NovelToon NovelToon

Mengandung Benih Pria Tua

bab 1 Kita Sahabat

"Seharusnya kau tidak hadir dalam kehidupan ini."

Eileen menatap perutnya, terlihat cairan merah mengalir deras. Dress berwarna putih itu terlihat merah.

"Ke, kenapa?" Air matanya mengalir. Hatinya begitu sakit, satu tahun dia mengabdikan dirinya, ia rela menjadi istri kedua karena sahabatnya. "Bukankah kau mencintai ku?" Ia masih berharap pria di hadapannya mencintainya.

"Kau lupa? Aku tidak mencintai mu, seandainya saja kau tidak mengandung anak ku. Ketty tidak akan pergi."

Eileen tersenyum getir, hanya karena dia hamil, pria dihadapannya rela membunuhnya dan anaknya. "Seharusnya kau membiarkan anak ini hidup. Jika di kehidupan selanjutanya, aku tidak ingin mencintai mu Ke. Bukankah selama ini kau menginginkan anak?"

Tubuh Eileen tak kuat lagi berdiri. Tubuhnya lemas dan jatuh. Samar-samar ia melihat pria itu, berharap pria tersebut menolongnya.

....

"Hosh"

"Hosh"

"Hosh"

Seorang wanita terbangun dengan peluh keringat di wajahnya. Kejadian itu begitu nyata. Air matanya langsung mengalir. Dia mengusap keringat di lehernya. Dia melihat gorden putih tersebut melambai-lambai di terpa angin.

Sejenak dia teringat dengan tusukan di perutnya. Dia menemukan darah atau luka. "Apa yang terjadi? tadi itu bukan mimpi, tapi ..." Dia bingung dengan apa yang ia alami, rasanya sangat nyata bahkan ia merasakan sakitnya.

Drt

Eileen melihat ke arah nakas. Dia melihat ponselnya tertera nama Ketty. Dia pun mengangkatnya.

"Eileen, kau ingin aku bawakan apa? Aku melihat sebuah kalung kau suka? Aku sudah mengirim sebuah gambar untuk mu, tapi aku yakin kau suka."

"Kau ada di mana?"

"Eileen aku sudah berada di depan mansion. Aku baru saja pulang dari Prancis."

Eileen menjatuhkan ponselnya. Dia memutuskan panggilannya dan melihat tanggal di ponselnya. Kedua tangannya gemetar. Ia tidak percaya jika ia kembali ke masa lalu satu tahun pernikahan Ketty yang artinya Kenan belum menyentuhnya.

"Malam itu, aku tidak harus melewati malam itu." Dia ingat Ketty memberikan dia obat perangsang begitu pun dengan Kenan hingga ia kehilangan kesuciannya dan setelah itu, demi Ketty begitu pun dengan Kenan dia melakukannya beberapa kali hanya demi Ketty seorang.

"Aku harus pergi, aku tidak boleh berada di sini."

Tok

Tok

Tok

Eileen mendengarkan sebuah ketukan pintu. Dia yakin, sudah pasti Ketty. "Aku harus berbicara dengan Ketty."

Dia berlari dan membuka pintu kamarnya. Ia melihat Ketty tersenyum sambil membawa paper bagh. "Eileen." Ketty memeluk Eileen.

Eileen meneguk air ludahnya susah payah. "Ketty Ku ingin berbicara dengan mu, masuklah."

"Baiklah, sepertinya kau tidak sabar mengatakan sesuatu." Ketty menaruh tiga paper bagh tersebut di atas ranjang. "Ada apa?"

"Aku ingin bercerai dengan Kenan."

Ketty terkejut, dia menatap Eileen. Rasanya ia tidak percaya jika Eileen mencintai Kenan malah meminta bercerai. "Tidak Ei, kau pasti mimpi buruk atau ada sesuatu yang mengancam mu. Aku mohon jangan seperti ini, kita sahabat." Ketty berucap dengan nada memohon. "Kau marah karena aku tidak mengajak mu ke Prancis kan? Baiklah, aku akan mengaturnya."

