POV farrel
Perkenalkan namaku Farrel brameswara, aku adalah anak pertama dari Sudiro brameswara dan ayu Sekar arum.
aku juga anak ke dua dari tiga bersaudara dan kakak pertama ku Siska aulia dan adik ku bernama salsabila. saat ini aku bekerja sebagai ASN di sebuah kabupaten di provinsi Banten.
aku sudah hampir enam tahun menikah dengan Rita Puspitasari tetapi selama itu juga mereka belum di berikan momongan. Aku sadar mungkin saat ini Allah belum mempercayakan mahluk mungil dan menggemaskan itu untuk aku dan istri ku miliki.
Sebenarnya Rita itu orang nya pendiam tak banyak bicara bahkan ketika ibu ku mengomel dia cendrung diam tak menjawab dan membalas semua kata kata mutiara ibu ku itu.
Alhamdulillah sekarang kami tinggal terpisah dengan orang tua ku walaupun rumah kami masih menyicil tapi aku dan Rita bahagia. Aku tak hanya mempunyai cicilan rumah tetapi aku juga mencicil mobil tapi jika motor memang itu milik istri ku sebelum kami menikah dulu.
Suatu saat ayahku tengah sakit dan aku pun menjenguk nya setelah aku pulang bekerja tanpa membawa Rita karena aku langsung dari kantor ke rumah kedua orang tua ku itu.
Aku yang merasa ini adalah rumah orang tua ku pun langsung masuk ke ruang keluarga dimana di sana telah berkumpul kakak, adik dan ibuku.
"eh... Wenten ferrel.... Meriki nak Wenten panganan kedemen deweke keh" (ada ferrel... Kesini nak ada makanan kesukaan kamu nih) ucap sang ibu ketika melihat ferrel yang baru saja datang.
"engkin geh Bu Kula ayun ningali bapak krehen" (nanti ya Bu saya mau lihat bapak dulu) ucap ku, aku pun melanjutkan langkah ke arah kamar bapak yang selama ini memang sedang menderita stroke ringan.
"pak.... Kepripun kabare...? Nape sing di rasa seniki pak?" ( pak... Gimana kabar nya? Apa yang dirasakan sekarang pak?")
"Alhamdulillah sampun rada mendingan rel, malah seniki badan bapak sampun rada entengan"( Alhamdulillah sekarang sudah mendingan rel, apa lagi sekarang tubuh bapak udah agak mendingan")ujar Sudiro.
"lamun mengkoten mah Alhamdulillah ya pak.... bapak napik katah pikiran, akehi sabar pak. lamun mengkoten mah kule ayun ningali ibu krehen nggih pak" ( kalau begitu Alhamdulillah ya pak.... Bapak jangan banyak pikiran, banyakin sabar pak. Kalau begitu aku mau melihat ibu dulu ya pak). Ujar ferrel lagi.
Setelah itu aku pun pergi meninggalkan bapak sendirian lagi di kamar nya, sedangkan aku berlalu menuju ibu, kakak, dan juga adikku di ruang keluarga.
"rel, sire Iki wes hampir enam tahun kawin lan rabi sire iku tapi sampe siki durung meteng meteng... Premen sih rel?! Kudune sire iku kuh ya due target sampe kapan sire kudu due anak" ( rel kamu ini udah hampir enam tahun menikah sama istri kamu itu tapi sampe sekarang belum juga hamil hamil.... Gimana sih rel?! Seharusnya kamu itu tuh ya punya target sampai kapan kamu harus punya anak)" ucap ibu ku ketika aku baru sampai ruang keluarga itu.
"ibu ye heran.... Padahal ya si Rita iku kan ore Megawe.... Santai santai Bae Ning umah kelepen sampe siki sire iku durung due anak Bae, gawe kita curiga Bae". ( ibu tu heran.... Padahal ya si Rita itu kan gak kerja.... santai santai aja di rumah tapi kenapa sampai sekarang kamu itu belum punya anak aja, bikin saya cerita).
"sampun lah Bu.... Ya mungkin Bae Kula lan rabi dereng di gei kepercayaan sing Gusti Allah, kita lan Rita cuma bisa berikhtiar, sabar kan doa doang bu" ( sudah lah Bu.... Ya mungkin aja saya dan istri belum di kasih kepercayaan sama Allah, saya dan Rita cuma bisa berikhtiar, sabar dan berdoa saja Bu).
