Pagi Hari, seorang gadis sedang memasak di dapur, Gadis itu sedang mengiris bawang.
"Hiss, bawang kurang ajar! Cowo aja gak berani buat aku nangis, rasain kamu!" Chelsee menggoreng bawang merah yang tadi dia iris lalu menumis sayur manis ke dalam kuali. Tiga puluh menit kemudian dia kini sudah selesai memasak, saat sedang ingin menaruh sayur ke meja makan Tak sengaja dia menabrak ibu nya dan menumpahkan kuah panas ke baju sang ibu
Syuurr..
"Aduhh, dasar kurang ajar," Ratna marah, seraya mengibaskan baju nya yang kini telah basah, badan nya juga terasa panas akibat kuah yang panas.
"Maaf ibu, gak sengaja soal nya buru-buru." Ucap Chelsee merasa bersalah.
"Mata kamu itu di taruh dimana? Lihat ini baju ibu basah dan kulit ibu terasa panas," bentak Ratna dengan wajah yang galak.
"Iya bu, maaf, kan Chelsee buru-buru karna mau kerja." Gadis itu merucutkan bibir nya.
"kerja-kerja, kamu itu kalau kerja pasti kena pecat melulu, mau jadi apa kamu kalau terus-terusan teledor begini" Bu Ratna tetap mengeraskan suara nya.
"duh, ibu marah-narah mulu." Chelsee hanya pasrah kuah sayur nya telah tumpah.
***
"Yah, Chelsee berangkat kerja dulu, ya! Hari Chelsee pertama kali kerja lho" Gadis yang berambut hitam yang kini mengenakan baju putih dan rok hitam mendekat ke arah ayah nya.
"perasaan kamu sering kali pamit sambil bilang, Hari ini aku pertama kerja," Burhan mengejek, membuat Chelsee yang ceria merasa malu.
"Ih, ayah, itu tanda nya Chelsee punya banyak pengalaman," Kilah gadis itu, padahal semua itu karena pekerjaan nya yang selalu teledor sehingga dia selalu kena pecat.
"Banyak pengalaman atau sering di pecat karena selalu buat masalah?" Ejek Burhan lagi.
"Is ayah, mudah-mudahan kali ini berjalan dengan lancar, do'ain putrimu ini dong." Chelsee berucap manja.
"Ayah pasti do'ain semoga hari ini berjalan lancar dan kamu gak di pecat lagi."
"Aminn, Chelsee pamit ya, Yah."
Gadis itu menyalim dan mencium punggung tangan ayah nya, sang ayah pun tersenyum senang melihat Chelsee
"Hati-hati sayang," perlahan Chelsee berjalan jauh dari ayah nya.
"Suatu saat, kamu pasti akan tahu siapa kamu sebenarnya," batin Burhan menahan kesedihan.
***
Chelsee sudah berada di jalan raya, dia teramat senang karena mendapatkan pekerjaan baru sebagai sekretaris di sebuah perusahaan yang terkenal, sehingga dia tidak sadar jika diri nya sudah berada di tengah jalan. dan Saat ini ada mobil di belakang nya menunggu diri nya berpindah ke pinggir. Akan tetapi sudah beberapa menit gadis itu tetap berjalan di tempat yang sama sehingga pengemudi marah dan menekan tombol klakson.
Gadis itu kaget dan marah, dia lalu menghentikan mobil si pengemudi.
"Heh, keluar kamu!'' teriak Chelsee dengan wajah marah seraya memukul body mobil itu, Si pengemudi mengerit lalu keluar. Lalu mengecek body mobil yang tadi di pukul oleh Chelsee.
"Woy! Yang nyuruh kamu keluar ada disini, " Chelsee menunjuk diri nya " dasar cowo kurang ajar. Kamu punya aturan gak? main klakson-klakson orang aja," marah Chelsee yang tidak sanggup menahan emosi.
"Kamu bisa minggir gak?" Tanya Andre santai.
"Minggir? Gak bisa, kamu jangan mentang-mentang punya mobil bisa seenak nya gak mikirin nyawa orang lain," ketus Chelsee dengan wajah bengis. Alex semakin mengerit melihat tinggah aneh gadis didepan nya.
"Yang seenak nya itu siapa? "
"Kamu!" Balas Chelsee cepat.
