Hari-hari yang buruk sebentar lagi akan dilalui oleh keluarga Anggara, karena perusahan keluarga Anggara mengalami penurunan yang sangat derastis dan jika itu terus berlangsung maka keluarga Anggara akan mengalami kebangkrutan.
Saat ini dikediaman keluarga Anggara sedang terjadi keributan, dimana Mirna Anggara yang merupakan istri ke dua dari Bayu Anggara dan anak bungsu Bayu Anggara dari Mirna Anggara yang bernama Mona Anggara terus menerus menghambur-hamburkan uang untuk bersenang-senang dengan teman-temannya. Padahal keadaan perusahaan mereka yang setiap hari terus menurun. Sehingga membuat Bayu Anggara semakin geram dengan istrinya dan anak bungsunya itu.
Sunggu Bayu Anggara tidak pernah berpikir bahwa rumah tangganya akan menjadi sekacau ini.
Jika saja saat ini istri pertamanya masih hidup mungkin keadaan tidak akan seperti ini dan Bayu pun tak perlu menerima perjodohannya dengan Mirna yang merupakan wanita matre yang suka bersenang-senang. Sungguh Bayu Anggara sangat merindukan saat-saat dia bersama dengan istri pertamanya yang bernama Viola Anggara dan anak pertamanya dengan istri pertamanya yang bernama Biola Anggara yang beda 1 tahun lebih tua dari Mona Anggara yang kini sikapnya telah berubah kepadanya dan kepada orang-orang disekelilingnya. Dimana Biola dulu merupakan seorang gadis yang polos, baik hati dan ceria. Tapi setelah kejadian di laut 15 tahun yang lalu membuat Biola berubah menjadi gadis dingin dan cuek akan sekitarnya.
Flashback On
15 tahun yang lalu dimana Biola Anggara berusia 5 tahun dan Mona Anggara berusia 4 tahun.
Pada waktu itu keluarga Anggara sedang menghadiri pesta mewah disebuah kapal pesiar yang sangat besar. Dan seperti biasa Biola selalu mendapat pujian dan hadiah dari orang-orang yang sangat gemas kepadanya. Karena kemungilan dan kecantikan Biola ditambah keceriaan Biola yang dapat menarik perhatian semua orang karena kegemasannya.
Seperti saat ini, ada seorang wanita berusia tidak jauh dari Ayahnya sedang menghampirinya dan mencubit pipi Biola gemas.
"Hai! Sayang, siapa namamu?" Tanya wanita itu sambil mencubit gemas pipi Biola dengan lembut supaya tidak menyakiti Biola.
"Biola tante," Jawab Biola dengan cadel karena pipinya masih dicubit oleh wanita itu.
"Wooow.. itu nama yang sangat bagus sayang. Memang cocok untuk mu yang sangat menggemaskan ini." Ucap wanita itu pura-pura terkejut sambil menoel hidung mancung Biola yang membuat Biola tersenyum kegelian.
"Benarkah tante? Biola juga sangat menyukainya. Tante tau? Bibi pengasuh bilang nama itu diberikan oleh mama Biola dan Biola sangat menyayangi mama." Ucap gadis kecil itu polos.
"Oh ya ampun, dia benar-benar menggemaskan. Aku sangat ingin dia menjadi menantuku kelak." Ucap wanita itu dalam hati sambil membayangkan putranya menikah dengan Biola pasti akan sangat serasi menurutnya.
"Oh ya? itu artinya dia sangat menyayangimu. Beruntungnya Mamamu memiliki putri yang sangat menggemaskan sepertimu." Ucap wanita itu sambil mengusap pucuk kepala Biola. Tapi Biola dengan cepat merubah ekspresi wajahnya dengan yang tadinya ceria menjadi murung.
"Benarkah? Mama sangat menyayangi Biola tante? Biola sebenarnya tidak tau rupa Mama kandung Biola. Kata Bibi yang mengasuh Biola, Mama sudah pergi kesurga. Dan sudah bahagia disana jadi Biola juga harus bahagia supaya Mama Biola tidak sedih." Ucap gadis itu sangat polos yang langsung membuat semua orang yang mendengar percakapan mereka langsung terenyuh termasuk wanita yang mengajak Biola bicara langsung memeluk Biola hangat sambil meneteskan air matanya dipelukan gadis berusia 5 tahun itu.
