NovelToon NovelToon

CINTA YANG LAIN

BAB 001 HEAVEN ANGEL'S

Heaven Angel's sebuah circle yang berisi ketiga gadis dengan wajah rupawan seperti malaikat. Ketiganya merupakan most wanted girl Geraldy High School, ditakuti oleh seluruh murid karena kekuasaan yang mereka miliki.  Karen merupakan putri pemilik sekolah sehingga dia dan keda sahabatnya semakin bersikap semena-mena, tindakan mereka sangat buruk. Menindas, merusak fasilitas sekolah, membolos dan melanggar peraturan sekolah lainnya. Banyak hal buruk yang melekat pada mereka. Ketiganya memiliki banyak pembenci di sekolah ini tetapi tidak ada yang menunjukannya secara terang-terangan, termasuk para guru yang sangat membenci mereka. Tetapi, siapa yang peduli? Bukan urusan mereka juga.

"Oh My God! Karen, kok, lo gak bilang sama kita kalo lo di follow sama Eros!" Teriakan itu mengundang tatapan dari murid lain yang kini menatap ke arah mereka dengan tatapan penasaran.

"Ck! Kebiasaan banget, sih, lo! Teriak-teriak gak jelas, lo pikir ini hutan?" protes Rachel gadis paling jutek diantara mereka.

"Sorry, gue kaget, anjir!" Seyra mendengus pelan, lalu kembali menatap pada Karen yang sedang menikmati makanannya dengan tenang. "Karen, kenapa lo gak cerita ke kita?"

Rachel buru-buru membuka akun instagram milik sahabatnya, kedua matanya melebar sempurna saat melihat akun instagram milik Eros berada di urutan follower instagram Karen.

"Ini serius?" tanyanya menatap Karen dengan tatapan tak percaya.

"Lo harus jelasin ke kita!"Suara Rachel sedikit berbisik saat mengingat mereka masih berada di kantin.

"Apa?" tanya Karen pura-pura tidak tahu.

Seyra dan Rachel hampir saja memasukan satu sendok sambal yang berada di depan mereka pada mulut Karen.

"Gak usah pura-pura bego! Buruan jelasin ke kita apa maksud ini semua?"

"Apa, sih? Lo berdua lebay banget, anjir! Cuma kaya gitu aja lo permasalahin," decak Karen kesal.

"Lo lupa? Peraturan yang kita buat 'Di antara kita gak boleh ada rahasia'. Lupa lo?" Seyra mengingatkan peraturan yang mereka buat sejak awal mereka bersahabat.

"Enggak mungkin gue lupa. Tapi, emang gak ada yang perlu dijelasin," ucap Karen sambil mengunyah makanannya.

"Gak mungkin!" Kompak Rachel dan Seyra membuat Karen terkejut.

"Terserah lo berdua, sih, mau percaya atau enggak. Tapi, satu yang harus lo tahu. Gue gak kenal sama tuh cowok, perkara dia follow instagram gue itu bukan urusan gue," jelas Karen setelah menyelesaikan makanannya.

"Gue tetep gak percaya sama lo, Ka. Gak mungkin lo gak kenal sama Eros, pasti lo tau dia cowok yang digilai semua cewek di GHS." Seyra benar-benar tidak bisa mempercayai penjelasan Karen. "Eros! Cowok yang kemaren baru diangkat sebagai ketua Ravegaz sama Kakak lo. Masa lo gak tau, sih?"

"Iya, sekarang Ravegaz berada dipimpinan Eros. Cowok seangkatan kita yang selalu dijuluki Ice prince." Rachel memutar kedua matanya malas yang melihat Karen hanya bersikap santai seolah hal itu biasa saja. "Selain itu dia kenal deket sama kakak lo, dia juga sering main ke rumah lo. Masa lo gak kenal, sih?" Ahh, Rachel merutuki sahabatnya ini yang terlalu abai atau terlalu bego. Cowok seganteng Eros saja tidak tahu. Sulit dipercaya.

"Iya, gue tau. Gak usah lo jelasin juga, gak penting!" Karen mulai bangkit dari duduknya, mengajak kedua sahabatnya untuk keluar dari kantin. Mereka hanya menurut saja, mengikuti Karen dari belakang sudah seperti dayang-dayang.