"Kamu sadar gak sih? Yang sembarangan itu kamu. Jalan di tengah kaya orang sinting, kamu pikir ini jalan punya nenek kamu!"
Akhir nya lepas juga pertahanan Andre untuk tidak marah di tengah jalan.
"Iya, ini jalan nenek ku. Kurang ajar ngatain aku sinting, kamu tu yang sinting. Udah salah, marah-marah pula." Sentak Chelsee tak terima
Andre membuka kaca mata hitam nya, membuat Chelsee semakin membuat ekpresi wajah nya semakin garang.
"Apa lihat-lihat?" Tantang Chelsee
"Minggir kamu!" Ujar Andre ketus
"Gak mau," Chelsee dengan mamalingkan wajah nya, tetapi tiba-tiba dia melihat angkot yang akan dia tumpangi lewat begitu saja.
"Eeehh, angkot." Pekik Chelsee namun sayang angkot nya kini telah pergi menjauh.
"Tu kan, gara-gara kamu angkot nya jadi pergi." Semprot gadis itu.
"Apa itu urusan saya?" Balas Andre tak perduli.
"Biar ku kasih tahu ya, hari ini aku tu pertama kali kerja. Awas aja kamu kalau sampai aku di pecat gara-gara terlambat," ucap Andre kesal.
"Bodo amat," Andre membalas dengan menyunggingkan senyuman terpaksa, lelaki itu lalu masuk ke dalam mobil.
"Minggir!" Pekik Andre
"Ogah," balas Chelsee tak mau kalah, Andre yang sudah kesal, nekat menginjak gas sehingga Chelsee takut dan perlahan bergeser ke samping.
"Dasar orang kaya nyebelinn!" Pekik Chelsee, terpaksa gadis itu memesan ojek online dan membayar ongkos lebih mahal dari pada angkot.
Waktu sudah menunjukkan pukul 07:25, waktu gadis itu tinggal lima menit lagi, dia berjalan buru-buru sehingga menabrak seorang gadis.
"maaf ya kak, oh iya, kenalin namaku Chelsee. Hari ini aku baru pertama kerja disini, Kamu kerja di bagian apa?" Tanya Chelsee seraya menjabat tangan gadis yang dia tabrak, akan tetapi gadis itu tampak diam dan berwajah datar.
"Aku duluan ya, kak." Chelsee melongos pergi dan buru-buru menuju ke lantai gedung dimana dia bekerja.
"Ais, akhir nya sampai juga" gumam nya sembari melihat isi ruangan yang terisi beberapa kariawan lain.
"Kamu sekretaris baru nya pak Andre?" Tanya Tina yang duduk di sebelah kursi kosong.
"Iya, namaku chelsee." Gadis itu mengulurkan tangan nya ke arah Tina, tak sedikit pun senyuman Chelsee luntur dari wajah nya.
"Aku Tina, ini kursi kamu." Tunjuk Tina kearah kursi yang kosong. Chelsee pun duduk di kursi yang ditunjuk lalu menyiapkan perlengkapan kerja nya.
"Aku mau kasih satu sesuatu sama kamu?" Ujar Tina, alis Chelsee terangkat menanyakan apa yang ingin di sampaikan oleh Tina.
"Pokok nya, kamu gak usah kebanyakan senyum."
"Kenapa?" Chelsee heran.
"Soal nya, pak Andre itu gak suka senyum."
"Heuh?" Chelsee tidak percaya.
"Iya, nah itu orang nya." Tunjuk Tina dengan bibir, namun Chelsee tidak sempat melihat nya.
"Gak kelihatan muka nya kaya gimana,"
Satu menit kemudian, Chelsee mendapatkan telepon kantor dari seseorang.
"hallo," sapa Chelsee ramah.
"Kopi saya." Perintah si penelepon yang tak lain adalah Andre. Sambungan telepon terputus, Chelsee dengan cepat membuatkan kopi walau sedikit bingung dimana tempat pembuatan kopi, untung saja dia tidak takut untuk bertanya.
"Ini kopi nya pak," ucap Chelsee, Alex sedang menelepon dengan seseorang ia membalikkan badan dan memberi isyarat kepada Chelsee untuk diam dan menunggu. Disaat yang bersamaan jantung gadis itu berdegup kencang ketika melihat lelaki yang tadi pagi diajak berantam.
