NovelToon NovelToon

The Worst Enemy

1

"Apa pilihanmu?" tanya pria yang sedang duduk di hadapan Joanna.

Dia membisu, tidak dapat berkata apa-apa. Dalam otaknya sibuk memikirkan apa langkah yang seharusnya diambilnya saat ini.

Joanna tidak bisa melepaskan calon suami yang sudah dicintainya selama lebih dari tujuh tahun. Tapi ... Ayah ibunya akan berada dalam bahaya kalau Joanna bertekad mempertahankan hubungan ini.

Dan pria yang dihadapannya seperti tidak peduli dengan kekhawatiran Joanna. Terus menekannya untuk memilih salah satu hanya untuk memenuhi keinginan adik tersayangnya.

"Saya akan memilih ayah dan ibu saya" kata Jo setelah menimbang

Bagaimanapun, dia tidak mungkin membuat kedua orang tuanya menderita. Meski harus mengorbankan cinta dan pernikahannya yang hanya tinggal menghitung hari.

"Bagus. Pulanglah!" perintah pria itu.

Beberapa hari kemudian, Jo pergi ke kamar pria itu lagi. Kali ini dengan pakaian serba putih tanda berduka.

"Anda ... berbohong" ucap Jo dengan suara bergetar. Air mata yang sudah mengering membentuk alur yang membekas di wajahnya.

"Aku ingin semuanya sempurna. Tidak ada yang boleh mengganggu pernikahan adikku" kata pria itu begitu arogan.

"Melakukan semua ini demi adik Anda? Apa Anda sudah gila???" teriak Jo.

"Setahuku tidak. Dan kau ... Sudah terlalu banyak bicara"

Jo membelalakkan matanya saat pria itu tiba-tiba mencium bibir dan melemparkan tubuhnya ke atas meja. Saat punggungnya terasa sakit, badan besar pria itu sudah ada di atasnya. Menekan tubuhnya sehingga Jo tidak bisa bergerak lagi.

Dan saat pria itu masuk ke dalam tubuhnya, Jo berteriak keras. Seluruh tubuhnya merasakan sakit yang luar biasa. Meski mendengar teriakan kesakitan Jo, pria itu tidak berhenti. Terus saja bergerak masuk dan keluar tubuh Joanna.

Dan saat semuanya selesai, pria itu duduk kembali di kursi kebesarannya.

"Tak kusangka kau masih menjaga tubuhmu"

Kini Jo telah kehilangan sesuatu yang dijaganya selama ini untuk kekasihnya. Untuk cintanya. Tidak ada lagi yang tersisa untuknya lagi. Pria itu sudah menghancurkan semuanya.

Jo keluar dengan baju yang dirapikan dengan sembarangan. Meski seluruh badannya terasa sakit, dia memaksa dirinya berjalan pulang ke rumah yang sepi dan gelap. Melihat foto kedua orang tuanya di dinding dan menangis dalam keheningan.

Kenapa? Kenapa ini semua terjadi padanya? Kenapa?

Beberapa bulan yang lalu, Joanna adalah seorang wanita yang berbahagia. Kekasih yang selama tujuh tahun dicintainya. Melamar Jo saat mereka makan malam.

"Kau sangat beruntung" ujar temannya.

"Iya. Aku memang sangat beruntung" jawabnya dengan senyum penuh yang menghiasi wajahnya.

Jo dan temannya berjalan melalui lorong untuk pergi ke kamar presidential suite lalu mendadak tubuhnya terpental ke belakang.

"Aaahhh" keluhnya. Dia ingin mengumpat tapi setelah melihat siapa yang ditabraknya, mata Jo dipenuhi rasa ngeri.

"Maafkan saya Tuan" katanya sambil berlutut.

Pria yang ada di depannya adalah pemilik hotel tempat Jo bekerja sebagai asisten Human Resources Manager. Selain hotel tempat Jo bekerja. Pria itu juga memiliki beberapa perusahaan dengan saham yang terus meroket naik. Tanah seluas ratusan ribu hektar dan juga tambang emas aktif.

Anthony Cooper.

Seorang pria berusia 40 tahun. Mewarisi semua harta kekayaan orang tuanya yang konglomerat. Menjadikannya orang paling kaya di negeri ini. Tidak ada yang berani menyentuh pria itu dan Jo telah menabraknya.

"Siapa kau?" tanya pria itu dengan suara dalam dan kasar.