"Udah kenyang lo?" sindir Seyra melirik Karen yang berjalan di tengah.

"Udah," jawab Karen malas. "Makasih, ya, udah nemenin gue sarapan," lanjutnya dengan ogah-ogahan.

"Mikisih, yi, idih niminin giwi siripin," cibir Rachel kesal.

Karen menampol mulut Rachel menggunakan tangannya, tidak keras tapi cukup membuat cewek itu meringis. "Lo gak ikhlas banget kayanya nungguin gue sarapan."

"Bukan gak ikhlas, Karen. Kita cuma kesel aja, lo tega bener gak nawarin kita buat sarapan bareng," ucap Seyra menyentuh perut ratanya dengan lesu. "Gue juga laper."

Rachel mengangguk membenarkan perkataan Seyra.

"Ya, gue gak tau kalo lo berdua laper. Lagian, kenapa kalian gak pesen sendiri. Harus banget gue tawarin dulu." Karen melirik kedua sahabatnya dengan heran.

"Gue gak punya duit, anjir. Uang jajan gue dipotong gara-gara kemaren kena skorsing." Rachel mengutuk Papahnya yang dengan seenaknya memotong uang jajannya hanya karena dirinya mendapatkan skorsing dari sekolah selama tiga hari.

"Sama, anjir. Lebih parah gue, sih, yang gak dikasih uang bulanan gara-gara kemaren." Nasib Seyra tidak jauh berbeda dengan Rachel. Sahabatnya masih di beri uang jajan meskipun mendapatkan potongan, sedangakan dirinya tidak mendapatkan uang jajan sama sekali. Miris sekali hidupnya.

"Gue cuma dikasih duit dua puluh ribu aja hari ini. Itu juga yang ngasih Mami tanpa sepengetahuan Papi. Kalo Papi gue tahu mungkin duit ini bakal diminta, lagi." Karen akui ini semua kesalahan mereka, sehingga mereka mendapatkan hukuman dari kedua orang tuanya masing-masing.

"Lo juga dihukum?" tanya Seyra terkejut.

Karen mengangguk. "Iya, gue aja berangkat ke sekolah gak diantar supir. Tapi, ikut ke kakak gue."

"Nasib kita sial banget, ya?" Rachel meratapi nasibnya yang begitu mengenaskan.

"Padahal kita gak salah apa-apa. Tapi, kenapa orang tua kita kasih hukuman buat kita bertiga?" Seyra menghela nafas lesu.

Langkah kaki ketiganya melambat menuju kelas, mereka tidak memiliki semangat untuk mengikuti pelajaran di kelas. Terlebih perut Rachel dan Seyra yang keroncongan minta diisi, berbeda dengan Karen yang sudah sarapan di kantin dengan satu piring nasi goreng.

"Bolos aja, yuk!" ajak Karen membuat kedua sahabatnya bersemangat.

"Ayok aja! Perut gue juga laper gak memungkinkan bisa dengerin penjelasan dari gue," ucap Seyra mendapatkan hadiah tabokan dari Rachel.

"Laper gak laper emang dasar otak lo aja yang goblok!" Seyra berdecak keras mendengar ucapan ketus dari Rachel.

"Diem lo setan!"

BAB 002 KANTIN BELAKANG SEKOLAH

Gebrakan meja membuat gelas berisi es teh manis tumpah berceceran kemana-mana.

"Lo apa-apaan, sih!" sentak cowok dengan rambut warna hijau.

"Ck! Minggir lo!" usirnya membuat cowok rambut hijau itu tak terima.

"Heh, Bangke! Lo tanggung jawab, ganti es teh manis punya gue yang tumpah gara-gara lo!" Hadang cowok rambut hijau itu, saat cowok yang merupakan sahabatnya itu ingin kabur saja setelah menumpahkan teh manis miliknya.

"Tanggung jawab apa? Minggir gue buru-buru!" Daniel mencoba mendorong tubuh kekar Sean, menyuruh cowok itu untuk minggir.

"Oh, tidak bisa! Untuk bertanggung jawab atas teh manis gue yang tumpah, lo harus bayar seratus!"

Ucapan Sean membuat beberapa cowok yang di sana tertawa.