"Ya ampun, ini kan cowo yang tadi pagi," Chelsee meringis, lalu kemudian kembali ke ruangan nya. Sementara Andre, lelaki itu bingung kemana gerangan sekretaris yang membuatkan kopi nya, dia lalu menyeruput kopi itu, akan tetapi langsung dia semburkan karena terasa pahit. Dengan wajah dongkol Andre kembali menghubungi Sekretaris nya. Sementara di ruangan Chelsee wanita itu sudah kalang kabut.
"Siapa yang nyuruh kamu ninggalin ruangan saya?" Suara garang Andre terdengar begitu nyaring.
"Saya pak, eh maksud nya..."
"Diam, sekarang juga kamu kesini! Dan ingat sebelum saya nyuruh kamu ninggalin ruangan, kamu gak boleh keluar, sekarang kamu jelasin ada apa dengan kopi saya" sembur Andre
Chelsee diam, tetapi wajah nya pucat karena takut akan di pecat.
"Kopi nya kenapa, mudah-mudahan dia gak ingat sama aku," batin Chelsee, Lamunan nya tersadar saat Tina menepuk bahu nya.
"Sana! Kan pak Andre manggil kamu," ujar Tina, Chelsee lalu masuk ke ruangan bos nya dengan takut-takut, tak lupa dia menutup wajah nya dengan mempan kopi agar tidak terlihat oleh Andre.
"Kamu yang buatkan kopi saya?" Tanya Andre ketika sekretarisnya sudah masuk ke dalam ruangan, Chelsee mengangguk.
"Muka kamu kenapa di tutupin? Turunin!" Titah Andre, perlahan Mempan itu turun dari wajah Chelsee membuat Alex mengingat kejadian tadi pagi.
"Kamu?" Andre menunjuk kearah Chelsee, yang di tunjuk hanya bisa tersenyum manis.
"Maaf pak, saya gak tahu kalau bapak yang akan jadi bos saya, kalau tahu, saya gak mungkin berani maki-maki bapak," ucap Chelsee memelas.
"Bagaimana mungkin kamu yang jadi sekretaris saya?"
"Saya juga gak tahu kenapa bapak yang jadi bos saya," balas Chelsee. Membuat Andre semakin naik pitam, selalu saja gadis itu punya jawaban.
"Maaf pak, saya janji deh. Nanti ruangan bapak bersih pekerjaan beres," imbuh Chelsee dengan wajah yang masih memelas.
"Kamu gak usah banyak omong, sekarang juga kamu keluar..."
Disaat yang bersamaan pintu ruangan Andre terbuka, menunjukkan sosok seorang gadis yang di tabrak oleh Chelsee tadi pagi.
Gimana Chell? Jantung aman?
Di tunggu kelanjutan nya ya!!
Chelsee diam-diam keluar dari ruangan bos nya, berharap bos baru nya itu akan melupakan kesalahan yang dibuat tanpa sengaja.
"Hadeh, baru pertama hari kerja udah kaya gini aja," Chelsee mendengus lelah.
"Mending kamu gak usah kebanyakan ngeluh, Chell! Gak usah nafas aja deh sekalian," seloroh Tina.
"Mati dong," ucap Chelsee sebal."
"stt, Aku mau ngasih tahu sesuatu lagi. Cewe yang barusan masuk ke ruangan pak Andre juga salah satu pemegang saham disini,"
Chelsee menunggu Tina selesai bicara,
"Dan hari ini dia kesal banget karena tadi pagi ada yang nabrak dia di lantai bawah, orang nya judes dan galak, pasti orang yang nabrak dia tadi pagi langsung di pecat"
"Nama nya Rania, harus jaga-jaga sikap aja di depan ibu itu," Tina memberi saran agar Cheleee tidak melakukan kesalahan.
Seketika wajah gadis ketakutan dan ingin menangis.
"Kamu kenapa sih? Jangan-jangan kamu punya dua kepribadian, sebentar ceria eh sebentar sedih." Ujar Tina merasa aneh.
"Bukan, tapi orang yang tadi nabrak ibu itu, aku." Wajah Chelsee semakin muram, selesai sudah riwayat nya di kantor ini.
"Astaga, kok bisa?"
Chelsee lalu menceritakan semua kejadian, mulai dari dia bertemu dengan Andre hingga menabrak Rania.
