NovelToon NovelToon

My Wife My Maid

Perkenalan Tokoh

Danial Bramantyo

Seorang pengusaha kaya yang memiliki hati sekeras batu, dia orang yang sangat tertutup akan kehidupan pribadinya. Dia sangat membenci yang namanya seorang wanita, karena masa lalu yang dia alami. Namun dia sangat menyayangi putranya. Dia tidak akan pernah membuat orang yang dia sayangi terluka, bahkan sedikitpun.

Cassandra Putri

Wanita yang sangat lembut dan polos, dia hidup sebatang kara, namun itu tidak membuatnya patah semangat. Dia orang yang sangat mandiri dan tangguh, karena kepolosannya membuat orang-orang dengan mudah menyukainya. Namun jangan segan-segan mencari masalah dengannya, di balik kepolosannya dia adalah wanita yang bisa bela diri, jadi jangan pernah mengganggunya.

Dhefin Bramantyo

Seorang anak laki-laki yang sudah dewasa sebelum waktunya, dia sangat disiplin dan keras kepala. Dia tidak pernah sama sekali di manja oleh siapapun, dan dia tidak punya seorang teman pun di sekolahnya, karena itu tidak perlu baginya.

Kevindra Aditama

Sahabat Cassandra, dia orang yang sangat menyayangi Cassandra, bukan sekedar teman tapi lebih dari itu. Dia orang yang lembut dan loyal pada siapapun, dan banyak gadis yang menyukainya karena kebaikan hatinya. Namun banyak yang tidak tau bahwa dia adalah seorang ahli waris dari perusahaan Aditama.

Aleena Shafira Wijaya

Seorang putri dari keluarga yang terpandang, yaitu keluarga Wijaya. Dia memiliki sifat yang arogan dan sombong, namun sifat itu tertutupi oleh sifat anggun yang dimilikinya. Aleena adalah tunangan Danial, mereka bertunangan akibat di jodohkan orang tua mereka karena urusan bisnis.

Rayna Mavisha

Seorang perempuan yang seksi dan juga dewasa, dia adalah ibu dari Dhefin, dia juga mantan pacar Danial, namun karena dia ingin menggapai mimpinya dia meninggalkan Dhefin dan Danial.

🌸🌸🌸🌸🌸

Cassandra sedang bingung, karena dia harus membayar uang kuliahnya, namun dia baru saja di pecat dari pekerjaannya.

"Bagaimana ini Kevin?, jika aku tidak mendapatkan pekerjaan bagaimana caranya aku membayar kuliahku."

"Sudahlah Cassandra, biar aku yang membayarnya, kamu tidak perlu khawatir, aku akan membantumu oke."

"Tidak Kevin, aku tidak ingin merepotkan mu, kamu tau kan aku tidak mau bergantung pada orang lain."

"Tapi aku ini sahabatmu Cass."

"Maafkan aku, tapi aku tidak mau bantuan seperti itu. Jika kamu berniat membantuku kamu bisa mencarikan aku pekerjaan."

"Pekerjaan apa yang kau inginkan?"

"Intinya pekerjaan yang bisa menerimaku, apa saja terserah aku tidak peduli, tapi pekerjaan itu memperbolehkan aku sekolah."

"Bagaimana jika menjadi asisten pribadiku?"

"Hahaha, astaga Kevin, kamu tu kayak seorang bos di kantor saja. Ayolah sadar ini sekolahan bukan di kantor, lagian kamu itu tidak butuh asisten pribadi. Apa gunanya coba kamu punya asisten pribadi."

"Ya kamu bisa mengerjakan tugasku, terus memenuhi segala kebutuhanku."

"Apa kamu tidak salah, kamu ini sudah kelewat pintar, klo aku jadi asisten pribadi mu, otomatis nilai mu akan turun. Ada-ada saja kamu ini."

"Terus bagaimana dong?"

"Ayo ikut aku berkeliling, mungkin saja kita menemukan sebuah pekerjaan."

"Baiklah ayo."

(Setelah beberapa jam kemudian)

"Kenapa tidak ada seorangpun yang mau menerimaku."

