“Sayang, aku mohon pelan sedikit, ini terlalu kuat" erang seorang perempuan dengan nafas yang terengah-engah
Namun Gerald tidak perduli dengan permohonan wanita dibawahnya ini, wanita yang tengah menikmati tubuhnya adalah Elena kekasihnya sendiri, dia terus menghujam tanpa henti.
“Gerald, stop aku sudah tidak kuat lagi, ini menyakitiku" Teriak Elena
“Diam Lah Elena, nikmati saja, bukannya ini yang kamu mau? tadi kamu sendiri yang menggodaku" kekeh Gerald, dia kembali menghujam keras kekasihnya, gerakan maju mundurnya dengan hentakan yang begitu kuat membuat Elena terus berteriak kesakitan.
“Sudah cukup Gerald, aku gak tahan lagi, ini benar-benar menyakitkan" suara Elena terpenggal-penggal, dia sudah tidak sanggup lagi menahan setiap gerakan dari kekasih nya
“Diam Elena, nikmati saja dan jangan banyak bicara ketika aku tengah bergerak, tadi aku sudah mengingatkanmu untuk tidak menggodaku sayang, tapi kamu tidak mendengarkannya, jangan membuat suasana hatiku memburuk Elena, kita akan berhenti Ketika pagi datang" suara Gerald terdengar serak, matanya berkabut menuju kepuasan hanya saja Elena selalu banyak bicara membuatnya menambah kecepatan.
“Tidak Gerald, jangan, aku bisa mati, tolong ampuni aku dan bermainlah bersama wanita simpananmu yang lainnya" Elena terus menggeleng, Gerald malam ini sangat berbeda, biasanya pria itu akan bermain dengan lembut, tetapi malam ini bagaikan kesetanan dia terus menghajar Elena di ranjang.
Gerald terus melakukan gerakan, tidak perduli teriakan kekasihnya, dia harus melakukan sampai mendapatkan kepuasannya.
“Gerald!!" lirih Elena, mencengkram kuat lengan kekasihnya.
Elena mencoba bertahan, sepertinya percuma saja memohon kepada Gerald karena pria itu tidak akan melepaskannya begitu saja sebelum semuanya tercapai, Elena harus tetap menikmati permainan kekasih nya
Dua jam sudah akhirnya Gerald mengerang dengan keras ia mendongak sebari memejamkan matanya, nafasnya terengah-engah, kepuasan telah dia dapatkan, badanya penuh dengan keringat.
Mata coklat yang tajam, rahang yang tegas, hidung mancung bibir tebal, dengan lengan kekar dan kaki kokohnya menambah ketampanannya, Gerald bisa dibilang mendekati kata sempurna,
“Elena kenapa kamu menjadi lemah seperti ini? Aku belum puas, kamu harus melayaniku lagi" Gerald berucap sebari menatap kekasihnya yang sudah tidak berdaya.
“Gerald, aku sudah tidak sanggup lagi, bermainlah dengan wanita simpanan mu saja, aku bebaskan kamu malam ini" Lirih Elena
Gerald langsung menarik diri, mengambil handuk yang tadi ia lemparkan ke lantai lalu memakainya. “Baiklah kalau begitu, kamu akan tetap disini melihat ku bermain atau pergi ke kamar lain?"
“Disini saja, aku sudah tidak sanggup untuk berjalan"
“Baiklah"
Gerald yang sudah tidak tahan lagi segera memanggil asistennya untuk memanggilkan salah satu wanita simpanan nya.
Gerald Smith, pria yang terkenal kejam seorang pewaris tunggal dari keluarga ternama Mr. Romero Smith, Gerald adalah ketua mafia nomor satu dikalangan bawah, tidak ada satu pun yang berhasil mengalahkan nya, dia tidak percaya akan pernikahan, baginya menyalurkan hasratnya kepada sang kekasih atau wanita pilihan yang tentunya sehat itu sudah cukup tanpa adanya ikatan pernikahan.
tidak lama kemudian wanita yang ditunggu pun tiba, wanita dengan pakaian minim bahan itu langsung mendekati Gerald.
