NovelToon NovelToon

I'am Not Your Daddy!

Chapter 1

"***Cinta hadir di saat-saat yang tak bisa kita prediksi dan tak tau bagaimana semuanya terjadi. Karena Cinta itu adalah keajaiban yang nyata "

~Author~

Luhan POV***

Aku tak tau bagaimana aku bisa memiliki anak di saat aku belum menikah. Meski aku sudah berumur dua puluh lima tahun dan putri ku berumur tujuh belas tahun. Bukankah itu gila, jadi aku melakukan nya dengan ibunya umur berapa coba.?!

Astaga aku tak segila itu di masa remaja sampai harus punya anak. Dan sadis nya ia membawa bukti tes DNA, foto Ibunya dan surat dari Ibunya. Aku memang pernah berhubungan dengan ibu nya di saat remaja. Tapi aku yakin dengan pasti aku tak sampai ke tahap ranjang.

Aku bisa gila jika terus begini, untung saja aku sudah keluar dari dunia hiburan. Dan menjalankan perusahan keluarga ku. Yang tak bisa ku mengerti lagi adalah ia begitu aneh dan tak tau malu nya.

Saat ini aku masih memandangi dia yang tengah memakan makan nya. Dia seperti tidak makan satu bulan saja. Cara makan yang  tidak ada elit-elitnya dan tak ada malu-malu nya. Bagaimana ia bisa bisa sebegitu tak tau diri nya. Setelah mengacaukan pagi ku membuat pacar ku putus dengan ku ia masih bisa makan.

Luhan off

Author POV

Gadis remaja itu makan dengan lahapnya, sampai mulutnya belepotan. Luhan yang tak tahan melihat betapa kotor  mulut gadis remaja itu, membersihkan nya dengan tisu secara perlahan. Gadis cantik itu tetap saja dengan kegiatan nya memakan makan dengan lahap.

"Pelan-pelan saja, agar kau tidak tersedak. Lagi pula tidak akan ada yang mau merebut nya darimu. Ck! Kamu seperti tak makan satu minggu saja." Cibir Luhan yang masih membersihkan bibir Sohyun.

"Ya, aku belum makan satu Minggu, Dad," jawab dengan Sohyun polosnya. Atau emang itu adalah faktanya? Entahlah.

Pergerakan tangan Luhan terhenti kala mendengar jawaban Sohyun. Gadis remaja itu meraih gelas yang tepat berada di depannya. Menegak hingga tandas air putih yang ada di dalamnya. Lalu menatap Luhan dengan pandangan polosnya. Luhan menghela nafas letih melihat betapa imutnya gadis remaja yang berada di depan nya itu.

"Sudah selesai makan nya?" tanya Luhan berwibawa.

"Ya, Dady!" jawab Sohyun dengan nada lega. Sudah lama ia tidak merasakan makan, makanan yang enak. Entah kapan terakhir gadis bermata bulan sabit ini memakan makanan yang nikmat. Bukan makanan sisa.

"Kalau begitu berdiri lah ikuti aku ke ruangan tamu," titah Luhan. Sebelum lelaki berdarah Cina itu berdiri dari posisi duduknya.

Sohyun menganggukkan kepalanya. Luhan berjalan lebih dulu menuju ruangan keluarga di ikuti oleh Sohyun dari belakang. Luhan duduk dengan melipat kedua tangan nya di depan dada. Sohyun duduk tanpa di suruh duduk tepat di depan pria yang nyaris tampak cantik itu. Jangan salah paham, wajah menawan Xiao Luhan memang masuk ke dalam kategori cantik. Kulit wajah nan halus, bibir tipis merah merekah, pandangan mata coklat nan hangat. Ah! Sangatlah cantik, bahkan mampu mengalahkan kecantikan wanita manapun. Namun, bukan berarti pria ini penyuka sesama jenis. Ia masih menyukai wanita tentu saja!

"Dady mau menanyakan apa lagi?" tanya Sohyun dengan wajah ceria dan tampak lebih baik dari sebelumnya.

"Apa benar semua yang kau katakan?" Tanya Luhan dengan wajah penasaran. Terbukti dahi lembut itu berlipat dan manik mata sipit nya tajam, menatap wajah cantik gadis remaja di depan nya ini.

"Yaps, tentu saja Daddy! Aku anak Kim Nana mantan pacar Daddy. Mommy bilang Daddy dan dia melakukan nya saat masih duduk di Junior High School." Jawan Sohyun tanpa malu-malu. Tak lupa gerakan tangan yang ambigu. Di mana ke dua telapak tangan nya di gesekan perlahan. Sungguh, membuat pipi Luhan memerah karena malu.

"Di mana Nana sekarang?" tanya Luhan mencoba mengalihkan pembicaraan yang benar-benar memalukan dan menggelikan.

Mendengar nama Ibunya di sebut, membuat Sohyun menundukkan kepalanya. Ia meraih cincin couple yang di jadikan liontin kalung di lehernya dan memberikan nya pada Luhan.

