NovelToon NovelToon

SANG PEWARIS

ABIMANYU PUTERA MAHESA

Perkenalkan Nama ku Abimanyu Putra Mahesa, Tahun ini aku menginjak umur 25 tahun, Aku dibesarkan oleh sepasang Kakek dan Nenek Tua tidak mempunyai anak, Ibuku anak angkat mereka, jadi aku adalah cucu mereka. mereka aku panggil Abah dan Ambu, Abahku bernama Zainal Abidin Seorang mantan Kepala Desa dan Ambuku bernama Siti Asiah sebagai Bidan. Bisa dibilang kehidupanku tidak kekurangan dan cukup. Abah adalah sosok pria bertanggung jawab, jujur dan shaleh begitupun dengan Ambu. Aku sempat merasakan kasih sayang seorang Ibu hanya sebentar. Saat umurku 7tahun ibuku meninggal yang katanya kecelakaan. Inilah kisahku.

25 Tahun yang lalu

"Tok.. Tok.. Tok" Dua orang perempuan satu perempuan berumur 35 tahun sebaya dengan Asiah dan satu perempuan muda berumur 20 tahun dengan perut membesar,

"Asiah coba kamu tengok diluar, siapa tau orang butuh bantuan" Zainal menghentikan makan malamnya saat mendengar ketukan pintu. Dan Asiah beranjak Dari kursi meja makan untuk membuka pintu.

"Ceklek" Asiah membuka pintu terlihat wajah panik Mirna dan seorang gadis sedang merintih kesakitan

"Assalamualaikum Asiah" Mirna sahabatnya tampak panik.

"Walaikumsalam, Masuk Mirna dan Neng" Asiah membawa masuk kedua perempuan beda umur itu. Asiah membaringkan gadis itu di brankar kamar khusus penerimaan pasien.

"Saya periksa dulu ya Neng. Silahkan berbaring" Ucap Asiah dan gadis itu mengangguk dan berbaring. Asiah mengecek kondisi ibu dan calon bayi dalam kandungannya. Dan setelah selesai mengecek, Asiah mengambil Infus dan mulai memasukan cairan infus kedalam tubuh gadis itu.

"Alhamdulillah, kondisi sudah stabil untung kamu cepat membawa kemari Mir, Neng ini kekurangan cairan karena kelelahan dan sepertinya belum ada makanan yang masuk kedalam tubuhnya" ujar Aisah panjang Lebar.

"Alhamdulillah, Aku jadi lega" Mirna megusap dadanya lega, seraya menengok ke arah Asiah

"Sebentar ya aku ambilkan makan dulu buat si Neng, dan kamu sudah makan Mir? " ucap Asiah ke arah mirna lalu menoleh ke Aisyah smsambil mengusap kepala gadis itu penuh rasa sayang dan tersenyum. tak terasa bulir airmata gadis bermata teduh itu menetes karena haru. ambu sambil merapihkan stetoskop dan peralatan lainnnya ketempat semula.

"Sudah Teh , Aku bantu buatkan teh manis hangat ya untuk Neng Aisyah" balas Mirna sambil membenarkan slimut yang ada ditubuh Aisyah.

"Owh namamu Aisyah ya?" tanya Ambu Aisyah hanya mengangguk lemah.

"Kalau gitu kita tinggal sebentar ya Ai, kamu Ambu panggil Ai ga apa-apa kan? " Ambu dan juga Mirna Kemudian beranjak meninggalkan Kamar menuju dapur saat memasuki ruang makan yang menyatu dengan Dapur. Zainal yang sudah selesai makan menyapa istri dan Adik nya itu.

"Siapa yang datang bersamamu Mir? " zainal bertanya kepada Mirna sahabat sang istri. Dan juga adiknya.

"Aisyah Kang" jawabnya singkat. Sambil menuangkan air kedalam teko dan memasak air itu.

"Aisyah siapa?, apa dia mau melahirkan? Suaminya kemana? Terus kenapa kamu yang mengantarnya? Terus hubunganmu dengan Aisyah itu apa? Apa sudah melapor ke RT atau RW dan juga Desa??" cecar Zainal.

"Hah! " Mirna menggaruk kepalanya yang tak gatal. Bingung mau jawab yang mana dulu karena Zainal banyak bertanya.

"Satu-satu atuh Bah, liat tuh mukanya siMirna Bingung" ucap sang istri sambil terkikik geli.

"Iya nih Kang Enal, Na jadi bingung" ucap Mirna sang Adik. Yang Suami nya Seorang Pedagang Sukses.

"Sok Cerita" Ucap Zainal sambil meminum teh hangat.

