Bujang lapuk, berusia 35 tahun, gila wanita, namun selalu sial tentang percintaan hingga membuat nya trauma yang begitu berat terhdap wanita.
kerja kerja kerja, setiap hari hanya menikmati kesendirian nya itu dengan kesibukan nya yang bernama KERJA.
terlihat jelas sebuah nama di kartu tanda pengenal nya , nama itu adalah ZAIN, dengan seragam safari yang gagah, terlihat jelas seperti apa profesi ini, profesi yang sangat mengagumkan, Selalu rapih, disiplin, rambut yang selalu klimis, pekerjaan yang di impikan beberapa orang.
Apa lagi kalau bukan SOPIR TAXI.
" hhhhhhhmmm pagi pagi begini enakan cari kopi dah, penumpang mulai sepi, gue mulai kurang pendapatan ini, apa gue harus cari kerja tambahan ya, hmmm kerja apaan ya "
Pagi pagi pria gagah nan pemberani itu sudah bingung dengan keadaan hidupnya yang tak jelas arah tujuan nya, kantong kosong, dompet tersisa selembar uang robek.
rupanya menjadi sopir TAXI sangat menyebalkan sekali.
Seperti biasa, dia duduk di sebuah warung kopi kecil, menikmati panas nya kopi di pagi itu, sambil menatap gedung tinggi, sepertinya itu sebuah kantor perusahaan yang terkenal .
" eh cak, menurut Lo, mereka mereka yang kerja di dalam situ, pernah ngerasain lapar gak ya kayak kita ini ? "
Pertanyaan bodoh nya pun keluar dari mulut nya itu, ia bertanya kepada pemilik warung kopi langganan nya itu.
" eh Zain, gue males jawab pertanyaan lu, lu itu nanya kayak orang yang udh kehabisan akal sehat, ya mana ada orang orang di dalam sana ngerasain lapar , emang nya lu, hari ini narik, habis buat beli minyak doang, udah gitu setoran aja lu masih bingung "
Zain "udah lah, gue mau narik dulu , pagi ini seperti biasa, gue ngutang dulu ya , haha "
menginjak pedal gas nya, ke arah yang tak pasti, tanpa tujuan yang jelas ia terus berjalan mencari pelanggan nya.
"gile udah siang, ketemu jam makan, belum dapat penumpang, mana laper lagi gua "
keluhan nya saat sepi penumpang, dan berhenti di sebuah taman.
Saat sedang fokus melamun, Zain melihat seorang bocah kecil, yang sedang duduk lemas sendirian, dengan penampilan yang lusuh, dan membawa koran di tangan nya, tak salah lagi, anak itu pedagang koran, Zain menghampiri bocah tersebut dan mengajak nya berbicara.
" hallo dek, sendirian aja, siang siang gini ngapain diem di taman ?, temen nya pada kemana ?,"
Bocah itu hanya diam dan menunduk, dengan wajah yang sangat pucat, Zain mengira kalo bocah itu pasti kelaparan, dengan niat baik nya, ia pun mengajak bocah itu makan siang bersama nya
" dek, om belum makan siang nih, makan siang yuk bareng om, om traktir deh"
bocah itu diam lalu menatap ke arah Zain,
"maaf om , aku bukan pengemis, aku cuma mau makan dengan hasil jualan aku aja"
Zain "oh,emang berapa duit itu kalo dijual semua, om aja deh yang bayarin semua, nnti mau om bagi bagi ke temen om, gimana ? "
dengan wajah gembira bocah itu menatap Zain
" oke deh om "
Mereka berdua bersemangat pergi menuju rumah makan langganan Zain,
" Hoy Zain bawa anak siapa lu ?, jangan jangan lu bawa kabur anak orang ya ?, jangan mentang mentang sepi job, otak lu jadi kotor "
Pemilik rumah makan yang mempertanyakan anak itu saat bersama Zain.
Zain memesan makanan di warung itu, serta membiarkan bocah itu memesan makanan apa saja yang di inginkan, asalkan sampai kenyang, sampai pemilik warung pun heran dan ragu, ragu jika Zain tak sanggup bayar.
Bocah itu terlihat sangat lahap, yakin pasti sangat kelaparan .