Kalau memiliki pilihan, Jo tidak ingin menjawab pertanyaan itu. Tapi deretan pengawal berpakaian serba hitam di belakang pria itu hampir membuatnya kencing di celana.

"Saya Joanna Harding, asisten HR Manajer" jawabnya lalu pasrah. Di sudah bersiap untuk menerima sebuah kata pemecatan, tapi ternyata pria itu berjalan melewatinya begitu saja.

"Kau benar-benar beruntung Jo. Kita bisa saja sudah dipecat saat ini juga" komentar temannya yang juga hampir pingsan karena takut.

"Atau besok. Sial sekali"

Jo menyalahkan nasibnya yang sial saat bertabrakan dengan pria itu. Tidak menyadari bahwa saat itu adalah awal kehancuran hidupnya.

Namun, tidak ada yang terjadi keesokan harinya. Manajer HR tidak memecatnya atau memberi surat peringatan. Semua berjalan seperti hari-hari biasanya. Mungkin penilaian Jo terhadap pria itu salah besar. Pria itu tidak sejahat apa yang dia pikirkan. Lagipula, apakah mungkin memecat seseorang yang menabrak tanpa sengaja?

"Jo, apa kau sedang sibuk?" tanya manajer HR mengganggu pekerjaannya siang itu. Jo yang tidak punya firasat apapun segera datang ke ruangan atasannya.

"Ada apa Pak?" tanyanya.

"Apa ... Kau menyinggung seseorang akhir-akhir ini?"

Pertanyaan ini akhirnya membangkitkan perasaan tidak baik dalam diri Jo.

"Maksud Anda?"

"Kau tidak melakukan sesuatu yang bisa membuat orang marah?"

"Apa ada yang tersinggung dengan perbuatan saya?" tanya Jo mulai takut.

"Tuan Cooper"

Begitu atasannya mengucapkan nama itu, tubuh Joanna seperti tersengat aliran listrik bertegangan tinggi.

"Apa?"

Akhirnya hari ketika dia merasakan akibat tabrakan tak disengaja itu tiba juga.

"Kamu dipanggil ke kamar suite Tuan Cooper. Pergi sekarang! Jangan membuat orang seperti itu menunggu!"

Tanpa menjawab, Jo segera berbalik dan pergi ke kamar pria itu. Dia tidak peduli dengan beberapa rekan kerjanya yang memanggil. Yang ada di pikirannya hanya untuk dapat sampai ke hadapan pria itu secepatnya.

Saat lift khusus VIP terbuka, Jo melihat deretan pria memakai jas hitam di depannya. Semua orang ini adalah pengawal pria itu. Kaki Jo mulai bergetar ringan saat dia berjalan melewati semua orang yang hanya melihat lurus ke depan itu. Dan sampailah dia di depan pintu yang tiba-tiba terbuka.

Anthony Cooper, pria dengan segala keberuntungan yang ada dalam dirinya. Duduk dengan angkuh di sebuah kursi mewah. Melihat sekilas dirinya yang baru saja datang.

"Silahkan masuk" kata seorang pria yang ada di dekat pintu. Jo melangkah masuk, cukup menjaga jarak dari pria itu. Dia siap untuk berlutut dan memohon saat pria di depannya bertanya.

"Brandon Powel, apa dia tunanganmu?"

Tanpa sibuk berpikir, Jo segera menjawab.

"Benar Tuan"

"Kalian akan menikah?"

Apa? Kenapa pria ini bertanya tentang Brandon, kekasihnya?

"Iya"

Pria itu berhenti sejenak lalu berdiri, memberikan intimidasi yang cukup kuat pada Joanna.

"Batalkan pernikahan itu dan berpisah lah!"

Kenapa pria ini berbicara tentang Brandon dan kemudian menyuruh mereka berpisah? Bagaimana bisa pria ini mengenal Brandon? Apa mungkin dari orang tua Brandon yang merupakan salah satu pemilik perusahaan? Tapi perusahaan itu tidak cukup besar untuk menerima perhatian dari seorang konglomerat seperti pria ini. Apalagi acara pernikahan Jo dan Brandon.

"Tidak" tolak Jo segera.

Mata pria itu menatap tajam ke arahnya. Membuat Jo percaya penolakannya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konglomerat ini. Dan dari satu kata penolakan itu, Jo akan menemui neraka di dalam kehidupannya.

2

"Aduh!!"

Seorang wanita terjatuh di lobi hotel.

"Anda tidak apa-apa?" tanya seorang pria yang mengulurkan tangan dengan segera.

