...Selamat datang jangan lupa tambahkan favorit/subscribe yaa All...
............
Malam harinya setelah pernikahan yang terjadi karena perjodohan orang tua .
" walaupun kita sudah menikah Aku tidak akan ikut campur soal hubungan kalian , asal kemanapun kakak pergi Aku ikut " Pernyataan Ara yang duduk di tepi ranjang pada Rey dimalam pernikahan mereka .
" Hehhh, gadis gila jadi kau juga ingin ikut ketika Aku jalan dengan kekasihku ?" ucap Rey menatap gadis itu dengan sorot mata intimidasi.
" Kemanapun Kakak pergi Aku ikut " senyum lebar Ara penuh kemenangan karena hanya bersama Rey lah Ara bisa melihat dan menikmati dunia luar dengan bebas tidak seperti kehidupan nya selama ini yang layaknya burung di dalam sangkar emas .
" Aku berjanji hanya ikut saja tidak akan mengganggumu Kak " sambung Ara meyakinkan.
" Lalu mengapa kau harus ikut dengan Ku , sebagai seorang suami Aku akan memberikan kebebasan untukmu kemanapun ingin pergi " ucap Rey menatap gadis yang kini berstatus istrinya setelah beberapa jam yang lalu .
" Aku takut nanti ada lagi yang akan membunuhku karena bersama Kakak saja keselamatan ku terjaga jadi Aku akan ikut kemanapun Kakak pergi " ucap Ara dengan senang.
walaupun berat menerima perjodohan ini tapi menikah dengan Rey membuat dia terbebas dari belenggu keluarga yang selama ini selalu membatasi ruang gerak bahkan Ara harus hidup dibawah aturan mereka semua dari kecil hingga hampir dewasa seperti sekarang.
Demi alasan keselamatan.
" Aku berjanji akan memberikan mu pengawalan yang ketat tapi jangan ikut dengan ku " tegas Rey bernafas kasar , belum sehari dia menikahi gadis itu tapi permintaan nya sudah membuat kepala Rey ingin pecah memikirkan nya .
" Nggak , Aku mau ikut kakak pokoknya" tegas Ara keras kepala , demi apapun dia ingin bebas dan merasakan dunia luar yang telah lama sekali dia rindukan.
Ara adalah anak yang sedari kecil kehidupan dan sesuatu yang bisa dia akses sangat terbatas walaupun hidup bergelimang harta karena alasan keselamatan dia sebagai putri mahkota sekaligus pewaris tahta mafia .
" Okey, jika kamu ingin ikut tapi Aku tidak menerima bantahan apalagi sebuah larangan " tegas Rey menatap gadis kecil yang kini menunduk bermain ujung selimut itu .
" Iya kak Aku janji bakal patuh " ucap Ara yang malah membuat Rey geleng kepala .
" Harus patuh , jika kamu nakal dan berbuat sesuatu yang membuat Saya marah jangan harap dapat uang jajan " tegas Rey menarik nafas panjang mencoba menerima kenyataan kalau dia sudah menikah dengan wanita yang sama sekali tidak dicintai dan istrinya pun berusia 8 tahun lebih muda dari nya .
" Aku hanya ingin merasakan dunia kebebasan, kalau soal jajan tidak kakak kasih pun uang Aku banyak " ketus Ara berdiri menatap Rey dengan mata menyipit lalu berjalan keluar kamar meninggalkan pria sialan yang berstatus suaminya sejak beberapa jam yang lalu .
" Huftt, Rey cobalah bersabar " Rey berusaha menasehati dirinya agar tidak marah walaupun nafasnya sudah memburu dengan amarah yang ingin meledak .
" Jangan sampai kau menyakiti gadis itu " Rey meninju dinding saat tidak bisa melampiaskan emosinya pada gadis kecil itu .
Keluarga Ara memang hanya menekankan satu hal pada Rey yaitu jangan sampai menyakiti Ara jika tidak ingin lenyap dalam hitungan detik .
" Astaga Papa , apa tidak ada wanita lain selain dia " teriak Rey merasa frustasi membayangkan kehidupan nya kedepan.
Rey sama sekali tidak bisa menolak permintaan Papa yang menjodohkan dia dengan putri sahabat papanya karena sebuah alasan kekeluargaan dan misi rahasia.
Ceklek .
