NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikah Dengan Playboy

Bab 1 Dipaksa Menikah

Darren Arsenso, 22 tahun. Anak dari salah satu keluarga ternama di Kota M. Terkenal suka gonta-ganti pasangan dan menghamburkan uang. Kedua orang tuanya resah dan mereka berniat untuk merubah sifatnya dengan menjodohkannya dengan salah satu anak kerabat mereka. Dengan maksud setelah menikah Darren merasa punya tanggung jawab.

Darren tentu saja menolak perjodohan itu. Darren tidak ingin menjalani hubungan dengan ikatan, dia hanya ingin bersenang-senang. Kedua orang tuanya mengancam akan mencabut fasilitasnya dan membuat gembel hidupnya. Dengan berat hati Darren menuruti kemauan orang tuanya. Darren ingin mengenal terlebih dahulu siapa gadis yang akan menjadi tunangannya.

Hari ini Darren dan orang tuanya berkunjung ke kediaman keluarga Arjuna. Tuan Arjuna adalah relasi bisnis dari Elvan papanya Darren. Tuan Arjuna mempunyai cucu perempuan yang akan dikenalkan dengan Darren. Darren diam-diam menyelidiki keluarga Arjuna.

Di suatu ruangan di dalam rumah itu, Darren melihat seorang gadis bicara dengan kedua orang tuanya. Mereka terdengar sangat bahagia anaknya akan menikah dengan salah satu pewaris ternama di Kota M. Mereka banyak berkhayal jika pernikahan itu akan terjadi. Keluarga mereka pastinya semakin dikenal dan bisnis mereka akan lancar.

Darren berjalan ke sisi kiri rumah. Darren melihat sebuah tempat yang minim cahaya. Darren mengintip, ternyata di tempat itu ada sebuah ruangan kecil. Darren penasaran mendekati tempat itu. Darren melihat seorang gadis menangis. Gadis itu bicara di depan sebuah bingkai foto tua.

"Ayah, Bunda, jemput Thara. Tidak ada orang yang peduli dengan Thara. Thara ingin bebas. Thara ingin lepas dari sangkar ini. Tidak ada gunanya Thara hidup. Thara tidak dianggap."

KREEEKK!

Thara mendengar suara pintu tuanya terbuka. Thara dengan cepat menghapus air matanya. Thara berdiri sambil menundukkan kepalanya. Darren masuk ke dalam ruangan sempit yang hanya bisa diisi dua orang di dalamnya. Hanya ada kasur kapuk yang dilipat dan juga lemari dari kain plastik yang sobek berdiri setengah tegak di pojok ruangan.

"Permisi, saya Dareen, kamu siapa?" tanya Darren.

"Maaf, saya Thara," jawab Thara terus menundukkan kepalanya.

"Kamu siapanya Tuan Arjuna?" Darren menatap Thara yang masih tertunduk.

"Hmmm, saya cuma pembantu di rumah ini. Tuan ingin sesuatu?" Thara tidak berani mengangkat kepalanya.

"Apa kamu ingin bebas dari sini?"

Thara perlahan mengangkat wajahnya menatap ke arah Darren. Dan dengan setengah takut Thara menganggukkan kepalanya.

"Beri saya satu penjelasan mengapa kamu ingin bebas dari sini?" Darren memperhatikan Thara.

"Saya ingin bebas, saya ingin keluar dari tempat ini. Saya diperlakukan tidak adil. Saya juga cucu dari Tuan Arjuna. Tapi karena Ayah saya orang miskin, Bunda dan Ayah dipaksa berpisah, setelah Bunda tiada saya tidak dianggap keluarga oleh mereka. Saya juga manusia," untuk pertama kalinya Thara begitu lancar mengeluarkan unek-uneknya kepada orang asing.

"Kita buat perjanjian. Kamu bisa bebas dari tempat ini asalkan kamu bersedia menikah dengan saya."

"Me ... me ... menikah?"

"Kita nikah kontrak. Kamu bebas melakukan apa saja. Kita cuma menikah di atas kertas. Tidak ada kontak fisik. Apa kamu masih sekolah?" Darren terus menatap Thara.

"Iya," jawab Thara.

"Kelas berapa?"

"Kelas 11."

"Baiklah kita akan nikah kontrak dalam dua tahun. Bagaimana? Saya tidak mau lama-lama. Putuskan sekarang juga. Kesempatan tidak datang dua kali," Darren mencoba mendesak Thara.

