" Zeee ini sudah hampir telat loh, cepetaannn" teriakan sang kakak kini menggema dilantai 2 rumah wanita cantik bernama Amanda zeevania.
Dengan terburu-buru zeeva panggilan akrab dari keluarga dan teman dekat langsung keluar kamar menghampiri sang kakak yang sudah mulai melipat wajahnya.
" Ahh si tampan ini, maaf yaa adikmu tadi sedikit telat yuk jalan yuk" Zee langsung menggandeng tangan sang kakak untuk turun menghampiri kedua orangtua mereka yang sudah siap didalam kendaraan.
" Sayang kenapa lama sekali kita pasti telat sampai kesana" kini sang mama yang mengomeli anak gadisnya.
" Maaf maa tadi aku sedikit ada kerjaan jadi kelupaan buat siap-siap deh" kendaraan sudah mulai melaju menuju tempat yang sudah disepakati untuk pertemuan malam ini.
" Kerja terus de pantesan aja susah dapet pacar sampe-sampe papa yang harus ngatur" gelengan kepala sang papa mewakili perasaan kesal kepada sang anak namun masih bisa ditahan.
" Udah ahh kan ini juga sebagian dari usaha pah, membantu anak itu ga dosa apalagi soal jodoh biar ga bawel nanya terus pacar" Zee yang masih merapikan rambutnya menimpali ucapan sang papa.
" Yeeuuuu jodoh jodoh kaya yang iya aja dia mau nerima kamu de" ledekan sang Kaka yang sedang mengendarai kendaraannya melengkapi obrolan mereka selama perjalanan.
" Paah tapi ini beneran anak tunggal kan pah? Sesuai permintaan Zee?" kini kedua matanya menatap lekat sang papa menunggu jawaban yang diharapkan sesuai keinginannya.
" Iya anak tunggal udah kenalan aja dulu, kenapa malah tanya-tanya papa sih" dengan kesal sang papa menjawab pertanyaan anaknya sesekali melihat jam tangan memastikan waktu mereka tidak terlalu lama kalaupun telat.
Akhirnya sampai juga ditempat yang sedang mereka tuju dengan tergesa-gesa keempat orang yang baru saja turun dari kendaraan langsung berhamburan berjalan cepat menuju meja yang benar saja sudah ada tiga orang yang sedang asik berbincang.
" Selamat malam Riko, maaf kami telat datang apakah sudah menunggu lama?" putra papa dari Zee dan Daniel langsung membuka obrolan dengan permintaan maaf.
" Ahh tidak lama kami juga baru sampai 5 menit yang lalu ayo silahkan duduk" Riko langsung menyambut sang calon besan sekaligus sahabatnya sejak kecil.
Disudut sebelah kanan terlihat seorang lelaki yang terdiam menatap kagum kearah Zee yang kini sedang berbincang dengan Julia istri dari Riko.
" ahh apakah ini Zee?" tebak Julia yang paham melihat sang anak begitu lekat menatap wajah Zee.
" Ahh iya Tante aku zee maaf ya Tante tadi aku sedikit ada kendala jadi sampai telat datangnya" Zee yang masih belum sadar dengan tatapan seseorang dihadapannya masih terlihat santai.
" Tidak apa-apa sayang, ahh perkenalkan ini anak Tante" Julia langsung mengulurkan tangannya untuk meminta sang anak menghampiri dirinya dan Zee.
" Hai aku Amanda zeevania panggil saja Zee" dengan lembut dan tegas Zee menyambut uluran tangan sang lelaki yang sudah dapat ditebak dia adalah orang yang akan dijodohkan dengan dirinya.
" Alessandro Algio, panggil saja gio" aahh suaranya begitu melantun indah ditelinga Zee.
Saat ini kedua keluarga sedang menikmati hidangan yang sudah dipesan, diselingi dengan obrolan ringan yang membuat suasana terasa lebih hangat.
