuno seperti ini.

"Pah ini bukan zamannya lagi pernikahan di atur dengan Si ini dan Si itu, Kehidupan kedepannya nanti Aku dan Suamiku yang manjalani. Bagaimana Rumah Tangga kami akan bahagia, jika Aku sama sekali tidak mengenal dan mencintainya?" lanjut Kiara masih keras kepala. Ia masih mencoba untuk negosiasi dengan Orang Tua dan Kakek kesayangannya.

"Kiara cinta akan datang perlahan ... Kalian bisa mengenal setelah pertunangan nanti. Bukankah lebih baik mengenal setelah bertunangan!" ujar Mama Sarah. Ia masih berusaha membujuk anak cantik tapi keras kepalanya.

"Mah, Pah. Kenapa kalian tidak Membelaku sih! Kiara mau pilih sendiri Suami masa depan Aku. Pokoknya Kiara nggak setuju!

" seru Kiara keras. Lalu meninggalkan ruang tamu dan pergi kedalam kamarnya, meninggalkan Orang Tua dan Kakeknya di ruang tamu.

"Hahhh .... Seharusnya Kita tidak memaksa Kiara pah," ujar Papa Fandi menyerah.

Papa Fandi, yang sangat menyayangi Kiara memijit pangkal hidungnya.Guna meringankan sakit kepala yang di sebabkan masalah perjodohan ini.

Dalam hati, Dia pun sebenarnya masih enggan untuk melepas anak Gadis kesayanganya, untuk di nikahkan dengan pria lain. Namun apa mau di kata, keputusan Papanya adalah mutlak,walaupun Dia sendiri tahu bahwa Cucu dari kenalan Papanya ini adalah Anak dari teman sewaktu Ia sekolah, yang artinya masa depan Anaknya akan terjamin.

Namun, Bagaimanapun. bukan Ia yang akan menjalani kehidupan nanti, Ia mengerti hidup dengan Orang dan menghabiskan sisa waktu bersama orang yang tidak di cintai adalah hal yang paling menyiksa.

Sedangkan Sarah, hanya mampu diam dan duduk gelisah. Memikirkan Putri kesayangannya,walau bagaimanapun pernikahan adalah sesuatu yang tidak bisa untuk main-main.

Hati seorang Ibu mana bisa tenang dengan kejadian hari ini? Terlebih Ia tahu, jika Putrinya adalah orang yang keras kepala.

Sedangkan Kakek Bagus berfikir, Ia sangat menginginkan janji antaranya dan Temannya terlaksana. Ia bahkan menjamin jika Kiara pasti akan bahagia, jika menikah dengan cucu temannya tersebut.

Tapi melihat lagi reaksi dari Cucunya membuat Ia pesimis, akan ada halangan ke depannya jika sampai keinginannya di paksakan.

Mereka bertiga pun diam, tanpa ada yang membuka suara. Larut dalam lamunan masing-masing, memikirkan kejadian barusan yang sungguh membuat suasana jadi canggung.

Benar-benar Hari yang melelahkan, untuk keluarga Wicaksono.

Sedangkan di kamarnya,Kiara mengurung diri setelah membanting pintu dengan kerasnya.

Ia marah kepada Kakeknya, kenapa harus ada perjodohan yang sama sekali tidak di kehendaki-nya.

"Apa Aku salah, jika ingin mencari seorang Pria yang Ku cintai? Aku hanya ingin hidup bahagia dan tua bersama pasangan Ku kelak. Bukan dengan cara ini," gumam Kiara lirih.

Ia menangis dengan isakan kecil, saat mengingat jika kedua orang tua-nya menyetujui akan rencana perjodohan ini.

Seharusnya mereka berdua lebih tahu, jika Anaknya bukan orang yang suka di kekang. Apalagi sampai di paksa,untuk menerima perjodohan ini.

Cukup lama Kiara meratapi nasibnya, tidak lama Ia teringat akan sahabat-nya, yang selalu ada di saat Ia membutuhkan sandaran.

"Aku ingin bertemu dengan Elisa, Aku butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesahku!" gumam Kiara.

Ia pun mengambil Handphone miliknya, yang Ia letakkan di nakas samping tempat tidurnya.

Setelah itu menelpon Elisa, meminta bertemu di sebuah Kaffe langganan mereka.

Kiara menunggu hingga nada sambung ketiga, baru lah panggilan darinya di terima.

