NovelToon NovelToon

QUEEN AND BAD BOY

1

Alena Wansa Anderson

Putri kandung dari Arion Adhitama Robertson dan Azkadina Anderson. Alena mengikuti marga Ibunya yaitu Anderson

Alena tumbuh menjadi gadis yang cantik dan menawan, ia juga pandai dalam bidang apapun, ia mewarisi mafia BLACK DEVIL dimana itu adalah mafia Ibunya

Alena bersifat yang datar dan dingin kepada orang baru atau orang yang tak ia kenal, tetapi jika dengan orang tuanya ia adalah sesosok anak yang manja.

Berliana Amela Anderson

Putri kandung dari Kakak Azka yaitu Danudaksa Anderson dan Ayyara yang tak lain adalah sepupu dari Alena.

Berlian tumbuh bersama Alena sejak kecil, bahkan mereka selalu tidur bersama

Berlian memiliki sifat yang ramah dan hangat pada siapapun, ia juga pandai dalam bidang apapun, ia tahu bahwa Alena adalah seorang mafia, Berlian juga bergabung dalam mafia Alena

Valencia Vernanda

Putri dari kedua tangan kanan Azka yaitu Justin dan Carlet.

Valen sekarang juga tumbuh menjadi gadis yang cantik, ia memiliki sifat yang perhatian dan kadang juga terlihat cuek. Valen juga mengikuti jejak Ayah dan Ibunya yang menjadi tangan kanan Alena.

Marvin Elvara Sanjaya

Putra kandung dari Kenzo Sanjaya dan Angelia Elvara, Marvin mengikuti kedua marga orang tuanya. Ia tumbuh menjadi pria yang tampan, tetapi ia mempunyai sifat yang datar dan dingin, ia selalu disebut bad boy karena sikap dan perilakunya yang tak mematuhi peraturan

Jovian Vio Fanklin

Putra kandung dari Farel Franklin dan Abila Abraham, ia tumbuh menjadi pria yang tampan dan memiliki sifat santai terkesan cool

Adrian Jonathan Gavriel

Putra dari Gavin Gavriel dan Salsa Maheswara, ia mempunyai sifat yang cuek dan tidak perduli pada sekitar, namun jika sudah sekali berbicara tidak akan berhenti

#Story#

DOR

DOR

BUGH

SREK

KRAK

BUGH

Suara dentuman peluru dan pukulan menggema disegala penjuru

3 orang gadis melawan beribu ribu musuh yang telah mengusiknya

Mereka nembunuh Leader sang lawan dengan menebas kepala leader mereka dan melemparnya ketengah tengah anak buahnya

DUK

Kepala Leader lawan menggelinding seperti bola, semua anak buah lawan langsung diam dan mematung melihat kepala Leadernya sudah terpisah dari tubuhnya

"LEADER KALIAN TELAH MATI! BERGABUNG ATU MATI!" Teriak Alena menggema membuat bulu kuduk merinding seketika

"JIKA KALIAN TIDAK INGIN BERGABUNG MATI SAJA!" Teriak Berlian menggema

"Kaa..kami memilih bergabung dengan kalian." Jawab mafioso serempak

"DATANG KE MARKAS BLACK DEVIL, BAWA SEMUA SENJATA YANG MASIH ADA." Perintah Valen menggema

"BAIK BOS." Jawab Mafioso

"PAGGIL DIA QUEEN." Ucap Berlian dan Valen memunjuk Alena yang berada di tengah mereka "ADA PERTANYAAN?" lanjut mereka berdua

"Nama Queen?" tanya salah satu mafioso mengacungkan tangannya tinggi tinggi

"Alena." Jawab Alena dingin dengan tatapan yang tajam, membuat para Mafioso yang melihat bergidik ngeri

"Saya Berlian, tangan kanan Queen." Ucap Berlian

"Saya Valen, juga tangan kanan Queen." Imbuh Valen

Alena dkk langsung kembali kemarkas Black Devil, disana sudah ada Justin dan Carlet yang memang masih tinggal disana dan membantu mengurus markas