Gio masih saja kurang fokus melihat interaksi zee yang mudah memahami karakter seseorang menjadikan dirinya mudah akrab dengan kedua orangtua gio, dan itu menjadi nilai tersendiri untuk gio.
🍉🍉
Setelah makan malam selesai gio meminta izin untuk mengajak Zee pergi berdua dengan alasan untuk perkenalan, tentu saja kedua keluarga langsung memberikan izin.
Gio mengajak Zee untuk pergi ke tempat lain yang nantinya setelah selesai akan langsung mengantarkan Zee pulang kerumahnya, gio tahu bahwa besok masih hari kerja sengaja mengajak pergi setelah makan agar pulangnya tidak terlalu larut malam.
" Zee maaf saya mengajak kamu pergi apa tidak masalah?" gio yang mulai obrolan karena melihat Zee selesai dengan aktifitasnya.
" Ahh tidak apa kak, kita memang perlu berkenalan terlebih dahulu bukan? Maaf baru saja aku mengecek email pekerjaan jadi sedikit membuang waktu kita" zee sedikit menundukkan kepalanya.
Melihat zee yang merasa bersalah gio menggelengkan kepalanya, bibirnya tersenyum tipis melihat zee yang begitu menggemaskan.
" Jangan terlalu keras pada diri sendiri Zee, hidup itu harus seimbang bekerja keras itu memang harus tapi lebih bagus bekerja baik bukan?" gio dengan sabar dan nada yang tidak menghakimi memberikan jawaban yang sangat menenangkan seperti air.
" Kakak engga marah?" dengan nada perlahan Zee mulai berani menatap gio yang kini sedang menatapnya sekilas.
" Zee tidak semua yang terjadi harus diselesaikan dengan marah, kalau marah itu capek yang sampai hanya emosinya bukan penyelesaian jadi coba diperbaiki di management waktunya, atau perlu saya bantu?" aahh apakah ini sebuah modus yang akan menjadi awal pendekatan dirinya dan Zee?
Demi apapun zee seketika merasa tersihir dengan jawaban yang keluar dari mulut gio, ditambah nadanya yang sangat menenangkan menjadikan dirinya semakin merasa kagum.
" Apa kakak tidak menolak atas perjodohan kita?" kini zee mengalihkan obrolannya tidak ingin semakin merasa salah tingkah yang bisa saja sulit dikendalikan yang akhirnya membuat dirinya malu dihadapan gio.
" Apa kamu merasa tidak nyaman atas perjodohan ini?" bukan jawaban yang didapatkan oleh Zee tapi pertanyaan balik yang dilemparkan oleh gio.
Sebenarnya Zee dan gio sama sama penasaran atas perasaan mereka masing-masing hanya saja masih diselimuti rasa canggung atau gengsi?
" Justru aku yang meminta sama papa buat dijodohkan kak, tapi kalau kakak tidak nyaman atau mungkin ada hati yang harus dijaga kakak bisa jujur sama aku nanti aku yang bilang sama papa" ahh sebenernya ini hanya bualan saja hati zee sangat berharap bahwa gio menerima perjodohan ini.
Mendengar jawaban zee membuat gio semakin dibuat gemas tangannya sangat gatal ingin mengusap kepala zee namun masih gio tahan.
" Bagaimana jika kita saling mengenal lebih dekat dan menjalani hubungan ini dengan serius Zee? dimulai dari makan malam ini, saya sudah selesai dengan masa lalu saja tapi bagaimana dengan kamu?" gio sebagai seorang lelaki dirinya langsung mengambil keputusan karena tahu jika seorang perempuan membutuhkan kepastian bukan?.
Meskipun tidak ada salahnya jika perempuan yang lebih dulu mengutarakan perasaan mereka kepada seorang lelaki, karena perasaan itu dimiliki oleh semua manusia dan setiap manusia memiliki hak untuk mengutarakan perasaan mereka.
