🌷🌷🌷Hanum Stefanny Soebandi🌷🌷🌷
🌷Anak dari seorang pengusaha properti ternama di Jakarta bernama Surya Soebandi dan sang isteri ibu Ayu Farida.
🌷Hidayah Allah SWT memang tak pandang pada insan mana ia hadir dan jika sudah menjadi jalan hidup yang berliku pun, tak lantang menyerah begitu saja untuk tetap mengharap ridho dan hidayah-Nya yang bisa datang melalui apapun di dunia ini.
🌷Kisah ini sebelumnya tak pernah aku duga sebelumnya. Bisa bertemu dengan laki laki baik dan tampan yang bisa memberi ku suatu alamat jalan menuju syurga-Nya. Awalnya mungkin tak semudah itu aku percaya adanya syurga dan neraka bagi orang orang yang hidup saat ini. Tapi setiap lantunan ayat ayat suci Al-quran yang selalu dilantunkan pemuda itu membuat hati dan relung kalbu bergetar mendengarnya.
🌷Ini kali pertamanya gadis seperti ku yang memiliki pemikiran modern menurutku bisa luluh seketika oleh seorang pemuda desa yang sholeh.
🌷Ini lah aku Hanum Stefanny Soebandi yang saat ini merasa menjadi gadis paling beruntung dapat dipertemukan dengan Mas Arsyad Maulana Malik. Si pemuda yang memiliki suara merdu saat ia mengumandangkan adzan dan lantunan ayat suci Al-quran.
🌷Aku tak sengaja mengenal Mas Arsyad di sebuah Masjid. Masjid Nurul Qolbi di desa sekaten kota Surabaya. ketika itu aku tertimpa sebuah musibah bersama bersama 2 sahabatku. Segerombolan perampok tiba tiba menyerang dan membawa lari mobil ku serta barang berharga lainnya yang aku dan sahabatku kenakan.
🌷Tapi masih untung mereka hanya merampok harta kami, tak melakukan kejahatan lainnya terhadap kami.
Sebab itu lah waktu itu aku tersesat di desa tempat Mas Arsyad si pemuda sholeh itu tinggal. Kami ditolong oleh warga desa dan diberikan izin untuk bermalam ditempat tinggal marbot masjid yang ada di halaman belakang masjid, sembari menunggu jemputan orang orang suruhan ayah ku yang diutus untuk menjemputku dan menangani kasus perampokan yang aku alami. Kebetulan pak Darmo sang marbot masjid sedang sakit dan pulang kampung sementara.
🌷Aku yakin Ayah ku pasti memiliki anak buah handal yang dapat memberi perampok perampok jahat itu pelajaran agar tidak mengulangi kejahatannya itu. Ayahku termasuk orang yang disegani oleh warga disekeliling tempat tinggal kami.
🌷Itulah sedikit kronologi awal dimana aku dipertemukan dengan Mas Arsyad. Yang bisa dikatakan berhasil membuat ku jatuh cinta pada pandangan pertama.
🌷🌷🌷Pertemuan part 1🌷🌷🌷
Inilah cerita selanjutnya.
🌷Saat pertama kali aku bertemu, saat itu jam menunjukan pukul 02.45 dini hari. Aku, Leni, dan juga Dewi yang tidur di ruang belakang masjid tiba-tiba mendengar suara langkah yang mengusik keheningan hampir di sepertiga malam.
🌷Aku penasaran tapi kedua teman ku malah enak melanjutkan tidurnya lagi tanpa menghiraukan suara langkah kaki yang semakin dekat sepertinya memasuki area tempat berwudhu. Akhirnya aku memutuskan untuk bangun dan keluar memastikan apa yang ku dengar tadi. Langkah siapa yang malam malam begini masih berkeliaran diarea masjid.
🌷Sebenernya ada sedikit perasaan takut yang merambat dihati tapi ku yakini jika di masjid yang katanya rumah Allah pastilah tidak akan ada setan dan sejenisnya itu.
Begini juga sedikit dikit tahu apa yang dinamakan masjid. Walau jujur ini kali pertamanya aku memasuki masjid lagi. Sejak terakhir kali waktu itu mungkin umurku masih sekitar 10 tahun, sebelum aku dan keluarga pindah ke Jakarta dan akhirnya menetap di Jakarta. Sebelumnya kami memang tinggal di desa Cempaka kota Malang, tempat nenek ku berasal. Sejak usaha ayah mengalami perkembangan yang pesat dan memiliki berbagai cabang.
