Apakah kalian bersedia hidup dalam ikatan ini?? Tanya seorang pendeta kepada pasangan yang terlihat begitu dingin satu sama lain
"Saya bersedia untuk hidup bersama dengan wanita ini sebagai istri saya" ucap si pria dan kini tinggal menunggu jawaban dari pengantin wanita.
Semua orang yang ada di gereja itu menantikan jawaban yang diucapkan oleh pengantin wanita, dengan tatapan yang sedih tanpa adanya kebahagiaan pengantin wanita pun menjawab
"Saya bersedia untuk hidup bersama dnegan laki-laki ini sebagai suami saya"
Tepuk tangan yang meriah diberikan oleh semua orang yang hadir di sana, terlihat kedua keluarga nampak sangat bahagia dengan pernikahan itu.
"Silakan bertukar cincin dan saling berciuman!" Ucap pendeta itu dan dengan ragu-ragu kedua mempelai saling bertukar cincin dan saling berciuman tapi lebih tepatnya mereka hanya saling memberikan kecupan.
Setelah saling berciuman mereka berdua langsung buang muka terutama pengantin wanita yang terlihat tidak terlalu bahagia dengan pernikahan itu.
Flashback dua Minggu yang lalu yaitu ketika seorang wanita muda yang turun dari mobil hitamnya dengan berpakaian sangat rapi dan juga elegan berjalan masuk ke dalam sebuah rumah yang begitu megah. Saat di dalam rumah terlihat sepasang pria dan wanita paruh baya yang sedang duduk dan menantikan kedatangan wanita muda itu.
"Akhirnya kamu pulang juga" ucap seorang wanita paruh baya dan membuat wanita muda itu menghentikan langkahnya
Tanpa menatap kedua orang itu, si wanita muda itu hanya berdiri dengan membelakangi mereka
"Apa seperti itu sikap saat orang tua sedang berbicara??" Ucap marah si pria paruh baya
"Jadi kalian ingin apa???" Tanya wanita muda itu dengan santainya
"Melodi!!!" Ucap pria paruh baya itu dengan marah
"Apa seperti itu berbicara pada kami orang tuamu??"
"Huhhhh,, kalian menganggap aku anak kalian?? Bukankah anak kalian hanya dokter bedah itu.. Siapa namanya?? Ya namanya dokter Vika"
"Cukup Melodi!!! Jangan menguji kesabaran kami"
"Jika kalian tidak ingin mendengar kata-kataku jadi cepat katakan apa yang ingin kalian inginkan!!"
"Cepat menikah!!"
"What's!!!!"
"Menikah???"
"Huhhh,, apa aku tidak salah dengar?? Kalian ingin aku menikah??"
"Kami serius,, usiamu sudah 25 tahun dan Vika sudah 24 tahun dan dia akan segera menikah dengan pacarnya jadi kamu harus menikah lebih dulu"
Mendengar alasan dia menikah adalah untuk orang lain membuat wanita muda yang di panggil Melodi itu menjadi marah
"Huhhh, kalian menyuruh ku menikah karena putri kesayangan kalian ingin menikah??"
"Kamu putri kami Melodi dan Vika adalah adikmu sendiri"
"Ettttss aku bukan putrimu,, kamu itu hanya ibu tiri dan dia putrimu adalah adik tiriku dan aku tidak punya kewajiban untuk melakukan hal yang kamu inginkan" ucap Melodi dan membuat sang ayah langsung marah dan menamparnya
Plak,,,,
Melodi terdiam saat tahu sang ayah menamparnya bukannya merasa bersalah ataupun kesakitan justru dia malah tersenyum dan menatap tajam ke arah ayahnya
"Sepertinya ayah tidak berubah sama sekali,, ayah masih sama seperti 7 tahun yang lalu menampar ku hanya karena wanita itu" ucap Melodi sambil menunjuk wanita paruh baya itu yang merupakan ibu tirinya.
