NovelToon NovelToon

Menikahi Ceo Dingin

Part 1. Kecelakaan

Piiippppp!!!

Bruuakkkk!!!

Hantaman mobil yang cukup keras memekikkan telinga dijalan raya pusat kota Finshdom.

Beberapa saat kemudian, Korban kecelakaan telah dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.

...

"Nona muda, bagaimana kondisi kamu?" Suara yang terdengar khawatir itu keluar dari mulut seorang pria setengah baya.

Diatas ranjang pasien, Violetta Arora terbaring lemah, selang infus terpasang disalah satu punggung tangannya, dan beberapa alat-alat medis lainnya.

"Aku baik-baik saja." Jawab Violet lemah dan terdengar sendu.

Pak Len adalah asisten pribadinya dikediaman Arron. Violetta menikah dengan Kiev Arron tiga tahun yang lalu, meski begitu, Kiev tidak pernah melihatnya dan selalu membencinya.

Itu terjadi karena Violet terlalu mencintainya dan mengejar-ngejarnya, obsesi yang dimiliki Violetta memang berhasil mengikat Kiev dalam pernikahan. Namun dia tidak berhasil mengait hati Kiev Arron yang mencintai Alieca.

"Pak Len, bisakah kamu menghubungi Kiev?" Tanya Violetta. Meski dia telah disia-siakan Kiev, tapi dia masih berharap Kiev perduli padanya setelah tahu kondisinya yang baru saja mengalami kecelakaan.

Pak Len tidak tega untuk menolaknya. "Baik Nona." Dia lalu menghubungi Kiev, meski sebenarnya Pak Len tahu, saat ini Kiev sedang sibuk merayakan acara wisuda Alieca yang baru saja lulus S2 di universitas ternama.

.....

"Terimakasih sudah menemaniku..." Gadis cantik dengan kedua lesung pipi yang manis itu melingkarkan tangannya dibahu Kiev.

Dia sangat manis sampai bisa meluluhkan hati Kiev setiap saat. Saat bersama Alieca, Kiev sangat lembut dan penuh perhatian, berbeda saat bersama Violet yang dingin dan tidak perduli.

"ini hanya hal kecil." Sahut Kiev seraya mengusap rambut lurus gadis itu. Tatapannya sangat teduh dan hangat, dan gadis manapun akan meleleh dibuatnya.

Alieca tersenyum. Dia telah mencintai Kiev selama lima tahun, namun Violet datang dan merebutnya. Alieca sempat mundur, namun pada akhirnya dia tetap mencintai Kiev dan rela jika harus menjadi yang kedua.

"Kamu menginginkan hadiah apa dariku?"

Ada yang dibutuhkan Eca, Pernikahan. Namun dia masih tidak berani mengungkapkannya sekarang, setidaknya menunggu sampai Kiev bercerai.

"Aku ingin liburan!" Eca tersenyum antusis, Kiev yang gemas mencubit pipinya lalu menjawab. "Kau akan mendapatkannya..."

Padahal satu bulan yang lalu mereka baru saja pulang liburan dari luar negeri. Kiev tidak pernah menolak permintaan Alieca, dia sangat menyayangi Alieca karena gadis itu cantik dan sangat manis.

Baginya, Alieca sangat berbeda dari Violetta. Alieca tidak terobsesi dengan cinta, dan harus memiliki dengan berbagai cara untuk mendapatkannya. Alieca juga cerdas apalagi lulusan S2 terbaik pada tahun ini.

Dan Alieca juga pernah menyelamatkan nyawanya 5 tahun yang lalu. Karena itu, Kiev berjanji akan selalu menjaga dan melindungi gadis itu.

Drrttt...

Drrttt...

Suara deringan ponsel mengalihkan perhatian keduanya. Kiev meraih ponselnya diatas meja, terlihat nama Pak Len dilayar pipih tersebut.

"Sebentar ya..." Kiev melihat Alieca sebelum mengangkat telepon.

...

"Kenapa?" Alieca mengomentari.

"Bukan apa-apa, tidak penting. Gadis itu kecelakaan dan sekarang berada dirumah sakit." Kiev berkata dengan dingin.

Menyangkut Violet, dia sangat dingin dan tidak perduli. Bagaimanapun kondisi Violet, Kiev tidak perduli. Baginya, Violetta hanyalah pengganggu yang menjebaknya dalam pernikahan.