"Kalian sudah pulang," ucap Carlet menghampiri mereka bertiga

"Udah, Mom," jawab Valen anak mereka

"Bersihkan badan kalian, penuh darah," suruh Justin

"Hmmm." Dehem Alena langsung pergi meninggalkan mereka menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya

"Anak itu sama saja dengan Momynya dulu waktu muda." Gumam Justin menatap punggung Alena yang perlahan menghilang

"Sama kayak batu." Imbuh Carlet

Malam hari tepat jam 01.00 waktu setempat Alena pulang kemansion megahnya

"Dari mana saja kamu, Sayang?." Tanya Arion yang masih diruang tengah

"Main." Jawab Alena datar

"Sudah beres?." Tanya Azka

"Sudah, Mom." Jawab Alena juga datar langsung pergi kekamarnya untuk beristirahat

"Kenapa anak ku jadi mirip sepertimu dulu waktu muda." Gumam Arion yang masih didengar Azka

"Kau ini, dulu juga kau sangat datar dengan ku." Balas Azka

"Hei kau ini, kau lebih datar dariku, buktinya Alena seperti kutub sekarang." Balas Arion kesal

"Kau tidak mengaca terlebih dahulu." Balas Azka berdecak kesal

"Tapi aku jadi kasihan dengan putri kita, dulu dia sangat manis, tapi sekarang lihatlah." Ucap Arion pada Azka

"Entahlah, mungkin dia masih menunggunya." Jawab Azka

"Hmmm mungkin." Jawab Arion lagi menangguk anggukkan kepalanya

"Sudah larut, kekamar saja tidur." Ajak Azka

Terlintas dipikiran Arion ide kotornya

"Hmmm boleh, ayo kita kekamar. 🌚" Jawab Arion langsung menggendong Azka

"Arion, kau ini ingatlah usiamu." Kesal Azka digendongan Arion

"Hei kenapa? aku masih muda." Jawab Arion merebahkan Azka dikasur

Dimansion Danu dan Ayyara

Berlian pulang dan masuk kedalam mansion

"Berlian, kenapa baru pulang jam segini?." Tanya Danu

"Habis main sama Alena, Pa." Jawab Berlian

"Main apa? sampai larut begini." Tanya Danu

"Tembak tembakan sampai mati, Pa." Jawab Berlian cengengesan

"Kau ini, kalau main jangan sampai larut, sekarang kekamar tidur, besok kau harus ke kampus." Ucap Ayyara

"Ay ay siap Ibu negara." Ucap Berlian sembari hormat, dan langsung masuk kekamarnya

"Kenapa kau mengizinkannya ikut mafia?." Tanya Danu

"Kau tidak lihat dia yang menginginkannya." Jawab Ayyara

"Tapi itu sangat berbahaya."

"Kau lupa atau bagaimana, siapa adikmu, dan siapa anak dari adikmu, dan kau juga lupa kalau aku ini mantan mafia jua hah?." Tanya Ayyara dengan tatapan tajamnya membuat Danu langsung menelan ludahnya kasar

"Baiklah aku mengerti." Jawab Danu cepat "Kekamar saja, sudah larut." Imbuh Danu mengalihkan topik

Mereka langsung pergi kekamar untuk tidur

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

~BERSAMBUNG~

LIKE, COMMENT, KASIH RATE 5

JANGAN LUPA VOTE & TAMBAHKAN FAVORITE

JANGAN LUPA👆

SEE YOU NEXT EPISODE 😉

BYE~

AUTHOR SAYANG KALIAN💕💕

2

Pagi harinya Azka menyiapkan sarapan untuk Suami dan Anaknya

Arion turun dari lantai dua menuju kemeja makan untuk sarapan bersama

"Pagi, Sayang." Sapa Arion

"Pagi, duduk sarapan." Suruh Azka sambil mengambilkan nasi dipiring Arion

"Alena mana, kok belum turun? nggak ngampus?." Tanya Arion beruntun

"Tanya satu satu napa"

"Iya iya."