" Aku mau kak tapi kalau nanti ada yang kurang baik dari diri aku tolong kasih tau aku ya kak biar aku perbaiki sekiranya kakak merasa tidak cocok tolong jujur saja secepatnya agar kita tidak terlalu jauh untuk saling menyakiti karena aku belum pernah memiliki hubungan spesial dengan lelaki jadi masih belajar" Zee menatap wajah gio yang sedikit kaget mendengar jawabannya.
Hah bagaimana bisa cewek secantik dia belum pernah berpacaran kini kepala gio yang dikelilingi oleh bunga dan lebah yang berterbangan dikepalanya.
Akhirnya Zee dan gio sepakat untuk saling mengenal satu sama lain, memulai hubungan dengan saling mengenal dan saling terbuka.
Pagi ini dikediaman gio masih seperti biasa, suasana hening saat kegiatan sarapan pagi hanya ada suara alat makan yang tidak terlalu bersuara keras.
" Jadi gimana gio pilihan mami dan papi?" kini sang papi yang sudah selesai dengan makanannya yang mulai terlihat penasaran dengan perasaan sang anak.
" Oke pih gio dan Zee sudah sepakat untuk menjalani hubungan kami terimakasih banyak mih, pih atas bantuannya" gio yang biasa irit bicara mendadak jadi sedikit banyak ucapan yang keluar dari mulutnya.
Seketika kedua orangtuanya menatap heran gio, apakah ini benar-benar anak mereka yang selama ini lebih banyak bekerja dan didalam kamar? Apalagi setelah ditinggal menikah oleh sang mantan kekasih semakin tertutup saja pribadinya tapi coba lihatlah pagi ini?
" Kok diem mih pih?" gio yang heran seketika menatap orangtuanya secara bergantian.
" ini gio anak mami kan sayang?" sang mami ingin memastikan kembali bahwa yang dihadapannya saat ini adalah benar anaknya.
" Ya siapa lagi mih, emang mami sama papi punya anak selain gio?" ya Tuhan ini benar-benar anaknya baru semalam bertemu dengan zee sudah sangat terlihat perubahan yang dialami oleh gio, padahal sudah 3 tahun ini mereka berusaha namun hasilnya nihil.
" mih udah nanti dia ngamuk lagi tau sendiri kan anak kamu gimana" kini sang suami mengingatkan agar sang istri tidak terlalu berlebihan.
" Ahh mami senang mendengarnya kalau kamu dan zee sama sama sepakat, apa sudah ada obrolan serius? Biar nanti kami yang siapkan sayang" kini sang mami kembali semangat.
" Belum mih, kami masih tahap proses perkenalan tapi sebenernya gio tidak keberatan jika harus menikah hari ini dengan Zee hehehe" gio yang selama ini sangat sulit mengenal perempuan dalam satu malam bisa yakin ingin menikah dengan Zee?.
Tukkkkk....
Satu ketukan dari sendok ditangan sang papi mendarat sempurna di kepala gio yang tidak disadari akhirnya gio pasrah, karena memang tidak ada persiapan sebelumnya untuk mengindar.
" Mihh coba liat suaminya tuh masa gio dipukul sih" hah bagaimana ini benar-benar anaknya kembali, sang mami kembali mendengar rengekan gio yang selama ini hilang.
" Kamu tuh yaa kalau ngomong disaring dulu, dinikahin hari ini apa kamu sudah izin dengan orangtua dan keluarganya Zee? Memangnya menikah itu seperti kamu lapar langsung makan saat itu juga? Heran papi ngebet boleh tapi dilihat dulu gioooooo" papi gio dibuat gemas akan kelakuan anak tunggalnya pagi ini.
Bagaimana bisa sang anak yang sudah bisa mengelola perusahaannya bahkan bisa menaikan omset cukup signifikan tapi dalam urusan percintaan sependek ini.
