"Apa yang kalian lakukan di sini."kata seorang wanita yang baru saja masuk ke sebuah kamar pengantin, dengan menggunakan gaun pengantin berwarna putih.
"Zoya, kamu...."kata seorang pria yang sedang di atas tempat tidur bersama seorang wanita.
"kenapa kamu terkejut Zack, apa ada yang salah jika aku datang di kamar pengantinku sendiri."kata Zoya yang sambil menahan rasa pilu di hatinya.
"Zoya ini tidak seperti yang kamu pikirkan."kata pria bernama Zack membela diri.
"lalu apa yang harus aku pikirkan Zack, memikirkan kalau kalian berdua hanya sedang bermain, dengan kondisi......"kata Zoya yang tidak bisa meneruskan katanya karena melihat kondisi Zack dan wanita yang ada di atas ranjang pengantin.
"Zoya tolong maafkan kami ya, kami khilaf."kata seorang wanita yang sedang berlindung di balik punggung Zack.
"coba katakan sekali lagi Jessy, khilaf kata kamu. Lucu sekali. Benar-benar lucu."kata Zoya sambil tersenyum pahit.
"Zoya yang di katakan Jessy benar Zo, kami khilaf,"kata Zack yang membela wanita yang bernama Jessy.
"khilaf kata kamu Zack? dengan rintihan indah seperti itu, dan dengan kata-kata indah yang membuai kamu bilang khilaf. Kalian berdua memang benar-benar manusia tidak bermoral."kata Zoya wanita bertubuh subur.
"Zoya jaga bicara kamu itu, ini tidak seperti itu."kata Zack 3terus membela diri.
"lucu sekali, khilaf kata kamu, apa kamu juga lupa, kalau hari ini adalah hari pernikahan kita?."tanya Zoya yang berusaha menahan air matanya.
"apa..."kata Zack yang terkejut.
"cukup pura-pura kamu itu Zack, aku muak melihat kebohongan kalian berdua."
"Zoya dengarkan dulu..."teriak Zack.
"Tapi syukurlah aku belum menandatangani kontrak pernikahan ini, jadi aku terselamatkan dari orang seperti kamu itu Zack."kata Zoya sambil merobek sebuah kertas di hadapan Zack dan Jessy dan melemparnya kehadapan mereka.
"apa yang kamu lakukan Zoya, kenapa kamu merobek dokumen pernikahan itu."kata Zack saat Zoya merobek selembar kertas di hadapannya.
"karena aku sudah membatalkan pernikahan kita ini Zack, dan kamu Jessy kita bukan lagi sahabat atau pun rekan kerja, jadi jangan pernah menegurku saat kita bertemu suatu hari nanti. Selamat tinggal."kata Zoya sambil melemparkan buket bunganya ke hadapan Zack.
"Zoya jangan pergi dengarkan aku dulu Zo aku mohon."teriak Zack memanggil Zoya yang melangkah pergi dari kamar itu.
Zoya tidak mendengarkan teriakan Zack, di terus melangkah keluar dari kamar itu.
"Ah sial kenapa aku lupa kalau hari ini adalah hari pernikahanku."kata Zack sambil mengacak-acak rambutnya.
"Zack..."kata Jessy mencoba menenangkan Zack.
"diam kamu Jessy, ini semua karena kamu."bentak Zack pada Jessy.
"tapi...."kata Jessy tapi di hentikan oleh Zack.
"diamlah aku harus mencari cara untuk memenangkan keluarga ku sekarang."kata Zack yang mulai panik.
Sementara itu Zoya segera pergi dari hotel tempat terselenggaranya pernikahannya dengan Zack.
Zoya terus melangkah menuju ke pantai dan berjalan sambil terus menangis.
"hai nona, kamu mau kemana."teriak seorang pria berbaju lecek dan kumal.
pria itu berlari menuju ke tempat Zoya yang berjalan semakin jauh ke arah lautan.
"nona apa kamu gila, apa kamu ingin bunuh diri."kata pria gembel yang berlari mengejar Zoya.
