NovelToon NovelToon

My Bodyguard Yang Manis Tapi Dingin

Bab. 1 Berpindah ke Dunia lain

Seorang intelijen militer yang telah bekerja bertahun-tahun. Tiba-tiba saja di jebak oleh orang terdekatnya. Naas, pada saat itu nyawanya tidak tertolong dan menjadi gentayangan.

Tapi, tiba-tiba dia terbangun di tubuh seorang wanita muda yang terluka akibat di hadang oleh sekelompok bandit yang merampok perbekalan mereka.

Dia meringis kesakitan di tengah hutan belantara. Luka yang dia alami cukup dalam. Dia tidak tahu mengapa gadis ini mengalami hal menyedihkan seperti ini.

Memperhatikan pakaian yang dia kenakan, sepertinya dia seorang prajurit wanita. Apakah ada perang? Batinnya.

Tapi tiba-tiba sebuah ingatan muncul di kepalanya yang membuat dia merasa sakit kepala yang tidak tertahankan.

Dia meraung menahan sakit, muncul adegan-adegan yang dia tidak pernah dia alami. Dia menarik nafas dalam. Ternyata, perjalanannya menuju perbatasan adalah jebakan.

Dia seorang putri dari kediaman Jendral Gu, Kedua orang tuanya telah meninggal ketika dia masih kecil. Bisa di katakan, dia adalah yatim piatu.

Kaisar ingin mengangkatnya menjadi Jendral muda berikutnya, dengan cara menyelesaikan sebuah misi di perbatasan. Jika dia berhasil, maka layak untuk menggantikan jabatan ayahnya.

Tapi, sepupunya Gu Xian menginginkan posisi yang sama. Sehingga dia membuat skenario agar dirinya tidak sampai ke perbatasan dan mati di tengah jalan akibat serangan para bandit.

"Gu Xian, kamu sangat menginginkan posisi itu? Menyapa harus cara seperti ini kau lakukan? Apakah pemilik tubuh ini tidak kau anggap keluarga mu?" Gu Yenrou merasa heran.

Sementara mereka masih berstatus sebagai sepupu. Memiliki ikatan dari ayah mereka yang bersaudara.

Gu Xian adalah anak pamannya, yang tinggal bersama dengannya di kediaman besar Gu.

Selama ini, neneknya yang selalu mengurusi rumah tangga. Sementara ayah dan ibunya selalu berada di perbatasan. Menghadapi perang bersama.

Ayahnya seorang Jendral, dan ibunya tabib kecil yang membantu para korban di medan perang. Sehingga selama ini, dia di asuh oleh nenek dan keluarga pamannya.

Bisa di katakan sedari kecil dia sangat jarang bertemu dengan orang tuannya, akibat pekerjaan.

Sehingga ibu dan ayahnya, mempercayakan pengasuhan kepada neneknya. Yang mereka tidak ketahui bahwa hidupnya tidak seperti yang mereka bayangkan.

Ilmu bela dirinya tidak sebaik sepupunya Gu Xian, karena dia jarang berlatih. Nenek selalu menyuruhnya belajar akademi dan kegiatan wanita lainnya.

Hanya saja, dia secara diam-diam belajar bela diri, tapi itu tidak bisa di andalkan. Karena tidak memiliki guru secara khusus.

Jika ayah dan ibunya pulang untuk beberapa tahun, saat itu dia bisa berlatih dengan ayahnya. Dan beberapa pengetahuan tentang obat dan meracik sederhana yang di ajarkan oleh ibunya.

Hanya saja dia masih tahapan dasar saja. Karena setelah kedua orang tuanya pergi lagi, nenek selalu melarang melakukan hal seperti itu.

Gu Yenrou tidak merasa putus asa, dia tetap latihan walau cuma secara diam-diam. Setidaknya dia bisa dasar-dasar bela diri.

