Sibling Love
Series 1: Prolog
Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan juga kekerasan.
Jika ada kesamaan tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Illustrasi dapat ditemukan melalui media internet dsb.
Di mohon pengertiannya untuk lebih bijak dalam membaca, apabila terjadi copyright akan di tindak tegas oleh penulis.
Beberapa kisah memang sebaiknya tidak pernah diceritakan.
Kamu mungkin tidak akan siap, membaca dan mendengarkan cerita kisah ini.
Ada hal gila, yang membuatku berpikir hingga ribuan kali.
Nyata bagiku, namun tidaklah nyata untuk sebagian orang.
Malam itu, aku melihat dan mendengarkan seekor Singa yang sangat gagah berbicara padaku di tepi laut.
"Meski kamu berjalan dengan anggun, raunganmu sangatlah kuat."
"Kamu, sama seperti Singa dengan kekuatan hidup yang hebat."
"Mampu memberi kehidupan, sadar akan teritorial, sangat setia dan juga bijak."
Sampai akhirnya aku terbangun begitu saja dari mimpiku dengan penuh tanda tanya dibenakku.
Apa arti dari mimpi tersebut?
Lalu mengapa seekor Singa bisa datang dan berbicara padaku?
Apa iti hanya sekedar mimpi biasa?
Semua pilihan, berada ditanganmu.
Baca dan ingatlah semua ceritaku, maka kamu akan menemukan jawabannya.
Dan.. Hai, apakah kamu tau siapa aku?
Jika tidak, akam ku beri tau.
Karena segalanya, dimulai dari sini.
Arlenne, remaja cantik berusia 17 tahun ini tengah berlari kecil menuruni anak tangga dengan senyum manis diwajahnya.
Senyum itu muncul begitu saja ketika Ia melihat wajah Chen, sosok Ayah yang sangat Ia sayangi di pagi hari yang cerah ini.
Arlenne
Hari ini Ayah mau sarapan apa?
Tanya Arlenne bertubi-tubi pada Ayahnya sembari melilitkan tali celemek di pinggang rampingnya.
Arlenne
Oh, oke. Sebentar yah.
Arlenne menghampiri dan duduk di samping Ayahnya.
Arlenne
Ayah butuh sesuatu?
Chen tersenyum menggelengkan kepalanya.
Chen
El, kamu ini, selalu saja seperti itu..
Satu tangannya terulur mengelus lembut surai rambut anaknya.
Chen
Maaf kalau Ayah selalu membebani kamu, ya?
Arlenne
Ihh, Ayah ngomong apa sih?
Arlenne
Jangan ngomong gitu dong.
Arlenne
Aku anak Ayah satu-satunya, harusnya aku yang minta maaf karena ngerepotin Ayah terus.
Chen
Kamu ini gadis kecil kesayangan Ayah, El.
Chen
Jadi.. Ayah boleh memohon? Tolong jangan paksakan diri kamu untuk bekerja keras lagi diluar sana.
Arlenne menatap bingung Ayahnya.
Chen
Itu bukan tugas kamu.
Arlenne
Ayah lagi kemapa sih?
Chen
Mulai hari ini, Ayah ingin kamu berhenti berkerja.
Arlenne
Aku udah 1 tahun kerja disana untuk membiayai sekolah aku sendiri dan juga untuk kehidupan kita sehari-hari.
Arlenne
Aku engga keberatan kok, Yah.
Arlenne
Apa alasan Ayah ngomong kaya gini ke aku?
Chen memberikan sebuah buku tabungan dari bank ternama di China.
Arlenne mengecek jumlah tabungan yang tak bisa disebutkan lagi berapa angkanya.
Arlenne
Semua uang ini punya siapa?
Arlenne
Bukan punya kita kan?
Arlenne kembali ke halaman utama.
Chen
Semua uang itu milik kamu.
Arlenne
Aku ga pernah punya uang sebanyak ini.
Arlenne
Gaji aku setahun juga ga mungkin sebanyak ini.
Chen
Dan terus akan bertambah setiap tahunnya.
Chen
Ayah sengaja menaruh semuanya untuk masa depan kamu suatu hari nanti.
Chen
Walaupun, sepertinya tidak akan berpengaruh besar bagi kamu.
Arlenne
Ayah, dari mana asalnya?
Chen
Cukup kamu terima saja uang itu, ya?
Chen
Ayah tidak pernah menyentuhnya sama sekali.
Arlenne
Tunggu, Yah, aku masih belum paham.
Arlenne menaruh buku itu di atas meja dan berdiri menghadap jendela sambil memijat keningnya.
