Di sebuah danau kecil di pinggiran kampung, tampak dua orang anak dara sedang memancing sambil berbincang dengan riang.
"Eh mbak cincau kapan Lo nikah sama kanebo kering mirip trenggiling yang sudah pacaran sama Lo sampai bumi jadi mirip cumi guling?" Celetuk Daisy, gadis cantik tapi otak korslet sedikit miring sedang berbaring miring menatap sahabatnya yang sedang memancing.
"Kata Agus sih tiga bulan lagi Dai, dia akan datang sama keluarganya buat lamaran," jelas Nibiru Asteria gadis pribumi penyuka novel mafia sampai-sampai ikut mancing mania karena ketularan bias di novel kesukaannya. Tapi kadang kala otaknya nge-lag dan terlampau baik jadi manusia.
Pletuk!
Batu kecil seukuran upil terbesar dari gua kegelapan melambung tinggi dan mendarat tepat di atas ubun-ubun Nibiru.
Merasa jawaban kawan gilanya gak benar, Daisy si cewek gila mirip pocong dibungkus daun pisang itu terpaksa bangun dari pembaringan nya yang hanya beralaskan daun pisang barangan.
"isshh, lama-lama gue lipat juga nih bumi!! Kamu bodoh atau goblok si mbok!?"
"Udah lima tahun pacaran tapi ya kok terus digantung kayak jemuran,"
"Lumayan kamu di diberi kepastian, ini mah disuruh nunggu sampai kematian, emangnya kamu gak capek dalam penantian!?" Keluh Daisy sambil menyatukan kedua alisnya yang hanya segaris itu.
"Daisy, sabar dulu, lagian Agus juga masih ngumpulin duit, kan gak perlu terburu-buru Dai, lagian kita bakal nikah juga kok,"
"Kan dia udah janji sama aku," bela Nibiru dengan yakin.
"Cih!! Preet!!"
"Nikah-nikah, apanya yang nikah mbak, ngasih kepastian aja kagak, kok tahan si kamu sama manusia macam gagak botak itu?"
"Masalahnya bukan pasti akan nikah, effort loh Nibiru effort, seenggaknya ngenalin ke ortu dulu kek, atau bawa ke rumahnya dulu kek, ini apa? Kamu di kasih harapan palsu Nibiru Asteria!"
"Emangnya kamu jemuran pakai digantung sama si badung bau ketek itu!? " ketusnya.
Saat ini usia Nibiru sudah menginjak 25 tahun.
Hidupnya juga nggak semulus betis kaki piano milik Daisy, dia yang anak terasing harus rela nggak lanjut kuliah demi adik dan abangnya, rela hanya kerja serabutan demi mencukupi ruang tengah, bahkan sampai bantu biaya kuliah si kacung tak tahu diuntung itu.
Tapi apa sekarang? Dia malah menggantung perasaan Nibiru dan hanya memberi harapan yang tak kunjung dilaksanakan.
" Memangnya anak orang mau jadi mainan? Kalau memang sudah niat, langsung ajak ke pelaminan bukan didiamkan tanpa kepastian, kena tikung baru kesepian, dasar sampah sok kegantengan!" Keluh Daisy sambil menatap bosan pada langit yang selalu sama.
"Lagian Lo juga aneh Nibi, dia kan jelas-jelas anak orang kaya, kenapa Lo malah memilih buat bantuin dia bayarin uang kuliahnya!? Otak Lo ngeres atau perlu dicas hah!?" kesal Daisy.
"Dai, untuk masalah uang, aku bantu dia ikhlas karena dia nggak dikasih sepeserpun sama keluarganya, jadi dia benar-benar mulai dari nol, itu yang buat aku jatuh hati sama dia, dia rela kerja di perusahaan lain saat dirinya punya status sebagai anak keluarga berada, kan jarang ada laki-laki yang seperti itu, masalah dia berubah di kemudiaan hari, aku mana bisa pastikan itu," balas Nibiru.
Daisy memijit pelipisnya sambil geleng-geleng kepala," Kamu terllau polos Nibiru, gara-gara ini kamu sering dipermainkan orang lain, kamu udah ditipu sama si cicak liar itu, dan sekarang setelah dia sukses dia pasti akan melupakan kamu!" sergah Daisy.
