CINTA KARENA KONTRAK
Episode 1
Ranum Casandra, seorang gadis yang berusia tujuh belas tahun. Yang masih menginjak di bangku sekolah menengah atas.
Ia harus terpaksa bekerja serabutan demi membiayai kehidupannya, dikarenakan ia hidup sebatang kara
kedua orang tuanya sudah meninggal dunia akibat kecelakaan, membuat Ranum harus bekerja keras demi menghidupi dirinya sendiri
Ranum yang baru saja pulang dari sekolahnya itu. Kini segera pergi ke tempat kerjanya
Ranum Casandra.
Siang, Pak.
Ranum Casandra.
Maaf, Pak. Kali ini Ranum telat lagi, karena Ranum punya kelas tambahan di sekolah
Davendra Vicken.
Tidakpapa, Ranum.
Davendra Vicken.
Saya maklumi 😊
Ranum Casandra.
Beneran, Pak? Bapak nggak marah kan sama Ranum?
Davendra Vicken.
[Menggeleng-gelengkan kepalanya]
Davendra Vicken.
Sana, kamu ganti baju dulu dengan baju yang lebih santai
Ranum Casandra.
Baik, Pak! 🫡
Ranum pun segera mengganti bajunya di dalam ruangan pribadi. Setelah itu ia mulai bekerja layaknya pelayan di caffe tersebut.
Ranum Casandra.
Iya, Pak? [Segera mendekat]
Davendra Vicken.
Tolong bawakan pesanan ini ke komplek Melati [Memberi kresek]
Ranum Casandra.
Siap, Pak!
Ranum yang sudah terbiasa pengantar pesanan itu, segera pergi dari sana untuk melakukan tugasnya.
Ranum Casandra.
[Memakai helem dan naik ke atas motor]
Ranum pun dengan segera mengendarai motornya menuju ke komplek Melati.
Ranum Casandra.
[Bersenandung]
Si gadis ceriah itu begitu asik dengan dunianya sendiri. Sampai ia tak menyadari jika ada lampu merah di hadapannya.
Episode 2
Ranum membulatkan matanya dengan sempurna. Bagaimana tidak? Ia tak sengaja menabrak sebuah mobil yang tiba-tiba berhenti di hadapannya.
Jantung Ranum seakan hampir copot dari tempatnya ketika melihat sang pemilik mobil tersebut mulai keluar dari sana.
David Mahatama.
[Menatap Ranum dengan tatapan yang sangat tajam]
Ranum Casandra.
Mampus aku ....
David Mahatama.
Kau yang sudah menabrak mobil saya?!
Ranum Casandra.
Umm ... itu
Ranum Casandra.
A--aku tidak sengaja, Tuan
David Mahatama.
Kau itu bisa mengemudi tidak?!
David Mahatama.
Kau tidak lihat di depan ada lampu merah?! Jika kau buta warna, tidak usah mengendarai motor!
Ranum Casandra.
Aku tidak buta warna!
Ranum Casandra.
Hanya saja aku tidak menyadari jika sedang lampu merah!
Ranum mulai tersulut emosi ketika mendengar perkataan David yang menyebutnya buta warna. Ia tak terima!
David Mahatama.
Karena ulahmu itu, mobil saya jadi rusak!
David Mahatama.
Lihat lah! [Menunjuk belakang mobilnya yang sedikit lecet]
Ranum Casandra.
Itu kan hanya lecet sedikit.
Ranum Casandra.
Kenapa dibilang sudah rusak?
David Mahatama.
Kau! [Geram]
David Mahatama.
Saya tidak mau tahu! Kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu!
David Mahatama.
Maksud saya kamu harus ganti rugi!
Ranum mengira bahwa David akan meminta ganti rugi dengan jumla yang sedikit, karena melihat kerusakan mobil yang hanya lecet sedikit saja
David Mahatama.
Lima miliar!
Ranum Casandra.
LIMA MILIAR?!
Ranum Casandra.
Kau bercanda yah?!
David Mahatama.
Siapa yang sedang bercanda?!
Ranum Casandra.
Dasar sakit!
Ranum Casandra.
Hanya lecet sedikit saja kerugiannya sampai mencapai lima miliar!
Ranum Casandra.
Yang benar saja
David Mahatama.
Apa kau tahu berapa harga mobil saya ini?!
Ranum Casandra.
Tidak tahu, aku juga tidak mau tahu!
Episode 3
Karena sudah habis kesabaran, David hendak mendekat pada Ranum
Ranum yang merasakan bahaya yang mendekatinya segera menyalakan mesin motornya
David Mahatama.
Mau lari ke mana kau gadis ingusan! [Melihat Ranum pergi]
David Mahatama.
AWAS SAJA KAU!
David yang baru saja tiba, segera masuk ke dalam mansion.
Para bodyguard dan maid yang melihat kehadiran David segera berbaris untuk menyambutnya secara hormat
David Mahatama.
[Berjalan acuh tak acuh]
David Mahatama.
[Menuju ruang keluarga]
Ibunda Dewi.
Kenapa kamu lama sekali? [Melihat kehadiran sang putra]
David Mahatama.
[Duduk di samping ibunya]
David Mahatama.
Maaf, Bu. Tadi ada gadis aneh yang menabrak mobilku
David Mahatama.
Aku meminta pertanggungjawaban darinya tapi dia malah kabur!
David Mahatama.
Benar-benar membuatku kesal saja!
Ibunda Dewi.
Kan kamu masih bisa beli yang baru lagi
David Mahatama.
Iya ... aku bisa, Bu
Ibunda Dewi.
Sudah, tak usah dipikirkan lagi
Ibunda Dewi.
Sekarang Ibu mau menunjukkan sesuatu padamu
Ibunda Dewi mengeluarkan beberapa foto dan memperlihatkan pada David.
Bagaimana tidak terdiam? Foto-foto tersebut adalah foto dari beberapa gadis yang cantik.
David tahu apa maksud ibunya itu. Apa lagi kalau bukan ingin menjodohkannya?
Ibunda Dewi.
Bagaimana? Mereka semua cantik-cantik kan?
Ibunda Dewi.
Kamu tinggal pilih saja mana yang kamu sukai
Ibunda Dewi.
Nanti Ibu akan mengirim surat lamaran padanya
Ibunda Dewi.
[Tersenyum sumringah]
David Mahatama.
[Menghembuskan nafasnya]
David Mahatama.
Semuanya cantik-cantik, Bu
David Mahatama.
Tapi tidak ada yang menarik bagiku
Ibunda Dewi.
Bagaimana bisa?
Ibunda Dewi.
Ibu sudah susah paya memilih wanita-wanita yang sangat cantik menurut Ibu. Masa salah satu dari mereka tak ada yang membuatmu tertarik?
David Mahatama.
Aku belum ingin menikah, Bu
David Mahatama.
Aku masih ingin fokus pada pekerjaanku dulu
Ibunda Dewi.
Tapi umur kamu sudah hampir memasuki kepala tiga. Kamu yakin tak mau menikah?
David Mahatama.
[Geleng-geleng]
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!