NovelToon NovelToon

Kakak Tampan Itu Ternyata Ayahku

Chafter 1

"Aaaaaaa...! Mah sakit maaahhh" teriak seorang perempuan yang menangis kesakitan dan terus memegang tangan Mamahnya cukup kuat ketika ia akan melahirkan seorang bayi yang berada dalam perutnya

"Tahaaan Najwa, kamu pasti bisa sayang" ucap Mamahnya menguatkan sang anak

Perempuan bernama Najwa itu mengatur nafasnya, keringat sudah bercucuran membasahi wajahnya. Dia kembali berusaha mengejan karna sudah pembukaan ke sepuluh

"Ayo bu, kepalanya sudah mulai terlihat, terus ngejannya bu, ayo semangat ibu pasti bisa" ucap seorang bidan menyemangati

"Aaaaaaaaa sakit" teriak Najwa sembari menangis menahan sakit

"Iya bu, tapi ibu harus semangat supaya bayinya lahir dengan sehat dan selamat" ucap Bidan itu terus menyemangati

"Hah hah hah Aaaaaaaa" Teriak Najwa terus mengejan sekuat tenaga yang dia punya, sampai akhirnya

"Eaaaa"

"Eaaaa"

"Eaaaa"

Seorang bayi perempuan yang sangat cantik lahir dengan selamat

"Wah selamat ya bu, bayinya sudah lahir. Perempuan, cantik seperti ibunya" ucap Bidan itu tersenyum pada Najwa

Najwa yang masih mengatur nafasnya terlihat lelah hanya bisa tersenyum mendengar perkataan Bidan yang membantunya melahirkan itu

Bayi cantik itu dibersihkan terlebih dahulu sebelum diberikan pada ibunya

"Ini bu, bayinya" ucap bidan itu menyerahkan bayi cantik itu pada Najwa

"Terima kasih bu Bidan" ucap Najwa tersenyum sopan pada bidan tersebut

"Iya, sama sama" ucap Bidan itu lalu pergi dari ruangan tersebut setelah dia menyelesaikan tugasnya

Najwa yang sedang menggendong bayi itu tersenyum gemas sembari terus menatapnya

"Nana, dia cantik sekali nak" ucap Mamah Rita yakni ibu kandungnya Najwa

"Iya mah, matanya terlihat cantik seperti mata ayahnya" ucap Najwa tersenyum senang, tapi mamah Rita sama sekali tidak suka mendengar perkataan Najwa barusan

"Ayahnya juga harus tau kalau dia sudah punya anak dari kamu, Nana" ucap Mamah Rita dengan nada bicara yang sangat kesal

"Gak mah, kasian dia. Dia masih sekolah, dia belum cukup umur untuk menjadi seorang Ayah" ucap Najwa menunduk sedih

"Lagipula kenapa kamu harus berhubungan sama anak kecil, jangan mentang mentang dia mendapatkan donor ginjal dari suami kamu, kamu jadi mau berhubungan sama dia" ucap mamah Rita terlihat marah

"Mah, sudah. Aku yang salah dalam hal ini, jangan pernah salahin Nugi" ucap Najwa terlihat kesal pada sang Mamah

"Haaah, terserah kamu. Mamah cuma gak mau cucu mamah nanti hidup tanpa seorang Ayah" ucap Mamah Rita marah, lalu keluar dari ruang itu

****

~Busan, korea Selatan~

"Drrttt"

"Drrrtt"

"Drrrtt"

Terdengar bunyi telepon masuk dari sebuah ponsel mahal yang tergeletak diatas nakas di samping tempat tidur king size yang terlihat mewah bernuansa putih dan abu yang menghiasi kamar tersebut

Seorang pemuda yang masih tertidur pulas memakai kaos putih polos lengan pendek dan celana tidur yang melekat di tubuhnya, terpaksa membuka matanya karna bunyi telepon masuk tersebut, lalu dia mengambil ponsel nya dan mengangkat telepon yang sedari tadi terus berbunyi