“Puaskan dia Lila, kamu taukan apa yang harus kamu lakukan?" ujar Gerald kepada wanita bernama Lila.
“Tentu saja, hanya denganku kamu bisa puas" tersenyum manis matanya melirik Elena yang sudah terkapar.
Lila mengecup bibir tebal itu mengusap rahang tegas Gerald dengan lembut, sebelah tangannya turun ke bawah melepaskan handuk yang melilit di tubuh kekar Gerald.
“Puaskan dia Lila" Suara serak Gerald terdengar sexy, Gerald duduk di sofa panjang matanya melihat Elena yang terbaring tanpa busana,
Lila duduk berlutut dihadapan Gerald, dan langsung membenamkan bibir nya menikmati benda yang menjadi kesukaan nya. Gerald mendesah merasakan bibir mungil Lila yang terus menikmati miliknya.
Elena menutup telinganya, dia yang menyuruh Gerald dengan wanita lain, dia pula yang kesal. Gerald benar-benar bersenang-senang dengan wanita simpanannya.
sakit tentu saja melihat orang yang dicintai bermain dengan wanita lain dihadapannya, Gerald memang begitu tidak pernah puas dengan satu wanita, tetapi tidak masalah Elena cukup bersyukur karena hanya dia yang diakui sebagai kekasih dari seorang Gerald.
suara laknat terus terdengar ditelinga Elena, sampai Gerald mendapatkan kepuasan berkali-kali, Lila sungguh jauh lebih diatasnya, wanita itu sangat kuat untuk mengimbangi permainan Gerald yang cukup brutal.
Tubuh Gerald terkapar disamping perempuan yang baru saja memberi nya kepuasan, begitu juga dengan Lila, nafas keduanya terengah-engah.
“Kamu sangat luar biasa Lila, aku sangat menyukai permainanmu" puji Gerald membuat Lila tersenyum malu.
“Terimakasih tuan, saya akan terus berusaha lebih baik lagi untuk melayani anda diranjang" ucapnya dengan suara yang terdengar sexy ditelinga Gerald.
Elena yang mendengar kekasihnya memuji perempuan lain, hanya tersenyum getir.
“Nona Celine, Ayah anda sudah dipindahkan keruangan rawat dan kami akan melakukan operasi setelah anda membayar uang administrasi" Dokter Jack berdiri dihadapan seorang wanita yang sedari tadi menitikkan air matanya. Celine tertegun mendengarnya dia sudah bahagia mendengar ayahnya mendapatkan donor mata, hanya saja biayanya belum ada.
“Berapa saya harus membayarnya dok?"
“anda harus membayar sebesar $19.000"
Celine tertegun dengan mata yang mengembun “Ap-apa dok? kenapa sebanyak itu, bukannya tidak sebesar itu?" tanyanya dengan wajah yang lesu, uang dari mana segitu banyaknya.
“Maaf Celine itu sudah menjadi ketentuan dari pihak rumah sakit, silahkan lakukan pembayaran administrasi, jika tidak mohon maaf silahkan bawa pulang lagi Ayah anda, dan kami akan menyerahkan donor mata itu kepada pasien lainnya, anda hanya memiliki waktu sampai besok"
Celine menggeleng, uang sebanyak itu akan dia dapatkan dari mana hanya dalam satu malam, kemana dia akan mencari uang sebanyak itu, saudara? Celine tidak memiliki sanak saudara, dia hanya tinggal berdua dengan ayahnya.
Pekerjaan yang setiap hari dia lakukan, dari pagi hingga malam tidak mungkin cukup, bisa untuk makan saja sudah bersyukur.
dia bekerja sebagai pelayan cafe milik orang terkaya di New York, semenjak bekerja dia belum pernah bertemu dengan sang pemilik.
Ayahnya mengalami kecelakaan saat pulang bekerja yang mengakibatkan matanya buta. dia ingin ayahnya melihat lagi, tetapi biaya itu tidaklah sedikit.
