Hana Zakira Baskara sedang sibuk merias wajahnya di depan cermin, ia memoles wajahnya dengan sentuhan makeup tipis saja, tapi sudah membuatnya begitu anggun dan beda dari biasanya. Bagaimana tidak beda, ia dengan terpaksa merias wajahnya walaupun ia tidak begitu suka meriasnya lantaran sepupunya yang akan menggelar resepsi pernikahannya dengan seorang Abdi Negara.
Hana cukup punya hati, tidak mungkin ia berpenampilan biasa-biasa saja sementara keluarganya yang lain malah ingin terlihat menonjol diantara yang lain. Ia bisa jadi sasaran empuk keluarganya apalagi Yasmin sepupunya yang menikah itu.
Hana dan Yasmin tumbuh di keluarga yang penuh akan kasih sayang dan harmonis.
Yasmin yang perfect soal penampilan berbanding terbalik dengan Hana yang cuek udah seperti langit dan bumi. Bayangin aja soal baju seragam pun keduanya bisa adu mulut. Hana yang ingin memakai baju stelan celana dilarang oleh Yasmin yang menginginkan Hana harus memakai baju stelan rok.
Bukan tanpa alasan Yasmin kekeh pada keputusannya sebab seluruh keluarga tidak ada yang memakai stelan celana.
Udah jelas siapa di sini yang akan kalah dong !
Resepsi pernikahan Yasmin dibuat di rumahnya sendiri yang memiliki halaman yang luas sehingga mampu menampung banyak orang. Halaman itu disulap menjadi tempat acara pernikahan sesuai keinginan Yasmin.
Seluruh keluarga khususnya wanita menggunakan pakaian warna hijau Sage dengan rok songket span yang panjang, pasmina dengan warna senada dan tentu hils setinggi lima centimeter yang membuatnya semakin terlihat berbeda.
Sesi pedang pora sebentar lagi akan dilaksanakan membuat Yasmin misuh-misuh karena belum melihat adiknya sekaligus sepupunya itu belum juga menampakan batang hidungnya padahal rumah keduanya bersebelahan.
"Kamu di mana sih dek sebentar lagi dimulai loh ini ". Omel Yasmin yang tidak sabar menelpon Hana yang katanya sedang jalan menuju rumahnya.
"Dua menit lagi Kak bawel banget ih, malu aku nih tau nggak diliatin orang-orang, udah tutup dulu". sahut Hana yang sedang berjalan masuk ke dalam tempat acara.
Ya Rumah keduanya hanya bersebelahan saja, namun karena dua rumah mereka yang besar membuat Hana sedikit terlambat karena berjalan kaki. Ia sengaja hadir mendekati acara akan di mulai, ia terlalu malas untuk hadir lebih awal .
Hana memasuki tenda acara yang sudah banyak di hadiri oleh keluarga dekat, teman-teman Yasmin dan tentu para Abang "halo dek" alias tentara-tentara teman suami dari Yasmin.
Banyak pasang mata yang melihat kedatangan Hana tapi gadis itu benar-benar tidak memperdulikannya. Kaki jenjangnya melangkah menuju ke meja di mana Papa dan Mamanya berada.
"Kamu ini lama sekali bikin Kak Yasmin mengomel saja". ucap Azizah Mama Hana mengomeli anak gadis itu.
"Mama nggak lihat anak kita tampil Paripurna begini makanya lama jadi harap maklum Ma". sahut Aditya Papa Hana membela.
"Ini tuh demi Kak Yasmin kalau nggak ogah deh Hana kayak gini ribet yang ada Hana nggak nyaman". sahut Hana mengambil makanan yang ada di atas meja dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
Kedua orang tua Hana hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat anak gadisnya yang sampai detik ini masih betah sendiri dan belum punya gandengan itu.
"Kamu ada kesempatan ini Han untuk mendapatkan salah satu Abdi Negara yang ada di sini" Seru Azizah menoel lengan Hana.
