dor
dor
suara tembakan ada di mana mana, banyak korban berjatuhan akibat tembakan yang di luncurkan oleh sekelompok mafia. tembakan itu tak berhenti sehingga tidak memberikan celah kepada lawan untuk membalas.
" bi kayaknya kita bakal, mereka terlalu banyak sepertinya target kita kali ini gagal " ucap seorang laki laki yang saat ini sedang memantau situasi.
" lepaskan saja tembakan terakhir, aku akan mendekati pria itu " jawabnya
Bianca mulai berjalan mengendap-endap di tengah tengah, peperangan antara dua kelompok. ia akan mendekati pemimpin mafia yang sedang memantau dari jauh.
" kena kau"
dor
dor
" tuan, awas " ucap pria di samping nya
brak
" dasar tikus kecil, aku akan membuat mu musnah dari bumi ini " ucap laki laki itu
melihat musuhnya yang mulai menyerangnya, Bianca segera menangkisnya dengan cepat.setiap pukulan yang di layangkan oleh Bianca di tangkis oleh pria itu pertarungan terjadi tanpa ada yang menghentikan.
dor
dor
brak
" shitt, siapa yang menembak ku " ucap Bianca memegangi perutnya
" ckck.. ternyata ini ketua yang katanya begitu hebat. sudahlah lebih baik kamu menyerah, aku tidak suka melukai wanita " ucap laki laki itu
melihat laki laki itu mendekati nya bianca segera menembaknya, dia tidak peduli dengan lukanya asalkan bisa membunuh targetnya secepat mungkin.
klik
dor
dor
" arghh "
" dasar kacung kecil, kamu berani menembak ku " ucap laki laki itu meringis kesakitan
" siapa suruh banyak bicara, sekarang selamat tinggal. semoga Tuhan mengampuni dosamu " ucapnya kembali lalu pergi dari tempat itu.
Bianca masuk ke dalam hutan, dirinya berjalan menyusuri hutan yang begitu lebat. melihat pohon yang begitu rindang di bawah sinar bulan. Bianca langsung beristirahat.
luka yang ia dapatkan cukup fatal, untung saja tidak mengenai jantung nya. namun untuk kembali ke markas sepertinya itu tidak mungkin. dengan lukanya yang terus mengeluarkan darah terus menerus, akan membuat nya mati. akibat kehabisan darah
tap tap tap
suara langkah kaki seseorang mendekatinya, membuat nya harus berlari dengan cepat. suara itu mengejarnya. lalu beberapa tembakan mulai menyerangnya.
" gawat, kalau begitu aku akan benar benar mati di hutan " gumamnya.
dor
dor
dor
" berhenti " ucap orang itu yang terus mengejar Bianca, tidak membuat pilihan lain bagi Bianca.
Bianca berhenti di sebuah gubuk tua, entah mengapa ada gubuk di hutan ia bersembunyi di dalam gubuk itu hingga langkah kaki seseorang memaksanya masuk ke dalam hutan lebih jauh.
hingga tembakan terakhir dari orang itu membuat dirinya terjatuh, Bianca langsung tersungkur di tanah sudah tidak sanggup baginya untuk kabur
" shit, menyebalkan aku akan mati di tangan orang itu " gumamnya, mencoba berdiri kembali
" Bianca?! " panggil orang itu
" mex, apa yang kamu lakukan di sini " tanya Bianca melihat temannya itu
" aku melihat seseorang sedang kabur, aku kira itu musuh ternyata kamu " jawabnya, wajahnya mulai khwatir melihat keadan Bianca
" sepertinya keahlian menembak mu semakin bagus. aku tidak sia sia menjadikan mu sebagai teman ku " ucap Bianca
raut wajahnya kian pucat, akibat kekurangan banyak darah akibat luka di tubuhnya, apa lagi Bianca harus menderita satu tembakan lagi di kakinya.