Pasalnya, Agus pacarnya Nibiru jelas orang berada, tapi yang bikin heran dan aneh itu, dia selalu meminta uang pada Nibiru dan enggan keluar duit buat Nibiru apalagi saat mereka kencan berdua. Nibiru jatuh cinta pada Agus yang mau memulai dari nol, tidak bergantung pada orangtuanya yang kaya raya, bahan di awal pacaran, pria itu masih menyembunyikan identitasnya dan terlihat sanga tulus, tapi siapa sangka semua berubah setelah jalannya jadi mulus.
Nibiru terdiam mendengar ucapan sahabatnya. Usia mereka terpaut tiga tahun, Nibiru lebih tua dibanding Daisy. Itu sebabnya sifat kekanakan Daisy bisa ditangani oleh Nibiru.
Nibiru sejujurnya juga merasa resah. Pasalnya bukan kali pertama Agus mengatakan hal itu padanya. Tiap dia tanya soal lamaran, Agus selalu mengelak dan mengatakan berbagai alasan.
Tahun lalu Nibiru sudah menanyakan kepastian, tapi alasan Agus apa? Katanya dia harus selesaikan S2-nya yang tinggal setahun. Sekarang S2-nya sudah selesai berkat dukungan Nibiru, eh dia malah ngelak lagi bilang saudaranya udah ada janji nikahan duluan.
Bahkan jauh sebelum itu Nibiru sudah menanyakan kepastian, meminta Agus membawanya ke rumah orang tua Agus, tapi alasannya apa? Agus sedang ada pekerjaan di luar kota!
Lalu waktu berikutnya sama saja, yang dia berikan hanya elakan dan alasan lainnya dengan segala macam janji palsu yang membuat hubungan mereka terasa seperti hubungan karyawan koperasi dengan nasabah yang gak mau bayar utang. Di kasih janji palsu, pas disamperin malah ngeles bilangnya gak ada waktu!
"Coba deh kamu tanya sekali lagi, pastikan kapan dia akan datang!" Desak Daisy.
"Ihh gak usah Day, biarin aja, kan dia udah janji sama aku, lagian emangnya dia gak malu apa ninggalin aku yang udah bantu setengah biaya kuliahnya," ucap Nibiru.
Sebagai perempuan mandiri, Nibiru sudah memiliki usahanya sendiri meski tidak sebesar usaha pebisnis ulung, setidaknya usaha Nibiru berjalan lancar. Dia menjadi seorang pengusaha alat bangunan, dan penghasilannya cukup besar, tapi yang keluarganya tahu dia hanya kerja jadi anggota.
Jadi hanya Daisy yang tahu siapa Nibiru sebenarnya.
"Halah Biru, kamu kek gak tahu aja sifat manusia mirip kolor genderuwo itu Bir, ulangtahun kamu aja dia lupa, apalagi jasa kamu Bir!"Cecar Daisy.
"Kamu tuh jadi orang jangan bodoh ihh!, Kesal aku lama-lama lihat kamu Bir! Otaknya pinter cuma untuk bisnis, tapi soal asmara kamu malah ngalah terus, benci aku! Ya udah terserah kamu, malas aku ngomong sama kamu, kalau ada masalah gak usah panggil aku!" tambahnya sambil memasang wajah cemberut, menjauh dari Nibiru.
Dia menghentakkan kedua kakinya, pergi dari sana dan meninggalkan Nibiru di pinggir danau tempat mereka sedang memancing ikan.
"Loh Daisy kok kamu marah sih!?Dai!! Tunggu dulu, jangan marah!" Nibiru mencegat tangan Daisy, menggenggamnya dan menatap Daisy dengan wajah ditekuk.
"Aku cuma mau nunggu dia lagi, kalau memang ternyata dia gak mau bulatkan tekad, aku janji ini akan jadi hari terakhir hubungan kami. Jujur, aku juga capek dipermainkan Day, tapi aku udah terlanjur pacaran dengan dia, apalagi kami pacaran lima tahun gak mudah melepas itu semua," jelas Nibiru dengan mata berkaca-kaca, tapi yakinlah dia tak akan menangis.
"Kamu jangan begini sama aku, please, kita tunggu ya," pinta Nibiru dengan suara mendayu membujuk sahabatnya yang ayu.
"Arkrhhh jayus kamu Bir! Bikin kepalaku sakit aja! Ya udah, kamu tanya lagi si dodol Garut bau kentut itu! Tanya kapan pastinya, jangan taunya cuma membadut!" Tegas Daisy.