Arlenne
Aku mimpi apa lagi kali ini?
Arlenne
Kemarin bicara dengan Singa aneh.
Arlenne
Kenapa sekarang mendadak jadi billionaire kaya gini sih?
Arlenne
Ck, siapa sih yang datang disaat keadaan lagi membingungkan kaya gini?
Arlenne melangkah menuju pintu masuk.
Arlenne menatap kedua tamu yang tengah tersenyum ke arahnya.
Chen
Tuan dan Nyonya Kim, silahkan masuk.
Sahut Chen yang datang menyusul sambil menjabat tangan kedua tamunya.
Arlenne
[.. Tuan dan Nyonya Kim?..]
Juno memeluk Chen dengan hangat layaknya saudara.
Chen
Ya seperti yang kau lihat saat ini, bagaimana denganmu, Jun?
Chen
Baguslah kalau begitu, mari kita duduk didalam.
Arlenne
Ehm.. Kalau begitu aku siapkan minuman dulu ya.
Arlenne
Silahkan, Om dan Tante.
Arlenne pun mempersilahkan kedua tamu itu masuk.
15 menit sudah berlalu, kini Arlenne harus duduk di antara ketiganya.
Senmi
Lebih cantik dari yang di foto ya, Pah?
Arlenne
Hehe Om Tante bisa aja.
Senmi
Kami berdua serius loh, kamu lebih cantik dilihat secara langsung.
Arlenne
Duh, makasih tante. ☺️
Senmi
Sama-sama, berapa usia kamu, Nak?
Arlenne
Aku masih 17 tahun, Tan.
Senmi
Iya pas, kami sudah mendekorasi kamar khusus untuk kamu, selera gadis remaja, semoga kamu suka ya.
Senmi
Kenapa? Bukannya kamu sudah paham situasi kita saat ini? Kan?
Jawab Senmi melirik suaminya kebingungan.
Chen
Aku belum membicarakan apapun pada Arlenne.
Senmi
Loh? Jadi dia belum mengetahui apapun?
Arlenne
Apa yang aku belum tau?
Chen menundukkan kepalanya.
Chen
Sama seperti yang Ayah katakan sebelumnya, El.
Chen
Berhenti bekerja keras untuk menghidupi kita berdua.
Chen
Ayah ingin kamu hidup dengan nyaman, sama seperti para remaja lainnya.
Chen
Uang yang tadi ayah tunjukkan, gunakan sebaik mungkin untuk kehidupan kamu nanti.
Chen
Tetaplah jadi anak yang sederhana dengan semua kelebihan yang kamu miliki.
Chen
Ayah selalu mendidik kamu seperti itu, bukan?
Chen
Kamu tidak pernah menggilai posisi dan materi.
Chen
Dan Ayah harap seterusnya akan tetap seperti itu.
Arlenne
Ayah ngomong apa lagi sih kali ini?
Arlenne dilanda kebingungan.
Chen
Ayah terpaksa, harus menyerahkan hak asuh kamu pada Tuan dan Nyonya Kim.
Jantung Arlenne berpacu dengan cepat, memikirkan apa maksud dari semua kalimat yang dilontarkan sang Ayah.
Juno
Benar, Chen, uang juga sudah kami serahkan satu minggu yang lalu, semua dokumen sudah kami urus, mari selesaikan semuanya hari ini.
Arlenne
Menukar hak asuh aku dengan uang?
Seketika, matanya memerah, namun airmatanya masih tertahan disana.
Arlenne
Maksudnya, Ayah jual raga aku, ke mereka berdua?
Chen semakin mengalihkan pandangannya.
Hal itu semakin membuat Arlenne yakin, bahwa semuanya.. nyata.
Arlenne
Aku? Di jual ke kalian?
Tanya Arlenne pada Senmi dan Juno.
Chen
Ini semua demi kebaikan kamu, El.
Chen memotong kalimat Senmi.
Chen
Ayah sudah tidak sanggup hidup dengan kamu lagi.
Arlenne
Aku sekolah.. Dengan biaya aku sendiri.
Arlenne
Aku kerja juga untuk kita.. Aku berusaha mencukupi segala kebutuhan keluarga kita, Yah.
Arlenne
Lagipula aku ga mau menyusahkan Ayah, aku paham ekonomi keluarga kita yang cukup sederhana ini.
Arlenne
Aku salah apa sih?
Arlenne
Kesalahan apa yang aku perbuat sampai Ayah ga mau hidup sama aku lagi?
Arlenne
Berapa nominal yang mereka serahkan ke Ayah?