"Sungguh malangnya nasib mu nak. Andai saja kau bisa menjadi putriku, aku pasti akan menjadi orang tua paling bahagia didunia ini karena memiliki putri sepertimu. Ditambah putraku yang juga sangat menyayangiku. Pasti aku akan menjadi wanita yang paling bahagia didunia ini." Ucap wanita itu dalam hati masih sambil menangis dan memeluk Biola.
"Tante kenapa menangis? Apa Biola berbuat salah tante?" Kata Biola merasa bersalah sambil melepaskan pelukan wanita itu dan menghapus air mata yang mengalir di mata wanita itu.
"Tidak sayang, tadi tante hanya kelilipan. Oh iya, tante belum memperkenalkan diri, perkenalkan nama tante Kania." Kata wanita itu mengalihkan pembicaraan sambil menghapus air matanya dengan jarinya. Setelah itu ia mengulurkan tangannya bermaksud menjabat tangan gadis mungil itu. Tapi gadis itu hanya bengong dan melihat tangan Kania yang di ulurkan kepadanya. Lalu tanpa fikir panjang Biola pun menggandeng tangan kania.
Kania yang melihat Biola bengong karena Kania mengulurkan tangannya dan langsung digandeng oleh Biola pun langsung terpingkal-pingkal. Sungguh dia lupa kalau yang dia ajak bicara ini adalah gadis berusia 5 tahun. Tentu saja Biola bingung uluran tangan itu untuk apa? Apa untuk bergandengan seperti yang sering bibi pengasuhnya lakukan. Karena setiap orang tua yang mengulurkan tangannya pasti untuk menggandengnya.
Kania terus tertawa dan membuat Biola kebingungan melihatnya karena menurutnya memang tak ada yang lucu.
"Tante kenapa ketawa?" Tanya gadis itu polos sambil menatap kania.
"Ah tidak apa-apa sayang. Oh iya karena kamu hari ini telah membuat tante terhibur, maka tante ingin memberikanmu hadiah dan hadiah ini harus kamu jaga dan jangan sampai hilang ya." Ucap Kania sambil tersenyum.
"Benarkah tante?" Tanya Biola antusias. Kania hanya mengangguk dan menyuruh Biola menutup matanya lalu berbalik badan. Kania melepaskan kalung liontin yang dia kenakan lalu memasangkannya kepada Biola.
"Sudah." Kata Kania yang telah selesai mengalungkan kalung liontin itu kepada Biola. Biola yang melihatnya sangat senang karena kalung itu berbentuk seperti hati dengan sayap disetiap sisinya yang tertutup. Biola sangat menyukainya dan dia berfikir kalau kalung itu mirif seperti malaikat cinta menurutnya.
"Makasih tante." Ucap Biola sambil tersenyum lebar kepada Kania.
"Sama-sama sayang." Balas Kania sambil mengusap kepala Biola lembut.
"Semoga kita bisa bertemu lagi sayang. Dan semoga kau bisa berjodoh juga dengan putraku sehingga kau akan menjadi putriku ketika kita bertemu lagi. Sungguh aku ingin kau menjadi menantuku kelak." Ucap Kania didalam hati sambil mencium pucuk kepala Biola dan mengecup kedua pipi Biola yang chabi seolah-olah dia enggan untuk meninggalkan Biola.
Tapi apa boleh buat, Kania harus meninggalkan Biola karena dia sudah dipanggil oleh suaminya.
Sedangkan Mona yang selalu iri kepada Biola karena Biola selalu mendapatkan banyak perhatian dari orang lain. Apalagi saat dia melihat seorang ibu-ibu memberinya sebuah kalung liontin yang sangat cantik menurutnya dan dia sangat ingin merebut kalung itu dari Biola.