"Emhhh yeoboseyo? ah haraboji? Iya aku baik baik saja, ah nde" ucap pemuda itu malas lalu menyimpan kembali ponsel nya diatas nakas

Karna masih sangat mengantuk dia pun kembali melanjutkan tidurnya

"Tok"

"Tok"

"Tok"

Terdengar bunyi ketukan pintu kamar cukup keras, hingga kembali mengganggu pemuda yang sedari tadi tertidur

"Haishhh shibal sekkiya, yak siapa yang mengganggu tidur ku di jam segini, aku masih mengantuk" gerutu pemuda itu merasa sangat kesal, lalu bangun dari tidur nya dan berjalan membuka pintu kamarnya

"Hyun ki a, tuan park menyuruh hyung untuk membangunkan mu, dan kamu disuruh ke rumah sakit untuk mulai bekerja hari ini" ucap Sejin

Sejin adalah seorang Bodyguard yang bekerja untuk menjaga pemuda yang bernama Park hyun ki itu

"Yak hyung, aku masih mengantuk. Bisa tidak kerjanya besok saja" gerutu Park hyun ki terlihat malas sambil sesekali menguap menahan kantuk

"Ini sudah pukul 8 pagi, dan kamu harus segera bersiap siap sekarang juga karna kalau tidak, hyung akan melaporkan mu pada tuan park" ucap sejin mengancam

"Hah, oke oke...! Yasudah aku mau mandi dulu, Hyung tunggu saja diluar" ucap Hyun ki lalu menutup pintu kamarnya dan bergegas ke kamar mandi

....

Hyun ki turun dari mobil mewahnya di depan sebuah rumah sakit yang terlihat megah dihadapannya.

"Wah gedung rumah sakitnya besar dan megah sekali, jadi ini rumah sakit yang selalu haraboji ceritakan" ucap Hyun ki menatap sekeliling gedung rumah sakit tersebut

"Iya Hyun ki a, kamu akan bekerja di sini mulai sekarang, tapi kamu akan menjadi dokter umum terlebih dahulu dan membantu dokter lainnya di ruang IGD saja" ucap sejin menjelaskan

"Hah apa aku bisa, aku gak suka darah dan bau obat obatan, rasanya bikin aku mual Hyung" ucap hyun ki mengeluh

"Kamu ini, belum apa apa sudah mengeluh, Kajja kita masuk" ajak Sejin memasuki rumah sakit tersebut

Semua staf di rumah sakit itu menatap Hyun ki, karna berjalan dengan Sejin bodyguard keluarga Park, Hyun ki yang merasa tak nyaman menghentikan langkahnya

"Waeyo?" Tanya Sejin

"Hyung? Sebaiknya Hyung tidak mengikuti ku terus, aku tidak nyaman diliatin para staf disini" bisik hyun ki pada Sejin

"Ah tapi kalau kamu kenapa kenapa bagaimana hyun ki a? Hyung takut dimarahi Tuan Park kalau kamu sampai terluka" bisik Sejin mengingatkan

"Yak Hyung, ini rumah sakit. Lagi pula siapa yang akan menyakiti ku disini? Hyung lihat, aku juga pakai jam tangan yang hyung kasih, Hyung bilang aku hanya perlu memencet tombol disini kalau aku dalam bahaya kan? Jadi Hyung tenang saja" ucap Hyun ki meyakinkan

Hyun ki memang diberikan sebuah jam tangan yang cukup canggih, yang bisa mendeteksi keberadaan sang pemakai jika dia dalam bahaya, jam tangan itu akan memberi sinyal pada alat yang selalu dipegang Sejin

"Hah, baik lah hyung akan keluar tapi tidak akan jauh dari rumah sakit ini, kamu masuk saja ke ruangan Dokter Jae won dan minta staf disini untuk mengantar mu ke ruangannya" ucap Sejin memberitahu

Hyun ki hanya mengangguk mengerti, lalu sejin pun pergi dari sana

.

...