" ma--maafkan aku bi, aku benar benar tidak tahu kalau itu kamu " ucap mex
" ckcm.. jadi kamu merasa bersalah kepada ku, lucu sekali " ucap Bianca sedikit terkekeh
" aku akan membawa mu ke rumah sakit " ucap Mex menggendong tubuh Bianca alah Bridstyle
" tidak mex, aku sepertinya tidak akan selamat. temani aku di sini mex " ucap Bianca dengan suara yang mulai serak
mendengar itu mex hanya bisa menangis, kesalahannya dalam mengenali musuh telah mengakibatkan dirinya membunuh sang sahabat.
" ingat mex kamu tidak boleh salah mengenali musuh mu lagi, aku akan mentertawakan mu dari sana " ucap Bianca yang mulai kehilangan kesadarannya.
pada akhirnya Bianca mati di tangan sahabatnya sendiri, melihat Bianca yang sudah tidak bernapas membuat mex menyalahkan dirinya. hingga beberapa anak buah Bianca menghampiri max.
...****************...
sementara di tempat lain, ada seorang gadis yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. banyak alat alat medis yang di tubuhnya.
" princes mami, kamu pasti sangat menderita. maafkan mami ya sayang " ucap wanita itu, ia kembali menangis sembari memegang tangan gadis kecil di atau ranjang.
hingga suara monitor membuat wanita kaget,ia segera memanggil dokter, hingga dokter tiba ia meminta wanita itu untuk menunggu di luar.
" mi, mami harus tenang.. anak kita akan baik baik saja " ucap seorang pria.
" tapi pi, mami takut.. mami sangat takut kehilangan Gebi " jawabnya, isak tangis tidak bisa lagi ia bendung
" dek, kamu harus bisa.. kamu harus bisa melawan penyakit itu " Gumam seorang laki laki yang menatap sendu ke dalam kamar.
hingga beberapa jam kemudian, seorang dokter keluar. membuat keluarga itu segera menghampirnya.
" bagaimana keadan putri saya dok " tanya tuan Brian ayah dari Gebi
" kondisi nona Gebi sudah membaik, tidak akan lama lagi di akan sadar " jawab dokter
" apa dia akan segera sadar dok " tanya nyonya Claudia
" tidak akan lama lagi dia akan sadar kita hanya bisa berdoa kepada sang Maha Kuasa agar nona Gebi bisa secepatnya sadar dari komanya.. kalau begitu saya akan kembali " ucap dokter itu lalu pamit pergi menjauh
mereka langsung masuk ke dalam kamar tempat Gebi di rawat, ibu mana pun pasti akan sangat sakit melihat anak mereka yang hanya bisa hidup dengan alat penunjang rumah sakit.
sementara itu
" dimana aku? apa yang terjadi apa aku sudah mati " ucap Bianca melihat warna putih di sekeliling nya
" Hai kak Bianca " sapa seseorang
" arghh, siapa kamu, kenapa kamu bisa tiba tiba muncul apa kami hantu " ucap Bianca sedikit kaget
" kak Bianca jangan takut, kita berdua memang sudah mati" jawabannya santai
" lalu siapa kamu kenapa kita bisa berada di tempat ini " tanya Bianca kembali
" kakak sangat cerewet, ini tuh di dalam bawa sadar aku. saat ini tubuh ku sedang koma akibat sebuah kecelakaan " jawabnya
" lalu aku kenapa bisa berada di sini "
" karena kakak akan menjadi pemilik tubuh ini. aku hanya ingin menyampaikan pesan terakhir ku buat mami "
" aku tidak mengerti "
" dasar kakak bodoh, nama ku Gebi Samantha Irene aku seorang anak dari konglomerat ketiga. sayangnya aku punya riwayat penyakit jantung, jadi kakak harus sabar ya dengan tubuh ku. jangan lupa katakan kepada mami kalau aku menyayanginya maafkan aku karena bersikap terlalu kasar kepada mereka "
" tu--tunggu apa maksudnya itu, jadi aku hidup kembali dan berada di tubuh mu " tanya Bianca
" begitulah, aku tidak punya banyak waktu. kakak harus membuat papa sama mama selalu bahagia "
" hah?! kamu mau ke mana?!! "
" selamat tinggal kak Bianca " ucap Gebi perlahan-lahan menghilang.