Nibiru mengangguk dengan senyum setipis daun sereh.
Dibukanya si logo hijau, dicarinya nama Agus di sana. Dengan mengumpulkan keberanian, Nibiru menghubungi pacarnya.
10 detik.... 20 detik.... 30 detik...
"Gak diangkat Day, lagi sibuk mungkin," ucap Nibiru dengan wajah cemberut.
Jujur saja, melihat Nibiru bagai badut, sudah membuat hati Daisy jadi kalut. Kalau bisa dia getok kepalanya si Agus Asu biar sekalian masuk rumah sakit terus tobat!
"Coba lagi, berdering kok, " desak Daisy.
Lagi mereka menunggu hingga pucuk dicinta ulam pun tiba, Agus akhirnya menjawab panggilan Nibiru.
"Halo Ni, kamu gak tahu aku lagi sibuk? Ini jam kerja Ni, kok kamu ganggu sih!"protes Agus dari seberang sana, belum juga Nibiru berucap, dia sudah dicerca dengan ucap tak beradab.
"Eh... Bukannya ini jam istirahat? Maaf ya Gus, aku cuma mau nanya sesuatu sama kamu," sesal Nibiru.
"Ck... Kamu yang gak kerja kantoran emangnya tahu apa masalah pegawai kayak kami Ni, udah dibilang jangan ganggu, kamu malah terus telpon!" Kesal Agus.
Nibiru terdiam, padahal baru dua kali ditelpon, itu pun baru ini dia menghubungi pacarnya. Lagian apa salahnya coba Nibiru menghubungi pria yang sudah menjalin hubungan bertahun-tahun dengannya.
"Iya aku memang gak pegawai kantor macam kamu! Tapi aku gak setolol itu sampai gak tahu jam kerja. Jangan menyudutkan aku Gus, aku cuma mau menghubungi kamu, lagian baru ini juga kan aku menghubungi kamu, sesibuk apasih kerjaan kamu!? Udah kayak bos aja!" Kesal Nibiru. Dia yang disudutkan oleh Agus malah jadi kesal karena ucapan Agus. Niatnya menghubungi baik-baik, Agus malah balas dengan pait-pait.
"Isshh pantek pantek...gitu amat pacar Lo Bir!" Bisik Daisy yang terheran-heran dengan sifat kasar Agus yang semakin hari semakin menjadi.
"Ck... Ya udah, ada apa? Kenapa kamu nelpon? Cepat bilang, aku lagi sibuk," ucap Agus dengan ketus.
"Emmm... Iya maaf aku udah marah. Aku cuma mau tanya, kapan pastinya kamu datang sama orangtua kamu, aku butuh kepastian Gus," tanya Nibiru.
"Ck.. selalu nanya ini, kamu bikin aku kayak laki laki yang cuma omong doang Ni! Kamu tuh gak ada sabarnya ya!? Kebelet nikah banget kamu, udah aku bilang kerjaan aku banyak, belum lagi sepupuku mau nikahan, kamu maksa aku terus kesal aku lihat kamu Ni, ngertiin aku dong, gini nih kalau cewek gak sekolah tinggi, otaknya dongkol, yang dipikir nikah terus!" Senggak Agus yang tanpa sadar telah menggoreskan luka di dalam hati Nibiru untuk yang kesekian kalinya.
Cinta dalam hati Nibiru perlahan tergerus bagai taman cantik yang tak diurus. Entah kenapa Nibiru merasa buta, tak bisa menilai sejak lama kalau pacarnya adalah orang yang tak bisa melihat fakta dan selalu menyudutkan Nibiru setiap ada perdebatan di antara mereka
"Mau seberapa lama lagi aku ngertiin kamu Gus!? Sejak tahun lalu loh aku tanya dan kamu selalu bilang akan ngelamar, tapi ujung-ujungnya kamu berucap kasar sama aku! Iya aku tahu aku gak punya pendidikan tinggi seperti kamu dan orang-orang di dekatmu, tapi ingat Gus, yang bantu kamu sampai sekarang itu siapa!?" cecarnya dengan suara beegetr.
"Di saat keluarga kamu nggak memberikan sepeserpun buat kamu dan memaksamu mulai dari nol kan aku yang ada di belakangmu, Aku Gus yang bantu biayain kamu, karena tahu kamu niat nikahin aku!" Tegas Nibiru.