Hingga saat perekrutan jendral baru, dia di berikan misi oleh Kaisar. Jika dia bisa selamat dari pertikaian di perbatasan, maka dia akan di angkat menjadi jendral muda wanita menggantikan mendiang ayahnya yang seorang jendral.

Akan tetapi sepupunya Gu Xian sangat menginginkan posisi tersebut.

Sementara itu, Jendral perang, yang biasa di sandang pangeran ke tiga. Tidak lagi berlanjut, karena di saat perang terjadi. Dia mengalami cidera yang parah dan mengakibatkan kakinya lumpuh, sementara ayah Gu Yenrou gugur dalam pertempuran.

Gu Yenrou memperhatikan keadaan sekeliling, hari sudah mulai gelap, tapi belum ada satu orang pun manusia yang lewat melalui tempat itu.

Dia berjalan tertatih-tatih mencari jalan utama, agar bisa keluar dari dalam hutan tersebut. Mungkin tadi tanpa sadar dia berlari memasuki hutan tanpa mengingat lokasi yang dia lalui.

Dia hanya berusaha untuk menghindar dari kejaran para bandit yang telah melukainya dengan cukup parah.

Seperti nya dia tidak bisa menemukan jalan karena hari benar-benar gelap. Dia berusaha naik ke atas pohon untuk menghindari hewan-hewan buas yang nanti akan berlalu lalang di dalam hutan itu.

Dia menyandarkan dirinya ketika sudah berada di atas pohon, dia harus duduk senyaman mungkin. karena dia akan tidur di sana sepanjang malam ini.

"Gu Xian, Bajingan tengik, kau berani melakukan hal seperti ini kepada saudaramu? Aku tidak mengerti lagi hatimu terbuat dari apa, sampai kau tega ingin membunuhku hanya karena sebuah jabatan." Gumamnya pelan.

Gu Yenrou yang asli sebenarnya sudah meninggal, sementara yang masuk di dalam tubuhnya adalah seorang wanita dari zaman modern yang memiliki nama yang sama walau berbeda nama keluarga.

Dia tidak mengenal orang tuanya sedari kecil. Dia tinggal di panti asuhan, para pengurus panti memanggilnya Guyenrou, tanpa marga keluarga. Bekerja di kemiliteran, hanya nasibnya sedang sial di bawah perbuatan orang-orang yang tidak suka padanya.

Bab. 2

Dia merasa sangat lelah sehingga dia tertidur. Sebelumnya, dia telah mengikat tubuhnya ke batang pohon tersebut. Agar, jika dia tertidur pulas, maka tidak akan terjatuh kebawah.

Dan memang benar, hampir saja dia jatuh beberapa kali, untungnya tali tersebut menahan tubuhnya agar tetap di pohon.

Luka-lukanya hanya dia tutup seadanya dengan kain yang dia robek. Yang terpenting darahnya tidak selalu keluar. Rencananya besok dia mencari tabib di sekitaran desa terdekat.

Walaupun dia mengetahui medis, hanya saja. dia tidak memiliki peralatan yang memadai.

Ketika dia terbangun di pagi hari, ular besar sudah bertengger di depannya, seperti sedang menunggu dia terbangun. Kepalanya tepat dekat ujung kaki Yenrou.

Dan benar saja, dia sangat terkejut saat mata mereka beradu pandang. Saat ini Gu Yenrou sedang terikat dengan batang pohon yang dia sandari.

Dengan berlahan dia melepaskan simpul tali yang ada di bagian perutnya. Dia berfikir dengan gerak yang pelan tidak akan menarik perhatian ular tersebut.

Tapi pikiran Yenrou ternyata salah, ular itu memperhatikannya. Kepalanya terkadang tengkleng ke kiri dan ke kanan memperhatikan gerak gerik Yenrou.

Yenrou mem-berhentikan gerakannya, kepala ular tersebut diam, matanya berkedip beberapa kali.

Dengan berlahan Yenrou menurunkan kedua kakinya, sehingga posisinya saat ini mengangkangi batang potong yang dia duduki.