" ckck.. ini membuat ku pusing "
hingga tiba tiba ruangan itu hancur, hingga membuat Bianca terjatuh.
" aaaahh apa aku akan mati kedua kalinya "
" araghh"
namun Bianca tidak merasakan sakit apapun, ketika sadar ia sudah terbangun di rumah sakit. bau obat yang begitu menyengat membuat kepalanya terasa pusing. ia melihat ke sekeliling, ruangan dengan nuansa putih sedikit terasa asing. Bianca melihat ada beberapa alat medis di sekitarnya.
" shit, apa yang terjadi kenapa aku bisa berada di rumah sakit " gumamnya
Hingga potongan-potongan ingatan mulai muncul di kepalanya, Bianca sedikit meringis Karena rasa sakit dari ingatan yang muncul.
hingga seseorang masuk ke dalam ruangan, mata orang itu langsung kaget melihat Gebi yang sudah terbangun. apa lagu Gebi menatap nya dengan tajam
" anda siapa " tanya bianca kepada wanita di depannya.
wanita itu langsung memeluk erat Bianca, ia langsung menangis membuat Bianca sedikit heran.
" akhinya princess mami bangun.. maafin mami sayang, maafin mami " ucapnya, dengan nada bergetar wanita itu manangis di pelukan Bianca.
" maaf sepertinya anda salah masuk kamar " ucap Bianca, ia tidak tahu harusa apa. mulut nya terasa kaku.
" maaf sepertinya anda salah masuk kamar " ucap Bianca
mendengar itu nyonya Claudia sedikit bingung, ia segera memanggil dokter.
"hm, sepertinya nona Gebi mengalami Amnesia, karena koma membuat beberapa ingatan nya sedikit hilang " ucap sang dokter
mendegar itu nyonya Claudia langsung menangis apakah putrinya tidak akan ingat mereka, ia langsung memeluk sang suami.
" jika begitu saya akan kembali " ucap sang dokter berlalu pergi
" mi tenang dulu, kita bantu Gebi biar inget ya. abang nanti juga bantu Gebi kok biar inget " ucap tuan Brian
nyonya Claudia hanya mengangguk, ia langsung menuju tempat di mana Gebi sedang duduk memandang ke arah mereka.
" kenapa mereka nampak sedih melihat ku? apa aku memang hidup kembali ke dalam tubuh ini " gumamnya
" Gebi kamu beneran gak ingat mami sayang? " tanya nyonya Claudia.
" mami? tanya balik Gebi
" iya sayang saya mami kamu nyonya Claudia, ini papi kamu tuan Brian dan laki laki di sana itu kakak kamu Aksa " ucap nyonya Claudia
Bianca hanya mengangguk saja, jadi dia mulai paham. bahwa dirinya memang kembali hidup namun dengan raga yang berbeda bisa di bilang ia reinkarnasi.
" terus nama aku siapa " tanya Bianca kembali, ia tidak mungkin mengatakan dirinya Bianca.
" nama kamu Gebi sayang " jawab nyonya Claudia
" lalu kenapa aku bisa koma? apa karena penyakit ku " ucap Gebi membuat mereka menjadi diam
" tidak sayang, kamu koma karena kecelakaan " jawab tuan Brian
Gebi hanya mengangguk kalo itu hari ini dia akan hidup sebagai Gebi bukan Bianca.
" kalo gitu Gebi mau pulang, Gebi gak mau di sini " ucap Gebi lagi
" kenanpa sikpa Gebi berbeda seharusnya dia akan marah sama mami, atau koma udah ngerubah sifatnya kalo gitu bagus deh " batin Aksa
" sayang kamu belum boleh pulang " jawab tuan Danu
" pokoknya Gebi mau pulang " ucap Gebi
karena Gebi terus ingin pulang, akhinya mereka menuruti permintaan Gebi. kini Gebi sudah kembali dari rumah sakit, mereka berhenti di sebuah mansion mewah. di sana ada penjaga ya membuka gerbang mansion itu.