" Kemana dia?" tanya Rey pada pelayan karena Ara tidak masuk kamar lagi setelah keluar .
" diruang makan tuan " jawab pelayan .
Rey menuruni tangga menuju ruang makan dilantai dasar menatap dengan jengkel Ara yang sudah makan saja tanpa mengajak nya .
" hmm" sindir Rey yang berdiri dekat meja makan mewahnya saat Ara duduk di kursi yang biasa dia duduki .
" Aku pikir salah masuk rumah , rupanya ini memang rumahku " sindir Rey sekali lagi saat gadis itu terus makan seolah tak peduli dengan kehadiran Rey .
Brak
" Lalu kalau ini rumah mu kenapa? Aku lapar " kata Ara menggebrak meja sampai Rey bahkan pelayan dan bodyguard yang berjaga disekitar sana kaget .
" Benar-benar tidak sopan " ucap Rey langsung menjewer telinga gadis itu yang berani menggebrak meja.
" Harus Aku sopan pada orang yang menyindir saat Aku makan di rumah nya , benar-benar pelit " pernyataan Ara yang membuat Rey terdiam karena dia juga salah .
" A,Aku bukan melarang makan tapi mengapa tidak mengajak ?" tanya Rey dengan sedikit gelagapan.
" Aku pikir kakak tidak lapar " ucap Ara berpindah duduk ke kursi sebelah dengan cepat sambil membawa piringnya .
" Apa kamu melihat Aku makan sejak tadi " ucap Rey yang merujuk pada pertemuan pertama mereka pagi tadi sampai langsung menikah di sore hari nya.
" Aku mana ingat , yang jelas Aku lapar " ucap Ara melahap makanan di piring dengan penuh sensasi .
" Astaga " batin Rey merutuki dirinya yang barusan berpikir Ara akan mengambilkan nya nasi tapi ternyata gadis itu malah menambah nasi di piring nya lagi .
" Ambilkan saya makanan" ucap Rey pada pelayannya dengan formal .
" Dihhh, manja banget nasi aja minta ambilkan kayak nggak punya tangan aja" hujat Ara menatap geli pria galak yang ternyata begitu manja .
" Apa kamu tidak pernah melihat Daddy mu diambilkan nasi oleh istrinya?" tanya Rey dengan mata menyipit .
" Itukan tugas istrinya " jawab Ara dengan spontan.
" Jadi sekarang kamu itu siapa ?" tanya Rey to the points.
" Benar-benar anj..." ucap Ara menarik dengan kasar sendok dari tangan pelayan Rey lalu mengambilkan makanan untuk pria yang berani menyindirnya secara terang-terangan.
" Awas kalau tidak habis " ucap Ara yang berdiri itu mengisi piring dihadapan Rey dengan beberapa sendok nasi lalu memberikan setiap macam lauk pauk yang ada di piring saji .
" Kamu pikir Aku anjing beneran memakan semua yang dicampur-campur begini " ucap Rey menatap makanan di atas piringnya yang sudah seperti nasi campur saking rame nya dengan lauk pauk .
" Iya , Hahaha " tawa meledak Ara akan berlari tapi kerah bajunya langsung dipegang oleh Rey .
" Ihhh, apa sih?" kata Ara yang ditarik kerah baju bagian belakang nya oleh Rey .
" Ambil lagi nggak " pernyataan tegas Rey .
" iya-iya" kata Ara rada ngeri saat Rey mengangkat kerah baju yang dipakainya sampai Ara pun terangkat dibuatnya.
Ara kembali duduk di kursi sebelah Rey lalu memindahkan beberapa lauk pauk dari piring Rey ke piringnya dengan tangan .
" benar-benar gadis jorok " ucap Rey tapi walaupun begitu tetap memakan makanan di piringnya karena sudah lapar juga .
" Yaudah kalau jorok sini Aku habiskan" ucap Ara akan menjangkau lagi .
" Ehhh, Aku juga mau makan " ucap Rey menepis tangan Ara .
" Makanya jangan sok bersih " ucap Ara memegang paha ayam goreng lalu makan sambil bersandar ke kursi dengan menaikkan satu kaki keatas .
plakkk
"jangan duduk menginjak kursi " ucap Rey dengan tegas setelah menampar pelan kaki Ara yang duduk tidak sopan itu .
