Anjani pratiwi
Namaku Anjani pratiwi, aku berusia 18 tahun, aku baru saja lulus sekolah SMK, kebetulan aku mengambil kejuruan pariwisata, aku seorang gadis yang hidup di keluarga yang sederhana, ayahku sudah meninggal sejak aku kelas satu SMK, aku memiliki tiga orang adik, dua diantaranya laki-laki dan yang paling bungsu adalah perempuan, aku adalah anak pertama dari empat bersaudara, semenjak ayahku meninggal, aku selalu membantu ibuku berjualan di toko kue milik engkong Juki, yakni tetangga terbaik di antara tetangga yang lainnya, saat aku lulus SMK, ibuku terkena stroke, hingga akhirnya dengan terpaksa ibuku tidak bisa berjualan lagi di toko kue engkong Juki, kini aku harus bekerja membanting tulang untuk menghidupi kebutuhan ibu dan juga ketiga adikku, kebetulan cucunya engkong Juki akan resign di tempatnya bekerja karena ia mendapatkan panggilan pekerjaan di negara Dubai sebagai ART, namanya Syarifah, aku sempat di ajak Syarifah untuk bekerja di sana, namun melihat kondisi ibuku yang seperti ini, aku langsung mengurungkannya, dan memilih bekerja menggantikan posisinya sebagai seorang pegawai hotel di bagian house keeping, gajinya pun sudah sesuai UMK kota Jakarta, namun kehidupan di kota metropolitan yang serba mahal ini, gaji sebesar itu tidaklah cukup, apalagi ketiga adikku harus tetap melanjutkan sekolahnya, di tambah biaya terapi pengobatan ibuku.
Saat aku memutuskan untuk bekerja lembur, aku mengalami peristiwa yang tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku, yakni aku telah menjadi korban pemerkosaan oleh pria mabuk yang tidak aku kenal, hingga akhirnya aku hamil dan terpaksa mencari pria tersebut untuk meminta pertanggung jawaban atas perbuatannya.
Elang Abimana Wijaya
Namaku Elang Abimana Wijaya, aku adalah seorang presdir di perusahaan Heroic Pasifik,sebuah perusahaan raksasa milik keluarga Abimana Wijaya, dan pemilik utama perusahaan Heroic Pasifik adalah tuan Malik Abimana Wijaya, beliau memiliki dua orang putra, dan aku adalah putra pertamanya, beliau menyerahkan kepemimpinan perusahaan miliknya kepadaku, sedangkan putra kedua papahku yakni Cakra Abimana Wijaya.
Aku biasa di panggil tuan muda oleh orang-orang terdekatku, sedari kecil, aku sudah di ajarkan bagaimana kerasnya dunia bisnis oleh papahku, beliau menginginkan akulah yang menggantikan posisinya, terkadang keputusan papah selalu membuat adikku yakni Cakra iri kepadaku, karena papah selalu mengandalkan aku di bandingkan adikku.
Aku tidak pernah dekat dengan wanita manapun, meskipun papah sudah beberapa kali menjodohkan ku dengan wanita pilihannya, namun selalu aku tolak mentah-mentah!! Bagiku bekerja adalah nomer satu, di usiaku yang baru menginjak 30 tahun ini, belum saatnya untuk memikirkan tentang wanita, apalagi pernikahan!! aku ingin menjadi pria yang sukses di usia muda, persis seperti papahku, tapi menurut papah, usiaku sekarang sudah matang untuk menikah, dan aku sama sekali tidak menghiraukannya.
para rekan bisnisku selalu menjuluki diriku sebagai pria dingin yang gila kerja, karena itu adalah watak dan juga prinsipku!!
Suatu ketika adikku membuat masalah besar, ia telah memperkosa seorang gadis, hinga gadis tersebut hamil, gadis tersebut akhirnya meminta pertanggung jawaban adikku, namun sialnya di saat hari pernikahan mereka, Cakra malah memilih kabur, aku sebagai seorang kakak yang memilki tanggung jawab besar, tidak ingin sampai reputasi keluargaku hancur gara-gara peristiwa memalukan itu, papah pun akhirnya mendesak ku, aku sendiri pada saat pernikahan adikku, sedang berada di luar kota karena adanya urusan bisnis yang tidak bisa di tunda lagi, dengan terpaksa, akhirnya aku menikahi wanita yang sama sekali asing bagiku lewat ponsel canggih milikku, kami melakukan pernikahan secara online, karena sudah tidak ada waktu lagi jika harus menunggu kepulanganku, ini semua karena atas permintaan dari papah.