Sehingga Mona menarik tangan Biola keluar dari dalam kapal. Mona memaksa Biola untuk menyerahkan kalung liontin itu. Tapi Biola tidak ingin menyerahkannya hingga membuat Mona geram dan mendorong Biola ketepi kapal sehingga membuat Biola hampir terjatuh ke laut tapi untungnya dia bisa menghindar dan tidak terjatuh kelaut. Sementara Mona yang mendorong Biola juga ikut tersungkur karena ada goncangan dari kapal yang membuat Mona terjatuh kelaut tapi untungnya dia sempat berpegangan pagar penghalang kapal.
Biola yang kaget melihat Mona refleks langsung menarik tangan Mona, berniat membantunya. Tapi apa boleh buat, tubuhnya yang mungil itu tak kuat mengangkat Mona dan malah ikut terjatuh lalu bergulantungan seperti Mona, dengan tangan yang berdarah karena membantu Mona naik sekuat tenaga tadi sampai-sampai tangannya terkikis dan terluka parah. Sehingga saat ini ia tidak memiliki tenaga yang lebih untuk berpegangan.
Dari kejauhan terdengar keributan karena ada salah seorang yang melihat Biola dan Mona terjatuh. Dan pada saat itu juga Bayu datang. Dia melihat kedua putrinya sedang dalam bahaya. Bayu segera berlari untuk menyelamatkan kedua putrinya itu.
Tapi saat dia hendak menyelamatkan Biola, Mirna berteriak dan menyuruh Bayu menyelamatkan Mona dengan histerisnya. Tentu saja Bayu tanpa fikir panjang langsung menyelamatkan Mona karena yang penting dia menyelamatkan keduanya nanti. Tapi Bayu salah besar dalam mengambil keputusannya dan akan mengubah hidupnya dimasa depan kelak karena menyelamatkan Mona terlebih dulu ketimbang Biola yang bahkan untuk perpegangan saja dia sudah tak kuat. Karena jarak Mona dan Biola cukup jauh, jadi Bayu harus menyelamatkan kedua putrinya bergiliran dan membutuhkan waktu yang lama.
Waktu terus berjalan akhirnya Bayu berhasil menyelamatkan putri bungsunya tapi tidak dengan Biola yang sudah terjatuh kelaut dengan keadaan yang tidak sadarkan diri karena terlalu banyak mengeluarkan darah.
Semua orang berteriak histeris melihat Biola yang terjatuh kelaut ditambah dengan warna air laut yang tiba-tiba berubah menjadi warna merah dari darah Biola yang beluar banyak dari tangannya.
Bayu yang melihatnya langsung berlari dan menceburkan dirinya kelaut untuk menyelamatkan putri sulungnya. Seketika fikiran-fikiran negatif mulai mendatangi fikirannya.
Dia melihat putrinya terus turun kebawah laut seolah-olah laut sedang menarik putrinya. Bayu terus berenang menyelamatkan putrinya hingga dia bisa menyelamatkannya tapi sayang, karena luka yang parah ditambah benturan saat Biola jatuh dan air yang banyak masuk kedalam paru-parunya. Biola pun dinyatakan koma dan itu berlangsung selama satu tahun lamanya.
Ketika Biola sadar dia sudah berubah menjadi gadis dingin dan cuek Kepada Bayu dan orang disekelilingnya tapi tidak mudah untuk dibully oleh ibu dan saudaranya lagi. Seolah-olah Biola telah terlahir kembali.
Flashback Off
Biola berubah menjadi gadis dingin dan cuek sejak hari itu.
Biola berubah menjadi gadis yang sangat dingin dan acuh akan apa yang terjadi disekelilingnya. Dia lebih memilih menyendiri dan mencari kedamaian dengan kesendiriannya.
Sungguh hati Ayah mana yang tidak sakit melihat putri pertamanya selalu mengacuhkannya. Tapi apa boleh buat itu juga kesalahnnya sendiri yang hampir membuat putrinya itu meninggal.
___________________
Makasih sudah mau mampir dan membaca Novelku ini. Jangan bosen untuk mampir dan insya Allah aku akan usahain update tiap hari.
Hari ini Bayu berencana untuk meminta bantuan kepada teman lamanya yang merupakan seorang pebisnis nomor satu diseluruh dunia yang bernama Raihan Kristian.