Luhan menerima cincin sederhana itu dengan mata sendu. Nana adalah cinta pertaman nya sekaligus kekasih pertamanya. Ia dulu sangat mencintai Nana, gadis yang bisa membuat nya begitu merindukan hari-hari tanpa nya.

"Mommy mengatakan cincin itu harus di berikan pada Daddy saat Mommy menghembuskan nafas terakhirnya. " Tutur Sohyun dengan suara sedih nya. Gadis itu menurun kan kepalanya dalam. Sangat dalam.

Mata Luhan membesar mendengar perkataan Sohyun. Ia menggenggam cincin itu dengan perasaan campur aduk. Ia begitu merindukan Kim Nana gadis yang bisa meluluh lantahkan hati dan hidupnya saat kepergian mendadaknya. Dan saat itu ia tak tau kemana gadis itu pergi bersama kakak wanita nya.

"Lalu bagaimana dengan Kak Hana?" tanya Luhan lagi.

"Bibi Hana, telah meninggal tujuh belas tahun yang lalu," jawab Sohyun tak kalah sedih nya. Ke dua wanita Kakak-beradik itu telah tidak lagi ada di dunia ini.

"Lalu dari mana kau tau aku berada di korea dan juga alamat ku?" tanya Luhan.

"Paman ku yang mengirim aku ke Korea dan memberikan alamat Daddy karena Paman bilang Dady adalah mantan artis jadi tak sulit menemukan alamat Daddy," ucap Sohyun jujur.

"Baik lah, tapi sebelum itu aku akan mengajukan tes DNA agar aku yakin jika kau adalah anak ku. Naik lah ke kamar mu, yang sudah di sediakan di atas. Jika membutuhkan sesuatu tinggal panggil kan saja Bibi Song," terang Luhan yang di angguki Sohyun dengan patuh.

Luhan memanggil Bibi Song. Pembantu setianya yang dari awal kedatangannya di Korea. Wanita tua itu sudah menjadi Pembantu di rumahnya. Wanita tua itu hadir tak lama,  membawa Sohyun menuju kamar yang berada di sebelah kamarnya. Sohyun menurut saja, ia menaiki tangga mengikuti wanita tua itu.

Sohyun tersenyum bahagia menatap begitu luasnya kamarnya. Di America ia hanya memiliki kamar kecil. Itu pun tak bisa di sebut sebagai kamar. Lebih tepatnya itu adalah loteng yang di jadikan kamar. Loteng yang begitu kumuh dan tak layak untuk di huni. Hanya karena Sohyun menumpang, gadis remaja itu hanya bisa menerima begitu saja. Tanpa bisa membantah, kehidupan yang begitu melelahkan saat di Amerika.

Manik mata hitam bening itu masih menatap takjub kamar yang di berikan kepada nya. Bahkan tidak sadar kapan wanita tua yang mengantarkannya ke dalam kamar pergi. Gadis remaja itu melangkah dengan perlahan. Mendekati ranjang besar. Dengan alas lembut bermotif bunga mawar merah. Kamar besar di sisi tiga perabotan, mulai dari tempat tidur besar, lemari tempat baju dan meja rias. Tiga perabotan yang senada. Terlihat begitu mahal di mata Sohyun. Tak ingin berlama-lama dengan rasa takjub nya. Gadis cantik itu menaiki tempat tidur. Meloncat-loncat tak jelas. Ia merasa bahagia. Sekarang ia punya tempat tidur sendiri. Rasa bahagia yang tidak bisa ia katakan dengan beberapa penggal kata-kata. Hanya bisa di ekspresikan dengan jelas.

Namun tiba-tiba saja aksi loncat meloncat itu berhenti, saat dirinya mengingat kata-kata Luhan. Lelaki itu akan melakukan tes DNA pada dirinya. Walau pun Kim Sohyun telah membawa surat tes DNA. Tak lantas membuat pria Xiao itu percaya begitu saja. Ah, yang benar saja, Sohyun bisa gila jika begini.

Bagaimana caranya agar tes DNA antara Xiao Luhan dan dirinya bisa merubah dari nol persen menjadi sembilan puluh sembilan persen. Kalau boleh jujur ia bukan lah anak dari Luhan Dady. Karna menurut Ibunya, ia tak tau anak siapa. Entah apa yang terjadi, hingga Ayah biologis nya tidak di

Banyak kebohongan yang gadis remaja itu lontar kan. Mulai dari anak siapa dia. Sampai apa yang terjadi. Kim Sohyun, gadis remaja yang begitu gila. Anak biologis dari Kim Hana bukan Kim Nana. Kim Hana adalah kakak kandung Kim Nana. Wanita yang hamil di luar nikah, terpaksa melarikan diri dari Korea. Hanya karena takut pada keluarga lelaki yang telah menghamilinya. Hana meregang nyawa kala bayi merah mungil itu lahir. Bayi perempuan yang begitu sehat, yang harus di rawat oleh Nana. Kekasih masa lalu Luhan. Nana menjadi Ibu angkat Sohyun, berharap Luhan mau menerima dan merawat Sohyun. Keponakan satu-satunya. Yang di rekayasa menjadi anak Xiao Luhan. Nana bertahap Luhan mau menyayangi Sohyun.