" wah, apa mereka orang kaya? bahkan mansion mereka lebih besar dari punya ku " batin Gebi
melihat Gebi yang menatap seperti itu Tuan Brian hanya bisa tersenyum tipis, Gebi yang baru menurut nya seperti anak kecil. padahal sikap Gebi ssebelum nya sangat dingin kepada mereka, karena penyakit Gebi membuat dirinya membenci keluarganya. untuk tertawa saja Gebi tidak pernah.
sesampainya di depan pintu mansion, mereka lamgsung di sambut oleh para pelayan. di sana mereka langsung membungkuk 90° ketika melihat tuan Brian
" selamat datang kembali tuan " ucap kepala pelayan
" terimakasih sudah menyambut kami " jawab tuan Danu lalu mengajak keluarga nya masuk
saat di dalam Bianca di buat terkejut kembali, dengan dalam mansion tempat itu benar benar mewah dan luas banyak benda benda antik dan mahal yang terpajang di sudut mansion. membuat jiwa miskin Bianca langsung ingin menjual , jika ia menjualnya pasti dia akan mendapatkan banyak keuntungan.
" aku akan naik ke atas " ucap Aksa berlalu pergi
" nah sekarang ini adalah rumah kamu sayang, kamar kamu ada di atas " ucap nyonya claudia
" kalo gitu aku bakal naik ke atas, oh ya aku ini pelayan peribadi " ucap Gebi
" kamu sudah punya sayang, bahkan kamu udah anggap dia seperti sahabat "
mendengar itu Bianca ah tidak tidak dia sekarang Gebi. Gebi hanya bisa mengangguk padahal dirinya ingin pelayan khusus.
" aku ke atas mam" ucapnya lalu berlalu pergi
" mami harap Gebi akan berubah selamanya, mami takut sikap nya kembali seperti dulu " ucap nyonya Claudia
" semoga saja mi, papi juga berharap Gebi tidak akan seperti dulu lagi " jawab tuan Brian
sesampainya di atas Gebi, Gebi segera melihat beberapa kamar. di sana ada kamar dengan warna yang paling mencolok. ia segera membuka pintu kamar itu. mata nya langsung terbelalak melihat isi kamarnya.
" apa ini kamar ku? astaga aku tidak suka warna ini. mata ku bisa rusak jika melihat nya " batin Gebi
kamar dengan nuansa mera mudah membuat kamar itu terlihat sangat manis, mulai dari pakain, tempat tidur dan lainnya.
" aku akan menyuruh pelayan menganti warna nya menjadi blck gold " gumamnya
Gebi langsung menuju meja belajar ia akan mencari data dari pemilik asli dari tubuh yang ia tempati. hampir dua jam ia mencari namun tidak menemukan apa pun.
" ckck.. sebenarnya siapa pemilik asli tubuh ini. identitasnya seperti di tutupi " ucap Gebi ia langsung merebahkan dirinya di atas kasur
" besok saja aku akan mencarinya, aku sangat mengantuk sekarang " gumamnya
tidak lama Gebi sudah terlelap,ia mulai menyelam ke alam mimpi.
...****************...
hari sudah menunjukkan waktu pagi, namun saat ini Gebi saat ini masih tidur. di kehidupannya yang dulu Bianca tak pernah bangun pada waktu pagi karena pekerjaan nya yang membuat waktu tidurnya berkurang.
brak
" dasar pemalas apa anda akan tidur sepanjang hari. jika begini penyakit anda tidak akan pernah sembuh " ucap pelayan itu
mendengar suara seseorang Membuat Gebi terbangun, ia bisa melihat seseorang dengan pakaian maid menatap sini kepadanya.
" kamu pelayan yang membantu ku " tanya Gebi. ia mulai menatap tajam ke arah pelayan itu
suasana di dalam kamar itu mendadak hening, apa lagi aura Gebi yang berubah menakutkan
" be--benar saya pelayan yang melayani anda " ucap pelayan itu
" kamu menjadi pelayan bukan? di sini siapa majikan mu kamu sangat angkuh dan tidak sabaran apa selama pemilik asli hidup kamu sering melakukan ini " ucap Gebi menatap dingin, aura yang ia keluarkan sangat menakutkan sekarang.