"Bjir, es teh manis cuma harganya goceng tapi suruh gantinya seratus," celetuk Gibran dengan tawanya.

"Gue gak ada duit," ucap Daniel yang memiliki wajah sangar itu. "Lo minggir, Yan!"

"Lo kenapa, sih?" Gibran si cowok paling kalem itu menghampiri kedua sahabatnya dengan satu mangkok mie rebus di tangannya.

"Gue cari Eros. Dia ada di dalam, kan?" tanya Daniel pada Gibran.

Gibran mengangguk. "Iya, dia ada di dalam. Kenapa lo cari dia?"

"Gue bawa berita hots buat kalian," ucap Daniel membuat kedua cowok itu penasaran.

"Kali ini berita apa lagi yang lo bawa?" tanya Sean penasaran. Berita yang dibawa oleh Daniel tidak perlu diragukan lagi, cowok itu paling update di perkumpulan mereka. Kebiasaan Daniel sangat bertolak belakang dengan wajahnya yang sangar.

"Lo tau gak? Eros?" Gibran dan Sean berdecak kesal, Daniel terlalu bertele-tele mereka sudah sangat penasaran.

"Buruan, kenapa sama Si Boss?" desak Sean tak sabaran.

"Dia follow akun instagram cewek, anjir!"

Sean dan Gibran terkejut mendengarnya. Mereka tidak salah dengar, kan? Batin keduanya menerka-nerka siapa cewek yang beruntung itu?

"Serius lo? Siapa ceweknya? Anak sekolah mana?" Pertanyaan beruntun keluar dari mulut Sean.

"Tebak dong! Kalo bisa gue bakal kasih lo berdua duit seratus." Daniel menaik turunkan alisnya menggoda.

"Sok iye, anjir," cibir Sean malas.

Gibran menendang kaki Daniel, membuat cowok itu hampir saja tersungkur di tanah. Jika, saja Daniel tidak berpegangan pada meja di sampingnya. Tampang saja sangar, tapi senggol dikit aja langsung tumbang.

"Sialan lo!" umpat Daniel pada Gibran.

"Buruan, siapa ceweknya?" tanya Gibran, lagi.

"Karen." Satu nama yang keluar dari mulut Daniel, membuat Gibran dan Sean terkejut bukan main.

"Lo gak bohongin gue, kan?" Gibran syok mendengarnya.

"Enggak!" Singkat Daniel menjawab.

"Karen? Maksud lo Karen adeknya Bang Daren?" Sean menggeleng tak percaya saat melihat Daniel mengangguk.

Sean bergegas memasuki warung Bu Wati, mencari sosok Eros yang pasti berada di dalam.

"Ros! Lo follow adeknya Bang Daren?" Serobot Sean dengan pertanyaan saat berada di depan Eros. Di belakangnya ada Gibran dan Daniel.

Eros yang tengah memainkan ponselnya terganggu dengan kedatangan Sean. Cowok itu menatap tajam sahabatnya, memberitahu bahwa dirinya terganggu.

"Lo jawab pertanyaan gue dengan jujur. Lo follow adeknya Bang Daren?" Ulang Sean pada Eros.

Eros hanya menjawab dengan deheman singkat, membuat Sean kurang puas dengan jawabannya.

"Kenapa? Apa alasan lo follow Karen?" Kali ini Daniel yang bertanya pada Eros.

Eros berdecak keras. "Bukan urusan lo." Setelah mengatakan itu, Eros bangkit keluar dari warung Bu Wati. Saat baru keluar Eros sudah mendapatkan tonjokan keras, membuat cowok itu jatuh tersungkur di lantai karena tidak siap dengan serangan tiba-tiba.

"Brengsek!" umpat Eros menyeka sudut bibirnya yang luka. Ia mendongak menatap Daren yang menonjoknya tiba-tiba. Gibran, Sean, dan Daniel mereka kompak keluar saat mendengar suara ribut-ribut.

"Maksud lo apa?" Eros mulai berdiri, sehingga posisinya berhadapan dengan Daren yang menatapnya sangat tajam.

"Lo yang maksudnya apa? Anjing!" bentak Daren ingin kembali menonjok Eros, tapi tangannya ditahan Gibran.