"apa, siapa yang ingin bunuh diri."kata Zoya yang tiba-tiba sadar.
"kalau bukan bunuh diri lalu apa namanya ini, lihatlah di mana kamu sekarang."kata pria gembel yang memegangi tubuh gemuk Zoya.
"ini, bagaimana bisa aku bisa berada di sini?."kata Zoya terkejut.
"sudahlah, sekarang ayo kita ke tepi pantai dulu, sebelum ombak besar datang."kata peya gembel sambil membawa Zoya ketepi pantai.
"baiklah."kata Zoya sambil berpegangan pada pria gembel yang menolongnya, untuk berjalan menuju ke tepi pantai.
"terima kasih."kata Zoya yang mulai menggigil.
"sama-sama, tapi kenapa nona melakukan hal seperti itu, apa bunuh diri solusi dari sebuah masalah?."kata pria gembel itu pada Zoya yang mulai kedinginan.
"aku tidak bunuh diri, tadi aku cuma berjalan-jalan saja, tapi aku tidak tau kenapa bisa sampai di tengah pantai itu."kata Zoya menjelaskan.
"baiklah nanti saja ceritanya, sekarang ganti baju kamu dulu nona. Maaf hanya baju dan celana itu yang ada."kata pria gembel menyerahkan satu kaos dan celana pendek pada Zoya.
"terima kasih."kata Zoya yang langsung menuju ke toilet umum untuk berganti baju.
"ah anak sekarang, kenapa terkena masalah sedikit saja Langsung berpikir pendek."kata seorang pria gembel kisaran usia dua puluh lima tahun.
"maaf om saya boleh minta minumnya."kata Zoya yang langsung meneguk air yang ada di botol kaca di samping seorang pria gembel yang menolongnya.
"tapi itu.... Ya dia langsung meminum semuanya. itukan minuman beralkohol tinggi. Ah anak ini."kata pria gembul sambil melihat Zoya yang mulai meminum satu botol minuman miliknya.
"om, kenapa rasa minuman ini aneh sekali, dan kenapa tiba-tiba semuanya menjadi berputar."kata Zoya yang kepalanya berputar-putar.
"ya jelas aneh nona, itu minuman beralkohol tinggi, langsung minum seperti itu, dan setengah botol langsung habis lagi, bagaimana tidak pusing."kata pria gembel dengan nada heran.
"wah rasanya sangat bebas, perasaan akibat di khianati itu sudah terbang."kata Zoya yang berjalan-jalan sempoyongan menuju tepi pantai.
"nona, berhati-hati saat berjalan."kata pria gelandangan yang mendampingi Zoya.
"dasar kurang ajar kamu Zack, kamu tega mengkhianati aku bersama sahabat baikku, dan itu kamu lakukan di hari pernikahan kita, dasar Zack kurang ajar, awas kamu akan aku balas kamu ya."kata Zoya yang berteriak keras ke arah lautan.
Setelah puas berteriak Zoya menangis sambil berjongkok menyembunyikan wajahnya.
"nona, apa anda baik-baik saja."kata pria gembel menegur Zoya.
"aku baik-baik saja ko Om."kata Zoya sambil tersenyum.
"Om, apa aku setua itu, sampai kamu memanggilku Om."tanya pria gembel yang menemani Zoya yang sempoyongan.
"memangnya umur om berapa."
"dua puluh lima tahun."
"kan benar sudah Om Om, aku saja baru sembilan belas tahun."
"tapi kamu sudah berani menikah."
"iya, tapi ternyata pria itu mengkhianati aku Om, kasihan sekali aku kan."kata Zoya menjelaskan.
"tidak juga, itu berarti kamu di selamat dari pria yang kurang ajar seperti calon suami kamu itu."
"om benar, untung saja aku belum menandatangani kontrak pernikahan dengan pria pengkhianat itu om."
"benar sekali, kalau tidak kamu yang akan rugi."
"om benar, terima kasih ya om."kata Zoya sambil tersenyum manis.
"iya sama-sama, ya sudah ayo kita pergi dari sini."kata pria gembel sambil melangkah pergi tapi di tahan oleh Zoya.