🌷 Sejak itulah kehidupan kami menjadi berubah drastis. Kepindahan kami ke kota bukannya membuat kami lebih baik justru sebaliknya, membuat kami semakin tersesat jauh dari jalan yang semestinya kami tempuh.
🌷Perlahan suara langkah berganti dengan suara gemericik air kran yang menyala. Aku percepat langkah ku karena terus penasaran siapa gerangan yang berada di ujung lorong masjid malam malam begini. Bagiku jika gelap masih menyelimuti itu artinya malam belum berlalu. Walau sebenernya waktu telah memasuki sepertiga malam yang penuh rahmat. Aku tahu hal itu setelah mengenal Mas Arsyad tentunya.
****Lanjut ke cerita lagi****
🌷Setelah mendekati ruangan wudhu laki laki. Aku menghentikan langkahku. Terlihat sosok laki laki berbaju koko warna biru tua cerah, dan berpeci putih dikepalanya. Wajahnya yang telah di basahi air terlihat sangat tampan dan mempesona. Bak ada sepercik sinar diwajahnya yang membuat sangat teduh dipandang mata.
"Baru kali ini aku melihat lelaki setampan dia." batin ku dalam hati.
"Siapa Dia? Apa dia malaikat tak bersayap yang bertugas menjaga masjid ini? Dari mana dia turun? Apa dari langit?", gumamku sendiri terpaku melihat ketampanan si malaikat tak bersayap itu.
🌷Ku anggap dia malaikat karena menurutku di desa terpencil seperti ini mana ada cowok yang gantengnya kebangetan seperti itu. Jujur saja, sepanjang aku hidup baru kali ini aku begitu mengagumi ketampanan lawan jenisku. Mataku seperti enggan berkedip menatapnya yang nampak sedang melakukan ritual. Hatiku tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh.
🌷Awalnya aku tak yakin jika aku bisa jatuh cinta pada pandang pertama dengan pemuda misterius. Tapi keyakinanku datang dengan cepat hingga membawa perubahan besar dalam hidup yang ku jalani.
🌷Pertemuan awal aku dengan Mas Arsyad mungkin tak seindah pertemuan Romeo dan Juliet. Tapi sejak saat itu muncul tekad didalam hati ku untuk memiliki kisah cinta bak Romeo dan Juliet dengan si pemuda tampan itu. Demi Tuhan aku telah tergila gila dengan ketampananya. Yang ada di otak ku saat itu adalah bagaimana caranya aku tahu siapa pemuda tampan itu. Aku harus bisa mendekatinya, lalu aku akan memintanya untuk menjadi kekasih ku. Begitulah kiranya kekonyolan ku saat itu.
🌷Seorang Hanum Stefanny Soebandi yang biasanya menjadi rebutan para pemuda pengusaha di Jakarta, kini menginginkan pemuda tampan yang berasal dari desa yang sangat jauh dari perkotaan.
🌷Entahlah bagaimana dengan pemuda itu. Apakah dia akan mudah menerima aku? Aku berfikir tak akan ada laki-laki yang mampu menolak pesona ku, secara kecantikan ku selalu terjaga dengan make up mahal dan perawatan salon setiap minggunya. Serta pakaian yang ku kenakan sangat modis dan modern. Dan tentunya didukung dengan pawakan ku yang ideal dan juga memiliki rambut panjang, aku yakin fisik ku sempurna untuk menjadi idaman para lelaki.
🌷Itu sekilas cerita ku mengenai pertemuan ku dengan Mas Arsyad yang kini telah menjadi calon suami ku. Selanjutnya akan ku ceritakan bagaimana aku bisa mendapatkan kesempatan menyandang status calon isteri dari pemuda sholeh yang lulus mencuri hatiku dalam satu malam.