"Beraninya kamu!!!" Ucap sang ayah yang ingin menampar Melodi lagi tapi langsung dihentikan oleh istrinya
"Cukup sayang,, jangan membuang tenagamu untuk hal ini"
"Kenapa??? Bukankah seharusnya kamu senang karena ayahku sendiri telah menampar putri kandungnya hanya untuk putri orang lain"
"Cukup Melodi!! Kami mengundang kamu pulang bukan untuk berdebat seperti ini.. Ingat kondisi ayahmu sudah tua akan sangat berbahaya jika kamu bersikap seperti ini"
Melodi yang sudah terlanjur kecewa dengan sikap ayahnya membuatnya menjadi pribadi yang dingin dan juga cuek.
"Aku tidak peduli dan aku tidak akan pernah menikah demi keinginan putri mu itu" ucap Melodi dengan badasnya lalu pergi dari rumah itu dengan perasaan yang sangat kecewa dan marah.
Sampai di dalam mobil dia langsung melupakan kemarahannya dan berteriak dengan kencang
"Haaaaaaa,, kenapa?? Kenapa??"
"Dulu ayah berjanji untuk melindungiku dan ibu, tapi kenapa ayah mengingkarinya??" Ucap Melodi dengan marah dan juga menangis.
Melodi awalnya adalah putri tunggal di keluarganya dan dia adalah satu-satunya kebahagiaan yang ada tapi semuanya hilang ketika sang ibu tiada karena kecelakaan mobil saat Melodi duduk di bangku SMA kelas 3. Saat itu Melodi begitu terpukul karena kepergian ibunya dan dukungan terbesar hanya tersisa dari sang ayah tapi satu tahun setelah ibunya tiada dan saat Melodi baru masuk bangku kuliah sang ayah malah menikah lagi.
Hal yang paling menyakitkan baginya adalah saat dia tahu ibu tirinya adalah sahabat baik dari ibunya sendiri ditambah dia juga membawa seorang anak yang masih duduk di bangku SMA kelas 3 dan hanya satu tahun lebih muda darinya yaitu Vika.
Kekecewaan bertambah saat tahu jika sang ayah telah menjalin hubungan dengan ibu tirinya saat sang ibu masih hidup dan hal itu membuat Melodi kecewa dan benci dengan sang ayah yang merupakan dukungan terbesarnya sehingga dia memutuskan untuk hidup mandiri dan berhasil mendapatkan beasiswa saat kuliah dan bekerja part time untuk menghidupi dirinya.
Walaupun ibu tirinya sangat baik kepadanya tapi itu tidak ada gunanya karena dia sudah menganggap jika ibu tirinya sebagai seorang yang jahat karena tidak ada wanita baik-baik yang akan mau bersama dengan seorang pria yang sudah memiliki keluarga.
Jika dia terus mengingat masa lalu maka Melodi akan sangat menderita karena mengingat kecelakaan yang menewaskan sang ibu dan membuat dia menjadi seorang anak piatu disaat mentalnya masih labil dan membutuhkan dukungan seorang ibu.
Namun untungnya saat ini dia telah berhasil mandiri dan tidak memerlukan bantuan siapapun dalam mengurus hidupnya, yang mana di usianya yang memasuki usia siap untuk menikah dia lebih memilih fokus pada karirnya yaitu sebagai desainer grafis.
Melodi juga sudah mandiri dengan hidup sendiri selama 7 tahun belakangan ini tanpa tergantung pada ayahnya dan dia juga berusaha untuk menutup semua hubungan dengan sang ayah dan juga ibu tirinya termasuk adik tirinya.
Hal itulah yang menyebabkan dia menjadi memberontak saat di suruh menikah oleh sang ayah karena Melodi merasa jika dirinya tidak punya kewajiban untuk melakukan hal yang tidak dia suka terutama berhubungan dengan keluarganya. Kedatangannya hari ini juga sebenarnya karena paksaan dari adik tirinya yaitu Vika yang mengatakan jika sang ayah sangat merindukan sang kakak dan ingin bertemu tapi mengetahui kebenarannya membuat Melodi semakin jijik dan membenci saudari sambungnya itu.