Thara di bawah tekanan Darren. Thara bingung harus berbuat apa. Thara juga baru mengenal Darren. Darren berpaling melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Thara.

"Tunggu Tuan, saya bersedia."

Darren tersenyum, Darren mengulurkan tangannya ke arah Thara. Thara dengan ragu-ragu membalas uluran tangan Darren. Darren membawa Thara ke luar menuju ruang tamu keluarga Arjuna.

"Hmmm, Tuan, saya takut," Thara menarik tangannya tapi Darren dengan mantap mengeratkan pegangannya.

Semua yang ada di ruang tamu kaget melihat Darren masuk bersama Thara. Thara hanya menunduk tidak berani menatap Kakeknya. Tuan Arjuna menyorot tajam ke arah Thara.

"Maaf, apa dia membuat kesalahan? Dia hanya pembantu di rumah ini," kata Tuan Arjuna.

"Apa dia pembantu di rumah ini?" tanya Darren kepada Tuan Arjuna.

"Iya, maaf kalo dia sudah berbuat kesalahan," Tuan Arjuna menundukkan sedikit badannya.

"Maaf Tuan, apakah saya boleh melamarnya?"

Tuan Arjuna, kedua orang tuanya dan beberapa keluarga Thara termasuk sepupu Thara yang ingin dijodohkan dengan Darren sontak terkejut bukan main mendengar permintaan Darren. Sepupu Thara mencoba memohon kepada kedua orang tuanya agar Thara tidak bersama Darren.

Kedua orang tua Darren hanya tersenyum. Mereka mengerti Darren tidak suka dijodohkan dia memilih jodohnya sendiri. Mereka menuruti kemauan Darren. Akhirnya kedua orang tua Darren melamar Thara di depan Tuan Arjuna.

Tuan Arjuna menolak, Tuan Arjuna mengenalkan Jasmin kepada Darren dan kedua orang tuanya. Dia yang akan dijodohkan dengan Darren. Tapi secara halus Darren tetap menginginkan Thara. Walaupun dia hanya seorang pembantu, Darren sudah menyukainya dari pandangan pertama.

Kedua orang tua Darren dengan sopan meminta kepada Tuan Arjuna agar mengijinkan Darren melamar Thara. Dan mereka bertanya dimanakah wali dari Thara.

"Mama, Papa, Thara juga Cucu dari Tuan Arjuna," kata Darren.

Thara meremas tangan Darren dan bersembunyi di belakangnya. Thara tidak tahu apa yang akan terjadi setelah Darren dan orang tuanya pulang. Apakah Tuan Arjuna akan menghukumnya?

"Maksudnya?" tanya mama Darren.

"Hmmm, Ma, ini urusan keluarga mereka," bisik papa Darren.

"Tuan Arjuna. Izinkan kami melamar Thara untuk anak kami Darren. Kami menerima Thara apa adanya. Karena kebahagiaan anak kami adalah kebahagiaan kami juga," ucap Elvan papanya Darren.

"Jika kalian memilihnya, ikatan keluarga di antara kami putus!" Tuan Arjuna dengan tegas menatap ke arah Thara.

"Thara semua keputusan ada di tanganmu," Mama Darren berdiri di samping Thara.

Papa Darren juga berdiri di samping Thara. Thara melepaskan pegangan tangannya dari Darren. Thara gemetar, keringat dingin mulai membasahi wajahnya. Thara selama ini tidak pernah sekalipun membantah perintah kakeknya. Thara menunduk.

"Thara anak yang patuh. Dia tidak mungkin memutuskan hubungan dengan kami. Thara, kembalilah ke kamarmu," Tuan Arjuna melembutkan suaranya.

"Maaf Tuan, saya menerima lamaran Tuan Darren," jawab Thara.

"APA! Kamu ingin pergi dari tempat ini? Baiklah, mulai hari ini kamu bukan lagi anggota keluarga kami! Pergi dari sini!" usir Tuan Arjuna.

"Terima kasih atas kebaikan Tuan selama ini. Saya pamit Tuan." Thara kembali ke kamarnya mengambil pakaiannya dan foto orang tuanya. Thara kembali ke ruang tamu.

"Tuan Arjuna, maafkan jika anak kami Darren memilih Thara. kami akan membawa Thara bersama kami," Elvan berpamitan meninggalkan kediaman Arjuna bersama istrinya, Darren dan juga Thara.

"Tunggu! Periksa tasnya!" perintah Tuan Arjuna kepada pengawalnya.

