Di sebuah Mension besar yang ada di tengah kota J yang ada di negara M yang ditempati oleh seorang pria paruh baya dan juga anak gadis nya masih berusia dua puluh tiga tahun. Pria itu hanya tinggal dengan putri tercintanya yang bernama Laura Monica Kurniawan setelah sang istri meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.
"Nak.... Papa ingin menitipkan perusahaan kita untuk kau ambil alih mulai sekarang" ujar papanya yang membuat anak gadisnya sangat syok dengan ucapan dari papanya itu.
"Apa maksud papa, aku tidak mungkin mengelola perusahaan besar papa sekarang, aku masih sangat muda untuk mengambil alih perusahaan besar papa itu." Jawab Laura menatap papanya dengan pandangan memohon nya.
"Maafkan papa nak, tapi papa harus melakukan ini, papa ingin kau mengambil alih semua aset yang papa miliki, karena cuma kamu saja penerus papa di dunia ini, cuma kamu saja yang menjadi ahli waris dari perusahaan papa nak, bahkan semua aset yang papa punya sudah papa alihkan menjadi milik mu nak, jadi papa mohon kepada kamu untuk mau menggantikan posisi papa di perusahaan Kurniawan Company" jelas Marcus yang memohon kepada putra nya itu.
"Baiklah pa..... Mulai besok, aku akan mengambil alih perusahaan besar yang telah papa bangun dengan kerja keras papa, jadi jika aku keliru dalam memimpin perusahaan papa itu, ku mohon untuk papa membantuku dalam segala hal" jawab Laura tegas sembari memandang papa nya yang sedang menatap dirinya.
"Kau adalah putriku nak, dan papa akan selalu berada di belakang mu untuk mendukung mu" ucap Marcus memeluk putri tunggalnya, putri tercinta nya yang memiliki wajah yang sangat mirip dengan sang istri. Sehingga dengan melihat wajah sang putri membuat dia kembali mengingat mendiang istrinya itu.
*******
Sedangkan di Italia, terlihat seorang ketua mafia kejam sedang menatap komputer yang baru saja di perlihatkan oleh anak buahnya, disana terdapat beberapa informasi tentang perusahaan besar yang ada di negara M. Perusahaan yang sedang menjadi incarannya itu karena dengan memiliki perusahaan itu membuat koneksi nya di negara M semakin besar, sehingga memudahkan dirinya untuk memasok barang ilegal ke negara tersebut.
"Siapa yang menjadi pemimpin di perusahaan itu" tanya Albert dengan tatapan matanya masih terfokus kearah laptop yang berada di depannya itu.
"Seorang pria paruh baya yang memiliki kekayaan yang terbesar di negara itu tuan, dan dia juga sangat di takuti oleh para pemimpin negara tersebut karena kekuasaan nya di negara itu sangat berpengaruh untuk mereka" jawab Jeremy selaku asisten pribadi dari pria berwajah Eropa itu.
"Luar biasa sekali pengaruh nya itu, dan jika kita bisa mendapatkan perusahaan besar tersebut, maka kita akan sangat mudah untuk bisa berkuasa di negara itu dan itu sangat menguntungkan kita bukan, jadi tunggu apa lagi, besok kita akan langsung terbang kesana dan kita harus bisa mendapatkan informasi lebih akurat tentang perusahaan besar itu" ucap Albert dengan wajah kejamnya.
"Baik tuan, besok kita akan langsung terbang ke negara itu untuk mencari tau lebih banyak informasi tentang perusahaan itu, dan malam ini saya akan menyiapkan semua persiapan kita untuk terbang ke negara itu, dan setelah itu saya juga akan mencari tempat tinggal kita selama berada di negara itu tuan" ucap Jeremy kepada bis sekaligus temannya itu.
"Lakukan lah, karena aku akan menunggu kabar baik dari mu....... Dan satu lagi, kau beli perusahaan yang baru saja bangun di negara itu, karena nanti perusahaan itu akan kita jadikan sebagai tameng untuk mengawasi perusahaan besar itu" usul Albert dengan senyuman licik yang keluar dari kedua bibir indahnya.