"Tidak Ketty! Aku tidak mau ke Prancis, aku tidak mau Kenan atau siapa pun. Aku hanya ingin bercerai saja." Sebelum ia hamil dan mati di tangan suaminya sendiri lebih baik dia pergi saja. "Aku mohon, kau bisa meminta yang lainnya atau begini saja, aku akan mencarikan wanita yang lain." Sekalipun dia di sakiti di masa lalu, tapi Ketty sahabatnya yang telah menolongnya.

Ketty menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mempercayai orang lain. Aku hanya mempercayai mu, kau sahabat ku. Besok kita bicara lagi, sepertinya kau sedang melantur."

Brak

Ketty menutup pintu kamar Eileen dengan kasar. Dia menghapus air matanya. Dia mengubah ekspresi wajahnya dengan tersenyum.

"Ketty kau kenapa?" tanya Kenan. Dia melihat kedua mata istrinya memerah. Dia baru saja selesai mandi dan mengusap rambutnya yang panjang. "Apa Eileen mengatakan sesuatu pada mu?"

Ketty tak bisa menahan tangisnya. Dia memeluk Kenan. "Ei meminta bercerai dengan mu, aku tidak mau kalian bercerai dan aku hanya mempercayai Eileen melahirkan anak kita. Kenan, cobalah untuk membujuk Eileen."

Kenan mengusap kepala Ketty. "Aku akan berbicara dengannya. Sekarang kau istirahatlah." Dia mencium kening Ketty.

Ketty menurut, dia percaya pada Kenan bahwa dia bisa membujuk Eileen. Dia membaringkan tubuhnya di atas ranjang empuk tersebut. Kenan menarik selimut untuk menutupi tubuh Ketty.

Kenan keluar dari kamarnya menuju kamar sebelah. Dia mengetuk pintu Eileen. "Ini aku Kenan, bisakah kita berbicara?"

Eileen membuka pintu kamarnya. Sejenak dia menatap dan kemudian memalingkan wajahnya. Dia ingat apa yang telah terjadi di kehidupan sebelumnya. Wajah itu, tanpa rasa bersalah membunuhnya.

"Tadi apa yang kau bicarakan dengan Ketty dan membuatnya menangis?"

"Aku hanya ingin bercerai."

Kenan menghela nafas. "Aku tidak memaksa mu untuk melahirkan anak ku. Aku hanya menuruti permintaan Ketty karena aku tidak mau dia bersedih. Jika kamu ingin bercerai aku tidak akan menolak. Kau jangan khawatir aku tidak akan menyentuh mu. Setelah aku menenangkan Ketty aku akan pastikan kita bercerai."

Eileen terdiam, dia hanya mendengarkan dan menunduk. Rasanya ia tak sanggup melihat wajah tersebut. "Baiklah, aku akan menunggu saat itu."

"Aku tidak akan mencampuri urusan mu. Jadi jangan mengungkit perceraian di depan Ketty."

Kenan membuka pintu kamar Eileen. Perlahan Eileen memutar lehernya, dia menatap pintu kamarnya yang terbuka tersebut.

"Masa lalu tidak akan terjadi lagi Kenan. Aku tidak boleh bergantung pada Ketty, aku harus mencari pekerjaan."

Tiga hari kemudian.

Eileen menatap penampilannya. Hari ini dia akan memulai pekerjaan menjadi seorang pelayan restoran. Menggunakan kemeja putih dan span berwarna hitam. Dia juga mengikat rambutnya.

"Eileen, hari ini kamu akan memulai kehidupan baru." Dengan penuh tekad yang kuat, dia akan memulai hidup barunya. Masa bodoh dengan anak, yang jelas masalah itu urusan Kenan.