Celine menghela nafas berat keluar begitu saja dari bibir mungilnya yang bergetar, air mata terus berjatuhan membasahi pipi mulusnya. pikirannya benar-benar berkecamuk tidak mendapatkan solusi sama sekali. ingin meminjam uang ditempatnya bekerja tapi tidak mungkin karena dia hanya karyawan biasa.
ingin menjual barang yang ada percuma saja karena tidak memiliki barang mewah karena rumah hanya menyewa, hidup serba kekurangan harta tidak masalah baginya, asalkan tetap bersama ayah tercintanya.
Suara tangisannya semakin terdengar dengan kepala menunduk, dan bahu yang bergetar karena tangannya. Celine benar-benar tidak memiliki solusi, pikirannya buntu, awalnya bahagia telah mendapatkan donor mata, namun kebahagiaan itu tidak mudah dia dapat karena terbatasnya materi.
kepalanya mendongak, dia menatap pintu berwarna putih dimana didalamnya terdapat cinta pertamanya tengah terbaring lemah, ingin rasanya Celine berlari masuk dan memeluk Ayahnya, namun tidak ada keberanian sama sekali, dia tidak tega melihat kondisi ayahnya yang rapuh tanpa bisa melihat.
Di sela-sela tangisannya seorang pria datang menghampirinya dengan beberapa pengawal, kepalanya mendongak, dia menatap pria tua itu dengan tubuh bergetar. semua orang sangat tau siapa pria tua itu, dia adalah bos mafia terbesar yang begitu kejam dan tidak pandang bulu jika ingin menghabisi orang yang mengusiknya di negara mereka Mr. Romero Smith.
“Apa kamu sedang membutuhkan uang?"
Celine mengangguk saja memang dia sedang membutuhkan uang, Mr, Romero tersenyum tipis, gadis didepannya ini terlalu polos.
“Aku akan membantumu, tetapi itu tidak gratis, akan ada syaratnya"
“Maksud anda bagaimana tuan?" Dengan suara bergetar Celine bertanya, dia tau jika salah menjawab maka akan fatal untuk dirinya sendiri.
“Menikahlah dengan putraku, buat dia mengerti akan arti hidup yang sesungguhnya"
Mata hitam Celine melebar, yang membuatnya terkejut mendengar tawaran yang tidak masuk akal, bagaimana mungkin dia yang hanya gadis biasa harus menikah dengan seorang yang derajatnya lebih tinggi darinya, Gerald Smith dia sudah mengetahui nama dan sama kejamnya dengan Mr. Romero.
“Tapi tuan, kenapa harus menikah dengan putra anda, saya merasa tidak pantas tuan, karena kita sangat berbeda jauh dari segi manapun" jawabnya
“Aku hanya perlu jawabmu bukan pendapatmu, jika kamu setuju malam ini juga ayahmu akan dioperasi, jika tidak itu terserah denganmu, aku sudah memberikan penawaran yang baik untukmu, ini pernikahan kontrak sampai dia paham arti kehidupan setelah itu terserah dengan kalian berdua, selain itu aku merasakan hanya kamu yang cocok dengan putraku yang gila wanita" sejatinya tidak ada seorang ayah yang ingin melihat darah dagingnya salah langkah sampai tidak mempercayai sebuah pernikahan.
“Bagaimana?" Ujarnya karena Celine hanya diam sejak tadi.
Celine memejamkan matanya, jika ini jalan yang akan membuat ayahnya bisa melihat lagi, maka Celine akan menerimanya.
“Baiklah tuan saja terima" lirihnya
Bersambung,
Setelah menyetujui syarat yang diucapkan oleh Mr. Romero, Celine kembali terisak, pria tua itu sudah pergi dan mengatakan pernikahan akan dilakukan setelah operasi ayahnya dilakukan.
Celine menegakkan wajah, menyeka air matanya dan berusaha untuk tegar, dia memaksakan senyumnya sebelum masuk keruangan Ayahnya.
Celine beranjak dari kursi melangkah memasuki ruangan Ayahnya. menghela nafas pelan, memasang mimik bahagia, padahal ayahnya tidak bisa melihat tapi Celine tetap memasang wajah bahagianya.
Tangan mungilnya menekan gagang pintu dengan pelan dia melangkahkan kakinya, hal yang tidak Celine duga, ternyata sang Ayah sudah sadar.
