Namaku vina,
Aku terlahir dari orang tua yang cukup berada, ya walaupun tak memiliki perusahaan yang besar, tapi perusahaan ayahku cukup terkenal dikawasan kami.
Aku anak tunggal, sekarang aku duduk di kelas X11, dan yah kesibukanku cuma berkutat belajar dan belajar untuk menghadapi ujian, Aku selalu masuk 5 besar disekolah, oh ya mendengar anak tunggal, kebanyakan orang berfikir aku anak manja, yang semua permintaan bakal dikabulin,
Tapi kayaknya stigma itu gak berlaku buat aku, ayahku jarang dirumah, karna sering dinas diluar kota, ibuku adalah seorang dosen, malah terkenal sebagai dosen killer, bahkan sifatnya itu sampai terbawa kerumah, ibu yang tegas dan otoriter.
......
Kriiiing kriiiiing kriiiing kriiiing.
Suara alrm memecahkan mimpiku,, dengan mata sayup sayup ku lihat sudah jam 5 pagi, aku bangun dan langsung menuju sebuah ruangan, ternyta disana ibuku sudah menungguku dengan mukenanya,
"cepat ambil wudhu, sholat bareng ibu"
"ya bu " sambil menuju tmpat wudhu.
Setelah selesai sholat aku kembali ke kamar untuk belajar, aku akui, pagi hari adalah waktu yang segar buat otakku mencerna setiap pelajaran.
..........
Aku kesekolah selalu diantar ibuku, tapi jarang banget buat kita ngobrol layaknya anak sama ibunya, ibuku bilang dia gak bisa konsen nyetir kalau harus dengan ngobrol.
"nanti ibu gak bisa jemput, kamu pulang pake buaway aja ya? " kata ibuku sambil menepikan mobilnya didepan sekolahku,
" kenapa bu? Basa basiku bertanya,
"ibu ada kelas tambahan, " jawab ibuku,
Q kecup tangan ibuku lalu turun dari mobil,
" vinaaa,,,, " teriak seseorang yang suaranya udah gak asing ditelingaku, yah dia adalah putri, teman sebangku sekaligus teman curhatku.
" eh lu put,, kirain siapa,,, jawabku sambil merangkulnya.
"kita ke kantin yuk" ajakku, bergegas kami menuju kantin,
"mami lo gak masak? Sampe lo sarapan disini? Tanya putri heran
"ibu gue sibuk, maklum siswanya kan bentar lagi pada ujian," jawabku dengan mulut penuh makanan,
"ya udah makan dulu geh,, langsung kenyang gue liat lu makan begitu lahap" jawab putri sambil meminum susu kotak di depannya.
..........
Teeet teeeet teeeet
Suara bel tanda sekolah usai sudah terdengar, semua anak berhamburan keluar,
" vin lu pulang naik apa?" tanya putri
"busway put, ibu gue gak bisa jemput, " jawabku sambil memasukkan semua buku kembali ke dalam tasku.
" bareng gue aja yuk, sekalian jenguk indah, sudah 3 hari kan dia gak masuk, " pinta putri
"oke lah,, ide yang bagus, emang mamang edi sudah didepan? jawabku sambil menanyakn sosok mang edi, sopir pribadi keluarga putri, yang bertugas hanya antar jamput putri.
" udah standby donk.... " saut putri percaya diri,.
Akhirnya kami menuju rumah sakit tempat indah dirawat, yah indah salah satu sahabat kami, meski di kelas X11 kami beda kelas, tapi hubungan kami tetap dekat bahkan sampai sekarang.
............
Tiiiiiing,,
Suara lift terbuka tepat dilantai indah dirawat,
Kami keluar dan sudah terlihat di luar pintu ada ayahnya indah sedang duduk, sambil tangannya sesekali memijat jidatnya,
"siang om,, apa indah lagi tidur om? Tanyaku dengan suara pelan,
"eh nak vina,, nak putri,, silahkan kalau mau masuk, indah lagi sama ibunya di dalam, " jawab ayah indah.
Ku lihat raut wajah ayahnya begitu muram, entah dia memikirkan masalah biaya atau masalah penyakit anaknya .
ASSALAMUALAIKUM, sambil ku buka pintu kamar indah,
'waalaikum salam,,' jawab indah dan ibunya bebarengan.
'gimana kabar lu ndah?' tanyaku, sambil meletakkan beberapa buah dimeja,
'baikan kok, makasih ya' suara indah masih lemas
'gak perlu repot2 nak vina, nak putri,,'
'terima kasih sudah mau jengukin indah' kata ibunya indah sambil menjabat tangan kami,
Tak terasa sudah setengah jam kami ngbrol di kamar indah, bahas pelajaran, bahas gosip, semuanya dibahas.