"Iih Mama apaan ogah deh ribet mah banyak aturan nanti bakal ditinggal-tinggal". sahutnya.
"Enggak semuanya Han lagian kalaupun pergi tugas itu memang sudah kewajiban dan gak bisa nolak, pulang juga kok ya kan pah ?". Tanya Azizah pada suaminya mencari pembenaran.
Aditya tak merespon ucapan istrinya itu. Ia tahu betul bagaimana Hana ia tidak ingin masalah jodoh dicampuri. Hana pernah mengatakan pada Aditya jika suatu saat ia pasti akan menikah juga dengan lelaki yang membuatnya nyaman dan pasti menerima baik buruk dirinya tapi tidak sekarang apalagi di desak-desak begitu.
"Aku nyamperin Kak Yasmin dulu ya bye bye". Hana meninggalkan keduanya berlalu menghampiri Yasmin.
Tanpa Hana sadari, sedari tadi sejak kedatangannya sepasang mata sudah mengintainya dengan mata tajam yang siap untuk dibidik "Tidak pernah berubah sama seperti dulu". ucap seseorang dalam hati yang masih memandang ke arahnya.
Proses pedang pora telah selesai kini giliran sesi foto antara keluarga, Bridesmaids dan para Abdi Negara. Hana sendiri sibuk melipir untuk menghindari sesi ini karena ia paling anti untuk difoto. Matanya menyapu ke segala arah tapi tunggu apa itu Hana menangkap siluet seseorang yang mirip dengan orang yang ia kenal dengan baik tapi sayang itu hanya terjadi beberapa tahun saja yang menemani perjalanan kisah hidupnya yang nano-nano tapi Hana tidak yakin itu benar.
Hana menggelengkan kepalanya mengusir pikirannya sekira yang dilihat adalah salah. Kakinya terus saja melangkah maju tapi sebuah suara menyerukan namanya itu memenuhi tempat acara dan sudah pasti menghentikan langkahnya.
"HANA ZAKIRA BASKARA" suara itu benar-benar menggema. "is mengesalkan". umpat Hana dalam hati tahu betul suara milik siapa yang memanggil namanya itu, Yasmin si sepupu paling paham bagaimana Hana.
Semua pasang mata saling menatap dan mencari sosok yang sedari tadi dipanggil namanya namun tak kunjung menampakan diri, Hana dengan kaku memutar badannya memasang senyum yang dipaksakan, ia menatap Yasmin yang melebarkan matanya ke arah dirinya, belum lagi keluarganya yang lain yang saat ini berdiri bersama pengantin yang akan mengambil sesi foto keluarga.
Ya hanya Hana yang tidak ada di barisan itu Hana dengan kikuk menuju pelaminan itu merasa jadi atensi para undangan Hana mempercepat langkahnya dengan misuh-misu enggak jelas.
"Kebiasaan ngilang kamu ya, sekali saja nyenengin aku bisa ? ingat habis ini kita udah jarang jumpa loh". sarkas Yasmin tentu saja orang pertama yang memberinya ucapan itu sedangkan yang lain hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Hana yang masih belum berubah.
"Syukur belum jauh kalau udah jauh ih ogah aku mah foto-foto gini bikin nyawaku berkurang aja". sahutnya santai masa bodoh.
"Gak ada urusan sama nyawa Hana, kayak kucing aja udah cepetan bikin lama aja bisanya". Yasmin memutar bola matanya merasa jengah dengan jawaban random Hana.
Beberapa kali take saat foto keluarga siapa lagi biangnya jika bukan Hana ada aja tingkahnya yang membuat kang foto harus punya sabar lebih terhadapnya, untung cantik ya Thor kalau enggak lewat aja deh anggap manis aja dah.
Sepasang mata terus saja menatapnya ia menarik sudut bibirnya tanpa berniat ingin menurunkannya sejenak. "Semoga ceriamu memang benar adanya Na bukan hanya untuk menutupi perasaanmu".