Juno
Arlenne, mohon dengarkan penjelasan Ayahmu dulu.
Arlenne menyerahkan buku tabungan miliknya tadi pada Juno dan Senmi.
Lagipula Ia tak pernah merasa bahwa semua uang itu adalah miliknya, pikir Arlenne.
Arlenne
Om, Tante, uang itu saya kembalikan berapapun nominal, jika kurang akan saya tambahkan nanti semampu saya.
Arlenne
Silahkan ambil dan pergi dari sini.
Arlenne
Pintu keluar ada disana, ingin saya bukakan?
Arlenne melangkah ke arah pintu keluar dan segera membukanya.
Chen
Arlenne, perhatikan perilaku kamu, Nak.
Arlenne
Om, Tante, silahkan.
Senmi dan Juno hanya bisa saling menatap.
Arlenne
Ah maaf, maksud saya, Tuan dan Nyonya Kim?
Arlenne
Silahkan keluar dari rumah ini.
Arlenne
Kami tidak membuka bisnis perdagangan manusia.
Bentar Chen membuat Arlenne terdiam memalingkan wajah.
Keheningan kembali melanda walau hanya beberapa saat.
Chen
Ayah mohon, jangan seperti ini.
Arlenne
Terus Ayah mau aku kaya gimana?
Arlenne
Ohh yaa, boleh kok Om dan Tente, aku mau dijual, silahkan bawa aja raga aku~
Chen
Ayah tidak menjual kamu.
Chen
Hanya menyerahkan hak asuh..
Arlenne
Tapi ditukar dengan uang.
Arlenne
Terus apa bedanya?
Arlenne
Kalau Ayah memang butuh uang, Ayah bisa pakai uang aku yang selalu ini Ayah simpan.
Arlenne
Uang aku uang Ayah juga kok.
Chen
Itu hal yang berbeda.
Arlenne
Memangnya ada ya? Orang tua yang tega jual anaknya sendiri hanya demi uang?
Chen
Jaga bicara kamu, El.
Senmi
Chen.. Arlenne.. Sudah.. Jangan berdebat..
Melihat dan mendengarkan perdebatan itu dapat menimbulkan ketegangan bagi Senmi dan Juno.
Arlenne
Ini bukan urusan kalian.
Chen
Hormati mereka seperti orang tua kamu sendiri!
Sahut Chen yang tidak suka dengan perilaku putrinya yang tidak sopan.
Arlenne
Mereka berdua bukan orang tua aku!
Arlenne
Ayah orang tua aku!
Chen
Kita tidak terikat oleh darah!
Juno
Sudah, saya rasa lebih baik akhiri saja perdebatan kalian disini.
Juno
Arlenne sudah besar, memang sudah waktunya kamu tau dan menerima semua kenyataan yang ada.
Juno
Kalian berdua memang tidak memiliki ikatan darah sama sekali.
Arlenne
Aku.. Bukan anak kandung Ayah?
Raut wajah Arlenne berubah ketika Juno menganggukkan kepalanya.
Arlenne
Kalian mau bercanda sampai kapan?
Chen
Nak, ini memang sebuah kebohongan terbesar yang sudah Ayah pendam sejak dulu.
Chen
Namun, bagaimanapun juga kamu harus mengetahui kebenarannya.
Chen
Ayah bertemu dengan kamu ketika kamu masih bayi, seseorang menyerahkan kamu pada Ayah.
Jantung Arlenne berpacu semakin cepat.
Airmatanya sudah tidak bisa lagi terbendung.
Arlenne
Benar itu nama aku?
Senmi
Arlenne, tolong tenangkan diri kamu dulu ya..
Senmi melangkah memeluk Arlenne dengan tulus.
Arlenne
Ayah bilang "seseorang" menyerahkan aku, kan?
Arlenne
Terus aku harus gimana?!
Arlenne
Dari awal memang seharusnya aku ga lahir?!
Senmi
Arlenne, kamu tidak boleh bicara seperti itu sayang..
Arlenne
Orang tua aku ga mau aku hadir di hidup mereka, makanya mereka buang aku?
Arlenne
Terus Ayah gimana? Ayah sama seperti mereka?
Tatapan Arlenne pada Chen kini merupakan sebuah sayatan bagi Chen.
Chen
Ayah bahagia bisa bertemu dengan kamu di sepanjang hidup Ayah, El.
Chen
Ayah bahagia bisa mengangkat kamu sebagai anak ayah.
Chen
Selain kata maaf dan terimakasih, tidak ada lagi yang bisa Ayah ucapkan untuk kamu.. Ayah sangat bersyukur kamu bersedia menemani Ayah hingga saat ini.
