NovelToon NovelToon

Highway Your Heart

CAST

NovelToon
Kenalin, namanya Elisa Chantira Janna. Cewek polos dan gemesin ini ternyata ditaksir sama salah satu berandal sekolah. Namanya Nevan Kavindra.
NovelToon
Nah ini nih yang namanya Nevan, kelihatan kan kalo dia anak berandalan, oh iya dia ini juga salah satu anggota dari geng Hades. Yang terkenal dengan hobi tawuran dan bangku hantam. Saat ini dia sudah kelas 12 di SMA Sanjaya.
....
Nevan
Nevan
Elisa, cewek yang menarik perhatian gue...dia kelihatan polos dan gemesin. Kira-kira ada tutorial untuk dapetin tuh cewek enggak?
Elisa
Elisa
Siapa yang lo bilang polos dan gemesin?
Nevan
Nevan
Hai, manis...
Nevan
Nevan
Mau jadi pacar gue enggak?
Elisa
Elisa
Ihhh, ogah!
Nevan
Nevan
Baru kali ini ada cewek yang nolak dan enggak terpesona sama gue, lo menarik juga
Nevan
Nevan
Suatu hari nanti gue akan meluluhkan hati lo
Elisa
Elisa
Lo pikir segampang itu untuk luluhin hati gue?
Nevan
Nevan
Untung masih satu sekolah, jadi gue bisa lihat wajah lo tiap hari...
Elisa
Elisa
Gue enggak sudi dilihatin sama lo, Nevan. Jauh-jauh deh dari gue!
Nevan
Nevan
Never, Babe...
Nevan
Nevan
Suatu hari nanti lo akan jadi milik gue
Elisa
Elisa
Pede banget lo!
....