"om tolong temani Zoya malam ini ya."kata Zoya sambil memandang pria dewasa yang ada di hadapannya.
"ayo berdiri aku antar kan kamu ke rumah kamu."kata pria gembel yang berusaha menarik tubuh gemuk Zoya.
"Zoya tidak punya rumah Om, Zoya hidup sendirian karena Zoya anak dari panti asuhan."kara Zoya dengan nada sedih.
"apa."kata pria gembel terkejut.
"iya, tapi Zoya bekerja kok, dan bisa sekolah dengan biaya Zoya sendiri. jadi om tolong temani Zoya malam ini ya."punya Zoya dengan senyum manha.
"baiklah tapi...."kata pria gembel yang terdiam saat Zoya menutup mulut pria itu dengan mulutnya.
"manis, bibir om manis."kata Zoya saat melepaskan bibir pria gembel.
"Zoya apa yang kamu lakukan."kata pria gelandangan yang mencoba menjauhkan diri dari Zoya.
"Om tolong temani Zoya malam ini."
"tapi..."kata pria gembel yang langsung di sambut oleh bibir Zoya.
pria itu tidak lagi bisa mengontrol dirinya lagi, dan berlahan ingatan keduanya sudah terbuai dengan apa yang mereka lakukan dan akhirnya berlanjut ke sebuah hotel kecil di tepi pantai.
Di dalam kamar, Zoya dan pria gembel itu benar-benar melepaskan semua keinginan hatinya.
Dan mereka memulai petualangan tanpa batas dan tanpa penghalang.
"om hati-hati ya, ini pertama kali untuk Zoya."busik lirih Zoya dengan nafas memburu.
"baiklah, mungkin ini akan sakit, tapi hanya sebentar saja."kata pria gelandangan yang menenangkan Zoya.
"baiklah lakukan om, Zoya sudah tidak tahan lagi."pinta Zoya
"baiklah."kata pria gembel itu dan memulai kegiatan senam tengah malamnya.
Pria gembel itu terus bergerilya menyelusuri semua daratan, gunung, lembah dan sungai milik Zoya tanpa henti.
Dan itu membuat Zoya terbang dan melupakan semua derita pengkhianatan yang di lakukan Zack di hari pernikahannya.
"aaaaaaaa."teriak Zoya.
kegiatan senam tengah malam itu berlangsung sampai menjelang pagi hari.
"ah, sakit sekali. Ternyata pria gelandangan ini sangat liar dan buas, sampai membuat seluruh tubuhku sakit semua. Tapi aku harus segera pergi, Zoya kamu kuat, dan kamu pasti bisa."kata Zoya yang segera melangkah ke kamar mandi dan membersihkan diri.
"Untung saja dia masih tidur, syukurlah."kata Zoya lirih.
"om terima kasih banyak atas nasehat om tadi malam, tapi maaf hanya ini uang yang Zoya miliki, semoga ini bermanfaat untuk om ya."kata Zoya lirih.
Zoya langsung pergi dari kamar itu, dan tanpa meninggalkan jejak apa pun, selain setetes darah dan beberapa lembar uang di atas meja yang ada di kamar itu.
"ah ternyata sudah pagi. Tapi kemana gadis itu pergi."kata pria gembel yang terbangun dari tidurnya.
"apa ini...."kata pria gembel yang mendapatkan selembar surat di samping tempat tidurnya.
"om maaf, hanya ini uang yang Zoya miliki, semoga uang ini bermanfaat untuk om ya, Ohya lupa, tadi Zoya meminjam dapur hotel ini, semoga nasi goreng buatan Zoya ini bisa mengganjal perut om. Maaf Zoya harus pergi, dan tidak membangunkan om, maaf ya Om. Zoya."tulisan yang ada di surat itu.
"Zoya, anak yang manis. Nasi goreng ya."kata pria gembel yang langsung menyantap nasi goreng buatan Zoya.
"ternyata enak juga nasi gorengnya."kata pria gembel yang terus menikmati nasi goreng buatan Zoya sampai habis.