"Bang, santai dulu. Lo ada masalah apa sama Eros? Gak usah pake gelud kaya gini." Gibran menahan Daren dengan sekuat tenaga, ia terkejut saat melihat Daren yang datang dengan emosi seperti ini.

"Lepasin gue!" Gibran terjengkit kaget dibentak oleh Daren.

"Sabar, Bang. Kalo lo ada masalah sama  Eros, bisa dibicarain baik-baik." Daniel ikut menghalangi Daren yang seperti ingin menghabisi Eros.

Daren tidak memperdulikan Daniel, ia hanya fokus pada Eros yang berdiri santai di depannya dengan senyum miring yang menyebalkan. Membuat tangan Daren ingin sekali menghancurkan wajah itu, kalo saja tidak ditahan oleh Gibran. Sean sudah panik setengah mati. Apalgi tidak ada Darell kembaran Daren yang bisa menghentikan amukan dari ketua Ravegaz itu.

"Maksud lo apa? Hah? Follow adek gue?" bentak Daren keras. "Lo pikir gue bakal biarin lo deketin adek gue? Enggak anjing!"

Teriakan Daren membuat Bu Wati yang sedang menggoreng Bakwan di dapur, keluar untuk melihat ribut-ribut.

"Ada apa ini?" tanyanya pada Sean yang dibalas gelengan pelan.

Eros terkekeh pelan. "Apa masalahnya sama lo kalo gue deketin adek lo?"

Mendengar pertanyaan santai Eros membuat amarah Daren memuncak.

"Brengsek! Gue kakaknya!" teriak Daren keras. Daniel maju ikut membantu Gibran menahan tangan Daren yang terus-terusan ingin menyerang Eros.

"Sampai kapanpun gue gak bakal biarin lo deketin adek gue!"

Eros semakin terkekeh mendengar ucapan Daren. Ia tidak peduli dengan Daren yang posisinya berada di atasnya. Dia Eros, tidak ada yang bisa menghalangi segala keinginannya. Ia akan menyingkirkan semua penghalang untuk mencapai tujuannya.

"Gue gak peduli!" balas Eros tak acuh.

"Dan gue pastiin lo bakal mati kalo lo berani deketin adek gue!" ancam Daren tak main-main.

"Persetan, gue bisa lakuin apa yang gue mau!"

Setelahnya, cowok dengan seragam tanpa badge itu beranjak pergi meninggalkan kantin sambil mengusat sudut bibirnya yang terus mengeluarkan darah.

BAB 003 PARKIRAN SEKOLAH

Bel istirahat telah berbunyi dari lima menit yang lalu, namun ketiga gadis itu masih betah berada di dalam kelas. Padahal biasanya mereka akan terburu-buru keluar dari kelas untuk pergi ke kantin, bahkan saat bel istirahat belum berbunyi mereka sudah keluar.

"Laper banget gue!" Seyra menyentuh perutnya dengan dramatis.

"Bukan cuma lo, Sey. Gue juga laper," kata Karen lesu.

"Lo laper?" tanya Rachel tak percaya. "Lo udah sarapan, anjir!"

Karen mendengus kesal. "Lo tau gue, Chell. Gue orangnya gampang laper."

"Lo bukan orang yang gampang laper, tapi emang porsi makan lo aja yang besar," ucap Seyra ketus.

"Udahlah gak usah ribut, mending lo berdua ikut gue!" Karen mulai beranjak berdiri dari duduknya.

"Mau kemana?" tanya Rachel yang sejak tadi diam.

"Minta duit ke Abang gue." Karen tersenyum manis pada kedua sahabatnya. "Abang gue gak pelit, kalo dapet kita bagi tiga."

Seyra dan Rachel saling pandang, lalu keduanya ikut tersenyum manis menatap Karen. Mereka mengacungkan kedua jempolnya, ketiganya keluar kelas dengan langkah riang.

"Apa lo liat-liat? Mau gue colok mata lo!" sembur Seyra garang saat ada seorang siswi menatap mereka dengan sinis.

Siswi tersebut membuang wajahnya ke samping, lalu buru-buru pergi dari sana.

"Sinting emang! Pake acara natep sinis ke kita segala, gak tau kalo perut kita lagi kosong gini!" ucap Rachel kesal.