Tut! Tut! Tut!

Klik!

"Ya sayangku, ada apa?"

Kiara tersenyum saat mendengar nada suara ceria, dari Elisa di seberang sana.

"Kangen!" balas Kiara manja. Ia ikut terkekeh, saat mendengar sahabat-nya terkekeh.

"Masa?"

"Iya!" balas Kiara cepat. Lalu yang terdengar adalah suara tawa dari Elisa, sehingga Ia pun ikut tertawa.

"Oke, Aku tahu artinya itu. Jadi kita ketemuan di Kaffe biasa, bagaimana?"

"Oke!" balas Kiara cepat. Ia tersenyum sumringah, saat mendengar ajakan bertemu dari Elisa.

"Dasar bawel!"

"Biarin, yang penting cantik!" balas Kiara narsis.

"Oke, oke, Aku tunggu di sana yah?"

"Oke sayang!" balas Kiara semangat.

Panggilan pun terputus,Kiara dengan segera bersiap-siap mengganti pakainya.

"Tapi, izinya bagaimana yah?" gumam Kiara bingung. Tapi tidak lama, senyumnya terbit setelah menemukan alasan yang tepat.

"He-he-he!" kekeh Kiara senang.

Lalu berangkat lah Kiara, dengan mobil kesayanganya. Menuju kaffe sesuai yang di janjikan dengan Sang sahabat.

Rencana

Halooo.... Salam kenal saya author lina semoga suka ya

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

"Haaaah!" dengan tidak elitnya. Elisa, Sahabat kental Kiara, berteriak hingga pengunjung Kafe sore itu melihat ke arah mereka sambil berbisik.

"Aihhhh .... Sa,biasa aja sih nggak usah teriak segala bikin malu aja," ujar Kiara kesal sambil menutup muka karena malu.

Kiara sukses loh di buat malu oleh sahabat lebaynya.

Setelah berhasil keluar rumah, dengan alasan urusan kantor. Kiara meminta sahabatnya yaitu Elisa. Untuk mencari solusi dari masalah hidupnya, yang menurut Dirinya sangat berat Sedunia .

"Jadi maksudnya, kamu di paksa untuk menikah dengan Lelaki yang nggak Kamu kenal dan cinta gitu?" tanya Elisa tidak percaya. Sambil menggelengkan kepala dramatis. Elisa, menganggap Kiara adalah seonggok Gadis dengan kisah hidup menyedihkan.

"Hum ..." sahut Kiara lemas.

Jika tidak sedang dalam mode bad mood, mungkin Kiara akan manjitak kepala Elisa yang menggelengkan kepala dengan dramatis meledeknya.

"Huh ... Dasar Ratu lebay," gumam Kiara dalam hati.

Persahabatan Mereka ini , di mulai dari Mereka masih kecil.

Kiara mempunyai banyak teman, namun hanya Elisa lah sahabatnya yang paling dekat. Karena mereka kenal dari kecil dan selalu sekolah di tempat yang sama, Bahkan Kuliah pun sama walaupun beda Jurusan .

Sewaktu kuliah,Elisa lebih memilih jurusan desainer, Karena cita-citanya sedari kecil adalah menjadi Desainer .

Sedangkan kiara adalah penerus dari Perusahaan yang bergerak di bidang Jasa atau juga Hotel dan Restoran, maka dia mengambil Manajemen Perhotelan .

"Terus,rencana Kamu gimana Ra?" tanya Elisa penasaran. Ia sangat tahu jika Kiara adalah seorang keras kepala. Jika Dia bilang A sudah pasti A.

"Duhhh ... Entahlah Sa , yang pasti Aku gak mau kalau sampe ada acara jodoh-jodohan gini. Udah seperti Zaman Nurbaya saja," balas Kiara pasrah. Kiara tau ini pasti akan terjadi cepat atau lambat

"Gimana, kalau Kamu kabur saja dari rumah?" celetuk Elisa. Mendengar usulan dari Elisa, Kiara tersenyum lebar. Ia merasa apa yang keluar dari mulut Elisa itu, bagaikan tiupan udara segar dari Surga.

"Ahhhhh .... Kenapa Aku nggak kepikiran seperti itu ya!" seru Kiara ceria. Kiara tersenyum dengan segala macam rencana yang ada di kepalanya. Hingga Elisa, yang ada di sebelahnya merinding, Melihat Kiara tersenyum dengan manisnya ( Baca : Senyum Devil ).

