Viona, 23 tahun, dia anak kedua dari dua bersaudara.
Firinya terlahir di keluarga yang berkecukupan.
Namun sering kali dirinya di buat cemburu dengan kecantikan sang kakak.
Viona cenderung pendiam dan sulit untuk bergaul, viona juga bukan tipe gadis yang menyombongkan harta orang tua. Dia memilih menutupi identitasnya dari semua orang. Bahkan dia menyamar menjadi orang miskin dan tinggal di kos-kosan yang sederhana.
viona juga melamar kerja di sebuah perusahaan besar di kotanya.
Viona pernah mempunyai masa lalu yang sedikit kelam.
Kekasihnya berselingkuh dengan kakak kandungnya sendiri.
mungkin itu awal mula kebencian viona kepada sang kakak.
di dalam lingkungan keluarga viona selalu di nomor duakan, karena kakaknya lebih unggul dari segala hal ketimbang dirinya.
Viona sering kali di salahkan dengan satu kesalahan yang dia sendiri tak pernah lakukan.
dia hanya bisa diam saat semua orang menyalahkan, karena baginya jujur pun tak berarti.
Sebab di mata kedua orang tuanya, viona tidak pernah benar.
Hingga pada akhirnya Viona memutuskan untuk pergi dari rumah. semua di karenakan dirinya tak sanggup menahan rasa sakit hati serta pilih kasih dari orang tuanya.
Setiap langkah kehidupan Viona, ia selalu menuruti kemauan dari kedua orang tuanya.
Namun kerap kali viona menangis tanpa sepengetahuan mereka, bahkan ia pernah beberapa kali untuk pergi jauh dan meninggalkan keluarga yang bagaikan neraka itu.
Namun beberapa kali pula niatnya patah saat mengingat kejamnya sang Ayah.
Naisya (kakak) dia jauh lebih tua 3 tahun dari viona, dia selalu membuat masalah dan menyudutkan semua kesalahan yang ada pada diri Viona.
Dia lebih banyak mendapat kasih sayang serta perhatian penuh. Parasnya cantik, dia pandai dan berbakat dalam semua hal.
namun nasib Naisya berbanding terbalik dengan viona.
Karwna sejak kecil dirinya selalu mendapat perlakuan yang berbeda.
hingga pada akhirnya viona memutuskan untuk keluar dari rumah.
Akan tetapi kepergiannya adalah bahagia.
dia memulai kehidupan yang dia inginkan.
Viona pergi dari rumah di kerenakan dia di usir oleh sang ayah. ia di tuduh menyakiti Naisya.
Saat itu Naisya pura-pura kesakitan
dan mengadu bahwa viona lah yang membuatnya sakit.
Tanpa pikir panjang viona pun di usir dari rumah.
bahkan dirinya tak membawa apa pun dari rumah itu, namun nasib Viona sedikit beruntung, ia di pertemukan dengan seorang wanita setengah tua yang dulunya pernah bekerja di rumahnya.
bahkan wanita itu meminjamkan beberapa uang dan pakaian anak gadisnya yang sudah lama meninggal.
Viona merasa sangat beruntung
di saat seperti ini masih ada orang baik yang mau menolong.
Viona pun menggunakan uang yang dia pinjam dari bibi tersebut untuk menyewa kos dan sisanya dia buat bertahan hidup untuk sementara waktu.
Pada akhirnya dia mendapat pekerjaan di perusahan besar yang di pimpin oleh lelaki yang terkenal kejam dan dingin.
Viona mengacuhkan rumor yang beredar. Karena baginya menghadapi orang jahat itu sudah makanan sehari-hari.
Viona mulai bekerja di perusahan sebagai asisten pribadi sang CEO.
Banyak orang yang mengecam bahwa dirinya tidak akan bertahan lama di posisi itu.
karena sudah banyak orang yang silih berganti di pecat .
akan tetapi Viona bertekat untuk mampu menghadapi semua rintangan di hadapannya demi meraih apa yang dia cita-citakan.
Kekejaman, penderitaan, kesakitan sudah sering kali dia rasakan.
jadi untuk menghadapi semua itu Viona sudah mempersiapkan diri.
meski dia seorang pendiam tapi dia pantang menyerah.
Hari pertama Viona masuk kerja...
Semua mata tertuju pada dirinya,
banyak kasak kusuk disana Viona mengacuhkan mereka, dirinya memilih diam dan memberi senyum pada setiap karyawan yang memandang.
"Silahkan ini ruangan anda nyonya!," seorang lelaki menunjukkan ruangan yang begitu indah dan mewah, Viona pun masuk dengan mata yang tak henti memandang ruangan....
"Indah sekali pasti sangat menyenangkan bisa bekerja di ruangan semewah ini!" gumam Viona.
"Ehem...!!"