" Alah kursi jelek begini doang pake nggak boleh diinjak" ucap Ara dengan emosi berdiri diatas kursi dan menginjak-injak puluhan kali bantalan empuk kursi meja makan milik Rey .
" Maksud Aku, Kamu itu duduk tidak sopan begitu bukan menginjak kursi yang tidak boleh " ucap Rey memperbaiki bahasa agar gadis itu tidak salah mengartikan ucapan nya .
" Ohhh bilang kek, Aku memang kebiasaan kalau makan kaki naik ke kursi satu . Daddy juga sering marah " ucap Ara kembali duduk dan melanjutkan makannya.
" Biasa makan di warung kamu ?" ledek Rey , karena hanya orang yang biasa makan di warung yang punya kebiasaan seperti itu.
" Jangankan ke warung Kak ke luar rumah aja kalau nggak penting-penting amat nggak boleh " jawab Ara yang tengah makan itu dengan jujur .
" Wajar dia begitu nakal ternyata memang Ara hidup tidak sesuai keinginan nya , jadi dia nakal sebenarnya bukan tidak mau diatur tapi bentuk pemberontak kan atas aturan yang mengekang hidupnya" batin Rey melamun membayangkan betapa membosankan nya hidup Ara yang tidak bisa hidup sesuai keinginan.
Rey memang sebelumnya tidak kenal dengan Ara bahkan bertemu secara langsung saja baru tadi pagi dan mereka malah langsung dinikahkan oleh orang tua mereka .
Tapi sedikit informasi publik yang selama ini semua orang tau Ara adalah anak yang sangat nakal walaupun sudah SMA .
" Malah melamun habisin makan nya " ucap Ara yang sudah selesai makan berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangan nya.
" Aku sudah kenyang " ucap Rey membersihkan mulutnya dengan tisu lalu meminum beberapa teguk air .
" Hehhh Bocil jangan bermain sabun cepat cuci tangan Aku tunggu di kamar "Ucap Rey bergegas pergi .
..........
" Apa sudah selesai ?" tanya Rey pada bodyguard nya begitu sampai di depan kamar utama .
" Sudah tuan " jawab mereka .
" bagus" ucap Rey masuk kedalam kamarnya dan berbaring diatas ranjang king size nya dengan nyaman .
" Kak geser " ucap Ara juga sudah mengantuk tapi Rey berbaring ditengah ranjang .
" Hehhh Bocil jangan berharap bisa tidur berdua dengan ku " tegas Rey langsung duduk begitu mendengar Ara menyuruh nya bergeser .
" Dih Babi. siapa juga yang berharap tidur bareng Aku menyuruh bergeser karena mau ambil bantal " ucap Ara langsung menarik dengan kasar bantal di kepala Rey .
plakkk .
" Manis sekali mulut anak SMA satu ini " sindir Rey pada Ara yang berucap kotor .
" Hehehe maaf kak " kekeh Ara yang benar-benar tidak sengaja berucap seperti itu hanya spontanitas saja tadi .
" Tidur disana " ucap Rey menunjuk ranjang kecil disudut ruangan .
" Waahhhh" Ara sampai meronta-ronta kesenangan melihat ranjang baru nya yang disediakan oleh Rey .
" Astaga dia benar-benar sudah bosan hidup mewah " suara kecil Rey menatap Ara yang sangat senang tidur diranjang kecil yang kapasitasnya hanya untuk satu orang berbeda dengan ranjang king size yang biasa dia tiduri .
Sebenarnya Rey tidak keberatan satu ranjang dengan Ara saat tidur tapi mengingat gadis itu adalah anak mafia Rey merasa ngeri saja membayangkan hal horor , walaupun gadis itu terlihat nakal dan manja tapi tidak menutup kemungkinan jiwa psikopat ada dalam dirinya.
Rey takut dibunuh saat tertidur pulas oleh gadis itu ! .
" Kak Rey boleh menaruh beberapa barang dan boneka diranjang itu?" tanya Ara yang kembali datang menghampiri Rey.
Rey melirik ranjang disudut kamarnya yang begitu luas lalu mengangguk merasa kurang layak juga jika Rey hanya memberikan ranjang untuk tidur barangkali gadis itu suka boneka untuk teman tidurnya .
" temui bodyguard di luar lalu katakan pada mereka boneka apa yang kamu inginkan" kata Rey yang masih menatap ponselnya dengan fokus .
