"Anak seperti mu tak pantas ada di antara keluarga devany." ucap pria setengah baya itu dengan dingin seraya menatap gadis kecil yang duduk berseleseh di lantai dengan gemetar.
"Kakek maafin sta..." lirih asta pelan sambil menahan tangis nya.
"Kamu tau kesalahan mu dimana ?! , kamu sudah menghancur kan nama baik saya ! bahkan kamu dengan berani nya muncul di hadapan saya dengan wajah yang sangat mirip dengan almarhum kakak mu..."
gadis kecil itu bergetar ketakutan melihat kemarahan kakek nya .
"Ayah sudah lah jangan marahin asta , Dia hanya anak kecil yang tidak tahu apa - apa." kata pria yang berumur 30 thn itu sambil mendekati asta.
"Berhenti di situ jangan sentuh gadis liar itu !."
"Tapi ayah..."
"Dia benar - benar anak tak berguna , hobi membuat masalah , merusak nama baik keluarga dan mencoreng nama besar perusahaan kita ...!." geram pria sepuh itu , Tangan nya meremas pegangan kursi dengan erat menanda kan dia sedang menahan amarah yang ber gejolak.
Pria sepuh itu menghela nafas dan berbicara "Sudah ku putus kan hari ini juga asta devany akan di asing kan dari keluarga sejauh - jauh nya."
"Tidak !!, Ayah tolong pikir kan kembali asta itu masih kecil dia tidak dapat menjalan kan hari - hari nya tanpa diri ku dan istri ku ! dan lagi asta tidak Bersalah !."
"Tidak bersalah apa nya ?!, jelas - jelas anak ini seperti psycopat ! dia bahkan tega memukul teman nya hinggap wajah nya tidak di kenali dan lagi selalu bertindak seenak nya bahkan hampir membunuh diri ku."
"...Dan apa kah kau lupa ? , Camellia cucu ku di Bunuh oleh nya !!."
"Tidak camellia meninggal bukan oleh nya itu hanya salah paham ..."
"Sudah lah nathan , jangan membantah ini perintah mutlak dari ku."
Nathan devany itu menggeram kesal , Iya tahu betul putri kedua nya tidak membunuh putri sulung nya siapa yang percaya sih anak kecil berumur 7 thn mampu membunuh saudara nya sendiri ?. bahkan jika ia menyewa detektive terkenal pun pasti akan membukti kan hal yang sama putri ke dua nya tidak membunuh kakak nya sendiri.
Natahan tersenyum getir , Ia mengusap kepala putri nya dengan penuh kasih sayang ia tak mau anak nya yang masih belia akan hidup jauh dari nya . Namun ia tak bisa melakukan apa pun jika ada istri nya ia pasti bisa menyelamat kan anak nya.
Sangat di sayang sekarang istri nya sedang berada di italia dengan anak bungsu nya dan lagi ia tak mau merepot kan keluarga istri nya lagi.
"Kepala pelayan , kemasi barang - barang milik bocah ini dan pesan tiket pesawat yang menuju London dia akan tinggal di sana dengan pelayan amy." perintah mr.Devany
"Baik mr.Devany." jawab kepala pelayan.
Nathan berjongkok di depan asta dan tersenyum lembut "Nak tolong dengar kan ayah , jangan sedih dan jadi lah gadis yang tangguh kamu harus menjadi anak yang kuat tidak takut dengan gertakan apa pun."
"... jadi lah gadis yang baik dan penurut jangan susah kan bibi amy mengerti ?."
"Sta mengerti pa , Sta akan jadi anak yang lebih kuat dari sekarang supaya tidak ada yang berani memerintah sta seenak nya." ucap asta dengan datar dan menekan kata 'memerintah ' sambil menatap kakek nya.
"Bagus anak papa harus tangguh kalau tidak kamu bukan anak papa nama nya!."
"Cara mengajari anak kecil pun kau tak becus , pantas anak mu selalu berani melawan ku." ketus Mr. Devany kesal.
"Jangan pedulikan dia , mari sta papa antar kamu ke bandara." ucap nathan seraya membawa asta pergi dari ruang kerja ayah nya.
"Baik..." sahut asta ceria namun dalam hati nya ia begitu enggan untuk menjauh dari ayah nya dan harus terpisah selama beberapa tahun pula.
' Ketika aku kembali jangan harap aku akan menunduk pada mu lagi Mr. Devany ' batin nya dengan penuh kebencian.
9 thn kemudian...
Aku memandangi rumah besar dan mewah itu dengan senyum sinis, Tak ada yang berubah dari terakhir kali aku pergi dari sini.
"Miss Asta , Selamat datang kembali di kediaman keluarga Devany." Ucap kepala pelayan ,yang ku ingat dia bernama Agung .