"Sudahlah, iklaskan aja pekerjaan mu, Chell! Aku gak yakin kedua bos itu memberimu ruang di kantor ini" ucap Tina prihatin membuat Chelsee hanya pasrah menunggu nasib nya.
Sementara itu, di ruangan Andree
"Aku emang kalah balapan sama kamu, tapi semua itu gara-gara sekretaris baru itu, maka nya aku mau pecat dia sekarang juga." ujar Andre santai.
Tadi pagi, mereka sepakat melakukan pertandaingan balap dari rumah masing-masing, dan siapa yang sampai duluan dialah pemenangnya.
"Sudahlah, An! Akui aja kekalahan mu, masa karna kalah kamu mau pecat dia, itu nama nya gak gentlement."Rania tersenyum menggejek.
"Ok, aku kalah. Terus kamu mau apa dari aku?" Tanya Andre mengalah.
"Kamu harus ajak aku makan dan jalan hari ini."
"It's ok, tapi sekarang aku kerja dulu." Ucap Andre tersenyum manis sekali, membuat Rania merasa senang. Ia lalu keluar dengan hati yang berbunga-bunga.
Saat dia berjalan melewati ruangan Karyawan lain dia melihat Chelsee, gadis yang menabrak diri nya tadi pagi seketika mood nya kembali berubah.
"Heh, kamu!" Ketus Rania, Chelsee seketika reflek berdiri dan menundukkan kepala nya.
"Maaf, bu." Ujar Chelsee takut-takut. Ingin sekali Rania langsung memecat, akan tetapi dia teringat kembali ucapan nya kepada Andre
Rania mengibaskan tangan nya ke udara lalu meninggalkan Chelsee yang sudah pasrah.
"Lah, gak jadi dipecat," gumam Chelsee merasa bingung sekaligus senang, akan tetapi ada satu bos lagi yang harus ia hadapi yaitu laki-laki yang tadi pagi dia maki-maki.
Rania beralih keruangan ibu nya, Mirna. Yang di sebut sebagai nyonya besar di perusahaan Rania group.
"Mom, tahu gak tadi aku menang balapan dari Andre dan nanti malam kami akan dinner" curhat Rania senang.
"Anak mommy kan memang gak pernah ada yang ngalahin," puji Mirna menenangkan.
Rania tersenyum bangga dipuji seperti itu oleh ibu nya.
"Ada yang bisa Rania bantu? " Tanya Rania, kalimat itu adalah rutinitas gadis itu ketika menemui ibu nya.
"Tentu, ini, kamu tanda tangani dulu Cek yang udah Mommy tulis jumlah nya," titah Mirna.
"Aduh, kenapa sih Mom, harus tanda tangan aku? Kan mommy yang punya perusahaan," keluh Rania, dia merasa bosan karena selalu saja dia yang menandatangi Cek, beserta berkas penting di perusahaan Rania Group.
"Kamu kan anak kesayangan Mommy, jadi perusahaan ini Mommy kasih untuk kamu," ucap Mirna halus, ada sesuatu yang di sembunyikan oleh wanita paruh baya itu. Wajah nya terlihat menyeringai. Tanpa menaruh rasa curiga Rania menandatangai Cek yang berjumlah 1 Miliar.
***
Andre mengajak Chelsee keliling mall yang merupakan salah satu saham mereka, tampak Andre berjalan dengan cepat membuat gadis itu kualahan.
"Ni orang jalan nya cepat banget, kaki nya panjang kali ya. Tapi gak masalah sih, dari pada tangan nya yang panjang." Batin Chelsee, membuat gadis itu terkikik sendiri namun suara kikikan nya terdengar oleh Amdre membuat lelaki itu menoleh ke belakang dengan tatapan datar, reflek Chelsee terdiam. Kemudian Andre melanjutkan jalan nya lalu membenarkan tong sampah yang letak nya terlalu ke tengah jalan.
"Letak tong sampah aja gak boleh salah, bisa gawat aku berurusan dengan bos yang terlalu rapi seperti ini," batin Chelsee, dia lalu membenarkan lagi posisi tong sampah itu, mengingat diri nya yang ceroboh dia menjadi was-was bekerja dengan Andre yang notabene rapi dan disiplin.
