I Can 2 : Assalamu'Alaikum Cinta [JaemJen Gs]
01
bikin season tiganya nya disini ya
untuk kesekian kalinya laki-laki dengan wajah lebam itu mengeluhkan kata maaf di hadapan wanita yang dicintainya
tangannya tak berani bergerak menyentuh tangan kecil yang kini merengkuh tubuh kecil lemah wanita berparas cantik itu
M. Raffanza Wahfi
Aliya, maaf
wanita sang pemilik nama itu hanya menatap sendu wajah Raffa yang duduk dihadapannya
lalu perlahan matanya terpejam, tubuh tergerak mendekat ke arah sang laki-laki
tubuh kecil itu jatuh dalam dekapan Raffa
Lishana Shidqin Aliya
kamu enggak salah
Lishana Shidqin Aliya
jangan minta maaf
suara lembut itu mengalun dengan getaran bimbang tepat disamping telinga Raffa
M. Raffanza Wahfi
karena aku..
M. Raffanza Wahfi
..kamu kena fitnah kayak gini
Lishana Shidqin Aliya
terimakasih sudah menolong ku
laki-laki berbalut kemeja biru langit itu menunduk, kembali dengan wajah merasa bersalahnya
Lishana Shidqin Aliya
dingin~
Rafa yang mendengarnya dengan sigap segera merengkuh tubuh kecil itu
membawanya naik keatas ranjang, lalu menyelimutinya
M. Raffanza Wahfi
kamu udah makan?
tanyanya dengan nada yang terlihat jelas kekhawatirannya
dan Raffa yang mendapatkan jawaban itu kembali terdiam singkat
M. Raffanza Wahfi
dari kemarin?
M. Raffanza Wahfi
makan ya!
M. Raffanza Wahfi
aku buatin bubur
M. Raffanza Wahfi
kamu perlu minum obat
yang bersangkutan hanya diam
membiarkan tubuh ringkihnya diangkat dengan selimut tebal yang merengkuhnya
begitu Raffa dan Aliya sampai di lantai bawah, beberapa tatapan mata langsung menyambut keduanya
Raffa diam, mencoba abai dan tetap fokus pada Aliya yang ada di gendongannya
Tian berdiri dari duduknya dengan panik begitu melihat putrinya di gedong dengan balutan selimut tebal
raut khawatir sangat kentara di wajahnya, tapi raut marah juga masih mendampingi wajah itu
yang di panggil diam di tempat dengan kepala tertunduk
M. Raffanza Wahfi
Aliya lapar Om
M. Raffanza Wahfi
sess.. saya mau masak
M. Raffanza Wahfi
bubbb.. buat Aliya
membuat tatapan tajam nan khawatir dari empat orang di ruangan itu langsung berubah sedikit lega
M. Raffanza Wahfi
ss.. saya permisi
Raffa segera melangkah ke arah dimana dapur berada
jantungnya masih berdegup kencang karena kejadian barusan
M. Raffanza Wahfi
a.a aku buatin bubur sama telur rebus ya?
M. Raffanza Wahfi
kamu duduk di sini!
M. Raffanza Wahfi
aku buatin susu sekalian
Aliya mengangguk kecil sebagai jawaban
Raffa dengan hati-hati mendudukkan Aliya di kursi meja makan yang sudah ia pindahkan ke dapur
lama Raffa bergelut dengan alat-alat dapur di rumah orang tuanya itu
sampai akhir semangkuk bubur, dengan telur rebus diatasnya, dan segelas susu hangat tersaji dihadapan Aliya
M. Raffanza Wahfi
a... aku suapin
dengan sedikit gugup, Raffa mulai menyuapi Aliya, membantu wanita yang sejak siang tadi sudah sah menjadi istrinya untuk makan malam
Lishana Shidqin Aliya
terimakasih
lirih Aliya setelah beberapa kali menerim suapan dari Raffa
Raffa yang mendengarnya tersenyum dan mengangguk kecil
M. Raffanza Wahfi
sama-sama
maaf belum bisa rajin update
ini aku nyicil satu persatu update biar bisa tamat semua
02. Divorce
sapa Raffa pada si manis yang baru saja membuka matanya dan tersenyum tipis sesaat setelah tertegun menatapnya
Lishana Shidqin Aliya
lagi
gumamnya menatap keseliling ruangan yang tak begitu asing untuknya, kemudian memandangi punggung tangannya yang terdapat aksesoris tambahan
Raffa mendudukkan diri di tepi ranjang minimalis khusus itu, lalu tersenyum lembut pada Aliya yang kini mulai kembali menatapnya
M. Raffanza Wahfi
maaf ya!