"Sabarlah Cassandra, kalau sudah rezeki mu pasti gak akan kemana."

"Hem... baiklah."

Plak

"Woi siapa yang sembarangan buang kertas ini."

"Hahaha, seorang Kevindra Aditama ditampar oleh sebuah kertas."

"Apakah itu lucu?"

"Ya, sangat lucu."

'Jika itu bisa membuat mu tertawa, aku rela di tampar oleh kertas ini ribuan kali.'

"Eh tunggu deh Kevin, bukankah itu brosur pekerjaan?, coba aku lihat."

"Seorang pengasuh anak?, aku harap kamu tidak mengambil pekerjaan itu Cass."

"Tentu saja aku harus mengambilnya, bukankah gajinya lumayan besar."

"Tapi..."

"Sudahlah ayo kita pulang, aku mau siap-siap buat interview besok."

'Cassandra apakah kamu tidak tau, kamu melamar sebagai pembantu di kediaman Bramantyo, itu sama saja kamu mencari mati.'

batin Kevin.

Keesokan harinya

"Apakah disini rumahnya?, ini bukan rumah, tapi sebuah istana. Pasti pemilik rumah ini sudah bekerja dengan giat sampai bisa membangun rumah sebesar ini. Orang seperti apakah dia." kata Cassandra.

"Permisi, apakah benar disini membutuhkan seorang pengasuh?"

"Benar nona, apakah anda tertarik?"

"Ya, tentu saja."

"Sebentar saya kabari tuan dulu."

(Ditelefon.)

"Halo tuan, ada yang melamar pekerjaan lagi."

"Dimana Dhefin?"

"Dia ada di kamarnya tuan, tuan muda tidak ingin sekolah."

"Suruh gadis itu untuk membuat Dhefin pergi ke sekolah, jika itu berhasil, terima dia."

"Baik tuan."

(Telfon selesai)

"Nona, tuan bilang anda harus membuat tuan muda kami berangkat sekolah."

"Baiklah."

'Hanya itu?, aku adalah ratunya anak kecil tidak ada anak kecil yang tidak menyukaiku. Aku akan mendapatkan pekerjaan ini.'

"Nona ini kamar tuan muda kami."

"Oke."

"Saya tinggal dulu."

'Apakah yang kali ini akan berhasil, tapi tantangan ini sangat susah dari pada biasanya, aku harap nona ini tidak akan menangis nantinya.' batin pelayan itu.

Bagaimana para Reader sekalian, apakah ceritanya seru?, jangan lupa komen dan like ya:)

Bocah Nakal

Cassandra POV

Aku masuk ke kamar itu, aku sangat terkejut, betapa banyaknya game di sana, itu kamar anak kecil atau Game Zone. Aku di beritahu kalau nama anak ini Dhefin.

"Hai Dhefin, dimana kamu?, apakah kamu mau bermain petak umpet?. Baiklah aku akan mencarimu."

Astaga apakah aku sudah gila, Bagaimana caranya menemukan anak sekecil itu di tempat yang seluas ini. Eh tunggu, game itu menyala, pasti dia ada di sana.

"Dor, aku menemukanmu."

Ada apa dengan anak ini, kenapa tatapannya sangat dingin.

"Bisakah kamu pergi, kamu menggangguku."

Astaga kenapa ucapannya sangat tajam, apakah dia benar-benar bocah berumur 9 tahun, tidak seperti penampilannya, dia lebih dewasa dari kelihatannya.

"Aku tidak akan pergi."

"Pergilah sebelum sesuatu terjadi padamu."

"Tidak akan, aku di perintahkan untuk selalu ada di sampingmu, jadi aku akan terus berada di sampingmu."

"Terserah."

(Beberapa jam kemudian)

"Bisakah kamu berhenti menatapku."

"Kenapa?"

"Kamu menggangguku."

"Aku tidak berbuat apa-apa."

"Kamu menatapku."

"Karena aku punya mata."

"Pergilah."

"Aku tidak akan pergi, kecuali kamu sekolah."