Saat dia ingin kembali, dia ditabrak oleh seseorang yang sedang membawa karung sampah. sehingga sampah pelastik berserakan di lantai, Andre menoleh dengan wajah dongkol lalu mendekat kearah Chelsee, gadis itu yang terduduk mengulurkan tangan nya, akan tetapi Andree menatap nya dengan dingin. Chelsee menarik tangan nya kembali dan berdiri sendiri.
"Sekali lagi kamu buat kesalahan, saya pecat kamu." Ucap Andre datar, gadis itu diam.
"Ngerti kamu?"
" Sangat mengerti pak," jawab Chelsee cepat
"Saya gak pernah main-main dengan ucapan saya,"
Gadis itu menjawab dengan mengangguk.
"Pak, di beresin ya!" Titah Andre
"Saya bantuin kok, pak." Sahut Chelsee, Andre tidak perduli dia terus berjalan dan meninggalkan Chelsee, buru-buru gadis itu mengikuti, tanpa melihat sekitar dia mengikuti Andre ke toilet.
"Ini orang, waras atau gimana." Batin Andre merasa aneh. Dia berhenti, karena itu Chelsee menabrak nya.
"Duh, bapak kalau berhenti bilang dulu dong! " Ucap Chelsee
"Saya mau ke toilet," terang Andre, Chelsee tersadar lalu melihat sekeliling nya dan benar saja mereka sedang berada di pintu luar toilet.
"Kamu mau temenin saya masuk ke toilet?"
Chelsee cepat menggeleng, lalu berbalik arah kemudian menghilang dari pandangan Andre.
Setelah keluar dari toilet, Chelsee kembali mengikuti Andre dari belakang, namun Rania yang berada di luar pintu ruangan Andreas menegur nya.
"Kamu mau ngapain disini?"
"Aku?" Andreas bingung,
"Bukan, tapi itu, sekretaris kamu." Imbuh Rania. Andre berbalik dan menemukan Chelsee di belakang nya.
"Ini udah jam pulang, ngapain kamu ngikutin saya terus?" Andreas ingin sekali membentak gadis di depan nya, tetapi masih bisa di tahan.
"Maaf, pak. Saya permisi, pak, bu." Chelsee berlalu seraya menepuk kepala nya, dia merasa jika diri nya teramat bodoh.
"Aku mau ajak kamu balapan sampai rumah," tantang Rania. Andreas tersenyum simpul.
"Ran, jangan mentang-mentang tadi pagi kamu menang, kamu malah nantangin aku lagi." Andreas mengangkat alis nya sebelah.
"Okelah aku terima tawaran kamu," imbuh lelaki itu
Sementara itu, Chelsee yang berjalan buru-buru tidak sengaja menabrak wanita paruh baya yang terlihat sangat mirip dengan diri nya. Kedua nya saling tatap sedikit lama, terutama wanita paruh baya itu, tatapan nya terlihat sendu.
"Maaf, bu. Saya gak sengaja."ucap Chelsee seraya menyalim tangan wanita paruh baya itu. Lamunan wanita itu buyar.
"Ah, ibu yang salah, ibu duluan ya." Ujar wanita paruh itu, lalu melanjutkan perjalanan nya. Entah mengapa Chelsee merasa nyaman ingin sekali berlama-lama bersama wanita paruh baya itu, langkah kaki nya pun mengikuti wanita paruh baya itu.
Langkah wanita paruh baya itu tampak semakin cepat karena ingin mengejar seseorang yang baru saja masuk ke dalam mobil.
"Mirna!! Mirna tunggu!" Pekik wanita paruh baya seraya berlari semakin cepat, akan tetapi orang yang dia kejar sama sekali tidak mendenggar dan terus menjalankan mobil nya, hingga pada akhir nya mobil Rania yang sedang berbalapan dengan Andreas hampir menabrak wanita paruh baya itu. Chelsee yang melihat itu langsung berlari dan mendorong tubuh wanita itu, sehingga Chelsee lah kena tabrak oleh Rania hingga gadis itu tersungkur dan jatuh pingsan, sementara Rania melarikan diri dari tanggung jawab nya.
Andreas yang sudah sampai dirumah, lelaki itu meneguk air mineral untuk mengeringkan tenggorokan nya, sementara Rania baru saja datang dengan wajah yang kesal bercampur panik, Andreas langsung mengejek nya.