"Ohh... Jadi gitu ya kamu sekarang! Mulai ungkit-ungkit apa yang udah kamu kasih ke aku ya!? Jahat kamu Nibiru, dasar perempuan tidak berpendidikan! Kamu kan yang mulai duluan, oke, ku kembalikan uangmu! Dasar cewek matre, aku tahu alasan kenapa kamu bertahan denganku selama lima tahun ini, pasti kaku anggap aku investasi kan!? Hahahah... Kasihan kamu dasar cewek.matre, makan tuh uangmu, jijik aku pernah pacaran sama kamu!" Senggak Agus lalu tanpa basa-basi memutuskan panggilan itu secara sepihak.
Meninggalkan Nibiru yang terbungkam dengan hati yang rasanya sangat sakit. Kedua manik Nibiru untuk kali pertama terlihat berembun, tapi dia berusaha sekuat tenaga menahan agar tidak menangis. Bersamaan dengan itu, kedua tangannya jatuh lemas membentur tubuhnya sendiri.
Seolah Nibiru kehilangan kekuatannya, kedua kakinya terasa lemas tak berdaya.
Brukk!!
"Nibiru!!" Pekik Daisy kalau tubuh Nibiru luruh membentur kerasnya tanah.
Wajahnya terlihat syok, dia menatap Daisy tapi jelas tatapannya kosong tak berdaya.
"Nibi... Ini kan akibatnya, aku udah bilangin kamu buat putus sama sol sepatu sialan itu, kenapa kamu kekeh jalanin hubungan sepihak gini Ni! Dia gak cinta sama kamu Ni, dia cuma main-main sama kamu!" Ucap Daisy sambil menggenggam tangan sahabatnya.
Nibiru menatap Daisy dengan wajah sendu," Dai, kami jalani hubungan selama lima tahun, melewati semuanya sampai putus nyambung, kamu pikir mudah putus begitu aja?Tapi dia... Dia dengan mudahnya membentak aku saat aku menanyakan kepastian, apa baginya aku ini cuma orang yang numpang jadi kekasihnya!?" lirih Nibiru sambil mencengkram dadanya yang terasa sesak.
Hatinya sakit sekali, semakin lama semakin dia sadar bahwa yang ada di hatinya bukan lagi cinta. Sudah sejak lama, kata cinta hilang dari hatinya, dia menghargai hubungan mereka, sampai mempertahankannya selama bertahun-tahun meski terkesan tidak dianggap.
Daisy membuang nafas kasar,"kamu yang bodoh Bir!!" Kesal gadis itu.
"Lima tahun kamu kemana aja hah? Kamu gak bisa nilai dia orang baik atau penipu!? Sekarang kamu rasakan sendiri, kata setia yang kamu ucapkan gak dihargai sama curut bau kecut itu! Sekarang kamu berdiri, kita temui dia di kantornya!" Tegas Daisy.
Nibiru menggelengkan kepalanya," nggak bisa Day, katanya dia di luar kota, kita baru bisa menemuinya Minggu depan," ujar Nibiru.
Wajah Daisy semakin masam, dia sudah kesal melihat sahabatnya selalu dipermainkan oleh curut bau kencur itu, lumayan kencurnya wangi, enak buat rujak, ini mah kencur busuk bau menusuk!
"Awas aja ya, saat aku melihatnya, akan kubunuh dia dengan tanganku sendiri!" kecam Daisy.
Nibiru menghapus air matanya, dia sedih bukan karena cintanya seolah bertepuk sebelah tangan, dia sedih karena agaknya kekasihnya itu tidak menghargai perasaan dan hubungan yang mereka jalin selama lima tahun.
Sementara itu, di sebuah area proyek pembangunan yang dihiasi dengan banyaknya alat berat dan manusia yang sedang bekerja, salah satu diantaranya adalah Agus yang tengah duduk bersama rekan kerjanya yang lain.
Dia berbohong pada Nibiru dengan mengatakan dia di luar kota, tapi nyatanya dia masih di kota yang sama sedang mendulang tanah mencari uang.
Dia menjabat sebagai supervisor pengawas bagian pengadaan bahan baku sedang duduk santai sambil menikmati makan siang.
"Gus, kok lu ngomongnya kasar banget tadi? Siapa emang?" Tanya Riko, salah satu rekannya.