"Ei kau mau kemana?" tanya Ketty. Dia ingin mengambil tas kerja Kenan yang tertinggal di lantai atas.

"Aku mau bekerja."

"Bekerja? Ei, aku sudah katakan kau bisa tinggal di sini dan Kenan akan memberikan uang saku pada mu. Tapi kenapa kau mau bekerja?"

"Aku malas, aku hanya mencari kesibukan saja. Ya sudah aku pergi dulu." Eileen melangkah pergi.

Kenan menatap punggung yang semakin menjauh tersebut dengan tatapan yang sulit di artikan. Selama tiga hari ini Eileen selalu menghindari tatapannya, ketika bertemu wanita itu menunduk seakan dirinya tak lebih berarti dari pada lantai. Kadang ia bertanya-tanya, apa semenarik itu lantai hingga memilih melihatnya.

Biasanya Eileen akan menyapanya dengan senyuman indah di wajahnya walaupun ia sering mengabaikannya dan tidak pernah membalas ucapannya. Namun sekarang wanita itu sekarang menghindarinya. Bersitatap dengannya seakan membawa bencana padanya.

bab 2

Di hari Eileen bekerja. Dia mendapatkan begitu banyak teman. Setidaknya bisa mengurangi rasa sedihnya. Dia merasa senang seakan kesedihannya perlahan menghilang.

"Eileen." Sapa David. "Kau pasti lelah, kau sudah bekerja keras." Pria tampan itu tersenyum manis.

Eileen tersenyum, karena semangat ia tidak merasa lelah. "Aku senang dan membuat semangat ku tidak berkurang."

"Apa nanti kita bisa pulang bersama?" tanya David.

Eileen sejenak terdiam, dia tidak mungkin pulang dengan David karena berada di tempat yang sama. "Sebenarnya aku bisa pulang sendiri, tidak perlu lah kau pasti capek. Aku bisa pulang sendiri."

"Emm baiklah."

....

Kenan berkali-kali menghela nafas. Pikirannya kacau, sejak tadi pikirannya tertuju lada Eileen.

"An kamu cari tau tempat kerja Eileen."

"Baik Tuan."

Andreas bergegas menjalankan perintah Kenan. Dia menghubungi beberapa bawahannya. Sejujurnya ia merasa aneh, tidak biasanya tuannya mencari tau apa yang di lakukan oleh Eileen istri rahasianya. Ia merasa pria berumur 45 tahun itu akan menaruh hati pada Eileen.

"Tuan, Nona Eileen bekerja di salah satu restoran dekat sini."

Kenan mengangguk, dia menopang dagunya. Entah apa yang di pikirkannya.

"Sayang." Sapa Ketty. Dia mencium pipi Kenan. "Kau kenapa? Sepertinya lesu? Apa ada masalah dengan pekerjaan?"

"Tidak ada," ucap Kenan.

"Aku membawakan makan siang untuk mu."

Kenan menatap kotak tersebut. "Sayang bagaimana kalau kita makan di luar. Kebetulan di sini dekat dengan restoran."

"Oh baiklah." Ketty merasa aneh, tidak biasanya Kenan meminta makan di luar saat ia membawa bekal. Mungkin karena ingin suasana baru makanya suaminya memintanya makan di luar. "Ya sudah ayo."

Kenan menatap restoran di hadapannya. Hanya beberapa menit dia sampai. Dia dan Ketty masuk dan duduk di salah satu meja. Kedua netranya menatap sekeliling mencari sosok seseorang.

"Sayang kenapa?" tanya Ketty. "Kau seperti mencari seseorang?"

"Bukan Sayang, kita tidak pernah masuk ke restorant ini kan? Aku penasaran saja."

Seorang pria menghampiri Kenan dan Ketty. "Nyonya, Tuan anda mau pesan apa?" tanya David.

Kenan memesan beberapa. "Ketty kau ingin pesan apa?"