Lishana Shidqin Aliya
pipi kamu
Aliya menatap lamat luka memar yang ada di tulang pipi dan sudut bibir Raffa yang terlihat baru
M. Raffanza Wahfi
enggak apa-apa, Ya
Lishana Shidqin Aliya
tapi...
M. Raffanza Wahfi
kemarin kamu kejang waktu tidur
M. Raffanza Wahfi
jadi Om Tian marah karena salah faham
M. Raffanza Wahfi
tapi udah di obatin, kamu tenang aja!
Lishana Shidqin Aliya
Ayah.. 😟
M. Raffanza Wahfi
Om Tian baru aja keluar tadi sama Uzan
M. Raffanza Wahfi
kamu mau ketemu Om Tian?
wajahnya terlihat begitu lesu
banyak hal berkecamuk didalam otaknya saat ini
tentang apa yang terjadi padanya selama beberapa bulan terakhir ini semenjak hari itu terjadi
Lishana Shidqin Aliya
Raffa
M. Raffanza Wahfi
kenapa?, kamu mau sesuatu?
M. Raffanza Wahfi
ada yang sakit?
M. Raffanza Wahfi
aku panggilin Dokter ya?
Lishana Shidqin Aliya
bukan~
Lishana Shidqin Aliya
kamu...
Lishana Shidqin Aliya
capek?
M. Raffanza Wahfi
hm?, maksud kamu?
Lishana Shidqin Aliya
aku bisa coba bujuk Ayah supaya kamu bisa pisah sama aku
raut teduh yang menghiasi wajah Raffa seketika berubah begitu mendengar ucapan Aliya
Lishana Shidqin Aliya
soal itu..
Lishana Shidqin Aliya
gak ada yang salah
Lishana Shidqin Aliya
kamu sama aku di jabak
Lishana Shidqin Aliya
kamu cuma mau nolong kan?
Lishana Shidqin Aliya
nanti biar aku coba jelasin lagi ke Ayah
Lishana Shidqin Aliya
semoga Ayah mau dengerin penjelasan aku
Lishana Shidqin Aliya
Ayah bisa bantu kamu pisah sama aku
Lishana Shidqin Aliya
kamu tunggu ya!
Lishana Shidqin Aliya
aku pasti bisa bujuk Ayah
Lishana Shidqin Aliya
kayak Bunda yang bisa bujuk Ayah kalau emosi
Lishana Shidqin Aliya
iya?
M. Raffanza Wahfi
aku udah dapet kerja
Lishana Shidqin Aliya
huh?
M. Raffanza Wahfi
gajinya gak besar
M. Raffanza Wahfi
tapi cukup kalau buat kamu kontrol tiap bulan
M. Raffanza Wahfi
jajan, sama kuliah
M. Raffanza Wahfi
kamu gak perlu khawatir
M. Raffanza Wahfi
aku juga udah sewa rumah buat sementara kita tinggal sampai aku bisa beli rumah sendiri buat kita
Lishana Shidqin Aliya
kamu kenapa keras kepala?
M. Raffanza Wahfi
aku enggak keras kepala
Lishana Shidqin Aliya
kamu bisa lanjutin S2 kamu kalau kita pisah kan?
Lishana Shidqin Aliya
kamu enggak perlu mikirin biaya hidup ku
Lishana Shidqin Aliya
kata teman ku
Lishana Shidqin Aliya
kamu mau jadi pengusaha besar, kan?