Ular besar itu masih memperhatikan nya. Dia berlahan-lahan mengeluarkan pedang yang ada di pinggangnya.

"Mengapa kau mengeluarkan pedang?"

Aahhh...

Yenrou menjerit terkejut. Untung saja dia menggepit dahan pohon di antara kedua pahanya, jika tidak mungkin saja dia sudah terkencing. Dahan itu menahan air seninya keluar.

"Mengapa kau menjerit? sungguh membuat gendang telingaku sakit."

".... "

Pedang yang di pegang Yenrou sudah setengah terlihat, dia masih ragu untuk mengeluarkan nya.

Ular itu melihat tangan Yenrou yang bergetar memegang gagang pedang di depannya.

"Aku sudah menjagamu sepanjang malam, masih tega kah kau membunuhku?"

Ular itu terus saja mengoceh membuat Yenrou tidak tahu harus bersikap simpati atau ketakutan.

"Kau ular... mengapa bisa berbicara?" Akhirnya dia berusaha untuk berbicara.

"Heh? Aku dari dulu bisa berbicara. Mengapa sekarang kau mempertanyakannya? Umurku sudah 500 tahun, baru sekarang hal itu di permasalahkan. Aneh...?"

"Tapi, baru kali ini aku berbicara denganmu, maka itu aku bertanya." Yenrou mencoba untuk menormalkan perasaannya.

Ular besar itu masih memandangnya, Yenrou tidak tahu apa yang sedang di pikirkan ular tersebut.

Sedangkan ular itu bergumam di dalam hatinya, 'Benar saja, aku baru bertemu dengan perempuan ini, haaa.. manusia ini memang merepotkan, ada hal baru langsung saja penasaran.' Dia menarik nafas pelan.

"Tentu saja aku bisa berbicara, aku adalah hewan spesial yang ber-kultivasi. Tapi, tidak semua manusia bisa mengerti jika aku berbicara. Kamu... apakah kamu bukan dari dunia ini?"

Gu Yenrou membelalakkan matanya terkejut, bagaimana dia mengetahui nya?

"Mengapa kau berkata demikian, jelas-jelas aku hidup di dunia ini sekarang."

"Heh? Maksudku... sudahlah, mengapa kau mengikat dirimu? Itu yang selalu aku pikirkan sepanjang malam ini. Aku melihatmu mengikat dirimu sendiri dengan pohon ini, sehingga aku penasaran dan mendekat untuk menjagamu. Mungkin saja kau orang bodoh dari mana... "

'Sial...' Yenrou tidak tahu harus menilai seperti apa ular di depannya ini. Apakah dia pintar atau sedikit.... aneh?

Yenrou tidak ingin menanggapi ular di depannya ini, dia membuka simpul tali yang ada di bagian perutnya.

Karena dia berfikir bahwa ular ini tidak berbahaya, dia melompat turun dari atas pohon.

Ular itu juga mengikuti tindakan nya.

Bab. 3

"Mengapa kau mengikuti ku?"

"Kau belum menjawab pertanyaan ku, aku ingin tahu... "

Yenrou menarik nafas sedikit kesal, jika dia tidak menjawab, ular ini akan selalu mengikuti nantinya. "Aku mengikat diriku saat tidur agar tidak jatuh ketika aku terlelap."

"Oh.... aku baru ingat... manusia tidak bisa menempel di dahan pohon, ck... otakku terlalu lambat bekerja, sehingga aku kebingungan sepanjang malam." Dia menggeleng-geleng kepalanya memikirkan bahwa dia sedikit lambat dalam berfikir, ular itu merasa lucu sendiri.

Tadi malam, dia hanya sebentar memejamkan mata, terkadang dia tersentak menahan kantuk dan sesaat kemudian memperhatikan Yenrou yang tidur di depannya.