Selesai makan , Zain lantas menghampiri penjaga warung, lalu berbisik sembari membawa beberapa koran
" total nya berapa ?, gue yang bayar semua, tapi nanti ya, gue GK ada duit , ini pegang dulu aja koran, buat jaminan "
Penjaga warung yang kesal marah marah dengan suara berbisik
" muka gila lu Zain, kagak punya duit belagu banget lu bawa bawa anak orang kemari, jaminan cuma Koran lagi, bakal bayar kagak lu !",
Zain "udah tenang aja nnti gue bayar ya "
Zain pun segera pergi meninggalkan warung makan itu sambil membawa bocah itu pergi dengan sangat terburu buru.
"Ayo dek, om anterin kerumah lu, kasih tau aja alamat nya di mana"
Zain bergegas hendak mengantar pulang bocah itu, namun dalam perjalanan bocah itu berkata kalau ia tidak memiliki tempat tinggal, ataupun keluarga.
hal itu tentu membuat Zain bingung, mana ada manusia yang tidak punya tempat tinggal, meski di parit sekalipun, apalagi dia masih bocah,
" om, aku mau tinggal sama om aja , boleh nggak ?, om orang baik".
Sejenak Zain mempertimbangkan permintaan bocah itu, apalagi yang ia pikirkan kalau bukan soal biaya hidup.
Hidup sendiri saja sudah cukup sengsara ia rasakan, kadang makan kadang enggak.
Dipikir pikir olehnya, ia menoleh lalu menatap wajah bocah itu, tampaknya ia tak kuasa menahan rasa iba.
Dengan terpaksa dan kasihan, Zain membawa bocah kecil itu ke rumah nya, dan mengizinkannya untuk tinggal bersama.
Namun lagi lagi Zain di buat bingung karna pernyataan bocah itu, bocah itu mengaku kalau ia tidak memiliki nama, dan yang paling mengejutkan lagi bahwa bocah itu ternyata dia seorang perempuan.
" oke, kita sudah sampai di rumah om, hmm lu harus punya nama, dan gua kira lu cowok, eh ternyata lu cewek, oke oke fine, kebetulan ada kamar kosong, karna lu cewek jadi kita harus pisah tidur nya oke, hmmm nama lu gua kasih nama nya hmmm siapa ya ??"
Zain bingung harus memberi nama apa untuk anak perempuan itu.
" Aku mau nama KIARA, Zein "
Zein terkejut bocah itu memanggil nya dengan sebutan nama, sungguh tidak sopan, tapi ya dia tidak mempermasalahkan itu, baginya itu gak penting, yang penting dia dan Kiara bisa melanjutkan hidupnya besok yang akan datang.
" Kiara, lu tidur di kamar itu , lu bersihin aja sendiri, gue mau ke depan dulu oke " .
Lagi lagi Zein merenungi malam nya dengan pikiran pikiran yang kosong, di halaman rumah, menatap langit , malam gelap, penuh bintang, berharap esok hidup nya akan lebih baik .
Saat ini ia sedang kesulitan, di tambah harus merawat seorang bocah perempuan yang tahu darimana asal nya, lelah dengan pikirannya, ia pun kembali ke kamarnya dan terlelap.
Pagi pukul 07:00 , Zein melangkah menuju kamar mandi, melihat Kiara yang duduk di bawah jendela rumah, menatap matahari pagi, mungkin ia butuh sarapan,
" pagi Kiara, lu ngapain pagi pagi di situ, beres gua mandi, kita cabut cari sarapan. "
Kiara hanya tersenyum mendengar sapaan Zain.
Mereka berdua bergegas pergi menuju warung kopi dan makan pagi langganan Zain, di jalan mereka berbincang tipis tipis, terlihat Zain yang selalu tertawa lebar menghibur adik kecilnya itu.
seketika Zain melihat anak usia 25 an yang sedang mengamen.
" Andai waktu bisa terulang, gue pengen dah balik ke umur 20 an Kiara, kayaknya asik tuh, ".
Saat tiba di warung kopi, seperti biasa, Zain di sambut pemilik warung sekaligus teman baiknya , yaitu Marco
Marco "hoyy Zain,, Dateng kesini bayar dulu utang utang lu yang kemarin itu "
Tanpa basa basi ,Zain langsung duduk dan membawa Kiara, memesan sarapan pagi nya
Zain " Marco, santai aja soal hutang, nanti gua bayar, lu tenang aja, sekarang, kasih dulu kami ini makan pagi ".