Karna Sohyun tidak memiliki Ayah sejak lahir. Nana mengirim nya dengan sengaja mengirim Sohyun ke manta kekasih nya yang baik hati. Nana yakin, jika suatu saat Luhan tau jika Sohyun bukan putri kandungnya. Maka ia tidak akan pernah menyakiti Sohyun. Atau bahkan membuang keponakan nya begitu saja. Karena hati Luhan begitu tulus dan bersih.

Namun Sohyun, tak bisa membiarkan nya tau bahwa dirinya bukan putri dari Kim Nana dan Xioa Luhan. Sohyun harus melakukan sesuatu untuk itu.

***

Sang mentari telah meninggalkan bumi berganti dengan sang Rembulan malam. Rembulan yang menyinari bumi. Terlihat begitu cerah menghujam bumi. Sohyun menemui Luhan yang tengah duduk di taman belakang rumah mewah nya.

Sohyun duduk tanpa bertanya terlebih dahulu pada Luhan. Merasa ada manusia lain selain dirinya. Yang menempati bangku di samping nya. Membuat pria nan cantik itu menoleh. Dapat Luhan lihat senyum Sohyun yang mengembang terpapar sinar sang Rembulan. Begitu cantik dan berkilau.

"Mommy bilang, Daddy menyukai Rembulan di malam hari. Katanya meski Bulan hanya sendiri ia bersinar lebih terang dari ribuan Bintang. " Ucap Sohyun memandang Rembulan bersinar dengan pandangan mata berbinar-binar. Sebelum menoleh ke samping. Menatap wajah Ayah angkatnya.

Luhan tersenyum mendengar perkataan Sohyun. Karna ia tau kata yang di paparkan itu memang lah kata-kata nya. Sohyun menatap senyuman Luhan membuat ia tersenyum lebih lebar.

"Daddy pasti sangat mencintai Ibu ku, bukan?" tanya Sohyun dengan raut dan nada penasaran.

"Ya, aku sanggat mencintai Nana," aku Luhan dengan nada nan sendu.

"Tentu saja, Mom adalah wanita tercantik dan terbaik yang pernah ada. Ia begitu sempurna dari wanita yang lain nya." Tutur Sohyun dengan senyum menginggat kebaikan Bibi nya yang sudah di anggab sebagai ibunya. Wanita itu benar-benar sempurna. Sungguh sempurna di mata Sohyun.

"Ya, dia adalah wanita yang sempurna," tutur Luhan tanpa di sengaja.

Luhan kembali menatap ke arah Sohyun, ia melihat bayang Nana diri Sohyun. Ia meresa tak perlu melakukan tes DNA lagi. Karena ia tau Nana tak mungkin berbohong. Karena ia adalah wanita yang polos dan baik.

Ia tau pasti akan hal itu, ia terlalu baik untuk melakukan hal seperti itu. Hati Nana begitu lembut dan penuh cinta.

"Apa Nana pernah menikah di Amerika?" tanya Luhan yang juga penasaran akan kehidupan mantan kekasih nya itu.

"Tidak, Mommy tak pernah sekali pun meski Paman ku, memaksa untuk Mommy menikah ia tak mau. Mommy bilang jika ia hanya mencintai satu lelaki saja. Sampai mati ia akan tetap mencintai lelaki itu. Dan benar saja sampai ia menutup mata ia masih mencintai dirimu, Dad!" jawab Sohyun jujur akan perasaan wanita yang telah begitu tulus merawat dan membesarkan nya. Meski saat itu Nana masih muda dan cantik. Banyak yang menyukai nya. Wanita itu tidak melirik siapapun. Ia berpegang teguh pada pendirian nya sendiri. Menyimpan lelaki di samping gadis remaja ini di dasar hati sampai mati. Fokus membesarkan keponakan yang di tinggal mati oleh sang Kakak.

Bagi Nana, hanya ada satu cinta. Hanya ada satu hati. Dan itu untuk Xiao Luhan. Lelaki yang harus ia tinggal kan untuk sang Kakak. Begitu tulus Cinta Nana pada Luhan.

Ia masih ingat saat sang Paman meminta Bibinya untuk menikah, akan tetapi Bibinya menolak. Ia mengatakan hanya akan menikah dengan lelaki bernama Luhan. Tapi ia tak bisa kembali ke korea karena ia telah terdaftar menjadi Ibu dari dirinya. Hinga ia melepaskan cintanya untuk Luhan hanya untuk sang keponakan yang sudah di anggap seperti putri kandung nya.