Halaaahh sok galau ditinggal kawin cewek, buat nikah aja masih seenak jidat kaya orang ngantuk sekarang nguap minta sekarang tidur juga, mau heran anak sendiri umpatan sang papi yang benar-benar dibuat heran oleh anaknya sendiri pagi ini.
" Tidak perlu mengumpat didalam hati pih, aku tau" gio yang sudah kesal atas tindakan sang papi kini memberikan ultimatum.
" Hahhh anakmu tuh mih bisa-bisanya ngancem papinya sendiri salah makan apa kamu semalam gio? jangan bikin malu mami dan papi dihadapan Zee" kini ultimatum itu berbalik arah menuju gio.
" Sembarangan banget sih pih kalau nuduh ga pake hati" gio kembali merengek manja benar-benar Zee membawa perubahan yang sangat positif membuat anaknya kembali seperti semula.
" Ya habisnya kamu awas aja kalau sampe papi tau kamu malu-maluin ga akan papi akuin anak" sebenarnya hatinya sangat senang, hanya saja gengsinya terlalu tinggi untuk mengungkapkan.
" Udah ah gio mau berangkat, mau jemput Zee lama-lama disini bisa rusak rambut gio" akhirnya gio berpamitan kepada kedua orangtuanya.
🍉🍉
Saat ini zee sudah masuk kedalam kendaraan gio, tadi sudah berpamitan kepada kedua orangtua Zee dan tidak lupa Abang Daniel yang biasanya akan berangkat bersama dengan sang adik.
" Kak kalau siang makan dimana?" zee yang bertanya setelah selesai dengan merapihkan alat tempurnya.
" Kadang pesan atau bisa dikantin, saya dimana saja bisa sih makan karena tidak ada alergi apapun" gio benar-benar menjelaskan detail kepada zee padahal hanya satu pertanyaan.
Zee langsung menyimpan satu paperbag dikursi belakang, ukurannya sedang tidak terlalu besar namun bisa dipastikan isinya cukup banyak, gio sekilas melirik dari kaca kearah kursi belakang dan disadari oleh Zee.
" Kak itu aku bawakan bekal makan siang, kopi, dan juga buah jadi Kaka tidak perlu pesan lagi ya tapi jika rasanya kurang nyaman bisa dibuang kakak bisa pesan ya jangan dipaksakan" zee menjelaskan apa saja isi dari paper bag yang ia taruh, sebenarnya zee sudah terbiasa dengan bekal untuk makan siang dan hari ini ia berinisiatif untuk membawakan gio juga.
Aahh wisata masa depan pagi ini indah sekali entah mengapa gio merasa hatinya sangat hangat atas perlakuan yang diberikan oleh zee, memang sederhana tapi tidak semua bisa melakukannya.
" Terimakasih banyak zee maaf jadi saya merepotkan kamu pagi ini, nanti akan saya kirimkan foto dan rating bintang untuk masakan kamu apakah boleh?" gio benar-benar sangat lembut ucapannya, tindakannya dan juga senyumannya membuat hati zee tidak aman.
Sepanjang perjalanan banyak obrolan random yang mereka bahas tapi sama sekali Zee tidak membahas masa lalu gio, Zee merasa tidak memiliki hak untuk membahas yang bersifat privasi terkecuali jika gio yang dengan keinginan dan kesadarannya sendiri menceritakan pasti Zee dengan senang hati akan menjadi pendengar yang baik.
Gio yang merasa nyaman ketika bertukar cerita dengan Zee perasaannya semakin menghangat, keyakinan dirinya untuk semakin serius dengan Zee semakin besar.
" Kak makasih banyak yaa maaf jadi bolak balik deh pagi ini, tapi beneran kan engga ada meeting penting pagi ini?" ucap zee yang sudah bersiap untuk turun.
" Iyaa zee mana berani aku bohong, aku malah seneng oh ya nanti sore maaf aku gabisa jemput kamu karena aku harus membereskan beberapa pekerjaan tidak apa kan?" sebenarnya gio ingin menjemput hanya saja ada beberapa pekerjaan yang mengharuskan dirinya lembur malam nanti.