"Tidak akan."

"Ya sudah aku akan terus menatapmu."

"Oh ayolah."

"Tidak mau, wah permainan mu sangat bagus."

"Tentu saja."

"Bagaimana kalau kita bertanding."

"Tidak."

"Apakah kamu takut."

"Tentu saja tidak, ayo bertanding."

"Baiklah, biar lebih seru ayo kita bertaruh, jika aku yang menang kamu harus nurut sama aku."

"Oke, kalau aku yang menang, kamu harus pergi dari sini dan jangan pernah kembali."

"Oke ayo mulai."

(Beberapa saat kemudian)

"Yei, aku menang."

"Kamu curang."

"Bagaimana itu bisa terjadi, aku saja tidak pernah memainkan ini, Bagaimana mungkin aku curang."

"Apa?, ini permainan pertamamu?"

"Ya, sekarang waktunya mandi, ayo."

"Tidak lepaskan aku, aku bisa mandi sendiri."

"Tidak, aku akan memandikanmu."

Meja makan

"Ayo sarapan, aku sudah memasaknya untukmu."

'Kenapa dia murung, apakah ada sesuatu?'

"Kenapa kamu diam saja, ayo sarapan, aku akan membuatkan mu bekal, kamu bisa membaginya pada temanmu nanti."

'Astaga kenapa dia lebih murung dari pada yang tadi.'

"Apakah kamu tidak memiliki teman."

"Buat apa aku memilikinya."

"Karena seorang teman akan selalu membantumu dikala kamu kesusahan, Bagaimana jika aku membantumu mendapatkan teman."

"Apakah kamu bisa?"

"Tentu saja."

'Sepertinya nona ini berhasil membuat tuan muda pergi ke sekolah, aku akan mengabari tuan.'

"Ayo turun, kita sudah sampai."

"Tidak."

"Ayolah, aku akan membuat mu mendapatkan teman."

"Baiklah."

"Hai semua, kalian temannya Dhefin ya."

"Tidak, kami bukan temannya Dhefin, kami tidak mau berteman dengan anak yang tidak memiliki ibu."

Dhefin berniat pergi, namun Cassandra menahannya.

"Kata siapa, Tante adalah ibunya Dhefin."

"Apakah itu benar?, lalu selama ini Tante kemana?"

"Tante pergi bekerja di luar kota, jadinya Tante tidak bisa mengantarkan Dhefin sekolah."

"Oh, kami pikir Dhefin tidak memiliki ibu."

"Sekarang maukah kalian bermain dengan Dhefin?"

"Tentu saja, ayo Dhefin kita pergi bermain."

"Lihatlah, mereka mengajak mu bermain."

Dhefin pergi bersama teman-temannya, namun dia berhenti dan berbalik menuju Cassandra.

"Terimakasih, siapa namamu?"

"Cassandra."

"Bolehkah aku memelukmu?"

Cassandra langsung memeluk Dhefin sebagai pertanda bahwa dia mau.

"Sekarang belajarlah dengan rajin, oke?"

"Baik, apakah kamu nanti mau menjemputku?"

"Baiklah, nanti aku akan menjemputmu dan kita pergi makan di luar, bagaimana?"

"Baiklah, aku akan menunggumu nanti."

"Dah."

"Dah, Cassy."

"Nona, tuan ingin menemui anda."

"Baiklah ayo."

Bagaimana guys, apakah ceritanya menarik?, jangan lupa like dan komen ya. Dan klik favorit supaya kalian tidak kelewatan update nya novel ini. Terimakasih:)

Pria Arogan

Cassandra masuk ke dalam untuk menemui Danial, dia penasaran seperti apa ayahnya Dhefin, Kenapa bisa membuat anak itu menjadi seperti sekarang. Dia yakin bahwa orang ini mendidiknya terlalu keras.

'Kita lihat seperti apa wajahmu, aku akan mengomelimu, kenapa bisa membuat anak se kecil itu bersikap dewasa, lihat saja kau.'

"Permisi tuan, nona Cassandra sudah tiba." ucap pelayan.