💐💐💐Bersambung....💐💐💐
#Apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana Hanum membuat pemuda itu bersedia menjadikannya calon isterinya? jangan lupa ikuti terus kisahnya yah guys...😍
Mohon vote dan komentarnya guys...😇😗
Nama ku Arsyad Maulana Malik. Terlahir dari kedua orang tua yang amat baik dan luar biasa bagi ku. Abdul Malik nama Abi ku dan Zaenab nama Umi ku. Aku memiliki dua adik perempuan yang duduk di bangku kelas 2 SMA dan kelas 1 SMP. Putri Maesaroh Malik dan Putri Fatimatul Malik nama adik-adik ku. Aku sekeluarga tinggal di desa sekaten, desa yang mayoritas berprofesi sebagai petani sayur mayur. Abi ku sendiri bekerja sebagai guru madrasah dan siang hari dilanjutkan menggarap ladang yang ditanami sayur kubis dan kentang peninggalan abah (orang tua abi). Desa kami termasuk desa yang jauh dari hiruk pikuk aktivitas perkotaan. Butuh waktu 2 jam untuk sampai di kota Surabaya. Jadi intinya desa ku cukup terpencil dari pusat kota. Tapi pesona desa kami betul betul masih asri dan asli adanya. Sangat sejuk dan Indah dengan banyaknya ladang yang terbentang hijau segar. Bisa menimbulkan kesan relaksasi jika dipandang.
Aku sendiri baru lulus kuliah 2 bulan yang lalu, dari Universitas Negeri di Surabaya. Aku mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam. Aktivitasku saat ini sama seperti abi. Ikut menggarap ladang peninggalan abah untuk membantu abi. Hanya saja Aku belum seberani abi untuk mengajarkan agama di madrasah. Tapi baru 1 minggu yang lalu aku memutuskan menerima tawaran dan permintaan pak Dodi selaku ketua Rt di desa ku untuk mengajar ngaji anak anak di masjid Nurul Qolbi yang tak jauh dari rumah orang tuaku. Jaraknya cukup berjalan kaki kira kira 10 menit dari rumah ke masjid tersebut.
🌻🌷Dan inilah kisahku ketika mengenal gadis kota yang kini menjadi calon isteri ku.
Suatu ketika, rutinitasku seperti biasa alarm ponsel ku berdering nyaring pukul 02.30 dini hari. Aku bergegas bangun dan langsung mengambil handuk lalu keluar kamar menuju kamar mandi. Tentulah niatku untuk mandi sebelum aku pergi ke masjid. 20 menit kemudian aku pun selesai dan melanjutkan melangkah keluar untuk pergi ke masjid.
Pak Darmo si marbot masjid kami sedang sakit. Beliau saat ini tengah pulang kampung. Jadi aku yang dengan senang hati menggantikan tugas beliau yang biasanya Adzan awal saat jam 03.00 dini hari.
**** Arsyad Maulana Malik****
Saat aku sampai di masjid langkahku menuju tempat berwudhu laki laki yang berada di lorong belakang masjid, dekat dengan ruangan marbot masjid. Sungguh tak terduga aku akan menemui hal yang amat mengejutkan.
Selesai berwudhu aku kembali ke area depan untuk memasuki ruang utama masjid. Namun Tiba tiba aku menabrak sosok mahluk wanita yang entah dari mana asalnya.
Jantungku hampir copot mendapati sosok yang berada tepat di hadapanku. Bahkan aku telah menabraknya. Untunglah kami tak lantas jatuh bersamaan.
"Astaghfirullohaladzim.....", ucapku spontan ketika perlahan mundur melihat siapa yang baru saja ku tabrak tak sengaja.
"Mas ini Malaikat yah?" tanya si mahluk yang aku sendiri belum tahu rupanya.
Suaranya begitu lembut dan merdu. "Dia perempuan.", batinku dalam hati.
"Mbak nya ini siapa toh?", tanya ku memberanikan diri untuk memastikan. Aku masih menunduk karena takut dengan apa yang akan aku lihat jika aku berani menegakan pandangan.
"Jawab dulu pertanyaanku, apa kamu ini Malaikat yang bertugas menjaga masjid ini?", desak wanita itu.
Aku melihat kakinya yang menapak lantai masjid terbuka tanpa penutup. Pastilah pakaian yang dikenakan tidak sampai menutupi kakinya yang masih termasuk aurat untuk kaum hawa. Lantas adakah alasan lain untuk ku untuk tidak takut memandang lawan bicara ku saat ini.
Sibuk dengan ketakutan ku sendiri aku sampai tak tahu jika wanita yang berhadapan dengan ku sedang berkeliling bak orang thoaf mengitari sekelilingku. Entah apa yang ia cari.