Saat Melodi hendak kembali ke kantornya tiba-tiba dia mendapatkan telepon dari Vika, awalnya dia menolaknya tapi Vika terus menghubunginya jadi dia tidak punya pilihan selain menjawab telepon itu. Namun dia mendapatkan berita yang begitu mengejutkan dan membuat dia langsung menancap gas dan pergi entah kemana....
Bersambung.
..."Pernahkah kalian berada pada situasi yang sulit untuk menolak tapi jika dipaksa juga membuat kalian menderita??"...
...*...
...*...
...*...
"Kak,, cepat datang ke rumah sakit sekarang!! Ayah pingsan" ucap Vika di telepon
Mendengar kabar itu tanpa memikirkan apapun Melodi langsung tancap gas dan pergi ke rumah sakit untuk melihat kondisi sang ayah. Walaupun rasa sakit dan benci yang dimiliki oleh nya kepada sang ayah tapi di dalam hatinya dia tidak pernah mau hal yang buruk terjadi kepada sang ayah. Jadi saat tahu sang ayah pingsan membuat Melodi jadi sangat khawatir dengan kesehatan sang ayah.
Sesampainya dia di rumah sakit, dia langsung bertemu dengan ibu tirinya yang duduk menangis di depan ruangan UGD
"Bagaimana kondisi ayahku??" Tanya Melodi kepada ibu tirinya itu
"Ayahmu tadi pingsan dan tidak sadarkan diri jadi ibu langsung menelepon ambulans dan membawanya ke sini,, sekarang Vika sedang berada di dalam untuk menangani ayahmu"
Melodi meremas tangannya karena merasa sangat takut jika terjadi sesuatu yang buruk kepada ayahnya karena baru tadi dia berbicara dengan ayahnya dengan perkataan yang sangat kasar dan dia mengira jika semua ini terjadi karena dirinya.
Dia mencoba untuk tidak menangis karena tidak mau terlihat lemah di depan orang lain terutama ibu tirinya, dia berjalan bolak balik di depan ruangan UGD karena tidak tenang dengan keadaan dari sang ayah di dalam.
Beberapa menit kemudian Vika keluar dari ruangan UGD dan dengan cepat Melodi langsung menghampirinya
"Apa yang terjadi pada ayahku??" Tanya Melodi dengan nada khawatir
"Untungnya ibu segera membawa ayah ke rumah sakit jika terlambat sedikit saja mungkin ayah akan mengalami stroke karena tekanan darahnya yang terlalu tinggi karena guncangan yang terlalu hebat"
"Lalu bagaimana kondisinya sekarang??"
"Emmm ayah baik-baik saja, perawatan beberapa hari di rumah sakit pasti akan membuat dia pulih kembali"
Melodi langsung lega karena mengetahui jika sang ayah sudah baik-baik saja
"Kalau begitu apakah aku bisa menemuinya??"
"Maaf kak, tapi ayah tidak ingin bertemu dengan kakak dan aku juga tidak bisa memaksanya bertemu dengan kakak karena dapat mempengaruhi kondisinya jika terlalu dipaksa"
Mendengar hal itu membuat Melodi menjadi sedih dan kecewa karena sang ayah benar-benar tidak mau menemuinya karena ucapannya tadi di rumah.
"Kalau begitu aku akan menunggu di depan ruangan UGD saja"
"Baiklah kak, kalau begitu aku masuk dulu dengan ibu"
Melodi hanya bisa melihat Vika dan ibu tirinya masuk ke dalam ruangan UGD sedangkan dia hanya bisa menunggu di depan dan berharap sang ayah mau bertemu dengannya.
Satu jam,,,,
Dua jam,,,,
Tiga jam kemudian Melodi masih setia menunggu di depan ruangan UGD tanpa pergi dari sana walaupun sejak tadi sudah banyak panggilan masuk dari kantor tempatnya bekerja yang ingin Melodi segera datang ke kantor tapi di abaikan olehnya.
Saat itu dia melihat Vika yang keluar dari ruangan UGD dan dengan cepat Viona langsung berlari menghampirinya
"Apa ayah sudah mau bertemu dengan ku??"