Para pengawal Tuan Arjuna mengambil tas Thara dan mengeluarkan semua isi di dalamnya. Pakaian Thara berhamburan di lantai dan foto dari orang tua Thara mereka ambil.

"KEMBALIKAN!" Thara merebut foto orang tuanya dari tangan pengawal.

PLAK!

PLAK!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bab 2 Meninggalkan Keluarga

PLAK!

PLAK!

Tuan Arjuna menampar wajah Thara. Darren langsung menarik tangan Thara dan menyembunyikannya ke belakang punggung Darren. Darren juga mengambil pigura usang orang tua Thara dari tangan pengawal. Elvan tidak tinggal diam. Elvan berdiri di depan Darren.

"Maaf Tuan Arjuna yang terhormat. Apa kesalahan Thara? Dia hanya membawa foto orang tuanya. Mungkin hanya itu harta peninggalannya. Apakah salah?" Elvan dengan sopan bertanya.

"Baiklah," Tuan Arjuna berpaling melangkah mengambil sesuatu dari laci yang ada di sudut ruang tamu.

"Ambil ini Thara." Tuan Arjuna memberikan sebuah kotak kecil kepada Thara.

Thara tidak berani, dia memilih diam di belakang Darren. Tuan Elvan mengambil kotak itu. Tuan Arjuna mengizinkan Thara untuk meninggalkan rumahnya. Tuan Arjuna meninggalkan ruang tamu.

Mama Darren membantu Thara memasukkan pakaiannya ke dalam koper kecil. Mama Darren melihat pakaian Thara yang hanya beberapa lembar dan beberapa buku-buku pelajaran. Mama Darren membawaThara masuk ke dalam mobilnya.

Thara kebingungan, ini pertama kalinya Thara masuk ke dalam mobil. Thara melepas sendal yang dipakainya. Thara duduk di kursi penumpang tanpa menggunakan alas kaki. Mama dan Papa Darren bahkan Darren sendiri pun kebingungan dibuatnya. Mama Darren menyuruh Thara memakai sendalnya.

Mama Darren mengatakan kepada Thara agar jangan sungkan kepada mereka karena mereka sebentar lagi akan menjadi keluarga.

Dengan perlahan Mama Darren bertanya kepada Thara. Apakah benar Thara adalah cucu dari Tuan Arjuna. Dengan berderai air mata Thara menganggukkan kepalanya. Hanya karena ayahnya orang sederhana, tidak sederajat dengan kakeknya, orang tuanya dipaksa berpisah.

Ayahnya sampai sekarang tidak ada kabarnya. Bundanya sakit hati dan meninggal dunia setelah Thara berusia 8 tahun. Dan selama itu Thara tinggal di dalam ruangan sempit di samping gudang.

Thara diperlakukan seperti pembantu. Thara mendapatkan gaji dari jerih keringatnya. Dari situ Thara bisa membeli buku sekolah dan juga untuk uang jajannya. Untuk makan sehari-hari Thara mendapatkan makanan sama seperti pelayan Tuan Arjuna yang lainnya.

Thara sekolah berjalan kaki. Jarak dari rumah dan sekolah memakan waktu 30 menit. Setelah pulang dari sekolah Thara bekerja di rumah kakeknya. Thara termasuk anak yang berprestasi di sekolah dan sering mendapatkan bea siswa. Dan beban biaya sekolah Thara berkurang karena bea siswa tersebut.

Thara membuka kotak yang diberikan kakeknya ternyata isinya adalah sebuah surat dan kunci rumah. Thara membaca surat itu yang berisi, bundanya meninggalkan sebuah rumah untuk Thara. Thara meminta tolong agar diantarkan ke tempat yang ada di surat. Elvan menyuruh Darren ke tempat yang di maksud.

Akhirnya mereka tiba di sebuah rumah kosong terbengkalai. Rumah itu adalah rumah masa kecil Thara. Dimana dia pernah merasakan kasih sayang ayah dan bundanya sebelum kakeknya memisahkan mereka. Thara masuk ke dalam rumahnya. Walaupun dari luar nampak begitu menyeramkan, tapi di dalam rumah terlihat masih terawat. Thara memutuskan untuk tinggal di sana.

"Thara, lebih baik kamu ikut dengan kami, sebentar lagi kamu akan menikah dengan Darren," kata Mama Darren.

"Tenang saja, rumah ini pasti akan menjadi milikmu. Papa akan merenovasinya untukmu," kata Elvan.