"Kecelakaan?" Alieca kaget, dia sangat tidak menyangka Kiev sungguh tidak memperdulikan istrinya. "Kiev, kamu nggak mau kerumah sakit?"

.....

"Biarkan saja. Bahkan sekarat pun, itu lebih baik untuknya! Itu hukuman karena telah mengangguku!"

Tanpa sadar Violet meneteskan air matanya mendengar jawaban Kiev ditelepon. Meski kata-kata Kiev sangat kejam, tapi Violet masih saja mencintainya dulu.

Dulu... Sakit dikepala membuat fikirannya bertambah. Bagaimana bisa dia mencintai Kiev yang mencintai gadis lain, bahkan merebutnya dari kekasihnya.

"Pak Len, bisakah kamu keluar? Aku ingin sendiri!" Kata Violet dengan suara pelan.

Pak Len sungguh merasa kasihan dengan Violet, dia saksi bagaimana Violet terus melakukan berbagai cara dan berjuang untuk mendapatkan hati Tuannya.

"Baik nona. Kalau ada yang Nona butuhkan, telepon saya. Permisi!" Dia membungkuk sebentar lalu pergi.

Sepeninggal Pak Len, Violet menghubungi kontak temannya lalu berkata, "Aku kalah, aku menyerah. Bisakah kamu membantuku bercerai?"

Part 2. Rencana bercerai

Rachel Victoria adalah teman masa kecil Violet. Dia sosok yang selalu ada dan mendukung setiap langkah temannya, namun satu yang disayangkan oleh Rachel, kenapa Violet bisa jatuh cinta pada sosok seperti Kiev Arron.

Violet gadis yang cantik, saat kuliah dia mendapatkan julukan primadona, bahkan hampir semua mahasiswa mengakui kecantikannya dan menyatakan cinta padanya.

Sayang sekali, Violet terpesona dengan ketampanan yang dimiliki Kiev. Saat itu Violet yang hampir terserempet mobil, diselamatkan oleh Kiev.

Mengingat itu, Rachel sangat menyayangkan takdir mempertemukan mereka sampai membuat Violet terobsesi untuk memiliki Kiev. Bahkan menentang keluarga Arora dan memutuskan kuliah di semester 5.

"Sepertinya kecelakaan itu membuat isi kepalamu konslet. Kemarin kau mengatakan sangat mencintai Kiev dan tidak akan menyerah mendapatkan hatinya!" Rachel menyindir.

"Dalam rumus hidup, tentu saja kita bisa berubah fikiran. Menentukan mana yang ingin kita jalani dan tidak. Mungkin saja, kemarin aku sedang tersesat! Dan sekarang sudah sadar!" Violet menyahut dan tidak mau kalah.

ini momen yang ditunggu Rachel, mendengar Violetta langsung yang menginginkan bercerai dari Kiev Arron.

"Kau mau membantuku atau tidak?" Violet mengulangi pertanyaannya.

Rachel tersenyum tipis, "Oke. Aku akan membantumu bercerai dan mencari pengacara terbaik." Sahutnya seraya menyodorkan jeruk yang sudah dikupas bersih kemulut Violet.

Violet sudah mengorbankan semuanya untuk menikah dengan Kiev Arron, bahkan keluar dari daftar keluarga Arora. Yang artinya, setelah dia bercerai dari Kiev, Violet akan jatuh miskin jika seandainya tidak mendapatkan apapun dari Kiev.

"Kamu sudah memikirkan semuanya? Bagaimana masa depan kamu?" Rachel yang khawatir, sebab Violet telah putus kuliah dan tidak memiliki pengalaman kerja apapun.

Violet mengerti kecemasan Rachel, benar memang, dirinya tidak memiliki persiapan apapun untuk menikah dengan Kiev. Jika menceraikan Kiev, dia akan jatuh miskin, terkecuali seandainya Kiev bermurah hati memberikannya kompensasi selama Violet memperankan tugasnya sebagai istri, dan juga dia telah merawat neneknya Kiev selama tiga tahun terakhir ini sebelum Neneknya Kiev ke kota Ukrina.

"Aku akan memikirkannya nanti." Sahut Violet dengan senyum tipisnya.

"Bagaimana kalau kamu pulang saja kepada keluargamu?" Rachel memberikan usul.