“Celine" lirihnya, membuat tubuh Celine mematung.
“Dad" gumamnya, membekap mulutnya sendiri ketika tangan kekar ayahnya meraba-raba sisi ranjang.
“kemarilah nak" ucapnya dengan memasang wajah tenang. Celine melangkah mendekati sang Ayah.
“Dad, aku punya kabar gembira apa Daddy mau mendengarkannya?" ujarnya dengan begitu antusias, membuat ayahnya tersenyum kecil.
“Ada apa, ayo cerita Daddy ingin mendengarnya" jawabnya
“Aku sudah memiliki kekasih, dan dia sudah melamar ku tadi, dan membawaku bertemu dengan orang tuanya, apa Daddy bahagia mendengarnya?"
Hening, Hadnan diam sejenak selama ini dia tidak pernah tau jika putrinya memiliki seorang kekasih, lalu apakah pria itu bisa menerima keadaan keluarganya yang tidak memiliki apapun.
“Tidak ada hal yang bisa membuat Daddy bahagia selain melihatmu menikah dengan seorang pria yang bisa menjagamu, seperti Daddy yang selalu menjagamu nak, dan satu lagi dia bisa menerimamu apa adanya" lirihnya, keinginannya hanya satu sekarang, anaknya bisa menikah dengan pria yang bisa menjaga putrinya.
Celine langsung terkekeh namun hatinya menangis, pria yang akan menjadi suaminya belum tentu menerimanya, “Daddy tenang saja, kekasihku sangat baik, keluarganya menerimaku apa adanya, bahkan Ayahnya juga membantu biaya pengobatan Daddy untuk operasi mata" Celine tidak sepenuhnya bohong, Mr. Romero memang membantunya dengan imbalan pernikahan dengan putranya.
Hadnan kaget dengan ucapan putrinya “Celine apa mereka mengancam mu? apa dengan membantu biaya Daddy mereka memintamu untuk menikah dengan putranya?" Tebaknya langsung tepat, namun Celine tidak ingin ayahnya mengetahui segalanya dan itu akan menjadi pikiran untuk Hadnan.
“Tidak Dad, mereka tulus membantu kita, aku sudah sejak lama berkencan dengannya hanya saja aku tidak berani mengatakan kepada Daddy" Riangnya, dan memeluk ayahnya namun Hadnan seperti sedang memikirkan sesuatu.
“Celine, Daddy lebih baik tidak bisa melihat apa-apa lagi daripada mengorbankan kebahagiaanmu nak, Daddy ingin kamu menikah dengan orang yang benar-benar kamu cintai" lirihnya.
“Tidak, Daddy harus bisa melihat lagi, aku baru saja bertemu dengan keluarganya, dan mereka akan datang menemui mu setelah operasi nanti Dad" hanya dengan terus meyakinkan sang ayah agar dia bisa mendapatkan biaya untuk operasi.
**
Celine yang awalnya merasa khawatir jika Mr. Romero mengingkari janjinya untuk melakukan pembayaran administrasi kini bisa bernafas lega.
Celine menatap nanar sang ayah yang dibawa masuk ke ruang operasi, dia hanya bisa berdoa semoga semuanya baik-baik saja. ketika Celine duduk termenung datang dua orang pengawal menghampirinya.
“Maaf nona Celine anda harus ikut dengan kami sekarang juga" ucap salah satu dari mereka. Celine mendongak menatap keduanya.
“Bisakah kita pergi setelah Daddy ku keluar dari ruangan itu?" Ucapnya dia sudah tau jika pengawal itu adalah urusan dari Mr. Romero.
“Maaf nona jangan mempersulit pekerjaan kami, anda bisa kembali lagi kemari nanti" Tolaknya, karena tidak ingin mendapatkan masalah, Celine pun akhirnya bangkit dari duduknya dan pergi bersama dua pengawal yang menjemput nya.
Sampainya diparkiran Celine tercengang melihat mobil mewah yang akan dia tumpangi, dia merasa takut akan membuat mobil mewah itu kotor.
“Silahkan masuk nona" titahnya setelah membukakan pintu mobil di bagian penumpang untuk Celine.