"Hiiii .... Entah apa, yang merasukimu Ra," batin Elisa merinding. Ia tidak tahu apa yang ada di fikiran Sang sahabat, apalagi sampai memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya. Dia hanya berharap, kedepannya tidak ada hal yang buruk terjadi dengan sahabat cantik nya ini.

Lalu Mereka berdua larut dalam obrolan, tentang rencana rencana yang akan Kiara laksanakan.

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di sebuah perusahaan terkenal.

Berdiri seorang Laki-laki bertubuh tinggi dan tegap, bahu lebarnya sangat menggoda untuk di jadikan sandaran. Ia saat ini sedang menerima telepon dari Orang Tuanya .

Klik

"Hum!"

" .... "

" Ya mah, baik Aku akan pulang"

" .... "

"Tidak tahu kapan,"

" .... "

"Baik baik akan Aku usahakan, "

" ..."

"Iya ... Baiklah Mah jaga kesehatanmu, salam untuk Kakek dan Papa, Aku menyayangimu!"

Tut!

Setelah selesai, Dirga kemudian Memencet nomor 1 Dial telpon di meja kantornya. Ia sedang menelpon Sekretarisnya .

" Dani Ke Ruanganku sekarang " Perintahnya. kemudian, mematikan panggilan telpon secara sepihak .

Dirga Mahesa Wijaya nama lelaki itu. Ia menghela nafas lelah, saat mengingat pembicaraannya dengan Ibunya, di beberapa menit yang lalu.

"Hahh .... Kenapa harus di jodohin sih, apa Aku kurang tampan dan Mempesona " Batinnya narsis.

Lelaki Arogan dan dingin ini, memiliki satu kelemahan dalam hidup nya yaitu Mama tercintanya.

Ia sangat menyayangi Sang Mama, karena dari dulu beliau lah yang selalu ada menemaninya.

Tok! Tok! Tok!

Ketukan dari pintu luar ruangannya, membuat Dirga tersentak kaget. Sepertinya Ia sedikit melamun, lalu Ia pun mengizinkan masuk.

Ceklek!

Pintu ruangan terbuka, di susul dngan Dani yang masuk dan berjalan dengan tergesa.

"Ya Bos, ada yang bisa di bantu?" tanya Dani singkat.

"Bawakan laporan perusahaan cabang, terus itu copy File untuk kerja sama dengan perusahaan Wicaksono. Dua puluh menit, Gue mau berkasnya selesai dan ada di meja," ujar Dirga datar. Menatad Dani dengan aura dominan, yang menguar dari tubuhnya.

"Baik, apa ada lagi Bos?" tanya Dani.

"Tidak, Lu boleh keluar!" ujar Dirga singkat.

Dani mengangguk mengerti, lalu meninggalkan ruangan Dirga untuk mengerjakan tugas sesuai instruksi.

"kenapa tiba-tiba ada rencana gini sih, apa Gue harus menikah dengan pilihan Kakek?" gumam Dirga bertanya. Namun sayang, saat ini Ia hanya sendiri. Sehingga apa pun pertanyaan yang di keluarkan, hanya Ia yang mempu menjawabnya.

"Terserah lah, sekarang yang penting dokumen dulu. Jangan sampai ada yang tahu," ujar Dirga mewanti.

Dirga pun melanjutkan pekerjaan-nya, namun sayang dering telepon dari Handphone-nya mengganggu konsentrasi-nya.

Ia pun mengambil Handphone yang Ia letakan di samping Laptop miliknya, melihat nomor asing namun sebenarnya Ia tahu siapa.

"Ck!"

Dengan terpaksa Ia menerima panggilan tersebut, tapi hanya untuk bergumam lalu memutuskan secara sepihak.

"Kenapa cewek sangat mengerikan, nggak cukup yah sekali di tolak?"

"Bisa stres Gue lama-lama!"

"Aish ngeselin,"

Dirga kesal sendiri, Ia mengomel tanpa tahu malu karena saat ini tidak ada siapa pun di ruangannya.

Di kenal sebagai orang dingin dan arogan, dengan wajah tanpa ekspresi. Membuat Dirga mendengus lucu, jarang ada yang bisa membuatnya keluar dari karakternya.

Jika pun ada yang bisa, mungkin hanya segelintir orang yang mampu membuatnya bisa bebas berekspresi.