Darren melihat ketulusan dari kedua orang tuanya. Mereka sangat menerima apa adanya Thara. Terbersit rasa bersalah di hati Darren karena telah membohongi orang tuanya. Darren terpaksa menikahi Thara karena hanya ingin menghindari desakan dari orang tuanya. Dan Darren tidak ingin kemewahan yang dia rasakan selama ini hilang.

Dan Darren tidak pernah menyangka akan bertemu dengan sosok kampungan seperti Thara. Di dalam benak Darren berkata, kok ada ya orang seperti Thara di zaman seperti ini. Naik mobil gak pernah, ponsel aja kayaknya gak punya. Orang yang seperti ini yang bisa Darren ajak kerja sama. Karena Thara juga memakai pernikahan ini sebagai alasan keluar dari rumah kakeknya.

Thara tiba di rumah besar tempat Darren dan orang tuanya tinggal. Thara kembali merasa rendah diri. Mama Darren mengerti setelah melihat tingkah Thara. Mama Darren memegang lengan Thara mengajaknya masuk ke dalam rumah mereka. Semua yang ada di dalam rumah, pandangannya tertuju kepada Thara.

"Maryam, tolong bawa Thara ke kamar tamu. Biarkan dia beristirahat di sana," Mama Darren menyuruh assisten rumah tangganya.

Thara mengikuti Maryam. Maryam membawa Thara ke belakang ruangan dapur. Di sana ada beberapa kamar yang disiapkan untuk assisten rumah tangga Tuan Elvan. Kamarnya begitu banyak, karena assisten rumah tangga Tuan Elvan lumayan banyak.

"Siapa nama kamu?" tanya Maryam ketus.

"Saya Thara," jawabnya sopan.

"Apa kamu sudah makan?"

"Belum," jawab Thara sambil menundukkan kepalanya.

"Letakkan barang-barangmu di kamar itu," perintah Maryam.

Thara meletakkan tasnya ke dalam kamar yang ditunjuk Maryam. Thara kemudian mengikuti Maryam ke ruang makan khusus untuk assisten rumah tangga. Di sana Thara disuruh makan siang. Thara makan bersama beberapa orang assisten rumah tangga yang lain. Mereka sangat ramah kepada Thara. Meskipun Thara masih merasa asing tapi Thara merasa nyaman.

Setelah makan siang, Thara membereskan bekas makannya. Maryam memanggil Thara dan mengajaknya ke suatu tempat. Maryam menyuruh Thara membersihkan sebuah ruangan. Ruangan itu cukup besar, dipenuhi barang-barang yang tidak terpakai tapi masih layak pakai.

"Kamu, bersihkan tempat ini. Walaupun ini gudang, tapi barang-barang yang ada di dalamnya masih bagus. Ingat jangan sampai rusak. Peralatan bersih-bersih ada di dalam lemari itu," tunjuk Maryam ke pojok gudang.

Thara menganggukkan kepalanya. Thara perlahan menyingsingkan lengan bajunya. Thara mulai membersihkan ruangan. Ruangan itu selain besar juga sangat bersih. Saking bersihnya Thara harus mengeluarkan banyak tenaga untuk membersihkan debu basah yang menebal. Sarang laba-laba yang menghiasi hampir setiap sudut gudang itu.

Aroma apek dan pengap membuat sesak di dada Thara. Ditambah dengan kecoa, tikus yang berlarian dan saling berkejaran yang membuat Thara beberapa kali berteriak ketakutan. Thara merasa cape, pekerjaannya hari ini tiga kali lipat lebih berat dari pekerjaan yang dikerjakannya di rumah kakeknya. Thara duduk di lantai sambil bersandar di tembok samping pintu masuk gudang. Thara memejamkan matanya. Thara terlelap.

Maryam yang lagi asik bersantai sambil menikmati cemilan tersenyum puas. Dia berhasil menyuruh Thara untuk membersihkan gudang yang seharusnya dia kerjakan bersama dua assisten rumah tangga yang lain. Tiba-tiba Maryam mendengar suara Nyonya Delisha memanggil namanya.

"Iya Nyonya," jawab Maryam.

"Dimana Thara?" tanya Delisha.

"Ada Nyonya, sebentar saya panggil," Maryam dengan sedikit berlari menuju ke gudang belakang.

Maryam tersenyum pasti saat ini Thara kehabisan tenaga. Dia pasti akan dimarahi Nyonya Delisha. Pembantu baru memang harus diberikan banyak pekerjaan.

KREEEKKK!

Maryam membuka pintu gudang. Maryam melihat Thara yang terlelap di lantai. Maryam tersenyum menuju kamar mandi di dalam gudang dan mengambil ember yang berisi air.

