NovelToon NovelToon

CHANCE Memanfaatkan Waktu

PROLOG

Dua orang dewasa di waktu bersamaan namun di tempat yang berbeda memohon kematian mereka masing-masing.

Entah mereka memohon kepada siapa, Sang Pencipta kah atau Iblis.

Berhati-hatilah menggunakan kata Andai Tanpa melibatkan Sang Pencipta. Karena sesungguhnya, kata 'Seandainya' adalah jalan bagi iblis menyesatkan jalan kita untuk kembali padaNya.

Membuat kita terlena dengan selalu berandai-andai dan mengharapkan sesuatu yang mungkin sulit terjadi.

Alexander mendapati sang istri berkhianat dengan sahabat baik Alexander itu sendiri. Bertahun-tahun Alexander di tipu oleh sang istri dan sahabatnya.

Hingga lelaki itu tidak mampu menjalani perusahaan dengan benar yang menyebabkan kehancuran untuk perusahaannya sendiri.

Rumah tangganya hancur, perusahaannya pun hancur begitu pun dengan hidupnya.

Alexander nyaris mendapat hukuman seumur hidup bahkan hukuman mati ketika lelaki itu kedapatan menggunakan obat-obatan terlarang dan diduga sebagai pengedarnya.

Di tempat yang lain, seorang wanita yang baru melahirkan anak keduanya. Harus di hadapan kenyataan bahwa perusahaan orang tuanya mengalami collapse.

Tidak ada yang memberitahukannya bahwa perusahaan ayahnya mengalami kerugian besar dan meninggalkan hutang yang sangat banyak.

Hidup Tasya yang mewah dan berkecukupan harus berubah 360°.

Berbanding terbalik dengan hidupnya yang dulu.

Tasya harus berjuang bersama kedua anaknya untuk bertahan hidup di perumahan bersubsidi pemerintah.

Lukas sang suami selalu menghindar dari tanggung jawabnya dan malah semakin membuat Tasya nyaris mengakhiri hidupnya.

Suami yang ia harapkan mampu menemaninya di masa-masa sulit malah terjerat pinjaman online, judi online, obat-obatan terlarang dan yang lebih fatalnya adalah perselingkuhan.

Tasya berjuang menghidupi dirinya dan kedua anak-anaknya yang masih sekolah tanpa bantuan sang suami.

Tasya dan Alexander di berikan kesempatan kedua untuk kembali ke masa dimana mereka harus memperbaiki masa muda mereka dan segala kesalahan yang mereka lakukan.

Dapatkan mereka memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan? Haruskah mereka mengorbankan seseorang yang mereka sayangi untuk memperbaiki semuanya?

...💕💕💕💕💕...

"Seandainya ... Tuhan memberikan kesempatan untuk memutar kembali waktu. Ke masa dimana aku ingin memperbaiki semuanya. Aku akan melakukan apapun untuk memperbaiki nya--"

"Tapi, Tuhan terlalu sibuk mengurusi manusia yang penuh dosa seperti Hamba. Jika Tuhan tidak mendengarkan permintaan ku. Bisakah Iblis mengabulkannya? Aku bersedia menjadi pengikutnya!" -- Alexander Melviano.

...💕💕💕💕💕...

"Tuhan mengapa Engkau menciptakan ku? Sudah tidak ada lagi harapanku disini. Bahkan aku sudah tidak bisa lagi merasakan belas kasihMu--"

"Jika Engkau enggan mengambil nyawaku, Izinkan Iblis yang selalu membangkang padamu untuk mengambil jiwaku. Aku tidak membencimu, Tuhan--"

"Aku hanya menyadari diriku yang tidak pantas menginjak surgaMu. Sampaikan pada Iblis itu, jika Ia ingin mengambil jiwa ku. Pastikan orang-orang yang aku tinggalkan, hidup dengan layak dan tercukupi." -- Eleanor Tasya Sanjaya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ultimate Re organisasi yang cukup besar hampir menyamai Pravitel' Vselennoy yang menguasai bagian Rusia, Amerika dan Asia.