Cakra Abimana Wijaya
Namaku Cakra Abimana Wijaya, aku adalah putra bungsu dari tuan Malik Abimana Wijaya, sedari kecil aku belum pernah melihat wajah ibuku, setiap kali aku bertanya, baik papah ataupun kak elang tidak pernah mau menjawabnya. Aku senang hidup berfoya-foya, dan aku sangat senang bermain-main dengan wanita cantik dan seksi, tapi itu semua hanyalah sekedar mainan serta hiburan untukku, hingga akhirnya aku terjebak oleh perasaanku sendiri, aku yang biasa di juluki sebagai seorang casanova, akhirnya berhasil di taklukkan oleh seorang wanita, dia adalah Sonia, seorang model cantik, aku begitu tergila-gila padanya, saat aku ingin serius mengajaknya menikah, ia malah berselingkuh dengan sahabatku sendiri, namanya Dewa Satrio!!! hatiku benar-benar terpukul, dari situ aku sering mabuk-mabukan dan pergi ke hotel, mana berani aku mabuk di rumahku sendiri, bisa-bisa papahku menggantung diriku di atas pohon. Suatu ketika aku mabuk berat saat aku menginap di salah satu hotel ternama di kota Jakarta, aku terkejut saat ada seorang wanita masuk secara tiba-tiba ke dalam kamar, aku fikir itu adalah kekasihku, ternyata wanita itu adalah seorang pegawai hotel yang bertugas membersihkan kamar, sialnya aku malah memperkosa wanita tersebut hingga ia hamil dan mengandung anakku, jujur aku belum bisa menerima semua kenyataan ini.
Jordan
Namaku Jordan, biasanya di panggil Jo, aku adalah assisten sekaligus orang kepercayaannya tuan muda Elang, bagiku kepentingan serta keselamatan tuan Elang menjadi prioritas utama untukku, aku sangat berbakti kepada keluarga Abimana Wijaya,aku yang dulunya hidup di sebuah panti, akhirnya tuan Malik mengadopsiku dan menjadikanku sebagai assisten putranya, aku dan tuan muda Elang sudah sangat akrab sedari remaja.
Fransisca Renata
Namaku Fransisca Renata,aku biasa dipanggil Renata. Aku adalah teman semasa kecil Elang, aku dan Elang sangat dekat dan akrab, hingga akhirnya saat usiaku dan Elang menginjak remaja aku jatuh cinta kepadanya, namun sayang, sikap Elang malah menjadi acuh dan dingin kepadaku, itu semua semenjak aku dekat dengan Steven, dia adalah anak baru pindahan di sekolah dan tiba-tiba saja dekat denganku, Steven pernah menyatakan perasaannya di depanku dan juga Elang, aku yang pada saat itu sedang kesal kepada Elang karena sikapnya tiba-tiba berubah, dengan terpaksa aku menerima Steven, berharap Elang cemburu padanya, namun sialnya Elang malah pindah sekolah ke luar negeri tanpa sepengetahuanku, hampir sepuluh tahun lebih aku dan Elang tidak bertemu, namun perasaanku padanya tidak pernah berubah. Dan di saat aku bertemu kembali dengannya ternyata Elang sudah menikah, hatiku benar-benar hancur, aku berusaha mencari informasi tentang wanita yang di nikahi oleh Elang, setelah aku mengetahui kejadian yang sebenarnya, aku berniat untuk merebut kembali Elang.