" Aman kak, nanti aku sama kak Daniel" senyuman manis itu kembali terukir indah pagi ini ahh bagaimana bisa secepat ini hati seorang gio semakin lemah.
" Nanti saya telp ya malam apakah boleh?" gio sudah tidak bisa menahan tangannya untuk hanya berdiam diri, usapan lembut dipuncak kepala zee membuat tubuhnya seketika kaku melihat itu gio semakin gemas saja.
" B..b..boleh dong, yauda kak aku pamit yaa selamat bekerja" Zee langsung pamit setelah berada diluar Zee membungkukkan setengah badannya dan melambaikan tangan sampai kendaraan gio tidak terlihat lagi.
Pemandangan yang manis ini tentu saja tidak lepas dari mata elang sang kakak dan tentu saja papanya yang kini sedang memperhatikan dari atas gedung.
Sesampainya dikantor gio langsung masuk dengan tangan kanannya membawa paper bag yang sudah disiapkan oleh zee pagi ini, suasana hatinya seketika merekah seperti bunga wajahnya terlihat segar seperti buah yang baru saja dipetik dari pohonnya.
" Wihhh seger nih pagi ini" goda sang sahabat sekaligus sekertaris pribadinya Aldo yang sudah sejak kecil bersama dengan gio jadi tidak mungkin jika Aldo tidak menjadi saksi perjalanan kehidupan gio.
" Bawel deh lo masih pagi" gio yang tahu sedang di ejek hanya bisa menatap tajam sang sahabat.
" Kepo dong gue, bentukan lebah mana yang bisa membuat seorang gio menjadi segar kembali setelah kehabisan air di potnya hahahaha" suara tawanya diiringi langkah memasuki ruangan gio menjadi pusat perhatian pagi ini.
Gio dan Aldo kini duduk berhadapan disofa ruangan gio, tidak perlu berbasa-basi akhirnya gio menceritakan tentang perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtuanya, perkenalan dengan zee tadi malam sampai paper bag yang ia bawa pagi ini untuk bekal makan siangnya.
" Ya Tuhan akhirnya sobat gue melek juga dari tidurnya sampe-sampe sekarang dia tahu kalau ternyata ada manusia mendekati sempurna yang hidup didunia ini" dengan wajahnya yang diangkat menatap langit-langit ruangan menambah nilai kekesalan yang dirasakan oleh gio.
Plaakkkk....
" Omongan lu udah berasa kek gue mati suri aja sih do, mulutnya jelek bener" gio yang kesal langsung memukul bahu Aldo tanpa permisi yang membuat sang sahabat mengusap kasar bahunya.
" Lagian hidup tuh fokus boleh tapi bodoh jangan gio, sekarang seneng kan lo udah melek lagi coba tau dari kapan taun ga akan lo kegelapan masa depan kek orang belum bayar tagihan listrik aja" Aldo lagi-lagi dengan polosnya mengejek sang sahabat.
" Lo kalau mau ngeledek gue mending balik ke ruangan aja deh dari pada badan lo abis gue pukul ngadu deh sama papi" gio kesal dibuatnya yang akhirnya membuat dirinya mengusir Aldo dari ruangannya.
" Iye iye gue balik yang lagi jatuh cinta gamau diganggu amat, tapi boleh dong cobain bekelnya satu aja sebagai tanda perkenalan sama calon kakak ipar hehehe" Aldo menunjukkan senyuman manisnya untuk merayu gio yang wajahnya terlihat kesal.
" Enak aja udah gede beli Sono, lagian zee kan ga jualan jadi gabisa tester lah orang ini khusus buat gue" pagi ini Aldo dan gio melupakan jabatan serta usia, mereka benar-benar terlihat seperti anak-anak yang sedang berebut mainan saat ini.