Jasa Nana tidak akan pernah di lupakan oleh Sohyun. Besar cinta yang di berikan oleh Bibinya sungguh mampu membuat air mata Sohyun terjatuh. Dan gadis remaja ini berani bertaruh jika pria yang di tipu olehnya saat ini masih menyimpan nama sang Bibi di dalam hati dan otaknya. Terlihat jelas saat bibir Luhan tersenyum lembut.

Manik mata Luhan yang terlihat berbinar seakan menatap bayang Nana di atas sana. Seakan Rembulan yang bersinar malu-malu di balik awan adalah senyum indah Bibinya. Ah! Iri sekali. Ke duanya memiliki cinta yang tulus satu sama lain. Apakah gadis remaja ini juga akan mempunyai seorang pria sehebat dan setulus Luhan? Lelaki cantik dan hangat. Sohyun berharap jika suatu saat nanti, ia memiliki cinta yang sebesar dan setulus ini. Sampai maut memisahkan.

Begitu manis. Manis sekali, itulah cinta yang banyak orang-orang idamkan bukan? Cinta tulus dengan balutan kesucian. Jika Sohyun tidak mendapatkan cinta yang setulus ini dari lelaki lain. Apakah ia bisa mendapatkan nya dari pria di samping nya ini. Ah! Hampir saja Sohyun memukul dahinya, karena pikiran gila itu.

Chapter 2

"Aku tak tau kenapa aku menerima nya masuk dalam kehidupan ku yang tenang. Karna aku sendiri pun tak tau jawaban yang pasti untuk itu."

~Xiao Luhan

.

.

.

.

Gadis remaja cantik itu tengah melihat penampilan nya di kaca cermin rias nya. Ia tersenyum setelah merasa penampilan nya sempurna. Dengan Dress putih polos, atasan bahu yang terbuka lebar memperlihatkan bahu putih mulusnya.

Rambut nya di biarkan saja jatuh menutupi sedikit bahu yang terbuka. Pewarna bibir pink alami memperlihatkan kepolosan nya. Ia melangkah membuka pintu kamarnya. Saat ia keluar kamar, ia melirik Jam besar yang berada di sudut dinding.

Waktu menunjukan pukul 07.15 pagi. Sohyun mengembangkan senyum nya, ia menuruni anak tangga di iringi dengan senandung. Hari minggu adalah hari kesukaan nya. Luhan menjanjikan nya tuk pergi mendatangi Namsan Tower. Yang populer dengan kata menara gembok cinta.

Ia penasaran bagaimana bentuk asli Menara gembok cinta yang terkenal itu. Sohyun hanya pernah melihat nya di film-film Korea. Dan itu terlihat begitu indah dan juga ia bisa menggembok cinta nya di sana. Namun mungkin akan sangat aneh jika ia datang bersama sang Daddy.

Biasanya remaja seusianya datang bersama Kekasih. Atau paling tidak mereka akan datang bersama sahabat. Namun bagi Sohyun bersama Luhan juga akan menjadi sangat menarik. Sohyun membuka pintu kamar Luhan dengan perlahan.

Namun tak di temukan Luhan di sana. Sohyun tetap melangkah masuk dan menjelajahi kamar Luhan yang begitu luas. Indra penciuman nya merasakan bau maskulin pria itu di sana. Saat Sohyun tengah asik-asik meneliti kamar Luhan, ia tak sadar jika sang tuan tengah memperhatikan tingkah laku Sohyun.

Luhan berdiri dengan kedua tangan berada di kedua sudut pinggang nya. Sebelum pria cantik itu melangkah kan ke dua kakinya mendekat ke arah Sohyun.

"Hhmmm!" dehemaan Luhan berhasil mengalihkan perhatian Sohyun yang awalnya pada foto yang bertengger di meja nanggkas di samping tempat tidur.

Sohyun membalikan tubuh nya. Kedua mata Sohyun membulat sempurna melihat Luhan. Oh, ralat melihat Roti Sobek Luhan pastinya. ABS keras terbentuk sempurna. Kulit putih dengan ke otot lengan yang begitu kekar dan keras. Oh! Menggoda iman. Luhan yang menyadari jika ia keluar hanya mengunakan handuk putih yang di lilit di bawah pinggang nya merasa risih.

Bagaimana tidak? Sohyun menatap tubuhnya tanpa berkedip. Ia mendekat membuat Luhan mundur di setiap langkah yang Sohyun buat. Hingga punggung belakang Luhan menabrak dinding. Kini Sohyun sudah berada di depan Luhan dengan jarak yang sangat dekat.

"Hei! Apa yang kau lakukan!" Teriak Luhan pada akhir nya. Tak lupa ke dua tangannya membuat jarak antara dirinya dan Sohyun.

"Wah!! Daddy punya ABS yang benar-benar bagus. Bahkan teman sekolah ku saja kalah." Tutur Sohyun dengan kagum. Tangan nakalnya menyentuh permukaan tubuh Luhan tanpa permisi.