"Biasalah cewek matre ko, dia ngebet pengen nikahin gue, sampai ngajak berantem karena gua gak kasih kepastian. Sapa juga yang mau nikah sama perempuan macam dia," keluhnya. Dengan segala dusta yang muncrat dari mulutnya, Agus hanya bisa omong besar dan menjelekkan kekasihnya di depan orang-orang.
"Idih najis deh pacaran sama cewek kayak begitu, gak banget!" Imbuh teman-teman Agus.
"Putusin ajalah Gus, ngapain kamu capek-capek jalin hubungan sama cewek kaya dia, emangnya cantik!?" Celetuk Tono.
Agus membuang nafas kasar," bilang putus sih enak Ton, tapi sayang banget kalau cewek secantik dia ditinggali, biarkanlah jadi mainan, lumayan kan manjain mata sebelum gue nemu yang beri kepastian!" ujarnya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Jauh dari mereka beberapa pekerja bangunan sedang duduk dengan tenang sambil berbincang, dan tak sengaja mendengar ucapan Agus yang gak tahu diuntung itu.
" Siapa dia?" Tanya seorang pekerja bertopi kuning, dia adalah salah satu tukang yang bekerja di area konstruksi itu.
Wajahnya tampan, ala kebarat-baratan, bahkan kalau bisa dibilang, dia lebih cocok jadi bos daripada buruh kasar.
"Ohh itu Agus, supervisor yang baru, pak Mars yang terima dia kerja di sini, katanya sih kerjaannya lumayan ligat, beda sama yang sebelumnya," ujar Fajar, rekan kerja pria yang kerap disapa Bumi oleh rekannya.
"Kenapa?" Tanya Fajar.
"Bicaranya memang gak enak, orangnya agak angkuh, tapi kerjanya bagus sih," ujar Fajar.
"Nggak kenapa-kenapa,cuma nanya doang gue, jar gue duluan!" Ucap Bumi yang segera melangkah pergi dari sana.
Fajar menatap heran pada temannya itu, setahunya Bumi bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain, bahkan dia terkesan sangat cuek dan hanya hidup untuk dirinya sendiri. Baru kali ini Bumi menanyakan orang lain yang bahkan tak ada hubungannya dengan dirinya.
"Si Bumi kena ayan kali ya?" Pikir Fajar.
Sedangkan yang dibicarakan sedang berjalan dengan tegas, auranya saja membuat orang-orang disana segan padanya, bahkan para pimpinan cukup terintimidasi dengan kehadiran buruh kasar itu di area proyek.
Bumi menatap datar nan dingin sedingin gunung Everest, tatapan manik emerald gelapnya dia lemparkan ke arah Agus yang sedang mengucapkan omong kosong bahkan jelas sedang menjelekkan kekasihnya.
"Sial, kenapa Si Mars memungut sampah, apa pekerjaan nya sangat bagus? Jelas-jelas mulutnya tak berkualitas," batinnya seraya menggelengkan kepalanya lalu pergi menuju area proyek untuk kembali bekerja.
Agus merogoh ponselnya, dengan wajah kesal dia membaca isi chat dari Nibiru, ya seperti biasa Nibiru akan terus mengajaknya berdebat dan mempertanyakan kesetiannya.
Sama persis seperti minggu lalu, mereka bertengkar karena masalah kepastian Agus membawa Nibiru ke pelaminan.
"Sok banget sih, baru bantu sedikit udah besar kepala, memang gak pantes dijadikan istri!" Umpat Agus.
Dibukanya mobile banking, si biru yang banyak dipakai orang orang, lalu dicarinya nomor rekening Nibiru, dikirimnya sejumlah uang sekitar 30 juta ke rekening itu.
Dengan wajah dongkol dia menatap ponselnya yang bisa dilipat bak dompet itu.
Setelahnya dia menghubungi Nibiru.
"Halo, ada apa? Tumben kamu menghubungi aku lebih dahulu!" Tanya Nibiru yang memang belum membaca notifikasi di mobile banking nya.
"Halahh .. gak usah sok lembut kamu, nyindir aku bilang aja! Uang kamu sudah aku kirim balik, mulai sekarang kita Putus!" Bentak Agus.
"Loh... Kok begitu!? Kamu putusin aku hanya karena masalah Minggu lalu Gus!?" Nibiru terdengar tak percaya.