Ular itu memperhatikan Yenrou yang merapikan kembali pakaiannya dan berjalan hendak meninggalkannya.

"Kau mau kemana?"

"Aku mau mencari desa terdekat dan menemukan tabib, aku sedang terluka." Dia memperlihatkan bagian tubuhnya yang terluka, ada di bagian lengan, perut dan pahanya.

Saat ini dia berjalan dengan timpang menahan sakit di bagian kaki atasnya.

Ular itu merayap mendahului nya, dia berhenti di depan Yenrou.

"Ada apa?"

"Aku bisa sembuhkan lukamu itu."

"Benarkah?

"Tentu saja, selain saya hewan kultivasi, saya juga memiliki energi penyembuh."

"Benarkah? Jangan-jangan api nantinya yang ke luar dari mulutmu. Bukannya sembuh, hidupku jadinya berakhir."

"Heh? Kau meremehkan ku...?!" Dia membosankan matanya merasa tidak senang.

Walaupun selama ini dia tidak pernah menyembuhkan manusia, tapi dia bisa menyembuhkan hewan-hewan terluka yang pernah dia temui.

"Baiklah, lakukan dengan lembut ya.." Entah mengapa dia mau saja mempercayai perkataan ular ini.

Yenrou merasa rambut di tubuhnya berdiri, ketika ular besar tersebut menjalar di tubuhnya sampai ke atas.

'Bodohnya aku, bagaimana kalau dia melilit ku sampai mati?' Gumamnya di dalam hati sambil memejamkan matanya.

Dia merasa geli dengan tubuh ular yang dingin merayap di tubuhnya sampai ke lehernya.

Ternyata ular tersebut ingin menyentuh luka di tubuh Yenrou dengan kulitnya.

Tiba-tiba seberkas cahaya bersinar di antara luka-luka di tubuh Yenrou.

Dan dengan seketika luka-luka tersebut menghilang. Sakit yang tadi dia rasakan di kaki dan sekujur tubuh nya juga ikut menghilang.

Dia membulat kan matanya, di saat ular tersebut sudah turun seutuhnya. Dia langsung memeriksa luka-luka yang tadi dia rasakan betapa sakitnya.

"Wah... benar-benar hilang.... bagaimana kau melakukan nya? Ajaib..." Yenrou tidak habis memberikan pujian kepada ular yang telah menyembuhkannya tersebut.

"Kini, kau sudah percaya?"

"Ya.. tapi imbalan apa yang kau inginkan? Aku saat ini hidup sebatang kara. Ayah ibuku telah tiada, tinggal bersama neneknya dan pamanku, akhirnya aku cidera begini. Luka yang aku alami akibat dari perbuatan sepupu aku. Jadi, jika kau meminta harta dan permata, aku sama sekali tidak punya." Yenrou menjelaskan situasi kehidupannya saat ini.

Agar ular tersebut tidak meminta yang tidak bisa dia kabulkan.

"Jangan kuatir, permintaan ku tidak akan susah. Karena sebagian energi ku sudah berada di dalam tubuhmu. Jadi, kita harus berkontrak."

"Hah..? Aku... aku tidak mengerti, sepertinya baru kali ini aku mendengar bahwa ada hewan di kontrak. Ayahku seorang Jenderal besar dan sepupuku juga sudah selesai bersekolah di akademi. Aku tidak pernah mendengar mereka berkontrak dengan hewan kultivasi."

"Mungkin mereka menyembunyikan nya, atau tidak satupun hewan yang mau berkontrak dengan mereka."

"Mengapa bisa begitu?"

"Karena hewan pun ingin kebebasan, mereka juga tidak mau hidup bersama dengan orang yang tidak sejalan dengan dengan pikiran mereka. Jika merasa cocok dan memiliki misi yang sama, maka biasnya mereka membuat kontrak. Hanya saja mungkin bukan kontrak hidup dan mati."

"Hidup dan mati? Aku tidak paham maksudnya seperti apa?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!