BYUUUURR!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bab 3 Dikira Pembantu

BYUUUURR!

Tubuh Thara basah tersiram air. Thara terbangun langsung menggigil kedinginan. Maryam memarahi Thara. Tidak becus bekerja, malas-malasan, tidur di saat jam kerja. Thara dengan tubuh gemetar meminta maaf kepada Maryam.

Salah seorang tukang kebun yang kebetulan mendengar makian Maryam berlari mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mengintip sebentar, pemuda itu berlari menemui Nyonya Delisha dan menceritakan apa yang baru saja dilihatnya. Nyonya Delisha marah dan berlari menuju gudang.

"Maryam, apa yang kamu lakukan!" Nyonya Delisha berdiri di samping Thara.

"Dia Nyonya, tidur di saat jam kerja," tunjuk Maryam ke arah Thara.

"Siapa bilang dia di sini untuk bekerja!" Delisha melotot ke arah Thara.

"Jadi dia siapa Nyonya?" tanya Maryam.

"Dia majikan mu!"

Delisha membawa Thara keluar dari gudang. Sementara Maryam diam melongo tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Tukang kebun mencibir ke arah Maryam. Maryam segera membereskan gudang.

Thara masuk ke dalam kamar tamu bersama Delisha. Thara mandi dan memakai pakaian yang sudah disiapkan Delisha untuknya. Delisha bertanya apa yang dilakukan Maryam kepada Thara. Thara dengan takut menceritakan semuanya. Delisha meminta maaf atas ketidaknyamanan yang diberikan Maryam.

"Hmmm, saya bisa minta tolong?" Thara mengatupkan kedua tangannya.

"Apa itu?" Delisha dengan lembut menatap Thara.

"Tolong maafkan Maryam atas ketidaktahuannya," ucap Thara.

"Baiklah, mari kita ke ruang keluarga." Delisha mengajak Thara ke ruang keluarga.

Di ruang keluarga sudah berkumpul Elvan, Darren dan semua assisten rumah tangga mereka termasuk Maryam. Delisha memperkenalkan Thara kepada mereka semua sebagai calon menantu di rumah itu. Otomatis semua yang ada kaget khususnya Maryam yang sudah lama suka dengan Darren. Dan mereka semua tidak pernah menyangka Darren akan menikah dengan orang sederhana seperti Thara.

Maryam sangat membenci Thara. Dia tidak menyesali perbuatannya yang baru saja dia lakukan kepada Thara. Dalam hati, Maryam tidak rela jika Thara menjadi istri dari Darren. Apa beda dirinya dengan Thara. Dilihat dari tampilan, Thara sangat sederhana dan terlihat kampungan. Maryam berpikir Thara pasti menjual dirinya kepada Darren.

Maryam tahu bagaimana sifat Darren yang selalu gonta ganti pasangan. Maryam juga pernah menemani Darren sebagai pasangannya ke beberapa pesta relasi Darren. Maryam terlanjur jatuh cinta kepada Darren karena termakan gombalan-gombalan Darren.

"Maryam, ada yang ingin kamu sampaikan kepada Thara?" Delisha memecah lamunan Maryam.

"Hmmm, maafkan saya Nona Thara. Saya tidak tahu Anda calon menantu di rumah ini. Saya kira Anda sama seperti saya pembantu. Karena penampilan Anda yang begitu ...."

"Cukup! Perhatikan ucapanmu! Darren, ini akibatnya jika kamu selalu memperlakukan Maryam berbeda dengan yang lain," kata Delisha.

"Maryam, sini!" Darren bangkit dari duduknya menuju ke pintu depan diikuti Maryam yang tersenyum karena Darren telah menyelamatkannya dari amarah nyonya besar.

"Apa yang kamu lakukan pada Thara?" Darren duduk di muka teras rumahnya.

"Saya kira dia pembantu baru Tuan. Saya bawa dia ke kamar belakang, saya beri dia makan dan saya suruh membersihkan gudang belakang."

"Terus?" Darren menunggu jawaban Maryam.

"Dia tertidur di gudang dan saya bangunkan dia dengan menyiramkan air sampai dia terbangun," jawab Maryam.

"Kenapa kamu melakukan itu? Apa kami pernah melarang assisten di rumah ini tertidur di saat kerja?" Darren berdiri di depan Maryam.

"Tidak pernah. Tuan, benarkah dia calon isteri Tuan?" Maryam menarik ujung baju Darren.

"Iya," Darren menjauh dari Maryam.