“Apakah tidak masalah jika aku naik? Apa mobilnya tidak akan kotor, bagaimana kalau aku naik taksi saja?" Tawarnya, Celine benar-benar merasa takut, tidak masalah jika disuruh mencuci mobil yang dia takutkan adalah jika sampai tergores oleh sepatu lusuhnya dan meminta ganti, uang dari mana lagi dia bisa dapatkan.
“Naiklah nona, jangan khawatir tentang itu, Mr. Romero sudah menunggu anda jangan buat beliau menunggu terlalu lama"
dengan segera Celine naik, tetapi dia harus melepas sepatu lusuhnya lebih dulu, dan menaruhnya di tas selempang yang dia pake. dua pengawal hanya membiarkannya yang penting nona nya masuk dan mereka segera menemui Mr. Romero.
Didalam mobil Celine sangat hati-hati, jangan sampai ceroboh kalau tidak ingin menganti apapun. setelah tiga puluh menit lamanya akhirnya sampai di mansion megah tapi Celine menduganya bukan mansion
“Nona silahkan" Pintu belakang pun terbuka, Celine turun dengan kaki gemetar.
“Kenapa kita ke mall?" tanya nya karena dia melihat begitu banyaknya mobil terparkir dengan rapi di sisi kanannya.
“Mari nona" Titahnya, mereka tidak ingin menjelaskan apapun,biarkan saja karena bukan tugasnya untuk menjelaskannya tugas mereka hanya menjemput saja.
Celine mengikuti langkah keduanya, matanya menoleh Kenan kiri, dia sangat kagum melihat mall yang berbeda dengan mall pada umumnya.
“ah, seperti lantai bawah khusus untuk barang-barang mewah saja" gumamnya setelah masuk kedalam, yang dia lihat guci-guci mahal tertata rapi di setiap sudut ruangan, sampai akhirnya.
“Mr. Romero, nona Celine sudah tiba" bisik Asisten Mr. Romero
pria tua dengan rahang tegas itupun mendongak, dia tersenyum tipis melihat Celine yang apa adanya, entahlah selama memantau Celine, dia merasa gadis polos ini sangat cocok untuk putranya.
“Selamat datang Celine" suara tegasnya membuat Celine kaget.
“Duduklah" Titahnya dan Celine pun duduk, pandangan mata Mr. Romero tak sengaja melihat kaki Celine yang tidak menggunakan sepatu, namun dia abaikan.
“Panggilkan pria sialan itu kemari" ucapnya, yang di jawab anggukan oleh Asistennya.
“Tenanglah Celine, ayahmu akan baik-baik saja, setelah ini kamu bisa kembali ke rumah sakit" Melihat gadis cantik itu gelisah seperti sedang memikirkan ayahnya.
“Iya tuan"
tidak lama kemudian datanglah pria tampan dengan tubuh tegak menghampiri Mr. Romero.
“Ada apa?" Ketusnya, matanya melirik gadis yang menunduk di sofa mahalnya.
“Duduklah" titahnya.
“Kenapa kamu selalu membawa gembel ke mansion ku pria tua?"
deg
jantung Celine berdetak dengan kuat, ternyata seperti rumornya jika tuan muda itu benar-benar bermulut tajam.
“Celine calon istrimu, tidak ada penolakan" membuat mata pria tampan itu mendelik tidak suka.
“Tidak usah gila, kau saja yang menikah jika merasa kesepian, aku tidak butuh istri" tolaknya, dia memang sering menolak keinginan ayahnya untuk menikah.
“Kamu tinggal pilih, aku bunuh semua wanita simpananmu dan kekasih murahanmu itu atau menikah dengannya" Ancamnya, Mr. Romero tidak menyukai sifat putranya yang memiliki banyak wanita.
“Beraninya kau mengancam ku pria tua!!?" serunya
“Membunuhmu saja aku berani, apalagi hanya mengancam mu" jawabnya santai
Gerald pria itu menatap sinis Celine, “Yang benar saja kau ini, mau menikahkan aku dengan seorang gembel" Kesalnya karena penampilan Celine yang sederhana.
“Aku tidak butuh protes mu, besok kalian akan menikah"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!