Bayu dan Raihan telah menjalin persahabatan sejak mereka berada di bangku SMP. Sampai saat ini pun mereka masih berteman baik meski jarang bertemu.
Bayu melangkahkan kakinya memasuki sebuah bangunan yang sangat besar dikotanya. Bayu langsung dipersilahkan masuk karena dia memang sudah membuat janji dengan Raihan jauh-jauh hari.
Setelah bertemu, mereka saling berpelukan ala-ala sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Lalu Bayu menceritakan tentang perusahannya yang hampir mengalami kebangkrutan.
Raihan mengangguk-ngangguk mengerti dan dia bersedia membantu temannya itu tapi dia teringat akan janji mereka dulu untuk menjodohkan anak-anak mereka agar mereka bisa menjadi satu keluarga.
Bayu sendiri hampir lupa kalau tidak di ingatkan oleh Raihan tentang hal perjodohan itu. Karena Bayu terus meratapi kesalahannya dulu kepada anak dari almarhum istri pertamanya ditambah dia sedang dipusingkan dengan keserakahan anak dan istri keduanya itu.
"Gimana Bay? aku sudah menantikan hal ini sejak lama. Apa lagi putraku sudah berusia 25 tahun dan itu usia matang bagi laki-laki untuk menikah. Kalau kamu gak maupun gak apa-apa aku akan tetap membantumu." Saran Raihan kepada Bayu.
Bayu terlihat sedang memikirkan ucapan Raihan. Entah apa yang sedang ia fikirkan yang jelas hanya dia, Author dan tuhan yang tau haha.. ehem maaf.
"Baiklah akan aku diskusikan kepada putri bungsuku dulu." Ucap Bayu setelah berfikir panjang dan itu berhasil membuat Raihan menyengitkan alisnya karena kenapa harus putri bungsunya bukannya dia punya dua putri fikir Raihan.
"Bay, bukannya kamu punya dua anak gadis. Kenapa kau tidak menyuruh mereka untuk memilih dan kenapa harus putri bungsumu? Apa putri sulungmu sudah memiliki calon?" Tanya Raihan dengan penuh tanda tanya dikepalanya.
Bayu hanya bisa menarik napasnya dalam dan membuangnya dengan kasar. Lalu menjawab pertanyaan Raihan.
"Kau tau sendiri aku bukan Ayah yang baik Rai. Aku selalu saja menyakiti Biola. Kau tau sendiri Rai, satu bulan sejak Biola dilahirkan dan juga kematian Viola karena melahirkan Biola, aku sudah menikah lagi karena desakan dari orang tua ku yang selau menginginkanku menikah dengan Mirna dan pada saat itu juga aku didesak oleh keluargaku untuk memiliki anak dengan Mirna. kalau tidak mereka akan mengancamku dengan menjauhkanku dari Biola yang waktu itu baru berusia satu bulan. Ditambah kejadian 15 tahun yang lalu, aku merasa aku memang bukan Ayah yang baik Rai. Bahkan setelah lulus SMA dia lebih memilih menetap di asrama dari pada dirumahnya sendiri." Ucap Bayu dengan raut wajah yang sedih.
Raihan cukup tersentuh dengan apa yang diceritakan Bayu. Tapi apa boleh buat nasi telah menjadi bubur, masalalu tidak akan pernah bisa terulang kembali.
"Terserah padamu saja Bay. Yang penting bagiku kita akan menjadi keluarga." Ucap Raihan mengalihkan topik agar sahabatnya itu tidak larut dalam kesedihan masalalu yang tak akan pernah bisa terulang kembali.
Bayu hanya tersenyum dan mengangguk menyetujui ucapan Raihan.
_____________________
Di kediaman Anggara, Bayu tengah membahas tentang perjodohan itu kepada istri dan anak bungsunya.
Mona yang mendengar dirinya akan dijodohkan langsung menolaknya. Dia tidak menerima perjodohan itu ditambah dia saat ini sudah memiliki seorang kekasih anak orang kaya jadi untuk apa dia menerima perjodohan dengan orang yang bahkan tak ia kenal.
"Tidak! Aku tidak mau menerima perjodohan ini. Ayah tau sendirikan aku memiliki pacar. Dan aku sangat mencintai Tama." Bentak Mona yang menolak perjodohannya.