Cowok Berjaket Hitam

Pagi ini Elisa berangkat bersama sahabatnya, Kinan. Mereka berdua berangkat ke sekolah menggunakan angkutan umum. Di sepanjang perjalanan mereka terus berbincang-bincang mengenai banyak hal.
Beberapa meter dari sekolah, bus tiba-tiba berhenti. Elisa dan Kinan bertanya-tanya, padahal mereka belum tiba di halte terakhir.
Elisa dan Kinan duduk di kursi paling depan dan Elisa duduk di samping jendela, ia melihat ke arah luar dan dikejutkan dengan murid-murid dari sekolahnya sedang berkonvoi.
Kinan
Kinan
Lis, cowok-cowok itu kan dari sekolah kita?
Elisa
Elisa
Iya, mereka ngapain sih konvoi enggak jelas gitu
Di luar jendela tepat di samping busnya saat ini, seorang pemuda dengan jaket kulit hitam dan helm yang menutupi wajahnya menoleh ke arah Elisa. Elisa yang menyadari seseorang menatapnya, ikut menoleh. Keduanya pun saling bertukar pandang lumayan lama.
Elisa
Elisa
Gawat, dia lihat gue (Batinnya langsung menoleh ke arah Kinan yang kini ada di sampingnya)
?
?
(Tersenyum miring dari balik helm)
Kinan
Kinan
Lo kenapa, Lis?
Elisa
Elisa
Enggak apa-apa
?
?
Waduhhh, ini anak-anak bukannya berangkat sekolah malah konvoi di jalanan. Bikin macet jalan aja...
Supir bus mengklakson dengan kencang, membuat para pemuda berjaket kulit hitam itu segera pergi dari jalanan itu.
?
?
Cepet Pak, nanti saya telat nih!
Seseorang mendesak sang supir untuk segera melajukan bus nya
Tiba di halte sekolah, mereka berjalan menuju gedung sekolah dengan santai.
Di dekat parkiran, Elisa dan Kinan dicegat segerombolan siswa laki-laki. Jaket hitam itu mengingatkan keduanya pada situasi di jalanan tadi.
Kinan
Kinan
Mereka mau ngapain, Lis?
Elisa
Elisa
Mana gue tau
Nevan
Nevan
Hai, cantik
Elisa dan Kinan saling pandang.
Elisa
Elisa
Siapa? Kita?
Jim
Jim
Iya dong, siapa lagi?
Kinan
Kinan
Ada perlu apa, ya sama kita?
Nevan
Nevan
Gue cuma mau kenalan
Elisa
Elisa
(Mengernyit bingung)
Nevan
Nevan
Lo yang natap gue di bus, kan?
Elisa
Elisa
(Melebarkan matanya)
Elisa
Elisa
Jadi, cowok yang tadi itu...dia? (Gumamnya)
Kinan
Kinan
Lis, lo kenal dia?
Elisa
Elisa
Enggak
Nevan
Nevan
Maka dari itu gue nemuin lo, buat kenalan
Nevan
Nevan
Siapa nama lo?
Elisa
Elisa
Kenapa tiba-tiba nih cowok pengen kenalan sama gue? (Gumamnya dalam hati)
Kinan
Kinan
Lis, enggak dijawab?
Tanpa mereka ketahui, teman-teman Nevan sudah mengelilingi mereka.
Kinan
Kinan
Lis, jawab, gue takut
Kinan
Kinan
(Mengumpat di belakang Elisa)
Elisa
Elisa
Nama gue Elisa Chantira Janna, puas?
Nevan
Nevan
Ouh, jadi nama lo Elisa
Elisa
Elisa
Udah kan? Minggir, gue sama temen gue mau lewat
Nevan
Nevan
(Meraih lengan Elisa)
Elisa
Elisa
Apaan sih? Lepasin tangan gue!
Nevan
Nevan
Dari kelas berapa?
Elisa
Elisa
Lo enggak perlu tau
Nevan
Nevan
Harus tau, kalo enggak lo sama temen lo enggak boleh lewatin kita
Jim
Jim
Udah, mendingan lo jawab aja pertanyaan Nevan
Satya
Satya
Iya, dari pada kelamaan di sini, nanti lo telat masuk kelas dan dihukum bareng kita.
Kinan
Kinan
Lis, cepet jawab aja...gue enggak mau dihukum
Elisa
Elisa
(Menghela napas kasar)
Elisa
Elisa
Kelas 12 IPA-1
Nevan
Nevan
Ouh, anak IPA
Elisa
Elisa
Udah? Enggak ada lagi yang mu lo tanyain?
Nevan
Nevan
Ehm...kayaknya enggak
Elisa
Elisa
Lepasin tangan gue
Nevan
Nevan
(Melepaskan tangannya dari lengan Elisa)
Elisa
Elisa
(Menarik lengan Kinan untuk segera masuk ke kelas) Ayo, Nan!
Kinan
Kinan
Ehhh ehh, pelan-pelan, Lis
Nevan
Nevan
(Memandangi Elisa dari kejauhan)
Jim
Jim
(Menyenggol bahu Nevan)
Jim
Jim
Naksir?
Nevan
Nevan
Iya
Satya
Satya
Tumben amat naksir cewek lu
Juan
Juan
Tapi, emang cantik sih yang ditaksir sama si Nevan
Juan
Juan
Buat gue, aja dahh
Nevan
Nevan
Apaan sih lo! Dia jatah gue
Jim
Jim
Jatah-jatah pala lu, itu cewek baik-baik, Van
Jansen
Jansen
Udah-udah! Ayo masuk kelas
Jim
Jim
Btw, lo enggak minta nomor teleponnya, Van?
Nevan
Nevan
Gue lupa, nanti istirahat gue mau minta
Satya
Satya
Minta ke siapa?
Nevan
Nevan
Ke orangnya langsung lahhh, makanya gue tadi sempet nanya kelasnya dimana
Satya
Satya
Oh iya
Juan
Juan
Pinter juga lu
Bersambung....