Ku balas dengan anggukan kecil dan tersenyum tipis, Tanpa menghirau kan nya aku masuk ke dalam rumah dan beristirahat di kamar ku .
Perasaan benci menyelimuti diri ku , aku masih tak bisa melupakan kejadian 9 thn yang lalu.
kring , kriing...
Dering ponsel memecah kan lamunan ku , Ku raih ponsel ku di dalam saku celana ku dan mengangkat telepon.
"Kurang lama loe ta angkat nya." dumel seseorang dari ujung telepon sana.
"Rewel loe liz , Lagian gue gak telat kok angkat nya." cetus ku bete.
Liz adalah teman masa kecil ku yang menyenang kan , sifat nya cukup bikin kesel dan gemes dia tipe cewek kepo nya yang gak kira - kira . Cukup manis dan agak suka dengan kekerasan aku ingat dia paling suka ketika aku ajak dia menghajar anak kelas 3 sd pas aku kelas dua sd.
Pokok nya dia yang paling setia dengan ku tak peduli aku di kucil kan dan di asing kan oleh keluarga ku sendiri , Bahkan tak mempersalah kan keluarga nya yg lebih kaya dari keluarga ku.
"Telat satu 10 detik lama tau." gerutu nya.
aku lupa dia juga sangat perhitungan.
"So , Loe ada dimana ?." tanya ku berharap dia lupa dengan perhitungan nya itu.
"Kenapa loe tanya gue lagi dimana ? emang nya loe mau nyamperin gue ...?." liz terdiam sejenak "Loe udah balik ?!!."
"Yeah." sahut ku seraya berguling kesamping kanan dan memandangi jendela.
"Loe beneran udah Balik ?!." tanya nya tak percaya.
"Gk perlu ngegas kali." jawab ku betè "kalo gue udah bilang iya ya berarti gue udah balik lah."
"hehe sorry , Abis gue seneng banget nih." ucap nya cengengesan.
"Mmm liz."
"Apa ?."
"Gue sekolah nya mau pindah ke sini nih ,loe sekarang sekolah di mana ?."
"Beneran loe mau pindah sekolah ? ,Dah loe pindah nya ke sekolah gue aja nama nya sma bintang emas."
"OK,ok.."
Tok...tok...tokk
"Miss Asta , Mr.Devany ingin bertemu dengan anda." kata bi Amy pelan "Beliau bilang temui beliau di ruang kerja nya."
"Baik , bi sta akan segera kesana." teriak ku.
"Kayak nya loe mau berhadapan sama monster , Semangat dear gue doain loe menang debat kali ini."
"Siapa juga yang mau debat ?." tanya ku geli "Udah lah nanti gue telepon loe lagi kalo ada waktu luang."
"Okay."
***
"Saya hanya ingin kamu tau satu hal." kata lelaki paruh baya itu dengan nada formal seolah - olah aku hanya orang asing yang baru dia kenal.
"Jika kamu ingin kami mengakui mu sebagai salah satu keluarga devany , kamu harus melakukan beberapa hal."
"Maaf meski pun saya tinggal disini saat ini , saya menganggap diri saya hanya lah tamu sementara." kataku .
"Jika anda ingin mengakui saya sebagai anggota keluarga anda hanya karena ingin beberapa hal yang ingin anda dapat kan dari saya , Lebih baik anda mencari orang lain saja saya tidak ingin di manfaat kan oleh orang lain." Lanjut ku tanpa memberi nya celah untuk bicara.
"Asta devany ..?!."
"Maaf saya bukan keluarga anda lagi , jika tidak ada yang yang ingin anda bicara kan lagi saya permisi dulu ..." kata ku datar seraya bangkit berdiri.
"Berhenti di situ." Bentak kakek ku.
Aku berhenti berjalan.
"Di mana sopan santun mu asta devany ?, berbalik dan menghadap kakek !."
"Cih, kakek ? saya tak punya kakek ! jangan mengaku - ngaku sebagai kakek saya !."
"Saya bilang berbalik dan menghadap saya !."
Aku membalikan tubuh ku dangan tegap dan menghadap nya .
"Berhentilah bersikap membantah , Jika kau ingin melanjut kan sekolah di sini ada syarat nya."
"Saya tidak perlu menerima syarat anda toh saya bukan keluarga anda !." ketus ku.
"Heh , begitu kah ? kalau kau tak mau menerima syarat saya jangan salah kan saya jika adik mu terkena dampak nya." si tua itu tersenyum licik.
Argh sial!, Dia curang sekali menggunakan adik kecil kesayangan ku sebagai ancaman ! apa kah si tua itu tidak takut dengan nenek dan kakek dari pihak ibu heh ?, mentang - mentang sekarang adik ku ada dalam genggaman nya .