" kenapa sih bodoh ini sangat menakutkan sekarang, bahkan auranya seperti berbedah" bati pelayan itu
" ckck.. kamu hanya nona penyakitan yang menyusahkan para pelayan beruntung aku ingin merawat mu " ucap pelayan itu dengan nada angkuh
" siapa namamu " tanya Gebi
" namaku Anabellea " jawabnya ketus
" mungkin dia yang di maksud mami kemarin " batin Gebi
" jadi nama mu anabella ya.. pantas saja wajah mu mirip seperti hantu hhhhh" ucap Gebi terkekeh
" kamu berani mengatai ku "
" ups.. sepertinya ada yang merasa panas " tersenyum sinis
" lihat saja aku akan memberitahukan semuanya kepada nyonya kalau kamu telah menyiksa para pelayan dan lihat siapa yang akan tertawa sekarang " ucap Anabella itu kembali dengan wajah angkuhnya
" oh Silakan saja... jika kamu berani " jawab Gebi dengan serigai di wajahnya
" lihat saja aku akan membuat mu di hukum " ucap Anabella berlalu pergi dari kamar
Melihat itu Gebi hanya tersenyum tipis, untung saja dia sudah merekamnya. Gebi hanya perlu memancing pelayan itu, untuk berkata kasar kepadanya. jika saja sekarang adalah Bianca mungkin kepala dari Anabella sudah berada lantai saat ini.
Gebi segera beranjak dari tempat tidur, ia akan segera membersihkan diri. kini Gebi segera menganti pakainya di walk in closet.
" wajah nya lumayan juga, hanya sajaa wajah ini telihat lemah jika di lihat orang lain " gumamnya menatap pantulan di cermin
tok
tok
" masuk saja, pintu nya ngak Gebi kunci "
seseorang masuk ke dalam kamar, ia menatap Gebi yang sedang berada di depan meja rias orang itu tersenyum melihat ke arah Gebii.
" ada apa dengan wajah mu? " tanya Gebi pada orang itu
" tidak ada, aku hanya ingin bertemu dengan adik ku yang manis " jawab orang itu
Aksa Damian Axelle, putra pertama dari tuan Brian dan nyonya Claudia. dia adalah seorang ceo meski umurnya tergolong masih muda namun Aksa terkenal sebagai pembisnis termuda dan juga memiliki wajah yang sangat tampan.
" pffttt.. kenapa kamu suka sekali bercanda dengan ku "
" apa itu salah, karena sejak awal kamu tidak pernah ingin tertawa dengan ku. aku hanya ingin menghibur mu " ucap Aksa
" memang aku seperti apa? " tanya Gebi, ia langsung berbalik menghadap Aksa
" kamu sepertinya benar benar lupa, kamu sangat membenci kami bahkan untuk tertawa saja kamu tidak pernah. aku senang sekarang kamu sudah berubah " ucap Aksa
" sekarang aku akan berubah, aku juga minta maaf karena telah aku sering bersikap kasar terhadap kalian. " ucap Gebi lalu memluk Aksa
" tidak apa apa Princess, Abang paham kamu pasti sangat terluka " jawab Aksa
" yaudah kita sarapan bareng yuk " ajak Aksa
" engak bang, nanti bawain makanan aja ke kamar Gebi, soalnya Gebi ada urusan Dikit "
" hm, baiklah. nanti abang suruh pelayan aja. kamu janagan sampai kecapean obatnya jangan lupa di minum " ucap Aksa mengingatkan sang Adik
" oh Gebi lupa, tolong suruh pelayan menganti dekorasi kamar ku dan semua pakaian di dalam lemari "
melihat itu Aksa hanya bisa menganggukkan kepala, ia tau pasti bahwa adiknya benar benar berubah. padahal adiknya itu sangat suka dengan warna merah muda.
" sekarang mari kita menggeledah isi kamar, semoga aku bisa menemukan sedih " batin Gebi
HO Gebi mulai menggeledah kamar itu, ia mulai mencari di beberapa lemari, hingga Fokusnya teraahlikan oleh sebuah kotak di bawa kolong kasur.