Sedang Ultimo Re hanya menguasai bagian Italia dan Asia. Memiliki tiga organisasi inti yang membantu kekuasaannya yaitu:

Pravitel' Vselennoy: Aditama, Izyaslavich, Nakatama, Nakamura, Adisutjipto, Harrison, Pioneer, Diavolo, Chernyy Orel.

Liu Corp: Sanjaya Group, Melviano, Imanuel, Ludra, Pattinson, Andromeda, Chaiden.

Oswald: Beastank, Red Sphinx, Xalumara.

Disclaimer: Nikmati saja ceritanya. Tidak menyinggung kepercayaan manapun. Buang sisi buruknya menurut kalian dan ambil sisi baiknya. Visual bukan milik Pena dua jempol pribadi. Kami harus meminta izin kepada pemiliknya.

Jangan lupa untuk Subscribe, Like dan Vote. Buat yang follow kami. Akan kami follow balik 🫰🏿❤️

1. Broken

2023

Prang!

Prang!

Prang!

"Arrrgghhh ... really Alex. I can't be with you anymore, It's over!”

Seorang lelaki berjalan setengah berlari mengejar wanita yang tadi meneriakinya, tepat di depan wajahnya.

Dengan wajah yang berantakan dan setengah mabuk, lelaki itu kembali berteriak di depan wajah wanita yang memiliki darah blasteran Asia Selatan.

"Are you kidding me? What's wrong with me, Bianca? Lo bilang apa? It's over? Baji ngan lo!"

Tidak terima dihina sedemikian rupa, wanita itu membalas, "Kau yang baji ngan, Alex!"

Nafas wanita itu memburu. Wajahnya memerah karena emosinya sudah membuncah.

"Tiap hari kerjaan mu hanya mabuk, mabuk dan mabuk! Aku sampai tidak sudi mengandung anak dari seorang pemabuk dan pemadat seperti kamu, Alexander!"

"Lalu kamu mau apa, hah?"

"Aku sudah mengurus perceraian kita. Aku pastikan ini hari terakhir kita bertemu, Al."

"Cerai? Kau gila?"

"Kau yang gila, Alex! Aku sudah muak dengan mu. Perceraian ini akan aku serahkan pada pengacara keluarga ku!" lanjut Bianca sambil menarik kedua kopernya.

Wanita yang diketahui bernama Bianca, segera melangkah cepat meninggalkan Alexander yang masih mencerna setiap ucapan istrinya -- ohhh. Apakah mulai sekarang ia harus mengatakan, jika Bianca Ludra adalah mantan istrinya.

Kesadaran Alexander belum 100% pulih. Karena hobinya yang mengkonsumsi minuman haram dan obat-obatan terlarang, membuat kinerja otak Alexander melemah.

Padahal Alexander adalah harapan keluarga Melviano untuk melanjutkan kerajaan bisnis mereka.

Namun, karena hobinya yang gemar party dimana-mana, mabuk-mabukkan, bahkan judi. Membuatnya harus kehilangan sang istri yang amat dia cintai.

"Goblok ... goblok ... bisa-bisanya gue ngebiarin Bianca pergi dari sini! Gue harus sadar dan fokus dulu. Setelah itu, gue yakin Aca mau bicara sama gue dengan baik-baik seperti biasanya!"

'Aca' adalah panggilan kesayangan dari Alexander untuk sang istri tercinta.

Sudah 5 tahun usia pernikahan mereka, namun mereka belum juga dikarunia anak.

"Lo mandul kali, Bro! Secara minum, rokok dan ngelontong¹ lo kuat banget. Gak takut imp oten apa lo?"

"Umur sudah matang. Masih aja lo childfree!"

Ia teringat ucapan teman-temannya Minggu lalu sewaktu party di club.