"Maaf kak, tapi ayah tetap tidak mau bertemu dengan kakak jadi sebaiknya kakak pulang saja dari pada menunggu tidak pasti di sini"
"Tapi,,," ucap Melodi yang tidak jadi karena Vika memilih pergi meninggalkan Melodi sendiri di sana.
Rasa kecewa dan sedih menjadi satu saat ini karena dia yang merupakan putri kandungnya malah tidak bisa masuk untuk bertemu dengan ayahnya sendiri dibandingkan dengan orang lain.
Karena tidak mendapatkan ijin untuk masuk maka Melodi memutuskan untuk pulang dan kembali lagi besok dan mencoba siapa tahu sang ayah sudah mau bertemu dengannya.
Sesampainya di apartemennya dia langsung mendapatkan banyak pesan masuk dari timnya di kantor yang mengatakan jika besok ada rapat penting yang harus dia hadir karena dia adalah ketua tim. Melodi menjadi sangat bingung untuk datang ke kantor atau pergi ke rumah sakit, tapi jika dia tidak datang ke kantor maka bosnya akan marah kepadanya karena sudah lalai dalam tanggung jawab sebagai ketua tim jadi Melodi memutuskan untuk datang ke kantor lalu setelah baru pergi ke rumah sakit menjenguk sang ayah.
Keesokan harinya di kantor dia langsung ditimpa banyak pertanyaan dari anak buahnya
"Bu ketua kenapa ibu kemarin tidak mengangkat telepon saya??" Ucap salah satu anak buahnya yang bernama Mita
"Maaf tapi kemarin saya ada urusan penting,, sebenarnya ada pertemuan apa hari ini??"
"Apa ibu tidak membuka email yang saya kirimkan tadi malam??"
"Tidak,, saya terlalu lelah jadi tidak membukanya"
"Baiklah kalau begitu saya akan menjelaskan singkat pada ibu,, hari ini kita ada meeting dengan klien dari perusahaan minuman Soda yang ingin bekerja sama dalam membuat logo untuk produk terbaru mereka"
"Apa kamu sudah mengetahui latar belakang perusahaan mereka??"
"Mereka adalah salah satu perusahaan minuman yang terkenal di Indonesia dan banyak produk nya yang diterima dengan baik di masyarakat karena mereka mengambil produk yang lumayan terjangkau untuk kalangan masyarakat dari bawah hingga atas"
"Lalu produk terbaru mereka apa yang berbeda dari produk lainnya??"
"Produk terbaru mereka adalah minuman soda kalengan yang di tunjukkan untuk golongan pemuda hingga orang dewasa dengan komposisi buah-buahan yang menyegarkan"
"Okeh saya mengerti, kalian semua bersiap untuk menyambut klien di ruang meeting dengan draft desain yang yang sudah kalian siapakan"
"Baik bu" ucap semua anggota timnya
Walaupun informasi yang dia dapatkan mendadak tapi dengan kemampuan dia bisa menyusun konsep yang sesuai dengan keinginan yang dibutuhkan oleh klien jadi posisinya sebagai ketua tim design tidak pernah diragukan lagi.
Melodi dengan kemampuan bicara yang begitu baik dapat meyakinkan klien untuk dapat bekerja sama dengan perusahaannya dalam proyek minuman itu dan tanpa merasa kesulitan sedikitpun dia langsung berhasil mendapatkan klien besar itu.
"Jadi dari informasi yang sudah saya kumpulkan mengenai produk terbaru yang akan anda luncurkan kami memiliki beberapa konsep yang sesuai dengan design kemasan minuman soda tersebut dan kami yakin anda pasti akan suka"
"Semua design ini sangat menarik tapi masih belum sesuai dengan produk yang akan kami launching kan,, produk kami selalu menjadi yang terbaik di pasaran tapi kami ingin menciptakan suatu kesan yang berbeda saat mereka meminum minuman soda yang kami produksi"
Melihat klien nya yang terlihat ragu dengan beberapa konsep design yang sudah diberikan, maka sudah saatnya dia mengeluarkan kemampuan berbicaranya.