'udah jam 5 sore nih, kita pulang yuk,' kataku pada putri,
'takut ibu gue udah pulang ntar nyariin, malah berabe' rengekku lagi pada indah
'oke, yuks, ' jawab putri
' kita permisi pulang dulu ya, baik baik lu disini, jangan lama lama sakitnya, sampai ketemu di sekolah' cerewet putri.
'iya hati2 yah, makasih udah mau nemenin' ucap indah lirih.
Akhirnya aku dan putri pulang,.
Nb,: inilah sosok yang dideskripsikan sebagai vina
Karena rumahku dan rumah putri beda arah, aku putuskan untuk naik busway, meski sedikit berdebat, karena putri bersikeras buat nganterin aku pulang, dan aku berusaha menolaknya secara halus. Akhirnya mobil putri berhenti di depan halte.
"makasih ya say" kataku sambil membuka pintu mobil,
"ya, hati2 yah, " jawab putri sembari melambaikan tangannya.
Mobil putri kembali melaju setelah memastikan aku sudah di dalam halte.
.....
Setelah 20 menit berlalu, akhirnya bus tiba,
Aku bergegas masuk, aku lihat banyak bangku kosong, dengan sedikit penumpang. Aku putuskan duduk di barisan belakang.
Ditengah perjalanan rintik hujan pun turun,
" duh suasananya bikin mellow" batinku sambil menatap keluar jendela.
Di dalam bus terdengar alunan lagu repvblik yang membuat suasana semakin syahdu.
Bus berhenti lagi disalah satu halte, kulihat segerombolan pemuda naik dengan sedikit berlarian,.
Ku lirik satu persatu pemuda itu, tampak seperti anak kuliahan atau mungkin eksekutif muda. Mereka duduk masing2 memilih bangku kosong yang ada. Suasana yang tadinya hening kini menjadi riuh, tawa canda dan saling ejek lantang terdengar.
"anak PB ya?" ucap seorang pemuda yang duduk tepat disebelahku,
"ehm iya kak" jawabku sambil sedikit melirik.
PB (Putera Bangsa) nama sekolahku yang cukup hits di kota ini.
"jam segini baru pulang? " tanya pemuda itu dengan nada sedikit menyindir.
Mungkin karena aku masih pake seragam dijam segini.
" ada kelas tambahan" jawabku lirih,
Di sepanjang jalan pemuda itu tak hentinya ngoceh, sampai akhirnya aku tau dia mahasiswa ditempat ibuku ngajar.
Kemungkinan teman temannya juga berasal dari kampus yang sama.
Bus berhenti di halte anggrek, banyak penumpang turun, termasuk para pemuda yang berisik tadi.
" duluan yah" sapa pemuda yang duduk disebelahku sambil beranjak turun, entah siapa namanya.
"ya kak, hati2" basa basi kujawab.
Dalam hati lega,, karena seperti terlepas dari kandang buaya.
Bus pun kembali berjalan, kulihat sekeliling, mungkin tinggal ada 5 penumpang, tapi mataku tertuju pada sosok yang berdiri di samping pintu. Bangku banyak yang kosong, kenapa dia berdiri' batinku bertanya tanya
Pemuda itu sesekali melirikku, tapi saat mata kita beradu, dia langsung memalingkan wajahnya gugup.
,"wah ada yang ketinggalan satu nih" batinku sembari mengingat pria itu yang masuk bebarengan dengan para grombolan tadi.
Parasnya lumayan tampan, dengan jaket hitam dan ranselnya.
CCiiiiiiiiiitttt*,, tiba tiba bus berhenti, dan pintu bus terbuka, ternyata sudah sampai halte melati. Karena keasyikan mendeskripsikan pria misterius tadi, hampir aku terlewat.
Bergegas aku turun dengan sedikit terburu buru, tanpa melirik sosok pria yang sedari tadi berdiri didepan pintu bus.
"hampir saja" batinku lega.
..........
Ditempat lain seorang pria tengah sibuk mencari lokasi di maps hp, nya.
(gang kenanga blok A02. ) itu informasi alamat yang harus dikunjunginya.
Dia pun ikut turun tak lama setelah seorang gadis turun di halte melati.
Mengikuti setiap arahan dari maps tersebut.
"akhirnya ketemu " batinnya setelah melihat papan gang yang bertuliskan GANG KENANGA
Dilihatnya pula sosok gadis SMA yang dijumpainya saat di bus.
Pria itu berjalan dengan pelan berusaha menjaga jarak agar tak terlihat olah gadis didepannya.
" berani juga tuh cewek, jalan sendirian di gang gelap kaya gini " gumamnya.