Viona terkejut dengan kedatangan seorang lelaki tampan yang tiba-tiba berada di belakangnya.
"Nyonya perkenalkan beliau adalah CEO disini, tuan NARENDRA WISNU AJI...!!"
Viona memberi salam hormat dengan membungkukkan setengah badan
namun dia di acuhkan begitu saja oleh sang CEO, Viona agak bergidik ngeri melihat ke angkuhan lelaki yang berada dalam satu ruangan dengan dirinya
sesekali dia melirik ke arah Wisnu...
"Kalau di lihat dia ganteng, tinggi, gagah, kaya pula...tapi sayangnya dia begitu angkuh dan sombong..hehehe" lirih Viona dengan mulai merapikan barang miliknya..
Kring...
telpon di meja Viona berbunyi, seketika dia terkejut
"Dengan viona disini ada yang bisa saya bantu..?" ucap Viona dengan lembut.
"Kesini kamu...." cetus Wisnu.
"bos macam apa dia itu? memang dia tak punya tenaga untuk berbicara sedikit keras...."Viona menggerutu kesal.
Dengan sedikit gugup dan gemetaran Viona pun menghampiri meja Wisnu.
"Ada yang bisa saya bantu tuan??" Viona tersenyum dengan penuh kepura-puraan.
Wisnu tak menjawab dia memberikan setumpuk berkas pada dirinya....
"Kerjakan saat ini juga dan jangan pulang sebelum kamu menyelesaikan berkas itu!" jelas Wisnu dengan tatapan yang mematikan.
Viona tak menyangka di hari pertama kerja
dirinya harus mengerjakan semua ini di bawah tekanan manusia kejam macam Wisnu..
"Tapi tuan,bukankah ini terlalu banyak mana mungkin selesai dalam satu hari?"
Wisnu menatap Viona dengan tajam
dia tak suka jika perintahnya tidak segera di laksanakan.elihat tatapan jahat yang menghampiri dirinya, Viona memilih pergi dengan membawa tumpukan berkas dengan rasa kesal yang tertahan.
"Oh Tuhan hukuman macam apa ini?" Viona menggerutu dengan membuka lembaran lembaran yang harus dia kerjakan secepat mungkin.
Wisnu melihat Viona yang sibuk dengan tugas yang sengaja dia berikan kepada Viona
guna membuat Viona tak betah berada di kantor. Saat jam istirahat Viona sampai tak sempat untuk makan bahkan dia tak mempunyai waktu untuk meneguk air di hadapannya, mata nya terfokus dengan semua berkas yang berada di depan mata membuat dia melupakan segala hal.
"Hebat juga dia, lihat saja mampu bertahan berapa lama...." lirih Wisnu dengan meninggalkan ruangan, sesekali dia melirik ke arah Viona...
Sampai jam pulang kerja tiba, Viona masih di sibukkan dengan tugas yang masih belum kelar... Semua orang sudah meninggalkan kantor hanya tersisa beberapa orang yang juga kerja lembur disana.
Wisnu mengawasi gerak-gerik Viona dari cctv yang berada di ruangan kerja guna memantau kegiatan yang ada disana.
"Gigih juga gadis itu...sampai seharian dia tidak makan, tekat nya begitu besar, semangatnya membara, aku akui dia hebat!!" Wisnu tersenyum dengan menatap layar pengawas cctv yang khusus dia buat di smartphone nya itu.
Wisnu melihat Viona yang mengusap perut dia sedikit iba dengan apa yang dia lihat
tak lama Wisnu menghubungi seseorang untuk mengantar makanan untuk Viona.
Tok tok..
Viona terkejut dan membuka pintu
"Nyonya ada kiriman dari tuan Narendra...." ucap seorang lelaki di hadapannya.
"Terima kasih paman...." Viona tersenyum dan menerima makanan itu
"Di balik sikapnya yang dingin ternyata dia perhatian juga...hehehe" Viona terkikik geli. namun dia tak mengetahui bahwa apa yang dia lakukan saat ini tengah di awasi oleh Wisnu...
Dikarenakan dia sangat lapar, Viona pun makan dengan sangat lahap.
Viona terus mengerjakan tugas dari Wisnu hingga tak terasa malam mulai larut....
"lelah sekali...sudah jam berapa ya ini??" Viona meraih ponsel.
" Astaga, sudah tengah malam, pantas saja aku merasa mengantuk istirahat sebentar saja nanti ku lanjutkan lagi." Dia pun tertidur di atas meja kerjanya.
Pagi menjelang... Semua orang mulai berdatangan ke kantor, namun Viona masih tertidur pulas. Saat Wisnu membuka pintu betapa terkejutnya dia melihat Viona terlelap dan masih mengenakan pakaian yang sama.
"Dasar bodoh." Wisnu menggerutu.
kringg...