"Di samakan saja dengan mu," jawab Ketty.

"David." Sapa seseorang.

Kenan langsung menoleh saat mendengar suara yang ia kenali. Suara itu tak asing karena ia sering mendengarkannya.

Deg

Dugaannya benar, ia melihat Eileen menyapa pria yang menghampirinya tadi dan wanita itu tersenyum lebar pada pria tadi.

"Eileen?" Ketty beranjak. Dia tidak menyangka Eileen bekerja di restoran ini. "Eileen."

Eileen menoleh dan melihat Ketty. "Ketty, kenapa kau ada di sini?"

"Tentu saja aku makan siang bersama dengan Kenan. Kau bekerja di sini?" Dia melihat ke belakang Eileen dan melihat sosok Kenan.

"Iya, aku bekerja di sini." Dia merasan tak nyaman. Kenan melihat ke arahnya, tapi mungkin hanya perasaannya saja. Kenan tidak mungkin melihatnya sudah pasti melihat Ketty. "Ya sudah, tunggulah pesanan mu datang."

Eileen melanjutkan pekerjaannya. Ketty kembali ke kursinya. Dia menatap Eileen.

"Eileen, wanita itu penuh semangat. Aku tidak pernah bosan melihatnya begitu semangat."

Kenan menatap wajah Ketty. Dia melebarkan telinganya.

"Dia paling suka bebek panggang. Dulu, dia pernah bercerita saat ke Indonesia, neneknya pernah membelikan sebuah bebek panggang."

"Dia alergi dengan kacang. Biasanya Eileen akan demam jika memakan kacang dan kulitnya akan memerah.

Kenan melirik pria tadi yang mengobrol dengan Eileen. Tatapan tajamnya membuat David merinding. David mempercepat menaruh hidangan yang ia bawa. Dia tidak ingin berlama-lama di hadapan Kenan. Entah apa salahnya pria itu menatapnya dengan tatapan tajam.

"Eileen, em maksudnya Ketty bagaimana kalau kita memberikan liburan pada Eileen? Mungkin dia butuh liburan seperti kita."

"Kau akan menemani Eileen?" tanya Ketty penuh harap. Ia ingin segera memiliki anak.

"Tidak! Aku di sini saja. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."

Ketty menatap dengan wajah lesu. Suaminya begitu sulit untuk menghabiskan waktu dengan Eileen.

Pada malam harinya.

Eileen sampai di mansion dengan wajah lesu. Tadi saat bekerja dia penuh semangat. Tapi setelah selesai bekerja dia merasakan seluruh tubuhnya kelelahan.

Dia menepuk-nepuk bahunya. Mungkin karena hari ini pertama ia bekerja sehingga tubuhnya seakan sulit di gerakkan.

Kenan menghentikan langkahnya saat ingin menuruni anak tangga. Dia melihat seorang wanita dengan wajah lelah dan seakan tak sanggup untuk melangkah.

Dia terdiam melihat wanita dengan gerakan lucu tersebut. Eileen melewatinya seakan tak melihatnya. "Hey."

Eileen menghentikan langkahnya kemudian menoleh. Dia melihat Kenan namun tak menyadarinya. "Kau memanggil ku?"

"Ah, tidak!" Kenan merasa gugup. Entah kenapa bibirnya langsung memanggil Eileen. Dia merutuki kebodohannya tersebut .

Eileen melanjutkan langkahnya kemudian menutup pintu kamarnya.

"Sebaiknya aku bicara besok saja." Kenan bergumam. Dia melanjutkan langkahnya untuk ke dapur.

Keesokan harinya.

Ketty mengetuk pintu kamar Eileen. "Ei kau sudah bangun?"

Tok

Tok

Tok

Ketty kembali mengetuk pintu kamar Eileen. Niat hati dia ingin membangunkan Eileen agar tidak terlambat bekerja. "Eileen kau sudah bangun?"