"Putuskan saja laki-laki tidak bener itu. Pokonya Ayah gak mau tau kamu harus menerimanya titik." Bentak Bayu yang mulai emosi.
"Sayang, Tama itu laki-laki baik. Jadi lebih baik kita batalkan perjodohan Mona dengan anak temanmu itu. Lagian Tama sangat Kaya jadi aku yakin anak kita pasti akan bahagia dengannya nanti." Bujuk Mirna kepada Bayu yang membuat Bayu tambah emosi.
"Kalian itu hanya memikirkan harta harta dan harta. Kapan kalian akan berubah hah! Asal kalian tau, karena ketamakan kalia, perusahaan keluarga Anggara saat ini sedang mengalami kerisis dan sebentar lagi bangkrut. Pokonya aku gak mau tau Mona harus menerima perjodohan ini." Bentak Bayu yang menumpahkan unek-uneknya selama ini kepada istri dan anak bungsunya itu.
"A_ apa bangkrut?" Ucap Mirna gagap seolah-olah dia sedang tertiban batu yang sangat besar karena mendengar pernyataan dari suaminya itu.
Bayu hanya duduk sambil menahan amarahnya yang menggebu-gebu. Sambil menyaksikan istri dan anak bungsunya yang kaget mendengar kata bangkrut.
"Sayang kamu lagi bercanda kan. Mana mungkin perusahaan sebesar itu bangkrut?" Tanya Mirna masih tak percaya. Sementara yang ditanya hanya diam karena dia tak mau berbicara yang akan membuatnya tambah kesel lagi.
"Gak! pokonya aku gak mau dijodohin." Tolak Mona masih kekeh dengan pendiriannya. Dan tak perduli dengan ucapan Ayahnya yang mengatakan bangkrut. Toh dia sudah punya pacar kaya yang akan menghidupinya kelas. Fikirnya.
Bayu ingin menimpali perkataan Mona tapi tiba-tiba saja pintu utama terbuka dan muncullah seorang gadis dengan postur tubuh tinggi, rambut panjang yang dikuncir dan memakai baju ala kadarnya tanpa memikirkan stail juga penampilannya yang tanpa make up apa pun tapi tetap terlihat cantik. Itulah Biola yang mengunjungi rumahnya untuk mengambil barang yang tertinggal dirumahnya.
Kedatangan Biola mampu membuat semua orang bungkam sambil terbengong-bengong menatapnya. Tapi Biola masa bodo dengan tiga orang yang sering membuat hidupnya menderita itu. Toh hatinya saat ini tak mengenal kasih sayang dan kasihan lagi. Yang dia kenal adalah rasa simbiosis mutualisme. Karena didunia ini memang tak ada yang geratis.
Biola berlalu meninggalkan ketiga orang itu yang menatapnya dengan bengong menuju kamarnya. Tapi ketika dia mau menaiki anak tangga, Mona mulai berkata dengan sedikit berteriak supaya Biola mendengarnya.
"Pokonya aku gak mau dijodohin. Anak Ayah kan bukan hanya aku aja, Biola juga anak Ayah. Apa lagi Biola itu anak tertua seharusnya Ayah menjodohkan anak teman Ayah itu dengan Biola bukan dengan ku." Sindir Mona sedikit berteriak kepada Biola, entah didengar Biola atau tidak karena dia tidak perduli dengan pertengkaran ketiga orang itu. Dan memilih melanjutkan langkahnya menuju tujuan utamanya datang kerumah ini.
Bayu terus menatap putri sulungnya itu sampai dia menghilang dibalik pintu kamarnya, lalu menatap kepada Mona dengan tatapan yang tegas dan menakutkan.
"Mau tak mau itu bukan pilihanmu! Satu hal yang perlu kamu tau 'kamu tak berhak menolak' camkan itu." Ancam Bayu yang berlalu ingin menghampiri putri sulungnya yang selama 3 tahun ini tak pernah ia lihat karena Biola tinggal di asrama dan tak pernah pulang.
Ini adalah kesempatan yang jarang-jarang dijumpai oleh Bayu, jadi dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menjalin lagi hubungan Ayah dan Anak yang sudah retak.