"Maafkan kami atas ketidakpuasan yang anda rasakan, mendengar semua yang anda jelaskan maka saya memikirkan satu ide untuk menciptakan design kemasan yang simpel tapi terlihat menggoda dan disaat meminum minuman soda itu para konsumen akan sangat puas. Yang mana dengan menekankan pada varian setiap rasa maka hal itu akan menarik bagi para konsumen seperti membuat design yang terlihat lebih realistis pada rasa buah-buahan"
Dengan kemampuan yang di miliki oleh Melodi berhasil membuat kliennya merasa sangat senang dan puas dengan konsep yang diberikan
"Konsep yang sangat bagus,, kami merasa design itu sangat sesuai dengan produk terbaru kami"
"Kami sangat senang jika anda menyukai konsep yang kami tawarkan dan kami harap karja sama ini berjalan dengan lancar"
Akhirnya klien tersebut berhasil didapat oleh Melodi dan membuat semua anggota tim bertepuk tangan dengan bangga karena memiliki ketua tim yang begitu hebat.
"Wahhhh ibu ketua sangat hebat,"
"Tentu saja,, aku tidak akan membiarkan siapapun merasa kecewa dengan usaha ku"
"Maaf bu Melodi,, Pak Alex memanggil anda untuk datang ke ruangannya" ucap salah satu pegawai yang ingin Melodi datang ke kantor CEO.
"Baiklah,, saya akan segera ke sana"
Viona langsung datang ke ruangan CEO untuk menemui bosnya
"Permisi pak,," ucap Melodi sambil mengetuk pintu yang tidak tertutup.
Napak seorang pria muda yang begitu tampan dengan memakai jas sedang duduk sambil membaca beberapa berkas, pria muda itu ternyata tidak lain adalah bos dari Viona.
"Melodi,, masuklah"
"Baik pak,,"
"Ada apa bapak memanggil saya??"
"Duduklah,, saya sudah membaca pencapaianmu dalam bulan ini dan tim design memberikan kontribusi yang sangat memuaskan dan hal itu perlu di apresiasi"
"Semua itu kerja keras dari semua karyawan pak,,"
"Saya tahu, tapi itu semua juga berkat kemampuan yang kamu miliki dalam memimpin mereka dan saya sangat bangga"
Terlihat jika bos Melodi sangat baik kepadanya dan tergolong pada pria idaman karena di usia muda sudah bisa menjadi CEO yang begitu sukses.
"Tidak mungin bapak memanggil saya hanya untuk mengatakan hal ini kan??"
"Iya hanya kamu yang bisa mengerti saya,, jadi saya memanggil mu kesini selain ingin memberikan bonus pada tim design tapi juga ingin mengatakan jika perusahaan kita akan terlihat dalam kegiatan seminar di salah satu kampus dan saya ingin kamu yang mewakili perusahaan kita sebagai narasumber"
"Tapi pak,, bukankah masih ada tim-tim yang lain yang dapat mewakili perusahaan kita??"
"Iya kamu benar, tapi pihak kampus ingin narasumber tentang pengusaha sukses jadi saya rasa kamu sesuai dengan seminar itu"
"Tapi pak,,,"
"Saya ingin kamu memikirkannya dulu sebelum menolaknya,, lagi pula ini adalah kesempatan bagus untuk menunjukan keunggulan dari perusahaan kita diantara perusahaan lainnya"
Melodi tidak punya pilihan selain menyetujui keinginan bosnya itu
"Baik pak akan saya pertimbangkan"
"Baiklah,, ingat seminar itu tiga minggu lagi jadi jangan lupa mengabari saya jika kamu setuju untuk kesana"
Melodi keluar dengan wajah yang sangat lelah karena sejak kemarin banyak hal yang sudah terjadi di tambah hari ini yang begitu melelahkan membuatnya ingin sekali duduk dan bersantai sambil meminum segelas kopi. Tapi dia baru teringat jika dia harus ke rumah sakit untuk menjenguk sang ayah, jadi dia tidak punya waktu untuk dirinya sendiri.