Hyun ki dan salah satu perawat yang mengantarnya sudah sampai didepan ruangan Dokter Jae won, Perawat itu masuk memasuki ruangan Dokter Jae won terlebih dahulu, terlihat Dokter Jae won tampak sibuk dengan laptop didepannya

"Permisi dokter, ada yang mau bertemu dengan anda atas nama park hyun ki, dan dia sudah berada diluar ruangan ini" ucap perawat itu memberitahu

"Baik, persilahkan dia masuk" ucap Dokter Jae won

"Baik, dokter" ucap perawat itu lalu keluar ruangan untuk memberitahu Hyun ki

Hyun ki memasuki ruangan Dokter Jae won, terlihat Dokter Jae won menatap Hyun ki tersenyum lalu berdiri menyambutnya

"Park hyun ki shi, silahkan duduk" ucap Dokter Jae won membungkuk hormat pada Hyun ki

"Hyung? Kenapa Hyung menjadi formal seperti ini? Aku tak suka hyung menyambutku dengan panggilan seperti itu" ucap Hyun ki terlihat kesal

"Ha...ha... Mianhae, jadi sekarang kamu mulai bekerja disini?" Tanya Dokter jae won

"Menurut Hyung? Hah, sebenarnya lebih suka diam dirumah sambil main game daripada disini, tapi Haraboji terus memaksa ku" ucap Hyun ki terlihat kesal

"Ha...ha... gwenchana, Haraboji kamu memang benar, kamu memang harus mulai belajar bekerja dari sekarang" ucap Dokter Jae won tersenyum menatap Hyun ki

"Hah terserah Hyung saja, tapi Hyung jangan kasih tau seluruh staf rumah sakit ini tentang siapa aku" ucap Hyun ki mengingatkan

"Loh kenapa? Bukannya semuanya harus tau ya kalau ka..."

"Ah Hyung, aku tidak mau mereka menganggap ku berlebihan, aku mau berteman dengan mereka apa adanya tanpa ada rasa hormat" ucap Hyun ki

"Hah, kamu ini. Baik lah Hyung akan turuti ke inginan kamu Dokter Park hyun ki" ucap Dokter Jae won tersenyum

"Ah hyung? apa aku pantas jadi seorang Dokter?" Tanya Hyun ki

"Kenapa begitu? Kamu sangat pantas Park Hyun ki" ucap Dokter Jae won memegang kedua bahu hyun ki, meyakinkan

"Hah, baik lah" ucap hyun ki tersenyum tapi terpaksa

"Kajja, Hyung akan bawa kamu ke ruang unit gawat darurat tempat kamu mulai bekerja" ucap Dokter Jae won berjalan terlebih dulu.

Chafter 2

~Yogyakarta, Indonesia~

Seorang anak perempuan cantik bernama Alana Seiza Fedora hari ini mulai masuk TK, karena usianya sudah menginjak 4 tahun.

Alana diantar Neneknya yang bernama Ayu untuk pergi ke sekolah

"Gema? Kenapa Lana selalu diantar Gema? Kenapa gak diantar mamah sama papah?" Tanya Alana yang sedang duduk di dalam mobil bersama Neneknya yang berada disampingnya

"Sayang, Mamah kan harus jaga Oma sedangkan Papah harus kerja, emangnya Lana gak mau ya di antar ke sekolah sama Gema?" Mamah Ayu yakni Neneknya Alana

"Nggk sih, Lana senang kok diantar sama Gema karna Gema sangat baik sama Lana" ucap Alana tersenyum menatap Neneknya

"Gema? Kenapa ya Oma harus sakit karena banyak pikiran? Emangnya apa yang sedang dipikirkan Oma? kata Mamah, Oma sakit karena ditinggal Anak bungsunya. Emangnya anak bungsunya Oma siapa?" Tanya Alana terlihat penasaran

"Emmhhh it... itu anak bungsunya Oma bernama Nugi, dia sekarang tinggal dikorea bersama Kakek dan Neneknya" ucap Mamah Ayu

"Kenapa dia tidak pulang? Kasian Oma sakit gara gara dia, pokoknya Lana benci sama orang itu" ucap Alana terlihat marah