"kamu ini kok Yo jadi laki baik amat sih rel, kuh deleng Adi sire wes due anak umur Patang tahun, coba lamun rabi sire meteng mah kayane anak sire iku wes limang tahun setengah"( kamu ini kok jadi suami baik sekali sih rel, lihat adikmu tuh udah punya anak umur empat tahun, coba kalau istri mu itu sudah hamil mungkin kamu sudah punya anak lima tahun lebih").
"enak enak rabi sire rel.... Ye wes ore ngenei keturunan, ore Megawe pisan tapi gaji sire utuh dinei deweke Kabeh... Rabi macem ape iku" k enak sekali istri kamu rel.... Ya sudah gak kasih keturunan, gak kerja juga tapi gaji kamu full dikasihkan ke dia semua.... Istri macam apa itu"). ujar kakakku bersungut-sungut, aku yang mendapatkan wejangan seperti itu dari keluarga ku hanya terdiam meresapi apa yang mereka semua katakan.
"coba di pikir Aken maning lah rel... Emang sire ore rugi ape, due rabi sing ore berguna mengkonon tapi gajian mah di nekaken Kabeh Ning deweke, coba di pikir kuh ore rugi Tah.... Kite mah ya lamun jadi wong Lanang rugi bandar lamun gajian di nei Kabeh Ning rabi sing ore berguna mengkonon" ( coba dipikirkan lagi lah rel.... Memang kamu gak rugi apa, punya istri yang gak berguna kaya gitu tapi tetep gaji dikasihin semua ke dia, coba di pikirkan lah gak rugi.... Kalau aku yang jadi laki laki rugi besar kalau gajian di kasih semua ke istri yang kaya gitu). Ujar teh Siska.
Aku pun mulai memikirkan apa yang di ucapkan teh Siska dan ibu ku ada benar nya juga.
"Kite kuh heran Ning sire rel.... Kok rabi salah sire meneng Bae...." ( saya tuh heran sama kamu rel.... Kok istri salah kamu malah diem aja) ucap teh Siska kembali
"salah nape teh rabi kulane?" ( salah apa kak istri saya nya?")
"lah ye salah lah kok rabi ore meteng meteng. Si Rita iku wes hampir enem tahun kan kawin tapi ape ore meteng meteng iku artine ape wadon ca cat,guna ape di pertahankan mending di pegat Bae mengkonon meh lake guna" ( lah ya salah istri gak hamil hamil. Si Rita itu sudah hampir enam tahun menikah tapi apa gak hamil hamil itu arti nya apa wanita ca cat, buat apa di pertahankan lebih baik di talak saja yang seperti itu gak ada guna nya). Ucap teh Siska, ibu dan adikku pun menyetujui ucapan kakakku itu.
"eh rel tak nei weruh yah.... baturan kite Megawe, pegel tapi pas kawin deweke langsung meteng.... Nah iku lah arane wadon sempurna" ( eh rel saya kasih tahu yah.... Teman aku kerja, cape, tapi pas menikah dia langsung hamil.... itu tuh namanya wanita sempurna) ucap teh Siska makin menggebu. Aku yang hanya mendengarkan omongan ibu dan kakakku pun pusing dibuat mereka tetapi semua itu ada benar nya juga.
Sekarang aku dalam dilema diantara dua pilihan. ibu dan kakakku menyarankan aku untuk mengakhiri pernikahan aku dan Rita sedangkan aku sendiri masih mencintai Rita begitu pun dengan Rita sendiri.
Setelah di rasa kan cukup untuk aku mendengarkan wejangan dari ibu dan juga kakak ku, aku pun berpamitan untuk pulang ke rumah dimana disana telah ada istri ku Rita .
Aku pun berpamitan kepada kedua orang tua ku dan juga kakakku.
Rita yang tengah bersantai di rumah karena pekerjaan rumah pun sudah ia selesaikan sejak tadi di kagetkan dengan kedatangan ferrel yang masuk ke dalam rumah tanpa mengucapkan salam sama sekali.
Rita yang melihat ferrel masuk pun lantas mengikuti nya dari belakang, mengikuti ferrel yang masuk kedalam kamar.
"mas mau mandi air hangat? Biar cape nya hilang?" ucap Rita.