Sementara itu Zoya sedang berada di bandara internasional.
"Zoya..."teriak seorang gadis yang seusia dengan Zoya.
"Rara."kata Zoya sambil tersenyum dan melambaikan tangannya.
"Zoya ini tiket dan semua akomodasi untuk kerja di Prancis nanti."kata teman Zoya yang bernama Rara.
"terima ya Ra, kamu sudah sangat baik sama aku."
"sudahlah kita kan sahabat Zo, jadi wajar kalau aku membantu kamu."
"sekali lagi terima ya Ra."
"iya, Ohya kalau di sana jangan lupa diet, biar sedikit kurus badan gemuk kamu ini Zo."
"akan aku usahakan. Oh sepertinya pesawatku sudah mau berangkat."
"iya, dan jangan lupa, lupakan pria brengsek itu ya."
"iya, baiklah aku pergi dulu ya Ra, bye."kata Zoya sambil membawa ranselnya masuk kedalam ruang cek in.
"Zoya semoga kehidupan kamu di sana jauh lebih baik dari pada disini ya Zo, selamat jalan sampai jumpa lagi."kata Rara sambil menghapus air matanya.
pesawat yang di naiki oleh Zoya segera lepas landas dan terbang menuju ke Prancis selama lebih dari sepuluh jam.
"ah akhirnya sampai juga di negara ini, baiklah Zoya ayo kita menuju ketempat kamu bekerja."kata Zoya sambil menghentakkan taksi untuk menuju ke tempat tinggalnya yang baru.
taksi yang membawa Zoya terus melaju menuju alamat yang di berikan oleh Zoya.
Dan tidak berapa lama, taksi itu telah sampai di sebuah restoran yang di tuju oleh Zoya.
"permisi, saya ingin bertemu dengan tuan Bastian Orlando."kata Zoya yang sudah les bahasa Prancis.
"oh ada Zoya ya,"kata seorang pelayan restoran.
"iya..."kata Zoya sambil tersenyum.
"oh baiklah ayo masuk, tuan Bastian ada di dalam. Dia sedang menunggu anda."
"terima kasih."kata Zoya yang bahasa Prancis nya masih belum begitu lancar.
"tuan Bastian, nona Zoya sudah datang."
"suruh dua masuk."kata seorang pria yang di panggil Bastian.
Tok tok tok
"masuk saja."kata Bastian dari dalam ruangannya.
"selamat siang tuan Bastian."
"selamat siang, apa benar kumu Zoya."
"benar tuan, saya Zoya."
"mulai hari ini kamu akan bekerja di restoran saya ini. Tapi gaji di restoran ini tidak terlalu besar, apa kamu tidak masalah."
"tidak masalah tuan Bastian, yang penting saya ada tempat tinggal."
"baiklah, kamu bisa tinggal di rumahku, sampai kamu bisa menyewa kontrakan sendiri."
"tapi apa tuan dan istri tyan tidak masalah."
"tidak, kebetulan istriku juga butuh seorang teman, jadi kamu bisa menemani dia."
"baiklah tuan, dan terima kasih banyak atas bantuan tuan."
"iya sama-sama, Dani kemarilah sebentar."
"iya tuan ada apa."kata pemuda yang bernama Dani.
"ini adalah Zoya dia akan menjadi teman kamu Mukai hari ini."
"hai aku Dani, selamat bergabung ya."
"terima kasih aku Zoya Sajam kenal juga."kata Zoya yang sedikit gugup saat berbahasa Prancis.
"baiklah, Dani ajak Zoya berkeliling di restoran kita ini, dan kenalkan pada pegawai yang lainnya."
"baik tuan, ayo Zo ikut aku biar aku kenalkan pada para pegawai di sini."
"iya, tuan saya keluar dulu."
"iya pergilah."
Dani mengajak Zoya keluar dan di kenalkan pada semua pegawai restoran.
Mereka menyambut Zoya dengan baik, dan mengajarkan Zoya apa saja yang harus dilakukan.
"bagaimana Zo, apa kamu sudah mengerti apa yang harus di kerjakan."