Luhan tercengang mendengar perkataan Sohyun. Jangan lupakan tatapan lapar Sohyun. Lelaki cantik itu merasa kesulitan meneguk air liur nya sendiri saat jari tangan Sohyun menyentuh tubuhnya.

Luhan heran melihat Sohyun bagaimana mungkin gadis itu tak malu melihat lelaki bertelanjang dada. Dengan kasar Luhan mendorong kepala Sohyun dengan jari telunjuknya. Membuat Sohyun mendengus jengkel. Karena tangan nya yang berada di perut Luhan terlepas.

"Dasar mesum," cibir Luhan dengan nada aneh.

Sohyun tersenyum lebar saat kata itu keluar dari bibir tipis Luhan. Ia membalikan tubuh nya dan duduk di tempat tidur Luhan.

"Daddy kita jadikan pergi hari ini?" tanya Sohyun. Setelah berada di bibir ranjang. Menatap ke arah sang Ayah angkat.

Luhan yang melangkah menuju lemari baju, menghentikan langkah nya. Ia mengangguk kan kepalanya sebagai jawaban. Lalu kembali melangkah menuju lemari.

"Tidak bisa kah kau keluar aku mau memakai baju." Tutur Luhan yang membuka lemari kayu. Tempat menyimpan banyak baju mahal miliknya. Tanpa harus menoleh kebelakang. Dimana posisi sang putri palsu berada.

"Kenapa aku harus keluar? " pertanyaan polos Sohyun membuat Luhan membalikan tubuh nya dengan mata tak percaya.

"Apa kau tak malu melihat lelaki berpakaian?" Tanya Luhan dengan raut wajah tak mengerti.

Yang di tatap malah terlihat biasa saja.

"Di Amerika, biasa saja melihat lelaki berganti baju. Bahkan melihat itu adalah sesuatu yang di anggap tak spesial lagi," jawab Sohyun dengan wajah polos. Kala gadis itu memikirkan budaya Barat yang tidak pernah mempermasalahkan hal seperti itu. Di musim panas, di mana rasa panas sengatan Matahari membakar kulit. Dan orang-orang akan memilih kolam berenang sebagai tempat yang tepat guna menghalau rasa panas. Baik pria maupun wanita terbiasa memperlihatkan tubuh mereka masing-masing bukan. Karena itu bagi Sohyun, tidak ada masalah. Dan batasan ke duanya. Mungkin!

Diam-diam Luhan memaki dunia bebas America. Bagaimana di negeri itu tak mengajarkan batas-batas bagi wanita dan pria. Luhan membalikan tubuh nya ke arah semula. Ia meraih baju kaos merah polos dan memakainya. Lalu membalikan tubuh nya Kembali menatap Sohyun.

"Tapi ini Korea, Kim Sohyun, " tekan Luhan pada setiap katanya.

Sohyun menampilkan deretan gigi putih rapi miliknya sebagai jawaban. Ia berdiri dari posisi duduknya dan melangkah menuju pintu. Luhan menghela nafas lega saat Sohyun keluar dari kamarnya.

"Wah!!! Gadis satu itu benar-benar gila, ia hampir membuat ku mati berdiri dengan sentuhan nya. Astaga! Apa yang telah aku pikir kan. Hei!! Xiao Luhan ingat dia putri wanita yang pernah kau cintai," tutur Luhan menyadarkan dirinya sendiri. Akan siapa Kim Sohyun dan status gadis remaja itu bagi nya.

Jujur saja Luhan tau jika gadis remaja yang telah tinggal bersamaan nya selama dua bulan itu bukan lah putri biologisnya. Ia masih tetap melakukan tes DNA diam-diam tanpa sepengetahuan Sohyun. Benar saja hasil nya 1,0%  namun Luhan tak bisa mengusir Sohyun.

Ia juga telah mencari tau bagaimana kehidupan Sohyun di America. Dan hasilnya membuat ia prihatin. Ia memutuskan tuk merawat Sohyun. Karena ia berfikir pasti Nana memiliki alasan tuk mengirimkan Sohyun padanya.

🍃🍃🍃

Setelah merasa puas berjalan- jalan di hari Minggu Sohyun dan Luhan duduk di salah satu cafe milik Sahabat nya. Gadis remaja labil itu merengek meminta Luhan tuk membelikan nya Es kream. Hingga Luhan mau tak mau berhenti di cafe milik Dio sang sahabat.

"Hyung!" Ucap Dio menghampiri Luhan saat pegawai nya meletakan pesanan mereka berdua.

"Oh! Dio." Balas Luhan dengan senyum nya.

"Wah, Selera Luhan ternyata sudah berubah. Apa putus dengan Yoona kau beralih suka anak kecil sekarang?" Sindir Kai kala ia memasuki ruangan khusus di cafe milik Dio.

Di belakang Kai, ada Sehun dan juga Baekhyun yang ikut masuk dan duduk di samping Sohyun. Membuat Sohyun memasang wajah penasaran. Sedang kan Dio duduk di samping Luhan.