Pulang? Itu tidak mungkin. Violet sudah sangat lama ingin meninggalkan keluarga Arora sebelum menikah, tepatnya setelah kematian ibunya ketika dia berusia 15 tahun.

Ayahnya menikah lagi dan membawa dua anak perempuan dari istri barunya. Mereka selalu mengganggunya, bahkan iri dengan kehidupannya. Yang satu usianya 22 tahun, lebih muda satu tahun dengannya, sedangkan yang satu lagi 16 tahun. Dan juga satu lagi anak laki-laki.

"Tentu saja tidak!" Tegas Violet. Bahkan dia jarang menghadiri acara keluarga besar Arora, karena malas bertemu ular-ular tak berbisa seperti ibu dan tiga saudara tirinya. "Aku bisa hidup sendiri tanpa mereka semua!"

"Dan aku selalu bersamamu!" Sahut Rachel penuh semangat.

Braakkk!!!

Suara pintu yang didorong dengan kasar mengagetkan Violet dan Rachel. Keduanya sontak langsung menoleh ke sumber suara.

Diambang pintu nampak sosok pria berpostur tubuh tinggi dan tegap. Hidung lancip beserta mata elang yang gelap, pakaian yang serba rapi nampak pas dan elegan melekat padanya bahkan dari desainer ternama, tanpa mengetahuinya, orang bisa menebak dia bukan dari kalangan biasa.

Kesal, Rachel langsung berdiri dari duduknya lalu menatap dengan tajam dan siap memaki. "Apakah anda tidak punya sopan santun? Ini rumah sakit! Seenaknya anda membuka pintu sembarangan!"

Kiev orang tidak bisa disentuh sembarangan, jika ada yang menyinggungnya, maka akan berurusan dengannya. Dan dia tidak mudah melepaskan lawannya sebelum puas memberikan pelajaran.

Violet yang sedang duduk bersandar menarik pergelangan tangannya pelan. Dia tidak mau kalau Rachel sampai menyinggung Kiev.

Kiev yang biasanya akan marah saat dimaki orang, justru acuh dan tidak perduli. Dia melangkah mendekat kearah dua gadis itu dengan gurat wajah dingin.

Rupanya tidak sendiri, dibelakang punggungnya, Alieca juga menemaninya. Gadis itu berjalan tanpa rasa malu, membuat Rachel semakin kesal. Kalau bukan dirumah sakit, dia pasti akan langsung menjambak rambut gadis sok kalem itu dan merusak wajahnya biar tidak menganggu suami orang.

"Untuk apa anda datang kesini? Bukankah anda tidak perduli lagi tentang Violet?"

Part 3. Mengakhiri hubungan

"Untuk apa anda datang kesini? Bukankah anda tidak perduli lagi tentang Violet?" Ketus Rachel melipatkan tangannya didada.

"Nona Victoria, mengapa anda mencampuri urusan saya? Apakah kamu lupa, Violet istri saya?" Suara berat Kiev menyahut dengan ketus.

"Istri?" Rachel tertawa. "Sejak kapan anda menganggap Violet sebagai istri? Anda bahkan selingkuh dengan gadis lain!" Dia melirik Alieca dengan sinis.

Violet tidak percaya kalau Kiev datang, bahkan bersama Alieca. Dia masih mengingat suara Kiev saat ditelepon pak Len semalam.

"Nona Victoria, kamu terlalu--..."

" Untuk apa kalian datang kesini?" Violet memutuskan ucapan Alieca. Dia bukan tidak menyukai Alieca, tapi sangat iri karena Alieca dicintai Kiev.

Padahal Dia sudah berjuang untuk mendapatkan hati Kiev selama tiga tahun. Namun yang Violet dapat, hanya sikap ketus dingin serta Acuh.

Sebelumnya, Kiev tidak pernah mendengar suara dingin seperti itu keluar dari mulut istrinya. Violet selalu ramah, bahkan kepada Alieca.

Namun Kiev bersikap tidak perduli, "Kau yang menelponku!" Dia tidak mau Violet salah paham, atau menganggap dirinya perduli.

"Aku tidak merasa menelponmu! Kau tidak akan memperdulikan bagaimana kondisiku, bahkan jika aku matipun, kau justru akan bahagia."

Memang itu kenyataannya. Sebelum Violet kecelakaan kemarin, dia tidak enak badan dan meminta Kiev mengantarnya kerumah sakit. Namun Kiev menolaknya dengan kejam.