Ketty pun masuk, dia melihat Eileen masih terlena dalam mimpinya. "Hah .." Ketty berkacak pinggang. "Bangun Eileen, kau harus bangun ini sudah jam enam. Kau bisa terlambat bekerja."

"Sepuluh menit lagi," ucap Eileen. Dia menarik selimutnya dan memunggungi Ketty.

Ketty menganga, dia menarik lengan Eileen agar bangun. "Ei bangun."

Kenan yang mendengarkan keributan sebelah. Dia mengurungkan niatnya untuk turun. Dia sudah menggunakan setelan kantornya dan hendak ke ruang makan. Dia beralih ke kamar Eileen.

Dia melihat Ketty menarik tangan Eileen untuk membangunkan wanita tersebut. "Dia belum bangun?"

"Iya Sayang, dia susah sekali untuk bangun. Aku takut dia akan terlambat bekerja." Dia kembali meneriaki nama Eileen. "Eileen bangun."

Kenan menaruh jas di lengannya dan tas kerjanya di ujung ranjang. Dia melihat sebuah gelas yang berisi air. Ia megambilnya dan memasukkan jari-jari tangannya lalu menjentikkan jarinya ke wajah Eileen.

"Sayang apa yang kau lakukan?" tanya Ketty.

"Dia tidak akan bangun kalau kau hanya berteriak." Jurus ampuhnya ia keluarkan.

Eileen merasa tak nyaman di wajahnya. Ia membuka kedua matanya dan melihat tangan. Ia pun menahannya lengannya. "Apa yang kau lakukan?" tanya Eileen. Dia kesal pada Kenan yang malah mengganggu tidurnya.

"Pfuf, makanya jangan malas untuk bangun. Akhirnya Kenan mepakukan seperti itu."

Eileen memutar bola matanya dengan jengah. Dia menyibak selimutnya dan menuruni ranjangnya.

"Eileen kami menunggu mu di lantai bawah."

Ketty mengambil jas dan tas suaminya kemudian menuju ke lantai bawah. Sedangkan Kenan, dia tersenyum tipis sambil melihat pintu kamar mandi Eileen.

Eileen turun dengan wajah segar. Dia memakan sarapannya tanpa memulai pembicaraan.

"Eileen apa kau tidak merindukan indonesia?" tanya Ketty. "Aku dan Kenan sudah membicarakan liburan mu, kau pasti rindu Indonesia."

"Benarkah? Kalau begitu setelah setelah beberapa bulan bekerja aku akan mengambil cuti untuk ke indonesia."

"Ya, Kenan akan menemani mu."

"Tidak!" tegas Eileen.

bab 3

Ketty menghela nafas, jika begini terus dia tidak bisa memiliki anak karena Kenan dan Eileen tidak memiliki waktu. "Baiklah, kita bicarakan lain kali saja."

Eileen mengangguk, dia meneruskan sarapannya dengan cepat. "Aku sudah selesai, aku berangkat dulu."

Kenan melirik Eileen, setelah beberapa saat Eileen peegi. "Sayang aku berangkat dulu. Kau tidak perlu mengantar ku, lanjutkan sarapannya."

"Iya Sayang." Ketty merasa tak nafsu untuk meneruskan sarapannya. "Bagaimana caranya agar Kenan dan Eileen bersama? Dulu Eileen sendiri yang menghampiri Kenan, tapi sekarang Eileen menjauh. Entah apa yang membuatnya berubah."

"Kenapa Nyonya?" tanya ketua pelayan Gloria. "Nyonya memikirkan tuan Kenan dan nona Eileen?"

"Iya, mereka sulit bersama. Eileen dia menjauh, aku ingin mereka bersama."

Ketua pelayan Gloria memikirkan sesuatu dan kemudian tersenyum karena sudah menemukan caranya. "Bagaimana kalau seperti ini Nyonya? Nyonya ajak saja tuan Kenan, nona Eileen liburan. Kemudian Nyonya memasukkan obat pada dua orang tersebut. Maksudnya, Nyonya jebak saja mereka."