"Heeehh kenapa malah diam aja sih? Malaikat apa bukan?", desaknya lagi mengagetkanku.
"Maaf Mbak, aku iki bukane malaikat, podo koyo mbak iki. mung manusia biasa", jelas ku berusaha untuk sedikit lebih tenang dan tetap pada posisiku yang masih menundukkan kepala dengan sesekali memejamkan mata, berusaha meminta perlindungan dari sang pencipta, jika memang yang sedang dihadapinya adalah suatu cobaan keimanan.
Dari caranya berbicara aku menerka wanita ini berasal dari kota. Caranya bertanya dan mungkin berpakaian yang tidak menutup kakinya menandakan dirinya bukan berasal dari desa Sekaten.
"Lantas siapa kau ini? kenapa malam malam begini keluyuran di masjid dan bermain air kran diujung sana.", tanya wanita itu lagi. Seakan menaruh rasa curiga terhadapku dan ingin terus mengintrogasi diriku.
Dalam hati, aku sedikit menggerutu. Seharusnya akulah yang bertanya demikian kepadanya. Siapa dirinya dan dari mana asalnya. Mengapa berada di masjid ini? Tapi sudahlah, aku tak ingin berlama lama mengurusi hal yang lebih baik di hindari.
"Maaf Mbak saya mau masuk dulu.", ucapku tegas seraya bergegas meninggalkannya.
Tetapi wanita itu justru seperti hendak memegang tangan ku untuk menghentikan langkahku. Buru buru aku menangkis dan terus berdoa memohon bantuan agar imanku tetap pada posisi di hatiku.
"Jangan sentuh aku, Mbak.", tegasku seraya mundur dari langkah yang sepertinya kurang dari 1 meter.
"Kenapa, aku ini bukan hantu atau setan, aku sama seperti mu. Coba lihat ini!! kaki ku napak, pakaianku lengkap, apa ada yang salah dengan ku? Kenapa dari tadi kamu hanya menunduk seperti orang ketakutan macam itu? Apa malaikat seperti mu alergi berdekatan dengan wanita cantik seperti ku?", cerocosnya tanpa titik dan koma.
"Iya Mbak, saya takut.", jawabku singkat seraya berlari menjauh dan memutar balik kearah semula untuk mengambil air wudhu kembali. Aku yakin wudhu ku tadi sudah batal karena menabrak dan tak sengaja bersentuhan dengan tangan wanita tadi.
Agaknya wanita tadi mengerti apa mau ku. Dirinya kurasa sudah berlalu pergi setelah aku tinggal berwudhu lagi.
Setelah selesai berwudhu dan memastikan wanita tadi sudah tak terlihat lagi baru lah aku melangkah masuk kedalam masjid. Aku berharap wanita itu benar-benar tidak mengikuti ku lagi. Jam ditangan ku sudah menunjukkan pukul 02.59 Wib. Lebih baik aku bersiap untuk adzan awal, agar hati dan pikiran ku kembali tenang setelah mendapat kejutan tak terduga seperti tadi.
"Bismillahirohmanirohim...." hening sejenak kemudian ku lanjutkan dengan memandang adzan awal disambung talkhim.
Usai menunaikan tugas ku, aku kemudian duduk bersila setelah sebelumnya mengambil kitab suci Al-quran yang tersimpan di dalam lemari kaca di sudut masjid. Aku memutuskan untuk mengaji saja sembari menunggu waktu subuh tiba.
🍀
🍀
🍀
****Bersambung*****
#Lanjut episode berikutnya yah guys..
silahkan bagi yang mau berbaik hati ikut mengoreksi tulisan ini yang masih acakadul nda karuan...
Mohon vote dan dukungannya juga..! Biar lebih semangat dan terus melanjutkan karya ini.
🌷🌷🌷**METAMORFOSA🌷🌷🌷**
🌷Aku kini telah menjelma menjadi sosok baru yang aku sendiri sulit membayangkan. Hidayah telah datang membawa ku lewat perantara calon suami ku. Mas Arsyad Maulana Malik yang berasal dari sebuah desa kecil di sudut kota Surabaya.