Bersambung
"Ayah, benar-benar ingin aku melakukan hal itu??" Tanya Melodi kepada sang ayah di ruangan rawat
"Iya Ayah yakin"
...----------------...
Beberapa jam sebelumnya Melodi langsung pergi dari Kantor setelah menyelesaikan semua pekerjaannya, saat sampai di rumah sakit dia tidak sengaja bertabrakan dengan seorang pemuda hingga membuat minuman yang dibawa oleh pemuda itu tumpah dan mengotori pakaian Melodi.
"Awww,, apa yang kau lakukan??" Ucap Melodi sambil mengelap bajunya yang kotor karena minuman itu
"Maaf,, maaf gue tidak sengaja" ucap pemuda itu
"Ahisss kenapa ada saja masalah setiap hari,, lain kali tolong lihat-lihat saat jalan" ucap Melodi yang hendak pergi tapi langsung di tahan oleh pemuda itu.
"Tunggu!!!"
"Apa lagi??"
"Lo ingin pergi sebelum mengganti rugi untuk minuman yang lo jatuhkan??"
"What!!! Kamu ingin saya ganti rugi??"
"Haahh apa kamu tidak melihat pakaian saya kotor karena minuman mu jadi bukankah seharusnya kamu yang memberikan ganti rugi??"
"Iya gue melihatnya tapi kecelakaan ini kesalahan kita berdua jadi gue tidak sepenuhnya salah, dan minuman ini harus lo ganti rugi karena stok di sini sudah habis dan lo harus membelikan di luar"
"Dasar pemuda aneh,," ucap Melodi lalu meninggal pemuda itu dengan perasaan kesal.
Melodi langsung membersihkan pakaian yang kotor sebelum bertemu dengan ayahnya tapi karna warna minuman itu sulit di hilangkan sehingga meninggalkan noda yang sangat jelas.
"Bagaimana ini tidak mungkin aku menemui ayah dengan pakai seperti ini tapi jika aku tidak menemuinya sekarang pasti akan sulit mencari waktu lain" gumam Melodi pada dirinya sendiri
Karena tidak ada pilihan dia terpaksa menemui ayahnya dengan kondisi seperti itu, dia berdiri di depan ruang rawat milik ayahnya dan gugup untuk masuk ke dalam.
Saat hendak membuka pintu, tiba-tiba Vika keluar dari ruang rawat dan melihat Melodi yang terlihat takut untuk masuk ke dalam
"Masuklah,, ayah ingin bicara denganmu"
"Emm"
Saat Melodi hendak masuk, tiba-tiba Vika mengatakan sesuatu kepadanya
"Kak Melodi,,," ucap Vika dan Melodi langsung berhenti
"Ada apa??"
"Aku hanya ingin memberitahu jika kondisi ayah sangat mengkhawatirkan, jadi ayah tidak boleh terkena tekanan yang terlalu tinggi untuk ke-dua kalinya karena akan berakibat fatal sehingga nanti saat kakak berbicara dengannya tolong kakak bisa lebih mengalah"
Setelah mendengar hal itu Melodi masuk ke dalam dan melihat sang ayah sedang makan buah sambil di suapi oleh Ibu tirinya,
"Ayah,, apa ayah baik-baik saja??"
"Kamu lihat,, apa ayah baik-baik saja setelah apa yang kamu lakukan kemarin??"
"aku merasa tidak melakukan kesalahan apapun kemarin" ucap Melodi dan membuat sang ayah kembali marah
"Kamu!!!"
"Tenang sayang, jangan terlalu emosi nanti tekanan darahmu naik lagi" ucap ibu tirinya yang berusaha menenangkan situasi disana.
Melodi yang melihat reaksi ayahnya langsung panik karena takut sang ayah sakit lagi.
"Melodi, apa tidak bisa sekali saja kamu menuruti keinginan dari ayah mu??" Ucap ibu tirinya dan membuat Melodi tidak bisa menjawab.