"Namanya Aisyah, Na bertemu dengan nya tadi sebelum Maghrib saat mencari Si Fajar yang belum pulang dari main. Na mawa sapu neangan eta budak. lamun geus ulin, suka lupa waktu. Na kesel jadi Na ambil aja sapu..." saat hendak melanjutkan cerita Zainal memotong nya.

Fajar bocah 5 tahun adalah cucu Mirna anak yatim piatu. kedua orangtuanya meinggal kecelakaan saat pulang liburan dari Jakarta.

"Singkatnya aja Mirna Binti Muhidin" ucap Zainal kesal karena Cerita Mirna yang ngolor ngidul. Asiah melihat sang suami kesel dengan adiknya sendiri terkekeh geli.

"Ish ari Akang kumaha sih, tadi nyuruh Na cerita. Giliran lagi cerita malah dipotong" sungut sang adik protes. ia memanyunkan bibirnya dan menghentak-hentakan kaki.

"Iya sih bah, kajeun biarkan si Mirna melanjutkan cerita. Ambu anter ini dulu ke Aisyah. Sok lanjutkan ceritanya" Asiah meninggalkan kedua kakak beradik itu, mengantarkan makan ke Aisyah.

"Ai makan dulu, ambu tahu kamu belum makan" Ambu menaruh nampan berisi makan malam Aisyah dan teh manis hangat buatan Mirna. Lalu ia membantu Aisyah duduk dan Aisyah yang lapar langsung melahap makannya. Melihat Aisyah makan sangat lahap. Bidan Asiah berfikir sudah berapa hari Aisyah tidak makan.

"Pelan-pelan Ai makannya" ucap Asiah

"Maaf Ambu, masakan ambu enak" ucap Aisyah sesaat sahabis minum teh manis hangat buatan Mirna.

"Terimakasih Ambu" ujarnya tulus dan Ambu menggangguk lalu duduk di bangku samping Brankar

"Coba Ceritakan kenapa kamu bisa sama Sahabat Ambu?" tanya Ambu

"Bigini ambu....... "

FLASHBACK

"Neng ....Neng Aisyah" Pak Rojak pria paruh baya lari tergopoh-gopoh menghampiri Aisyah yang sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya

"Ada apa Pak Ojak" tanya Aisyah bingung kenapa pula Pak Ojak sampai berlari terengah-engah begitu. Melihat pak Rojak seperti itu Aisyah berinisiatif mengambil segelas Air, kebetulan di meja teras ada teko dan gelas

"Minum dulu pak" Aisyah menyodorkan segelas Air putih , Pak Rojak pun meminumnya.

"Pak Ojak lucu kaya diuber-uber Setan" guraunya

"Lebih dari setan neng... Ini biangnya setan" jawab Pak Rojak sambil memberikan gelas kosong ke Aisyah. Dan Aisyah Menaruh gelas itu di meja.

"Neng...neng Bapak Mohon neng jangan keluar rumah" Ujar lagi. Setelah mendengar itu Aisyah berbalik badan "

"Kena... Na pa... Pak AW......! " Saat hendak teriak mulutnya di bekap lalu pingsan.begitupun dengan Rojak Terjatuh dan pingsan akibat dihantam baluk dari belakang.

"BAWA!!! " ucap seseorang didekat sebuah mobil Jeep dengan 2 anak buah yang lainnya

" Yang mana BOS? " Tanya Anak buahnya

"GOBLOK, PEREMPUAN BUNTING INI TOLOL," ujar sang Bos

"saya pikir aki-aki peot itu bos" ujar sang anak buah lagi

"Tolol tuh Aki-aki ga ada gunanya, dan cepat bawa" Lalu para penjahat itu membawa Aisyah yang sedang pingsan kedalam sebuah mobil Jeep.

sebelum berangkat Bos penculik

menghubungi orang yang menyuruh nya.

Bos Penculik : "Wanita Bunting ini sudah berada di tangan kami Nyonya. Jangan lupa bayaran kami" ujar sang bos yang berbicara melalui telepon

Nyonya X : "............"

Bos Penculik : "Siap Nyonya, Anda tinggal tunggu kabarnya saja. Beres Nyonya" ucapnya lagi

Mereka menempuh perjalanan kurang lebih 8Jam perjalanan dari kediaman Aisyah yang di pinggiran Jakarta. untuk sampai disebuah pondok tempat eksekusi Aisyah.

"Bos main dulu yuk ke pantai. Liat tuh pantai nya indah" ujar Mamat supir dari sang BOS saat tepat di jalan Raya Sawarna.