Bukan, bukan dirinya lah yang menolak kehadiran anak di tengah-tengah mereka. Mandul pun ia rasa tidak.

Dirinya dan Bianca sehat. Sejak awal pernikahan, Bianca beralasan tidak ingin hamil dulu karena ingin melanjutkan studi ke luar negeri selama dua tahun.

Mau tidak mau, selama dua tahun mereka terpisah oleh jarak yang sangat jauh.

Bianca di California dan Alexander sibuk mempelajari bisnis keluarga dan party bersama teman-temannya di Indonesia tentunya.

"Udah ngelontong¹ dulu aja lo biar happy always!" Hasut Lukas yang selalu mengajak Alexander pergi ke club.

Lukas memang senang berteman baik dengan si muka dingin Alexander, karena Alexander orang yang sangat royal pada siapapun apalagi pada teman-temannya.

Hasutan Lukas semalam masih terngiang di otaknya. Hingga ia tidak bisa memejamkan matanya.

Alhasil Alexander menghampiri tasnya dan mengambil kotak seukuran telapak tangan.

Kotak yang dikhususkan untuk menyimpan lintingan putih yang berisi marijuana.

Alexander mengambil benda berbentuk pocongan. Berukuran sepanjang jari tengahnya dan membakar benda itu seperti ia akan merokok dan menghisapnya kuat lalu menghembuskannya dengan pelan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di tempat lain, seorang wanita menarik kopernya lalu memasuki salah satu unit apartemen tipe 2 bedroom dengan luas 40m².

Ruangan yang tidak terlalu besar namun juga tidak kecil. Tapi, cukup untuk menyimpan selingkuhan.

Wanita itu meletakkan kopernya dengan kasar. Berlari menuju kamar yang sepertinya sudah biasa ia masuki.

"Akhirnya aku terbebas dari dia, Sayang!" ucap wanita itu sambil memeluk pria tampan yang sedang bermain handphone di atas tempat tidur.

Pria itu menurunkan ponselnya dan menatap wanitanya dengan lekat.

”Tetap aja. Kalian belum cerai. Pasti nanti kamu balik lagi sama dia. Mana mau Alex melepaskan kamu."

Dengan wajah cemberutnya, pria itu melepaskan dirinya dari pelukan Bianca. Lelaki itu berpura-pura merajuk seperti anak kecil.

"Kamu tenang saja, Sayang. Kali ini aku yang bergerak lebih dahulu. Aku bahkan sudah sewa pengacara untuk mengurus perceraian kami."

"Benarkah? Dengan cara apa agar permohonan perceraian kamu disetujui?"

"Aku memberikan bukti-bukti jika dia pengguna psikotropika. Aku juga sudah melengkapi dokumen dan surat-surat perceraian agar proses perceraian kami lancar tanpa hambatan, we'll done. But, how about you, Babe?”

Pria itu melemparkan ponselnya di kasur dengan wajah gusar. Ia menatap ke jendela kamar apartemennya yang hanya terdapat visual pemandangan jalanan ibu kota yang carut marut dengan kemacetan.

"Dia hamil. Aku gak bisa ceraikan dia!"

"What's? Are you kidding me? So, bagaimana dengan aku?"

"Kita akan tetap seperti ini. Gak mungkin 'kan, kamu baru cerai tiba-tiba kita nikah. It's impossible. Aku dan Alex bersahabat baik kalau kamu lupa!"

"But, Luke ... tidak bisa kamu mengabor--"

"Jangan bicara yang tidak-tidak, Bianca. Aku emang baji ngan tapi aku tidak akan melakukan hal itu pada istriku!"

Bianca kesal, Lukas ternyata masih peduli pada istrinya itu.

"Bisakah kamu bersabar, lagipula aku belum selesai mengambil alih perusahaan orang tuanya," lanjut Lukas.

"Untuk apa kamu capek-capek mengambil alih perusahaan orang tuanya yang besok saja sudah mau gulung tikar, Luke!"