Tinggal satu sesi lagi di acara itu, melempar buket bunga pengantin ke arah para gadis lajang yang belum menikah. Hana tak berniat untuk sekedar mencoba peruntungannya mendapat bunga yang digadang-gadang akan mempercepat datangnya jodoh atau mempercepat ke jenjang pernikahan.
Hana mundur perlahan dengan posisi badan menghadap arah pengantin, mumpung Yasmin tak melihatnya ia punya kesempatan untuk menjauh dari situasi horor yang dipenuhi oleh kaum halo dek dan ciwi-ciwi yang ada di situ.
Yasmin dan suaminya mengayunkan tangan mereka yang menyatu memegang buket bunga lalu menghempaskannya ke belakang tempat para gadis lajang dengan antusiasnya meraih bunga itu.
Bunga itu terlempar jauh ke belakang dan jatuh tepat akan menyentuh wajah cantik Hana. Ia yang kaget kedatangan buket bunga tanpa permisi itu. Hana sontak memejamkan matanya.
Untuk sepersekian detik Hana tetap dengan posisinya, tapi Hana merasa tidak terjadi apapun pada dirinya tak merasakan sakit apapun di wajahnya padahal yang ia ingat sebelum menutup mata tinggal beberapa senti saja buket bunga itu akan mengenainya.
Hana membuka sebelah matanya dan melihat buket bunga itu tepat berada di depan matanya ia membuka kedua matanya sempurna melihat sebuah tangan menggenggam buket itu, matanya menyusuri tangan itu untuk melihat siapa pemiliknya.
Hana membulatkan matanya sungguh tidak bisa mempercayai penglihatannya sendiri sementara pemilik tangan tersebut hanya tersenyum tipis. Berarti yang ia lihat dan pikir itu salah ternyata memang benar adanya.
"Bungamu". ucap orang tersebut sambil tersenyum melihat Hana yang diam tanpa merespon apapun.
Orang tersebut menggoyang-goyangkan buket bunga di hadapannya tepat di depan wajah Hana berharap Hana sadar secepatnya.
Kenapa secepatnya ?
Bagaimana tidak, momen ini begitu lama sampai mencuri perhatian para orang-orang yang berada di sekitarnya termasuk keluarga Hana.
keluarga Hana belum ada yang tahu mengenai perkenalan mereka di masa lalu terlebih Yasmin kakak sepupunya itu yang digadang-gadang sangat mengetahui luar dalam Hana. Yasmin tidak tahu mengenai sosok yang ia tahu rekan suaminya itu mengenal Hana. Hana memang menutup rapat-rapat cerita kedekatan itu dari siapapun. Hanya segelintir orang saja di masa itu.
Mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya Hana kembali menguasai pikirannya, maklum Hana terkesiap dan terkejut. Ia melihat sekitar yang masih memperhatikan keduanya ah lebih dominan ke Hana yang hanya diam saja.
Hana tersenyum ke arah salah satu Abdi Negara tersebut menarik nafas panjang. "Saya tidak menginginkannya ambillah jika mau". ucap Hana dengan senyum yang tak pernah luntur dan pergi dari hadapan Abdi Negara tersebut.
Yasmin yang melihat semua itu awalnya mengira jika sepupunya terpesona pada kang halo dek itu tapi pikirannya salah, kang halo dek itu malah dikacangin Hana. "Hana Hana mau modelan cowok gimana lagi sih yang bisa buat kamu ngebuka hati kamu". batin Yasmin berkata lirih melihat Hana.
Saat ini Hana Tengah berada di rumah sang pemilik hajat ia duduk di kursi yang berada di pinggiran kolam ia melepaskan heels yang digunakannya yang ia rasa memperlambat jalannya itu. Kaki jenjangnya melangkah ke pinggiran kolam sesekali kakinya ia masukkan ke dalam air.
"Apa tadi itu, mataku mungkin bermasalah sepertinya aku harus ke dokter besok". Ucap Hana bermonolog. Hana kembali duduk matanya menatap air kolam yang kembali tenang setelah kakinya ia masukkan tadi.