"Baik tuan, semua perintah menjadi akan saya laksanakan" ucap Jeremy yang langsung pergi dariku hadapan tuan nya yang penuh dengan rencana licik di kepalanya itu.
"Lihat saja, aku akan memiliki perusahaan itu dan bagaimana pun caranya aku akan merebutnya darimu tangan pria tua itu" batin Albert dengan senyuman menyeramkan nya.
******
Sedangkan di Mansion besar milik keluarga Kurniawan, terlihat Marcus sedang mengajari sang putri bagaiman cara nya berbisnis dalam sebuah perusahaan besar, tanpa pria itu tau jika perusahaan nya sedang dalam incaran dari salah satu mafia yang ada di negara Italia.
"Pa..... Bagaimana jika setelah aku ambil alih perusahaan papa, bukannya bertambah sukses, malah makin menurun" tanya Laura yang masih ragu dengan amanah yang diberikan papanya itu kepada dirinya.
"Papa percaya kepada mu nak, karena papa bisa melihat jika ada jiwa pemimpin di dalam diri kamu nak, jangan pernah takut nak,bakrena papa akan selalu ada di belakang my, papa akan selalu mendukung kamu dari belakang " ucap Marcus yang sedang menyemangati putrinya itu.
"Baiklah pa.... Terimakasih kasih atas kepercayaan yang telah papa berikan kepada ku" ucap Laura semangat.
"Terimakasih nak" ucap Marcus yang kembali memeluk putri kesayangan nya itu.
******
Keesokan harinya, Laura dan Marcus sudah siap untuk berangkat ke kantor Kurniawan Company. Anak dan bapak itu sudah rapi dengan setelan jas yang sangat pas dan terlihat begitu mewah digunakan oleh keduanya.
Laura yang memiliki tinggi badan seratus enam puluh lima itu terlihat sangat cocok menggunakan jas kantor dengan celana kain yang membungkus kaki jenjangnya itu, tak lupa sepatu hak tinggi yang mendukung penampilan nya yang terlihat sangat anggun.
"Kau sudah siap nak, karena hari ini papa akan memperkenalkan kamu kepada semua orang yang ada di kantor kira, jadi papa minta kamu tetap tenang ya" ucap Marcus yang kembali memberi semangat untuk putrinya yang terlihat sangat cantik dan terlihat anggun sekali di mata pria paruh baya itu.
"Tentu saja aku sudah siap papa, ayo kita pergi sekarang" ucap Laura yang menggunakan kaca mata hitamnya yang semakin mempercantik penampilan dari gadis itu. Begitupun dengan Marcus yang juga menggunakan kava mata hitamnya yang semakin membuat pria paruh baya itu semakin tampan dan sangat cocok bila bersanding dengan putrinya itu.
****
Beberapa menit kemudian, keduanya pun tiba di perusahaan besar itu. Dengan gaya andalannya Marcus keluar dari mobilnya dan langsung berlari ke sebelah kiri dimana sang putri berada, pria itu memberikan tangan nya seperti seorang pria menyambut tangan kekasihnya.
Laura yang melihat sang papa yang begitu romantis langsung mengulurkan tangannya untuk menyambut tangan dari papan itu sangat tampan di mata nya itu.
Keduanya pun memutuskan untuk masuk ke dalam kantor itu yang langsung di sambut oleh asisten papa nya itu.
"Selamat datang tuan besar dan nona muda di Kurniawan Company" sambut Chiko asisten pribadi papanya.
"Terimakasih atas penyambutan nya dan saya sangat senang dengan penyambutan kalian semua...... Dan kenalkan, gadis cantik yang berada di samping saya ini adalah putri tunggal saya, putri kesayangan saya.... Dan mulai hari ini dialah yang akan mengantikan saya di perusahaan ini, karena saya tidak lagi bisa memimpin perusahaan ini karena ada beberapa hal yang tidak bisa saya katakan kepada kalian, jadi saya harap kalian bisa membantu dan bisa bekerja sama dengan putri saya ini" jelas Marcus kepada semua karyawan nya.
Semua karyawan langsung menunduk memberi hormat kepada Laura, pemimpin baru mereka itu.
Laura mengangguk kepalanya sebagai tanda dia juga memberi hormat dan ucapan terimakasih kepada mereka yang sudah menyambut nya.