"Sstttt Alana sayang, Alana tidak boleh membenci Kak Nugi. Kak Nugi itu anak yang baik, dia meninggalkan kita semua karena dia harus kuliah, sayang" Ucap Mamah Ayu menahan tangisnya sembari menatap Alana

"Tapi tetap saja aku benci, kalau aku ketemu  kak Nugi, aku akan mencubit tangannya dengan keras" ucap Alana terlihat kesal sembari memanyunkan bibirnya

Mamah Ayu yang melihat itu merasa gemas dengan cucunya itu

"Ha... ha... kamu ini, nah kita sudah sampai, ayo kita turun" ucap Mamah Ayu

Lalu mereka pun turun dari mobil yang dibawa kang Rahmat supir pribadi keluarganya

....

"Bunda, ayo makan Bun...! Dari pagi Bunda belum makan" Ucap seorang perempuan yang terus membujuk Ibunya untuk makan

"Nugi anak ku, Dimana anak ku? Jangan ambil anak ku Appa... Eomma... jangan ambil Anak ku" Ucap Ibu dari perempuan itu menangis

Ibu itu terduduk di tempat tidur yang cukup megah di rumahnya itu, setiap harinya dia hanya menangis dan melamun memikirkan anak bungsunya yang bernama Nugi yang sekarang sudah tinggal dikorea bersama kakek dan neneknya

"Bun, Sudah 4 tahun berlalu. Kenapa Bunda terus memikirkan Nugi? Dia sekarang sudah bahagia tinggal bersama Haraboji dan Halmoni, bukannya Bunda juga harus bahagia melihat Nugi bahagia?" Ucap seorang perempuan bernama Dita itu yang terus menenangkan sang Bunda

Ibu itu yang tak lain adalah Bundanya sendiri hanya diam tak mendengarkan perkataan Dita anak perempuannya

Tak berapa lama seseorang menghampiri mereka

"Mbak? Apa Bunda mau makan?" Tanya orang itu

"Albi? Kamu gak kerja?" Tanya Dita malah nanya balik pada pemuda bernama Albi itu

"Aku sift 2 Mbak, gimana Bunda?" Tanya Albi menatap cemas sang Bunda

"Bunda gak mau makan dan terus memanggil nama Nugi, sepertinya beberapa hari ini dia gak minum obatnya deh Al" tebak Dita

"Hah ini pasti gara gara kemarin Bunda melihat foto Nugi yang tergeletak di laci kamar ku" Ucap Albi menunduk sedih

"Kamu sih sembarangan menaruhnya" ucap Dita kesal

"Aku gak sembarangan, Bunda kemarin beresin kamar ku Mbak dan mungkin gak sengaja lihat foto si sipit" ucap Albi tak mau  disalahkan

"Hah kamu ini, yasudah ini, kamu saja yang bujukin Bunda makan" ucap Dita memberikan Nasi dengan lauknya yang berada diatas piring

"Iya deh, ngalah aja sama yang lebih tua" ucap Albi meledek

"Ya iyalah, kamu kan adik Mbak, jadi harus nurut sama kakak" ucap Dita tersenyum puas

"Enak ya punya adik, bisa di suruh suruh, lah   gua punya adik satu satunya malah terbang ke korea" ucap Albi melirik Dita dengan tatapan meledek

"Yak... masih mending Nugi ke korea, kalau kalau kalian terus berdekatan, kalian itu selalu berisik dan bikin Mbak pusing tau gak" bentak Dita

"Lagi pula kamu masih ada Ridwan, dia kan adik kamu juga Al" ucap Dita lagi tersenyum  sinis

"Tapi beda saja, rasanya adik yang dari kecil selalu bersama sama, sama adik yang ketemu gede. Lagian kenapa sih Mbak kaya gak suka gitu sama Ridwan dan Mamah Ayu, mereka sudah baik mau menjaga Ayah dan juga Alana" ucap Albi mengingatkan

"Ha.. ha... iya deh, yang anak nya Mamah Ayu" ucap Dita tersenyum meledek lalu pergi dari kamar sang Bunda

....