"Ya sudah sana siapkan sudah tahu aku cape bukannya cepat cepat siapkan air hangat untuk aku mandi biar badan aku rileks ini malah asik main handphone saja tanpa melakukan pekerjaan di dalam rumah, kenapa sudah keenakan ya kamu gak kerja tapi dapat uang setiap bulan tanpa cape cape kerja lagi hah!" Sungut ferrel merasa kesal karena melihat Rita tadi sedang bersantai di rumah.
"kan aku juga kerja di rumah mas beberes, nyuci, masak, dan lain sebagainya".
"Ah kamu ini bisa saja ngeles nya.... Sudah gak becus apa apa... Pendidikan boleh sekretaris tapi gak pernah di pake. Coba kalau kamu kerja pasti itu kamu juga bisa menghasilkan uang tapi apa ini jangan kan uang anak saja kamu gak pernah kasih sampai sekarang sama aku, sampai kapan kita hanya hidup berdua begini Ta" ujar ferrel, wajah nya sudah merah padam memendam kemarahan yang kentara di dalam diri nya.
"ya Allah mas...." gumam Rita dalam hati, dia baru kali ini melihat sang suami marah hingga sebegitu nya kepada Rita sebelum ferrel pergi ke rumah orang tua nya ferrel tak begini malah dia yang berkata untuk bersabar dan bertawakal jika mereka belum juga di beri keturunan hingga sekarang tapi saat ini apa... Ferrel seperti telah berubah ucapan kemarin yang dia lontarkan kepada Rita seakan tak pernah terucap sama sekali.
Rita yang malas untuk berdebat dengan sang suami pun memilih pergi dari kamar mereka dan masuk ke dalam dapur untuk membuatkan teh manis hangat untuk sang suami, Rita berharap dengan minum air hangat suami nya yang sedang marah bisa di redam.
Setelah selesai membuat minuman Rita pun bergegas masuk kembali ke dalam kamar untuk menyajikan minuman itu kepada ferrel.
"Mas.... Ini minum dulu teh manis hangat nya" ucap Rita tanpa ada suara meninggi sama sekali.
"Sudah lah Rita kamu tidak usah baik, so perhatian seperti ini" ucap ferrel ketus.
"Maksud mas apa sih? Ini kan sudah biasa aku lakukan kalau mas baru pulang bekerja.... Kok di bilang so baik dan so perhatian sih, ya emang ini kan bentuk perhatian aku sama kamu ini udah kita lakukan selama kita menikah mas".
"Sudah lah jangan banyak alasan kamu ta.... Sudah aku putuskan mulai bulan depan kamu gak akan mendapat gaji ku lagi. Lagi pula percuma aku kasih gaji ku semua sama kamu, kamu gak pernah memberikan apa yang aku mau selama ini" ucap ferrel merasa geram melihat sang istri yang tak kunjung hamil.
Sedangkan Rita hanya tertunduk lemas, suami nya ini berubah dalam waktu singkat pasti ini ada campur tangan orang lain yang mempengaruhi pikiran ferrel karen baru kemarin suami nya itu berucap kalau mereka berdua harus selalu bersabar dan bertawakal kepada kehendak Nya.
Ya memang selama ini Rita tak pernah menghasilkan uang sendiri karena ia terlalu sibuk dengan keadaan rumah nya, dia selalu menghabiskan waktu untuk beberes, mencuci dan memasak di rumah yang selama ini ia dan suami nya cicil lebih tepat nya dengan gaji sang suaminya, mereka mencicil rumah ini dan juga mobil yang selalu dipakai untuk bekerja ferrel sendiri.
Tetapi selama menikah ferrel tak pernah mempermasalahkan soal uang gaji apa lagi tentang kehamilan. Rita tahu ini pasti ada sangkut paut nya dengan ibu mertua atau kakak ipar nya yang memang bermulut pedas dan suka sekali menyindir Rita tentang keturunan.
"Mas ferrel pasti habis kena hasutan ibu kalau gak mbak Siska karena memang cuma mereka berdua saja yang tak menyukai aku, pasti alasannya tak lain adalah anak tapi mau bagaimana lagi aku sudah usaha bahkan aku juga sudah kontrol dan cek kesuburan, semua nya normal tak ada kecacatan disana sedangkan mas ferrel sendiri tak pernah mau jika aku ajak untuk cek kesuburan pasti alasannya dia sibuk kerja" Rita membatin.