" Pelit hoooo awas aja nanti kalau gue ketemu kakak ipar gue aduin Lo" merasa tidak mendapatkan sambutan baik akhirnya Aldo bangkit dari duduknya untuk pergi ke ruangannya.
" Kerja Sono masih pagi udah bikin kesel aja" gio pun dengan tangan kanan yang masih setia memegang paper bag langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menuju meja kerjanya.
Benar kata Aldo kenapa gue baru sadar kalau makhluk didunia ini masih ada yang sempurna seperti Zee, tau gini gue minta dijodohin dari dulu deh enak banget kerja dikasih asupan senyuman manis obrolan positif dapet bonus makanan lagi ya Tuhan dengan gaya apalagi gue harus bersyukur, nikahin sekarang aja apa ya 😁😁.
Gio benar-benar merasa bahagia pagi ini bagaimana bisa hubungannya dengan zee bisa secepat ini tanpa ada rasa canggung sama sekali, Zee benar-benar perempuan yang cerdas dia mampu menyesuaikan lawan bicaranya agar tetap nyaman namun masih sopan bahkan sangat sopan dan baik.
🍉🍉
Zee yang selalu datang tepat waktu dan tidak bertele-tele dalam bekerja, selama ini memang zee terkenal dengan pekerja keras dan ambisius sehingga apapun yang menurutnya itu harus selesai pasti akan diselesaikan dihari yang sama.
" Ceilah seneng banget yang abis dianter calon suami" sang kakak yang kini menghampiri meja kerjanya.
" Sama aja kak belum ada perubahan yang siginifikan kok, oh iya sore aku pulang bareng Kaka sama papa ya" zee memang sudah terbiasa untuk multitasking dalam melakukan kegiatan jadi saat sang kakak mengganggu tidak ada hambatan.
" Loh kenapa kok ga dijemput de?" kini dengan wajah yang bingung Daniel menanyakan langsung kenapa sang adik.
" Iya gio lembur kak, jadi gabisa jemput udah ahh sana aku ga beres beres nanti kerjanya" kini zee sudah mulai merasa terganggu oleh rasa penasaran sang kakak.
pukkkkkk...
Daniel mengecup puncak kepala sang adik karena merasa kesal sudah diusir padahal dirinya masih belum puas.
" Kaaaaaakkkk" dengan kesal zee berteriak diruangannya saat melihat sang kakak langsung berlari kearah pintu.
Begitulah Zee dan Daniel jika dekat rasa sayang yang mereka tunjukan adalah dengan saling menjahili tapi jika jauh akan saling merindukan dan saling mengkhawatirkan, ahh menggemaskan sekali kedua saudara ini.
trrrriiinngg
📩 gio : Aku sudah sampai kantor my Zee, selamat beraktivitas semoga lancar.
Begitulah isi pesan yang diterima oleh zee, ternyata gio memberikan kabar jika dirinya sudah sampai.
📨 Te amo : Laporan diterima kak terimakasih sudah memberikan kabar, selamat bekerja jangan lupa banyak minum air putih ya semoga harinya cerah 😉.
Gio langsung bersorak melihat jawaban pesan dari Zee dimana disana disematkan emot dengan mata genit membuat jantungnya bersorak riang.
Gio benar benar merasa bahwa zee adalah kunci dari hidupnya saat ini, bagaimana bisa dia secepat ini merasa nyaman dengan perempuan asing.
Tapi Zee benar-benar membuat hati gio diobrak-abrik merasa sangat diperhatikan, dihargai dan benar-benar diterima dengan baik gio berjanji akan selalu berusaha untuk selalu memberikan kebahagiaan untuk zee mulai sekarang sampai akhir hayatnya.
📩 gio : Terimakasih atas perhatiannya Zee, jadi bolehkah saya mencintai kamu?❣️
Kini giliran Zee yang mulai tersenyum senang setelah melihat pesan yang baru saja dikirim oleh gio, benar-benar seindah inikah jatuh cinta dengan orang yang tepat?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!