Saat Zain dan Kiara melanjutkan sarapan nya, tiba tiba Zain menerima sebuah telpon, ternyata dari kantor kerja nya, ironi sekali ,hari itu Zainn telah di pecat dari pekerjaan nya.
Sesat ia menundukkan kepalanya di atas meja makan, sepertinya resah, akan pergi ke arah mana.
Dengan tenang, ia berbicara kepada Marco
"lu tenang aja Marco, walaupun gua udah GK jadi sopir TAXI, utang gua tetep gua bayar "
Marco " ah lu bikin gua pusing Zain, lu sama aja mau bikin gua bangkrut ".
Tak sengaja Marco memperhatikan kiara, di mata Marco Kiara seperti nya gadis SMP, Marco bertanya dalam benak nya bagaimana bisa kiara hidup serumah dengan Zain, karna penasaran Marco berbisik kepada Zain
" Zain, itu cewek yang lu bawa siapa sih ? kok bisa serumah sama lu , jangan jangan cewek lu ya ?"
Zein pun terkejut
" gila lu, mana mungkin gua pacaran sama anak anak, gak usah gosip lu, julid kayak emak emak komplek aja lu ".
Lalu Zain lantas membawa Kiara pergi.
Mereka menuju ke kantor nya, untuk mengembalikan mobil TAXI yang selama ini ia pakai untuk mencari penumpang .
Setelah urusan dari kantor selesai, mereka berdua berjalan kaki, menuju rumah Zain, sambil mengobrol di jalan,
"Zain, aku jadi beban ya di hidup kamu ?"
Kiara mempertanyakan perihal kehadiran nya di kehidupan Zain, ia seperti menjadi benalu untuk Zain .
" Kiara , dengan hadir nya lu atau enggk, itu enggak ada beda nya di hidup gua, justru gua malah seneng aja kalo ada temen, gue cuma kaget aja karna gak nyangka, kalo ternyata lu itu cewek , udah itu aja .
Jadi jangan di pikirin ya soal beban gue, lu tenang aj , selagi lu belum dapet rumah baru, lu bebas tinggal sama gue, yang penting teruslah usaha perbaiki diri demi masa depan "
Ucap Zain yang sok bijak, berkata demi menenangkan Kiara.
"untuk malam ini kita makan apa ya Kiara, hmmm ngutang lagi pasti gak di kasih "
Zain mulai kebingungan untuk kebutuhan mereka malam ini harus makan dimna .
Tiba tiba Kiara memberikan solusi, kalau malam ini mereka harus pergi ke sebuah hutan, di mana hutan itu tempat kiara mencari makanan saat sedang sendirian, Kiara berkata mereka berdua harus menginap satu malam demi mendapatkan stok makanan untuk dirumah.
Awal nya Zain tentu tidak percaya, sambil berjalan ia menundukkan kepala nya, berpikir mana mungkin kiara akan kelaparan seperti saat mereka pertama kali bertemu, jika memang tempat seperti itu ada.
Akan tetapi, karena memang sudah tidak ada pilihan lain, karna menurut Zain kali ini harus percaya dengan perkataan Kiara.
"oke baiklah, malam ini kita bergegas ke hutan itu...!!!! "
Semangat .........are u ready. ...
Gelap, Dingin, Angker, begitu gambaran malam di hutan belantara yang jauh dari kota, mencapai hutan itu saja butuh waktu berjam-jam , hanya dengan jalan kaki .
Sekarang pukul 02:30, Zein risih dengan suasana malam itu, hembusan angin nya kencang, tak ada cahaya, hanya api unggun yang menyala.
" gue penasaran Kiara, emang iya tempat ginian bisa kasih kita stok makanan ?, dan jujur aja baru pertama kali ini , gue kesini "
Pertanyaan Zain yang sungguh penasaran akan kondisi hutan, seakan tidak yakin kalau tempat itu benar benar memiliki sesuatu yang mereka butuhkan .
" Zean tidur aja malam ini, besok siang kita mulai cari bahan pokok makanan, aku yakin Zainakan puas dengan hasil nya ".
Zain pun bergegas tidur malam itu, ia seakan lupa sedang ada dimna.
Saat pagi pukul 09:00, Zain terbangun dari tidur nya, ia terkejut melihat pemandangan di luar tenda , saat mendapati banyak sekali makanan siap santap pagi itu.
"woowww Kiara,,, darimana ini...."