Ketika Bayu ingin mengetuk pintu kamar Biola, Biola lebih dulu membukanya dan berlalu meninggalkan Ayahnya yang hendak menyapanya. Seolah-olah ditempat itu tidak ada orang sama sekali.
Bayu hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar melihat sikap dingin putrinya selama 15 tahun ini. Bahkan kalau pun Biola harus bicara itupun hanya beberapa patah kata dan itu pun harus hal penting saja dan jarang berbasa-basi.
Entah apa yang difikirkan Biola yang pasti dia tidak membenci Ayahnya tapi lebih tidak peduli dengan orang lain disekitarnya termasuk keluarganya bahkan Ayahnya sendiri yang selalu tidak bisa melindubginya dan lebih bersikap dingin kepada orang yang tidak memiliki kepentingan kepadanya.
_______________________
Terimakasih sudah mau berkunjung.
"Biola, kamu sudah pulang nak? Apa kamu perlu sesuatu?" Tanya Bayu hati-hati kepada putri sulunya yang sudah tidak ia jumpai selama 3 tahun lamanya.
Biola yang mendengar suara Ayahnya hanya bisa menghentikan langkah kakinya tanpa menoleh kebelakang dimana ayahnya berada. Lalu selang beberapa detik Biola sudah berjalan meneruni anak tangga menuju pintu keluar rumah.
Bayu yang melihat putrinya pergi pun hanya bisa berlari mengejarnya sambil meneriaki putrinya agar berhenti berjalan. Sungguh Bayu tak rela membiarkan putri sulungnya meninggalkannya begitu saja.
"Bio... Biola... tunggu nak." Teriak Bayu yang berhasil menghentikan langkah kaki Biola diruang tengah.
"Ada apa?" Tanya Biola yang sudah berhenti tanpa menoleh kearah Ayahnya itu. Setelah menunggu cukup lama tapi tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Bayu, membuat Biola geram.
"Jika tak ada yang dibicarakan lebih baik aku pergi." Ucap Biola ketus dan ingin melanjutkan langkah kakinya yang sempat tertunda tapi suara seseorang lagi-lagi menghentikan langkahnya.
"Ayahmu ingin kau menikah dengan anak temannya. Karena Mona sudah punya pacar maka kamu harus menerima perjodohan itu." Ucap Oma Laras yang baru datang karena ditelepon oleh cucu kesayangannya Mona dan menantu kesayangannya Mirna.
"I_ibu! Sejak kapan ibu disini?" Tanya Bayu kaget melihat ibunya ada dirumahnya. Bahkan yang membuatnya kaget adalah ucapan ibunya yang bahkan tak pernah ia fikirkan dan tak akan pernah difikirkan Bayu. Dan ucapan Oma Laras tadi bukanlah tujuan utama Bayu memanggil Biola.
"Apa aku tak boleh melihat cucuku sendiri.?" Ketus Oma Laras kepada putranya.
"Bu_ bukan seperti itu bu." Jawab Bayu gelagapan.
"Tadi aku memang mau kesini liat cucuku Mona. Tapi aku mendengar kau ingin memaksa cucuku untuk menikah dengan orang yang dia tidak kenal sama sekali. Apa ini cara mu menjadi seorang Ayah hah!." Bentak Oma Laras penuh emosi.
"Kau tau sendiri cucuku sudah punya orang yang dia sukai. Kenapa kau masih memaksanya untuk menikah. Seharusnya yang kau jodohkan itu si Biola jangan cucu kandungku." Bentak Oma Laras lagi yang memang tak pernah percaya bahwa Biola adalah cucu kandungnya sejak dulu. Karena dia fikir ibunya Biola yaitu Viola adalah seorang wanita tidak benar yang sering tidur dengan peria lain. Padahal Biola begitu mirif dengan Bayu. Aneh memang pemikiran nenek-nenek.
"Ibu, Biola juga cucu Ibu. Sampai kapan Ibu akan bersikap seperti ini kepada Biola bu. Dan Viola itu gadis baik-baik bu, dia tidak seperti yang Ibu fikirkan." Jelas Bayu yang membela anak sulungnya dan almarhumah istrinya. Yang masih sangat ia cintai.