"Terimakasih kasih atas penyambutan kalian semua, jadi saya juga meminta kerjasama kalian untuk membantu saya selama saya menjadi pemimpin kalian nanti" ucap Laura yang tersenyum kepada semua karyawan papanya itu.
"Sama-sama" jawab mereka semua.
VISUAL TOKOH UTAMA
Laura Monica Kurniawan (cewek CEO)
Baik, cantik dan cerdas
Albert Einstein Alexander (tuan Mafia)
Tampan, kejam dan cerdik
Hari ini menjadi hari dimana Albert dan Jeremy berangkat ke kota J dimana perusahaan incaran nya berada. Pria itu sudah siap berangkat menggunakan pesawat pribadi nya Italia menuju ke kota J.
"Semua perlengkapan nya sudah siap, dan apa semua pengalihan kepemilikan disana sudah siap" tanya Albert menatap dan Ngin ketemu yang selalu berada di sampingnya itu.
"Semuanya sudah siap dan sekarang sudah waktunya kita untuk berangkat ke kota J tuan" ucap Jeremy tegas.
"Bagus, sekarang juga kita akan berangkat kesana, karena aku sudah tidak sabar untuk melihat bagaimana perusahaan yang selalu di beritakan oleh media bisnis internasional" ucap Albert dengan senyum smirknya.
Beberapa jam berada di dalam pesawat, akhirnya Albert dan Jeremy tiba di kota J. Kedua pria itu langsung turun dari pesawat pribadi nya dan selama berada di dalam pesawat, semua orang yang berada di bandara internasional yang ada di negara M langsung menatap kagum kearah kedua pria yang menggunakan kaca mata hitam itu. Sungguh tidak ada yang bisa menolak pesona dari Albert dan Jeremy yang di kenal sebagai mafia kelas kakap di negara nya.
Saat akan keluar dari bandara untuk menuju ke parkiran mobil yang sedang menunggu nya, tiba-tiba pria tampan itu melihat seorang perempuan yang sedang berdiri di salah satu mobil yang sedang terparkir di sana dan tersenyum menunggu kedatangan seseorang. Albert terpesona dengan kecantikan yang dimiliki oleh gadis itu, walaupun gadis itu menggunakan kaca mata hitam, tetapi dia yakin jika gadis itu sangat cantik.
"Ada apa tuan" tanya Jeremy.
"Tidak ada" ucap Albert yang langsung masuk ke dalam mobilnya itu.
*****
Sedangkan di tempat lain, Laura sedang berdiri di depan mobilnya.
"Lama sekali sih" ucap Laura kesel karena lelah menunggu kedatangan kedua sahabatnya yang baru kembali dari Mexico setelah menyelesaikan tour nya disana.
Laura lebih memilih menunggu di parkiran bandara daripada masuk kesana dan harus berdesakan dengan orang-orang yang berada disana.
Tak lama kemudian, terlihat seorang laki-laki dan seorang gadis berjalan menuju tempat Laura berada.
"Heiiiii sahabat tercinta ku, akhirnya kita berjumpa lagi kan" ucap Shintya memeluk Laura erat. Kemudian Satria ikut memeluk Laura sahabat nya itu.
"Kalian darimana saja sih, aku tuh sudah cape nungguin kalian disingkat" ucap Laura yang mulai kesal dengan sahabatnya itu.
"Sorry ya kita tidak mengabari loe dulu tadi, soalnya ada sedikit masalah di perjalanan tadi jadinya pesawat harus mendarat dulu, sorry banget ya lau" ucap Shintya kembali memeluk sahabatnya itu.
"Oh ya, sebagai permintaan maaf gue dan dan Satria.... Kita ada hadiah ini untuk loe, dan gue yakin jika loe akan suka dengan hadiah yang gue berikan ini" ucap Shintya memberikan hadiah itu untuk sahabatnya.
"Terimakasih ya, ayok gue antar loe berdua pulang ke rumah masing-masing " ucap Laura mengajak temannya untuk ikut dengan nya.
Ketiga nya pun langsung masuk ke mobil milik Laura dengan Satria yang jadi supir kedua gadis itu.