" ikut beli sama mereka boleh ?" tanya Ara dengan tatapan penuh harap .
" Tidak , jangan rewel " tegas Rey membentengi dan sama sekali tidak mau mengambil resiko .
" Tapi ,"
" Aku sudah memberikan mu sedikit kebebasan dengan menjadi istriku jadi jangan sampai ulah nakal membuat Aku mengembalikan tanggung jawab terhadap kamu kepada Daddy " ancam Rey yang membuat Ara diam tak berkutik dan langsung pergi menemui bodyguard diluar kamar .
30 menit kemudian barang yang Ara inginkan sudah datang membuatnya semakin senang dan semangat .
Rey yang duduk bersandar ke kepala ranjang sesekali mengalihkan tatapan dari laptop nya pada Ara yang terlihat sibuk menata boneka di ranjangnya yang memang menempel ke dinding .
Ara membentangkan karpet bludru di samping ranjang nya lalu terakhir dia membuka plastik besar yang ternyata isinya boneka berukuran hampir dua kali tubuh gadis itu membuat Rey hilang fokus jadinya.
" Nah kamu tidur disini bareng Aku " ucap Ara menaruh boneka besar itu di atas ranjang nya .
" Hehhh, Bocil kalau menaruh boneka diranjang kamu mau tidur dimana ?" ucap Rey geleng kepala menatap boneka beruang yang sudah memenuhi ranjang gadis itu .
" mmmh, muat ini " kata Ara akan tidur di tepi .
" Turunkan " tegas Rey .
" Haaaa Aku mau peluk kalau tidur " ucap Ara rada merengek saat Rey melarang nya menaruh boneka itu di ranjang .
" Peluk boneka kecil saja , jangan sampai kamu jatuh dari ranjang dan Daddy akan menyalahkan Aku nanti " tegas Rey tidak menerima bantahan.
"Mmmh, baiklah " ucap Ara dengan berat hati menyandarkan boneka itu Kedinding setelah menaruhnya di karpet .
Ara berbaring di ranjang empuknya lalu memeluk boneka setelah menarik selimut .
10 menit kemudian .
" Dia sudah tertidur " ucapan pelan Rey segera menutup laptop nya dan mematikan lampu utama kamar .
Tadi Rey hanya mencoba menyibukkan diri karena merasa sedikit canggung saat berada berdua saja dengan Ara yang sama sekali tidak akrab dengan nya .
" Sayang cepatlah pulang " ucap Rey menatap foto pacarnya yang kini tengah berada di luar negri .
Drettt
drettt.
" Hallo Sayang " ucap Rey menyalakan kembali lampu setelah mengangkat panggilan vidio dari Hazeera .
" Apakah hangat tidur berdua dengan istrimu ?" tanya Hazeera begitu melihat wajah Rey .
Pacar Rey memang tau kalau dia telah menikah untuk memenuhi permintaan keluarga nya .
" Aku tidur pisah ranjang dengan nya " ucap Rey yang tergelak melihat wajah cemburu kekasihnya.
Rey sangat mencintai Hazeera namun entah mengapa hubungan mereka tidak mendapatkan restu dari kedua orang tua Rey .
" Cepatlah kembali Aku sangat merindukan mu " ucap Rey menatap penuh kerinduan Hazeera yang kini menangis sendu , sepertinya dia belum bisa menerima kenyataan kalau Rey sudah menikah .
" Rey dia hanya gadis kecil Kamu tidak mungkin jatuh cinta padanya kan ?" tanya Hazeera dengan suara kecil menatap Rey dengan tatapan dalam .
Hazeera sedikit tau tentang siapa wanita yang menjadi istri Rey walaupun dia seorang putri mahkota tapi sangat banyak mines nya dan yang paling menjorok adalah nakal .
Hazeera sangat tau spek seperti apa idaman Rey karena itu lah dia merasa senang karena tidak satupun dari gadis itu yang menjadi keinginan Rey bahkan dia bertubuh kecil .
" Cintaku sudah habis untuk kamu sayang " pernyataan cinta Rey menatap penuh cinta kekasihnya.
..........
" Benar-benar wanita bodoh malah Baper kalau cintanya sudah habis berarti udah nggak bersisa dong buat besok" kekeh Ara yang pura-pura tidur itu malah menguping pembicaraan Rey dengan pacarnya.