Lishana Shidqin Aliya
kamu perlu pendidikan tinggi buat itu
Lishana Shidqin Aliya
biar aku bicara sama Ayah
Lishana Shidqin Aliya
kamu tenang aja!
Aliya tersenyum manis pada Raffa, yang membuat sang empu tak mampu lagi untuk membantah semua runtutan kata lembut yang keluar dari bibir cherry itu
M. Raffanza Wahfi
aku cinta sama kamu Aliya
M. Raffanza Wahfi
aku gak mau pisah
M. Raffanza Wahfi
walaupun aku tau kita bersatu karena fitnah
M. Raffanza Wahfi
tapi aku gak mau kita pisah
M. Raffanza Wahfi
aku rela lakuin semuanya demi kamu
M. Raffanza Wahfi
demi hidup sama kamu
M. Raffanza Wahfi
aku rela
M. Raffanza Wahfi
tolong ngerti Aliya
M. Raffanza Wahfi
i just love you
M. Raffanza Wahfi
kalau kita pisah, gimana cinta ku?
M. Raffanza Wahfi
aku gak mau kehilangan kamu
kecupan lembut Rafa berikan di dahi Aliya
kecupan penuh makna yang seakan mencurahkan isi hati Raffa yang sulit untuk di ungkapkan di hadapan wanita penakluk hatinya
Lishana Shidqin Aliya
uhuk
Lishana Shidqin Aliya
kamu jangan sedih ya!
lirih Aliya yang membuat Raffa melepaskan kecupan itu dan mulai menatapnya dengan tatapan sendu penuh kehangatan
M. Raffanza Wahfi
aku enggak sedih
M. Raffanza Wahfi
kamu istirahat aja!
M. Raffanza Wahfi
aku panggil Dokter dulu
membiarkan Raffa menyelimutinya sampai dada sebelum Rafa beranjak meninggalkannya di ruangan serba putih itu sendirian
sesaat setelah pintu di tutup, nafas berat terhela dari bibir tipis itu
Lishana Shidqin Aliya
aku bukan menolak takdir Ya Allah
Lishana Shidqin Aliya
tapi aku gak mau ada laki-laki kayak Ayah untuk kedua kalinya di hidup ku
Lishana Shidqin Aliya
cukup Ayah yang tersakiti karena kepergian Bunda
Lishana Shidqin Aliya
jangan orang lain
Lishana Shidqin Aliya
aku tau laki-laki itu punya cinta yang besar untukku
Lishana Shidqin Aliya
tapi aku takut kepergian ku nanti melukainya
Lishana Shidqin Aliya
tolong bawa dia pergi dariku
Lishana Shidqin Aliya
biarkan dia bahagia Ya Robb
kalo mau ada cs yang di up, komen ya!, biar aku tinjau buat di up
03. I can't
Tian
Kak, gimana keadaan kamu?
Lishana Shidqin Aliya
Alhamdulillah Yah
Tian mengusap sayang kepala Aliya, menatap sendu wajah pucat putri sambungnya yang baru terbangun setelah dua hari tidak sadarkan diri
Bu Tiana
Nak Aliya butuh sesuatu?
Lishana Shidqin Aliya
terimakasih, Buk
Lishana Shidqin Aliya
saya cuma butuh Ayah
Bu Tiana hanya tersenyum tipis melihat betapa sopannya anak yang sudah di fitnah menjadi korban pelecehan putra sulungnya beberapa hari yang lalu
anak semanis dan selugu itu, dengan suara lembut, dan tutur kata sopan yang membuat siapapun orang yang melihat akan luluh hanya dalam sekejap mata
dan sejak pertama kali bertemu Aliya saat masih kecil pun Bu Tiana sudah jatuh hati pada pesona Aliya
tapi siapa sangka gadis lugu itu sekarang sudah berstatus sebagai menantunya setelah kejadian tempo hari
yang membuat nama baik keluarganya juga keluarga Alia tercoreng hanya karena sebuah fitnah yang sama sekali tidak benar
Lishana Shidqin Aliya
Ayah
Lishana Shidqin Aliya
Aliya mau bicara saya Ayah, boleh?
manik mata indah itu tertunduk tak enak hati setelah mendengar pertanyaan dengan nada penasaran dalam kebingungan dari Ayahnya
sesaat matanya melirik beberapa orang yang ada di ruangan itu
dari Bu Tiana, Pak Joni, dan sang suami, Raffa yang tengah duduk melamun di sofa di samping Pak Joni
Lishana Shidqin Aliya
Ayah~
Lishana Shidqin Aliya
Ayah sayang kan sama Aliya?