"Mulut mu itu benar-benar menyebalkan, Kai!" sinis Luhan.

Kai memasang senyum menyebalkan. Ia bahkan tak memanggil Luhan seperti biasanya. Sehun dan Baekhyun melirik Sohyun yang berada di depan mereka. Kai yang awalnya melihat Luhan kini menatap kesamping di mana Sohyun duduk di samping nya.

Gadis itu yang awalnya terlihat penasaran kini terlihat sedikit resah. Ia menyendok Es Cream yang berada di gelas masuk ke dalam mulutnya dengan gerakan cepat. Membuat lelaki yang berada di ruangan menatap tak percaya bagaimana cepat dan gila nya Sohyun memakan Es Cream nya.

"Sohyun pelan-pelan makan nya," tegur Luhan yang menatap Sohyun dengan wajah aneh nya.

Karna biasanya Sohyun tak seperti itu jika di depan banyak orang. Namun ia melihat Sohyun yang berbeda saat ini. Kai melihat wajah Sohyun yang terlihat tak asing menghentikan aksi Sohyun.

"Kau Kim Sohyun putri Kak Nana, ya?" tanya Kai yang tepat sasaran.

Semua orang yang berada di sana terkejut mendengar perkatan Kai. Luhan merasa semakin aneh, ada sesuatu yang di sembunyikan oleh gadis remaja itu.

"Daddy ayo kita pulang, aku merasa sakit perut." Seru Sohyun dengan manja ia berdiri dan menghampiri Luhan yang masih binggung.

Sohyun tak peduli reaksi wajah seperti apa yang para lelaki itu tunjukan. Ia menarik tangan Luhan saat itu juga membuat mau tak mau Luhan berdiri dari duduk nya.

"Dio! Nanti akan ku bayar makan dan minuman nya." Teriak Luhan yang masih di tarik paksa oleh Sohyun.

"Apa yang terjadi kenapa gadis itu memanggil Luhan Hyung, dengan panggilan, Dady?" tanya Sehun yang tak paham dengan situasi.

Baekhyun dan Dio menatap ke arah Kai yang terlihat masih menatap pintu keluar. Dimana Sohyun dan Luhan keluar dari ruangan khusus. Mereka berdua tau pasti ada sesuatu antara gadis remaja yang di panggil Sohyun itu dengan Kai dan Luhan.

"Ternyata benar begitu, tapi kau tak akan bisa merubah apa pun Kim Sohyun. " Tutur Kai pelan. Sambil tersenyum misterius.

Chapter 3

Lelaki berdarah Cina itu menatap ke jendela transparan. Mata teduh nya menatap laju mobil di bawah sana. Ia masih berpikir tentang hubungan Sohyun dan sang Sahabat. Kenapa Kai bisa tau jika Sohyun adalah anak Nana.

Setau nya ia tak pernah mengatakan jika Sohyun adalah anak Nana. Tidak ada satu orang pun yang tau selain diri nya. Dan yang membuat Luhan merasa makin aneh adalah tingkah Sohyun. Ia terlihat tak menyukai Kai di mata bulat bening ada rasa benci untuk Kai.

Klik....

Bunyi pintu kayu terbuka dengan sedikit perlahan. Memperlihatkan pria cantik yang berdiri membelakangi pintu masuk. Lelaki berkulit albino itu memasuki ruangan Luhan. Namun lelaki cantik itu masih tak menyadari kehadiran lelaki bermarga Oh itu.

"Hyung!" panggil Sehun yang berdiri di belakang tubuh Luhan.

Panggilan dari suara berat Sehun. Membawa Luhan kembali ke alam sadarnya. Ia membalikan tubuhnya menatap ke arah Sehun. Lelaki berkulit albino itu memamerkan deretan gigi putih nya ke arah lelaki tua beberapa tahun di atasnya itu.

"Kenapa kau ke kantor, ku?" Tanya Luhan dengan keheranan. Dahinya berkerut dalam. Menatap tubuh kekar lelaki tampan di depannya ini.

"Astaga! Hyung! Kau sudah pikun? Karena telah memiliki seorang anak,huh!" Cibir Sehun begitu saja. Tak lupa kekehaan renyah menyapa Indra pendengaran ke duanya.

Luhan berdecak tak suka dengan perkataan Sehun. Luhan melangkah lebih dulu duduk di sofa putih gading yang berada di ruangan khusus. Sehun mengikutinya dari belakang. Dan ikut duduk di kursi di hadapan Luhan.

"Aku kesini kan karena sebentar lagi kita akan mengadakan rapat antara perusahaan mu dan Perusahaan, ku. Dan lagi pula biasanya kau tak akan bertanya jika aku kesini seperti biasanya," protes Sehun pada perubahan Luhan.

Luhan baru ingat jika satu jam lagi ia akan mengadakan meeting dengan perusahan Oh Group. Ia terlalu sibuk dengan pikiran nya sendiri sampai lupa jika sore hari akan ada meeting.