Sonia Angelica
Namaku Sonia Angelica, aku adalah seorang model majalah dewasa, aku sangat populer dan di kagumi banyak kaum adam, sampai akhirnya seorang Cakra Abimana Wijaya bisa aku taklukkan, aku berniat hanya bermain-main dengan Cakra, tidak ada niat untuk ke jenjang yang lebih serius, pada saat Cakra mengajakku menikah, aku menolaknya yakni dengan cara bermain api di belakangnya bersama sahabatnya sendiri, yaitu Dewa, si pria tampan yang memiliki tubuh atletis, banyak wanita yang mengejar ngejar Dewa, rupanya Dewa diam-diam telah menaruh hati padaku, aku sengaja melakukan ini semua agar Cakra mengurungkan niatnya untuk menikahiku, namun sayangnya Cakra masih bersikukuh dengan keputusanya, hingga akhirnya aku sengaja kencan bersama Dewa secara terang-terangan agar Cakra tahu dan agar ia memutuskan untuk segera mundur, rupanya caraku telah berhasil, akhirnya aku dan cakra putus, tapi sialnya aku malah hamil empat minggu, hasil hubunganku bersama Dewa, melihat latar belakang Dewa tidak memiliki masa depan yang jelas, akhirnya aku memutuskan untuk kembali lagi kepada Cakra, karena aku dan Cakra sudah sering berhubungan layaknya suami istri, dan akhirnya aku meminta Cakra untuk bertanggung jawab dan segera menikahiku, Cakra lebih memilih membawaku pergi keluar negeri untuk melangsungkan pernikahan di sana, dan aku menyetujuinya.
prang
Suara pecahan gelas yang sengaja di lempar ke sembarang arah oleh Cakra,karena kesal telah di putuskan oleh kekasihnya.
"kau tega meninggalkanku demi si brengsek Dewa? Kau tahu jika aku itu selalu mencintaimu,kurang apa aku selama ini hah?" Cakra terus saja mengumpat dengan sorot mata penuh amarah.
Lagi dan lagi Cakra melempar gelas minumannya ke sembarang arah.
Malam ini seharusnya adalah jadwal Anjani pulang bekerja, namun karena ia harus membayar tunggakkan kontrakan rumah dan biaya sekolah ketiga adiknya,ia terpaksa bekerja lembur sampai jam 12 malam. Kebetulan sudah seminggu ini, Hotel tempat Anjani bekerja ramai di kunjungi oleh tamu yang menginap. Anjani malam ini di tugaskan untuk membersihkan kamar 309 dimana di informasikan jika kamar tersebut telah kosong karena pemilik kamar telah check out sejak jam lima sore.
Sebenarnya kondisi Anjani malam ini kurang begitu vit, namun ia tetap memaksa untuk bekerja lembur, Anjani sempat berjalan sempoyongan dan pandangannya mulai kabur ketika ia menuju kamar 309, hingga akhirnya ia salah masuk kamar hotel, yakni masuk ke dalam kamar 308.
Anjani langsung membuka pintu kamar hotel, kemudian ia kembali memijit kepalanya karena merasakan pusing yang cukup hebat. Cakra yang pada saat itu sedang mabuk berat, ketika melihat Anjani masuk sambil membawa peralatan tempurnya alias peralatan untuk membersihkan kamar, ia langsung bangkit dari atas tempat tidur, lantai yang di penuhi oleh pecahan gelas tidak ia hiraukan, ia terus berjalan ke arah Anjani, sedangkan Anjani sendiri terus saja memijit kepalanya dengan kedua jemari tangannya, ia tidak menyadari ada seorang pria yang sedang mendekatinya.
bugh
Akhirnya Cakra memeluk erat tubuh Anjani."Sonia sayang kamu mau kemana? Kau tidak boleh lagi pergi dariku,kau harus menjadi milikku!"racau Cakra menganggap Anjani adalah mantan kekasihnya.
"Tolong lepaskan saya tuan!" Anjani berusaha berontak dan memohon agar pria yang sedang mabuk itu melepaskan pelukannya.
Cakra malah tidak menghiraukannya, Anjani sempat meminta tolong, namun Cakra langung membekap mulutnya dengan tangannya.