Sesaat setelah wanita itu melihat sang pria, dia tidak bisa bicara. Wanita itu telah menganggap kalau dirinya sedang ditolong oleh seorang pangeran.

.

.

.

"Kakak, aku menemukan jodohku"

Anthony melihat adiknya berlari masuk ke dalam ruangannya.

"Jodohmu?" tanyanya bingung.

"Iya. Dia adalah pangeran tampan yang sangat baik hati. Dia menolongku saat terjatuh di depan lobi" kata Kate Cooper, adik Anthony satu-satunya.

"Dia hanya bersikap baik"

"Aku ingin menikah dengannya" ujar Kate membuat Anthony menghentikan pekerjaannya.

Menikah? Baru kali ini Katherine, adik Anthony menyebutkan tentang pernikahan. Dia sudah berusaha untuk menjodohkan adiknya dengan berbagai pria tapi semuanya berakhir tragis. Dan sekarang, adiknya yang mengatakan ingin menikah?

"Kalian hanya bertemu sekali. Bukankah terlalu awal untuk menikah?"

"Dia baik. Tampan, tinggi, berpakaian bagus dan juga membawa sebuket bunga berwarna kuning yang cantik. Dia pasti pria yang baik. Aku ingin menikah dengannya!!" teriak Kate memaksa.

"Kakak akan memeriksanya dulu. Bagaimana?"

Anthony tidak akan pernah bisa memberikan adik perempuan yang disayanginya pada pria sembarangan.

Sejak kedua orang tua mereka meninggal dan mewariskan kerjaan bisnis pada Anthony. Dia bertanggung jawab penuh atas kehidupan dan kebahagiaan adiknya. Sudah lama dia berusaha menikahkan Kate yang berusia 25 tahun itu ke pria pilihannya. Tapi tidak ada yang cocok.

"Baiklah. Tapi aku ingin segera menikah dengannya. Apa aku bisa menikah akhir bulan ini?"

Sebuah permintaan yang mengejutkan tapi tidak mustahil. Anthony mengangguk dan segera memberi tugas pada sekertarisnya untuk menyelidiki siapa pria itu sebenarnya.

"Brandon Powel. Berumur tiga puluh tahun, putra pengusaha bijih plastik yang perusahaannya ada di pinggiran kota" jelas sekertaris Anthony setelah mencari tahu siapa pria yang membuat adiknya jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Kenapa aku tidak pernah mendengarnya?" tanya Anthony.

Dia sudah mengenalkan pewaris kaya di seluruh dunia pada adiknya. Dan ternyata pria yang dia cari ternyata ada di kota kelahiran mereka?

"Dia adalah mahasiswa teladan. Segera bekerja di sebuah bank setelah lulus. Dan memiliki pendapatan tidak terlalu besar namun stabil" tambah sekertarisnya.

"Bagus"

"Tapi Tuan, dia akan menikah akhir bulan ini. Dengan seseorang yang bekerja di hotel ini"

"Apa?"

"Saya pikir itu sebabnya Tuan Powel membawa buket bunga di lobi"

Anthony tersenyum lalu berdiri dan melihat kota dari jendela besar kamarnya menginap selama istananya direnovasi.

"Mereka tidak akan menolak pergantian mempelai wanita. Siapkan semuanya dan pastikan Katherine mendapatkan semua yang dia inginkan!" titahnya.

"Baik Tuan"

Beberapa hari kemudian saat Anthony akan pergi menghadiri rapat, dia keluar kamar dan tidak sengaja bertabrakan dengan seorang wanita. Wanita dengan wajah kecil dan bibir penuh itu tampak ketakutan setelah menyadari siapa dirinya. Bahu kecil yang bergetar itu membuat dia perlahan ingin merengkuh wanita itu dalam pelukannya. Tapi dia sudah terlambat menghadiri rapat. Jadi ...

"Wanita tadi, bawa dia ke kamarku malam ini!"

Biasanya sekertarisnya akan segera menyetujui keinginannya. Tapi kali ini berbeda. Saat Anthony melihat wajah sekertarisnya, keluarlah kebenaran tentang siapa wanita itu sebenarnya.

"Joanna Harding. Dia adalah calon pengantin Tuan Brandon Powel. Mereka sudah menjalin hubungan selama tujuh tahun. Nona Harding bekerja di hotel ini sebagai asisten Manajer HR. Kabarnya, wanita itu menjaga dirinya begitu baik sampai akhirnya nanti pernikahan terjadi"

"Maksudmu dia masih perawan meski sudah tujuh tahun memiliki kekasih?"