Kucing Imut

Saat bel istirahat berbunyi, suasana di kelas 12 IPA-1 mulai ramai dengan siswa yang bergegas keluar untuk menikmati waktu istirahat. Elisa dan Kinan, yang duduk di bagian tengah kelas, bersiap-siap untuk pergi ke kantin. Namun, langkah mereka terhenti saat pintu kelas terbuka dan tiga pemuda tampan masuk ke dalam ruangan.
Nevan, dengan langkah penuh percaya diri, memasuki kelas diikuti oleh kedua temannya, Jim dan Satya. Penampilan mereka yang menarik langsung menarik perhatian seluruh kelas. Bisikan-bisikan kagum terdengar di antara para siswa, terutama dari para siswi yang tak bisa menahan diri untuk memandangi ketiga pemuda itu.
Elisa, yang tadinya semangat untuk ke kantin, mendadak merasa tidak nyaman. Tatapan dingin Nevan yang diarahkan ke arahnya membuat perutnya seakan terpelintir. Ia tahu Nevan adalah tipe cowok yang sulit ditebak, dan kehadirannya bersama Jim dan Satya hanya membuat suasana semakin tegang.
Kinan
Kinan
Kenapa mereka ke sini?
Elisa
Elisa
Enggak tau. Mungkin ada urusan dengan salah satu anak di kelas kita?
Nevan melangkah mendekat ke arah Elisa dan Kinan. Tatapannya tetap tajam, namun ada secercah ketertarikan yang terlihat samar. Jim dan Satya mengikuti di belakangnya, masing-masing dengan sikap yang sedikit lebih santai dibanding Nevan. Kelas yang tadinya riuh mendadak hening saat Nevan berdiri di depan Elisa.
Nevan
Nevan
Elisa
Nevan
Nevan
(Panggilnya dengan nada datar namun tegas)
Elisa menatapnya dengan gugup.
Elisa
Elisa
Lo mau apa?
Nevan
Nevan
Ada yang mau gue omongin sama lo. Kita omongin di tempat lain
Elisa
Elisa
Ngomongin apa? Kenapa enggak di sini aja?
Nevan tidak menjawab pertanyaan Elisa dan melirik ke arah pintu, memberikan isyarat agar Elisa mengikutinya keluar kelas.
Jim
Jim
Udah, mending lo ikutin aja si Nevan
Satya
Satya
Dia enggak bakal ngapa-ngapain lo kok
Elisa menatap Kinan, mencari dukungan. Kinan hanya memberikan anggukan kecil, seolah mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Dengan perasaan campur aduk, Elisa mengangguk dan mengikuti Nevan keluar kelas, sementara Jim dan Satya tetap berada di dalam, membuat siswa-siswa lain yang penasaran semakin gencar mengajukan pertanyaan.
Di luar kelas, Nevan berhenti di sudut koridor yang sepi. Elisa berdiri di depannya, merasa sedikit canggung.
Elisa
Elisa
Sebenernya lo mau ngomong apaan sih?
Nevan
Nevan
Minta nomor hp lo
Elisa
Elisa
Hah?
Elisa terkejut dengan pertanyaan itu. Ia tidak menyangka Nevan akan meminta nomor hp nya. Tapi, kenapa?
Elisa
Elisa
Buat apa lo minta nomor hp gue?
Nevan
Nevan
Supaya gue bisa chat dan video call sama lo
Elisa
Elisa
Kenapa lo harus ngelakuin itu? Gue bukan pacar lo
Nevan memandang Elisa sejenak
Nevan
Nevan
Sebentar lagi juga jadi
Elisa
Elisa
(Mengernyit bingung) Apa sih maksud lo?
Tanpa basa-basi, Nevan mencondongkan tubuhnya ke arah Elisa.
Elisa
Elisa
Gue enggak mau
Nevan tidak bergeming. Ia semakin mendekat, membuat Elisa merasa sedikit terpojok.
Nevan
Nevan
Gue enggak suka penolakan
Elisa
Elisa
Hah?
Nevan
Nevan
Gue minta nomor hp lo baik-baik, Elisa...ini balasan lo ke gue, hm? (Katanya dengan suara rendah, hampir berbisik namun sangat jelas di telinga Elisa)
Elisa merasa panik. Ia menatap sekeliling, tidak ada orang sama sekali.
Dengan perasaan terpaksa dan sedikit gugup, Elisa menghela napas panjang dan akhirnya mengeluarkan ponselnya.
Elisa
Elisa
Pemaksa banget sih
Elisa
Elisa
(Mulai menyebutkan nomor hp nya)
Nevan tersenyum puas. Ia pun mencatat nomor Elisa di ponselnya. Setelah itu, ia mundur dan kembali ke posisinya semula, meninggalkan Elisa yang masih merasa bingung dan tidak nyaman.
Saat Nevan sudah pergi, Kinan menyusul Elisa dan bertemu di koridor.
Kinan
Kinan
Lis, lo enggak apa-apa?
Elisa
Elisa
Gue baik-baik aja, tapi Nevan ngotot banget minta nomor hp gue
Kinan
Kinan
Nomor hp?
Kinan
Kinan
Terus, lo kasih?
Elisa
Elisa
Ya, itu juga gue terpaksa
Kinan
Kinan
Kenapa terpaksa?
Elisa
Elisa
Soalnya dia maksa gue! Enggak banget!
Kinan
Kinan
Ya udah, enggak usah terlalu dipikirin...mending kita ke kantin aja
Kinan
Kinan
Yang lain pasti udah nungguin kita
Elisa
Elisa
(Menghela napas) Iya...
Elisa terdiam, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Ia merasa Nevan seperti merencanakan sesuatu dengan meminta nomor hp nya. Dia tidak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, satu hal yang pasti, Nevan tidak akan berhenti sampai ia mendapatkan apa yang diinginkannya.
Nevan
Nevan
Kucing Imut, nama yang cocok buat Elisa
Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!