Tian
iya sayang, Aliya kan anak Ayah
Tian
kenapa harus nanya gitu ke Ayah?
kali ini Aliya mendongak menatap sang Ayah dengan tatapan yang menyiratkan sebuah permohonan yang begitu tulus
Lishana Shidqin Aliya
Ayah
Lishana Shidqin Aliya
Ayah bilang, impian itu harus di wujud in, kan?
Lishana Shidqin Aliya
impian itu harus di kejar supaya apa yang kita mau bisa kita dapat
Lishana Shidqin Aliya
Ayah
Lishana Shidqin Aliya
Raffa, masih punya banyak impian
Raffa yang mendengar namanya disebut hanya bisa membuang wajah
ia tahu apa yang akan Aliya lontarkan berikutnya
dan ia tak mampu mendengar kalimat Aliya berikutnya
Lishana Shidqin Aliya
biarin Raffa ceraiin Aliya, ya!
seperti sebuah slow motion, ruangan itu seakan tiba-tiba senyap
Raffa melangkah pergi dari ruangan itu dengan air mata yang hampir tumpah
Pak Joni yang semula tengah memeriksa ponselnya tanpa sengaja menjatuhkan ponselnya ke lantai
Bu Tiana terduduk di sofa single yang berada di dekat sofa panjang yang tadi diduduki Raffa
dari raut wajahnya, beliau terlihat terkejut akan ucapan Aliya yang diluar dugaannya
tangan lentiknya menyentuh dadanya yang berdegup tak menentu akibat ucapan yang Aliya lontarkan
Tian
kamu ngomong apa Nak?
Tian mengusap lengan kecil Alia, berusaha memberi suntikan ketenangan pada Aliya yang menurutnya hanya berbicara melantur
tapi nyatanya Aliya sekarang sadar
Lishana Shidqin Aliya
Pak, Bu
Lishana Shidqin Aliya
Aliya enggak nyalahin Raffa, kok
Lishana Shidqin Aliya
Aliya ikhlas
Lishana Shidqin Aliya
Raffa waktu itu cuma bantu Aliya
Lishana Shidqin Aliya
Raffa enggak salah
Lishana Shidqin Aliya
enggak papa kan Ayah?
Lishana Shidqin Aliya
biar Raffa bisa lanjut kuliah lagi
Lishana Shidqin Aliya
biar bisa wujudin mimpinya
kekeuh Aliya menatap yakin pada kedua mertuanya dan juga kepada sang Ayah yang berdiri di sampingnya dengan wajah tak percaya
Pak Joni dengan sigap segera merengkuh istrinya
menggenggam tangan wanita yang ia cintai agar Bu Tiana bisa lebih tenang
walaupun putra mereka menikah dengan Aliya karena fitnah
tapi tidak ada sedikitpun rasa benci dalam proses pernikahan itu
kedua belah pihak keluarga saling menerima secara baik meskipun sempat ada pergolakan emosi dari kedua belah keluarga kepada Raffa yang notabennya sebagai mempelai pria
orang yang menjadi topik utama dalam kasus pernikahan itu
bukan tentang emosi membenci, hanya rasa kecewa yang sulit untuk di sanggah atas kejadian itu
Pak Joni mencoba menengahi
Pak Joni
apa kamu ada masalah sama Raffa?
Pak Joni
apa Raffa nyakitin kamu?