"Benar Tuan. Dan dia berasal dari keluarga yang cukup baik. Keluarga Harding memiliki beberapa restoran keluarga yang tersebar di kota ini"

Sungguh menarik. Tapi ... Bagaimana ini. Katherine menginginkan pria itu untuk menjadi suami. Sedangkan Anthony menginginkan wanita itu ada di kamarnya. Kenyataan bahwa wanita itu masih menjaga kehormatannya, membuat Anthony semakin bersemangat.

"Hancurkan keduanya. Buat mereka memilih jalan yang sudah aku atur"

"Tapi Tuan"

Dia melihat keraguan dalam wajah sekertarisnya. Dan Anthony tidak menyukai hal itu.

"Kau membantah?!" kecamnya.

"Tidak Tuan. Saya tidak berani"

"Bagus"

Sesuai perkiraan sekertarisnya. Ternyata menghancurkan hubungan sepasang kekasih yang saling mencintai itu tidaklah mudah. Banyak tekanan serta uang yang ditawarkan tidak juga membuat keduanya berpisah.

Bahkan saat Anthony memanggil wanita itu ke kamarnya, hanya penolakan tegas yang bisa dia dengar.

Semangat bercampur geram membuat darahnya mendidih. Setelah wanita itu pergi dia membuat perintah yang akan segera membuat kedua kekasih itu menyerah.

"Hancurkan keduanya!!"

"Baik Tuan"

Anthony pergi keluar negeri untuk membahas bisnis yang baru. Seminggu kemudian, dia mendengar Tuan Powel telah setuju meminang adiknya. Acara akan diadakan malam hari saat dia kembali ke kota.

"Tuan Cooper, senang bertemu dengan Anda" sapa Brandon Powel saat bertemu dengannya. Pria itu memang tampan dan kelihatan baik. Adiknya tidak salah pilih.

Pertunangan berjalan dengan lancar dan semua sesuai dengan keinginan Katherine. Hanya itu yang terpenting.

Acara pernikahan akan diadakan dua Minggu lagi. Memberi waktu untuk mempersiapkan pernikahan mewah di istana yang selesai direnovasi.

Seminggu sebelum pernikahan tiba-tiba sekertaris Anthony membisikkan sesuatu yang membuat semangatnya semakin besar.

Wanita itu, mantan calon pengantin adik iparnya ingin bertemu dengan Anthony. Di hotel tempat mereka pertama bertemu. Anthony memenuhi permintaan wanita itu. Tapi dia kecewa karena ternyata wanita itu masih memohon agar Anthony membatalkan semua yang terjadi. Tentu saja tidak mungkin. Apa yang sudah terjadi akan tetap terjadi.

Dua hari kemudian wanita itu datang lagi. Kali ini dengan wajah kosong tanpa ekspresi. Lengkap dengan baju serba putih tanda berduka. Apa uang terjadi?

"Anda berbohong!" tuduh wanita itu.

Anthony tidak tahu apa yang sudah dilakukan oleh sekertarisnya. Tapi ... pasti semua itu perlu dilakukan demi memenuhi keinginan Katherine.

"Aku ingin semuanya sempurna. Tidak ada yang boleh mengganggu pernikahan adikku" kata Anthony tegas. Dia melihat bahu kecil itu bergetar lagi dan merasa terangsang.

"Melakukan semua ini demi adik Anda? Apa Anda sudah gila???" teriak wanita itu dengan seluruh kekuatannya.

"Setahuku tidak. Dan kau ... Sudah terlalu banyak bicara"

Anthony menerjang wanita itu, membawanya ke atas meja dan menghujaninya dengan ciuman yang tak berjeda. Saat wanita itu lemah karena tidak bisa bernapas, Anthony memberi ruang.

Dia membuka celananya dan memaksa masuk ke dalam tubuh wanita itu. Awalnya begitu sulit untuk memasukkan semua bagian dirinya. Dan disitulah Anthony yakin kalau wanita itu memang masih suci.

Merasa semakin bersemangat, Anthony tidak segan menghujamkan miliknya dengan kasar. Membuat wanita itu berteriak kesakitan. Setelah puas, Anthony kembali ke kursinya.

"Tak kusangka kau masih menjaga tubuhmu"

Wanita yang dari tadi hanya bisa berteriak kesakitan itu bangkit dan pergi begitu saja tanpa menoleh. Anthony memanggil sekertarisnya dan memberi perintah untuk mengikuti wanita itu. Dia masih ingin bertemu dengan wanita itu beberapa kali lagi sebelum bosan.