"Muka kamu kenapa? Gak terima kalau kamu kalah?" Ejek Andreas, Rania meneguk minuman nya hingga tandas.
"Sial banget aku, An. Aku tu kalah karna tadi ada orang yang nyebrang gak lihat-lihat kanan kiri,"Rania berucap kesal.
"Maksud kamu, kamu habis nabrak orang? Trus orang nya gimana? Udah kamu bawa ke rumah sakit?" Andreas memberikan pertanyaan beruntun.
"Ya mana aku tahu," balas Rania kesal, dia sangat dimanja oleh mommy nya. Sehingga apapun kesalahan nya pasti akan di tujukan kepada orang lain.
"Kamu main kabur aja, habis nabrak orang?" Andreas kini sudah merubah suara nya lebih Tegas.
"Trus kamu mau nya aku gimana?" Rania justru balik bertanya.
"Ran, minimal kamu lihat keadaan dia bagaimana! Kalau misal dia kenapa-napa gimana,"
"Salah dia sendiri nyebrang gak lihat-lihat, itu bukan urusan aku lah." Jawab Rania bertambah kesal.
"Kamu juga salah, udah ngebut di jalan umum," suara Andreas semakin tinggi.
"Udah ya An, aku gak mau ribut cuma karna hal gak penting kaya gini" cetus Rania, dia ingin pulang ke rumah nya, karena tadi dia menyusul kerumah lelaki itu.
"Gak penting kamu bilang? Kamu gak mikirin nyawa orang lain, Rania. Ayo! Sekarang juga kita lihat keadaan korban itu," Andreas menarik paksa Rania, sehingga pergelangan tangan gadis itu memerah karena kesakitan.
"Orang-orang udah pada nolongin dia, An. Jadi buat apa kita repot-repot ngurusin orang yang gak penting," elak Rania, gadis itu kembali menarik tangan nya akan tetapi Andreas kembali memaksa.
Sementara itu, Chelsee kini sudah berada di rumah sakit dan di tangani oleh dokter di ruang UGD.
"Ya allah, semoga gadis baik ini gak kenapa-napa."batin Lanita, wanita paruh baya yang di selamatin oleh Chelsee.
Di tempat lain, Andreas sedang menanyakan keberadaan korban yang di tabrak lari oleh Rania.
"Permisi pak, saya mau bertanya, korban tabrak lari yang disini tadi kemana ya, pak."
"Udah di bawa ke rumah sakit yang ada di balik gedung sana, sama ibu-ibu, korban nya cewe masih muda." Jelas lelaki yang sedang berdiri di pinggir jalan tepat dimana terjadi nya laka lantas.
"Terimaksih info nya ya, pak."
"Tunggu, mas. Tadi saya nemuin dompet, mungkin ini dompet ibu yang nolongin gadis tadi," imbuh lelaki itu, Andreas tetap menerima nya walau sedikit bingung.
Andreas dan Rania menyusul ke rumah sakit terdekat, kedua nya langsung mendekat ke arah resepsionis.
"Mbak, ada pasien yang baru masuk? Perempuan," Tanya Alex.
"sebentar mas, saya cek dulu."
Setelah memeriksa, resepsionis itu lalu memberikan nomor ruangan Chelsee. Kedua nya pun segera menuju ruangan yang sudah di beritahu oleh resepsionis. Kebetulan mereka bertemu langsung dengan dokter yang menangani Chelsee.
"Bagaimana keadaan korban, dok?" Tanya Andreas, tampak nya lelaki itu sangat perduli walau dia belum mengetahui jelas siapa korban itu.
"Terdapat benturan di kepala nya, tetapi untung saja tidak mengenai saraf. Pasien hanya butuh istirahat yang cukup," jelas dokter.
"Apa kami bisa masuk, Dok?" Andreas memastikan.
"Silahkan!"
Saat kedua nya masuk ke dalam ruangan Chelsee, Andreas tidak percaya jika dunia sangatlah sempit. Berbeda dengan Rania yang semakin kesal setelah melihat siapa korban yang dia tabrak.
"Dia sekretaris baru, aku, Ran." Ujar Andreas, Rania mendongak tanpa ekpresi.
Andreas merogoh ponsel dari kantong saku, lalu menghubungi resepsionis di kantor nya.