"Ayah,, aku tidak mau ayah seperti ini!"
"Jika kamu tidak mau melihat ayah seperti ini maka menikahlah dan berikan kemudahan kepada adikmu"
Sekali lagi perkataan sang ayah benar-benar menyakiti perasaan Melodi karena lebih mengutamakan anak angkatnya dari pada anak kandungnya sendiri.
"ayah,, aku sudah dewasa dan aku bisa menentukan kapan dan siapa pasangan ku nanti dan itu bukan saat ini"
"Lalu kamu mau membiarkan adikmu Vika menunggu lama untuk menikah??"
"Aku tidak ada melarang Vika untuk menikah,, aku membiarkan dia menikah dengan siapapun tapi jangan ganggu kehidupan ku yang sudah tenang selama ini"
Melodi berusaha untuk menjelaskan jika dirinya tidak bisa di perlakukan seperti anak kecil lagi yang harus mengikuti semua keinginan dari orang tuanya, apalagi dengan sifatnya selama ini maka sangat tidak mungkin dialkukan oleh Melodi.
"Bagaimana bisa dia menikah sedangkan kakaknya belum menikah?? Apa kamu lupa dengan tradisi keluarga kita yaitu dilarang keras untuk melangkahi kakak pertama dalam menikah??"
"Aku ingat ayah, bahkan ingat dengan sangat jelas jika seorang adik tidak bisa melangkahi kakaknya saat menikah. Tapi yang aku ingat jika tradisi itu hanya untuk saudara kandung dan bukan tiri"
Mendengar ucapan dari Melodi membuat sang ayah sangat marah hingga melemparkan piring yang berisi buah ke lantai.
"Kamu ini benar-benar anak yang tidak tahu diri,, bagaimana bisa ayah memiliki anak seperti mu??" Ucap sang ayah dengan marah dna Melodi hanya diam mendengar semua itu karena dia tahu semakin dia berbicara maka dia akan semakin salah di mata ayahnya.
"Jadi kamu menolak permintaan ayah??"
"Emm aku menolaknya karena aku sudah dewasa dan bisa menentukan sendiri hidupku"
"Kalau begitu,, kamu bukan putriku lagi maka jangan gunakan lagi nama Kartajaya di belakang namamu. Ayah akan menganggap kamu sudah tiada"
Melodi diam membeku saat sang ayah tega mengatakan hal seperti itu kepada putrinya sendiri tanpa memikirkan perasaannya, di saat itu Melodi berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh walaupun sebenarnya di dalam hatinya benar-benar sakit dan kecewa
"Apa ayah tahu,, ayah sudah kehilangan putri ayah sejak tujuh tahun lalu dan ayah tidak pernah ada untukku tapi hari ini ayah mengatakan kepadaku jika aku harus pergi sedangkan aku sudah lama mati"
Kesedihan yang begitu besar di rasakan oleh Melodi karena dia sudah berjuang sendiri selama ini tapi tidak pernah mendapatkan perhatian dan dukungan dari sang ayah.
Sementara itu sang ayah yang marah langsung membuat kondisinya kembali drop dan membuatnya hilang kesadaran dan pingsan lagi
"Sayang,,, sayang bangun!!!"
"Dokter!!! Dokter!!!"
Melodi yang melihat sang ayah kembali drop karena dirinya langsung ketakutan dan tidak bisa menahan ketakutannya hingga dia gemetar dan tidak bisa melakukan apapun selain melihat para dokter yang berusaha menyelamatkan sang ayah
"Apa yang kamu lakukan?? Bukankah sudah aku katakan jika tidak boleh memberikan tekanan yang terlalu tinggi pada ayah!!" Ucap Vika yang baru masuk dan langsung mendorong Melodi ke belakang untuk menjauh dari ayahnya.
Melodi terus melihat para dokter yang berusaha menyelamatkan sang ayah, dia benar-benar menyesal telah mengatakan hal itu. Jika terjadi sesuatu kepada ayahnya maka Melodi tidak akan bisa memaafkan dirinya.