Hana tidak ingin membuka lembaran yang sudah ia tutup rapat terlebih sudah 5 tahun berlalu sudah pasti banyak yang berubah entah itu dirinya atau masa lalunya.
Tiga hari setelah acara resepsi kini Rangga, suami Yasmin langsung membawa sang istri ke rumah dinas di mana ia bertugas. Rangga sendiri berasal dari kota Medan dan di tugaskan di Bandung. jarak tempuh yang memakan waktu 40 menitan itu membuat mobil yang membawa sepasang pengantin baru itu tak terasa sudah menjejaki di batalyon tempatnya bertugas.
Di tempat lain Hana yang baru akan pergi ke kampus lamat-lamat memandangi motor matic miliknya yang jarang sekali ia pakai karena selama kuliah ia ikut bareng Yasmin sekalian pergi ke kantor, pulangnya ? Hana tentu akan mampir ke tempat-tempat yang di maunya sambil menunggu Yasmin menjemputnya.
"Udah jangan dipandangi terus nggak akan berubah to motor jadi kereta kencana". ucap Azizah Mama Hana yang tak habis pikir melihat anak gadisnya mematung lama memandangi motornya.
"Apaan sih Ma gak lucu tahu tapi boleh juga tuh Ma kereta kencana punya Kanjeng ijo kan mantul kayaknya ya kan Ma ". sahut Hana menaik turunkan alisnya.
"Ada yang lebih mantul lagi dari itu Han". ucap Azizah yang hanya mendapat tatapan tak mengerti dari Hana.
"Burok Han". jawab aja lalu pergi meninggalkan Hana yang merasa kesal.
Hana membuka helm saat motor miliknya telah sampai di parkiran khusus mahasiswa di kampusnya saat ini Hana kuliah di salah satu universitas yang ada di Bandung yang saat ini tanggal sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti KKN di kampusnya.
Dengan mempercepat langkahnya ia memasuki ruang aula yang sudah dipenuhi oleh mahasiswa untuk mendapatkan pembekalan pra KKN nanti.
Beruntungnya Hana ia satu kelompok dengan teman kelasnya ada Zhya, Tiara dan Diva.
Pembekalan selesai kelompok Hana itu terdiri dari 8 orang 4 laki-laki dan 4 perempuan dan dari berbagai jurusan dan mereka ditempatkan di daerah yang letaknya tidak jauh dari kodim tempat sang sepupu tinggal.
Hana dan ketujuh teman kelompok yang lain kini berkumpul di depan Aula untuk mendiskusikan keberangkatan besok ya walaupun jarak yang ditempuh dekat tapi mereka tidak diperbolehkan untuk menginap di rumah selama KKN.
"Akhirnya kita satu kelompok ya". ucap Hana pada tiga sekawannya itu.
"Takdir sih kayaknya, memang kita tidak bisa terpisahkan". Sahut Diva.
"Bosan aku tuh kalian mulu kawan gue, kayak gak ada orang lain tau gak". Sahut Tiara.
"Bersyukur tahu kita mah udah tahu sifat masing-masing harusnya beruntung gimana kalau dapat yang belum akrab sama sekali susah juga tahu takut selisihan". ujar Zhya menengahi.
"Udah-udah nih cewek-cewek bahas apaan lagi, dah ya jadi fix besok jangan telat aku harap kita tetap kompak jika ada salah paham kita harus bicarain pelan-pelan ya pokoknya jangan ada dusta diantara kita and saling support satu sama lain aja pokoknya". Ucap Ryan selaku ketua tim.
----------------
"Jangan sampai ada yang ketinggalan Han ogah Mama nanti nganter-ngantar ke sana ya". Sewot Azizah membantu Hana mengemasi.
"Ya Allah Mama segitu banget deh dari rumah ke tempat KKN juga paling 1 jam anak sendiri jugaan". Sahutnya sebal.