"Hallo? Dokter Woo jin?" Ucap seorang pria paruh baya yang sedang mencoba menelpon seseorang

"Iya? Hallo? Ini siapa ya?" Tanya seseorang dibalik telepon itu

"Dokter Woo jin, ini saja Dokter Dikto. Anda bekerja dimana sekarang? Saya ingin sekali bertemu dengan Anda" ucap pria paruh baya itu yang tak lain adalah Dokter Dikto

"Maaf Dokter Dikto, saya sudah tau maksud Anda menelepon saya. Tapi maaf kalau tentang masalah Nugi, saya tidak akan mau membahasnya" Ucap Dokter Woo jin dibalik telepon

"Nugi itu Anak saya, Anak kandung saya dan  saya Ayah kandung nya. Dokter Woo jin tidak sepatutnya menyembunyikan keberadaan Anak saya" ucap Dokter Dikto yang tak lain adalah Ayah kandung Nugi

"Ayah kandung mana yang menyiksa anaknya sendiri sampai dia mengalami Amnesia karena membela orang lain dari pada anaknya sendiri, Nugi sudah saya anggap adik saya sendiri dan Anda jangan pernah menemuinya lagi" ucap Dokter Woo jin marah

"Saya tau saya salah, tapi ijinkan saya bertemu Nugi anak saya, sudah 4 tahun lamanya saya tidak melihatnya. Tolong Dokter Woo jin, tolong" Ucap Dokter Dikto menahan tangis

"Maafkan saya Dokter Dikto, Profesor Park menyuruh saya untuk tidak memberitahu Alamat tempat tinggalnya, karena kami hanya ingin menjaga Nugi dari orang orang jahat seperti kalian" ucap Dokter Woo jin lalu mematikan Teleponnya

.....

Alana sudah pulang sekolah, dia memasuki rumah mamahnya sembari berlari lari

"Lana? Kenapa lari lari seperti itu sayang? Mana Gema?" Tanya Dita yang melihat Alana berlari dan menangis

"Mamah? Hiksss... Teman teman ku hiksss.. hiksss.. ja..hat... Mereka mengejek ku, mereka bilang aku anak haram Hiksss..." ucap Alana sembari terus menangis

"Anak haram gimana? Jelas jelas Alana anak mamah dan papah kan" ucap Dita menenangkan Alana

"Tapi mereka terus mengejek ku, aku gak suka sama mereka mamah hiksss... hiksss... hiksss... " teriak Alana terus saja menangis

"Sssttt Lana sudah, mamah kan disini sama Lana. Lana bukan anak haram ya sayang tapi Lana anak mamah dan papah. Tidak ada anak haram di dunia ini, jika mereka mengejek Lana lagi, Lana bilang saja kalau Mamah dan Papah Lana orang yang hebat dan Lana juga bukan anak haram. Karna Lana masih punya Mamah dan Papah yang menyayangi Lana" ucap Dita menenangkan Alana lalu memeluknya erat menahan tangis

Chafter 3

~Busan, Korea Selatan~

Hyun ki memasuki ruang IGD, dimana ruangan itu adalah tempatnya akan mulai bekerja

"Perhatian semuanya, ini adalah Dokter baru disini yang akan sedikit membantu kalian, namanya adalah Park hyun ki. Karna dia Dokter baru jadi kalian harus bisa sedikit memakluminya jika dia ada salah,dan saya harap kalian juga mau mengajari sedikit demi sedikit" ucap Dokter Jae won memperkenalkan Hyun ki pada semua Staf yang berada di ruangan itu

Dan Hyun ki hanya tersenyum sopan pada mereka

"Hah baik lah Dokter Park, selamat bekerja di rumah sakit kami. Dan semoga Anda betah bekerja disini" ucap Dokter Jae won tersenyum pada Hyun ki

"Ah nde, terima kasih Dokter" ucap Hyun ki terlihat sopan

Dokter Jae won pun pergi meninggalkan Hyun ki kembali ke ruangannya. Hyun ki melihat semua nya tampak sibuk, dia sangat bingung harus bekerja seperti apa

