Traang....
terdengar suara pecahan gelas yang berserakan di lantai.
"kamu menolak dinikahkan dengan Tuan Cipto, lalu bagaimana kita akan membayar hutang,kau kan tau ayah hanya bekerja sebagai buruh.
hidup dengan orang kaya di desa ini. kau tidak akan kesusahan dan Kau tidak perlu lagi bekerja ,ayah tidak mau tahu, pokoknya kamu harus menikah dengan Tuan Cipto minggu ini, tidak ada bantahan" .
Pria paruh baya itu meninggalkan seorang gadis muda yang terduduk di lantai sambil menahan tangis.
"aku tidak mungkin menikah dengan bandot tua itu ,aku tidak mau dijadikan istri kelima, aku harus kabur tapi bagaimana caranya"ucap wanita itu sambil berpikir.
Kinara Nayara seorang gadis yang tinggal di sebuah desa di kota B. Ia hidup bersama keluarga yang bekerja sebagai buruh di desa tersebut .Kirana mempunyai seorang adik perempuan bernama Vania claria .
Vania selalu iri dengan sang kakak, karena wajah Kirana lebih cantik darinya dan juga tinggi tubuhnya yang sangat jauh berbeda.
Kirana mempunyai tinggi hampir 170 cm sedangkan Vania hanya 155 cm wajah mereka pun tidak mirip . Vania lebih mirip kedua orang tua nya, sedangkan Kirana tidak tahu mirip siapa.
kadang Kirana merasa bahwa ia bukanlah anak kandung mereka. Kirana merasa seperti anak pungut berbeda dengan Vania yang selalu disayang selalu dimanja apa yang ia mau selalu dituruti .
Vania juga selalu merebut apa yang dimiliki Kirana. termasuk pria yang disukai Kirana.
yang sekarang sudah menjadi pacar Vania .
"Hei Kirana ,Kau mau ke mana?" seorang wanita paruh baya memanggil Kirana saat ia akan keluar rumah.
dialah Ibu Kirana yang bernama Mirna .
"Kirana mau ke rumah Naomi Bu " ucap Kirana.
"tidak ,kau tidak boleh keluar rumah ayahmu sedang marah, lebih baik kau cuci piring sana" ucap Mirna sambil menunjuk tumpukan piring di dapur
"suruh Vania saja ,dia kan tidak punya kerjaan" ucap Kirana membantah, ia sudah lelah bekerja, dimarah ayah nya dan sekarang ibunya malah menyuruh nya.
"heii .. kau " Kirana tidak menggubris ucapan ibunya dan langsung pergi meninggalkan rumah, karena ia ingin bercerita pada sahabat nya.
"huh,,, nasib Kok begini ya" Kirana ngedumel sambil berjalan ke rumah Naomi .
Naomi adalah sahabat Kirana dari kecil. Naomi juga termasuk orang yang cukup berada di desanya.
orang tua Naomi mempunyai perkebunan teh yang luas,
Kirana juga bekerja di sana membantu memetik daun teh .
Kirana tidak kuliah seperti Naomi ,karena Kirana dari keluarga miskin, Ia hanya bisa bekerja setelah tamat SMA .
Tok tok tok....
Keluarlah wanita baru baya yang dikenal sebagai art di rumah Naomi .
"bi Sumi, Naomi nya ada ?" tanya Kirana saat melihat bi Sumi yang membuka pintu.
"Ada Non, non naomi ada di dalam kamarnya". ucap bi Sumi.
"Kirana naik ke atas ya Bi ?" ucap Kirana.
Kirana segera naik ke tangga lantai atas dimana kamar Naomi berada.
didalam kamar Naomi sedang telungkup sambil menonton drama di laptopnya.
"Naomi ..."teriak Kirana setelah masuk kedalam kamar.
"astaga... "
hampir saja Naomi terjatuh dari tempat tidur.
"Kirana.. ihh... ngagetin aja, untung nggak jatuh" ucap Naomi kesal karena Kirana masuk ke kamar tanpa suara.
Kirana mendekati Naomi dan duduk di atas kasur.
"Nao ,,,, gue lagi sedih nih" ucap Kirana dengan wajah sendunya.
"ada apa, sini aku peluk" ucap Naomi sambil merentangkan tangan nya.
mereka pun berpelukan, akhirnya Kirana menceritakan semua masalahnya pada Naomi.
"gila tuh bapak lo, dikiranya zaman Siti ropeah kali ya, main kawin-kawinan aja, sama bandot tua yang udah punya istri 4 pula" ucap Naomi kesal setelah mendengar cerita dari Kirana.
"Siti Nurbaya " ralat Kirana.
"mau Siti Nurbaya, Siti ropeah, ataupun Siti markonah.
kog tega banget ngawinin anaknya sendiri ama tuh penjahat kel4min"ucap Naomi.
"mau bagaimana lagi ,Ayah harus bayar hutang, bantuin dong Cari Ide gimana buat gagalin acaranya Minggu depan" ucap Kirana meminta bantuan pada Naomi.