Drettt
Drettt
Setelah mendengar beberapa kali deringan ponselnya Ara terbangun dan mengangkatnya.
" Hallo Daddy " kata Ara mengangkat panggilan vidio dari Daddynya.
" Ara kamu dimana ?" tanya Daddy begitu melihat Ara yang bersandar kedinding walaupun sedang berbaring di bantal .
" Ya tidur dikamar kan sudah malam Daddy " jawab Ara menatap wajah tegas Daddy nya yang terlihat campur aduk .
" Ara yang ingin tidur di tepi sebelah dinding Daddy " Jawab Rey yang berbaring miring di dekat Ara .
" Ara mana Rey Daddy ingin bicara " ucap Daddy yang langsung berubah ekspresi menjadi tenang begitu mendengar suara Rey .
" Ini " kata Ara dengan wajah tanpa ekspresi menatap Rey yang berbaring satu bantal berdua dengan nya .
Benar-benar sempit!
" Astaga Rey mengapa berbaring satu bantal berdua " tawa Mommy Ara mengangkat sebelah alisnya melihat kepala Ara dan Rey yang begitu dekat .
" Ara yang numpang di bantalku Mom" jawab Rey dengan santainya.
brak
Ara langsung memukul kepala Rey yang berucap menjelekkan nya .
" Kakak yang numpang di bantal Aku " kata Ara tak terima .
" Anak Daddy pelit sekali " ucap Rey dengan wajah pasrah nya di pukuli oleh Ara .
" Ara Daddy ingin bicara serius dengan Rey " ucap Daddy yang ingin bicara serius dengan Rey .
Ara yang duduk bersandar ke dinding itu terdiam mendengar ucapan Daddynya.
" tidurlah dulu " ucap Rey singkat lalu segera duduk agar Ara bisa berbaring.
" Tidak perlu pergi jauh-jauh nak sambil tidur saja sudah malam juga " ucap Daddy yang hanya ingin menyampaikan beberapa hal .
" i, iya Daddy " kata Rey kembali berbaring miring dan menarik Ara agar berbaring di samping nya .
" pegang Aku " bisik Rey pada Ara yang takut jatuh karena saat mereka tidur telentang berdua ranjang itu menjadi sempit bahkan Rey hampir jatuh jika lengannya tidak dipegang Ara .
Akhirnya mereka berdua berbaring miring dengan posisi berhadapan dan Ara memegang lengan Rey agar tidak jatuh .
" Daddy mau bicara apa ?" tanya Rey dengan seulas senyum mendengarkan apa yang dikatakan oleh Daddy Ara padanya .
10 menit kemudian .
" Aduh" ringis Rey yang jatuh kebawah ranjang karena Ara melepaskan pegangan nya .
" Benar-benar gadis nakal " umpat Rey menatap Ara yang begitu jahat langsung melepaskan pegangan tanpa aba-aba begitu telfon mati sehingga Rey yang sama sekali tidak siap jatuh kebawah ranjang .
" Siapa suruh kesini sudah tau sempit " kata Ara dengan wajah tanpa dosanya setelah membuat Rey terjatuh dari ranjang .
" Jadi kamu ingin Daddy tau kalau kita tidur pisah ranjang ?" tanya Rey dengan begitu kesal berjalan kembali menuju ranjangnya.
Ara kembali berbaring nyaman diatas ranjang nya memeluk boneka panda lalu tertidur lelap dalam waktu hitungan menit .
" Akhh, benar-benar gadis sialan " ucap Rey yang yang merasa pinggang nya sakit setelah jatuh dari ranjang yang cukup tinggi .
Pagi harinya.
" Kak Rey cepat " suara menggelegar Ara menggedor pintu kamar mandi berulang kali .
" Apa ? tidak bisakah berbicara pelan " ucap Rey membuka pintu kamar mandi .
" Lama banget " omel Ara yang langsung lari ke dalam toilet karena tidak tahan ingin pipis .
" Cepatlah, Aku ingin mandi " ucap Rey juga menggedor pintu toilet tak kalah keras seperti yang dilakukan Ara tadi .
" Ya mandi aja , Aku kan di dalam toilet " jawab Ara dari dalam .
" enak aja nanti Kamu intip lagi " ucap Rey waspada.
5 menit kemudian.