"Bukan apa-apa Han Mama sibuk". sergah mamanya tak mau kalah.
"Di jalani juga belum udah bilang sibuk aja, bilang aja males Ma".
Malam itu mereka habiskan untuk mengemasi barang milik Hana yang akan dibawanya selama KKN selama satu bulan ke depan.
Pagi ini Hana diantar oleh Mama dan Papanya Karena bagaimanapun Hana akan meninggalkan mereka selama sebulan dan tentu Mereka pasti akan sangat kesepian di rumah.
"Yang baik-baik di sana Han jangan aneh-aneh kalau pulang dari KKN jangan lupa bawa oleh-oleh ya". celetuk Azizah saat Hana mencium tangan Mamanya.
"Ma Hana ini kuliah bukan jalan-jalan". sahut Aditya Papa Hana.
"Iya nih Mama oleh-oleh mulu heran deh , kalo gitu bilangnya ke Papa biar diajakin jalan-jalan sekalian buatin adik untuk Hana". Hana berlindung di belakang sang Papa saat mamanya hendak mencubitnya karena ucapan nyelenehnya itu.
"Sudah-sudah nggak malu diliatin orang, Hana tuh temen kamu udah lihatin aja kami balik dulu kamu hati-hati di sana ya jaga sikap kalau ada apa-apa cepet kabarin Papa". ucapan Aditya mengusap lengan Hana.
Sebagai anak perempuan satu-satunya di keluarga baskara tentu ia sangat berat melepaskan kepergian yang hanya sebulan.
"Siap komandan". Sigap Hana memberi hormat.
Hana menarik koper mini miliknya mendekati teman satu kelompoknya yang sebentar lagi akan masuk ke dalam bus untuk menuju lokasi.
Bus itu berhenti di sebuah daerah yang ada di pinggiran kota dibilang kampung tidak juga karena nyatanya yang ada di sini sudah sama ratanya seperti di kotanya tempat tinggalnya saja tapi tidak dengan kehidupannya yang tertinggal.
Seorang dosen muda bernama farel menghampiri kelompok KKN yang diketuai oleh Rian itu untuk menuju kantor kelurahan sebagai bentuk serah terima dan setelah selesai mereka langsung menuju rumah warga yang memang disewakan untuk mereka.
"Nah ini tempat tinggalnya teteh dan aa' sekalian, semoga betah dan bisa cepat beradaptasi dengan warga kalau butuh sesuatu hubungi saya saja". Ucap pak Budi Lurah di daerah mereka laksanakan KKN.
"Baik terima kasih banyak Pak". sahut Rian mewakili teman-temannya yang lain.
Rumah ini terdiri dari dua kamar tidur, untuk itu para perempuannya tidur di dalam kamar masing-masing 2 orang sedangkan laki-lakinya sepakat tidur di masjid yang memang letaknya di sebelah tempat tinggal mereka.
Hari pertama tiba mereka gunakan untuk beres-beres dan menyusun rencana sebulan ke depan yang rencananya akan mereka mulai keesokan harinya.
Di tempat lain tepatnya di sebuah asrama militer seorang pemuda baru saja keluar dari rumahnya untuk menemui mayjen di ruangannya.
Hampir 1 jam lamanya pemuda itu berada di ruangan sang seniornya itu dengan wajah yang sedikit lesu ia melangkahkan kakinya ke tempat yang sudah ia perintahkan pada bawahannya untuk berkumpul.
"... jadi saya minta kalian persiapkan diri serta perbekalan yang cukup untuk melaksanakan kegiatan ini karena nantinya latihan gabungan ini akan berjalan selama 2 minggu". kata Satria selaku kapten.
"Siap". Sahut serempak yang lainnya.
"Kalian kembalilah persiapkan apa yang mesti disiapkan istirahat cukup besok pagi kita akan berangkat pukul 07.00". Titahnya lagi.