"Udahlah, ntar kita kasih pelajaran ke dia!" usul Karen yang diangguki kedua sahabatnya.

"Bentar, deh." Seyra menghentikan langkahnya, membuat Rachel dan Karen ikut  berhenti.

"Apa?" tanya Rachel bingung.

"Lo mau ketemu Abang lo? Maksud lo Bang Daren?" Seyra menatap Karen dengan kedua alis menyatu.

"Iyalah," jawab Karen santai.

"What are you kidding?!" Pekik Rachel nyaris berteriak.

"Lo kenapa, sih?" Karen berdecak kesal pada kedua sahabatnya yang bersikap aneh.

"Lo mau nemunin Abang lo di kantin belakang sekolah, dong!" Seyra menatap Karen kesal. "Gue gak mau ketemu sama geng Ravegaz."

"Gue juga males ketemu mereka!" Rachel juga ikut-ikutan Seyra. "Bukan males, sih, tapi lebih ke malu. Di sana banyak cowok, kita bertiga cewek."

"Siapa yang ngomong kalo kita banci?" balas Karen seraya melipatkan kedua tangan di depan dada.

"Lagian, ya, lo berdua lebay banget, deh. Ngapain pake acara malu segala, biasanya aja lo berdua suka malu-maluin!"

Seyra menampol pelan mulut Karen, membuat gadis itu meringis pelan.

"Sakit bego!" umpat Karen menyentuh bibirnya yang habis ditampol Seyra.

"Mulut lo kalo ngomong gak pernah difilter, ya?" Rachel berkacak pinggang menatap Karen dengan sinis. "Bukan kelakuan lo aja yang kaya setan, ternyata mulut lo juga!"

"Sesama setan gak boleh saling maki!" Setelah itu Karen segera berlari menghindari amukan dari Rachel yang sudah seperti nenek lampir.

Seyra menghela nafas pelan, lalu bergumam dengan pelan. "Kayanya cuma gue yang waras." Lalu, ia mulai berjalan mengikuti kedua sahabatnya yang saat ini kejar-kejaran di koridor.

***

"Woi! Si Boss nyebat mulu kagak bosen-bosen!" celetuk Gibran menatap Eros yang asik menyesap rokoknya sambil duduk santai di atas motor miliknya.

"Ngaca, anjir! Lo juga nyebat bangke!" Sean melempar Gibran menggunakan bekas bungkus permen pada Gibran yang sedang asik menyalakan rokok menggunakan pematik.

Gibran hanya terkekeh saja.

"By the way, kelas dua belas belum keluar?" tanya Daniel sambil memakan pilus.

"Belum," jawab Gara singkat.

"Tumben Big Boss masuk kelas kagak bolos. Dapet hidayah dari mana dia?" Big Boss yang dimaksud Sean adalah Daren. Karena cowok itu merupakan pendiri Ravegaz, yang saat ini berada di bawah pimpinan Eros.

"Nyokapnya ngomel lagi, tadi aja nelponin terus-terusan cuma buat ngingetin Bang Daren biar gak bolos!" jelas Gibran sambil mengepulkan asap rokoknya.

"Eh, itu si Karen, kan?" tanya Sean yang melihat sosok Karen berdiri tidak jauh dari mereka.

"Iya!" Daniel berdiri dan melambaikan tangannya pada Karen. "Karen!! Sini!"

Gibran melotot melihat Daniel yang berteriak memanggil adik dari pendiri. Apalagi melihat gadis itu yang berjalan ke arah sini bersama kedua sahabatnya yang berada di belakangnya.

"Ada apa?" tanya Karen saat berada di hadapan Daniel.

"Lo dicariin, tuh!" ucap Daniel sambil senyam-senyum. Matanya melirik Eros yang santai dengan rokoknya.

"Sama siapa?" Karen melirik kedua sahabatnya, lalu kembali menatap Daniel yang tersenyum menggoda padanya.

"Tuh, sama Eros!" Bukan Daniel yang ngomong, melainkan Sean sambil bersorak meledeki Karen dengan Eros.

Eros yang namanya disebut oleh Daniel seketika menoleh, menatap Karen yang juga sedang menatapnya. Tatapan keduanya bertemu, saling bertatapan cukup lama seperti ada benang merah yang menyatukan tatapan keduanya. Karen segera memalingka wajahnya, memutuskan tatapan  itu terlebih dahulu.