" Dih ngintip ? kalau mau nggak usah ngintip di ponsel ada yang polos " jawab Ara yang membuat Rey terperanjat mendengarnya dan semakin kaget saat Ara yang keluar itu membanting pintu kamar mandi .
" Astaga" batin Rey mengelus dada dan mengunci kembali pintu kamar mandi .
Selesai mandi Rey memakai stelan jas lengkap dan menuruni tangga untuk berangkat ke kantor pagi sekali .
" Apa kalian melihat Ara ?" tanya Rey pada bodyguard yang berdiri didekat tangga , Rey baru teringat dengan Ara yang tidak masuk kamar lagi setelah terakhir menggedor pintu kamar mandi.
" Nyonya di dapur Tuan" jawab Bodyguard itu .
" Jangan panggil gadis itu dengan sebutan Nyonya " ralat Rey .
" Nona di dapur Tuan " kata bodyguard itu meralat ucapannya.
" Hehhh, jangan pernah juga kalian panggil dia Nona karena dia adalah istriku " ucap Rey yang malah tidak suka sekali saat Ara dipanggil Nona .
" Terus kita panggil apa?" kata bodyguard itu penuh tanda tanya menatap Rey yang berjalan menuruni tangga.
..........
" Mandi dimana kamu?" tanya Rey menghampiri Ara di dapur yang ternyata sedang memasak .
" Numpang di kamar bibi " jawab Ara yang masih sibuk mengaduk masakannya di dalam panci .
" Apa tidak ada satupun kamar mandi dirumah ini yang kamu sukai selain kamar mandi pelayan ?" geleng kepala Rey bisa-bisa Ara mandi dikamar pelayan.
" Tidak ada, siapa suruh mandi lama " ketus Ara menatap Rey yang ternyata sudah siap dengan stelan jas kerja .
" Aku akan berangkat kerja dan ini uang jajan mu " ucap Rey menaruh uang jajan untuk Ara diatas meja makan lalu segera pergi .
istri Rey gadis kecil jadi harus dikasih jajan setiap hari dan juga sebagai pemenuhan syarat yang dulu Ara ajukan sebelum mereka menikah .
" Hehhh, jika tidak kakak makan masakan ini Aku tidak akan pernah memasak lagi untukmu " suara keras Ara meneriaki Rey yang akan berangkat kerja itu.
" Aku buru-buru" jawab Rey yang sudah terlanjur berjanji menjemput Hazeera di bandara.
" Jadi kakak pikir Aku tidak buru-buru ingin tidur lagi " ketus Ara yang sudah rela bangun pagi di hari cuti sekolah hanya untuk memasak sesuai permintaan Mama Rey .
" Tunggu sebentar 5 menit lagi selesai " ucap Ara .
" Tidak bisa aku harus,"
prang .
Ara melempar spatula yang dipegangnya kedalam tempat cuci piring sehingga menimbulkan suara cukup nyaring .
" Berani kau membanting barang-barang" teriak Rey .
" Kenapa tidak , kakak benar-benar tidak bisa menghargai jerih payah orang lain " ucap Ara keluar dari dapur dan berjalan melewati Rey .
" Iya Aku makan " ucap Rey memegang tangan Ara , wajar gadis itu marah padahal dia sudah bangun pagi-pagi sekali hanya demi memasak untuk Rey .
" Nggak usah , nanti Aku bilang Mama Kak Rey aja kalau kakak tidak makan dirumah jadi Aku tidak perlu memasak lagi " kata Ara yang tiba-tiba kembali tersenyum ceria saat sadar satu tanggungjawab nya akan gugur jadi apa yang harus dia marah kan.
" Tidak. Saya akan makan cepatlah sajikan " ucap Rey yang tidak mau melepaskan tangan Ara .
" Itu banyak pelayan Aku mau mengeringkan rambut" ucap Ara melepaskan dengan paksa pegangan tangan Rey .
" Jika tidak diambilkan Aku tidak akan makan " ucap Rey yang jadi tau kenapa Ara terlihat senang kembali karena tau satu tanggung jawab nya akan gugur .
" Hehhh, benar-benar merepotkan" ucap Ara dengan malas mengambil secepat kilat uang diatas meja makan lalu kembali masuk kedalam dapur .
" Benar-benar Baby Mafia" batin Rey mengangkat bahu dengan ngeri masih teringat jelas bagaimana Ara melempar spatula dengan cukup keras dan berani
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!