"Yak park hyun ki?" Panggil seorang wanita menepuk bahu Hyun ki, membuat Hyun ki terkejut

"Kim Seo yeon? Kenapa kamu disini?" Tanya Hyun ki yang ternyata itu adalah teman kuliah nya

"Aku juga bekerja disini" ucap Seo yeon tersenyum meledek pada Hyun ki

"Jinjja, yeahuuuu akhirnya aku mempunyai teman disini. Ah tapi Seo yeon ah, aku gak ngerti tentang medis" ucap Hyun ki terlihat bingung menatap sekeliling ruangan itu

Seo yeon sangat tau Hyun ki adalah pemuda yang cukup nakal dan jarang masuk kuliah

"Makannya kamu harus rajin belajar, berasa kan sekarang kamu jadi gak bisa apa apa. Padahal kamu seorang Dokter" ucap seo yeon tersenyum meledek sembari memeletkan lidahnya

"Seo yeon ah? Kamu mau mengajari ku kan?" Ucap Hyun ki tersenyum memohon pada seo yeon

"Tentu saja, TIDAK...!" ucap Seo yeon meledek, lalu pergi meninggalkan Hyun ki

"Haisssh,Yak kim Seo yeon? aegiya? baby? kamu harus bantu aku chagiya" ucap Hyun ki membujuk sembari mengejar Seo yeon

Tak berapa lama ada pasien memasuki ruangan tersebut, dan terlihat ada banyak beberapa luka memar di tubuhnya

"Eheemmm, Dokter Park? Tolong bantu pasien itu" suruh salah satu Dokter yang berada diruangan itu

Hyun ki yang melihat pasien itu pun berjalan menghampirinya

"Ke kenapa? Apa yang sakit?" Tanya Hyun ki ragu ragu

"Semua badan saya terasa sakit Dokter" Ucap pasien itu yang tak lain adalah seorang paruh baya dan terlihat menahan sakit ditubuhnya

"Kenapa bisa pada memar seperti ini, apa Anda terjatuh?" Tanya Hyun ki mencoba memeriksa tubuh pria itu

"Saya habis di pukul istri saya di rumah Dokter" ucap pria itu

Hyun ki pun mengambil beberapa peralatan medis dan mulai mengobati luka memarnya

"Kenapa Anda bisa dipukuli istri Anda?" Tanya Hyun ki sopan

"Karna saya ketahuan selingkuh Dokter, eh tiba tiba istri saya langsung memukuli saya pas saya tiba di rumah" ucap Pria itu menjelaskan

Hyun ki menatap Pria itu tak suka, lalu

"Yak Ahjussi? Ahjussi memang pantas mendapatkan itu semua karna kelakuan Ahjussi sendiri yang telah berselingkuh dari Istri Ahjussi. Ini itu karma yang harus Ahjussi terima, Ahjussi harusnya tidak perlu di obati, karna justru seharusnya Saya patahkan leher Ahjussi supaya Ahjussi tidak bisa berselingkuh lagi" bentak Hyun ki tak suka pada pasien pertamanya itu

Semua yang berada disana terkejut melihat Hyun ki membentak pasien. Seo yeon yang juga melihat itu berlari menghampiri Hyun ki dan membekap mulut Hyun ki dengan tangan kanan nya

"Ahjussi har... emmmppp emmmpp" ucapan Hyun ki terpotong karna bekapan tangan Seo yeon cukup kuat, lalu dengan cepat Seo yeon membawa Hyun ki keluar dari ruangan tersebut

....