"Tuan, dia hanya orang biasa sama seperti saya. Tapi bila dibandingkan dengan saya, saya lebih berpengalaman menyenangkan Tuan Darren. Saya selalu ada di saat Tuan Darren memerlukan. Apa yang Tuan harapan darinya?" Maryam menurunkan nada bicaranya dan menahan air mata yang hampir jatuh di pipinya.

"Maryam, ingat posisimu! Selama ini aku hanya memakai jasamu dan semua jasamu ku bayar dengan nominal tinggi. Kamu bukan siapa-siapa!" Darren masuk kembali ke dalam rumah menuju ruang keluarga.

Maryam mengepalkan kedua tangannya. Maryam percaya, suatu hari nanti Darren akan jatuh cinta padanya dan akan mencampakkan Thara.

Dan akhirnya tanggal pernikahan Darren dan Thara sudah ditetapkan. Pernikahan mereka diadakan secara sederhana saja atas permintaan Thara. Pernikahan mereka juga cukup keluarga inti Darren saja yang tahu. Karena Thara masih sekolah. Dan Darren menyetujui semua permintaan Thara.

Darren mengajak Thara ke suatu tempat. Ini pertama kalinya mereka jalan bersama. Darren mengajak Thara ke apartemen miliknya. Mereka duduk di ruang tamu. Thara dengan ragu-ragu duduk di kursi tamu. Darren membawa dua buah berkas berisikan perjanjian nikah.

"Kenapa? Kursinya gak nyaman?" tanya Darren.

"Hmmm, apa saya duduk di lantai saja Tuan?" Thara merasa tidak nyaman. Karena selama di rumah Kakeknya dia tidak pernah duduk di kursi tamu.

"Tetap duduk di sana," Darren merasa kasihan melihat Thara. Cucu orang kaya tapi tidak pernah menikmati hidup.

"Baiklah ini adalah perjanjian nikah kita. Coba kamu baca." Darren menyerahkan berkas kepada Thara.

Thara mengambil perjanjian itu dan membacanya. Di dalamnya berisi selama pernikahan mereka bebas melakukan apa saja, tidak boleh mencampuri urusan pribadi masing-masing. Setiap kali Darren memerlukan, Thara harus siap. Darren bisa membatalkan kontrak pernikahan kapanpun. Dan selama pernikahan, Thara akan mendapatkan nafkah dari Darren.

"Apakah saya boleh tinggal di rumah orang tua saya?" tanya Thara.

"Kamu boleh tinggal dimana saja. Tapi selama beberapa hari setelah pernikahan, kamu tinggal di sini. Untuk meyakinkan orang tuaku bahwa kita benar-benar menikah."

"Baik Tuan," Thara menandatangani surat nikah kontrak mereka.

Tidak berapa lama, bel apartemen Darren berbunyi. Darren mengambil berkas yang ada di meja dan punya Thara. Darren menyimpannya ke dalam brankas yang ada di dalam ruang kerjanya. Darren membuka pintu depan. Terdengar suara manja gadis masuk ke dalam bersama Darren.

Thara merasa risih melihat Darren bermesraan dengan gadis itu. Darren juga seolah tidak menganggap keberadaan Thara. Darren dan gadis bertubuh tinggi semampai itu semakin larut dalam kemesraan mereka. Thara perlahan meninggalkan apartemen Darren.

Thara bersyukur bertemu dengan orang baik. Thara cukup lama berdiri di depan lift. Bingung apa yang harus dia lakukan. Orang itu mengantarkan Thara keluar dari apartemen. Karena Thara sebelumnya belum pernah masuk ke dalam kotak yang bisa turun naik.

Dan akhirnya Thara bingung mau pergi kemana. Alamat rumah calon mertuanya lupa ada dimana. Thara memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya. Thara ingin naik angkot tapi uang Thara ketinggalan di dalam tas. Dan tasnya ada di rumah calon mertuanya. Dengan terpaksa Thara berjalan kaki.

Thara terus berjalan, sampai di sebuah gang Thara berhenti. Thara melihat ada dua orang pria penuh tato duduk dan melihat ke arah Thara. Mereka menghampiri Thara. Thara tertunduk takut. Mereka meminta uang kapada Thara agar bisa lewat gang sempit itu. Thara berkali-kali bilang tidak punya uang tapi mereka tidak percaya, mereka mengejar Thara.

"TOLOOOOOOOONG!" Thara berlari dan berteriak sekuat tenaga.

BRUUUUUUK!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!