"iya aku sudah tau Dan, terima kasih ya."
"sama-sama."jawab Dani sambil tersenyum.
"tapi maaf ya, bahasa Prancis ku masih sedikit kurang bagus."
"tidak masalah, lama kelamaan juga bahasa kamu akan bagus juga."jawab Dani.
Hari itu Zoya bekerja dengan cukup baik, dan para pelanggan juga puas dengan layanan Zoya, walau pun badan Zoya terbilang cukup gemuk.
"Zoya, ayo aku kenalkan kamu dengan istriku, dan juga tempat tinggal kamu selama di sini."
"baik tuan Bastian, Dani aku pergi dulu."
"iya pergilah, lagi pula pelanggan sedang sepi kok."
Zoya segera pergi mengikuti langkah Bastian untuk menuju kerumahnya, dan rumah Bastian tidak terlalu jauh dari restoran, jadi cukup berjalan kaki.
"sayang kamu sudah pulang."kata istri Bastian yang menyambut di depan pintu.
"iya sayang, kenalkan ini Zoya karyawan baru kita."
"benarkah, hai aku Luisa istri boss kamu, ayo masuk dulu."kata wanita bernama Luisa.
Saat di dalam Bastian menceritakan tentang Zoya dan riwayat kehidupannya.
"kamu jangan kuatir ya, kamu bisa tinggal disini, dan kebetulan kami hanya tinggal berdua saja."
"terima kasih nyonya, terima kasih banyak."
"iya sama-sama, nah sekarang ayo aku tunjukkan ruangan kamu."
"baik nyonya."
.............
Sedikit tentang Zoya
Zoya adalah anak yang tumbuh di panti asuhan. Dia anak yang cerdas dan mandiri.
Dia bercita-cita ingin menjadi seorang juru masak yang hebat, sehingga dia sangat suka memasak dari kecil.
Sejak kecil dia sudah bekerja paruh waktu di rumah makan di dekat panti asuhan.
Dan saat dia sudah lulus SMP dia masuk ke SMK kejuruan jurusan memasak, dan keahlian memasaknya sangat enak.
Karena itu saat ada tawaran kerja ke Prancis dari sebuah restoran, tanpa pikir panjang langsung di terima oleh Zoya.
Dan karena alasan itu juga zack mau menikahi Zoya, dengan harapan Zack bisa hidup enak dari gaji yang di terima dari Zoya.
Tapi Zoya memiliki satu kekurangan, dia memiliki tubuh yang gemuk, karena hobinya memasak dan selalu memakan masakannya sendiri.
.....
Zoya mulai tinggal di rumah Bastian dan Luisa mulai hari itu. Dan pasangan itu menganggap Zoya sudah seperti anak mereka sendiri.
"Zoya apa yang sedang kamu lakukan malam-malam seperti ini."kata Luisa yang baru keluar dari kamarnya.
"maaf Tante Lis, Zoya sedang ingin makan nasi goreng."kata Zoya sambil memperlihatkan sepiring nasi nasi goreng pada Luisa.
"ya Tuhan, kenapa kamu makan sambil sembunyi seperti itu."
"Karena Zoya takut kalau akan menggangu Tante Lis dan om Bastian yang sedang istirahat."
"sudahlah ayo duduk di meja makan, jangan di situ."kara Luisa sambil menggandeng tangan Zoya dan mendudukkan Zoya di kursi makan.
"kamu itu sudah Tante bilang, anggap ini rumah kamu sendiri, tidak perlu sungkan seperti itu."
"tapi Zoya malu Tante, karena Zoya makannya banyak. Apa lagi beberapa hari ini Zoya selalu ingin makan nasi goreng buatan Zoya sendiri."
"memangnya seenak apa nasi goreng buatan kamu itu, sampai kamu begitu suka memakannya."kata Bastian yang ikut bergabung.
"apa om dan Tante mau mencoba nasi goreng buatan Zoya."
"memangnya kamu buat berapa banyak."
"hari ini buat nasi gorengnya cukup banyak Tante."
"baiklah berikan pada kami, biar kami temani kamu makan."