Mereka membubarkan diri menyisakan kapten Satria, Aidil dan juga Fatih selaku tangan kanan kapten Satria. Setelah kedatangannya ke ruang mayjen kapten Satria diminta untuk menyiapkan 50 anggotanya untuk mengikuti latihan gabungan di Jawa Timur sebagai keikutsertaan meningkatkan skill pribadi dan kelompok menguasai dan mahir dalam menerapkan prospek ppkm menguasai dan mahir dalam ren Kamil serta terjadinya relasi antar organisasi.
"Jadi latihan kali ini kapten sendiri yang turun ?". ujar sertu Aidil.
"Iya Mayjen sendiri ya menitahkan langsung ". jawab tegas kapten Satria.
Wajah yang ditunjukkan Satria berbanding terbalik dengan keputusan siap mengemban tugas, Sertu Aidil dan Sertu Fatih bisa melihat itu dari kedua mata elang kapten Satria.
"Apa ada yang kapten pikirkan ?". Tebak sertu Aidil.
Kapten Satria menarik nafas dalam dan sesekali mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku sudah mengatakan akan cuti lusa untuk menemui Papa yang sakit, ia ingin bertemu denganku karena ada yang harus ia sampaikan secara langsung tapi kondisi tidak mengizinkanku pulang". jawab kapten Satria.
Kedua orang yang berada di depannya itu bisa mengerti dan juga merasakan apa yang saat ini dirasakan oleh Kapten mereka. Kapten Satrio begitu sangat menyayangi papanya bahkan masuknya ia menjadi Abdi Negar ini tak lepas dari keinginan sang Papa.
Di lain tempat Hana dan beberapa temannya Ryan, Erwin, Zhya sedang menikmati langit Bandung yang malam ini bertabur bintang. 4 orang itu tengah menikmati sate di pinggir jalan karena mereka habis belanja untuk keperluan kegiatan besok.
"Jadi besok kita udah mulai kegiatan ya kita tuju tempat pertama dulu sekolah SMA Pratiwi jadi malam ini kita siapkan apa-apa aja yang mesti kita bawa besok". Ucap Rian.
Iya setelah menyusun rencana sore tadi mereka memutuskan untuk melakukan kegiatan di sekolah SMA Pratiwi sebagai kegiatan perdana mereka.
"Iya nanti kita cek lagi kalau udah sampai rumah". Jawab Zhya.
"Han lu ngelamun terus kesambet lu ya". Lanjut Zhya heran melihat Hana yang biasanya banyak ngomong tiba-tiba jadi pendiam.
"Ehem nggak lah, kangen Emak di rumah". elak Hana bohong padahal makan sate ini atas permintaan dari Hana sendiri.
"Ah kek bener aja lu pisah tadi pagi belum 24 jam apalagi sebulan Han". sahut zhya tak mengerti.
Hana sendiri hanya mengendikkan kedua bahunya saja ia hanya bisa menutupi perasaannya yang tak menentu saat tadi tak sengaja bersitatap dengan Kapten Satria yang akan keluar dari tempat jual sate yang saat ini ia dan teman-temannya datangi.
Bukan apa-apa hanya terkejut melihat kapten Satria yang menatapnya dengan senyum yang tak pernah berubah tatapan elang kapten Satria yang sedari dulu membiusnya untuk tak mengalihkan pandangannya ke tempat lain.
Sialnya ini pertemuan kedua mereka setelah beberapa tahun. Hana sendiri masih enggan menyikapi hatinya yang tak menentu saat pertemuan tak terduga mereka.
Sedangkan kapten Satria yang pergi sendiri untuk menenangkan pikirannya malah menambah satu pikiran lagi. Kapten Satria tidak pernah tahu bagaimana perasaan hatinya saat dipertemukan kembali dengan Hana jika Hana menutup rapat kisahnya di masa silam lain halnya dengan kapten Satria ia membiarkan hatinya tetap terbuka menyimpan satu nama yang dari dulu tidak ia hilangkan dan membiarkan kisah yang belum usai itu lanjut dengan sendirinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!