Sesampainya di luar ruangan Seo yeon membuka bekapan tangannya pada mulut Hyun ki

"Yak Seo yeon ah, kenapa kamu membawa ku kesini, aku akan mematahkan leher pria tua itu" ucap Park hyun ki terlihat kesal

"Yak Park hyun ki, kamu itu dokter. Kamu harus sopan pada pasien, dan kamu juga tidak boleh menyakiti nya" ucap Seo yeon memperingati

"Tapi dia menyelingkuhi istrinya, aku harus menghajar nya, Seo yeon ah" ucap Hyun ki

"Tidak, Park hyun ki. kamu jangan seperti itu kalau kamu tidak mau di pecat dari pekerjaan kamu sini" ucap Seo yeon terus memperingati

Hyun ki yang mendengar itu hanya diam lalu dia mendudukan tubuhnya di bangku taman

"Aku tidak mau jadi dokter, ini sangat membosankan Seo yeon ah. Kenapa Haraboji terus memaksa ku" ucap Hyun ki menunduk sedih

Seo yeon yang melihat itu pun duduk disamping hyun ki dan memegang tangan nya

"Hyun ki a? Aku tau kamu terpaksa melakukan ini, tapi tidak ada salahnya mencoba kan. Aku yakin kamu bisa, justru kamu harus bisa buktikan pada Haraboji kamu supaya dia senang" ucap Seo yeon menyemangati sahatnya itu

Hyun ki menatap Seo yeon lalu kemudian  tersenyum

"Seo yeon ah? Kamu sangat bijaksana sekali" ucap Hyun ki meledek lalu pergi berlari meninggalkan Seo yeon

"Yak Park hyun ki" teriak Seo yeon terlihat kesal lalu mengejar Hyun ki

...

Sesampai nya di ruang IGD, Hyun ki melihat pasien tadi sedang tertidur, lalu Dokter yang menyuruh nya tadi terlihat marah pada Hyun ki, lalu menghampiri

"Dokter Park Hyun ki? Anda tau kesalahan anda kan? Maksud nya tadi apa membentak bentak pasien hah? Anda mau jadi jagoan?" Bentak Dokter itu

"Ah maafkan saya Dokter Lee, saya tidak sengaja membentaknya, sekali lagi maafkan saya" ucap Hyun ki menunduk merasa bersalah

"Hah sudahlah, tapi Dokter Park jangan pernah membentak pasien lagi, paham?" ucap Dokter itu

"Ah nde" ucap Hyun ki

Seo yeon yang melihat Hyun ki dimarahi pun tersenyum meledek

.....

"Yeobo? Apa kira kira Hyun ki bisa bekerja dengan baik? Aku takut dia terlalu kelelahan, apalagi kondisi tubuhnya yang sangat gampang sekali sakit" Ucap Halmoni yakni neneknya Hyun ki

"Sudahlah, justru itu bagus untuk tubuhnya biar banyak gerak, tidak hanya main game terus di kamarnya" ucap Haraboji yakni kakeknya Hyun ki

"Tapi aku takut itu mempengaruhi kesehatan nya, apalagi tak sekali dua kali dia mengalami serangan panik karena trauma yang dia miliki itu Yeobo" ucap Halmoni terlihat mengkhawatirkan cucu kesayangannya itu

"Kamu tenang saja, Sejin akan selalu menjaganya kemanapun dia pergi" ucap Haraboji mengingatkan

"Tapi kalau ada orang jahat yang mencoba mencelakai dia bagaimana yeobo? Ah aku harus menelpon cucu ku untuk menanyakan kabarnya" ucap Halmoni lalu mengambil ponsel di dalam tas miliknya

"Yeobo, sudah. Percayakan semuanya pada Sejin, kita tau kerjanya cukup baik dan sigap untuk menjaga cucu kita. Lagipula ini waktunya Hyun ki untuk belajar, karna hanya dia harapan kita satu satunya" ucap Haraboji tersenyum menatap istrinya

"Kamu benar yeobo, hah aku sangat menyayanginya. Tidak terasa bulan depan usianya genap 21 tahun" ucap Halmoni tersenyum membayangkan cucu kesayangnya itu

"Iya, serasa kemarin aku menggendongnya waktu masih bayi, tapi sekarang dia sudah tumbuh menjadi pemuda yang tampan yang sangat mirip dengan ku dulu waktu masih muda" ucap Haraboji tersenyum narsis

"Ha.. ha.. mirip dari mana. Justru cucu ku yang paling tampan" ucap Halmoni menertawakan Haraboji

"Tapi Hyun ki juga cucu ku" ucap Haraboji tersenyum lalu memeluk istrinya itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!