Zoya segera melangkah ke dapur dan mengambil dua piring nasi goreng.
"selamat menikmati Tante, om."kata Zoya sambil tersenyum di pipinya yang tembem.
"terima kasih Zoya."kata Bastian dan Luisa.
Bastian dan Luisa segera menikmati nasi goreng yang di buat oleh Zoya.
"ini ala benar buatan kami Zo."kata Bastian saat merasakan kenikmatan dari nasi goreng.
"iya Om, nasi goreng kreasi Zoya sendiri. apa rasanya tidak tidak enak Om."
"bukan tidak enak Zoya, tapi ini tergolong sangat enak, dari mana kamu belajar."
"benar yang di katakan om kamu zo, ini sangat enak kok."
"terima Om Tante, sebenarnya dulu Zoya perna bekerja di warung di dekat panti asuhan tempat tinggal Zoya, nah dari sana Zoya belajar, dan menjadi ketagihan."
"kamu belajar memasak saat di panti asuhan."
"iya Tante, kadang di panti masih banyak sisa nasi putih saat pagi, jadi setiap pagi Zoya masak saja nasi itu untuk sarapan kami semua."
"Kamu memang hebat Zo. Dan karena hobi kamu itu membuat tubuh kamu menjadi seperti sekarang Zo."
"iya Tante, sangat sulit untuk mengurangi makan, apa lagi kalau sudah nasi goreng."
"ya jelas kurang satu piring Zoya, karena nasi goreng buatan kamu ini benar-benar enak."
"terima kasih Om."
"Ohya Zo kenapa Tante lihat berat badan kamu sedikit berkurang."
"sebenarnya Zoya juga merasakan Tante, karena beberapa baju Zoya semakin longgar saat Zoya pakai."
"itu namanya kamu berhasil menurunkan berat badan kamu dengan banyak berjalan saat bekerja Zo.+
"Mungkin itu benar Om, tapi kenapa pinggang Zoya tetap besar ya."
"kamu itu baru satu bulan kerja di sini, ya jelas masih belum bisa turun semuanya Zo."
"yang di katakan om kamu benar Zo, nanti semakin lama juga tubuh kamu akan berkurang Zoya."
"iya juga ya tan."
"Ohya Zo, bagaimana kalau nasi goreng kamu itu kita jadikan menu di restoran, bagaimana."
"tapi apa ada yang mau beli Om."
"kita coba dulu, kalau menjanjikan baru kita jadikan menu, bagaimana."
"yang di katakan om Bastian benar Zo, dan itu bisa menjadi salah satu usaha kamu untuk mengumpulkan uang untuk kuliah lagi, bagaimana."
"baiklah, kita buat contohnya dulu saja om, dan di uji coba pada pengunjung restoran secara gratis."
"benar yang di katakan Zoya sayang, kita bisa mengoreksi rasa dari para pengunjung itu."
"Baiklah, karena Luisa dan kamu sudah berpendapat seperti itu, ayo besok kita lakukan hal itu."
"baik Om, Zoya siap."
"bagus sekali, semoga nasi goreng buatan kamu itu akan di sukai oleh banyak orang."
"terima kasih Tante Lis."
"sama-sama sayang."kata Luisa sambil tersenyum.
Malam itu Zoya merasakan kehangatan sebagai keluarga, yang sejak kecil sangat di rindukan.
keesokan paginya Zoya segera menyiapkan semua bahan yang di butuhkan, sebelum restoran buka.
"Zoya, apa yang sedang kamu lakukan."kata Dani yang baru datang.
"aku sedang membuat bumbu Dan, lalu kenapa kamu jam segini sudah datang, tumben."
"iya, tadi aku bangun kepagian, karena gak bisa tidur ya kesini saja."
"oh begitu, apa karena urusan cewek."
"ya begitulah, baru bertengkar dengan cewek ku Zo, terus ini buat bumbu untuk apa."
"mau buat nasi goreng."
"nasi goreng, nama yang aneh. Itu makanan apa Zo."
"ya nasi di goreng Dani, kok makanan apa."