🌷 Setelah kejadian pasca perampokan itu dan pertemuan pertama ku dengan mas Arsyad kini berbuah sangatlah manis. Mungkin benar kata mas Arsyad, jika semua yang terjadi pada mahluk di bumi Alloh ini sudah digariskan dan menyimpan banyak hikmah di dalamnya. Hanya saja manusia kurang menyadari akan hal itu. Tapi kini aku sangat bersyukur dengan apa yang telah ku miliki saat ini. Bagaimana tidak? Aku memiliki kedua orang tua yang terbaik bagi ku, sangat menyayangi dan memahami ku, tak pernah memaksakan kehendaknya terhadap ku.
🌷Termasuk kehendak ku yang telah memilih Mas Arsyad sebagai calon suami ku dari pada Mas Pramuja Adiguna yang biasa aku panggil Mas Pram. Sebenarnya tak Mas Pram bisa dikatakan sosok laki-laki yang nyaris sempurna dimata kaum hawa. Dia pengusaha muda yang bergelut dibidang properti. Usahanyapun kini sedang maju. Selain itu Mas Pram juga berpawakan tinggi kekar nan berparas rupawan. Sempurna jika dijadikan pria idaman. Mungkin hanya aku, wanita yang berani menolak lamaran laki-laki seperti Mas Pram.
🌷Jika saja takdir tak mempertemukan aku dengan Mas Arsyad, mungkin saja saat ini aku sudah menjadi nyonya Pramuja. Tapi pada kenyataannya aku telah dipertemukan dengan jodoh ku. Yang telah memberiku banyak ilmu kehidupan yang haqiqi, yang selama ini aku abaikan dalam kehidupan sehari-hari.
🌺🌺🌺 Pertemuan part 2🌺🌺🌺
🌷Setelah kejadian di masjid malam itu (pertemuan pertama ku dengan si tampan), akhirnya aku berhasil mengetahui namanya. Aku terus menunggunya di teras masjid saat itu. Setelah selesai berjamaah sholat subuh dan jamaah sudah bubar, akhirnya kesempatan aku tiba juga. Ku hampiri pemuda tampan itu yang berjalan keluar. Dan yaaappps..berhasil juga aku mencegatnya.
"Siapa nama mu?" tanya ku spontan pada pemuda incaran ku.
Ekspresinya masih sama dengan yang tadi malam ku dapati. Aku mengira jika aku muncul tiba-tiba diwaktu malam hari mungkin dia mengira diriku hantu, jadi aku fikir kalau sudah pagi dia tidak akan takut lagi melihat ku. Ternyata ekspektasi ku meleset.
"Masya Alloh Mbak, ndak begitu cara menegur atau bertanya pada orang, ucapkan salam dulu sebelum Mbaknya bertanya. Terus kenapa Mbak ini kok seneng banget muncul tiba-tiba koyok (artinya seperti) memedi wedok (artinya hantu perempuan)!!" hardik Mas Arsyad sedikit kesal padaku waktu itu.
🌷Aku sedikit geli mendengarnya nyerocos dengan logat jawanya yang sangat medok. Tapi ketampanannya tak berkurang sedikitpun.
"Lantas aku harus seperti apa?" tanyaku lagi sembari tak melepaskan pandangan ku pada wajah tampannya.
🌷Dari awal aku melihatnya, jika diperhatikan dari tingkah laku dan gayanya hanya satu yang sedikit tidak aku sukai darinya. Yaitu selalu menunduk ketika aku berusaha mengajaknya bicara. Seperti tak mau melihat wajah ku. Padahal aku merasa tak ada yang salah dengan diriku.
"Ucapkan salam terlebih dulu." jawab Mas Arsyad dengan tegas.
🌷Dari situ aku mulai mengerti jika pemuda yang aku sukai kali ini rupanya memiliki cukup mumpuni ilmu keagamaan. Aku baru sadar jika apa yang dilakukannya itu sesuai dengan syariat agama islam.
Sekilas aku mengingat pelajaran agama islam di sekolah ku ketika aku duduk di bangku SD. Aku mulai menelaah apa yang baru aku temui. Pemuda rupawan ini adalah pemuda sholeh yang sangat mengerti batasan. Jadi sepertinya aku sudah tahu jawabannya mengapa dirinya selalu menunduk dihadapanku.
"Baiklah.. lain kali kita akan bertemu lagi, dan aku akan memperbaiki semuanya." ucapku seraya pergi meninggalkan pemuda si pencuri hati itu.