"Tidak! Dia bukan cucuku!" Bentak Oma Laras tak terima.
Bayu hanya bisa diam, karena dia tak ingin membentak orang tua apa lagi ini Ibunya orang tua yang telah melahirkannya dan membesarkannya.
"Dan kamu.. ... ..."
Krikkk.....
Krikkk....
Krikkk....
Semua orang tiba-tiba terdiam dan ternganga pada saat Oma Laras menunjuk Biola yang ada dibelakangnya tapi dia tidak ada ditempat. Sehingga ucapan Oma Laras menggantung. Dan sontak membuat Oma Laras, Bayu, Mirna dan Mona baru menyadari bahwa Biola sejak tadi sudah pergi.
"Dasar anak tak tau di untung! tak tau sopan santun! Sudah di urus puluhan tahun tapi apa balasannya? Dia malah ngelunjak. Itu tuh jika kamu terus memanjakan anak haram itu." Bentak Oma Laras yang menyadari Biola sudah tak ada di tempatnya saat dia sedang bicara. Sambil mencelah Biola yang tidak-tidak.
Bayu hanya bisa diam dia sungguh merasa sakit hati mendengar anak kandungnya sendiri dikatai anak haram. Padahal Bayu sudah bersusah payah agar Ibunya percaya bahwa Biola adalah anak kandungnya dengan melakukan tes DNA dan lainnya tapi tetap saja Ibunya itu tak percaya. Dia selalu saja bilang kalau hasil tes DNA nya telah direkayasa. Emang hidup ini seperti di Novel-novel dan derama di tv apa? Fikir Bayu yang tak habis fikir dengan pemikiran Ibunya itu.
Yah tapi apa boleh buat dia juga tak bisa kehilangan Ibunya dengan cara membentaknya karena mengatai anaknya anak haram. Karena Ibunya itu memiliki riwayat penyakit jantung jadi dia hanya bisa diam dan tak berani marah-marah kepada Ibunya yang keras kepala itu.
"Bu, berhenti mengatai Biola anak haram. Biola adalah anak kandungku bu. Bukankah Ibu juga telah melihat hasil tes DNA nya." Bela Bayu kepada Ibunya yang keras kepala itu.
"Berhenti membelanya! Pokonya aku gak mau tau, kamu harus membatalkan perjodohan itu dengan cucuku Mona. Aku ingin cucuku mendapat kebahagiannya sendiri dengan orang yang dia cintai. Jika perjodohan ini tetap berlangsung maka jodohkanlah anak haram itu." Omel Oma Laras yang melarang keras Bayu menjodohkan cucu kesayangannya itu.
Bayu hanya bisa terdiam frustasi dan berlalu meninggalkan Ibu, Istri dan anak bungsunya yang selau membuatnya stres dan tertekan kedalam kamar.
____________________
Sementara itu dikediaman keluarga Kristian. Raihan Kristian dan istrinya Kania Kristian sedang menunggu kedatangan putra tunggalnya yang mengurusi perusahan kantor cabang yang ada di Amerika dan itu merupakan perusahan yang sangat besar sama seperti perusahan yang saat ini depegang Raihan di Indonesia yang terkenal sampai keluar negri.
Sungguh kekuasaan keluarga Kristian sangat besar didunia ini. Jika saja Mirna dan anaknya tau jika yang di jodohkan dengan Mona adalah seorang konglomerat mungkin Mona akan menerima perjodohan ini dengan senang hati dan lapang dada. Tapi sayangnya karena mereka tak tau, jadi mereka berusaha menolak keras-keras bahkan sampai meminta bantuan kepada Oma Laras untuk menolak perjodohan itu dengan dalih Mona sangat mencintai pacarnya Tama. Karena mereka fikir pacar Mona merupakan orang terkaya di kotanya jadi tak ada yang bisa menandingi pacarnya Mona.
Dan itulah kesalahan mereka yang tidak menyadari diatas langit masih ada langit. Bahkan didalam lautan masih ada sungai. Jadi tak ada yang mustahil didunia ini.