Kiara tersenyum dengan expresi Zain, lalu berkata kalau ia mencari makanan itu saat fajar, ketika Zain masih sangat lelap tertidur.
Zain sangat semangat sekali pagi itu, ia lahap semua makanan nya, dan ingin sekali segera Explorer hutan itu, seakan kemiskinan yang melanda nya begitu lama, bak mendapatkan durian runtuh .
"Kiara, kalo ada tempat kayak gini, ngapain susah susah hidup di kota, hidup di kota kan nyari makan aja susah "
Celetuk Zain kepada Kiara dengan gembira nya , sambil memandang sekeliling hutan.
" Zain mau tinggal di sini ?"
Kiara tersenyum dan mulai mengajak Zain pergi ke tengah hutan.
Zain begitu kagum, terkejut, bahan baku yang melimpah di sana, hingga ia berpikir, untuk apa susah payah mengeluarkan uang demi makanan jikalau di tempat itu melimpah.
Hewan pedaging, tanaman sayur, buah segar, ikan, semua nya ada, bagai surga yang terletak di bumi.
Zain benar benar tak menyangka dengan semua pemandangan itu.
Saking semangat nya, ia mengambil begitu banyak stok Makanan, hingga lupa keman ia akan membawa nya pulang.
"Zain yakin mau ambil sebanyak itu ?, kan kita masih bisa kesini, sebaiknya ambil secukupnya aja".
Mereka pun bergegas kembali kerumah saat malam pukul 21:00.
Menata seluruh bahan pokok itu , lemari es kini Sesak dengan bahan sayur, buah, daging, ikan.
Tapi, Zain masih bingung dan bertanya dalam hati, lantas mengapa saat itu Kiara sampai kelaparan dan kesusahan , apa yang terjadi ?, dan apakah Kiara tinggal di hutan itu ?.
Tapi seperti nya Zain Melupakan persoalan itu begitu saja, baginya saat ini lambung mereka akan tetap aman, ia hanya perlu memikirkan mencari uang untuk tambahan keperluan lain.
Saat makan malam, mereka dengan gembira melalui makan bersama itu, tiba tiba Zain mempunyai unek unek di dalam hatinya .
Ia bertanya kepada Kiara, bahwa siapa pemilik hutan itu, hewan pedaging, sayur mayur, apakah itu semua liar.
Jika memang benar hutan itu sangat liar, sungguh sudah semestinya akan ada banyak manusia yang akan mengunjungi tempat itu .
Kiara hanya menjelaskan, sepertinya hutan itu memang liar, karna jauh dari kota, manusia jarang sekali yang memasuki hutan itu, pastinya orang lain enggan mengunjungi hutan itu.
Zain berpikir hutan itu tak jauh dari kota, karna ia merasa sangat mudah di capai, dengan waktu yang singkat dan tanpa rasa kelelahan.
Tapi lagi lagi kiara menjelaskan bahwa hutan itu sangat jauh.
" Percayalah Zain , hutan itu sangat jauh dari kota ini "".
Zain yang sadar pun mulai berpikir, ya kota tempat mereka tinggal sangat lah luas, dan tak ada hutan liar di pinggiran kota.
Fakta nya hutan itu begitu jauh, aneh nya mengapa Zain tak merasa lelah, ia benar benar memikirkan itu.
Saat makan malam usai, Zain lagi lagi di buat terkejut dengan fenomena yang lain, ia tak sengaja sadar akan perawakan Kiara, saat Kiara bangun dari kursi nya untuk membawa piring kotor, terlihat lekuk tubuh Kiara.
Seperti seorang gadis saja, padahal beberapa hari yang lalu, Zain ingat betul bahwa Kiara hanya seorang bocah kecil, bahkan tanpa payudara .
Sekilas Zain mengingat ucapan Marco, dan ia berpikir apakah ini yang di maksud Marco.
Mulai merasakan ke tidak normalan, semua hal seperti jenis kelamin, usia, perawakan, hutan, semua nya masih menjadi misteri bagi Zain itu sendiri.
Yang pasti, Kiara adalah gadis muda,yang tinggal serumah dengan nya, di tambah dengan segala rahasianya ...
" Setidaknya aku akan membiarkan Kiara tinggal di rumahku, hingga ia mendapatkan tempat tinggal yang baru, tentunya lebih layak dari rumahku yang sekarang ".....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!