Mas Arsyad pun ku lihat bernafas lega dengan kepergianku.
Tak jauh dari tempat ku berbincang tadi aku menghampiri seorang wanita paruh baya yang juga tak ku kenal. Beliau kebetulan sedang berjalan santai kearah rumah yang berada di sisi kiri masjid.
"Permisi.., saya Hanum. Boleh saya bertanya sedikit pada Ibu?" tegur ku berusaha untuk se sopan mungkin untuk mendapatkan apa yang ku mau.
🌷Kemudian si Ibu yang ku tanyai tadi malah menatap ku dari ujung kaki naik hingga ujung rambut.
Aku yang saat itu mengenakan rok jeans pendek agak diatas dengkul dengan baju yang lumayan ketat di tubuhku, mulai bisa memahami jika orang di desa ini menganggapnya aneh karena berpakain seperti itu. Pantaslah pemuda itu begitu takut melihat ku. Takut tergoda imannya rupanya.
"Dari mana asal mu N**do**? (sebutan untuk anak perempuan orang jawa)" tanyanya padaku.
"Dari Jakarta Bu, yang kemaren kerampokan di ujung jalan sana." jelas ku padanya.
"ooh.., terus opo seng arep mbok takokno Ndo? (terus apa yang mau kau tanyakan?)"
🌷Jawaban si ibu membuat ku pusing mendengarkan bahasa yang tidak ku mengerti. Tapi aku ingin langsung menanyakan maksudku padanya.
"Siapa nama pemuda itu Bu?" tanyaku langsung dan menuding Mas Arsyad yang kala itu sedang menyapu halaman masjid. Dan si Ibu itu pun tersenyum melihat siapa yang ku tuding.
"Nak Arsyad maksudmu Ndo?" jawabnya seraya tersenyum kearah ku. Sepertinya Ibu ini mengerti jika aku sangat tertarik pada Mas Arsyad.
🌷Akhirnya aku berhasil mengetahui namanya pikirku dalam hati. "Arsyad..mulai detik ini nama itu akan terukir dihatiku". Diam-diam aku memproklamirkan nama Arsyad dihatiku.
Dan tak lupa pula aku menanyakan alamat rumah Mas Arsyad juga pada Ibu itu. Dan rencana selanjutnya aku akan mendatangi langsung rumah laki-laki idamanku.
🌷Setelah kurasa cukup mendapatkan informasi tentang Mas Arsyad aku menyusun sederet rencana untuk mendekati Mas Arsyad.
"Aku akan pulang ke Jakarta dan akan kembali ke desa ini untuk mendapatkan cinta mu Mas Arsyad." tekad ku penuh keyakinan.
🌺🌺🌺Pertemuan part 3 🌺🌺🌺
🌷Setelah 1 bulan berlalu. Akhirnya aku bisa kembali ke desa Sekaten lagi. Setelah aku sebelumnya pulang ke Jakarta pasca kejadian perampokan waktu itu dengan jemputan orang suruhan ayah. Kini aku kembali untuk memenangkan hati Mas Arsyad.
🌷Dan yang lebih menantang bagiku aku hanya memiliki waktu 2 minggu untuk melalukan itu. Jika tidak aku harus memenuhi janjiku pada Ayah untuk menerima lamaran Mas Pram. Sebenernya aku sebelumnya hampir menerima lamaran Mas Pram. Tapi setelah bertemu dengan Mas Arsyad aku menjadi yakin jika sosok Mas Arsyadlah yang aku mau menjadi imam ku.
Aku sudah menceritakan tentang Mas Arsyad kepada kedua orang tua ku. Dan mereka meminta jika memang aku menginginkan Mas Arsyad, dalam 2 minggu aku harus berhasil membawa Mas Arsyad kehandapan Ayah dan Bunda. Dan entah mengapa perasaan ku yakin sekali jika aku bisa melakukan itu. Bagaimana pun juga aku harus memperjuangkan cinta ku.
🌻
🌻
🌻🌻Bersambung..🌻🌻
🌻
🌻
🌻
🌷🌷🌷Makasih teman ku yang sudah menyempatkan diri membaca karya ku yang masih berantakan.. mohon terus semangat aku dengan comment, vote dan like tulisan ini yah guys... 😍😃😎
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!