"Oh ya lau, gue dengar dari bapak gue kalau loe mau mengambil alih kepemimpinan dari bapak loe ya" tanya Satria.
"Iya gitulah, loe tau sendiri kan kalau gue itu anak tunggal dari bapak gue, kalau bukan gue yang mewariskan kekayaan nya siapa lain yang akan menjadi ahli waris perusahaan bapak gue itu, dan kepada siapa lagi bapak gue mewariskan perusahaan jika bukan gue, mau menolak pun rasanya tidak bisa, papa gue sudah sangat percaya sama gue sih" ucap Laura lirih.
"Gue yakin loe bisa, oh ya.... Bilang saja bapak lie kalau gue ingin sekali bekerja di perusahaan papa loe, walaupun gue bisa bekerja di perusahaan papa gue, tapi kan gue malas kalau harus mengurus perusahaan papa gue, gue tuh mau mandiri loh, jadi tolong bilangin saja Om Marcus supaya mengizinkan gue bekerja di tempat nya ya" ucap Shintya memohon kepada Laura.
"Nanti loe bisa ke rumah gue aja, minta langsung saja papa gue, soalnya papa gue juga lagi ada di rumah sekarang " ucap Laura.
"Siap hari ini juga gue akan berangkat ke rumah loe.... Satria loe mau ikut kita gak" tanya Shintya menatap sahabatnya yang sedang menyetir mobil milik Laura.
"Lain kali aja deh, gue capek kalau sekarang pergi ke rumah Laura" ucap Satria.
"Ok lah kalau begitu." Ucap mereka berdua.
*****
Setelah mengantar Satria ke rumahnya, kedua cewek itu memutuskan untuk langsung pergi ke Mansion milik Marcus. Shintya memutuskan untuk menginap di Mansion milik Laura, karena kedua orang tuanya sedang berada di luar kota dan kedua orang tuanya menyuruh Shintya untuk menginap di Mansion sahabat mereka yaitu papanya Laura.
Saat akan menuju ke Mansion keluarga Kurniawan. Tiba-tiba kedua gadis itu melihat sebuah mobil yang sangat mencurigakan berdiri sedikit jauh dari gerbang utama Mansion milik Laura.
"Siapa itu dan kenapa mereka berdiri di depan Mansion papa, apa mereka tamunya papa ya" tanya Laura kepada sahabatnya yang juga menatap curiga mobil itu.
"Lah iya kan, gue juga curiga sama mobil itu..... Lebih baik kita turun saja, gue takut jika terjadi sesuatu dengan papa gue" ucap Laura yang turun dari mobilnya, tak lama kemudian Shintya pun ikut turun menemani sahabatnya itu.
Kedua gadis itu pun memutuskan untuk menghampiri mobil itu dan mereka langsung mengetuk kaca mobil itu.
"Heiiiiii buka kacanya" teriak Laura dari luar mobil.
Orang yang berada di dalam mobil itu langsung menatap kearah kedua gadis itu yang sedang mengetuk kaca mobilnya.
Salah satu orang yang ada di dalam mobil itu tersenyum sinis melihat siapa yang berani mengetuk pintu itu. "Kita berjumpa lagi, dan ternyata kau lebih cantik jika tidak menggunakan kaca mata hitam itu" ucap pria yang berada di dalam mobil itu.
"Tuan bagaiman ini, apa kita harus membuka kaca mobil ini dan meladeni kedua gadis itu" tanya Jeremy kepada Albert yang duduk di samping nya.
"Biarkan saja dan langsung bawa mobil ini, jangan biarkan kedua gadis itu mengetahui identitas kita, karena aku yakin salah satu dari mereka memiliki hubungan kekeluargaan dengan Marcus " ucap Albert yang langsung di pahami oleh supir pribadinya.
Mobil itu pun meninggalkan kedua gadis itu itu yang sedang memaki-maki mereka.
"Dasar mobil gila, aku yakin jika mereka itu mata-mata dari musuhnya papa gue dan mereka ingin mengincar papa gue" ucap Laura marah.
"Tenang saja plat mobil nya dan juga ciri-ciri dari mobil itu sudah gue hapal dalam kepala gue, tinggal kita lacak aja dari plat mobil nya" ucap Shintya tersenyum licik kearah Laura yang juga ikut tersenyum kearah sahabatnya itu, dia sedang menyusun rencana untuk mencari mobil beserta penghuni dari mobil yang sudah berani memata-matai papanya.