"Masih dikamar mungkin, bentar." Jawab Azka lalu pergi kekamar Alena

Saat didepan pintu kamar Alena, Azka langsung masuk dan melihat Alena yang masih lelap tertidur meringkuk dibawah selimut

"Alena, bangun udah pagi, kamu nggak ngampus." Ucap Azka membangunkan Alena dengan menggoyangkan kakinya

Alena hanya menggeliat tanpa membuka matanya

"Anak ini." Gumam Azka, lalu ia menarik nafas dalam dalam dan

"ALENA BANGUN ADA TSUNAMI." Teriak Azka membangunkan Alena dengan suara yang mengema hingga ke penjuru mansion

"KYAAAA MOMY SELAMATKAN DIRI LENA NGGAK MAU MATI DULUAN LEXA BELUM KETEMU BUDDY." Teriak Alena kalang kabut

"Kaget aja masih bisa mikirin dia." Batin Azka menatap putrinya lalu tertawa terbahak bahak

"Hahahah kau ini ada ada saja." Tawa Azka nyaring

"Ish Momy, nggak lucu tau, kalo mau ngebangunintuh yang enakan dikit kek." Kesal Alena meracau

"Enak ya?." Tanya Azka dengan menyunggingkan senyum mautnya, yang membuat Alena takut setengah mati

"Eh nggak nggak Mom, bercanda kali pissss." Ucap Alena tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya

"Nggak ngampus?." Tanya Azka pada Alena

"Nggak ah, Lena males." Jawab Alena

"Terserah kamu saja lah, toh kamu juga pinter, itu juga kampus punya Dady mu." Jawab Azka cuek

"Momy mah pengertian." Ucap Alena memeluk Azka

"Momy boleh minta sesuatu?." Tanya Azka

"Hmmm apa?." Tanya Alena masih memeluk Azka

"Kamu lupakan saja dia ya, sudah terlalu lama kamu nunggu dia Lena." Ucap Azka, Alena langsung melepas pelukannya dan menatap datar Azka

"Momy tau? Lena sayang sama Buddy, Buddy janji bakal temuin Lena, Lena juga janji bakal nunggu Buddy." Jawab Alena

"Tapi..." Belum Azka meneruskan kata katanya Alena langsung memotongnya dan masuk kedalam kamar mandi

"Nggak." Jawab Alena langsung masuk dan menutup pintunya kasar

Huft Azka menghembuskan nafasnya kasar

"Dasar anak muda, cinta monyet saja masih diingat." Gumam Azka langsung pergi keruang makan menemui Arion

"Loh mana Alena?." Tanya Arion yang melihat Azka turun sendiran

"Diakamar mandi." Jawab Azka

"Nggak ngampus toh?."

"Nggak, males katanya."

"Kenapa?." Tanyanya lagi

"Kamu ih, nanya mulu, biasa itu soal hati." Jawab Azka kesal, karna Arion terus bertanya dari tadi

"Belum bisa melupakannya ya." Gumam Arion

"Hmmm." Dehem Azka

"Bagaimana jika kita meminta mereka kembali saja?." Usul Arion

"Kau lupa? mereka itu sangat sibuk, mengangkat telpon kita saja tidak pernah." Ucap Azka

"Hmmm iya juga, kalau begitu biarkan saja." Ucap Arion

"Sudah sana kekantor." Usir Azka, Arion langsung berdiri dan memakai jasnya dan pergi kekantor, tapi sebelum itu ia berbalik dan mengecup kening Azka

Tak lama Alena turun dari kamar kemeja makan, ia langsung melahap roti yang sudah disiapkan oleh Azka

"Kamu nggak ngampus mau kemana?." Tanya Azka

"Kamar." Jawab Alena mengunyah rotinya

"Terserahmu saja." Jawab Azka tak kalah datar dan langsung pergi

"Dasar, untung Momy gw." Gumam Alena yang masih didengar Azka

"Apa?." Tanya Azka berbalik menghadap Alena

"Eh enggak, Mom." Jawab Alena cepat lalu berlari kekamarnya

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

~BERSAMBUNG~

LIKE, COMMENT, KASIH RATE 5

JANGAN LUPA VOTE & TAMBAHKAN FAVORITE

JANGAN LUPA👆

SEE YOU NEXT EPISODE 😉

BYE~

AUTHOR SAYANG KALIAN💕💕

3

Dikampus Berlian dan Valen mencari Alena terus menerus, karena Alena tidak berangkat dan tidak menghubungi mereka berdua

"Si Lena kemana dah? kaga masuk nggak ngabarin." Ucap Vanya bertanya tanya

"Nggak tau juga gw." Jawab Berlian

"Lu kan Sepupunya, masa nggak tahu sih."