"PLAK" sang Bos yang duduk disamping nya mengeplak Kepala Mamat

"Goblok. Kita lagi kerja. Kalau mau liburan nanti selesaiin dulu ini" melihat Sang BOS naik pitam anak buah yang lainnya tertawa

"Lagian lo Tolol bed dah Mat, bikin naek darah si BOS aja" ujar si Wandi

"iya tolol Bed lo" ucap Jaka

"Maksud gua kan biar ga suntuk bre, Si BOS dari tadi diem bae" ucap Mamat

"Ya Allah selamatkan dan lindungi Hamba dan calon anak hamba dari para penculik ini" doa Aisyah dalam hati, Aisyah sebenarnya sudah sadar beberapa menit yang lalu tapi dia pura-pura Pingsan.

"Mat, Kita mampir dulu ke Warung Ceu Esih " ucap si BOS

"Siap BOS" jawab Mamat

"Cie Si BOS minta jatah euy, bisa kali bos kita juga" Ucap Jaka

"Iya BOS" Sahut Wandi

"Siap" ujar sang BOS . Tak berapa lama mereka tiba di warung remang-remang milik Ceu Esih. Ke empatnya turun. waktu sudah menunjukan pukul 23:15 WIB.

"Bos Gimana itu si Gopar? Tinggal aja apa gimana? " tanya Wandi

"Baguninlah, lagian kenapa tolol sih pake di coba dulu itu obat bius nya jadi dia yang teler duluan" mendengar Gerutuan Pemimpin penjahat itu, Aisyah tak kuat menahan tawanya.

"ya Kaya ga tau si Gopar Aja bos. Dia sebelas dua belas sama si Mamat" ujar Wandi

"Bagunin, Nyusahin aja" ujar sang Bos, Wandi dan Jaka berlalu terlebih dahulu. Membangunkan Gopar adalah tugas Mamat. Mamat mengosok-gosok tangannya kedalam selangkangannya. Setelah dirasa cukup lalu tangannya di dekatkan ke hidung Gopar. Aisyah sempat melirik dan melihat kelakuan Mamat langsung merem dan tahan nafas. Takut ga kuat, jijik dan mau muntah.

"Uuuuweeeeek...Goblok lo Mat. Najis selengki lo. Bau Ajg" Benar saja Gopar langsung terbangun dan Makian Gopar sudah terucap. Gopar yang sudah hapal bau selengkinya Mamat Karena Gopar selalu di kerjai teman-teman nya dengan cara seperti itu

"Tai lo. Bau Bgst" gerutunya

"Hahahaha, cepet turun " ujaar Mamat. Gopar masih menahan muntah akibat ulah Mamat

"Ih Tolol, berapa hari sih lo ga mandi dan ganti sempak Bgst" Makinya lagi

"5 Hari ga mandi, 3 minggu ga ganti sempak" ucap Mamat santai.

"Kuy.. . Ng*w* kita di traktir Si BOS" ucap Mamat sambil Merangkul pundak Gopar melangkah ke dalam warung remang -remang ceu Esih . Gopar menepis tangan Mamat dan mendorong tubuh Mamat

"Tai Tangan lo Bgst. Sono lo jauh-jauh" ucap Gopar. Mereka saling tendang ke arah bokong masing-masing. Dan tertawa

"Eh Par bentar lupa gua, jendela mobilnya kan ketutup semua. Gimana itu perempuan bunting. Kasian nanti mati dia kehabisan oksigen .Mana cakep lagi" Mamat masih punya rasa kemanusiaan.

"Lo buka aja jendela dikit biar ada udara " ucap Gopar memeberi ide.

"Oke. Lo tunggu di sini gua buka jendala mobilnya dulu" ucap mamat. Gopar menunggu di depan Warung remang-remang itu. Mamat berjalan menuju tempat mobilnya yang dia parkir.

Suasana parkiran mobil tampak sepi hanya ada beberapa mobil truk yang supir dan keneknya berada dalam warung.

Lalu mamat sudah berada di samping mobilnya

"Kresek.. Sreeek" terdengar suara seperti suara orang berlari. Mamat mengedarkan pandangannya kesana kemari mencar asal suara. Tidak terlihat aktivitas apapun. Mamat si penakut mulai berkeringat dingin.

"Ajg sepi amat ya? Ih mana merinding lagi"

Gumamnya.

"Neng jangan mati dulu ya. Ini abang bukain kacanya biar ga engap" ucap mamat ke Aisyah yang sudah menahan nafas tidak kuat bau yang tertinggal dari Aksi Mamat tadi. Mamat terburu-buru langsung berlalu. Dia tidak sadar kunci mobil nya terjatuh . Mamat tak sadar ada sepasang mata sedari tadi mengawasinya.

"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah" ucap Seorang Gadis yang bersembunyi , ternyata suara orang berlari itu berasal dari gadis itu. Gadis itu kemudian mengambil kunci mobil Mamat dan mulai membuka pintu dan masuk kedalam mobil. Ia bersembunyi di dalam mobil.

"kemana larinya gadis itu? " ucap seorang pria bertubuh tinggi besar

"Cari Goblok, kalau kabur mampus kita sama Ceu Esih" ujar seorang pria lainnya.