Kini tubuh lemah Anjani di hempaskan ke atas tempat tidur oleh Cakra, dengan leluasanya Cakra langsung menindih dan menjamah tubuh Anjani, ia mencengkram kuat kedua tangan Anjani saat dirinya berusaha melakukan perlawanan. Anjani kembali berteriak meminta tolong, dengan buru-buru Cakra langsung menyumpal mulut Anjani dengan bibirnya, bau alkohol begitu menyengat di dalam mulut Cakra. Anjani langsung terbelalak apalagi saat Cakra mulai menelusuri setiap rongga terdalamnya, ia terus menyesapnya tiada henti seolah seperti pria yang haus dan dahaga, Anjani kalah kuat oleh tenaga Cakra yang bertubuh kekar, di tambah kondisi Anjani pada saat itu sedang tidak baik-baik saja, dengan leluasanya akhirnya Cakra berhasil menanggalkan pakaian milik Anjani, entah setan apa yang telah merasuki dirinya, hingga ia tega melakukan perbuatan keji seperti itu,tidak butuh waktu lama, akhirnya Anjani yang sudah tidak berdaya berhasil dirudapaksa oleh Cakra , Anjani hanya bisa menjerit menahan rasa sakit, kini kamar 308 menjadi saksi bisu atas peristiwa pemerkosaan terhadap Anjani pratiwi oleh Cakra Abimana Wijaya, seorang gadis yang di kenal di lingkungan sekitarnya sebagai gadis yang baik dan solehah, Anjani si gadis lugu yang memiliki paras cantik dan selalu mengenakan hijab ini, akhirnya harus mengalami peristiwa naas di dalam hidupnya.
"Aarrrkkhhhh...kenapa punyamu sangat sempit sayang, Kau sungguh nikmat!" racau kembali Cakra sambil menghentakkan benda pusaka miliknya, sedangkan Anjani hanya bisa meringis menahan sakit di area sensitifnya, ia juga tiada hentinya mengeluarkan bulir bening dari pelupuk matanya, hingga akhirnya Cakra mengerang merasakan nikmat yang tiada tara, kini ia telah menanam benih di dalam rahim seorang gadis yang tidak berdosa, tubuh mereka kini telah basah oleh peluh akibat pergumulan yang sangat menggairahkan, hingga akhirnya Cakra tertidur setelah pelepasan di samping Anjani, dan rupanya Anjani tidak sadarkan diri alias pingsan, akibat tidak kuat menahan rasa sakit dan perih atas peristiwa pemerkosaan itu
Keesokan harinya.
Ketika Anjani membuka kedua matanya, ia langsung saja menangis, karena mengingat kejadian memilukan yang telah menimpanya semalam, ia berteriak histeris hingga akhirnya salah satu sahabat nya yakni Dini yang kebetulan sedang bertugas membersihkan kamar 309, yang seharusnya kamar tersebut di bersihkan oleh Anjani tadi malam, namun pak Indra selaku kepala bagian house keeping, semalam mengecek kamar tersebut dan ternyata ia tidak menemukan Anjani di sana, pak Indra sempat berfikir jika Anjani tidak jadi mengambil lembur.
Dini langsung menerobos masuk kamar 308, karena setahu dirinya jika pemilik kamar tersebut telah check out jam tiga pagi.
Betapa kagetnya Dini saat melihat sahabatnya berada di dalam kamar tersebut dengan keadaan hanya memakai selimut, dan pakaian milik Anjani telah berserakan di bawah lantai yang penuh dengan pecahan gelas, suasana kamar pada saat ini sungguh sangat berantakan.
"Anja, kamu kenapa? Apa yang telah terjadi denganmu?" tanya Dini yang langsung mendekat ke arah Anjani.
Dengan tubuh yang gemetar, Anjani langsung menangis dan memeluk sahabatnya.
"Aku...aku telah di perkosa Din, Aku kotor! Hiks...hiks!" Anjani terus saja menangis sampai sesenggukan.
Dini mencoba menenangkan Anjani, ia sempat terkejut saat melihat ada noda darah di atas sepre.
Kemudian Anjani buru-buru membersihkan diri dan bergegas pulang menuju rumahnya.