"Hello gw Sepupunya juga nggak harus tahu semuanya kali." Jawab Berlian dengan gayanya

"Auk ah mending kekelas aja." a

Ajak Valen langsung berjalan diikuti Berlian

Saat sudah sampai didepan kelas mereka berdua langsung masuk tanpa memperdulikan tatapan dosen

"Kalian darimana saja?." Tanya sang Dosen

"Lhoh eh ada Bapak, mon maap ye Pak, kita nggak lihat ada makhluk selain manusia disini." Ucap Valen menggundang gelak tawa seisi kelas

"Kamu menghina saya!?." Marah dosen

"Elah Pak, gitu aja baper." Ejek Berlian

"Kalian ini..." Belum menyelesaikan kata katanya Valen tiba tiba mengeluarkan pistolnya dari sakunya, yang langsung membungkam mulut sang dosen

"Bapak berani?." Tanya Berlian mengeluarkan pisau lipatnya

"E....enggak." Jawab dosen takut, bukan hanya dosen yang dibuat takut melainkan seisi kelas

"Si..silahkan duduk." Ucap dosen, Berlian dan Valen langsung memasukkan sejatanya kedalam saku masing masing, dan berjalan kearah bangkunya, tapi sebelum itu

"Hari ini Bapak selamat, jika ada Alena disini mungkin nyawa Bapak sudah melayang." Peringat Valen langsung berjalan kembali kearah bangkunya

Dosen hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti

"Untung selamat lu, Pak."

"Iya, untung cuman mereka berdua."

"Iya coba kalo ada Alena, udah habis tuh dosen."

"Nggak kebayang lagi gw, tiap hari ngeliat beginian."

Gumam para mahasiswa didalam kelas

"Baiklah kita lanjutkan materinya, jadi bla..bla..bla." Terang dosen mencairkan suasana mencekam, meskipun didalam hatinya ia masih takut

Sementara dikamar Alena

Ia berdiri diatas balkon kamarnya melihat kearah kolam renang yang tepat berada dibawah balkonnya sambil memakan camilannya dan memikirkan sesosok orang yang ia selalu rindukan dan ia harapkan untuk kembali

"Buddy kapan sih lu balik? lu nggak lupakan sama janji yang udah lu buat ke gw? atau emang lu lupa? atau lu disana udah punya yang lain?." Gumam Alena bertanya tanya sambil memandang foto Buddynya di HPnya dan memakan camilannya kembali

Ia selalu mengingat janji mereka dimana mereka dulu masih berusia 6 tahun bahwa mereka akan saling menunggu hingga mereka akan bertemu kembali

Alena lalu mengambil gelang yang selalu ia simpan didalam kotaknya dan memakainya

"Buddy tau nggak? Lena masih nyimpen gelang ini loh, Lena bakal selalu makek gelang ini." Ucap Alena memandang gelang yang melingkar dipergelangan tangannya

Saat itu juga HPnya berbunyi, ia langsung mengambil dan melihatnya dan terteran nomor Valen

"Apa?." Tanya Alena

"Kenapa lu nggak berangkat ha?." Tanya Valen disebrang sana

"Males." Jawab Alena

"Lu kalo mau bolos bilang bilang dulu kek biar kita juga ikutan." Ucap Berlian ngerap merebut HP Vanya

"Bicit lu pada." Kesal Alena

"Elah, kita kan khawatir sama lu, atau jangan jangan lu masih kepikiran ama dia ya." Ucap Valen

"Bukan urusan lu." Jawab Alena langsung menutup panggilannya sepihak dan melempar HPnya begitu saja, dan langsung merebahkan tubuhnya dikasur dengan kasar

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

~BERSAMBUNG~

LIKE, COMMENT, KASIH RATE 5

JANGAN LUPA VOTE & TAMBAHKAN FAVORITE

JANGAN LUPA👆

SEE YOU NEXT EPISODE 😉

BYE~

AUTHOR SAYANG KALIAN💕💕

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!