" sepertinya menarik " gumamnya, sembari mengambil kotak itu
ia melihat kotak itu, ia sedikit menguncang nya terdengar sesuatu di dalam kotak. hanya saja Gebi tidak bisa membukanya karena kotak itu terkunci dan Gebi tidak tahu di mana pemilik asli melatkan kuncinya dan ingatan tentang tubuh yang ia tempati belum jelas. Gebi segera mengecek kembali area kamar, hingga kamar itu sangat berantakan.
" di mana dia meletakkan kuncinya " batin Gebi yang mulai pusing
tok
tok
" masuk saja pintunya gak Gebi kunci " teriaknya kepada seorang di balik pintu
klek
" astaga sayang kenapa kamar kamu sangat berantakan, apa yang sedang kamu lakukan " tanya nyonya Claudia
" eh mami, Gebi lagi cari kunci kotak ini, mami tau ngak " ucap Gebi menyerahkan sebuah kotak
" kayaknya mami ngak pernah liat kotak ini di mansion, nanti biar mami suruh seseorang buat cari Dulpulikat kuncinya " jawab claudia
mendengar itu tentu saja Gebi menolak, ia akan membuka nya nanti.
" ada apa mami kemari? " tanya Gebi
" tadi kata abang kamu belum makan, terus makanannya harus di anterin " ucap Claudia.
" oh, taroh aja di sana mi nanti Gebi makan. hm mi Gebi mau ganti pelayan aja " ucap Gebi
" loh, kenapa harus ganti sayang. bukannya kamu udah ada Anabella " tanya heran Claudia.
" mami mau denger gak " Gebi segera memberikan sebuah rekaman kepada Claudia
mendegar suara itu sontak membuat Claudia kaget, apa lagi pelayan itu menghina anaknya dan berkata kasar. membuat emosi Claudia langsung naik.
" pangil Anabella kemari " ucap nya kepada salah satu pelayan
" baik nyonya "
tidak lama kemudian Anabella datang, ia tampak lusuh sepertinya di tarik paksa.
" maaf nyonya, kenapa anda memanggil saya " tanya Anabella
" mulai hari ini kamu saya pecat " ucap Claudia
mendengar itu Anabella langsung kaget, dirinya sudah lama bekerja di mansion dan hanya ini pekerjaan yang bisa memberinya gaji dengan angka yang cukup besar.
" s-saya di pecat, nyonya saya sudah bekerja untuk keluarga anda, bagaimana nyonya bisa memecat saya. atau jangan jangan anda sudah di hasut oleh anak anda yang penyakitan itu "
mendengar itu nyonya Claudia langsung murka. ia tidak suka jika ada yang menjelekan anaknya, apa lagi hanya seorang pelayan.
plak
" kamu berani mengatai anak saya, sekarang seret wanita ini pukul dia hingga mati "
deg
" ampun nyonya, saya salah nyonya. jangan hukum saya nyonya " ucap Anabella
" saya menerima kamu hanya karena kamu seumuran anak saya dan Gebi butuh teman, namun yang anak saya dapatkan hanya sebuah penghinaan dari pelayan kotor seperti mu "
" wow, baru kali ini aku melihatnya marah " batin Gebi.
" ampun nyonya, jangan hukum saya nyonya "
claudia tidak mendengarkan pelayan itu, ia hanya melihat Anabella di seret oleh pengawal. ia menatap ke arah Gebi. matanya mulai mengeluarkan buliran-buliran bening, ia langsung memeluk tubuh Gebi
" maafin mami sayang, mami bukan ibu yang baik mami ngak tau kalau kamu menderita " ucap Claudia
melihat itu kenapa perasaan Gebi merasakan sakit, apakah ini reaksi Alami dari tubuh barunya. ia langsung menangkap nyonya Claudia, baru kali ini dirinya bisa merasakan kasih sayang dari seorang ibu karena Bianca sudah di tinggalkan oleh kedua orang tuanya sejak kecil, Bianca besar di panti asuhan.