Aku tersenyum getir , "Terserah Anda , Saya tidak punya banyak waktu untuk berlama - lama di sini." kata ku seraya mengibas kan tangan dan berjalan pergi.
Sementara kakek ku itu hanya bisa tersenyum tanpa ekspresi.
Senyum miring itu kembali menghiasi bibir ku dan menatap semua orang di kelas 10 Mipa1.
"Asta silah kan perkenalkan diri mu di depan teman - teman baru mu." ucap bu gita.
"Baik , bu." angguk ku "hai nama gue Asta , pindahan dari london senang bertemu dengan kalian."
Sungguh aku tak bisa memperkenal kan diri ku dengan benar .
"Baiklah , Apa ada pertanyaan dari kalian ?."
"Tidak ada bu." jawab seorang cowok tanpa memedulikan tatapan protes dari semua murid disini .
"Kalau begitu , Asta pilih kursi yang kosong dan segera duduk pelajaran ekonomi akan segera di mulai."
***
Aku mencari - cari liz ke sana kemari namun bocah nakal itu tak menampak kan batang hidung nya sedikit pun di depan ku membuat ku jengkel setengah mati.
"Sial di gudang sekolah pun gak ada !, kemana sih dia? biasa nya juga selalu nongkrong di gudang sekolah !." geram ku kesal.
"Kok loe tau gue selalu nongkrong di gudang ?."
Aku berjengit kaget saat seseorang berbisik di telinga kanan ku "Gila , loe ya ! bikin gue nyaris jantungan aja ! untuk jantung gue kuat !."
Liz menggeleng - geleng kan kepala "Loe sama sekali gak pernah berubah dari dulu , kalo di kagetin langsung menyembur kan kata - kata itu."
Aku hanya bisa cemberut mendengar nya .
Gadis berambut ungu panjang dengan kacamata pergagang putih yang menempel di hidung nya itu langsung mendekap ku dengan erat. "Gue kangen sama loe tau gak ?, kenapa sih loe gak kabur aja ke rumah gue sebelum kakek loe ngirim loe ke london ?!.''
"Emang nya gue barang apa bisa di kirim kesana kemari ?." dengus ku "kenapa loe jadi cengeng gini ? dan bilang kangen sama gue ? biasa nya loe paling seneng kalo gue gk ada."
Cewek itu melepas kan dekapan nya dan menghapus air mata nya kemudian tertawa kecil "Gue emang seneng kalo loe gak ada tapi ... gue gak betah kalo gak liat loe di omelin kakek loe , soal kangen ... loe tau sendiri kalo loe temen satu - satu nya yang gue punya."
"Aduh , Terharu gue denger nya." kata ku seraya berpura - pura mengusap kelopak mata ku.
"Gak perlu pura - pura nangis deh , gue tau kok dalam hati loe mencak - mencak sama gue." cetus nya.
Aku berhenti mengusap mata ku dan menatap nya dengan bingung "Kok loe tau ?."
"Ya iya lah tau , soal nya gue sering mencak - mencak dalam hati gara - gara loe sering bikin gue nyaris gila sama sifat loe."
"Dasar menyebalkan..." dumel ku mengkel.
"Shitt !, Ada yang datang !." Liz menyeret ku masuk ke dalam gudang penyimpanan alat olahraga dan mendorong ku masuk ke dalam lemari besar .
Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka , Suara - suara sepatu beradu dengan lantai terdengar sangat jelas.
"Kenapa loe nyeret gue buat ngumpet ?." desis ku .
"Loe... bodoh atau apa ?, gudang ini sering di jadiin markas anggota preman sekolah gue gak mau kita kenapa - napa kalo ketemu mereka yang bolos di sini saat pelajaran berlangsung." jelas nya panjang lebar.
Cih , Aku yang jenius ini di katain bodoh ?! apa dia gak tau kalo aku itu jenius ?.
"Huh , Gue gak ngerti jalan pikiran loe kita kan cuman ketemu mereka apa gk berlebihan loe takut sama mereka ?." Aku menatap nya dengan gaya meremeh kan.
"Loe beneran gk tau apa yang terjadi di sekolah ini?." tanya liz menatap ku dengan curiga.
Aku mendorong sedikit pintu lemari yang kami tempati agar bisa mengintip dan menguping. "Nggak lah emang ada apaan sih?."
Liz menghela nafas .
"Nggak usah lebay loe." cibir ku tanpa menoleh dan tetap fokus memperhati kan preman - preman itu.
"Lima hari yang lalu terjadi pembunuhan berantai di sekolah ini..."
"Pembunuhan berantai?..." Sela ku.
"Nanti gue jelasin kalau sekarang kita bisa keluar dari sini." ucap liz.
Hai readres, Makasih dah setia ama Ratu preman😁😁 .jangan lupa untuk like , komen,vote, dan kritik nya!!.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!