Rita tak menghiraukan ocehan sang suami yang terus saja mengomel, bahkan dia malah asik berselancar di dunia Maya sambil mencari usaha yang bisa ia kerjakan dari rumah.
Tanpa Rita dan ferrel sadari kakak nya Siska bertandang ke rumah mereka tanpa mengetuk pintu siska langsung saja masuk kedalam dan melihat kelakuan Rita yang sedang asik memainkan handphone di tangannya.
"santai sekali jadi istri tak memikirkan pekerjaan, main handphone terooos yang terpenting" ujar Siska.
"reeeel..... Ferrel..... Kamu ini sangat ceroboh ya sama barang barang milik kamu sendiri naro sembarangan, nih handphone kamu ketinggalan di rumah ibu tadi" lanjut Siska memanggil ferrel sambil berteriak teriak sudah seperti di hutan saja.
Tak lama ferrel pun keluar dari kamar nya dan melihat kakak nya sudah berada di ruang keluarga.
"eh ada kak Siska..." ujar ferrel, dia pun melirik ke tangan sang kakak yang sedang menyodorkan handphone yang tertinggal di rumah ibu nya tadi tanpa ia sadari.
"oh ya makasih ya kak sudah mau repot repot mengembalikan handphone aku" ujar ferrel.
"Makanya kalau punya barang tuh di simpan yang baik dan teliti, ini sudah milih istri gak teliti barang juga sama gak teliti nya kaya milih istri gimana sih kamu. Bukannya ngurusin suami yang baru pulang kerja cape ini malah asik maen handphone sendiri saja tanpa memikirkan suami nya yang sudah lelah dan cape, aneh sekali" ucap Siska yang bernada sindiran dan melirik ke arah Rita yang cuek saja sejak kedatangan diri nya ke rumah ini.
Rita tak memperdulikan sindiran yang di lontarkan sang kakak ipar yang sudah jelas di tunjukan untuk diri nya. Saat ini sebenarnya Rita sedang malas meladeni sang kakak ipar.
Tanpa berpamitan kepada Rita, ferrel pun mengantarkan Siska ke depan rumah nya karena Siska akan langsung pulang saja. Sebenarnya Siska pun paling malas jika harus ke rumah adik nya dan melihat Rita dirumah adik nya tersebut.
"Hati hati kakak pulang nya..." ucap ferrel.
"Iya makasih rel" ucap Siska sambil menaiki motor yang selalu ia bawa kemana pun ia pergi. Tak lama ia pun menyalakan motor itu untuk segera pergi dari sana.
Rita yang masih asik duduk di ruang keluarga pun tak menghiraukan apa yang di lakukan sang suami dan sang kakak ipar nya.
"Mas.... Apa tadi sebelum pulang kamu mampir dulu ke rumah ibu?" tanya Rita dengan suara yang lembut dan tak ada sedikit pun nada marah yang Rita tekankan disana.
"Kalau aku ke rumah orang tua ku memang kenapa? Apa kamu mau melarang nya hah?!" tanya ferrel balik tanpa menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Rita sebelum nya.
"Aku kan cuma bertanya mas.... Apa salah nya tinggal jawab iya apa gak gitu aja ga usah panjang kali lebar juga kan bisa" ucap Rita yang sudah malas menghadapi sikap sang suami yang terus saja berucap dengan nada emosi.
"Ya karena pertanyaan kamu itu seolah olah aku tu tidak boleh ke rumah orang tua ku sendiri tahu" ujar ferrel membela diri nya sendiri.
"Hah.... Sudah lah bagaimana mas menyikapi nya saja, aku kan hanya bertanya tak lebih" ucap Rita sambil menghela nafas berat nya.
"Sekarang kamu mulai berani ya sama suami kamu sendiri.... Tak pernah kah kamu berfikir kalau kamu itu wanita cacat yang tak bisa memberikan aku keturunan sama sekali hah!!" ujar nya sambil terus saja berteriak di wajah Rita.
"ngaca kamu ngaca...... Jangan cuma bisa nya leha leha di rumah dan menghabiskan semua uang gaji ku saja" ucap nya kembali.
"Ya Allah mas.... Kamu sudah melihat sendiri hasil lab kandungan ku di rumah sakit itu, bukan kah di sana tertera jika kandunganku selama ini sehat tak bermasalah sama sekali, terserah kalau mas gak percaya seiring berjalannya waktu kita lihat siapa diantara kita yang cacat mas". Ucap Rita mulai geram karena ucapan farrel.