"Keluar."

"Baik tuan."

'Kenapa dia sangat kasar.'

"Siapa namamu?"

'Oh my God, kenapa dia setampan ini, tapi aku tidak begitu suka dengan sikapnya.'

"Namaku Cassandra Putri."

"Cassandra?"

"Ya, kenapa."

"APA yang kamu lakukan pada putraku?"

"Kenapa?, aku menyuruhnya pergi ke sekolah, apakah ada yang salah dengan itu?"

"Kenapa kamu membentakku, apakah kamu tidak tau siap aku?"

"Aku tau siapa kamu, kamu ayah dari Dhefin, tapi apa yang kamu perbuat padanya, dia masih kecil, tapi sikapnya tidak seperti anak kecil pada umumnya. Kamu tu harus tau bagaimana cara merawat anakmu, kenapa kamu malah menjadikannya seperti orang dewasa. Dia masih kecil, dia itu butuh kasih sayang dari kamu dan ibunya, setidaknya dari kalian lah dia mendapatkan kasih sayang, bukan kekangan."

"Apa maksudmu, apakah kamu menasehati ku?. Aku tidak butuh nasehat dari wanita sepertimu, pergi dari sini, kamu tidak di terima."

"Sapa juga yang mau bekerja pada orang yang egois seperti kamu. Dasar pria arogan."

"APA KAMU BILANG?"

"Sepertinya kamu harus memeriksa telingamu, aku bilang kamu adalah pria yang AROGAN, apakah masih kurang jelas."

"Pergi kamu dari sini dasar wanita bar-bar."

"Aku juga mau pergi dari sini, dari pada bersama manusia arogan sepertimu."

Danial POV

Ada apa dengan gadis itu?, apakah semua wanita bisa seperti itu, dasar gadis gila. Sampai kapanpun aku tidak akan mau bertemu dengannya.

🌸🌸🌸🌸🌸

"Dimana Cassy?, kenapa kamu yang menjemputku?"

"Maaf tuan muda, nona Cassandra tidak bekerja lagi."

"Kenapa begitu?"

"saya tidak tau tuan muda."

"Aku tidak akan pulang kalau bukan Cassy yang menjemput ku."

"Tapi tuan muda."

Dhefin tidak mau mendengarkan perkataan pelayannya. Pelayannya memutuskan untuk menelfon Danial.

(Di telepon)

"Halo tuan, maaf mengganggu, tuan muda tidak ingin pulang kalau bukan nona Cassandra yang menjemputnya tuan."

"Dasar wanita gila, sudah pergi pun masih membuat masalah, ya sudah biarkan saja jika dia tidak ingin pulang, tinggalkan dia sendiri di sana."

"Tapi tuan-"

"Apakah kamu manentangku?"

"Maaf tuan, saya tidak berani."

'Astaga, bagaimana ini, tidak ayah tidak anaknya, sama-sama keras kepala, apakah aku harus meninggalkan tuan muda, tapi di sini sangat berbahaya, tapi jika kita tidak pergi nyawa kita yang di pertaruhkan. Sudahlah aku turuti kemauan tuan saja.'

"Maaf tuan muda, saya harus pergi, tuan bilang jika anda tidak mau pulang anda boleh menunggu nona Cassandra di sini."

"Baiklah aku akan menunggu Cassy di sini."

Beberapa saat kemudian, hujan turun dengan lebatnya, Dhefin tetap menunggu di depan sekolahnya dan tidak mau berteduh, dia ingin menunggu Cassandra di sana. Danial yang melihat hujan turun pun langsung menyuruh bawahannya untuk menjemput Dhefin dengan paksa, dia sangat hawatir, terlebih lagi jika Dhefin sampai sakit.

"Tuan, tuan muda pingsan, sepertinya dia demam."

Danial dengan cepat mengambil Dhefin dari gendongan pelayannya, dia langsung berlari menuju kamar Dhefin.

"TUNGGU APALAGI, CEPAT PANGGIL DOKTER."

"Ba....baik tuan."