Kediaman Abimana Wijaya
'Aaarrrkkhhhhh...kau bodoh sekali Cakra, bisa-bisanya kau memperkosa wanita itu, Bagaimana jika wanita itu hamil dan meminta dirimu untuk bertanggung jawab? kalau sampai papah tahu,bisa di penggal kepalaku!'gumam Cakra merutuki dirinya sendiri
Cakra Abimana Wijaya adalah putra bungsu dari tuan Malik Abimana Wijaya, sedangkan putra pertamanya adalah Elang Abimana Wijaya, ia adalah pria dingin dan kejam, selama hidupnya ia tidak pernah mengenal namanya cinta, berbanding terbalik dengan Cakra, dia adalah seorang pria petualang cinta, dia tidak bisa hidup jika tidak di kelilingi oleh wanita cantik, hingga akhirnya petualangan cintanya berakhir setelah Cakra menemukan tambatan hatinya, yakni Sonia.
Rumah Anjani.
Anjani terus saja mengurung diri di dalam kamarnya, sampai-sampai ibunya di buat hawatir olehnya.
"Bu, kak Anja kenapa? Semenjak tadi pagi sampe sore begini gak mau keluar kamar!" tanya Caca, adik bungsu Anjani yang kini duduk di kelas tiga Sekolah Dasar.
"Tidak tahu Ca, ibu juga bingung, Sedari tadi ibu gedor pintunya gak mau di buka!" Bu Fatma terlihat sangat menghawatirkan kondisi Anjani, ini kali pertama putri sulungnya bersikap seperti itu.
Sedangkan di dalam kamar, Anjani terus saja duduk di pojokan dekat jendela kamarnya sambil memeluk kedua kakinya, dan ia terus menundukkan kepalanya, bulir bening terus saja membasahi wajah cantiknya.
"Neng Anja, ayo buka pintunya, Kamu tidak solat ashar nak? Tadi sepertinya kamu tidak solat zuhur juga, Kamu kenapa nak?" tanya kembali Bu Fatma.
Namun tidak ada jawaban samasekali di dalam kamar Anjani.
"Ya Allah, kenapa engkau memberikanku cobaan begitu berat. Sekarang aku sudah tidak memiliki harga diri lagi, aku sudah kotor, Aku hancur...hiks...hiks!" Anjani terus saja meratapi peristiwa naas yang telah terjadi pada dirinya tadi malam, ia merasa jijik dengan tubuhnya sendiri hingga akhirnya Anjani terus saja membersihkan tubuhnya dengan air."Aaarrrkkkhhhh...aku sudah kotor, Dasar laki-laki biadab!" erang Anjani yang tiada hentinya menangis.
Bersambung...
🌹🌹🌹🌹🌹
Satu bulan berlalu begitu cepat, setelah sarapan pagi tiba-tiba saja Anjani merasa mual, dan ia memuntahkan seluruh makanan yang baru saja ia makan.
"Hoek...Hoek!"
"kamu sakit Anja, kok Wajahmu pucat?"tanya bu Fatma menghawatirkan kondisi putrinya.
"Enggak kok bu, Anja mungkin cuma masuk angin saja, soalnya minggu kemarin aku banyak lemburan di tempat kerja!"sergah Anjani
Kemudian ibu Salma mendekati putrinya, walaupun harus dengan jalan tertatih akibat kakinya terserang stroke.
"Hati-hati jalannya bu!" sahut Anjani berusaha membantu ibunya berjalan.
"Ibu tidak apa-apa Anja, kamu kalau sakit sebaiknya tidak usah masuk!" usul ibu Fatma
"Anja baik-baik saja bu, nanti Anja minum obat juga sembuh, Yasudah kalau begitu Anja pamit berangkat kerja dulu ya bu! Sadam, Ali dan juga Caca, tolong jagain ibu di rumah ya, hari ini kan kalian libur sekolah, bantuin Ibu di rumah, soalnya kak Anja pulangnya malam,ok!"
Ketiga adik Anjani langsung mengacungkan kedua jempol mereka.
"good, Anak pintar!" ucap Anjani sangat lega.
Akhirnya Anjani bergegas pergi menuju tempat ia bekerja.
Sekitar empat puluh menit, Anjani tiba di tempat ia bekerja, lagi-lagi ia mengalami mual kembali saat dirinya mencium aroma parfum yang sangat menyengat dari salah satu karyawan yang melintas tepat di depannya, dan Anjani kembali mencari toilet untuk memuntahkan isi perutnya.