VISUAL TOKOH
Jeremy Firmansyah (asisten sekaligus temannya pak mafia)
Ganteng
Tegas
Kejam
Sinthya Lorenzo (temannya Laura)
Baik
Cantik
Bar-bar
Kedua gadis itu memutuskan untuk masuk ke dalam Mansion milik Marcus.
"Papa.... " Panggil Laura yang berlari mencari keberadaan papanya itu.
"Om Marcus" tak lupa juga panggilan dari Sintya yang ikut meneriaki nama Marcus.
Marcus langsung menatap kedua gadis itu yang berlari mencari keberadaan diri nya.
"Ada apa dengan dua ajak itu, sungguh membuat saya pusing saja menghadapi tingkah laku kedua gadis itu" ucap Marcus yang menatap datar kearah putri nya dan juga sahabat dari putrinya yang datang untuk mencari dirinya.
"Ada apa anak-anak, kenapa kalian heboh sekali" tanya Marcus menatap kedua gadis yang sedang berdiri di depannya itu.
"Papa tau sesuatu tidak" tanya Laura yang duduk di samping papa nya.
"Ada apa" tanya Marcus lagi yang penasaran dengan cerita dari kedua gadis yang duduk di hadapan nya itu.
"Tadi ada orang yang berdiri di depan pagar rumah kita pa, pas aku mau menghampiri mobil itu, pemilik mobil itu langsung pergi dari sana dan kami curiga kalau itu mata-mata nya orang yang ingin melukai papa" cerita Laura.
"Iya om, saat kami ingin mengejarnya dia malah pergi dari sana sungguh sangat mencurigakan sekali kan om" ucap Sintya.
Marcus diam sebentar, sepertinya dia mulai curiga dengan seseorang. "Apa dia sudah kembali" batin Marcus menatap kedua gadis itu yang masih berada di hadapannya itu.
"Kalian tenang saja, papa akan mencari tau siapa yang ang berani main-main dengan ku dan untuk Laura, papa berharap sekali kau bisa mengantikan posisi papa di perusahaan papa, jangan sampai ada orang yang berani mengusik perusahaan itu" peringatan Marcus kepada putrinya itu.
"Iya pa...... Aku akan menjaga nama baik papa dan perusahaan papa.... Oh iya pa, ada yang ingin disampaikan oleh Sintya" ucap Laura menatap papanya.
"Ada apa nak, apa yang ingin kau sampaikan kepada Om, apa ini menyangkut papa dan mama mu disana" tanya Marcus menatap putri dari sahabatnya itu.
"Om..... Bolehkah aku bekerja jadi asistennya Laura, aku mohon om tolong terima akan di perusahaan om, aku tuh malas kalau harus bekerja dengan papa, papa terlalu banyak a aturan dan aku tidak suka jika papa terus-terusan mengekang aku nanti" ucap Sintya memelas
Marcus tersenyum melihat wajah memelas sahabat dari putrinya.
"Jadi kamu mau bekerja di perusahaan Om dan menjadi asisten nya Laura" tanya Marcus menatap gadis yang berada di depannya itu.
"Benar sekali om, jadi gimana om, apa bisa aku bekerja disana" tanya Sintya.
"Coba tanya Laura, om sudah memberikan semua wewenang kepada sahabat kamu itu nak" ucap Marcus menunjukan kearah Laura yang sedang duduk santai di hadapannya papa dan sahabat nya itu.
"Ya aku sih setuju saja, lagipula dia kan sahabat aku juga jadi itu kemudahan aku untuk menyelesaikan semua pekerjaan aku disana" ucap Laura menatap Sintya yang sudah tersenyum manis menatap dirinya.
"Ya kalau Laura sudah setuju, Om pun akan setuju" ucap Marcus yang membuat Sintya tersenyum lebar dan langsung memeluk sahabatnya itu. Marcus hanya tersenyum menatap kedua gadis itu yang terlihat sangat bahagia.