3

Joanna berjalan tertatih menahan rasa sakit di pangkal paha keluar dari hotel sampai ke rumahnya. Semua sudah hancur. Hancur dan menghilang tak bersisa. Bahkan kehormatan yang terus dijaga sumur hidupnya telah diambil oleh pria itu.

Masuk ke dalam rumahnya yang gelap dan sepi, Joanna memilih untuk berbaring di tengah ruangan. Dia diam disana mereview semua yang terjadi selama tiga Minggu ini.

Setelah bertemu pria itu untuk yang pertama kali, malamnya Brandon menghubungi dan menyatakan untuk mempertimbangkan kembali pernikahan. Besoknya, Brandon tidak dapat dihubungi sampai Jo mendengar pria yang dicintainya itu telah bertunangan dengan adik pria konglomerat yang dijumpainya.

Tidak terima, dia mencoba untuk memperjuangkan cintanya. Tapi Brandon dan keluarganya tidak membuka pintu komunikasi sama sekali.

Keesokan harinya, tiba-tiba muncul tuduhan bahwa restoran ayahnya memakai bahan berbahaya dan menyebabkan keracunan makanan beberapa pengunjung. Sangat tidak masuk akal bagi pengusaha restoran selama dua puluh tahun seperti keluarga mereka.

Tapi semua itu terjadi dan ayahnya dijatuhi hukuman penjara karena dianggap membahayakan nyawa orang lain. Ibunya yang mendengar berita itu terjatuh di dapur dan tidak sadar diri. Hanya dalam hitungan jam saja ibunya menghembuskan napas terakhirnya.

Jo kelimpungan, dia tidak tahu bagaimana caranya menghentikan kejadian buruk ini. Dia mencoba bertemu pria itu lagi untuk memohon. Dan ternyata, tidak ada artinya.

Besoknya, Bank menghentikan kredit dan ingin semua uang dikembalikan saat itu juga. Jo terpaksa menjual semua restoran untuk membayar meski dihargai murah. Menyisakan hanya satu rumah yang dia tinggali sekarang.

Ayahnya mendengar tentang kejadian itu memutuskan untuk bunuh diri dalam penjara. Menyusul ibunya dan meninggalkan Jo sendirian.

Joanna yang sudah kehilangan kedua orang tua dan semuanya mencoba menghubungi mantan tunangannya lagi. Berharap Brandon mengatakan semua ini hanyalah mimpi buruk sebelum pernikahan. Tapi ...

"Aku akan menikah beberapa hari lagi dengan Katherine Cooper. Kita sebaiknya tidak saling menghubungi lagi"

Katherine Cooper. Wanita yang merupakan adik dari pria jahat itu.

Semua yang terjadi padanya memang adalah hasil penolakan Jo terhadap keinginan pria brengsek itu. Seandainya saja Jo memutuskan untuk berpisah dengan Brandon disaat pria jahat itu memintanya. Mungkin dia tidak akan berakhir seperti ini. Dia menutup mata dan menangis dalam keheningan malam.

Joanna membuka mata lagi dan melihat langit-langit rumahnya. Apa lagi yang tersisa untuknya? Tidak ada. Tunangan menikah dengan wanita lain, orang tuanya meninggal, usaha keluarga hancur tak bersisa dan dia telah dipecat dari hotel. Tidak ada lagi yang bisa dia lakukan dalam hidupnya. Lalu kenapa dia tidak mengikuti jejak orang tuanya? Pergi ke alam lain.

Mungkin dengan begitu dia tidak akan merasakan sakit dan hampa lagi.

Jo bangun dan berjalan ke dapur, mencari sesuatu yang bisa digunakan sebagai alat untuk mengakhiri hidupnya. Tapi kaki yang terlalu lemah karena tidak makan berhari-hari sejak ibunya meninggal, menghentikannya.

Jo kembali ke berbaring di atas lantai dan melihat foto kedua orang tuanya yang ada di atas meja.

Matahari mulai menampakkan sinarnya dan Jo masih ada disana. Dia tidak tidur atau melakukan apapun. Hanya berbaring menunggu kematian menjemputnya.

Lalu terdengar samar berita tentang pernikahan seorang adik seorang pengusaha tampan super kaya lewat ponsel orang yang berjalan melewati rumah Jo. Pernikahan? Jadi pernikahan Brandon dan wanita itu benar-benar terjadi?