Rupanya saat Anjani muntah-muntah di dalam kamar mandi, ada Dini yang sedari tadi memperhatikan dirinya, dan ketika Anjani keluar dari dalam kamar mandi, ia cukup kaget dengan kehadiran Dini yang secara tiba-tiba, tubuhnya sampai terperanjat.
"Astagfirullah Din, Bikin jantungku mau copot saja!" sungutnya sembari mengelus dadanya
Dini malah tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya
"Anja, kamu sakit? Kok wajahmu pucat begitu?" Dini merasa hawatir dengan kondisi Anjani.
"Enggak kok Din, paling cuma masuk angin doang!"
Dini malah memicingkan matanya."maaf Anja, kamu sempat telat datang bulan tidak?"tanya Dini mulai mencurigai Anjani.
Dengan polosnya Anjani langsung menjawab."iya Din, sudah dua minggu ini aku telat datang bulan!" jawab Anja sembari membersihkan bibirnya dengan tissu.
"Anja, apa jangan-jangan kamu hamil," tanya Dini membuat Anjani terperanjat saat dirinya membersihkan sisa muntahannya.
deg
Pandangan Anjani tiba-tiba saja berubah menjadi kosong, kemudian matanya mulai berkaca-kaca.
"Coba sedari awal kamu melaporkan pria yang sudah memperkosa mu itu Anja, Setidaknya si pria bejad itu mendapatkan balasan yang setimpal!" usul Dini sangat geram
"Tidak Din, Cukup hanya kamu saja yang tahu, aku tidak mau peristiwa yang telah menimpaku ini di ketahui oleh Ibu dan juga ketiga adikku, betapa hancurnya hati mereka jika tahu kalau aku telah menjadi korban pemerkosaan!" imbuhnya seraya memohon
"Lantas kalau seandainya kamu hamil, siapa yang akan bertanggung jawab Anja? apa sebaiknya kau meminta pertanggung jawaban dari si pria bejad itu?" usul kembali Dini.
Anjani langsung memeluk sahabatnya itu sambil menangis."hiks..hiks, Aku gak tahu Din, apa yang harus aku lakukan jika seandainya benih dari si pria bejad itu telah tumbuh di dalam rahimku, Aku benar-benar takut Din!" ucap Anjani sudah tidak tahan dengan keadaan ini.
Kini Dini mengusap punggung Anjani, ia mencoba menenangkan Anjani agar ia bisa kuat menghadapi cobaan terberat di dalam hidupnya.
"Sebaiknya kamu periksa dulu ke dokter kandungan Anja, untuk memastikan kalau kamu itu hamil atau tidak, bagaimana Anja? Nanti aku akan mengantarmu!"
Anja hanya mengangguk dan kemudian buru-buru mengusap wajahnya karena telah basah oleh air matanya.
Ketika jam istirahat, Anjani dan Dini meminta ijin kepada pak Indra untuk pergi ke klinik dengan alasan Anjani ingin berobat karena sakit, beruntungnya pak Indra adalah atasan yang sangat baik dan langsung memberikan ijin.
Klinik.
Setelah melakukan pemeriksaan oleh dokter, rupanya Anjani di nyatakan positif hamil, Anjani serasa di sambar petir saat mendapatkan kabar tersebut,ia merasa seolah dunianya sudah runtuh, Anjani terus saja menangis di pundak Dini.
"Bagaimana ini Din? Masa depanku benar-benar sudah hancur." Pekiknya terus menangis sampai dadanya terasa sakit.
"Anja, aku akan mencari tahu informasi tamu yang menginap di kamar 308 sebulan yang lalu, aku akan coba minta bantuan Choki!"
"siapa Choki Din?"Tanya Anjani seketika mendongakkan wajahnya ke arah Dini
Dini malah tersipu malu atas pertanyaan dari Anjani."dia kekasihku Anja, kami baru satu minggu jadian. Dia kan bekerja di bagian Resepsionis Hotel ini, aku akan coba meminta bantuannya Anja, bagaimana pun si pria bejad itu harus bertanggung jawa atas semua perbuatannya, apa kau mau menggugurkan kandunganmu itu Anja?" tanya Dini asal bicara.