"Ini yang aku pikirkan, Sayang. Bagaimana aku meninggalkan dia disaat keadaan dia yang hamil dan perusahaan orang tuanya yang bangkrut. Orang-orang akan berpikir jika aku meninggalkannya karena mereka bangkrut!"

"Lalu, sampai kapan aku harus bersabar?"

Bianca mulai mengambil posisi duduk di ujung kasurnya.

Lukas menghampiri Bianca dan mencium bibir sexy kekasihnya itu.

”Sampai semuanya kondusif. Lagi pula hubungan kita baik-baik aja 'kan? Bahkan hampir 10 tahun tidak ada yang mengetahui tentang hal ini dan kita enjoy aja."

"Oke aku tidak masalah yang penting mulai sekarang kamu harus prioritaskan aku."

"Pasti itu sayang!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setahun kemudian

Seorang wanita sedang berjuang melahirkan di salah satu klinik bersalin di sebuah Kabupaten yang berada di pinggiran ibu kota.

Peluh membasahi wajah cantiknya. Peluh itu juga membuat hampir seluruh baju yang wanita itu kenakan basah.

Di bagian bawah, cairan amnion mulai merembes di sekitar pahanya.

"Miring ke kiri ya, Bu ... kalau kontraksi tarik nafas pelan-pelan lalu keluarkan pelan-pelan!"

Tasya mengikuti arahan sang Bidan.

"Atur nafasnya, Bu ... jangan mengejan!"

Instruksi sang bidan yang sedang mempersiapkan untuk menyambut ciptaan tuhan yang sebentar lagi akan keluar.

Wanita itu meremasi benda apa saja yang berada di dekatnya.

Mulai dari bantal, besi brankar sampai kasur brankar. Ia berjuang sendiri.

Menangis tanpa suara, merasakan sakit ketika gelombang cinta menghampirinya.

Ini memang bukan yang pertama untuknya namun rasa sakitnya tidak bisa di toleransi meskipun sudah pernah ia rasakan.

"Luke ... kamu dimana sih?" gumam wanita itu yang masih terdengar oleh salah satu bidan yang sedang membantunya mengelus punggung dan pinggang bagian belakang.

"Kita tadi sudah hubungi suami Ibu, tapi panggilannya tidak terjawab Bu."

'Apa masih kerja ya?' batin Tasya sambil melirik jam yang menempel pada dinding.

Tasya memicingkan bola matanya.

'Jam 11 malam? Harusnya Lukas sudah pulang! Kemana dia?'

...༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ To be continued ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ...

¹Ngelontong \= gan ja

2. Parasit

Di tempat lain, di bawah hingar bingar lampu kelap kelip.

Seorang pria beserta teman-temannya sedang menikmati keindahan dunia yang hanya ramai dan gemerlap saat malam saja.

"Woy ... Luke! perusahaan Sanjaya yang lo kelola bangkrut ya? Ahahahahha ... bego lo!"

"Emang kenapa, Bra?" tanya Lukas cuek sambil memainkan gelas wine nya.

"Itu salah satu perusahaan raksasa yang pada zamannya, orang-orang gak ada yang bisa saingi dia kecuali ya ... you know lah!"

Ibrahim tertawa sambil menggoyangkan gelas yang berisi minuman beralkohol.

Alexander yang sedang menghisap marijuana, melirik ke arah Lukas.

"Lo apain perusahaan bokap mertua lo? Gue yakin Sanjaya gak mungkin collapse begitu aja?!" cecar Alexander.

Meskipun kesadarannya sudah setipis tisu WC. Namun perihal membicarakan bisnis ia masih bisa fokus dan mendengarkan dengan baik.

Lukas hanya tersenyum sesekali tertawa.

"Gue akuisisi lah ke perusahaan Imanuel. Kurang baik apa coba gue?! Disaat Sanjaya collapse, Imanuel masih bersedia membantu membeli sahamnya 70%. Suka tidak suka, mau tidak mau, mulai saat ini Sanjaya di bawah kendali Imanuel langsung."