Seharusnya dirinyalah mempelai wanita yang akan menikah dengan Brandon. Cinta mereka selama tujuh tahun tidak pernah diuji seberat ini dan ternyata ... begitu mudah dihancurkan karena uang.

Siapa yang bisa menolak lamaran pernikahan dari konglomerat negeri ini? Baik Brandon maupun keluarganya, pasti akan memilih konglomerat itu sebagai besan mereka. Bukan anak pemilik restoran yang berubah menjadi orang miskin dan yatim piatu hanya dalam hitungan hari sepertinya.

Tiba-tiba kemarahan memenuhi hati dan pikiran Joanna. Seandainya saja pria brengsek dan adiknya itu tidak ada. Pasti sekarang Jo sedang melakukan foto prewedding dengan Brandon. Seandainya adik konglomerat itu tidak menginginkan Brandon sebagai suami, orang tuanya pasti masih hidup.

Berbekal rasa benci dan marah dan dendam, Joanna bangkit dari tempat pembaringannya. Dia tidak akan membiarkan siapapun yang menghancurkan hidupnya bahagia.

Masuk ke venue acara saat pernikahan pasti mustahil untuk dilakukan. Mengingat pengawal pria brengsek itu banyak sekali dan ada dimana-mana. Yang bisa dia lakukan adalah menyerang disaat pria itu lengah.

Mengandalkan semua koneksinya saat bekerja di hotel bintang lima, Joanna berhasil mendapatkan jadwal kegiatan pria brengsek itu. Besok, pria itu akan berada di sebuah acara pembukaan mall terbesar. Ini kesempatan bagus untuknya.

Jo mulai menyiapkan diri. Dia memilih senjata yang bisa dibawa dan disembunyikan di balik bajunya. Pilihannya jatuh pada sebuah pisau buah kecil yang sering dipakai ibunya memotong buah. Dengan hati-hati dia mengasah pisau itu semalaman. Membuat pisau itu sangat tajam agar menimbulkan luka serius bagi pria yang sudah membuat hidupnya hancur.

Acara peresmian pusat perbelanjaan baru milik pria gila itu dimulai. Jo telah bersiap di dalam kerumunan wartawan dan pengunjung.

"Tuan Anthony Cooper sangat tampan"

"Iya. Dan adiknya akan segera menikah"

"Itu berarti Tuan Anthony akan segera mencari calon istri. Aaaaa!!" seru beberapa orang pengunjung yang datang ke acara ini. Mereka pasti berpikir pria itu begitu baik. Hanya Jo yang tahu kalau pria itu tidak lebih seperti harimau putih yang siap mengoyak hidup siapapun. Terutama orang yang menolak permintaannya. Seperti Joanna.

Akhirnya kesempatan tiba. Para pengawal pria itu menjauh untuk memberikan kesempatan kerumunan pengunjung masuk ke dalam mall. Dan hal itu membuat Jo perlahan lebih dekat dengan pria itu.

Lima langkah lagi.

Empat

Tiga

Dua

Dan ... Tiba-Tiba pria itu maju, mencengkeram tangan Jo yang memegang senjata. Sial. Bagaimana bisa pria itu tahu. Dua pengawal mendekat dan meringkus Jo. Membawanya menjauh dari acara dan kerumunan. Lalu melemparnya masuk ke dalam mobil setelah melucuti senjatanya.

"Lepaskan aku!!!" teriak Joanna di dalam mobil. Dia memukul-mukul jendela mobil dan terus berusaha melarikan diri. Tapi mobil itu seperti terbuat dari baja. Tidak bergeming sama sekali.

Merasa putus asa. Jo berhenti berusaha keluar dari mobil.

"Maafkan aku!!! Aku tidak akan melakukannya lagi. Tolong lepaskan aku!!!" ucapnya seperti memohon. Lalu pintu mobil yang ada di belakangnya terbuka. Seorang pria masuk dan menatapnya dengan mata tajam.

"Sebuah pisau kecil tidak akan bisa membunuhku"

Pria itu, menghancurkannya, merebut kehormatannya dan sekarang meremehkannya. Jo segera melayangkan pukulan ke arah pria itu. Namun berakhir di bawah tubuh besar itu lagi.

"Apa yang terjadi denganmu?" tanya pria itu seolah tidak tahu apapun.

Jo meludahi pria itu dan berteriak.

"Kenapa tidak kau bunuh saja aku!!!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!