Ketty mengerutkan keningnya, ucap Gloria ada benarnya. "Kau benar, aku harus mengaturnya."

Ketty tersenyum senang, kenapa ia tidak pernah memikirkan hal tersebut. Dengan begitu, Eileen bisa saja mengandung, tapi ia harus memastikan jadwal masa subur Eileen. "Terima kasih Gloria, perkataan mu sangat membantu."

"Sama-sama Nyonya."

 ...

Kenan melihat sekeliling jalan. Dia mencari seseorang, ia tidak mungkin terlambat menyusul Eileen ke tempat kerjanya. Sopir yang merasakan Kenan seperti mencari sesuatu pun angkat bicara.

"Tuan cari siapa? Nona Eileen?" tanya sopir tersebut. Tadinya dia melihat Eileen keluar dengan motornya dan kemudian dua menit Kenan buru-buru menyuruhnya melaju cepat.

"Kau sok tau saja."

"Kalau nona Eileen itu di depan."

Kenan menurunkan kaca mobilnya dan melihat ke depan. Di lihat dari postur tubuhnya dan motornya memang Eileen. Sopir itu tersenyum, dia mendekati Eileen sehingga Kenan bisa melihat Eileen.

Eileen melihat lampu merah tersebut begitu lama. Dia menoleh, merasa bosan dan ingin melihat kanan kirinya. Namun saat ia menoleh ke kiri, dia melihat Kenan.

Eileen memutar bola matanya jengah. Rasanya kedua matanya telah ternodai. "Kenapa dia bisa ada di sini?" tanya Eileen. Ia berharap hari ini tidak sial karena bertatapan dengan Kenan.

Kenan tersenyum tipis, tingkah Eileen terlihat lucu. Lampu merah pun berakhir. Eileen melajukan mobilnya sedangkan Kenan mengekorinya dari belakang. Dia berbelok saat sampai di restoran tempat dia bekerja. Kenan begitu kesal melihat seorang pria yang tiba-tiba menghampiri Eileen bahkan membukakan helmnya.

"Siapa pria itu?"

Sopir itu pun melihat ke arah Eileen karena merasakan ada hawa dingin di belakangnya. Dia melihat ke samping dan ia menebak karena Eileen.

"Tuan dan Nona Eileen terlihat serasi. Jika memiliki anak pasti kalau laki-laki mirip tuan dan kalau perempuan mirip dengan nona Eileen."

Kenan terdiam, dia tersenyum dan hawa dingin yang keluar dari tubuhnya perlahan menghilang.

Memang benar karena nona Eileen batin sopir tersebut.

...

Ketty membawa bekal, kemudian menaruhnya di atas meja. Seperti biasa ia membawa bekal sekaligus ingin berpamitan pada Kenan. Dia berencana ingin liburan bersama dengan teman-temannya. Sedangkan Gloria yang akan mengatur rencana mereka di rumah.

"Sayang."

"Ketty, aku ingin mengajak mu makan siang di restoran kemarin."

"Kau tidak ingin makan bekal yang aku buatkan."

"Sayang, terima kasih. Kau tidak perlu repot-repot lagi membuatkan bekal untuk ku. Kita ke restoran dekat sini saja," ucap Kenan.

Sekalipun bagi Ketty merasa aneh, tapi ia menurut saja pada Kenan. "Baiklah Sayang. O iya Sayang, aku ingin liburan bersama dengan teman-teman ku. Kau tidak apa-apa kan aku tinggal?"

"Baiklah, aku akan mengantar mu ke bandara. Berapa lama kau liburan?" tanya Kenan.

"Aku tidak tau Sayang." Dia tidak memikirkan berapa lama ia harus liburan karena ia harus melihat keberhasilan Gloria.