"Pantes, Sanjaya bangkrut tapi lo masih asik-asik kan party di sini. Kalau CEO yang bener mah pasti udah gant ung diri di kamar!" sambung Ibrahim.

Alexander tertawa sinis. "Dia lagi ngerayain kesuksesannya dalam menghancurkan Sanjaya. Karena kehancuran Sanjaya adalah kesuksesan Imanuel, Bra ...."

Alexander berucap sarkas yang langsung mendapat tatapan tajam dari Lukas.

Alexander kembali berbisik dan berucap, "Jadi begini cara lo membalas kebaikan Tuan Antonius?"

Alexander yang masih terkekeh, langsung di hajar oleh Lukas. Membuat lelaki itu tersungkur ke lantai.

"Hati-hati lo kalau bicara!"

Alexander masih saja terkekeh sinis menatap Lukas.

"Kesuksesan Imanuel tidak ada campur tangan dari Sanjaya. Begitupun kehancuran Sanjaya, tidak ada kaitannya dengan Imanuel. Gak usah bikin narasi palsu lo!"

"Ahahaha ... gue gak buat narasi palsu. Emang begitu kenyataannya, Luke. Lo selalu menjadi parasit di hidup orang lain. Menempel sana sini untuk mendapatkan apa yang lo mau. Kalau lo emang gak se'bajingan itu, seharusnya lo sekarang ada di samping istri lo yang lagi hamil besar!" sindir Alexander.

Lukas terdiam. Alexander benar. Ini sudah bulannya Tasya akan melahirkan namun ia semakin jarang pulang ke rumah.

"Perusahaan bokapnya hancur di tangan suaminya yang hobi party dan check in sama jablay. Di tambah dia lagi hamil besar! Lo gak kasian sama bini lo?" lanjut Alexander mengompori Lukas.

Sebenarnya Alexander sudah mencium bau-bau penghianatan dari tubuh sahabatnya ini. Meskipun tidak dekat dengan Tasya, namun Alexander sangat mengenal wanita itu.

Memang, urusan rumah tangga Lukas dan Tasya, bukanlah urusan Alexander. Ia memiliki masalah juga. Rumah tangganya juga sudah selesai berantakan.

Namun, terkadang Alexander geram dengan sikap Lukas yang seenaknya dan licik.

"Peduli amat lo sama istri temen lo?! Kenapa gak sekalian lo ambil aja. Kasian ya menduda bikin batang lo gak berfungsi sekarang!"

Mendengar itu Alexander hanya tersenyum sinis,.

"I am single and I am happy. Very happy!" Kelakarnya sambil tertawa-tawa.

Bohong ... itu semua bohong. Dalam hatinya yang paling dalam, Alexander terbakar dan sangat sakit.

Namun, ia harus menutupi itu semua di hadapan teman-temannya.

"Luke ... handphone lo dari tadi berdering tuh! Gak lo angkat?" tegur Matthew, yang sedari tadi memperhatikan layar ponsel Lukas yang menyala menandakan panggilan masuk.

Lukas memasukan ponselnya ke dalam tas kantornya.

"Forget it! Mending sekarang kita party, Man. Pesan sesuka kalian. Malam ini gue yang traktir!"

Lukas melanjutkan untuk mengejar kesenangan dunianya dan menghiraukan ponsel yang sedari tadi berdering menampilkan nomor istrinya dan nomor tak di kenal.

Lukas ingin merayakan kebahagiaannya. Kebahagiaan yang akan menjadi duka bagi orang lain.

Sekali lagi, Alexander tidak begitu dekat dengan istri Lucas, tidak seperti istri-istri sahabatnya yang lain. Jadi ia memilih ikut mengabaikannya.

Lukas jarang membawa istrinya saat berkumpul dengan mereka, bahkan jika sahabat-sahabatnya membawa turut serta istri-istri mereka dalam sebuah acara khusus. Lukas tidak pernah mengajak Tasya.