Akhirnya setelah menunggu sekian lama datanglah seorang peria tinggi, putih, tampan dengan rambut dan setelan santai ala-ala oppa-appa korea.
Peria itu tak lain adalah Keynan Kristian. Anak dari Raihan Kristian dan Kania Kristian.
Keynan atau sering disapa Key langsung menghampiri kedua orang tuanya dan memeluk mereka berdua bergiliran, menyalurkan rasa rindu masing-masing karena Key yang jarang pulang ke Indonesia. Saking sibuknya Key mengurusi sebuah perusahan besar. Apa lagi perusahan itu terletak di negri orang yang membuatnya ekstra sibuk mengurusi perusahan cabang itu.
"Ahhh.... sayang Mama kagen." Teriak Mama Kania kegirangan sambil memeluk putra sematawayangnya itu erat.
"Key juga kagen Mah." Jawa Key sembari membalas pelukan Mamanya setelah itu bergilir memeluk Papanya Raihan. Dan Raihan pun mengajak putranya itu untuk masuk kedalam rumah.
Setelah beberapa jam menunggu Key beberesih dikamarnya dan makan malam bersama, kini keluarga Keristian sedang mengobrol diruang keluarga dan sekalian membahas tentang perjodohan dengan anak dari temannya pak Raihan yaitu anak pak Bayu.
"Oh ya Ma, Pa. Bukannya kalian ingin membicarakan sesuatu yang penting denganku. Sampai-sampai menyuruhku pulang ke Indonesia." Tanya Key yang mulai pembicaran terlebih dulu.
"Jadi begini Key, sebenarnya kami betencana untuk menjodohkan kamu dengan anak teman Papa yang bernama Pak Bayu. Kami dulu sudah berjanji untuk menjodohkan anak-anak kita kelak." Tutur pak Raihan yang sontak membuat Key kaget bukan main.
"A_ apa perjodohan?" Ulang Key kaget. Sungguh dia tak pernah berfikir jika Papanya akan menjodohkannya.
"Iya nak, meski Mama masih ingin anak kecil yang Mama temui itu menjadi mantu Mama, tapi apa boleh buat. Karena sampai saat ini Mama masih belum bertemu lagi dengan anak kecil yang mama temui 15 tahun yang lalu." Sambung Mama Kania yang merasa sedih karena dia tidak bisa menjodohkan putranya dengan seorang gadis kecil yang ia temui 15 tahun lalu.
"Bukan itu maksud Key Mah. Mama tau sendiri Key udah punya pacar. Dan Key berencana akan memperkenalkannya kepada Mama dan Papa Bulan ini." Tutur Key kepada Mama dan Papanya.
"Apa pacar yang kamu maksud itu Adista yang merupakan anak dari pak Bambang?." Tanya pak Raihan sambil memicingkan alisnya kepada Key.
"Iya pah, Papa tau sendiri kita udah pacaran selama satu tahun pah." Jelas Key yang masih menolak perjodohannya itu.
"Key anak itu gak bener Key. Mama gak mau dia jadi menantu Mama. Apa lagi penampilannya yang seperti wanita penghibur itu. Emang apa bagusnya dari Adista." Kata Mama Kania menilai pacar Keynan.
"Mah, Adista itu baik Ma. Mama kalau lihat seseorang itu jangan dari penampilannya tapi dari hatinya juga." Bela Key yang tak terima pacarnya dijelek-jelekan
"Justru karena penampilan itu mencerminkan hati seseorang makannya Mama bisa berpendapat seperti itu." Balas Mama Kania apa adanya.
"Tapi Mah." Ucap Key mulai memelas.
"Key pokonya mau tidak mau kamu harus menerima perjodohan itu." Tegas pak Raihan kepada putranya.
"Tapi pah." Ucap Key lagi sambil melihat ke arah Papanya.
"Sudahlah Key, turuti saja kemauan kami. Kami ingin yang terbaik untukmu. Dan putuskan saja anak pak Bambang itu. Karena dia bukan anak yang baik-baik. Mama gak mau kamu menyesal suatu saat nanti." Tutur Mama Kania yang membuat Key terdiam prustasi.
______________________
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!