"Maaf aku lupa." Jawab Luhan seadanya dengan tangan menggaruk kepala belakang nya yang seketika terasa gatal.

"Oh ya, Hyung apa yang kemarin itu adalah benar, putri mu dan Kak Nana?" tanya Sehun penasaran.

"Menurut mu?" tanya Luhan malas. Hembusan napas kasar keluar dari mulut menyapa udara ruangan mewah itu.

Sehun terlihat berfikir ia mempertimbangkan jawaban apa yang akan ia berikan pada Luhan. Karena menurutnya itu tak mungkin, meski pun Sehun bertingkah seperti Big Baby tapi dia tak lah bodoh. Sehun baru saja di angkat menjadi Presdir Oh Group sebagai pengganti sang Ayah.

"Aku pikir itu tidak mungkin Hyung, secara kalau di hitung kau dan anak mu pasti berumur sebelas tahun Hyung. Dan kalau ku lihat-lihat ia tak mempunyai kesamaan wajah dengan mu," jawab Sehun mempertimbangkan semua kemungkinan. Tidak ada yang sesuai dengan apa yang terjadi. Bagaimana bisa jarak Luhan dan Putri nya bukan sebelas tahun? Sudah pasti itu bukan putri lelaki di depannya ini bukan?

Luhan mengembangkan senyum nya. Ia tau jika Sehun cukup cerdas membedakan mana anak nya dan mana bukan anaknya. Namun ia juga bingung harus jawab bagaimana cara menjawab pertanyaan Sehun nantinya. Tentang siapa Ayah dari Sohyun jika bukan dirinya.

"Entahlah."

Hanya kata itu yang akhirnya keluar dari mulut Luhan.

"Apa Hyung sudah melakukan tes DNA?" tanya Sehun menyuarakan pendapat nya. Hanya itu jalan satu-satunya agar tau, apakah Kim Sohyun adalah putri biologis Xioa Luhan?

"Belum, aku belum melakukan tes DNA," bohong Luhan cepat.

Belum sempat mulut Sehun bergerak untuk kembali melempar pertanyaan. Luhan lebih dulu berdiri dari duduknya.

"Ayo kita meeting, karena beberapa menit lagi kau harus mempresentasikan proposal perusahan mu, Oh Sehun." Peringat Luhan berdiri dari tempat sofa.

Sehun hanya mengangguk dan berdiri dari duduknya. Ia tau ada yang aneh dengan Luhan. Karena selama sepuluh tahun lebih bergaul dengan Luhan membuat Sehun tau bagaimana sifat Luhan.

Sedang kan di tempat lain Sohyun tengah berdiri menunggu bus. Meski Luhan sudah menyuruh Sohyun naik mobil yang sudah ia sediakan Sohyun menolak. Karena baginya sangat enak menunggu bus seperti di America. Ia beralasan bahwa ia ingin seperti di film-film korea. Di mana ia mungkin bertemu dengan lelaki yang menjadi cinta sejatinya di bus. Mungkin kan?!

"Nona Kim Sohyun? " tanya lelaki yang berpakaian rapi yang kini sudah berdiri tepat di depan nya.

Sohyun menatap lelaki yang berpakaian rapi itu dengan wajah penasaran. Ia berdiri dari duduk nya dan menatap sang lelaki berumur kira-kira tiga puluhan lebih itu dengan wajah aneh.

"Ya, anda siapa ya?" tanya Sohyun dengan wajah heran.

"Saya di minta untuk menjemput anda. Karena tuan besar ingin bertemu dengan anda." Ucap sang lelaki menunjuk sebuah mobil BMW keluaran terbaru di sebrang jalan.

Sohyun menengok ke arah mobil berwarna hitam itu dengan wajah tak terbaca. Saat itu kaca mobil di turun kan perlahan. Sohyun bisa melihat jelas siapa lelaki yang tengah menunggu nya di dalam mobil.

Sohyun menganggukkan kepalanya ia mengikuti sang lelaki menuju mobil. Dan sang lelaki membuka kan pintu mobil untuk Sohyun masuk kedalam mobil dengan perasaan tak menentu.

"Apa kabar Kim Sohyun?" tanya lelaki tua itu tanpa menatap ke arah Sohyun. Ia menatap lurus ke depan tanpa lirikan ke samping sedikit pun.

"Aku baik-baik aja. Sehat bugar pastinya," jawab Sohyun dengan nada dingin.

Lelaki tua itu tersenyum menyeringai mendengar jawaban gadis remaja yang duduk di samping nya itu. Kini ia menoleh menatap wajah Sohyun.

"Kau begitu mirip dengan Ibu mu, namun mata mu mewarisi mata putra ku." Tutur sang lelaki dengan suara berat. Meneliti setiap pahatan sempurna wajah cantik Sohyun dengan gerakan berlahan.