" Iya, aku bosan sama cewek sok mahal kayak kamu, pegangan tangan aja kamu nolak, aku ajak ke apartemen aku aja kamu bilang cewe cowo yang belum nikah gak boleh satu ruangan cuma berdua! Sok alim banget kamu, aku capek jalanin hubungan sama kamu, gak setara sama aku yang kaya dan berpendidikan ini, kamu urus saja hidup kamu yang melarat itu, oh iya sekalian ku kirim bonus biar hidupmu gak terlalu melarat!" Ucapnya dengan panjang lebar, bahkan tak mengijinkan Nibiru untuk membalas satu kata pun.
"Lima tahun loh Gus, Lima tahun kita bersama, aku selalu diam setiap kali kamu merendahkan aku!"
"Aku selalu diam saat kamu gak ada Effort sedikitpun untuk hubungan kita, aku selalu jaga diri aku biar tetap bersih dan suci sebelum sah jadi istri kamu kelak, tapi kamu bilang apa!? Karena aku ga mau disentuh, karena aku sok alim!?" Nibiru sama sekali tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Hahahahha....jadi ini kualitas kamu!?" Nibiru tertawa begitu keras.
Saat ini dia ada di kota, baru pulang setelah menutup tokonya. Dia berencana menemui Agus di kantornya, sekalian membicarakan masalah mereka. Tapi Agus sudah menghubungi nya terlebih dahulu.
Nibiru sudah ada di dekat perusahaan, dan tanpa Agus tahu, Nibiru menatapnya dari seberang jalan.
"Aduhh ternyata perjuanganku lima tahun ini sangat sia-sia ya, menjijikkan sekali ternyata aku pernah berpacaran sampai diriku sendiri gak kuperdulikan! Kalau kamu mau putus, baik, kita selesai! Ingat ini, kamu pasti akan menyesal Gus, semoga kamu mendapatkan seseorang yang bisa menerima keangkuhanmu itu! Dan lagi, aku akan tunjukkan, sekalipun aku ini nggak punya pendidikan tinggi, orang sepertimu tidak akan pernah bisa mengalahkan aku!" Tegas Nibiru.
Sekali ditantang, gadis itu akan memberikan tantangan yang lebih besar lagi. Rasa cinta di hati Nibiru telah tergerus sejak lama oleh waktu yang dia sia-siakan untuk menjaga dirinya dan hubungannya dengan Agus.
Nibiru adalah perempuan berprinsip yang hanya akan pacaran dengan calon suaminya kelak, tapi sepertinya, prinsipnya tidak menang kali ini, Agus bukan sosok yang tepat menjadi jodohnya.
Bahkan Tuhan pun tahu cara membela Nibiru yang sudah terlampau lelah karena tingkah Agus yang kerap mempermainkan perasaannya.
"Cih.... Dasar cewek matre, kita lihat saja, setelah ini kamu pasti akan memohon-mohon di bawah kaki ku untuk kembali padamu, sekalipun aku tidak akan menerimamu!" Kesal Agus sambil menutup kasar ponsel lipatnya.
Agus Nugroho Salim, anak bungsu dari pebisnis grup Nugroho yang cukup terkenal di dunia bisnis properti. Agus adalah anak ketiga dengan dua orang kakak perempuan yang menjadikannya sebagai anak kesayangan di kediaman Nugroho.
Dia menjabat sebagai supervisor pengadaan bahan baku untuk proyek pembangunan dari perusahan Grup Sekala, sebuah perusahaan real estate yang sangat berpengaruh di dunia bisnis yang bisa dibilang kekayaannya jauh jika dibandingkan dengan perusahaan kecil seperti grup Nugroho.
Agus bekerja di sana untuk mencari pengalaman sebelum terjun langsung di perusahan keluarga yang saat ini dikelola oleh kedua kakak perempuannya.
Tetapi seperti yang pernah diceritakan Nibiru, Agus memulai karirnya dari nol, tanpa uang sepeser pun dari keluarga Nugroho, dia dibaurkan berjuang sendirian agar tahu kerasnya hidup, hingga akhirnya dia bertemu Nibiru dan jatuh cinta. Pada awalnya kisah cinta mereka adalah kisah yang manis dan indah, tapi perlahan setelah Agus mendapatkan semuanya, dia mulai serakah dan menginginkan lebih dari yang sanggup dia terima.
"Loh, pak Agus belum pulang?" Sapa seorang wanita berparas cantik, tubuhnya seksi jelas tercetak pada katun yang membalut tubuhnya yang sintal.