Akhirnya sang pria menemukan alamat yang ditujunya.
Nb: ini lah deskripsi sosok misterius itu
Jarak dari halte ke rumahku sekitar 100 meter, itu juga lewat jalan pintas.
Jam menunjukkan pukul 19.30, aku berjalan menyusuri gang, dengan hanya lampu remang remang yang menerangi jalan ini.
"sepi amat yak nih jalan" batinku. Bulu kuduk mulai merinding, aku memang penakut, bukan takut begal atau semacamnya, melainkan sosok makhluk halus yang tak kasat mata.
Sembari berkomat kamit sesekali kutengok ke belakang, seperti ada yang ngikutin, tapi gak ada orang sama sekali.
Ku percepat jalanku, jantungku ikut berdegup kencang.
Akhirnya kakiku sampai di depan gerbang,
"pak ujaaaaang, cepat buka paaak" teriakku sembari mencoba membuka pintu gerbang
"kenapa non, teriak teriak gitu, ini lo gerbang gak dikunci". Jawab pak ujang
Entah karna keburu parno atau sangking takutnya, gerbang yang biasanya digeser aku paksa dorong.
" ada hantuuu" jawabku sambil bergegas menuju rumah.
Ku letakkan tasku sembarangan, lalu menuju kamar mandi. Sekitar 30 menit lamanya aku bermain air, hingga perut pun mulai terasa lapar. Dengan mengenakan handuk kimono, dan rambut masih agak basah aku keluar menuju dapur.
Tapi betapa terkejutnya aku, ketika melewati ruang tamu, ku lihat pria berjaket hitam yang tadi berdiri di bus, tengah duduk diruang tamu.
Mata kami beradu, cukup lama hingga senyum simpulnya menghentikan pandanganku.
" kamu siapa? kok bisa disini? ngikutin aku? " kataku sambil tanganku menutup handuk yang tanpa sadar sedikit terbuka.
" oh maaf, saya Reyhan dosen yang akan menggantikan bu Tari " ucapnya sambil menjabatkan tangan.
" oh tapi Ibu belum pulang, "
Jawabku gugup.
(( nak rey, ibu masih ada meeting dikampus.
kamu langsung kerumah saja,
bilang sama anak ibu,, berkasnya dikamar ibu.))
Rey mencoba memperlihatkan isi sms ibuku di hp, nya.
Ternyata dia adalah dosen pengganti yang akan menggantikan ibuku.
Usia ibuku memang masih terbilang produktif, tapi karena ayah meminta untuk pensiun dini, akhirnya ibu pasrah menurutinya.
" oh tunggu sebentar, " kataku sedikit malu, mungkin karna udah nuduh jadi penguntit.
" mau minum apa? " basa basiku sembari beranjak
" air putih" jawabnya singkat.
Aku bergegas menuju kamar, yang ada di fikiranku adalah ganti baju, karena dinginnya pakai handuk basah mulai membuatku menggigil.
Aku keluar dengan piyamaku, tak lupa kuambil beberapa file di kamar ibu, lalu menuju dapur untuk membawakan air putih pesanannya.
" ini berkasnya dan ini air putihnya, silahkan" ucapku sambil menyodorkan beberapa kertas.
"terima kasih" jawab rey
Dia langsung menegak air putih itu hingga habis.
Tiba tiba, Gemuruh suara petir mengagetkanku juga rey.
Hujan turun begitu derasnya, suasana menjadi hening dan agak kikuk.
"kamu sendiri dirumah? " tanya kak rey mencoba memecahkan keheningan ini.
" gak kok, ada mbok wati juga mang ujang di depan " jawabku lirih, sedikit bohong si karena mbok wati cuma kerja sampe jam 5 sore, dan mang ujang cuma berjaga didepan, dengan kata lain, sekarang aku cuma sama rey dirumah.
" gak takut?," tanyanya lagi
"apa'an sih... Aku udah gedhe kali,, bukan anak kecil yang takut dirumah sendiri" jawabku ketus.
Senyum simpul tampak keluar dari bibirnya.
"hoaaaam,,, "
"wah hujannya awet nih" suaraku agak lantang, berharap dia mendengar lalu peka, karena aku mulai gak nyaman berlama lama dengan orang asing dalam satu rumah.
" karena udah malam, aku pamit pulang yah " kata rey sambil memasukkan beberapa kertas didalam ranselnya
" iya, tunggu sebentar, aku ambilin payung dulu "
" oh gak usah, aku udah pesen taksi online kok, udah didepan " jawabnya sambil tersenyum.
" oh ya udah, hati hati " balasku
Akhirnya rey pun pergi, aku bergegas menuju ke kamar, teringat masih ada beberapa PR yang menunggu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!