Arlenne
But you don't want me anymore, Dad.
"Tapi kamu tidak menginginkan aku lagi, Yah."
Chen
El.. Tolong mengerti..
Juno
Semua bisa dimengerti, namun sulit untuk diterima.
Juno menghampiri Arlenne yang masih berada di pelukan istrinya.
Juno
Mulai sekarang, kami akan selalu berada disisi kamu, Arlenne.
Tangan kanan Juno terulur mengelus surai rambut Arlenne dengan lembut.
Emosi Arlenne meluap kembali.
Arlenne
Aku ga mau dijual ke kalian!
Arlenne
Bukan barang yang bisa di perjualbelikan!
Arlenne
Kalian ga punya hati ya?!
Senmi
Arlenne, kami mohon..
Arlenne
Aku ga akan mau ikut kalian!
Arlenne
Lebih baik aku hidup sendirian diluar sana! Aku yakin aku bisa!
Chen
Kamu harus ikut dengan mereka, El. Diluar sana tidak aman untuk gadis seperti kamu.
Chen
Ayah tau kamu tidak bisa menerima ini semua–
Arlenne melepaskan diri dari pelukan Senmu, Ia melangkah dan berdiri tepat dihadapan Chen.
Ia menatap dalam mata Ayahnya itu.
Arlenne
Memang, aku ga bisa terima ini semua.
Arlenne
Aku ga bisa terima kenyataan, bahwa pada dasarnya, aku ini memang terlahir dari keluarga yang tidak pernah menginginkan kehadiran aku sama sekali.
Arlenne
Puas Ayah bikin hati aku hancur dengan semua kebohongan ini?
Chen menundukkan kepalanya.
Arlenne
You're my first love, Dad.
"Kamu adalah cinta pertamaku, Yah."
Arlenne
Lelaki pertama yang sangat amat dicintai oleh seorang anak perempuannya, jelas adalah Ayahnya sendiri.
Arlenne
Tapi kenapa jalannya harus begini?
Arlenne
Ayah sayang aku, kan?
Chen menganggukkan kepalanya.
Suara lirih dari semua kalimat yang Arlenne lontarkan sudah cukup membuat Chen terduduk lemas tanpa berani menatap Arlenne.
Ia menekan dadanya sangat kuat, seolah akan ada sesuatu yang keluar dari dadanya.
Juno
Cukup, jangan bicara lagi.
Juno membekap hidung dan mulut Arlenne dengan sapu tangan yang sudah di bumbui obat bius.
Juno
Hanya itu cara supaya kita bisa membawa dia pulang.
Senmi
Tapi kalau begitu caranya, kita terlalu kejam, Juno.
Senmi
Seperti tindakan Illegal.
Juno
Sayang, anak ini sedang tidak bisa diajak berbicara dengan tenang.
Chen
Benar, Arlenne anak yang cukup keras kepala..
Keduanya menoleh ke arah Chen.
Chen
Aku mohon, tolong jaga Arlenne dengan baik.
Chen
Dia sangat berarti bagiku.
Juno
Kami akan menjaga Arlenne bersama-sama seperti anak kami sendiri
Senmi
Benar, kami akan menyayanginya seperti anak kami sendiri.
Chen
Aku berhutang banyak pada kalian berdua.
Chen
Namun, Arlenne jauh lebih berharga dari apa yang kalian bayangkan saat ini, cobalah untuk mengerti dan ikuti alur takdirnya.
Juno
Ya, bahkan dilihat dari kepribadiannya, cukup sulit untuk membuat dia yakin dan percaya pada kami.
Juno
Kita usahakan nanti saat kita sudah di pesawat.
Senmi
Kenapa saat sudah dipesawat?
Juno
Jika dia menolak, kita bisa melemparnya keluar dari pesawat.
Senmi jengkel dengan kelakuan suaminya.
Juno
Sudah, waktu kita tidak banyak, kita harus segera pergi mengejar jam penerbangan.
Juno
Chen, terimakasih sudah mempercayakan anak ini pada kami.
Chen
Aku yang seharusnya sangat berterimakasih.
Juno
Suatu kehormatan, kalau begitu kami pamit.
Chen
Baik, hati-hati diperjalanan.
Juno dan Senmi pun tersenyum dan segera pergi membawa Arlenne keluar dari sana.
Chen
Ayah harap, kamu mampu membawa takdirmu sendiri terbang tinggi menuju kebahagiaan.
Airmata Chen akhirnya menetes ketika mengingat wajah manis putri cantiknya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!