" mami jangan nangis, nanti Gebi ikut sedih " ucap Gebi sembari mengelus punggung sang ibu
tiba tiba jantung Gebi terasa sakit membuat tubuhnya langsung terjatuh ke lantai, mungkin ini efek dari penyakit jantungnya.
" kenapa tiba tiba saja terasa sakit seperti ini " batin Gebi
melihat itu nyonya Claudia langsung panik, ia segera memanggil beberapa pelayan untuk membawa Gebi ke rumah sakit.
...****************...
Gebi langsung di larikan ke ruang ICU, nyonya Claudia langsung lemas ia tidak bisa membayangkan putrinya akan kembali dengan alat alat medis.
" ini semua salah mami, seharusnya Gebi nggak lahir Gebi menyesal telah lahir dari keluarga ini "
nyonya claudia kembali mengingat kata kata Gebi yang sangat menyakitkan baginya, anaknya telah membenci dirinya.kata kata itu terus terbayang di dalam ingatannya, sejak lahir Gebi terlahir dengan tubuh yang lemah, apa lagi penyakit jantungnya baru di temukan saat dirinya mulai beranjak dewasa.
Gebi harus berada di mansion sepanjang hidupnya, apa lagi dia tidak bisa melihat dunia luar dengan bebas dia hanya bisa melakukan home scoling di rumah.
tidak lama dari itu, tuan Brian datang dengan Aksa. mereka terlihat panik setelah mendapatkan kabar bahwa Gebi kembali masuk ke rumah sakit. tuan Brian langsung memeluk nyonya Claudia mereka hanya bisa berdoa berharap tidak akan terjadi apa apa kepada anak mereka
" apa yang terjadi mi? " tanya Aksa
" tadi mami sedang bersama adik kamu, tiba tiba saja Gebi merasakan sakit membuat nya tidak sadarakan diri " ucap Claudia
tidak lama kemudian, dokter keluar dari ruang ICU dokter itu segera menghampiri tuan Brian dan nyonya Claudia. dokter itu tampak menjelaskan.
" jadi kesehatan nona Gebi harus lebih di perhatikan, saya lihat nona Gebi juga tidak meminum obatnya, saya harap tuan dan nyonya lebih memperhatikan nona Gebi " ucap Dokter itu
" terimakasih dokter damar, kami akan lebih memperhatikan Gebi " jawab tuan Brian
" lebih baik nona Gebi di oprasi jika memang keadan nona Gebi tidak memungkinkan " ucap dokter damar
tentu saja mendegar itu tuan Brian hanya bisa memgangguk pasrah, jika memang oprasi bisa menyelamatkan nyawa anaknya tentu saja akan ia lakukan.
" jika begitu saya akan kembali tuan nyonya, jika ada sesuatu tolong kabari saya " ucap dokter damar berlalu pergi
tuan Brian langsung menghampiri Gebi, matanya menatap sedih ke arah Gebi.
sementara itu
" kenapa aku bisa berada di sini "
"Hai kak Bia, kita ketemu lagi "
" akhirnya kamu muncul, di mana kamu menyembunyikan kunci kotak itu "
" kotak?sepertinya aku meletakkannya di dalam laci di sana ada kunci berwarna merah muda "
" pantas saja aku tidak menemukannya, oh ya tentang penyakit dari tubuh mu apa tidak bisa di sembuhkan "
" penyakit ku akan sembuh pada waktunya, kak bia harus sabar "
" kamu hanya mengatakan sabar, sabar. aku lelah mendengarnya "
" hehe, kak bia harus semangat. aku harus segera pergi kak bia harus membuka lembaran baru. ini mungkin pertemuan terakhir kita, semoga kak bia bahagia " ucapnya lalu menghilang seketika
"ugh, dimana aku " lenguhnya, ia mendengar suara tangisan seseorang.
" mami? kenapa mami di sini " tanya Gebi
" kamu sudah sadar sayang, gimana apa udah mendingan atau masih ada yang sakit " ucap Claudia
dengan raut wajah panik Claudia melihat tubuh Gebi.