"hmm... Gimana kalau lo kabur aja?" usul Naomi.
"ke mana???" tanya Kirana.
"ke mana ya?nggak tahu?"ucap Naomi sambil garuk-garuk kepala.
"huhh..." Kirana menghela nafas kasar.
Akankah Kirana berhasil kabur,,,
Saksikan kelanjutan nya....
setelah mengobrol sebentar Kirana pamit pulang,
sampai di rumah sebuah tamparan mengenai pipi Kirana .
Plakk
"Kenapa kau keluar rumah ,ibumu sudah bilang kalau kau tidak boleh keluar,
sebentar lagi Tuan cipto akan datang melamar. cepat masuk kamar persiapkan dirimu" bentak ayah Kirana yang bernama Damar.
"Mirna, bawa anak itu ke kamar dan dandani dia" Mirna membawa Kirana ke kamarnya sedangkan Kirana hanya diam menurut saja. ia tak boleh menangis ia harus bertahan sebentar lagi, sebelum pernikahan ia berencana akan kabur.
di pintu dapur Vania tersenyum senang saat melihat kirana ditampar oleh ayahnya "rasain lo, emang enak mau dinikahin sama bandot tua, percuma cantik tapi dijadiin istri kelima" gumam Vania sambil cikikikan di dapur.
di dalam kamar, Mirna mendandani Kirana seadanya dan memakaikan gaun bekas pakai Vania.
"ibu ini kan gaun bekas Vania?" tanya Kirana heran saat melihat gaun yang diberikan ibunya.
"pakai saja, Vania tidak mau memakainya lagi" jawab Mirna ketus.
sebenarnya Kirana ingin membantah tapi ya sudahlah toh hanya mau bertemu dengan bandot Tua.
"sudah selesai?" tanya damar kepada Mirna saat membuka pintu.
"sudah yah, apa Tuan cipto sudah datang?" tanya Miran yang sudah tidak sabar.
"baru saja datang,"jawab damar.
"Ayo Kirana Tuan cipto sudah menunggu" ajak Mirna dan membawa Kirana menuju ruang tamu.
Kirana hanya diam mengikuti ibunya ke ruang tamu. di sana sudah duduk lelaki berusia hampir 50 tahun lebih dan seorang tangan kanannya berdiri di samping.
Kirana duduk di kursi kayu di samping tuan Cipto.
"Kirana sayang, kau cantik sekali" Tuan cipto melihat Kirana penuh nafsu, bagaimana tidak Mirna memakaikan pakaian Vania yang kurang bahan dengan belahan dada rendah, rasanya Kirana tidak nyaman.
"bagaimana Tuan Cipto??" damar membuka suara.
"acaranya dilaksanakan minggu depan hanya nikah saja tidak ada resepsi." ucap tuan Cipto menjelaskan.
"tidak apa Tuan, yang penting hutang saya lunas kan??" tanya damar tidak sabaran.
"hutang kalian yang 150 juta beserta bunganya saya sudah lunaskan, saya juga akan memberi mahar 100 juta kepada Kirana"
"Bobby"panggil Tuan Cipto.
"siap Tuan"Bobby menaruh tas di atas meja yang berisikan uang.
"ini 50 juta sebagai DP, nanti setelah acara selesai saya kirim lagi 50 jutanya"
melihat uang itu mata Marni berbinar.
tiba tiba..
"saya tidak mau menikah!!"
Kirana yang dari tadi hanya diam kini membuka suara.
ia menahan amarahnya dari tadi tapi tidak bisa ia tahan rasanya ia ingin melemparkan uang-uang tersebut ke wajah si bandot tua.
"KIRANA!!" diam kau" Bentak Damar.
"Maaf tuan, Kirana cuma asal bicara, dia tetap akan menikah, saya akan mengurung dia dalam kamar" ucap Damar membujuk Tuan Cipto.
"Ya baiklah,, terserah kau saja, yang penting minggu depan Kirana akan menjadi istriku" Pak Cipto mencolek dagu Kirana .
"cihhh .." Kirana menatap jijik
"KIRANA!! " Damar terlihat marah melihat kelakuan Kirana.
"sudah,, kau bujuk saja dia, aku pergi dulu" Tuan Cipto beranjak dari duduk nya.
"Kirana, tunggu saja kau akan menjadi istriku" Tuan Cipto mengedipkan sebelah mata ke arah Kirana dan berjalan keluar rumah diantar oleh damar.
Kirana berdiri dari duduknya "aku tidak mau menikah" ucap Kirana sambil menahan air matanya yang akan jatuh.
"apa-apaan kau ini, mau tidak mau kau harus menikah dengan Tuan Cipto, bagaimana kita membayar hutang kalau kau tidak mau" bentak damar saat memasuki rumah.
"hutang?? kalian yang berhutang bukan aku, kalian selalu memberi vania uang untuk membeli barang-barang mewah, jadi suruh saja Vania yang menikah dengan pak Cipto "Vania membalas ucapan ayahnya.
" kauuuu.....