"Dasar perempuan tak tahu di untung.... Sekarang kamu mulai berani ya sama suami hah!!" bentak ferrel yang geram mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Rita.
Rita yang sudah sangat jengah dengan semua kelakuan dan ucapan sang suami pun lebih memilih mendengarkan lagu di handphone nya dengan menggunakan headset agar dia tak mendengar ocehan ferrel lagi.
"Dasar istri tak tahu di untung bukannya dengerin suami bicara ini malah kamu tutup telinga kamu dengan headset... Rita..... Rita.... kamu dengar tidak apa yang aku ucapkan hah... Dasar istri tak berguna!!" teriak ferrel.
Tetapi Rita dengan santai nya melepas headset di telinga dan menatap wajah sang suami sambil berbicara dengan suara yang santai pula.
"Apa sih mas..... Kamu mau bicara apa lagi sama aku.... Aku kira kamu sudah selesai bicara maka nya aku dengerin musik" Ucap nya tanpa beban.
"Dengar baik baik Rita.... Mulai detik ini hari ini kamu aku ceraikan... Dan besok pagi akan aku urus berkas berkas perceraian kita ke pengadilan agama" ujar ferrel masih berapi api karena masih di kuasai oleh emosi yang membuncah melihat kelakuan istri nya itu.
Rita yang mendengar talak dari sang suami pun hanya diam tanpa mampu berucap satu patah kata pun, sebenarnya di hati Rita saat ini ada rasa kecewa, sedih, dan cape.
Hanya karena mereka belum di berikan keturunan oleh Sang Maha Pencipta, padahal baru beberapa hari yang lalu suami nya itu berucap untuk selalu tawakal, berbaik sangka dan bersabar untuk mendapatkan keturunan tapi apa sekarang suami nya malah mempermasalahkan hal tersebut bahkan saat ini suami nya itu menyebut dirinya dengan sebutan wanita ca cat dan sudah menjatuhkan talak kepada dirinya.
'ya Allah aku hanya hamba mu yang mempunyai banyak dosa dan kekurangan. Berikanlah hamba selalu kekuatan agar dapat melewati semua cobaan yang Engkau berikan kepada hamba, Engkau lah yang Maha tahu apa yang terbaik untuk hamba Mu ini. Engkau maha membolak balikkan hati setiap manusia' gumam Rita dalam hati.
"aku harap kamu sudah siap karena harus pergi dari rumah ini tanpa aku berikan sepeserpun uang yang aku punya. Biar kamu tahu bagaimana susah nya mencari uang di luaran sana" ujar ferrel.
Rita pun melangkah ke dalam kamar nya untuk membereskan semua barang barang milik nya, dan Rita masukan semua nya kedalam ransel yang dulu ia bawa untuk traveling.
"Silahkan keluar dari rumah ini dan jangan lupa motor butut mu itu sekalian kamu bawa, aku tak Sudi memiliki motor butut macam itu".
"Terimakasih atas semua nya mas.... Maaf aku belum bisa membahagiakan dirimu dan jangan lupa mas apa yang kamu lakukan sekarang jangan pernah kamu sesali suatu saat nanti karena Allah maha tahu dan maha melihat apa yang telah kamu lakukan saat ini kepadaku".
Setelah selesai mengemasi semua barang barang milik nya Rita pun menyeret tas tersebut dan membawa nya naik ke atas motor yang dia miliki sejak dulu sebelum menikah dengan ferrel, tanpa mengucapkan salam atau berpamitan lagi kepada sang suami atau sekarang bisa di bilang mantan suami, Rita pun menstater motornya dan pergi dari rumah itu.
Sebenarnya Rita mempunyai simpanan tetapi tak banyak hanya satu juta setengah yang ia miliki. Kini dengan uang itu ia harus mencari kontrakan yang pas untuk dirinya dan murah agar uang yang dia punya cukup sebelum ia mendapatkan pekerjaan lain yang menghasilkan.
Rita pun melajukan motor nya ke sebuah kampus ternama di kota itu, Rita berharap disana ada kos kosan yang bisa ia sewa untuk dirinya sendiri dan berharap harga nya pun murah.