Setelah dirasa para centeng Ceu Esih pergi. Nurul memeriksa isi mobi itu dia buka laci Dasbord ada STNK dan BPKB mobil ini dan sebuah Tas. dia membuka tas tersebut isinya emas dan uang gepokan. Matanya terbelalak. Dia berfikir sejenak. Dia akan mencoba kabur jauh dari desanya dan akan membuka sebuah usaha dari uang ini.

"Ya Allah semoga uang ini Halal" ucapnya dalam hati. Dirasa sudah aman Ia menghidupkan mesin mobil. Ia yang memang bisa mengadari mobil karena dulu keluarga nya orang berada di desanya. Ayahnya yang seorang juragan. Sudah pasti dirumahnya mempunyai mobil.

"Bismillah" mobil mulai melaju. Gadis itu mahir mengendarai mobil. Hingga mobil berhasil sampai di jalan raya.

...****************...

...Bersambung...

...****************...

...----------------...

jangan lupa like,coment dan share dan Bintang 5 nya

followjuga akun tiktok Outhor "@Babahhasnun"

Bertemu orang Baik

"Aaaaaaaaaakkkkhhhh....Terimakasih ya Allah" Teriak Nurul, merasakan kebebasannya

"Alhamdulillah " Ucap Syukur Aisyah...

"Ckiiiiit..... " Mobil berdecit, Nurul mengerem mendadak. Untung Aisyah tidak terjungkal.

"Astagfirullah," Pekik Aisyah, Nurul Menegok ke belakang

"Siapa Kamu?, Hantu apa orang" Tanya Nurul dengan mata nya memicing

"Tikus" ucap Aisyah sesaat Mulut Nurul terbuka dan matanya melotot. membuat Aisyah tertawa "Yah Oranglah Neng masa cantik gini dikata curut" ucap Aisyah tekikik geli melihat ekspresi Nurul yang Panik dan takut dan kaget.

Aisyah merangkak untuk pindah ke Jok samping kemudi. "Eh ngadi-ngadi nih bocah dikira ini film sodako hantu jepang dia merangkak " ucap Nurul dalam hati.

"Aisyah ..namaku kamu?? " Aisyah mengulurkan tangannya. Nurul masih bergeming. Aisyah melambaikan tangan di muka Nurul. Kesel tak ada respon

"Plak" Gadis yang sedang hamil besar itu menepak bahu Nurul. Barulah sadar

"Eh apa? " tanyanya

"Aku Aisyah, nama kamu siapa?, terimakasih " ucap Aisyah

"Nurul.. Nurul Aini ... panggil aja aku Nurul atau Aini" nurul kembali ke posisi semula mengahadap depan sesekali menengok kesamping.

"Aku panggil Nurul aja ya? dan Aku tadi lihat kamu seperti nya dikejar gerombolan Pria berbadan besar? Apa kamu ada masalah sama mereka sampai kamu kabur" tanya Aisyah. Nurul mulai menjalankan mobil nya.

"Panjang ceritanya, aku akan cerita intinya saja ya"

"Silahkan" ucap Aisyah

"Aku dijual Bibiku ke seorang Germo dan juga renternir. Bibiku mempunyai hutang dengannya. Bibi menjaminkan rumah peninggalan orang tuaku. Karena bibiku tidak mau menjadi gelandangan akhirnya bibi menjualku dan juga anak gadisnya yang seumuran denganku. Aku tadi bersama sepupuku. Tapi entahlah sepertinya sepupuku tertangkap"

"Ya Allah, kasihan sekali. Semoga dia baik-baik saja ya"

"Kuharap sih begitu. Aku kasihan dengannya. Setiap hari sepupuku disiksa oleh ibunya sendiri. Bibiku itu orang yang Sombong, angkuh dan tamak"

"Apa sepupumu itu bukan anak kandungnya? " tanya Aisyah tertarik dengan cerita Nurul.

"Entahlah. Aku berfikirnya seperti itu. Lalu kenapa kamu bisa bersama penjahat bodoh itu Ai?, apa kamu korban penculikan? "

"Sepertinya begitu, aku tidak tahu siapa dan motifnya apa mereka menculikku. Aku dan suamiku sama sekali tidak punya musuh. Tapi kenapa pula mereka menculikku" Aisyah menunduk matanya berkaca-kaca.

"Sudahlah Ai, sekarang kita selamat" Nurul mengelua bahu Aisyah memberi semangat "Sudah berapa bulan kandungan mu?" tanya Nurul lagi

"8 bulan Rul, oh ya bisakah kita nanti berhenti di masjid atau musholah, aku sudah engap. Kepingin selonjoran rasanya. dan aku juga melewati sholat maghrib gara-gara penculik sialan itu" ucap Aisyah dan Nurul hanya mengangguk dan mereka mulai mencari masjid atau mushola. Dan akhirnya mereka menemukan sebuah mushola kecil di desa itu. Dan Nurul menghentikan mobilnya dan mereka turun .