"Segera cari tahu keluarga Chelsee, lalu beritahu jika beliau sedang di berada di rumah sakit Permata Indah." Perintah Andreas.
"Udah seperti ini pun, kamu belum mengaku salah?" Sembur Andreas, mood Rania semakin rusak.
"An, kamu tahu sendiri dia orang nya gimana, pecicilan dan grasak-grusuk." Bela Rania.
"Yang jadi pertanyaan nya, kamu masih gak mau tanggung jawab?" Ulang Andreas dengan nada kesal.
"Ok, ok, aku bakal cover biaya pengobatan dia, puas."Rania keluar dari ruangan rawat Chelsee, Andreas hanya bisa menggeleng kepala, Kemudian menyusul gadis keras kepala itu.
Lanita, wanita paruh baya yang di tolong oleh Chelsee kembali ke ruangan Gadis itu, setelah selesai berdo'a di musollah.
"Dok, gimana keadaan pasien?" Tanya Lanita.
"Anda orang tua nya? Pasien hanya mengalami cidera di kepala, dan kami sudah menangani nya, dan semua biaya sudah di tanggung oleh Perusahaan tempat gadis itu bekerja," papar sang dokter.
"Syukurlah, terimakasih, dok." Ujar Lanita, dia ikut senang mendengar kondisi Chelsee, sesaat kemudian dia kembali teringat Mirna.
"Ya allah, pertemukan lah aku dengan anak-anakku.'' batin Lanita, ketika wanita itu teringat dengan keluarga nya, dia akan lupa segala nya.
"Aku tahu, bagaimana cara menemukan keberadaan Mirna." Batin Lanita, wanita itu lalu bergegas pergi.
Sementara Burhan, lelaki itu baru saja masuk ke dalam rumah sakit, dan mencari ruangan UGD, dimana Chelsee berada.
Saat ingin memesan ojek online, Lanita baru tersadar jika Dompet nya sudah tidak ada lagi di dalam tas.
"Astaga, dompetku hilang. Ketinggalan di ruangan gadis itu atau di tengah jalan ya." Lanita tampak berpikir keras, menimbang-nimbang ingin kembali ke ruangan ruangan UGD atau langsung menemui seseorang yang menjadi penghubung kepada Mirna.
Lanita akhir nya pergi menemui seseorang, karena merasa jika dompet nya ketinggalan di jalan Raya, padahal jika dia bertemu Burhan dia akan menemukan salah satu keluarga nya.
***
Andreas dan Rania telah berada di depan rumah Mirna, wanita itu mengintip dari dalam jendela lalu tersenyum penuh arti, ketika melihat Rania memeluk Andreas dari samping.
"Hmm, semua akan berjalan lancar. Rania akan menikah dengan Andreas" Mirna tersenyum licik.
Mirna adalah penyebab hancur nya keluarga Lanita. Mirna sengaja mengakui Rania sebagai anak nya agar wanita itu bisa menguasai seluruh harta Wiratama, suami Lanita.
Dan parah nya lagi, Mirna dan ayah Andreae lah yang sengaja membunuh Wiratama, guna untuk mendapatkan seluruh kekayaan Wiratama. Tanpa mereka ketahui, jika Wiratama saat ini masih hidup dan akan kembali membalas dendam.
"Kamu tenang aja, Ran. Chelsee dinyatakan baik-baik aja kok, lagian kamu udah mau bertanggung jawab," ucap Andreas menenangkan, dia tahu pikiran Rania sedang kacau.
"Kamu sekarang istirahat! Besok kan kamu kerja lagi," Andreas melepaskan pelukan Rania dan menyuruh gadis itu untuk masuk ke dalam rumah
***
Tiga hari kemudian...
Pagi hari telah tiba, Chelsee sudah bisa di bawa pulang ke rumah, Burhan memapah Chelsee yang kini di perban kepala nya, ke sofa sederhana.
"Duduk nya pelan-pelan, Chell!"
"Eh, eh, kamu belum sembuh?" Ketus Ratna saat melihat suami nya memanjakan Chelsee
"Ma, jangan ngerocos terus, dong! Mending mama ambilin air minum Gemilang, dia mau minum obat." Titah Burhan.
"Sejak kapan ibu layanin Chelsee? Dia bisa ambil sendiri, iya kan Chel?" Sahut Ratna tidak suka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!