"Cieee-cieee," goda Daniel melirik keduanya yang hanya diam.

"Karen, si Boss follow Instagram lo, ntar besok tinggal follow hati lo," ucap Sean mendapatkan sorakan dari Gibran dan Daniel.

"Udah gue duga, Ka," bisik Seyra pelan. Karen hanya menyenggol pelan lengan Seyra, menyuruh gadis itu untuk diam.

Tidak ada kata yang keluar dari mulutnya, gadis itu berbalik menarik tangan kedua sahabatnya untuk berjalan mengikutinya. Gara yang tidak tahu apa-apa menatap Eros meminta penjelasan.

"Lo punya hubungan sama Karen?" tanya Gara cukup penasaran. Setahunya, Eros itu sama seperti dirinya yang tidak pernah tertarik dengan yang namanya cewek. Tapi, yang baru saja ia dengar membuatnya terkejut. Eros follow instagram cewek? Ini hal langka, sejak kapan Eros tertarik pada seorang gadis? Terlebih gadis itu merupakan Karen yang merupakan adik dari pendiri Ravegaz.

"Lo gak tau, Gar? Sahabat lo ini lagi kasmaran, anjir! Dia follow  Instagram Karen, terus Eros DM Ig-nya Karen." Daniel si biang gosip mulai beraksi, ia sangat heboh dengan gosip ini apalagi yang menjadi topik utamanya merupakan cowok dingin seperti Eros. "Dia DM gini, 'Di follback, ya, cantik!'."

Gibran tertawa terbahak-bahak mendengar gaya gosip yang diperagakan oleh Daniel. Sedangkan Sean sudah berlagak ingin muntah, mendengar nada suara Daniel yang mirip Om-om yang sedang menggoda seorang gadis.

"Brisik!" sentak Eros menatap tajam Daniel. Membuat cowok berwajah sangar itu kicep seketika.

Muka aja yang sangar, kelakuannya kaya cewek kerjaannya cuma gosip- cibir Sean dalam hati.

"Lo suka sama dia?" tanya Gara yang belum puas jika Eros belum menjawabnya sendiri.

"Bukan urusan lo!" balas Eros ketus.

Gara terkekeh pelan.

"Sejak kapan?"

"Gue bilang bukan urusan lo!" tekan Eros tanpa menatap wajah Gara.

Sedangkan di sisi lain, Karen yang saat ini berdiri di dekat mobil hitam milik kakaknya, Darell. Terdiam membisu, kedua sahabatnya sampai terheran-heran.

"Karen, lo baper, ya?"

Plak

Karen menampar mulut kurang ajar Seyra, membuat cewek itu berteriak kesal padanya.

"Lo apa-apaan, sih? Sakit anjing!" maki Seyra mengusap bibir seksinya yang kebas.

Rachel sudah tertawa terbahak-bahak, melihat bibir Seyra yang seperti habis disengat lebah.

"Bodo amat! Gue gak peduli! Lagian mulut lo kurang ajar banget. Siapa yang baper, anjir?" sentak Karen sambil melototkan kedua bola matanya garang.

"Lo lah! Siapa lagi?" Enteng Seyra sambil menatap bibirnya melalu cermin kecil yang selalu setia dibawa kemana-mana. "Yang baru aja digodain itu lo, Karen."

"Fix Eros suka sama lo," kata Rachel dengan yakin.

"None of my bussines," ucap Karen seraya memutar kelereng matanya malas.

"Terserah lo, sayang. Sekarang lo mungkin bisa ngomong kaya gini, tapi asal lo tau aja Eros orangnya pemaksa," bisik Seyra di akhir kalimat.

"Tau dari mana lo?"Rachel yang mendengar bisikan Seyra menatap cewek itu penasaran.

"Tau lah. Orang cowok gue satu kelas sama Eros, dia sering cerita tentang anak Ravegaz kalo di kelas itu gimana," jelas Seyra dengan bangga.

"Kok, lo gak cerita, sih, ke gue?" Rachel menghentak kakinya kesal.

"Emang apa pentingnya buat lo?" Bukan Seyra yang bertanya sarkas, melainkan Karen membuat Rachel bungkam.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!