Aisyah dan nurul memberishakan diri mereka dan menunaikan ibadah yang sempat tertinggal tadi.

"Ai apa kamu sudah makan?, Aku akan cari makan dulu sekitar sini yang tadi aku lihat ada tukang nasi goreng dan sebuah warung masih buka" Ucap Nurul, aisyah hanya mengangguk. Nurul berjalan menuju warung dan Tukang nasi goreng. Nurul membeli dua porsi dan beberapa cemilan dan air mineral.

Dalam perjalanan pulang sehabis beli Nasi goreng, Nurul melihat Sepupunya berada disebuah mobil pickup pengangkut sayur. Dan Nurul bergegas ke arah Aisyah.

"Aisyah kau mau ikut dengan ku atau mau disini dulu? " ucap Nurul

"Memangnya ada apa? " tanya Aisyah

"Aku tadi melihat Sepupu ku, aku akan mengejar sepupuku dulu"

"Aku disini aja dulu. Pinggang dan kakiku rasanya pegal. Aku mau rebahan dulu" ucap Aisyah

"Baik, kau tunggu disini ya, jangan kemana-mana aku akan segera kembali" ucap Nurul sembil memberikan bungkusan itu ke Aisyah. Nurul pun berjalan cepat ke arah mobil.

"Hati-hati ya, segera kembali" ucap Aisyah dan Nurul mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh.

Dan Aisyah sekarang seorang diri. Aisyah mulai menyuapkan nasi goreng, dua bungkus nasi goreng dia habiskan karena lapar

"Alhamdulillah " ucapnya. Setelah menghabiskan dua bungkus nasi goreng dia mulai mengantuk, dia menuju dalam mushola untuk tidur sambil menunggu Nurul kembali.

Saat Adzan akan berkumandang dia dikagetkan dengan sekumpulan orang.

"Bangun!!! " Ketus Seorang perempuan bercadar dan berpakaian serba hitam.

Aisyah mendengar suara orang membangunkan nya.

"Ya, sudah subuh ya? " tanya Aisyah

"Siapa kamu, berani-beraninya kau tidur di tempat ibadah kami? " tanya perempuan itu ketus "Pasti kau seorang jalang yang kabur karena di usir dari lingkungan mu karena sudah hamil?" ucapnya lagi

"Astagfirullah, mba kenapa berbicara seperti itu?, kita ini sama - sama perempuan loh"

"Apa kau bilang sama?, kita berbeda. Kau Najis. kami ini Suci. Cepat pergi sebelum Adzan" ucap perempuan bercadar itu.

"Mba, bukankah kita sesama muslim itu bersaudara? "

"Mba..Mba Kami bukan mba Mu" ucap perempuan lainnya

"Iya kau itu Najis" ucap perempuan lainnya

"Ya Allah, kalian ini kenapa?, pakaian kalian ini tidak mencerminkan akhlak kalian? " ucap Aisyah

"Kau jangan banyak bicara dan mengajari kami soal Akhlak!, cepat katakan siapa namamu"

"Namaku Siti Aisyah, puas! " ucap Aisyah tak kalah ketus

"Cih pantas saja, namamu seperti seorang jalang, dan menjijikan cepat kau pergi dari sini jalang!! " ucap pemimpin dari perempuan itu.

"Baik, semoga apa yang kalian lakukan kepadaku tidak terjadi di diri kalian dan keluarga kalian" ucap Aisyah sambil bangkit dan membereskan bekas Tempat tidurnya.

"Hahahaha, itu tidak akan pernah terjadi Jalang. Karena kami ini Suci dan kau Najis" ucap perempuan lainnya dan semua tertawa. Dengan langkah gontai Aisyah berjalan tertatih dari mushola. Dia baru sadar setelah membaca plang nama kecil bertulis kan bahas Arab di Mushola itu.

"Pantas saja aku di bilang Najis, ternyata aliran mereka sesat" ternyata Aisyah masuk di mushola milik aliran sesat.

"Ya Allah ternyata aliran itu masih ada, Aku kira sudah punah" Ucap Aisyah. Sambil berjalan. Setelah lama berjalan Aisyah melihat sebuah mobil pickup pengangkut sayur berhenti disebuah warung makan yang sedang menurunkan beberapa sayuran. Aisyah mencari supir.

"Assalamualaikum, pak maaf apa ini mobil bapak? " tanya Aisyah

"Walaikumsalam neng, iya benar. Ada apa? " ucap bapak supir

"Boleh saya ikut pak? "

"Eneng mau kemana memangnya? , bapak sih boleh aja" ucap pak Supir sambil merapihkan tali untuk mengikat sayur.