"oh apa itu makanan tradisional di negara kamu."
"iya, makanan ini sudah biasa di konsumsi di negaraku, kadang untuk sarapan atau makan malam."
"apa ini adalah ide kamu, untuk mengenalkan makanan itu Zo."
"bukan ideku Dani, mana aku berani memberikan itu ide pada boss."
"lalu ide siapa, apa ide boss."
"iya."jawab singkat Zoya sambil melangkah ketempat pencucian.
"apa boss sudah merasakan masakan kamu itu, sampai dia mengusulkan makanan itu di menu kita."
"iya boss tadi malam merasakan nasi goreng buatan saat di rumah Dani."
"oh begitu, baiklah apa yang bisa aku bantu."
"tolong haluskan bumbu itu Dan."
"baiklah."kata Dani yang langsung membantu Zoya.
Zoya dan Dani saling membantu dan mulai memasak nasi goreng dengan senyum yang mengembang.
"Dani, coba rasakan bagaimana rasanya."
"baiklah,"kata Dani sambil menyendok satu sendok nasi goreng.
"bagaimana."kata Zoya yang penasaran dengan pendapat Dani.
"satu sendok lagi ya."kata Dani yang langsung mengambil nasi goreng lagi.
"bagaimana Dani."
"satu sendok lagi ya."
"Dani kamu itu mencoba atau mau makan."
"mau satu piring ya."
"ya sudah sana ambil piring, dasar Dani."kata Zoya sambil geleng-geleng kepala.
Dani segera mengambil nasi goreng satu piring dan langsung menghabiskannya.
"sudah Dani, ini untuk contoh para pengunjung."
"satu kali lagi ya Zo, please candu nasi goreng kamu itu."
"Dani apa yang kamu lakukan."
"minta nasi goreng buatan Zoya boss."
"kamu gak lihat, para pengunjung sudah berkumpul di depan restoran."
"tapi ini kan belum waktunya buka boss, pegawai yang lain juga belum datang."
"sudah jangan bicara terus, cepat tanya pada mereka, kenapa berkumpul di depan."
"baik boss."kata Dani yang langsung keluar dari dapur restoran.
"apa nasi gorengnya sudah matang Zo."
"sudah om, tinggal menyajikan dan menggoreng telur mata sapi saja."
"kalau begitu, berikan om satu piring nasi goreng, biar om sarapan sekarang."
"baiklah,"kata Zoya yang langsung mengambilkan satu piring nasi goreng untuk Bastian.
"ini om, dan ini versi penyajiannya lengkap dengan lauk tambahannya."
"wah ternyata semakin cantik saat di hias seperti ini. Om makan ya."
"iya om, selamat menikmati."kata Zoya sambil tersenyum.
Bastian mulai menikmati nasi goreng buatan Zoya, dan dia begitu lahap memakannya.
"boss gawat boss."
"ada apa Dani, kenapa kamu berlari seperti di kejar hantu saja."
"itu bos, para pengunjung minta restorannya di buka sekarang."
"kenapa mereka melakukan hal itu."
"Kata mereka, mereka ingin mencicipi masakan yang aromanya sampai keluar boss."
"maksud kamu nasi goreng ini."
"bagaimana boss."
"Zoya apa kamu siap menyajikannya."
"nasinya memang sudah matang, tapi telurnya belum om."
"baiklah, kita ambil kesempatan ini, Dani kamu buka restoran dulu, sambil menunggu yang lain datang, biar aku yang membuatkan telur mata sapinya, dan Zoya yang akan menatanya di piring, dan kamu tinggal tinggal menyajikan saat semua pengunjung masuk."
"baik boss."kata Dani yang langsung melakukan perintah bossnya.
Zoya segera menata nasi gorengnya di piring, dan setelah siap segera di sajikan.
Dan tidak butuh waktu lama, nasi goreng ludes terjual.
"ah akhirnya selesai juga."kata Dani yang duduk kecapean.
"iya ternyata hasil dari nasi goreng kamu benar-benar di luar dugaan Zo."
"iya Om."jawab Zoya singkat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!