Viona terkejut mendengar telepon berbunyi...
"Dengan Viona disini, ada yang bisa saya bantu tuan?" Viona melirik Wisnu yang duduk dan menatapnya.
"Saya mau kamu bawa tugas yang kemarin saja minta." cetus Wisnu.
"Baik Tuan."
Sebelum menghampiri Wisnu, dia menyempatkan untuk merapihkan rambut dan pakaiannya.
"Selamat pagi Tuan, semua yang anda minta sudah saya kerjakan hanya tinggal beberapa lembar saja nanti segera saya kerjakan...." jelas Viona.
"Saya tidak mau tau semua harus selesai sekarang juga!" cetus Wisnu dengan nada datar.
Viona mengepalkan tangan dia tak menyangka akan bekerja dengan lelaki kejam seperti dia..
"Baiklah saya kerjakan sekarang juga. saya undur diri dulu Tuan....." Viona pun menuju tempat duduknya.
"Tunggu...kamu bersihkan diri kamu dulu, saya tidak suka bekerja dengan orang yang kotor." Wisnu melangkah dan meletakkan sepasang pakaian di depan Viona.
"Ini untuk saya Tuan?". Viona tidak yakin dengan kebaikan yang saat ini Wisnu perlihatkan pada dirinya.
"Cepet bersihkan diri kamu sebelum saya suruh kamu pergi dari kantor ini." Ucap Wisnu dengan melangkah pergi.
Viona pun bergegas untuk membersihkan diri
namun dirinya di hadang oleh Wisnu....
"Mau mandi dimana kamu? mandi saja di dalam supaya pekerjaaan mu segera kamu selesaikan, mengerti!!" Jelas Wisnu.
"Baik Tuan."
Tak lama Viona selesai membersihkan diri, dia pun kembali mengerjakan tugas di depan mejanya.
Wisnu sedikit melirik Viona...
"Gadis polos apa bodoh sih dia itu?? apa dia tak membaca dokumen yang ku berikan. Itu sudah kadaluarsa, mengapa dia masih mengerjakan itu sampai bermalam di kantor..." Lirih Wisnu dengan heran.
Dia meraih ponsel dan mengirim pesan kepada seseorang.
"Bawakan saya sesuatu untuk 2 orang, ingat jangan pake lama!!" Wisnu mengutus orang kepercayaannya.
tok tok..
Viona membuka pintu...
"Nona saya di utus Tuan Narendra untuk mengantarkan makanan, mohon di terima.." Seorang lelaki menyodorkan pesanan pada Viona.
"Baik, saya akan berikan kepada Tuan Wisnu."
Mendengar kata-kata yang di lontarkan Viona membuat semua mata menatap ke arahnya.
"Berani sekali dia memanggil Tuan Narendra dengan sebutan itu, lihat saja pasti sebentar lagi dia akan di pecat...." kata salah satu karyawan disana.
Viona terheran melihat semua orang yang menatap dirinya dengan kasak- kusuk yang mereka lakukan....
"Mereka kenapa menatapku seperti itu??." Gumam Viona, dia pun menutup pintu dan melangkah ke meja kerja Wisnu.
"Tuan ini pesanan yang anda minta, saya pamit undur diri..." Lirih Viona dengan melebarkan senyum.
"Tunggu! kamu makan ini, saya tidak suka jika karyawan saya mati karena kelaparan." cetus Wisnu dengan menyodorkan makanan untuk Viona.
"Terima kasih Tuan atas kebaikan anda. tapi...." Viona mencium ada bau udang, membuat dia bergidik ngeri karna dia adalah gadis yang membenci udang.
"Kenapa kamu menolak? Ini perintah saya!!" bentak Wisnu tanpa ingin tau alasan Viona menolak makanan itu.
Viona menangis, badannya menggigil
keringat dingin membanjiri wajahnya.
"Kamu kenapa?." Wisnu kebingungan dengan Viona yang tiba-tiba menangis.
"Saya mohon buang udang itu, saya bisa mati, jika melihatnya terlalu lama." Viona menutupi wajah dengan kedua tangan.
"Hahaha...jadi kamu takut udang, dasar bodoh,hahaha." Wisnu tertawa terbahak-bahak mendengar sesuatu yang membuatnya merasa geli, tawa Wisnu terdengar sampai ke luar ruangan...
"Selama bertahun-tahun saya bekerja disini baru kali ini saya mendengar Tuan Narendra tertawa, bahkan senyum saja saya tak pernah melihat...." ucap salah satu karyawan.
"Baiklah akan saya ganti dengan makanan saya, kamu makan sana!!" Wisnu mengganti makanan Viona dengan makanan miliknya.
Viona pun membawa makanan itu ke meja kerjanya, dia masih gemetaran. Wisnu tersenyum geli melihat wajah Viona yang pucat seperti itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!