Rita kini berada di dekat kampus ternama di kota serang dia pun memberhentikan motor nya yang ternyata sebuah kos kosan.
"Permisi teh.... Kalau boleh tahu apa disini masih ada kos kosan kosong?" ucap Rita kepada seorang perempuan yang ada di depan kos tersebut.
"Wah kebetulan tuh teh sebelah kamar saya masih ada yang kosong" ucap perempuan itu yang ternyata adalah penghuni kos di tempat Rita bertanya tadi.
"Pemilik kos nya ada dimana ya teh kalau saya mau ngekos disini?" ucap Rita.
"waduh.... Kalau itu jauh teh orang yang punya kosan ini mah ada di luar daerah.... Tapi kalau teteh mau ngekos disini mending teteh bilang aja ke penjaga kos nya saja teh".
"Kalau boleh tahu berapa sebulan disini teh harga kos nya? Mahal tidak?".
"Kalau kamar yang aku tempati sih harga nya empat ratus ribu, tapi kalau di kamar sebelah aku itu seperti nya agak beda sedikit deh teh soal nya kamar itu agak lebih besar dari kamar aku, kalau teteh mau yuk aku antar ke penjaga kos nya teh".
"Boleh teh, apa enggak ngerepotin?".
"Santai saja teh".
Mereka berdua pun berjalan ke arah penjaga kos yang akan Rita sewa dan membuka lembaran baru tanpa seorang suami.
"Eh ya.... Kita belum kenalan loh teh sedari tadi kita ngobrol tapi aku belum tahu nama teteh" ujar Rita.
"oh iya ya.... Kenalkan nama aku Imel, nama teteh siapa?".
"Nama aku Rita, salam kenal ya teh".
"iya teh sama sama".
"Misi kang.... Nih ada yang mau jadi penghuni baru kos an ini" ucap Imel ketika ia sampai di tempat penjaga kos an itu.
"Oh ya neng Imel... Makasih.... Apa neng ini yang mau ngekos disini?".
"Iya kang aku mau ngekos disini apa disini masih ada kamar yang kosong yang bisa aku isi?".
"Ada neng di sebelah kamar non Imel tetapi harga nya sedikit berbeda dengan yang lain gimana?" ujar sang penjaga lagi.
"kalau boleh tahu berapa ya kang sebulannya?".
"kalau di kamar sebelah Imel karena kamar nya sedikit luas maka kamar itu di hargai empat ratus lima puluh tapi jika kamar non Imel hanya empat ratus saja"ujar kang Ujang.
"Oh ya boleh kang... Lalu saya bayar nya ke siapa ya kang".
"Sebentar jika teteh mau biar saya hubungi dulu pemilik kosan ini".
"Baik kang saya tunggu kalau begitu" ucap Rita dan menunggu kang Ujang menelpon pemilik kos yang berada di luar kota itu.
"Ini teh kalau teteh mau nge kos disini teteh transfer saja ke nomer rekening ini seharga empat ratus lima puluh ribu".
"Oh iya kang... Makasih saya transfer sekarang ya kang" Rita pun mengambil handphone nya dan mentransfer sejumlah uang ke nomer rekening yang telah di berikan tadi oleh kang Ujang.
Setelah masuk Rita pun memperlihatkan bukti transfer an tersebut kepada kang Ujang.
"Ini kang saya sudah transfer sejumlah uang yang tadi kang Ujang sebutkan".
"Oh baik teh... Kalau begitu mari saya antarkan teteh ke dalam kosan yang akan teteh tempati" Akhirnya mereka bertiga pun melangkah ke kamar kos an yang telah Rita sewa tadi.
"Ini teh konci kamar ini" kang Ujang memberikan konci ruangan itu kepada Rita, Rita pun masuk kedalamnya. Ternyata memang kamar kos yang Rita sewa ini cukup luas di bandingkan kamar kos yang disebelah nya itu.
"Oh ya teh... Untuk listrik teteh bisa isi sendiri ya karena disini listrik nya token dan masing masing kamar sudah memiliki meteran sendiri, kecuali untuk air memang di tanggung pemilik kos".
"Oh ok kang kalau begitu, terimakasih".
"Sama sama teh, saya tinggal, kalau butuh sesuatu teteh bisa ke pos jaga saya saja".
"Baik kang makasih sesudah dan sebelum nya".
"Mari teh Imel dan teh Rita saya permisi".
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!