Danial sangat panik, dia melihat tubuh Dhefin yang menggigil dan wajahnya sangat pucat, dia tidak ingin kehilangan Dhefin.

"Dokter nya sudah tiba tuan."

"KENAPA LAMA SEKALI, KALIAN MAU MEMBUAT DIA MENINGGAL HAH."

"Maafkan kami tuan, kami salah."

"AKU POTONG GAJI KALIAN SEMUA."

Danial melihat dokter itu mengobati Dhefin, dia tidak ingin jika dokter itu macam-macam pada anaknya.

"Tuan, bisakah anda memanggil Cassy."

"Buat apa itu tidak perlu, aku di sini ayah nya dia tidak membutuhkan wanita gila itu."

"Tapi tuan, tuan muda dari tadi memanggil namanya, saya khawatir jika dia tidak mendengar suara Cassy demamnya tidak akan turun, dan itu sangat bahanya baginya."

"Apakah kamu tidak mengerti perkataan ku, aku bilang TIDAK ya TIDAK."

"Ba-baik tuan, saya permisi dulu."

Kenapa Dhefin bisa begitu dekat dengan Cassandra, padahal dia hanya mengenalnya hanya sebentar, di bandingkan dengan aku ayahnya, dia bahkan tidak memanggil ku ketika dia sakit. Apa yang sebenarnya dia lakukan terhadap Dhefin.

Demam yang di alami Dhefin pun tidak turun turun, itu membuat semua khawatir, dokter pun kembali memeriksanya.

"Apa yang terjadi?, kenapa demamnya tidak turun?"

"Dia membutuhkan Cassy tuan, sebelum dia mendengar suara Cassy, demamnya tidak akan turun. Jika itu terjadi bisa-bisa dia akan mengalami kejang-kejang."

"Apa?"

"Itu kemungkinan terburuknya tuan, saya tidak bisa menyembuhkannya jika tuan muda sendiri tidak ingin di obati."

"Apa kalian tidak dengar, cepat panggil Cassandra ke sini."

"Baik tuan."

Kosan Cassandra

"Ada apa ini rame-rame?"

"Maaf nona tuan meminta anda menemuinya."

"Aku tidak mau."

"Tapi nona, saya mohon ikutlah dengan kami."

"Tidak, aku tidak mau lagi bertemu dengan pria Arogan itu."

"Tapi nona, tuan muda sedang sakit, dia terus memanggil nama anda."

"Apa?, kenapa kalian tidak memberitahu dari tadi, ayo cepat pergi."

"Baik nona."

Kediaman Bramantyo

"Minggir." ucap Cassandra pada Danial.

"Hei, dasar tidak sopan."

'Apa-apaan penampilannya itu, apakah dia berniat menggodaku, maaf saja aku tidak tergoda dengan wanita, apalagi seperti dirimu.' batin Danial.

"Hei, tutupi tubuhmu."

"Kenapa?"

"Lihatlah penampilan mu itu."

Cassandra langsung melihat penampilannya, betapa terkejutnya dia dengan penampilannya sendiri.

'Astaga saking terkejutnya mendengan Dhefin sakit aku langsung berangkat tanpa mengganti pakaianku terlebih dulu, dasar ****.' batin Cassandra.

"Baiklah, terimakasih. Kenapa dia bisa sakit begini?, apa yang terjadi?"

"Itu karena mu, dia menunggumu menjemputnya."

"Astaga aku melupakan itu, kamu sih tadi membuatku emosi, aku kan jadi melupakan janjiku padanya."

"Dhefin, maafkan aku, aku benar-benar minta maaf."

Cassandra merawat Dhefin semalaman, dia mengompres nya dan sesekali membelai kepalanya ketika Dhefin bermimpi buruk. Danial yang melihatnya merasa kasihan, dia mengambil selimut di kamarnya dan menyelimuti tubuh Cassandra.

'Jika dia tertidur seperti ini bukankah sangat manis, kenapa pada saat bangun seperti mulut bebek yang ngoceh tidak berhenti, sampai pusing rasanya.'

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!