Pak Joni menjeda ucapannya saat Aliya menjawab dengan tegas menggunakan gelengan kepalanya
Pak Joni
Bapak tau, pernikahan kalian memang terjadi di luar rencana kami sebagai keluarga kalian berdua
Pak Joni
bisa dibilang karena kecelakaan
Pak Joni
kami, keluarga Raffa
Pak Joni
menerima kamu sebagai menantu kami
Pak Joni
sepertinya Raffa juga tidak keberatan atas pernikahan ini
Pak Joni
kenapa kamu meminta izin seperti itu?
lanjut beliau menatap penuh tanya pada sang menantu
Aliya menunduk mendengar itu
rasa bersalah tiba-tiba menghampirinya
tapi ia kembali teguh begitu menyadari akan niatnya dalam permintaannya kali ini
Lishana Shidqin Aliya
Pak, Buk
Lishana Shidqin Aliya
Aliya berterimakasih kalau, Bapak, sama Ibuk mau nerima Aliya
Lishana Shidqin Aliya
tapi Raffa punya mimpi yang harus di kejar
Lishana Shidqin Aliya
Aliya ikhlas kalau Raffa cerai sama Aliya
Lishana Shidqin Aliya
asal Raffa bisa capai mimpinya
Lishana Shidqin Aliya
Aliya enggak masalah Pak
Pak Joni bungkam mendengar itu
tak habis fikir akan keputusan menantunya yang menurutnya mengambil kesimpulan secara singkat
Lishana Shidqin Aliya
iya, Ayah
Tian
kamu buat keputusan itu sendiri atau...
Lishana Shidqin Aliya
Aliya udah bilang sama Raff, Yah
Lishana Shidqin Aliya
Raffa...
Aliya bergumam dengan raut berfikir
dan tak selang lama ia melanjutkan ucapannya
Lishana Shidqin Aliya
Raffa setuju kok, Yah
jawabannya mantap dengan senyuman manis di wajah pucatnya itu
berbanding terbalik dengan Raffa yang langsung jatuh terduduk di depan pintu kamar rawat Aliya
air matanya jatuh tanpa diminta
tubuhnya lemah seperti tanpa tulang
hatinya berdenyut sakit mendengar jawaban mantap Aliya
tidak bisa di pungkiri, dua kata yang Alia ucapkan itu berhasil membuat pertahanannya runtuh
seperti vas kaca yang jatuh, hatinya hancur bak dihatam benda tumpul dengan keras
bahkan sekarang Raffa hanya bisa memeluk lututnya dan menangis sendiri
mencintai dalam diam itu sakit
bahkan saat sudah menggenggamnya saya Raffa masih belum bisa mengungkapkan untaian kata cintanya
hanya karena takut akan penolakan
dan sekarang, dirinya harus rela merasakan yang lebih sakit ketika cinta dalam genggamannya memberontak ingin pergi darinya
tapi memintanya untuk pergi meninggalkan cinta itu
M. Raffanza Wahfi
sakit...
M. Raffanza Wahfi
sakit Aliya..
M. Raffanza Wahfi
sakit...
isaknya yang hanya terucap dalam hatinya
kepalan tangannya memukul bertubi-tubi dada bidangnya yang terasa begitu sakit bagai tertusuk ribuan anak panah
Raffa mengangkat pandangannya begitu mendengar suara tak asing mengapa indra pendengarannya
sebuah pelukan hangat langsung menyapa tubuh Raffa
memberi ruang untuk Raffa semakin menumpahkan rasa sakit yang mendera dalam hatinya
usapan lembut pada punggu Raffa memberi sentuhan hangat yang sedikit menenangkan untuk Raffa
Safira Dwi Atika
aku tau, Kakak pasti bisa
M. Raffanza Wahfi
Kakak gak mau pisah sama Aliya, Dek
M. Raffanza Wahfi
Kakak cinta sama Aliya
Safira Dwi Atika
aku tau Kak
Safira Dwi Atika
Kakak yang kuat, ya!
Safira Dwi Atika
pasti ada jalan buat pernikahan Kakak sama Kak Aliya
tak ada lagi jawaban dari Raffa
laki-laki itu hanya mampu menggigit bibir bawahnya mencoba untuk tetap bertahan meskipun rasanya sudah tidak mampu lagi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!