"Baiklah, jika sudah pulang. Hubungi aku, aku akan menjemput mu."

"Iya Sayang. Katanya kita mau makan siang di luar. Sekali-kali kita ajak Eileen untuk makan siang bersama, boleh kan?"

Kenan mengangguk. "Kau tidak perlu meminta izin ku. Lakukan apa yang kau mau."

Ketty mengerutkan dahinya, tidak biasanya Kenan menyetujuinya. Biasanya Kenan akan menolaknya dengan alasan berdua saja sudah cukup tidak perlu Eileen.

...

Kenan melihat sekeliling ruangan dan satu matanya tertuju pada Eileen yang sedang mencatat pesanan salah satu tamu.

Ketty menyerahkan buku pesanan pada pelayan wanita di sampingnya. Dia menyuruhnya pesan bertiga. "Sayang?"

Kenan tak menyahut, seperti orang yang tak mendengarkan. Ketty mengikuti arah pandang Kenan dan melihat Eileen. "Eileen!"

Kenan tersadar, dia buru-buru melihat ke arah Ketty.

Eileen menoleh dan menghampiri Ketty. "Kau ingin pesan apa?" tanya Eileen dengan ramah.

"Aaku sudah selesai memesan. Bisakah kamu ikut makan bersama."

Eileen melirik Kenan, sepertinya pria tua itu tidak berniat untuk menolak kehadirannya.

"Aku tidak bisa, aku masih banyak pekerjaan."

"Eileen tidak lama, hanya semenit saja." Ketty memohon, tapi Eileen tetap menggelengkan kepalanya.

"Kau bisa makan bersama dengan tuan Kenan saja."

Seperti terhipnotis saat namanya di sebutkan oleh Eileen, Kenan menoleh dan menatap Eileen. "Lakukan saja apa yang di perintahkan oleh Ketty, jangan menolak." Suara Kenan begitu tegas.

"Aku kembali dulu."

"Eileen." Sapa David.

"Kau temannya Eileen, aku temannya Eileen. Aku mengajaknya untuk makan bersama dengan suami ku. Apa dia boleh makan bersama dengan kami?" tanya Ketty.

David menoleh pada Kenan, kemudian menatap Ketty. "Tentu saja, sudahlah kamu temani teman mu."

"Bagaimana kalau di marahi boss?" tanya Eileen.

"Tidak akan, aku pasti membela mu. Sudah makan saja."

Kenan merasa panas mendengarkan pembicaraan Eileen dengan pria di sampingnya. "Sudahlah, kalau kau tidak mau makan ya sudah tidak usah makan, kalau kau mau makan ya makan saja. Kasihan Ketty, dia sudah menunggu lama."

Ketty memohon dengan wajah melas.

Eileen pun duduk di samping Ketty. Dia menunggu pesanan sampai selesai di hidangkan.

"Sayang ini makanlah," ucap Kenan dia menaruh daging yang telah ia potong pada Ketty. Kedua netranya melihat Eileen yang fokus pada makanan di hadapannya. Dia berharap Eileen melihat ke arahnya.

"Eileen apa kamu juga mau aku potongkan?" tanya Kenan.

Eileen tersedak, Kenan memberikan air minum bersamaan dengan Ketty. Sejenak Eileen dan Ketty menatap Kenan.

Kenan buru-buru menaruh airnya tadi. Eileen pun mengambil air minumnya sendiri.

"Kau harus hati-hati," ucap Ketty. Dia menaruh air minumnya ke tempat semula.

Eileen memakannya dengan cepat. "Aku sudah selesai, terima kasih Ketty."

Kenan sejenak terdiam, Ketty merasa suaminya diam dan tidak melanjutkan makannya.

"Sayang kau kenapa?" tanya Ketty.

"Aku tidak apa-apa, aku sudah kenyang," ucap Kenan berbohong. Suasana hatinya tidak enak dan membuatnya kenyang.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!