"Oh ya nak, papa ingin mengatakan sesuatu kepada kalian..... Malam ini papa akan ke Mexico untuk mengadakan rapat dengan pemegang saham yang ada di sana, dan untuk kembali kesini papa tidak memastikan jika papa akan kembali secepat mungkin, karena papa juga harus menyelesaikan beberapa bermasalah yang ada di sana" ucap Marcus.
"Lah.... Jadi papa akan kesana, terus aku gimana pa, aku kan baru belajar di perusahaan papa, jika aku salah gimana" tanya Laura.
"Papa percaya sama kamu nak, dan papa yakin jika kamu akan bisa mengantikan posisi papa nanti, jadi kamu harus semangat ya dan nanti ada asisten papa yang juga akan turun tangan membantu kalian berdua" ucap Marcus.
" Siap pak, doakan kamu tidak ada menghadapi masalah apapun selama papa tidak bersama kami" ucap Laura
Pastinya sayang, papa akan selalu mendoakan kalian berdua" ucap Marcus yang memeluk Laura dan Sintya yang sudah dianggap seperti putri kandungnya sendiri.
*******
Malam ini, lara dan Sintya mengantar keberangkatan Marcus ke Mexico. Setelah acara pelukan antara ayah dan anak itu akhirnya kedua gadis itu memutuskan untuk kembali ke mansion besar milik keluarga Kurniawan. Tanpa mereka sadari, jika seseorang sedang mengawasi kedua gadis itu dari jarak jauh. Terlihat Albert dan Jeremy sedang mengawasi mansion Marcus dan mereka tanpa sengaja malah kembali bertemu dengan dua gadis yang mengetuk kaca mobilnya tadi.
"Apa kedua gadis itu putrinya Marcus" tanya Albert.
"Aku belum bisa mendapatkan informasi mengenai putri dari Marcus tuan, karena Marcus begitu hebat salam menyembunyikan diri identitas dari keluarga nya.... yang saya dapatkan informasi dari Marcus hanya tentang istrinya yang meninggalkan dua puluh tahun yang lalu, tapi untuk memastikan apa anak yang ada di kandungan istrinya itu masih hidup atau tidak, itu tidak kami dapatkan informasi secara akurat tuan" ucap Jeremy menatap tuannya yang masih menatap kearah Mansion milik Marcus yang sudah sunyi hanya beberapa orang saja yang masih berjaga di dalam mansion itu.
"tuan apa kau tertarik dengan salah satu gadis kemaren" tanya Jeremy.
Albert hanya diam tanpa menjawab pertanyaan dari tangan kanan nya itu.
"jalan" ucap Albert datar dan memerintahkan sopir pribadi nya untuk menjalankan mobilnya.
Keesokan harinya, Laura dan Sintya sudah siap untuk menuju ke kantor, kedua gadis itu sudah berpakaian rapi dengan menggunakan jas kantor dipadukan dengan celana kain yang sangat mendukung penampilan mereka berdua. tak lupa dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mereka berdua.
"Apa sudah siap" tanya Laura kepada kedua sahabatnya.
"Siap gas lah" ucap Sintya yang baru keluar dari kamar yang khusus untuk dirinya tempati jika gadis itu tidur di Mansion nya Marcus.
"Ayo" ucap Laura yang langsung menuju ke mobil kesayangan nya yang di pesan khusus oleh papanya saat gadis itu berulang tahun.
"Tak lama kemudian, kedua gadis itu sudah tiba di kantor Kurniawan Company, perusahaan milik Marcus Kurniawan.
Kedatangan Laura dan Sintya di sambut oleh semua karyawan dari perusahaan itu, walaupun ini bukan pertama kali nya ke kantor, tetapi hari ini untuk pertama kalinya Laura menjadi CEO di perusahaan papanya itu.
"Selamat pagi nona Laura" ucap salah satu karyawan yang sering cari muka dengan atasan.
"Pagi" ucap Laura terkesan cuek, karena dia tau apa yang menjadi alasan wanita yang ada di depannya itu menyapa dirinya.
kedua gadis itu memutuskan untuk pergi dari hadapan wanita yang baru saja menyapa meteja berdua. wanita itu hanya diam menatap kepergian dari CEO barunya itu.
"sungguh sangat sombong" ucap wanita itu geram.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!