Dengan lantangnya Anjani langsung menjawab."Masya Allah Din, aku bukanlah seorang pembunuh, Aku tidak akan mungkin membunuh darah dagingku sendiri, itu dosa besar Din!" Sungut Anjani sambil menatap serius wajah Dini.
Seketika Dini langsung mengusap dadanya."Alhamdulilah kalau begitu Anja, aku fikir kau akan nekat melakukan hal itu!"
"Tidak Din, aku bukanlah seorang pembunuh, Baiklah aku akan meminta si pria biadab itu untuk bertanggung jawab, aku minta bantuanmu ya Din, Cuma kamu satu-satu nya sahabatku yang bisa menolongku!"kedua mata Anjani kembali berkaca-kaca
"Iya Anja, tenang saja, aku akan selalu ada untuk kamu, yasudah ayo kita segera kembali ke hotel, pekerjaan kita masih sangat menumpuk Anja!" ajak Dini.
Sebelum jam pulang, Dini akhirnya menemui kekasihnya, kali ini ia meminta bantuan Choki untuk mencari informasi dengan cara memaksa. Dini ingin mencari tahu siapa tamu yang menginap di kamar 308 satu bulan yang lalu? Karena dulu baik Anjani dan juga Dini pernah menanyakan hal itu setelah sehari peristiwa pemerkosaan, namun sayangnya pihak bagian Resepsionis enggan memberitahunya, karena ini bersifat privasi. Beruntungnya dengan senang hati Choki mau membantu Dini, tidak butuh waktu lama, Choki mencoba mencari nama tamu tersebut.
"Yeah, Akhirnya dapat!" Choki sempat tercengang saat tahu siapa pengunjung kamar 308 sebulan yang lalu.
Lalu Choki buru-buru menemui kekasihnya di belakang gedung hotel.
"Say, ini nama tamu kamar 308 yang kamu minta, emang buat apaan sih? Kayaknya penting banget?" tanya Choki begitu penasarannya
"Makasih ya say, kau memang kekasih terbaikku!" jawab Dini tanpa membalas pertanyaan dari Choki.
"Kamu tahu tidak, siapa tamu hotel kamar 308 sebulan yang lalu?" tanya Choki sembari mengernyitkan dahinya
Dini langsung menggeleng."Dia itu anak pemilik hotel ini Din!" Choki menjawab sambil menatap serius ke arah kekasihnya.
Dini langsung tercengang dengan mulut menganga."Serius kamu say?" Dini langsung buru-buru membuka secarik kertas dari kekasihnya itu.
"Cakra abimana wijaya, Ya ampun sulit di percaya!"' Dini langsung menutup mulutnya dengan jemari tangannya.
Kemudian ia melengos pergi begitu saja.
"Sayang, kamu kok main pergi gitu saja sih?" teriak Choki.
"Sabtu ini kita ngedate ya Cok, aku yang traktir, ok!" ujar Dini sambil mengedipkan sebelah matanya!"
Melihat hal itu, Choki malah mengulum senyum.
Dini terus berjalan dengan langkah yang cepat, ia mencari keberadaan Anjani yang berada di lantai tujuh,karena saat ini Anjani sedang merapihkan area kamar tersebut.
tidak butuh waktu lama, akhirnya Dini berhasil menemukan Anjani, yakni berada di kamar 705, Anjani sedang merapihkan tempat tidur.
"Ja..Anja!' Hosh...hosh!" Dini berjalan terburu-buru sampai nafasnya tersengal-sengal.
Melihat hal itu, Anjani malah menatap aneh sahabatnya itu.
"kamu kenapa Din? Ngos ngosan kaya gitu, kaya habis di kejar setan saja!" ledek Anjani berusaha menghibur dirinya sendiri.
"Sialan kamu Anja, mana ada setan gentayangan siang-siang begini, Oh iya Anja, ini aku sudah dapat siapa pelaku yang telah memperkosa mu di kamar 308 ."
deg
Anjani langsung terkejut, kemudian Dini memberikan secarik kertas kepada Anjani, dengan hati-hati Anjani melihat tulisan pada kertas tersebut.
"Cakra Abimana Wijaya!! Astagfirullah..ini tidak mungkin Din?"
Bersambung....
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!