"Bapak memangnya mau kemana? " tanya Aisyah

"Lah neng gimana bapak tanya neng malah nanya balik, bapak mau ke kota kecamatan"

"Saya ikut pak, setidaknya saya bisa cari kerja disana"

"Ya Allah neng, baiklah ayo ikut bapak. Jang kamu nanti duduk dibelakang ya, kasian si Neng kalau harus duduk berdempatan. Kasian dedek diperutnya" Ucap Pak supir berbicara ke keponakan nya.

"Baik mang, mang saya sholat dulu mamang sudah sholat belom? " ucap ujang remaja umur 16 tahun

"Mamang sudah sholat, tidak tahu kalau si eneng ini? " ucap sang paman sambil menunjuk Aisyah. Aisayah menggeleng kan kepalanya. "Yasudah neng sholat dulu aja ikut si Ujang. Mamang mau beli kopi sama gorengan dulu buat dijalan" ucap Mang Sobri

"Ayo Teh, keburu habis subuhannya" ajak Ujang. Aisyah mengikuti ujang ke dalam warung milik Ibunya Ujang. Aisyah dan ujang lalu subuhan berjamaah. Dan sekarang mereka berada didalam mobil. Aisyah menceritakan kejadian dia diculik.

"Ya Allah Neng, tidak ada keingan neng buat lapor polisi?, kalau ada niatan nanti mamang antar" tanya mang Sobri, Aisyah menggelangkan kepalanya. Sepanjang jalan mereka mengobrol dan sampailah di pusat kota kecamatan.

"Neng sampai sini ya, bapak mau ambil barang lagi. Ini ada sedikit buat pegangan neng, Nanti sore mamang kesini lagi. Neng bisa ikut ke rumah mamang" ucap mang Sobri sambil memberikan dua lembar uang lima puluh ribu"

"Ya Allah mang banyak amat, saya ambil selembar saja" ucap Aisyah sambil mengambil satu lembar. Tapi mang sobri mengepalkan Semua uang itu ke tangan Aisyah.

"Inget ya neng. Dapet atau ga kerjaan neng sore harus ada disini. Biar hati mang tenang" ucap Sobri. "Kalau tidak ketemu mamang neng bisa cari alamat ini, ini alamat rumah mamang" Mang Sobri memberikan alamat disecarik kertas Aisyah menerimanya.

"Terimakasih mang, nanti saya kesini lagi. Kalau mamang tidak ada saya bisa ke alamat ini " ucap Aisyah

Setelah pamitan dan janji ketemu lagi Aisyah menelusuri jalan mencari pekerjaan.

Hari semakin terik belum satupun pekerjaan yang di dapat. Hari semakin sore Aisyah sudah berada ditempat yang tadi dia berpisah. Aisyah menunggu sudah hampir dua Jam menunggu mobil mang Sobri tidak ada tanda-tanda kedatangannya. Aisyah kemudian beranjak dan mencari angkot jurusan yang terdapat di alamat yang diberikan Mang Sobri.

Aisyah didalam angkot terus beceloteh dan bercerita apa saja. dasarnya anaknya ceria cerewet tidak bisa sekalipun diam. sampai tak terasa angkot berhenti di persimpangan jalan.

"Neng sudah sampai, neng bisa ikutin jalan itu semoga ketemu ya neng rumah mamangnya" ucap supir angkot menunjuk ke arah jalan masuk kampung.

"Terimakasih pak, ini pak ongkosnya" Aisyah menyerahkan ongkos tapi di tolak sama sang supir.

"Terimakasih ya pak, semoga rejeki bapak berlimpah dan berkah" ucapnya tulus, sang supir mengamini. Aisyah menelusuri jalan. Waktu menunjukan waktu maghrib Aisyah istirahat sebentar di masjid untuk bersih-bersih dan sholat. Setelah sholat Aisyah melanjutkan perjalanan nya. Baru beberapa langkah perutnya keram ia merintih dan sinilah dia bertemu Bi Mirna

Flasback Off

...****************...

...Bersambung ...

...----------------...

jangan lupa like,coment dan share dan Bintang 5 nya

followjuga akun tiktok Outhor "@Babahhasnun"

Jadi Anak Angkat

"Ya Allah neng kasian sekali nasib mu" Bu Asiah memeluk Aisyah cerita Aisyah ternyata didengar oleh Zainal dan Mirna. Mirna mengusap air matanya.

"Kasian dia kang" ucap Mirna dan diangguki oleh Zainal. kemudian Zainal masuk kedalam bilik pemeriksaan dan menghampiri Bidan Asiah. Abah Zainal merangkul Asiah dan mengajak nya menghampiri dan mendekat ke Aisyah.