"Kau..."Vania ingin berbicara tapi dipotong Mirna.
"Selama ini kau hidup dari mana Kalau bukan dari kami, jangan bawa-bawa Vania" ucap Mirna emosi .
"Benarkan apa yang aku bilang, Vania Putri kesayangan kalian, Putri yang selalu menghabiskan uang untuk belanja barang-barang mewah. aku tahu selama ini tapi aku diam saja. asal kalian tahu aku hidup dari uang hasil kerjaku sendiri, aku makan dari hasil kerjaku sendiri" ucap teriak Kirana.
Plaakk
Damar menampar Kirana sekali lagi
"Hiks hiks hiks"
"Kenapa Ayah jahat padaku ?apa salahku pada kalian ?Kenapa kalian selalu menyiksaku ,aku seperti bukan anak kalian" Kirana menangis sambil terduduk di lantai .
"ya ,kau bukan anak kandung kami" ucap Damar langsung.
Duarrrr....
Bagai disambar petir di siang bolong, ucapan Damar membuat Kirana semakin terduduk lemas.
"a..ayah.. I..ibu... benarkah yang kalian ucapkan" Kirana syok menutup mulut nya.
"ya Kirana, kau itu anak pungut yang diambil oleh suamiku, kau tergeletak di dekat taman, karena kami belum punya anak Jadi kami mengadopsimu, jadi Menikahlah dengan Tuan Cipto sebagai balas budimu pada kami. Setelah itu kita tidak ada hubungan apa-apa lagi" ucap Mirna panjang lebar.
"huhh,,, dasar anak pungut " ejek vania.
Mereka semua meninggalkan Kirana duduk di lantai,
Kirana menangis sejadi-jadinya.
"Apa ini hidupku seperti ini? Apa aku harus mati saja? Aku tidak mau menikah dengan bandot tua itu" Kirana berjalan sambil tertatih menuju kamarnya.
tubuh Begitu lemas tak sanggup menerima kenyataan hidup .
Kirana dikurung dalam kamar, hanya dibuka saat diberi makan. menu nya pun seadanya.
sedangkan mereka berfoya-foya dengan uang mahar Kirana.
Vania bahkan berbelanja pakaian, sepatu dan tas mahal. Mirna dengan senang hati memberikan nya.
"Vania ,Kapan kamu akan putus dengan vero, kamu itu harus cari pria yang lebih kaya darinya" ucap Mirna kepada anak gadisnya itu. ( ehh,, gak tahu masih gadis atau gak ya )
"Ibu aku itu cinta sama Vero Pokoknya aku nggak mau putus sama Vero. Kalau cari orang kaya aku mau jadi simpanan dan melorotin uangnya" Vania tertawa bahagia membayangkan bisa melorotin uang pria-pria kaya.
Dring dring..
Ponsel Vania berdering
setelah menjawab dan berbicara sebentar Vania berpamitan pada ibunya .
"Bu, aku pergi dulu ya bye" Vania melenggang pergi dengan pakaian yang baru ia beli.
pakaian dengan model kurang bahan yang memperlihatkan bentuk tubuhnya.
"Dasar anak itu" Mirna menghela nafas .
Vania segera keluar dari rumah nya dan menghampiri mobil yang parkir di depan pagar.
"hai Sayang " Vania mendekati pria yang berdiri menyandar di samping mobil.
"Ayo masuk" Vero membukakan pintu mobil untuk Vania .
"Ayo" mereka pergi mengarah ke kota .
"Kita mau ke mana Sayang? ucap Vania manja.
"Kita makan malam di tempat biasa" ucap vero sambil fokus menyetir.
" tapi malam ini Kita menginap, mau ya?" bujuk vero pada Vania .
"ya,Baiklah "Vania tersenyum senang.
Biasanya setelah makan malam mereka akan check in di hotel terdekat .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Tak terasa sudah satu minggu Kirana dikurung di dalam kamar dan ponselnya pun disita. ia tidak bisa menghubungi Naomi untuk meminta bantuan. Ia bingung harus bagaimana.
di dalam kamar Ia hanya bisa menangis meratapi hidupnya.
pagi hari terlihat orang-orang sibuk mendekorasi rumah mewah yang ada di desa itu. Tuan Cipto sibuk memerintah anak buahnya ke sana kemari demi kelangsungan acara nanti siang.
"Tuan apakah anda yakin mau menikah lagi?" ucap istri kedua Tuan Cipto dengan nada tak suka .
"Ya kenapa tidak, aku sudah tidak sabar menikahi Kirana" ucap tuan Cipto sambil membayangkan tubuh seksi Kirana .
"Huh, membayangkan nya saja membuat pusaka ku berdiri" ucap tuan Cipto sambil melihat celana nya yang menggembung.
"apa kami berempat tidak cukup memuaskan anda?" ucap perempuan yang bernama Surti.
"diamlah jangan cerewet, Dewi saja sebagai istri pertama tidak protes, kenapa kau cerewet sekali pergi sana bantu-bantu di dapur" Tuan Cipto jengah melihat Surti.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!