Terlebih mahluk yang bergender perempuan, baginya perempuan hanya mahluk menyusahkan.

Kecuali sang Mama, perempuan yang paling Ia sayang.

Mungkin saat ini baru Mamanya, perempuan yang membuat Dia nyaman. Tapi sepertinya akan ada lagi, tambahan perempuan yang akan mengisi hari-hari dari seorang pria dengan nama Dirga Mahesa Wijaya.

Laki-laki minim ekspresi, yang selalu patuh dengan apa yang di perintah Sang Mama.

"Huft! Lelah sekali," desah Dirga dengan tangan mengurut pangkal hidung lelah.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Kira kira apa ya yang akan di rencanakan kiara...

Persiapan yang belum matang

Selamat membaca...

\=\=\=\=

Memikirkan rencana perjodohan yang di rencanakan oleh Sang Kakek , Kiara sukses di buat manyun seharian.

Dokumen yang menumpuk minta di belai pun di acuhkanya.

Tok! tok!

Dari arah luar terdengar suara ketukan pintu, seperti seorang karyawan tempat Kiara bekerja ingin melaporkan sesuatu.

Sesuai perintah darinya, selain kepentingan yang mendesak Ia tidak ingin di ganggu hari ini.

"Masuk!" sahut Kiara dari dalam.

Kiara adalah sales marketing di sebuah Hotel, cabang anak perusahaan milik keluarganya.

Walaupun Dia adalah penerus Hotel ini, Kiara ingin mendapat posisi dengan kemampuanya sendiri.

Maka itu di waktu Papanya menawarkan Ia untuk jabatan sebagai manajer, Kiara menolak dan ingin memulai dari bawah, dengan alasan ingin di pandang oleh bawahan karena usaha sendiri.

Ceklek!

Pintu ruangan terbuka, di susul dengan salah satu Tim-nya di bagian marketing.

"Permisi Bu Kiara ada klien yang mau membicarakan tentang penyewaan Bangquet di Hall cendrawasih" jelas Seorang karyawan yang tadi mengetuk pintu.

"Oke ... Tolong kamu bawa tamunya ke ruangan meeting. Lalu siapkan minuman ...10 menit lagi Saya kesana" perintah Kiara yang langsung di laksanakan oleh Karyawan tersebut.

Karyawan itu meninggalkan ruangannya, untuk melaksanakan perintahnya.

Sedangkan Ia sendiri bersiap, memeriksa lagu formulir permintaan yang sudah di pelajarinya.

Kiara berjalan dengan langkah pasti, menuju ruang pertemuan.

Ia bersalaman dan menyambut Tamu dengan ramah, kemudian memulai pembahasan.

Isinya tidak jauh dari harapan yang menginginkan fasilitas dan Akomodasi.

Kiara mengangguk mengerti, mencatat setiap keinginan dari Orang yang akan menyewa Hall milik Hotel tempatnya bekerja.

"Baik, Kami sebisa mungkin akan melakukan yang terbaik!" ujar Kiara ramah.

"Iya!"

"Baiklah, apa ada yang mau di tambahkan?" tanya Kiara dengan senyum bisnis.

"Tidak ada," balas Klien ramah. Ia puas dengan segala penjelasan, yang di jelaskan oleh Kiara.

"Kalau gitu, pertemuannya sampai sini. Sampai bertemu di acara, Tuan Dilan!" ujar Kiara menutup pertemuan.

"Baik, terima kasih ibu Kiara!" balas Dilan puas.

"Terima kasih kembali!"

Kiara dan Dilan berjabat tangan, menandakan suksesnya pertemuan. Ia mengantar Kliennya hingga pintu ruang pertemuan, bibirnya tersenyum dengan badan sedikit membungkuk.

"Huft ... Selesai, saatnya yang lain," gumam Kiara pelan. Kemudian berbalik arah, untuk kembali ke ruanganya.

Setelah meeting dengan tamu, dan sukses dengan kerjasamanya. Kiara memutuskan untuk menyusun lagi rencana kabur dari rumah, yang sempat tertunda oleh dokumen serta meeting dadakan.

Niat hati ingin kabur apadaya, Kiara tetaplah seorang pegawai yang teladan yang memikirkan kerjasama dengan klien. Apalagi Hotel ini nantinya juga akan di teruskan olehnya.