"Kau tidak sedang sekarat sehingga membutuhkan pertolongan segera kan? Ada banyak urusan yang lebih penting dari mengantarmu kerumah sakit."

Violet hanya membutuhkan sedikit perhatian Kiev, namun selalu yang diberikan Kiev penolakan dan sikapnya yang acuh tak acuh.

Kiev seperti tertampar ucapan Violet, Kiev teringat ucapannya kemarin yang membuatnya tertegun beberapa saat. Diperlakukan seperti apapun, Violet biasanya tidak perduli dan masih selalu mencintainya.

Namun kali ini... "Sepertinya kecelakaan membuatmu berani, Violet!" Kiev tersenyum sinis. Kedua tangannya masuk kedalam saku celana, dia sangat tenang dengan mata sedikit menyipit.

"Kalau itu benar, aku sangat bersyukur. Sebaiknya kalian pergi, kalian pasti memiliki banyak urusan lain. Hanya membuang-buang waktu datang kesini!" Diam-diam Violet mengusir Alieca dan Kiev secara tidak langsung.

Alieca merasa tersinggung atas ucapan Violet, dia memprotes, "Violet, kamu mengusir kami? Aku bersusah payah membujuk Kiev untuk datang kemari." Suaranya terdengar sedih sampai membuat Kiev kesal.

"Aku nggak menyuruh kamu membujuk Kiev. Aku juga nggak akan sembuh hanya karena Kiev kesini! Aku nggak berani mengusir kalian, hanya saja--..."

"Cukup!!" Bentak Kiev yang langsung membuat Violet tersentak kaget. Kiev menatap Violet tajam, "Kamu tidak pernah berubah, Violet. Sikap kamu selalu membuatku muak dan benci. Alieca datang baik-baik kesini karena punya hati nurani, tapi kamu malah mengusirnya?"

Kemarin Violet akan nangis saat dibentak Kiev, namun dia masih saja mencintai Kiev dan tidak menyerah mendapatkan hatinya.

Namun kali ini, hatinya seperti mati rasa dan tidak sedikitpun ingin menangis atau sedih. Sudah cukup dia harus mengakhiri cinta sepihak ini, semuanya percuma kalau dalam hati Kiev hanya ada Alieca.

"Kenapa tuan Kiev? Apa kamu tersinggung? Aku bertanya sekarang... bagian mana, sikapku sekali yang tidak membuatmu muak dan membenciku setiap saat? Bahkan setiap saat aku selalu bersalah dimatamu!" Violet menyahut dengan tenang, bahkan dia sedikit tersenyum meski dia ingin sekali memaki Kiev.

Ini jauh berbeda dari sikap Violet biasanya yang marah ketika menyangkut Alieca.

"Kalian berdua keluar dari sini!" Tegas Kiev, suaranya yang berat dan dingin seketika membuat Alieca nurut, lalu menarik paksa Rachel keluar ruangan bersamanya.

Kiev mendekati istrinya yang mulai berani melawannya tidak biasa. Menjepit dagu Violet yang terus memalingkan wajahnya kearah lain. Violet tidak sudi lagi menatap wajah pria yang menolaknya berkali-kali.

"Apa yang kau inginkan? Kecelakaan membuat otakmu konslet!"

Violet menatap Kiev, ekspresinya sangat dingin dan Kiev tidak pernah melihatnya. Kedua kornea mata mereka bertemu, namun Violet tidak merasakan apapun seperti sebelumnya ketika berdekatan dengan Kiev. Apa ini yang dinamakan hatinya telah mati rasa?

"Benar! Dan Kecelakaan membuatku sadar, siapa dirimu, tuan Kiev Arron!" Violet menekan kata-katanya. Seolah dia menyalahkan Kiev atas kecelakaannya.

"Apa maksudmu?" Kiev mengernyitkan keningnya. Dia tidak mengerti ucapan Violet.

"Kau jangan pura-pura tidak mengerti, Kiev!" Dalam pancaran kornea coklat Violet, hanya nampak raut kebencian terhadap Kiev. Percuma juga bicara pada Kiev yang tidak akan pernah mengalah dan mengakui kesalahannya. Hembusan nafas kasar terdengar, Violet memejamkan matanya dan melihat bagaimana dia mencintai Kiev dan membencinya, "Aku ingin mengakhiri hubungan ini! Kita bercerai saja Kiev!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!