"Iya, Akang pikir lebih baik Neng Ai tinggal dengan kami" jawab Zainal

"Tinggallah bersama kami Neng, Abah sangat senang jika Neng tinggal sama kami, jadilah anak kami. Kami akan merawat Neng dan menerima anak Neng sebagai cucu kami" ucap Abah Zainal sambil mengusap kepala gadis bermata teduh itu, Ambu menengok ke arah sang suami. Ternyata Sang suami mempunyai pemikiran yang sama dengan nya.

"Iya Neng, tinggallah bersama kami" ucap Ambu. Aisyah coba bangkit untuk duduk, karena lemah Ambu membantunya.

"Terimakasih Ambu, Abah" mereka berpelukan Aisyah yang sebatang kara akhirnya bisa merasakan kesih sayang orang tua. Walau bukan orang tua kandung. Abah dan Ambu tulus menerimanya.

"Hei bibi tidak dipeluk? " ucap Mirna, Mirna melangkah dan ikut memeluk Aisyah. Sekarang Aisyah merasakan kebahagiaan mendapat keluarga baru. Ada Abah dan Ambu dan juga dia mendapatkan ketulusan sang Adik dari Abah.

"Brak" pintu dibuka kasar keempat nya keluar dari ruangan dan melihat siapa yang membuka pintu secara kasar

"Acalamualaikum, Nin Ciah ada Nenek Ucup ga? " ucap

"Astagfirullah iye budak" ucap Zainal sambil mengelus dadanya karena kaget. Yusuf hanya nyengir

"Neneeeek dicariin Aki tuh. bukan nya pulang malah kelayapan kata Aki" celoteh Yusuf bocah 5 tahun itu setelah melihat Neneknya.

"Eh ini incu saha sih, aduuh kelakuannya itu" Mirna menepuk keningnya

"Incu maneh lin? " ucap Ambu

"Iya nih nenek suka lupa punya cucu ganteng kaya akuh" ucap Yusuf

"Iyakah?, sepertinya bukan? " Mirna menggoda Yusuf setelah menggendong Yusuf. Yusuf mencebikkan bibir nya.

"Hahhhah" semua tertawa setelah melihat Yusuf yang merajuk.

Setelah itu Yusuf dan Mirna pulang ke rumah mereka.

dan dirumah Mirna, suaminya baru saja pulang mengantar barang langsung mengomel kepada sang istri.

"Ya Allah dari mana Sih Nek, Aku pulang malah kamu ga ada" ucap Suami Mirna sambil bertolak pinggang.

"Abis nganter Aisyah ke rumah Kang Zainal" ucap Mirna sambil masuk kearah dapur untuk menyediakan minum untuk suami tercinta nya.

"Aisyah siapa? " Tanya sang suami, Mirna memberikan segelas Air putih ke Suaminya dan lalu Mirna menceritakan kisah Aisyah. Sang suami menyimak dengan seksama

"Ya Allah cerita kamu kok sama seperti cerita gadis yang lagi hamil yang tadi subuh sama Akang" ujar Mang Sobri , Mang Sobri menceritakan kisahnya juga.

"Jangan-jangan Orang yang sama lagi kang" Ucap Mirna.

"Ayo kita kerumah kang Zainal. Akang mau mastiin, sedari tadi hati akang ga tenang" Mang Sobri mengajak Sang Istri. Tak lupa mang Sobri membawa bungkusan untuk Aisyah berupa beberapa baju Gamis , daster rumahan dan buah-buahan.

"Ih Akang baik banget ya Allah, Neng punya Suami baiknya ga ada Obatnya" ucap Mirna sambil memeluk suaminya. bukannya marah kalau suaminya memberikan sesuatu kepada wanita lain tapi ini Mirna dengan senangnya melihat kebaikan dan kesigapan sang suami.

"Akang inget Almarhum Aini sayang, jadi akang sengaja beli ini dulu. Jadi lama akang ke tempat awal berpisah ternyata si neng udah ga ada. Tapi feeling akang si neng itu pasti kesini. Ayo ke rumah kang Zainal" Mang sobri tak sabar langsung menarik lengan Marni.

Akhirnya mereka sampai dikediaman Zainal

Mang Sobri merasa lega ternyata Aisyah sudah berada dirumah kakaknya

"Alhamdulillah, ternyata benar Neng Ai, Mang jadi lega rasanya"

"Iya mang, terimakasih mang, berkat mang Ai sekarang jadi anak Abah sama Ambu" ucap Aisyah. Mang Sobri menggangguk ikut senang ternyata keputusan nya memberikan alamat rumahnya membuat Aisyah bahagia.