Hanya Lukas yang tidak pernah mengajak istrinya. Hingga membuat persepsi bahwa istri Lukas tidak menyukai sahabat-sahabat Lukas.

Lukas, Alexander, Tasya, dan Ibrahim satu SMA. hanya Matthew yang berbeda sekolah.

Meskipun begitu, Tasya tidak memiliki kedekatan khusus dengan teman-teman Lukas.

Bahkan saat reuni sekolah 5 tahun lalu. Tasya lebih memilih bercengkrama dengan teman-temannya yang merupakan anak-anak yang sangat berpengaruh sewaktu mereka SMA dulu.

Semasa SMA Tasya memang sangat terkenal. Selain background orang tuanya, Tasya juga memiliki prestasi di bidang akademik dan seni.

Orang tua Tasya juga pemilik yayasan Bina Bangsa. Yayasan yang menyediakan fasilitas pendidikan mulai dari kelompok belajar anak usia dini, Day care, sampai tingkat SMA/SMK.

Tidak heran, jika Tasya memiliki sikap yang angkuh dan dingin semasa SMA. Ia juga pemilih dalam bergaul.

Selain background orang tuanya yang kaya raya, Prestasi yang gemilang. Tasya juga memiliki paras yang sangat cantik berwajah blasteran Indo-Prancis. Sehingga membuat ia terkenal sebagai primadona SMA Bina Sanjaya.

...💕💕💕💕...

Oeeekk ....

oeekkk ....

oeekkk ....

oeekkk ....

Tasya dengan jelas mendengar suara tangisan seorang bayi yang baru saja ia perjuangkan untuk hadir di bumi ini.

Dengan setengah kesadarannya dan rasa sakit yang masih mendera bagian tubuhnya. Tasya antusias untuk melihat anaknya.

"Selamat ya Bu Tasya ... bayinya perempuan!" seru salah satu bidan.

"Cantik ... kamu sangat cantik." Itulah kalimat yang Tasya ucapkan saat pertama kali melihat sang buah hati.

Bayi merah yang baru lahir itu diletakkan pada sang ibu-- Tasya.

Proses penting inilah yang disebut inisiasi menyusui dini (IMD). Bayi secara alami akan mencari sendiri sumber air susu ibu (ASI) dan menyusu.

Hal ini bertujuan agar memperkuat sistem kekebalan bayi baru lahir untuk melindunginya dari berbagai penyakit.

Setelah melakukan IMD, Bidan yang bertubuh gempal itu membawa bayi Tasya ke ruang khusus bayi.

Sedangkan Asisten Bidan tersebut membantu membersihkan darah dan menjahit luka robekan pada bagian jalan lahir.

Dengan telaten, sang Bidan membersihkan sisa air ketuban dari mulut bayi, lalu memeriksa pernapasan sang bayi.

Setelah memutus tali pusar, Bidan yang diketahui bernama Evi melakukan Tes Apgar.

Bertujuan untuk mengecek organ vital bayi, mulai dari mengecek warna kulit bayi, denyut jantung, respon refleks, otot dan pernapasan.

Di ruangan yang berbeda, Tasya yang sedang di bius lokal di area inti tubuhnya.

Ia merenungkan sebuah nama bayi yang akan ia berikan pada putrinya yang baru lahir tengah malam.

Terbesit sebuah nama indah perpaduan dengan namanya, Lukas dan nama anak pertama mereka yang diberi nama Prince.

Dengan senyum yang terbit di wajah pucat nya, ia memberikan nama pada anak keduanya yaitu Princess Eleanor Imanuel.

Sambil merapalkan nama tersebut, Tasya menangis.

Ia sudah tidak memperdulikan lagi dimana kehadiran sang suami disaat ia sedang membutuhkannya.

'Apa hanya aku, perempuan yang melahirkan sendiri tanpa di dampingi seorang suami. Padahal aku memilikinya.'

...༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ To be continued ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!