"Dokter tolong selamatkan suami saya!! Vika tolong selamatkan ayahmu hiks, hiks"
"Ibu tenang saja, Vika akan berusaha untuk menyelamatkan ayah. Sekarang lebih baik ibu menunggu di luar dan kamu juga keluar!!"
Melodi tidak mendengarkan perkataan Vika dan tetap fokus memperhatikan sang ayah yang tidak sadarkan diri.
"Kak Melodi apa kamu mendengarkan ku?? Aku bilang tunggu diluar!!"
"Vika,,, kakak mohon selamatkan ayah. Kakak janji akan menuruti semua keinginannya tanpa membantah hiks,, hiks"
"Tanpa kakak mengatakan hal itu aku pasti akan menyelamatkan ayah"
Melodi di paksa untuk keluar agar tidak menggangu dokter dalam memberikan perawatan kepada pasien, dan Melodi hanya bisa menunggu diluar dengan tangan yang gemetar karena dia benar-benar takut dengan kondisi sang ayah.
20 menit kemudian Vika keluar dari ruang rawat dan langsung menemui Ibunya
"Bagaimana kondisi ayahmu?? Apa dia baik-baik saja??"
"Emm iya ayah baik-baik saja, tapi tekanan yang tinggi sekali lagi pasti akan membuat dia terkena stroke atau bahkan lebih parah adalah kematian"
"Syukurlah jika ayahmu baik-baik saja"
"Vika,,, apa aku bisa menemui ayah??"
"Untuk apa?? Apa kamu ingin membuat dia kembali drop??"
"Tidak,, tidak. Aku tidak akan melakukannya aku hanya ingin melihat kondisinya"
Vika yang melihat sang kakak begitu ingin melihat sang ayah langsung memberikan ijin, dan saat Melodi masuk dia melihat ayahnya yang sedang terbaring tidak sadar dengan alat batu pernapasan.
"Hiks,, hiks, hiks. Maafkan Melodi ayah karena sudah membuat ayah seperti ini" ucap Viona sambil menggenggam tangan sang ayah dengan erat.
"Me,, lodi,," panggil sang ayah saat sadar dengan suara yang masih tidak terlalu jelas
"Ayah,,, ayah ini Melodi"
Melodi menggenggam tangan sang ayah sambil terus menciumnya karena bahagia sang ayah sudah sadar.
"Sayang,,,, menikahlah,,"
"Emmm iya Melodi akan menikah sesuai dengan keinginan ayah" ucap Melodi yang tidak ingin hal buruk terjadi lagi pada sang ayah maka selagi dia ada kesempatan maka dia akan melakukan semua yang dia mampu lakukan bahkan menikah sekalipun.
Beberapa hari setelah itu kondisi sang ayah sudah membaik dan Melodi juga sudah diterima dengan sangat baik setelah keputusan yang diambil olehnya kemarin dan hal itu ternyata menjadi obat yang paling mujarab untuk kesembuhan sang ayah.
Di rumah sakit Melodi menyuapi sang ayah dengan bahagia dan dia berusaha melupakan masa lalu dan fokus pada kesehatan ayahnya kini walaupun harus merelakan kebebasan dan kebahagiaannya tapi itu tidak berarti dari pada sang ayah.
"Melodi,,,"
"Iya ayah ada apa??"
"Apa kamu benar-benar serius dengan perkataan mu kemarin??"
"Emmm iya ayah aku serius"
"Ayah senang mendengarnya,,"
"Ayah, benar-benar ingin aku melakukan hal itu??" Tanya Melodi kepada sang ayah di ruangan rawat
"Iya Ayah yakin"
Melihat senyuman yang begitu cerah di wajah sang ayah membuat Melodi tidak bisa merubah keputusannya dan harus bersiap untuk menikah.
"Tapi ayah,, Melodi masih belum ada calon suami jadi tidak mungkin aku menikah sekarang"
"Ayah tahu,, tapi kamu tidak usah khawatir karena ayah sudah menyiapkan calon suami yang sesuai denganmu dan kamu hanya perlu menikah saja nanti".
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!