"Nih neng mamang bawain baju ganti, maaf tadi mamang telat ketempat tadi. Karena mamang beli ini dulu" Mang Sobri memberika sekantung besar berisi baju dan gamis dan juga Kerudung nya. Ada 5 Gamis dan 15 puluh daster rumahan dan juga buah-buahan.

"Ya Allah mang repot-repot amat. Mamang udah nolong Ai aja sudah bersyukur ini di tambah mamang bawain Ai banyak baju" ucap Aisyah tulus.

"Terima ya Ai, bibi seneng kalau Ai nerima pemberian suami Bibi"

"Terimakasih Bi, Mang" Aisyah tak kuasa menahan Haru, dia berfikir Dulu almarhum kedua orang tuanya mempunyai kebaikan apa sampai karma baik berpihak kepadanya.

Sementara di sebuah Rumah mewah, soorang wanita berpakaian glamor dengan perhiasaan mewahnya tampak kesal dan marah

"Goblok... Kenapa bisa kabur perempuan sialan itu. Harusnya kau bunuh saja dia Banu!!! "

"Maaf Nyonya.. Atas kelalain kami" Banu si Bos penculik menunduk "Anak buah saya sedang berusaha mencari nya kembali nyonya"

"Cari sampai dapat, aku ga mau sampai perempuan sialan itu melahirkan pewaris tunggal keluarga suamiku!!! .. CEPAT CARI!!! " ucap Lidya .Lidya tidak tahu jika makian dan amarahnya didengar dan dilihat oleh kepala pelayan dirumah itu.

"Oh nyonya Lidya berusaha melenyapkan Nyonya Aisyah, Tidak bisa dibiarkan akan Ku laporkan ke Tuan Besar dan Tuan muda"

Gumam Pak Rahmad sang kepala pelayan.

Hari berlalu cepat Aisyah telah melahrikan, Seorang bayi laki-laki yang diberi Nama Abimanyu Putra Mahesa ...

Bayi itu tumbuh sehat, gemuk dan menggemaskan.

7 tahun berlalu

"Abi Kamu sudah besar sekarang, wajahmu persis papi kamu" Aisyah memandang sendu wajah polos sang anak yang sudah rapih.

"Apa Papi itu kasep kos Abi Mih? " tanya Abi, Aisyah hanya mengangguk . Bocah itu sudah genap 7 tahun besok adalah hari pertamanya masuk sekolah SD. Rencananya hari ini Aisyah dan Ambu akan ke pusat kota mau mebeli kebutuhan perlengkapan sekolah.

"Wah Incu ambu geus Kasep, jadi kita ke pasar? " Ucap Abu seraya mengacak rambut Abi.

"Jadi dong Ambu. Abi udah semangat nih! " ucap Abi. Meninju tangan terkepal di udara.

"Kita tunggu Aki sama Nenek dulu ya" jawab Ambu

"Oke Ambu, Abi mau ke rumah Raka dulu ya Mih, sekalian mau ajak juga. Bolehkan mih? "ucap polos Abi. Raka adalah sahabat Abi anak Yatim, ibunya bernama Yasmin sahabat Dari Aisyah.

Tak berapa lama Mang Sobri dan Bi Mirna berserta cucunya Fajar Wahyudin datang.

"Teh, Urang ga lihat kang Zainal, kemana? " tanya Sobri ke Asiah kakak ipar nya

"Kang Zai ke Pemda, katanya hari ini ada rapat dengan Bupati, terkait dana Hibah dari pengusaha Jakarta katanya"

"Oh iya, kenapa bisa lupa aku" Sobri menepuk dahinya

"Bri, ceuk kang Zai kita pakai mobil kang Zai saja jangan pakai mobil maneh. Karunya eungke barudak kena angin" ucap Ambu sambil memberikan kunci mobil Avanza milik sang suami.

"Padahal enak tau Mbu, kalau pakai mobil Aki banyak angin" ucap Abi setelah dia datang bersama Raka dan Yasmin. Raka dan Yasmin masuk kedalam rumah dan mencium punggung tangan Ambu, Bi Marni dan Mang Sobri.

"Iya Nin enakkan pakai punya Aki tau" ucap Yusuf mengiyakan ucapan Abi.

"Ish kamu ini, sama aja seperti Abi" Ucap Ambu sambil mengelus kepala bocah 11 tahun itu.

"Yas Bagaimana, apa kamu kemarin ketemu dengan keluarga Suamimu? " tanya Ambu, Yasmin. Yasmin yang ditanya menengok lalu menunduk.

"Sudah mbu, seperti biasa jawabannya" bukan Yasmin tapi Aisyah yang menjawab. Ambu dan yang lainnya hanya menghela nafas kasarnya

...****************...

...Bersambung...

...----------------...

jangan lupa like,coment dan share dan Bintang 5 nya

followjuga akun tiktok Outhor "@Babahhasnun"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!