" mi Gebi baik baik aja kok, Gebi hanya telat minum obat. jadi mami gak usah sedih" jawab Gebi mengelus pipi sang ibu
tidak lama tuan Brian masuk ke dalam, ia nampak senang melihat Gebi yang sudah sadar.
" gimana Gebi apa kamu sudah baikkan sayang "tanya tuan Brian
" Gebi udah baikan kok, malahan Gebi merasa lebih sehat setelah minum obat dari dokter " jawabannya sumringah
" benar kata Gebi, aku harus menikmati hidup ku. " batin Gebi
" mi, pi. aku aku sekolah kayak anak anak lain. Gebi gak mau hidup kayak gini terus " ucap Gebi
menedengar itu tuan Brian hanya bisa diam, tidak mungkin ia akan membiarkan Gebi sekolah. sedangkan dunia luar itu sangat menakutkan.
" tidak, papi ngak ngizinin kamu sekolah. kamu harus tetap di rumah nanti papa bakal cari guru les buat kamu " ucap tuan Brian
" kalau gitu Gebi gak mau minum obat " jawab Gebi ia juga mengerucutkan bibirnya membuat dirinya sangat lucu.
melihat itu mereka hanya tersenyum tipis, pada akhirnya mereka memutuskan untuk mengizinkan Gebi sekolah.
" tiga hari lagi kamu bisa sekolah, papi udah naroh bodyguard untuk kamu di sekolah " ucap tuan Brian
" makasih papi " ucap Gebi mencium pipi sang ayah, membuat nyonya Claudia merasa cemburu
melihat nyonya Claudia yang merajuk, membuat Gebi tersenyum jahil. ia segera mencium caludia lalu secepatnya masuk ke dalam mansion.
" anak ini " ucap nyonya caludia sembari menggelengkan kepada melihat tingkah laku Gebi. tuan Brian hanya bisa tersenyum.
sesampainya di kamar Gebi segera, mencoba membuka kotak itu kembali. ia segera membukanya menggunakan sebuah tang. dari mana ia bisa mendapatkan sebuah tang tentu saja dari pelayan. beberapa menit kemudian kotak itu terbuka. di sana ada sebuah foto dan buku diary berwarna merah mudah.
Gebi segera mengambil buku itu, ia segera mendudukkan diri sebuah kursi matanya tak luput dari buku itu. Gebi langsung membaca buku itu.
21-03-2023
penyakit ku tak kian membaik, membuat ku sedikit frustasi. aku sangat membenci diri ku yang terlihat lemah, aku tidak membenci keluarga ku hanya saja aku seharusnya tidak lahir dan menyusahkan mereka
17-04-2023
aku punya seorang teman, namun sayangnya dia seorang pelayan. jadi mami gak setuju jika aku berteman dengannya, namun aku sudah menganggapnya seperti teman ku sendiri, sayangnya pelayan itu menghilang. tidak lama kemudian seorang pelayan menggantikan pelayan itu dia Anabella dia seorang gadis seperti itu, hanya saja sikap bella kepada ku sangat buruk dia sering berkata kasar kepada ku
" ck, dasar bodoh kenapa kamu tidak mengatakannya kepada orang tua mu " ucap Gebi kembali membalik halaman buku itu
29-04-2023
bela kembali membuat ku terluka ia mendorong ku dari tanga, membuat ku jatuh papi sama mami langsung menghampiri ku sayangnya bela mengatakan jika aku tidak sengaja terjatuh dari tangga
18-06-2023
bela mengancam ku dia akan memberi tau kedua orang tua ku bahwa aku sering menyiksa para pelayan itu membuat ku sangat marah, aku akan memecatnya namun dia terus mengancam ku.
4-03-2024
aku menjalankan hari seperti biasanya. namun hari ini berbeda karena aku akan pergi ke sebuah panti asuhan. aku akan datang ke sana bersama bella. namun bella juga menghilag tanpa sebab
" ckck hanya ini saja? aku kira akan mendapatkan hal menarik.. tapi aku heran kenapa bella mengatakan bahwa tubuh ini sering menyiksa para pelayan? aneh sekali, aku harus menyelidikinya " ucap Gebi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!