"Tentu saja aku anak nya dan juga cucu mu." Sinis Sohyun, dengan senyum yang sama persis di lemparkan oleh lelaki tua itu.

"Benar kah?" tanya nya dengan suara sinis.

"Ya, aku cucu mu yang Ibunya dan anak yang ada di dalam kandungan nya. Begitu sangat ingin kau coba bunuh karena kesalahan putra mu kan?" cibir Sohyun sinis. Kemudian tersenyum miring.

"Ya, karena kehadiran mu adalah kesalahan dan nasib buruk untuk keluarga, ku, " balas Lelaki itu dengan nada menyeramkan.

Sohyun mengepalkan ke dua tangan nya di ke dua sisi tubuhnya dengan kuat. Ia merasakan tamparan keras pada hatinya. Namun ia tetap berusaha memasang tampang biasa. Meski lelaki di samping nya ini adalah Kakek kandungan nya. Ayah dari lelaki yang meninggal kan Ibunya. Di saat hamil dirinya. Sungguh kejam. Itulah yang ada di benak Sohyun saat ini.

"Tapi apa putra mu tau tentang kehadiran ku. Jika ia tau ia pasti akan lebih memilih Mama ku kan, dari pada wanita pilihan mu," balas Sohyun dengan mencoba membuat lelaki tua ini naik darah.

"Tentu saja tidak, ia akan tetap memilih keluarga ku. Karena ia tak akan bisa hidup tanpa uang Kim Sohyun. Mamamu adalah hal yang paling menjijikan untuk ku dan keluarga ku. Aku tau kau sekarang tinggal dengan Sahabat putra ku tapi kau harus ingat jangan pernah menampakan wajah mu pada putra ku. Jika kau tak ingin kehilangan nyawa mu," Ucap yang begitu lembut namun serat akan ancaman.

Sohyun mengembangkan senyum sinis nya. Ia menatap tajam kearah lelaki yang memiliki ikatan darah dengan nya itu.

"Tenang saja, aku tak butuh kerluarga mu. Karena keluarga mu tak lebih rendah dari pada sampah. Aku telah terlambat pulang, ku harap ini adalah pertemuan pertama dan terakhir kita tuan." Ucap Sohyun. Sebelum tangan nya membuka pintu mobil dan menghempasnya dengan keras.

Dengan langkah terburu-buru Sohyun menghentikan laju Taxsi yang kebetulan tepat berada di samping nya. Sohyun menangis keras di dalam Taxsi. Membuat sang supir menatap khawatir. Setelah sampai di rumah ia masuk tanpa mengidahkan sapaan para pembantu Luhan.

Sohyun melangkah terburu-buru masuk kamar dan menutup pintu. Ia meraskan penghinanan yang begitu besar dari keluarga Ayahnya.

"Sialan!!! Akan ku balas kalian, bagaimana bisa mereka melakukan itu pada Mama ku. Mama pasti ketakutan saat itu, hingga memilih kabur ke America. Mommy Nana! Aku harus bagaimana? Aku takut Mommy." Ucap Sohyun di sela tanggis nya.

***

Awan gelap menjadi latar di malam hari. Lelaki Xiao itu masuk perlahan ke dalam rumah besar miliknya dengan wajah lelah. Derap langkah kaki membuat Luhan berhenti melangkah. Ia mendapati Kepala Pembantu nya kini berdiri di depan nya dengan raut wajah khawatir.

"Ada apa, Bi?" tanya Luhan tanpa basa-basi.

"Tuan Xiao, nona Sohyun tadi sore pulang dengan ke adaan menangis. Dan tidak keluar-keluar kamar dari siang sampai malam. Ia bahkan tidak mau membukakkan pintu kamarnya," jelas Bibi Song dengan nada khawatir.

Luhan dengan gerakan cepat memberikan tas kerja nya pada Bibi Song tanpa kata dan berjalan terburu-buru naik ke lantai atas. Ia membuka pintu perlahan, saat pintu terbuka kamar Sohyun begitu gelap. Tidak ada penerangan di kamar Sohyun. Gadis remaja itu tak menyalakan lampu.

Luhan melangkah kaki memasuki kamar dengan perlahan terdengar samar. Luhan melangkah menuju sakelar lampu terlebih dahulu. Sebelum menghampiri gadis remaja di atas tempat tidur. Saat cahaya meneranggi seluruh kamar terlihat jelas Sohyun tidur tengkurap dengan pakai sekolah. Luhan mendekati ranjang. Sesampainya di samping ranjang, tangan lembut kekar itu terangkat. Bermaksud ingin membangun kan Sohyun.

Namun saat tangan nya menyentuh kulit tangan Sohyun ia merasakan suhu tubuh Sohyun begitu panas.

"Apa yang terjadi pada mu Sohyun?" Tanya Luhan meski tau tak akan ada jawaban dari Sohyun. Ia masih melemparkan kata tanya pada gadis remaja yang terlihat mengenaskan itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!