"Hem ... Beberapa dokumen dan meeting sudah selesai, seharusnya bisa untuk di tinggal beberapa bulan. Lagian aku sudah menjelaskan kepada tim rencana untuk kedepannya" gumam Kiara setelah memeriksa pekerjaannya.

Sebenarnya Kiara tidaklah benar-benar ingin kabur dan menjadi cucu durhaka, namun Ia ingin kakeknya tahu. Bahwa Ia tidak setuju dengan rencana yang Kakeknya buat. Biar bagaimanapun Kiara sangat menyayangi Sang Kakek, Ia hanya ingin memiliki Suami yang Ia sukai dan cintai dengan tanpa paksaan.

"Semoga berhasil" gumam Kiara berharap.

Perusahaan Wijaya kota Y

Dirga Gilang Mahesa wijaya saat sedang tenggelam dengan dokumen, yang menumpuk di meja kantornya.

Ia mengerjakan dengan serius pekerjaan miliknya, yang setiap hari tidak ada habisnya.

Tapi sayang, fokusnya terganggu karena dering ponsel Mengganggu konsentrasi.

Mengangkat telepon tanpa melihat nomer penelpon, Ia mengernyit setelah mendengar suara Si penelpon yang ternyata adalah wanita yang selalu mengganggunya.

"Shit ... Seharusnya langsung Gue blokir ni nomer cewek," gumam Dirga dalam hati.

"Dirga sedang apa? Uhhhh Aku sangat merindukanmu ... "

Si wanita berbicara dengan suara imut. Tapi sayang bukannya mendapat respon, Dirga malah meraskan mual mendengarnya.

"Sudah selesai bicaranya? sebaiknya Lu gak usah telpon kalau nggak ada keperluan" balas Dirga datar.

Nada dingin adalah andalannya, jika ada yang mengganggu contohnya saja pertanyaan dari Si wanita.

Dirga di kenal oleh orang sebagai pribadi yang dingin dan arogan.

Baginya wanita adalah mahluk yang sangat merepotkan, kecuali mama tercintanya. Pria tampan incaran hampir semua mahluk hawa ini susah untuk di raih.

Terlebih oleh Si penelpon, belum sampai di jawab oleh Si wanita. Dirga lalu memutuskan panggilan secara sepihak dan membuat Ia mengumpat kembali karena ulah Si penelpon.

"Tuh cewek maunya apa? mungkin selama ini Gue kurang kasar nolaknya. Fu*k bikin bad mood aja!" umpat Dirga kesal sambil membanting pena di atas meja kerjanya .

Moodnya hancur, konsentrasi untuk mengerjakan pekerjaannya hilang.

Kemudian Dirga bangkit dan bejalan ke luar ruangan. Memutuskan untuk ergi ke sebuah Bar, milik sahabatnya untuk menghilangkan stres karna masalah perjodohan dan telpon dari Wanita yang menurutnya sangat mengganggu.

Dirga berjalan dengan langkah lebar, melewati bagitu saja setiap sapaan dari karyawannya.

Di parkiran khusus untuknya ada sebuah mobil kesayanganya, Yang selalu menemani dirinya kemana saja. Ia memasuki mobil Lamborghini merah tersebut, menutup pintu dengan debaman kecil.

Blam!

Menghidupkan mesin mobil dan melaju dengan kecepatan di atas rata-rata.

"Gue harus ganti nomor segera, Gue nggak mau di ganggu Cewek gila lag. Sialan, kenapa berasa jadi penjahat gini!" gumam Dirga kesal.

Ia mengendikkan bahunya acuh, kemudian melupakan masalah yang menurutnya tidak penting.

Sedangkan di kamar yang ternyata adalah kamar Si penelpon, terdengar suara bantingan kaca dan teriakan frustrasi. Karena lagi- lagi Dirga Sang pujaan hati, dengan tega memutuskan panggilan darinya.

"Sial .... Apa kurangnya Gue? Dirga mahesa lo bakal jadi milik Gue apapun caranya!"gumam si Wanita.

Smirk devil tampak di bibir Si wanita, saat mengingat jika sudah ada seseorang yang akan membantu dirinya, untuk mendapatkan Dirga.

"Oke, tunggu saja ini sayang, Kita akan bertemu lagi!" gumamnya senang.

Ia ingin memiliki Dirga, bukan hanya karena ketampanannya tapi juga untuk sesuatu yang hanya Dia sendiri tahu.

\=\=\=

Siapakah wanita tersebut dan apa yang sebenarnya akan terjadi

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!