Agus tergugu menatap wanita cantik yang menyapanya itu, wajahnya yang tadinya bak benang kusut langsung tersenyum sumringah begitu si gadis cantik bagai bunga merekah menyapa bujangan gagah itu.
"Devi, kamu baru keluar kantor?" Agus menghampiri gadis itu dengan wajah berbinar, sangat berbeda ketika dia menghampiri kekasihnya, eh tidak, ralat, mantan kekasihnya!
"Iya nih pak, baru pulang, tapi..." Devi mengerucutkan bibirnya, menggoyangkan tubuhnya ke kiri kanan seperti ondel-ondel kegatelan lagi tahan pipis.
"Tapi kenapa? Kok kamu cantik-cantik tapi sedih begitu?" Tanya Agus seraya memegang lengan Devi.
Dilihat ada kesempatan, pria hidung belang mana yang mau melepaskan!
"Itu pak, mobil saya lagi rusak, dibawa ke reparasi mobil tadi, mana udah sore banget, Devi mau pulang tapi susah gak tahu cara mesen taksi, dan gak berani," rengeknya dengan nada manja nan menggoda.
Deg deg deg...
Ulala... melihat wajah cantik dan seksi itu, pria hidung belalai pelangi mana yang tak akan tergugah. Agus sampai-sampai menelan salivanya dan menahan dirinya kuat-kuat agar si juniornya tidak bereaksi berlebihan.
Tahulah, pria kebanyakan nonton film biru, otaknya ngeres sampai yang bawah juga mudah ngeres kalau ada betina yang lagi lemes macam Devi.
"Emmm.... Bagaimana kalau saya antar aja Dev, kebetulan saya juga baru mau pulang nih," ucap Agus.
Devi menggelengkan kepalanya dengan tatapan manjalita bak princess dari kolong jembatan.
"Nanti ada yang marah, apalagi kak Nibiru gak suka sama Devi, entar dia ngamuk lagi kalau lihat pak Agus nganterin Devi ke rumah," ujarnya sambil tertunduk, tapi bibirnya tersenyum licik.
" Hihi... Yess... Pak Agus gak akan nolak permintaanku, kami kan udah dekat sejak lama, cuma tinggal nunggu dia kemakan umpanku aja!" Batin Devi sambil tersenyum bahagia, tapi sedetik kemudian dia kembali menatap Agus dengan wajah memelas.
Devi Nirandra Subroto adalah putri bungsu keluarga Subroto, adik kandung Nibiru sendiri yang parasnya berbeda jauh dengan Nibiru.
Jika Nibiru yang cantik terkesan polos dan sederhana bahkan wajahnya lebih mirip mendiang nenek mereka, maka Devi adalah perpaduan sempurna antara wajah ayah dan ibu mereka.
Dia bekerja sebagai salah satu karyawan di manajemen bawah bagian pemasaran grup Sekala.
Dan fakta mengejutkan lainnya, sudah sejak lama dia menaruh hati pada Agus, dan sejak dua bulan lalu dia kerap mencari perhatian Agus. Bahkan sering jalan berdua dengan Agus, dengan kilah urusan kantor.
"Dia gak punya hak untuk marah Dev, lagian jahat banget dia sebagai kakak malah marahin gadis cantik kayak kamu!" Ucap Agus .
"Dia itu memang gak punya pendidikan Dev, makanya pola pikirnya kayak orang rendahan!" Ucap Agus.
Devi terkejut mendengar penuturan Agus," pak, kok ngomong gitu sih!? Biar bagaimanapun, kak Nibi itu kakakku, jangan hina dia dengan cara begitu!"
"Meski gak punya pendidikan, bapak gak pantas ejek kak Nibi, ya walaupun sifatnya memang sedikit kasar!" Ucap Devi berpura-pura kesal.
Ohh... dia tak mau dicap sebagai adik durhaka yang nggak tahu diri dan malah membiarkan kakaknya dihina walau sebenarnya dia sangat bahagia.
" Ehh maaf maaf, aku hanya kesal hehehe... " Agus tertawa kikuk.
"Aku dan kakakmu sudah putus, kami gak bisa bersama," ucap Agus.
" Apa!?" Mata Devi membulat bagai Boba, bahkan bisa dilihat kalau dia berbinar-binar melihat wajah Agus, sampai si Agus malah salah gugus dan badannya terjerumus ke atas lantai saking gugupnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!